Proposal Skripsi Kepatuhan Minum Obat TB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS
DI PUSKESMAS ORANSBARI KABUPATEN
MANOKWARI SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

YASNI
NIM. 202048201077B

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI FARMASI
2021
Halaman Pernyataan Persetujuan
Daftar Isi
Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang mudah

menular melalui udara yang disebabkan oleh kuman mycobacterium

tuberculosis.tuberculosis Sebagian besar menyerang paru namun

penyakit ini juga menyerang organ tubuh lain yang disebut ekstra

paru sehingga dapat membahayakan keselamatan masyarakat. J.I.M

(2017). Menurut Infodatin tahun 2015, tuberkulosis (TB) adalah

suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri

Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ,

terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau

pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi

berbahaya hingga kematian. Tuberkulosis paru menurut permenkes

RI (2016) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Bakteri tersebut

menyerang parenkim (jaringan) paru. Tuberkulosis menular melalui

percikan dahak yang mengandung kuman tuberkulosis kemudian

bercampur dengan udara dan masuk ke dalam saluran pernafasan

dan menginfeksi paru-paru.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada

tahun 2015 tercatat terdapat 10,4 juta kasus terbaru tuberkulosis

paru. Jumlah kematian akibat tuberkulosis dari tahun 2000 hingga


tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 22%, namun

tuberkulosis tetap menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di dunia

pada tahun 2015. Pada tahun 2012 dipekirakan terdapat 450.000

orang yang menderita tuberkulosi paru dan 170.000 di antaranya

meninggal dunia.

Penyakit menular menjadi salah satu prioritas utama yang

harus di tangani untuk mewujutkan Indonesia sehat. Untuk penyakit

menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/

AIDS,tuberculosis,malaria,demam berdarah ( kepmenkes,2015).

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular yang

di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan paling sering

bermanifestasi di paru.sampe saat ini penyakit tuberculosis paru

masih menjadi masalah Kesehatan yang utama,baik di dunia

maupun di Indonesia.menurut WHO (2006) dilaporkan angka

prevalensi kasus penyakit tuberculosis paru di Indonesia

130/100.000, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan jumlah

kematian sekitar 101.000 pertahun, angka insidensi kasus

tuberculosis paru BTA (+) sekitar 110/100.000 penduduk.penyakit

ini merupakan penyebab kematian urutan ketiga setelah penyakit

jantung dan penyakit saluran pernapasan (depkes, 2008)

Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur

sampe tuntas merupakan salah satu faktor Motivasi atau sikap yang

kuat dari dalam diri sendiri, menjadi faktor utama pada tingginya
tingkat kepatuhan pasien dalam menjalani terapi obat TB paru.

Motivasi untuk tetap mempertahankan kesehatannya sangat

mempengaruhi terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku pasien dalam mengontrol penyakitnya. Pasien yang

berpegang teguh terhadap kenyakinannya akan memiliki jiwa yang

tabah dan tidak mudah putus asa dalam menerima keadaaanya

(Pameswari dkk, 2016).

Dukungan keluarga merupakan bagian dari pasien yang

paling dekat dan tidak dapat di pisahkan. Sehingga dari factor

pengetahuan,sikap dan dukungan keluarga sangat berpengaruh

dalam meningkatnya kepatuhan minum obat TB paru.keluarga

adalah unit terdekat dengan pasien dan merupakan motivator

terbesar dalam perilaku berobat pasien TB paru. Menurut friedman

(1998, keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung

agar pasien rutin dalam pengobatan. Adanya perhatian dan

dukungan keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita

untuk minum obat dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita.

Peran keluarga sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO)

sangat diperlukan untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat.

PMO sangat dibutuhkan pada tahap intensif (awal) pasien mendapat

obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya

kekebalan (resistensi) terhadap semua Obat Anti Tuberkulosis

(OAT) terutama Rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif


tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi

tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu (Depkes RI, 2008).

Ketidakpatuhan pasien tuberkulosis paru untuk minum obat

secara tuntas disebabkan karena obat TB paru harus dikonsumsi

dalam jangka waktu yang panjang sehingga akan memberikan

tekanan psikologis bagi penderita karena harus menjalani

pengobatan yang lama. Pasien dengan tingkat kepatuhan yang

rendah umumnya dikarenakan setelah menjalani terapi 1-2 bulan,

penderita akan merasakan sembuh karena berkurang atau hilangnya

gejala penyakit maka penderita akan malas untuk meneruskan

pengobatan kembali. Efek samping obat TB paru yang sering

timbul juga menjadi salah satu alasan ketidakpatuhan pasien

mengkonsumsi obat sampai tuntas (Pameswari dkk, 2015).

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Puskesmas Oransbari,

Kabupaten Manokwari selatan terdapat sejumlah 9 pasien yang

mengalami TB. Kepatuhan pasien tuberkulosis paru disebabkan

karena obat TB paru harus dikonsumsi dalam jangka waktu yang

panjang dan pengobatan TB harus secara intensif maka faktor yang

berpengaruh untuk menunjang pengobatan TB juga harus dilihat

lebih jelas agar petugas kefarmasian dapat menginformasikan

kepada keluarga bahkan kepada pasien sendiri sehingga peneliti

tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan, Sikap dan

Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Tuberkulosis.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai