2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nomor 1.

Pengantar

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini:

1. Apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas saya?


2. Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid?
3. Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran yang telah
dilakukan oleh mereka sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka?
4. Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator,
dan tujuan mereka?
5. Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Bagaimana gaya belajar
mereka?
6. Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profil
belajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakan pembelajaran
secara efektif?

Nomor 2. Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar semua murid

Keberagaman murid

Keberagaman murid mungkin dapat berupa:

o murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat
mengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam
pembelajaran daring;
o murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di
kelas, karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain;
o murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilan
yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya;
o murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami
apa yang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh
antara apa yang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari,
akhirnya ia tidak bisa membuat koneksi;
o murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memiliki
masalah sosial emosional;
o murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu;
o murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar;
o dan sebagainya.

Layanan Kebutuhan Murid

Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu
berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang
memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses
apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid
dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman
belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakini bahwa:

1. semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.


2. bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua
murid.
3. setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.
4. praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti
yang diambil dari pengalaman demi pengalaman.
5. guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran
murid-murid di kelasnya.
6. guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa.

Learning Gap

Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan,
kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat.
Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana
pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang
seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.

Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid
yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Kaitan dengan Standar Pendidikan Nasional

Di dalam Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai
oleh peserta didik setelah menyelesaikan masa belajarnya di jenjang pendidikan
tertentu. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yang
diharapkan terwujud dalam diri peserta didik dan merupakan ejawantah dari apa yang
diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mewujudkan profil
kualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan tersebut,
maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan
semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru
memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar
(learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat
pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara
maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi
murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga
proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.

Nomor 3. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

2.1.2 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Bayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini.


Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas
Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat
mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda?
Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah
yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya
paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan
memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis dan siapakah yang senang
berbicara?

Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali
bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat
keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus
membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara
bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan
kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan
untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak
yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa
terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh
guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses
pembelajarannya.

Nomor 4. Sebuah Ilustrasi

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini:

1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat?
Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana?
3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan?
Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut?

Nomor 5. Miskonsepsi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi

Terima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan!

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran


di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14)
dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru
melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar


dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru
harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang
lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar
dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang
berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran
yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan
pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B
atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap
atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam
satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran
berdiferensiasi?

Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?

Nomor 6. Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)


yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang
dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara


jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga
muridnya.
2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda,
cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian
juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk
mereka di sepanjang proses belajar mereka.
4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas,
metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas,
sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat
berjalan secara efektif.
5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang
didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat
menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang
sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai lebih
dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena tambahan
soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu temannya yang
belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi
haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru
merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan
kebutuhan belajar murid-muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan
lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaan


pembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti,
dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan
memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Dapatkah Ibu/Bapak melihat
keterkaitan antara prinsip ini dengan topik bahasan yang baru saja Ibu/bapak pelajari?

Selanjutnya, kita akan mempelajari bagaimana kita dapat mengetahui kebutuhan


belajar murid.

Nomor 6. 2.1.3 Mengetahui Kebutuhan Belajar Murid


Tomlinson (2001) dalam bukunya yang
berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa
kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.

Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Kesiapan belajar (readiness) murid


2. Minat murid
3. Profil belajar murid

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih
baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka
miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan
atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi
mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai