2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
2.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1
Pengantar
Keberagaman murid
o murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat
mengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalam
pembelajaran daring;
o murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di
kelas, karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain;
o murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilan
yang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya;
o murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami
apa yang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh
antara apa yang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari,
akhirnya ia tidak bisa membuat koneksi;
o murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memiliki
masalah sosial emosional;
o murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu;
o murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar;
o dan sebagainya.
Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu
berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang
memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses
apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid
dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman
belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakini bahwa:
Learning Gap
Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan,
kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat.
Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana
pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang
seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid
yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyak sekali
bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat
keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas, seorang guru mungkin harus
membantu satu muridnya yang kesulitan, namun di saat yang sama harus mengatur cara
bagaimana agar saat ia membantu murid tersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan
kondusif. Dalam kesehariannya, guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan
untuk multitasking ini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak
yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapa
terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunya dilakukan oleh
guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnya sukses dalam proses
pembelajarannya.
1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat?
Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana?
3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan?
Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut?
Terima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan!
Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai lebih
dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena tambahan
soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu temannya yang
belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas
yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi
haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru
merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan
kebutuhan belajar murid-muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan
lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih
baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka
miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan
atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi
mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).