Laporan Stase Komunitas Kelas Rafflesia2024
Laporan Stase Komunitas Kelas Rafflesia2024
Laporan Stase Komunitas Kelas Rafflesia2024
DISUSUN OLEH :
Telah Disahkan
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
i
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah kami bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan ilmu dan
kemampuan kepada kami sehingga terselesaikannya laporan ini, dan kami banyak
mengucapkan terima kasih pada dosen yang setiap bimbingan memberikan arahan yang tak
bosan-bosannya sehingga kami banyak termotifasi untuk memaksimalkan pembuatan laporan
ini.
Harapan kami semoga usaha dan terselesainya laporan ini menjadi amal jariah dan
banyak manfaatnya pada temen-temen dan mahasiswa lain untuk menambah wawasan sekilas
materi yang di bahas dalam laporan ini dan hanya kepada Allah swt kami memohon hidayah
dan taufiknya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. TUJUAN .............................................................................................. 2
C. MANFAAT.......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ............................ 4
B. SEJARAH KEPERAWATAN KOMUNITAS.................................... 4
C. PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS ............................. 5
D. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS ...................................... 7
E. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .................................. 7
F. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS .................... 8
G. PERAN PERAWAT KOMUNITAS ................................................... 9
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PRAKTEK
1. GEO-SOSIAL MAPING ..................................................................... 11
2. DIAGRAM ORGANISASI KOMUNITAS ........................................ 13
3. SISTEM KESEHATAN LOKAL........................................................ 13
4. KALENDER LOKAL ......................................................................... 13
5. SEJARAH DAERAH SETEMPAT..................................................... 13
6. PETA DESA ........................................................................................ 15
BAB IV PENGOLAHAN DATA
A. DEMOGRAFI DAN GAMBARAN STATUS SOSIAL..................... 17
B. GAMBARAN STATUS KESEHATAN ............................................. 19
C. GAMBARAN STATUS EKONOMI .................................................. 20
D. GAMBARAN STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN ................. 22
E. GAMBARAN IBU HAMIL ................................................................ 30
F. GAMBARAN IBU MENYUSUI ........................................................ 31
G. GAMBARAN STATUS KELUARGA BERENCANA...................... 32
H. GAMBARAN STATUS USIA BAYI ................................................. 34
I. GAMBARAN STATUS USIA BALITA ............................................ 37
J. GAMBARAN STATUS ANAK SEKOLAH...................................... 38
K. GAMBARAN STATUS USIA REMAJA........................................... 40
L. GAMBARAN STATUS USIA LANSIA ............................................ 46
M. GAMBARAN PRILAKU MEROKOK............................................... 51
iii
BAB V PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN..................................................................................... 63
B. MASALAH KEPERAWATAN/DIAGNOSA ................................... 64
C. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................... 64
D. IMPLEMENTASI/KEGIATAN .......................................................... 64
E. EVALUASI HASIL KEGIATAN ....................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................... 68
B. SARAN ................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar
Judul Gambar Halaman
2.1 Peta RT 04 Kebun Tebeng 15
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
Lampiran 1 Lefleat Rokok
Lampiran 2 Lefleat Diiet Hipertensi
Lampiran 3 Leaflet Demam dan Diare
Lampiran 4 SAP Rokok
Lampiran 5 SAP Hipertensi
Lampiran 6 SAP Demam dan Diare
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh
karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan serta dilindungi dari ancaman
yang merugikan. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu: lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan termasuk keadaan
pemukiman atau perumahan, tempat kerja, sekolah, tempat umum, air, udara, tekhnologi,
keadaan social, pendidikan dan ekonomi, sedangkan perilaku tergambar dalam kebiasaan
sehari-hari seperti pola makan, kebersihan keluarga dan gaya hidup. Pelayanan kesehatan
mencakup sarana kesehatan, program kesehatan, dan tenaga kesehatan (Mubarak, 2015)
Salah satu pelayanan kesehatan yang memberikan konstribusi penting dalam
peningkatan derajat kesehatan adalah keperawatan yang berwenang memberikan asuhan
keperawatan pada komunitas. Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan
sehingga diperlukan suatu kerja sama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk
mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Asuhan keperawatan
komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat serta
peran serta masyarakat dalam melakukan upaya preventif, Promotif dan
mempertahankan kesehatanya. Praktik dilaksanakan secara komprehensif dan umum,
tidak hanya terbatas pada usia kelompok tertentuatau diagnosa tertentu. Tanggung jawab
yang dominan adalah terhadap komunitas secara keseluruhan dan pelayanan deberikan
secara langsung, berkelanjutan dan tidak episodik yang ditujukan kepada individu,
keluargadan kelompok maupun masyarakat (Mahyuddin, 2019). Keperawatan komunitas
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan pendekatan pada resiko tinggi
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak kuratif dan rehabillatif.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah dengan pengkajian, analisisdata dan
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perawatan
kesehatan masyarakat keterlibatan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan
informal sangat diperlukan dalam tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan
1
menyeluruh sehingga masyarakat benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan dankeperawatan yang diberikan (Mubarak, 2015)
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya, pertama pelayanankeperawatan secara langsung
(direct care) terhadap individu, keluarga dankelompok dalam konteks komunitas, kedua
perhatian langsung terhadapkesehatan seluruh masyarakat (Health General community)
dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat
mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Dan selanjutnyasecara spesifik
diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami, menetapkan masalah kesehatan
dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan serta memecahkan, menanggulangi
masalah kesehatanyang dihadapi, mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang
merekahadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (Mubarak, 2015).
Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu yang mana
Hasil pengumpulan data melalui metode whienshield survey ,observasi, wawancara
dengan masyarakat. Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan selanjutnya
dilakukan pengkajian dengan membuat beberapa pertanyaan dalam bentuk questioner
yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan disebarkan kepada masyarakat
Lingkungan RT 04 Kebun Tebeng Kota Bengkulu, kemudian data yang telah terkumpul
diolah untuk menentukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat, dari masalah
tersebut disusun diagnosa, merencanakan intervensi keperawatan untuk menyelesaikan
masalah, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan mengevaluasinya
bersama-sama perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan komunitas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di Lingkungan RT 04
Kebun Tebeng Kota Bengkulu Tahun 2024.
2. Tujuan Khusus
Setelah praktek keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu:
2
a. Mengkaji masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat Lingkungan RT 04
Kebun Tebeng Kota Bengkulu Menyusun diagnosa keperawatan komunitas di
Lingkungan RT 04 Kebun Tebeng Kota Bengkulu.
b. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas di Lingkungan RT 04 Kebun
Tebeng Kota Bengkulu. Melakukan implementasi keperawatan komunitas di
Lingkungan RT 04 Kebun Tebeng Kota Bengkulu.
c. Melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan terhadap
masyarakat di Lingkungan RT 04 Kebun Tebeng Kota Bengkulu.
C. MANFAAT
1. Teoritis
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Keperawatan Komunitas.
b. Dapat memperdalam cara berfikir interdisipliner dan lintas sektoral.
c. Melalui pengalaman belajar dan praktik dalam melaksanakan kegiatan
Keperawatan Komunitas secara langsung, akan menumbuhkan sifat profesional
pada diri mahasiswa.
2. Aplikatif
a. Mengembangkan peran mahasiswa sebagai inovator, motivator, dan problem
solver di masyarakat.
b. Mengembangkan kompetensi mahasiswa yang mandiri, kepekaan terhadap
lingkungan.
c. Mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam perencanaan dan strategi
pelaksanaan serta evaluasi.
d. Menumbuhkan dorongan dan inovasi di kalangan anggota masyarakat setempat
dalam upaya memelihara kesehatan individu dan kesehatan lingkungan
masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
menderita sakit tertentu/ Patient oriented.
4. Publc Health Science Era (1950-2000)
Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes tdk lagi
mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan rehabilitatif.
5. Political Health Science Era (Sekarang)
Konsep pendekatan terhadap semua penduduk. Masalah yang dihadapi meliputi :
environment, health services, behavior dan herediter.
C. PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Paradigma keperawatan komunitas menurut Lestari., dkk (2018), terdiri dari empat
komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Sebagai sasaran
praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.
5
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan
sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.
Menurut Hendrik L. Blum dalam Lestari., dkk (2018) ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
a. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah,
iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan
penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
b. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya
sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan
saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
d. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat,
dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan
disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan
spiritual.
6
D. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pada perawatan kesehatan masyarakat, perawat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip-prinsip dalam keperawatan komunitas menurut Lestari., dkk (2018), yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas.
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
E. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil.
Menurut Lestari., dkk (2018), sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat,
yaitu :
1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya, TBC, Ibu hamil, dll) yang dijumpai di poliklinik,
puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan individu.
7
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarganya yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,memberikan perawatan
pada anggota keluarga,menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan
Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: Ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan
neo- natusnya,balita tertentu,penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi
oleh program,penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga
dengan kecacatan tertentu.
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi berat (hb kurang dari 8 gr%) ataupun kurang
Energi Kronis (KEK),keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti,
pendarahan, infeksi, hipertensi,keluarga dengan balita dengan BGM,keluarga
dengan neonates BBLR,keluarga dengan usia lanjut jompo,atau keluarga dengan
kasus percobaan bubuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
a. Pembinaan kelompok khusus.
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
F. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas mencangkup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatih maupun resosialitatif.
1. Upaya Preventif
Bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,puskesmas, dan kunjungan rumah,
pemberian vit A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan,nifas dan
menyusui.
8
2. Upaya Kuratif
Bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan
melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindak
lanjut dari puskesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi
patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusar bayi baru lahir.
3. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di rumah atau
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti, TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain
sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita
TBC, dan lain-lain.
4. Upaya Resosialitatif
upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat,yang karena penyakitnya
dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta, dan wanita tuna susila
(Lestari., dkk, 2018).
G. PERAN PERAWAT KOMUNITAS
1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan
klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji
dan memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas
hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat
dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
9
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan
pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(Lestari., dkk, 2018).
10
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG
LOKASI PRAKTEK STASE
KOMUNITAS
1. GEO-SOSIAL MAPING
A. Dimensi Fisik
RT 04 memiliki luas 150,08 Ha terletak di Kecamatan Kota Manna Kabupaten
Bengkulu Selatan, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak
130 KK dan jumlah penduduk 302 jiwa. R T 0 4 K e b u n t e b e n g K o t a
B e n g k u l u . Batas-batas administratif pemerintahan RT 04 Kebun Tebeng
sebagai berikut :
B. Dimensi Psikologi
Masyarakat berharap daerahnya semakin maju dan fasilitas yang diperlukan
oleh masyarakat dapat terpenuhi, masyarakat di RT 04 Kebun Tebeng saling
berinteraksi satu sama lain dilingkungan sosial yang saling menghargai, pelayanan
perlindungan warga koordinasi dengan Ketua RT dan RW langsung melapor ke
POLSEK, untuk kejadian kejahatan belum ada.
RT 04 Kebun Tebeng untuk jaringan komunikasi sudah bagus, jaringan
internet sudah masuk, media dan saluran informal sudah bagus. RT 04 Kebun
Teneg Tidak terdapat mengalami gangguan jiwa.
11
C. Dimensi Sosial
Sistem pemerintahan RT 04 Kebun Tebeng adalah Ketua RT, Sekretaris RT,
dan bendahara RT 04 Kebun Tebeng, terdapat imam masjid yang memimpin
dalam bidang keagamaan. RT 04 Kebun Tebeng memiliki organisasi, risma,
majlis ta’lim, penduduk RT 04 Kebun Tebeng sebagian besar menggunakan
bahasa melayu.
Mata pencaharian sebagian besar adalah Swasta. Jumlah penghasilan rata-rata
tiap bulan dari pendapatan kepala keluarga (KK) dan anggota keluarga yang sudah
bekerja bervariasi kurang dari Rp. 1.500.000 hingga lebih dari Rp. 3.000.000/
bulan di RT 04 Kebun Tebeng ini bukan hanya kepala keluarga yang bekerja
tetapi ibu rumah tangga (IRT) sebagian besar juga ikut bekerja sebagai
wiraswasta.
Di RT 04 Kebun Tebeng 100% beragam Islam dan mayoritas bersuku serawai
dan rata-rata memiliki alat transportasi pribadi baik itu mobil, motor atau sepeda
D. Dimensi Perilaku
Pola Konsumsi
Kebiasaan masyarakat di RT 04 Kebun Tebeng yaitu mengkonsumsi
makanan sehari-hari empat sehat lima sempurna dan jenis sayurnya
kebanyakan menggunakan santan, tidak ada masyarakat yang mengkonsumsi
alkohol dan belum ada kejadian kejahatan yang terjadi di lingkungan
masyarakat yang berhubungan dengan alkohol, tidak ada yang mendapat
sanksi akibat penggunaan obat-obatan terlarang
Aktivitas Luang
Kegiatan untuk mengisi waktu luang anggota masyarakat, biasanya
masyarakat menghabiskan waktu luang mereka dengan pergi rekreaksi,
berkumpul dirumah masing-masing sambil noton tv, atau pergi ke tempat
rekreaksi yang lain yang dekat dengan Desa.
Prilaku Lain
Jalan yang ada di RT 04 Kebun Tebeng terdapat sarana pengaman dan ada
sarana titik evakuasi seperti arah evakuasi maupun tempat berkumpul jika ada
bencana alam.
12
2. DIAGRAM ORGANISASI KOMUNITAS
Struktur Organisasi Pemerintahan RT 04 Kebun Tebeng
Ketua RT 04
Bp Radjiman
4. KALENDER LOKAL
Kegiatan rutin yang diadakan di RT 04 Kebun Tebeng Kota Bengkulu yaitu
posyandu bayi, balita dan lansia sebulan sekali.
13
A. Peta RT 04 Kebun Tebeng Bengkulu
14
15
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
2. Gambaran Usia
UMUR
6% 3%
6%
7%
0-1 thn
1-5 thn
6-12 thn
30% 13-21 thn
18% 22-35 thn
36-54 thn
>55 thn
31%
AGAMA
1%
islam
kristen
99%
16
4. Gambaran Suku/ Budaya Masyarakat
SUKU
1%
4%
3%
Serawai
Rejang
21% Lintang
Jawa
48% Batak
Padang
Lembak
6%
17%
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap 302 jiwa di RT 04 Kebun Tebeng terdapat 145
jiwa (48 %) bersuku Serawai, 64 jiwa (21%) suku budaya mereka jawa dan 50 jiwa
(9%) berasal dari Suku Rejang.
5. Gambaran Tingkat Pendidikan
PENDIDIKAN
0%
8% 3%
Tidak tamat SD
SD
17% SLTP
32% SLTA
D3
S1
Belum Tamat Sekolah
Belum sekolah
30% 8%
17
6. Gambaran Pekerjaan
PEKERJAAN
2%
10%
PNS/POLRI/TNI
5% Wiraswasta
25% Swasta
Buruh
Bertani
Tidak Bekerja
22% Pedagang
IRT
Belum Bekerja
15% Lain-lain (sopir,
8%
4% 5%
3%
Gambaran pekerjaan yang dikaji dari 130 kk di RT 04 Kebun Tebeng , yaitu sebagai PNS
sebanyak 31 orang (10%), Wiraswasta sebanyak 15 orang (5%), Swasta sebanyak 67
orang (22%), Buruh sebanyak 25 orang yaitu (8%), Bertani sebanyak 16 orang (5%),
Tidak bekerja sebanyak 12 orang (4%), Pedagang sebanyak 8 orang (3%), Ibu Rumah
Tangga sebanyak 44 orang (15%), dan Belum bekerja sebanyak 77 orang (26%) lain-
lain 7 orang (2%).
Tempat Berobat
5%
Pelayanan Kes
Pengobatan Alternatif
Dukun
95%
Dari hasil pengkajian terhadap 130 kk di RT 04 Kebun Tebeng , didapatkan bahwa apabila
anggota keluarga ada yang sakit 95% keluarga membawa ke pelayanan kesehatan.5 % ke
alternatif.
18
C. GAMBARAN STATUS EKONOMI
1. Pendapatan Keluarga Perbulan
Pendapatan Keluarga
35%
65%
≤750.000
750.000-1.500.000
28% ≥ 1.500.000
60%
19
3. Tabungan Keluarga
Keluarga Menabung
25%
Ya
Tidak
75%
19%
22%
59%
30%
ada
tidak
70%
20
6. Bentuk Dana Berobat
alasan dana khusus untk berobat
BPJS mandiri,asuransi
BPJS PBI
Tabungan pribadi
Dana sehat
100%
ya
tidak
100%
21
3. Keadaan jendela
100%
<10 m
>10M
100%
22
6. Keadaan Air Minum
Berasa
Berwarna
100%
Tdk berbau,
berasa&berwarna
tertutup
48% tidak tertutup
52%
13%
1x seminggu
45% Tidak pernah
2x seminggu
Lain-lain (kalau kotor)
42%
Dari hasil pengkajian terhadap 130 kk di RT 04 Kebun Tebeng yang mana 45%
keluarga membersihkan tempat penampungan air minum 1x seminggu, ada keluarga
yang membersihkan tempat penampungan air 2x seminggu sebanyak 42% dan 13%
keluarga tidak pernah membersihkan tempat penampungan air bersihnya.
23
9. Jumlah Membersihkan Bak Mandi
pembersihan bak mandi
1x seminggu
44% Tidak pernah
2x seminggu
Lain-lain (kalau kotor)
56%
100%
Ke sungai
Septi tank
Ke kolam
Lain-lain ke got
100%
Dari Hasil Pengkajian terhadap 130 kk di RT 04 Kebun Tebeng terdapat bahwa aliran
tinja 100% dialirkan ke septic tank.
24
12. Jumlah Membersihkan WC
WC dibersihkan
1%
17%
1xsehari
2xseminggu
1xseminggu
52% Lain-lainnya (jika kotor)
31%
pengolahan sampah
4%
12%
Dibakar
Dibuang ketanah kosong
Diangkut petugas kebersihan
Di buang kekebun
Dibuang kesungai
Di buang ke kolam
Dibuang ke lubang sampah
85%
25
pembangan sampah
38%
terbuka
tertutup
62%
26
kaleng bekas
3%
15% 9%
Ditimbun
Dimanfaatkan
Dibuang
Dibiarkan saja
73%
Sementara itu, sampah yang berbentuk kaleng bekas (70 %) kaleng bekas dibuang.
15% kaleng bekas dibuang, 9 % dimanfaatkan sebagai pot tanaman, dan 3 %
ditimbun.
14. Kegiatan Gotong Royong Dan Jumlah Kegiatan Gotong Royong
gotong royong
ada
45%
tidak ada
55%
<3x
≥3x
100%
27
15. Sarana Pembuangan Air Limbah
SPAL
Septi Tank
Sungai
Tidak ada
Kolam
Kekebun
100%
keadaan SPAL
Terbuka mengalir
Tertutup mengalir
Tidak ada got
Terbuka tergenang
Tertutup tergenang
Tidak berfungsi
100%
13%
18%
1xseminggu
1xsebulan
Bila Tersumbat
Tidak pernah
Lain-lain......`
66%
pekarangan rumah
16%
ya
tidak
84%
3% 9%
62%
Dari 109 KK yang dikaji yang mempunyai perkarangan rumah, Keluarga tersebut
memanfaatkan perkarangan rumah secara berbeda-beda, yang mana terdapat (64 %)
perkarangan dimanfaatkan untuk penanaman bunga, (26%) dimanfaatkan untuk
penanaman pohon pelindung dan (9%) dibuat tanaman obat, 3%dibiarkan saja.
19. Hewan peliharaan
hewan peliharaan
5%
Ya,sebutkan(ayam)
Tidak
95%
29
kandang
ya
tidak
100%
1-3 M
43% 5-10 M
Hanya batas dinding rmh
Lain-lain........
57%
Dari hasil pengkajian 7 KK di RT 04 Kebun Tebeng jarak kandang ternak dengan rumah
yaitu 57% berjarak 1-3 M, dan ada keluarga yang jarak kandang ternak dengan rumah
45% 5-10 M.
kolam
ada
tidak
100%
Perlu
Tidak perlu
100%
kegiatan kader
Bersedia
Tidak bersedia
100%
.
Dari hasil pengkajian terhadap 130 KK di RT 04 Kebun Tebeng, kegiatan yg
direncanakan dan dirancang bersedia untuk mengikuti 100%
31
E. GAMBARAN DATA IBU MENETEKI/MENYUSUI
1. Apakah ibu menyusui bayinya?
ibu menyusui
ya
tidak
100%
mulai ASI
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
segera setelah bayinya lahir
32
colustrum
Ya
Tidak
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
segera memberikan colustrum kepada bayinya
frekuensi menyusui
3-5 kali
Setiap kali bayi menangis
Sebanyak yang diinginkan bayi
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
frekuensi menyusui bayinya 3-5 kali.
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
mengetahui pengertian Asi Ekslusif
33
masalah dalam menyusui
Ya ,
Tidak
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
tidak memiliki masalah dalam menyusui.
Mengurut payudara
Meminum obat tradisional
Meminum air tajin
Tidak mengkonsumsi apa apa
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
para ibu tidak mengkonsumsi apa-apa untuk memperbanyak produksi Asi
34
membersihkan payudara
Ya
Tidak
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
ibu membersihkan payudaranya.
cara menyusui
Berbaring
Posisi duduk, bayi di gendong dan
perut bayi menempel ke perut ibu
sambil pandang bayi
Sesuka hati
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
cara menyusui ibu yaitu posisi duduk, bayi menempel ke perut ibu sambil pandang
bayi.
35
setelah bayi disusui
Di tidurkan
Di sendawakan
Ditimang timang
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
ibu setelah bayi disusui disendawakan.
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 orang ibu menyusi di RT 04 Kebun Tebeng 100 %
cara ibu menyendawakan bayi yaitu meletakkan bayi di pundak ibu sambil menepuk
punggung bayi.
36
F. GAMBARAN DATA KELUARGA BERENCANA
1. Penggunaan Alat KB
KB
35%
Ya
Tidak
65%
jenis kontrasepsi
11%
13% Suntik
Spiral/ IUD
PIL
Kondom
6% Implant
MOP/MOW
71%
37
3. Alasan Tidak Ber-KB
Dilarang suami
31% Tidak cocok dengan alat KB
Ingin mendapatkan anak lagi
DLL (janda,Manopause)
62%
Dari hasil pengkajian terdapat 45 KK tidak menggunakan alat KB, yang mana
alasannya terdapat 62% karena tidak cocok dengan alat KB, 31% alasan keluarga
tidak ber KB karena ingin mendapatkan anak lagi, 7% karena janda dan para
wanita yang mulai memasuki manopause.
38
4. Manfaat KB
manfaat KB
9%
Menjarangkan kehamilan
Membatasi jumlah anak
48% Kesejahteraan ibu dan bayi
DLL
42%
19%
5%
1%
39
6. Efek Samping Pemakaian KB
20%
33% Kegemukan
Keputihan
Perdarahan
Plek hitam pada wajah
Mengurangi kesuburan
DLL
26%
6%
15%
Memperoleh pelayanan KB
11%
24%
Rumah sakit
Puskesmas
Praktek dokter
Praktek bidan
DLL
66%
40
G. GAMBARAN DATA BAYI (0-12 BULAN)
1. Status Gizi (BB/U )Berdasarkan Antropometri (0-12 Bln)
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
100%
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
100%
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
100%
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
100%
Ya
Tidak
100%
Ya
Tidak
100%
42
umur MPASI
0%
43
7. apa jenis makanan tambahan yang ibu berikan pada bayi
jenis MPASI
13%
Susu formula
Bubur instan
Nasi biasa
Nasi tim
Lain-lain
88%
Dengan botol
Degan gelas
Dengan sendok
100%
100%
44
10. Apakah bayi ibu punya kms
KMS
Ya
Tidak
100.00
Berdasarkan kms kunjungan terkhir bayi ibu, berada pada garis warna apa
warna KMS
Merah
kuning
Hijau
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 bayi di RT 04 Kebun Tebeng 100% bayi yang
memili.ki KMS pada garis warna hijau.
45
11. POSYANDU
Posyandu
Ya
Tidak
100%
12. IMUNISASI
Imunisasi
lengkap
Blm lengkap
Tidak lengkap
100%
46
13. Apakah bayi ibu pernah sakit
bayi sakit
Ya
Tidak
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 8 bayi di RT 04 Kebun Tebeng 100% bayi pernah
sakit.
14. Bila bayi ibu sakit, berobat kemana
berobat ke
0%
Yankes
alternatif
100% Dukun
Dari hasil pengkajian terhadap 8 Bayi di RT 04 Kebun Tebeng 100% jika sakit di
bawak ke pelayanan kesehatan.
47
48
H. GAMBARAN STATUS ANAK SEKOLAH (6-12 TAHUN)
1. Jenis Kelamin
jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
50% 50%
15%
Ya (sakitgigi)
Tidak
85%
15%
1 kali
2 kali
Lebih dari 2 kali
Tidak pernah
85%
Dari hasil pengkajian terhadap 20 orang usia anak sekolah di RT 04 Kebun Tebeng ,
didapatkan bahwa jumlah gosok gigi dalam sehari 85% anak menggosok gigi
sebanyak 2 kali dalam sehari.
49
memeriksakan gigi
10%
90%
Sementara itu, untuk hasil anak yang memeriksakan gigi didapatkan sebanyak (90%)
dan ada (10%) anak yang tidak memeriksakan gigi.
3. Kegiatan anak diluar waktu sekolah
15%
5% Bermain
Menonton TV
Lain-lain
Mengaji
10%
Les tambahan
Tidak ada
70%
Dari hasil pengkajian terhadap 20 orang usia anak sekolah di RT 04 Kebun Tebeng ,
sebanyak 14 orang anak usia sekolah yaitu (70%) kegiatan diluar sekolah yaitu les
tambahan. 15% bermain, 10% mengaji, 5 % menonton TV.
50
4. Kebiasaan Jajan Diluar
jajan
20%
80%
Dari hasil pengkajian terhadap 20 orang usia anak sekolah di RT 04 Kebun Tebeng ,
didapatkan bahwa kebiasaan anak juga didapatkan 80% biasa jajan diluar tetapi
jajanan anak tersebut masih termasuk dalam kategori jajanan yang sehat yaitu biasa
jajan susu kotak dan roti-rotian.
51
5. Sakit apa yang diderita dalam 1 bulan terakhir
Dari hasil pengkajian terhadap 20 orang usia anak sekolah di RT 04 Kebun Tebeng ,
didapatkan bahwa 50% anak tidak pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir,
sementara 50% anak mengalami demam dan batuk pilek dalam waktu 1 bulan
terakhir ini.
Laki-laki
42%
Perempuan
58%
52
2. Status Gizi/IMT Remaja
Kurang (Kurus)
Normal
Overweight
Obesitas
100%
Dari hasil pengkajian terhadap 130 KK di RT 04 Kebun Tebeng terdapat 53 Anak remaja,
hasil pengkajian didapatkan bahwa (100%) status IMT Remaja berada dalam rentang
normal.
53
3. Kegiatan Remaja Saat Ini dan Waktu Luang
kegiatan remaja
sekolah
Sekolah sambil kerja
Bekerja
Kursus
Penganguran
100%
8%
Kumpul dengan teman
36%
Nonton TV
Ikut Olahraga
Organisasi
Kursus
Lain lain
47%
Sementara itu, Dari hasil pengkajian terhadap 53 orang usia remaja di RT 04 Kebun
Tebeng , didapatkan bahwa Kegiatan Remaja di waktu luang 47% kegiatan remaja
menonton tv, 36% berkumpul dengan teman, dan 9% kursus/ les tambahan,8 % ikut
olah raga.
4. Tindakan Remaja dan Orang Tua Jika Ada masalah
54
jika ada masalah, yg dilakukan remaja...
15%
45%
remaja merokok
Ya
Tidak
100%
55
hub remaja dg ortu
Harmonis/akrab
Biasa biasa saja
Tidak harmonis
Lain-lain
100%
Memarahi remaja
Mendiamkan masalah
Mengajak remaja berdiskusi
Lain-lain
89%
56
8. Organisasi Remaja
organisasi remaja
Ya
Tidak
100%
28%
Ya
Tidak
72%
57
9. Info rmasi Tentang Kesehatan Reproduksi dan Seks Bebas
Ya
Tidak
100%
biasa
malu
tahu
tertarik
32%
38%
58
11. Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas
4%
25%
Hamil diluar nikah
AIDS
Penyakit kelamin
Lain-lain
57%
15%
59
12.
60
61
J. Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi dan Seks Bebas
Dari hasil pengkajian terhadap 101 orang usia remaja di RT 04 Kebun Tebeng ,
didapatkan bahwa 80% remaja mendaptkan informasi tentang kesehatan reproduksi
dan seks bebas yaitu dari sekolah mereka dahulu.
9. Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Dari hasil pengkajian terhadap 101 orang usia remaja di RT 04 Kebun Tebeng ,
didapatkan bahwa tanggapan remaja tentang seks bebas (55%) remaja merasa malu
ketika membahas tentang seks bebas, (23%) remaja mengetahui tentang seks bebas
dan (11%) remaja merasa biasa-biasa saja ketika membahas tentang seks bebas.
11. Akibat Seks Bebas Menurut Remaja
63
K. GAMBARAN STATUS LANSIA
1. Jenis Kelamin
Laki-laki
46%
54% Perempuan
Status Gizi
0% 0% 14%
Kurang (Kurus)
Normal
Overweight
86%
Obesitas
pendidikan
8% 0% 0%
6% Sd tidak tamat
Tamat SD
24%
Tamat SLTP
Tamat SLTA
62% S1
PT
Dari hasil pengkajian terhadap 50 orang lansia. hasil pengkajian didapatkan bahwa
62% pendidikan lansia tersebut yaitu Tamat SD dan 24% Tidak tamat SD.
64
4. Pekerjaan Lansia
2% pekerjaan
0% 0% 4%
Pns/tni/polri
24% wiraswasta
Pedagang
buruh
70% Bertani
Tidak bekerja
penyakit dahulu
Tidak ada Darah tinggi jantung DM
REMATIK Sesak napas Lain-lain
0% 8% 24%
18%
6%
0%
44%
65
6. Tindakan Mengatasi Penyakit
0%
penyakit saat ini
0%
12% demam
sesak napas
42%
24% Darah tinggi
rematik
Tidak ada
22%
Dari hasil pengkajian terhadap 50 orang lansia di desa padang niue, didapatkan
bahwa 42% penyakit yang diderita lansia sekarang yaitu darah tinggi (Hipertensi).
8. Tindakan Untuk Mengatasi Penyakit Sekarang
34%
66% Berobat ke
puskesmas/rumah
sakit/praktek bidan
66
9. Pemeriksaan kesehatan
memriksakan kes
secara rutin
30%
Ya
Tidak
70%
Kegiatan yg dilakukan
6% Duduk-duduk
Mengasuh cucu
22% 34%
Kegiatan rumah tangga
Membaca/menonton tv
22%
16%
Lain-lain(mengobrol dengan
tetangga)
usaha menjaga
kesehatan Jalan pagi
42% Senam pagi
2%
Kegiatan rumah tangga
Lain-lain.....`
32%
kegiatan sosial
4%
6%
Pengurus RT/RW
16%
Pengurus masjid
Pengajian/wirid
74%
Lain-lain/tidak ada
Pernah
TidakPernah
100%
68
15. Pembentukan Posyandu Lansia
Ya
100% Tidak
44% pernah
56% tidak
merokok
28%
ya
tidak
72%
69
2. Jumlah Anggota Perokok
1%
berapa orang
24% 0% 1 orang
2 orang
75% 3 orang
Dari hasil pengkajian terhadap 104 kk dari 130 KK di RT 04 Kebun Tebeng yang
memiliki anggota keluarga yang merokok, didapatkan bahwa (75%) memiliki
anggota keluarga yang merokok sebanyak 1 orang dan (24%) memiliki anggota
keluarga yang merokok yaitu 2 orang dan (1%) yang memiliki anggota keluarga
yang merokok yaitu 3 orang, jadi total responden yang merokok yaitu 129 orang.
3. Pelaku Perokok dalam Keluarga
1%
siapa yang
0% merokok
2%
20%
anak
remaja
ayah
ibu
77% lain-lain
Dari hasil pengkajian terhadap 104 kk dari 130 KK di RT 04 Kebun Tebeng yang
memiliki anggota keluarga yang merokok, didapatkan bahwa pelaku perokok dalam
keluarga terdiri dari (77%) anggota keluarga yang merokok yaitu Ayah, (20%)
anggota keluarga yang merokok yaitu Remaja dan (2%) anggota keluarga yang
merokok yaitu anak.
4. Tempat Kebiasaan Anggota Keluarga Merokok
tempat merokok
0%
didalam rumah
41% diluar rumah
59%
lain-lain
Dari hasil pengkajian terhadap 104 kk dari 130 KK di RT 04 Kebun Tebeng yang
merokok didapatkan bahwa (59%) kebiasaan anggota keluarga merokok di dalam
rumah dan (41%) kebiasaan anggota keluarga merokok di luar rumah, yang mana
prilaku kebiasaan merokok di dalam rumah ini sangat beresiko/membahayakan
70
anggota keluarga yang berada di dalam rumah yang mana disebut perokok pasif.
71
ANALISA DATA
Data-data yang telah dikaji untuk mengetahui distribusi frekuensi dari faktor-faktor
penyebab munculnya masalah di RT 04 Kebun Tebeng . Dengan Variabel-variabel
Sebagai berikut: Adapun variabel-variabelnya, yaitu: Jenis Kelamin, Umur/Usia KK,
Agama KK, Suku KK, Pendidikan KK, Pekerjaan KK, Data status kesehatan, Gambaran
ekonomi, Data kesehatan lingkungan, Data keluarga berencana, Data merokok, Data
imunisasi dan penyakit yang diderita 6 bulan terakhir, Data status anak sekolah, Data
status remaja dan Data status lansia. Masalah tersebut dirumuskan dalam table analisa data
berikut ini:
Tabel 2.6. Analisa Data
ANALISA DATA
NO Data Fokus Masalah Penyebab
72
2 DATA BAYI, BALITA DAN Defisit pengetahuan -Kurang terpapar informasi
ANAK SEKOLAH:
Frekuensi Bayi yang pernah
sakit yaitu 75% dan sakit yang
biasa diderita adalah demam
Frekuensi Balita yang sakit
dalam 1 bulan terakhir yaitu
59% dan sakit yang biasa
diderita adalah demam dan
diare
Frekuensi anak tidak pernah
memeriksakan gigi ke
pelayanan kesehatan 61% dan
ada 67% anak sekolah yang
memiliki masalah pada gigi
yaitu caries dan gigi berlobang
73
3. DATA LANSIA Manajemen kesehatan -ketidakefektifan pola
tidak efektif perawatan kesehatan
- Data penyakit yang di derita
keluarga
lansia, Hipertensi 44% (22
Orang)
- 70% lansia tidak memeriksa
kesehatan secara rutin
- 34% lansia tidak melakukan
kegiatan apa-apa dalam
kesehariannya, melainkan
hanya duduk-duduk saja
- Data Penyakit yang diderita
rematik lansia 18% (9 orang)
B. Skoring Masalah
SKORING MASALAH
Ketersediaan sumber
H I J K L
1 Prilaku kesehatan 3 2 3 5 5 5 2 3 3 3 3 3 40
cendrung beresiko
berhubungan dengan
program tidak atau
kurang didukung
komunitas
2 Manajemen kesehatan 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 37
tidak efektif berhubungan
dengan ketidakefektifan
pola perawatan kesehatan
keluarga
3 Defisit pengetahuan 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 36
berhubungan dengan
kurang terpapar informasi
Keterangan Huruf :
A = Sesuai dengan peran perawat komunitas
G = Kemudahan untuk diatasi
B = Sesuai dengan program pemerintah H = Tempat
C = Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan I = Dana
D = Risiko terjadi J = Waktu
E = Risiko parah K = Fasilitas
F = Minat masyarakat L = Petugas
74
Pengisian Skor :
1 = Sangat rendah 3 = Cukup 5 = Sangat tinggi
2 = Rendah 4 = Tinggi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Prilaku kesehatan cendrung beresiko (D.0099)
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116)
3. Defisit pengetahuan (D.0111)
75
D. RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tabel 2.7. Rencana Keperawatan
Diagnosa Rencanan Standar
Keperawatan TUPAN TUPEN Strategi Kegiatan Sumber Tempat Waktu Kriteria Evaluasi Evaluator
Prilaku Kesehatan Prilaku Meningkatkan 1. Jelaskan akibat 1. Promosi Leaflet dari Desa padng Kamis, 22 Penyuluhan Responden -
cenderung Beresiko kesehatan pengetahuan merokok Perilaku mahasiswa niur Juni 2023 menyebutkan
membaik responden tentang 2. Jelaskan Upaya Profesi Ners jam : 15: akibat
(Responden akibat prilaku perbedaan Kesehatan( 00 merokok,
Berhenti merokok perokok pasif Membagika perbedaan
Merokok) dan aktif n leaflet perokok pasif
3. Jelaskan pada dan aktif serta
kandungan rokok respoden responden
4. anjurkan tidak yang menyebutkan
merokok di memiliki tips berhenti
dalam rumah keluarga merokok.
5. Tips berhenti perokok)
merokok
Manajemen Manajemen Responden 1. Informasikan Edukasi Lefleat dan Di rumah Jum’at, 23 penyuluhan Responden -
Kesehatan Tidak kesehatan mengetahui sumber yang tepat Prilaku Upaya PPT dari lansia di Juni 2023 memahami
Efektif meningkat pentingnya yang tersedia di Kesehatan mahasiswa Desa padng jam : 10: apa yang
dengan melakukan masyarakat Profesi Ners niur dan di 00 dijelaskan
Kekambuha pemeriksaan 2. Anjurkan Balai RT oleh perawat
n tekanan kesehatan rutin menggunakan 04 Kebun dan mau untuk
darah tinggi dan pentingnya fasilitas kesehatan Tebeng beraktivitas,
menurun beraktivitas secara 3. Ajarkan serta
rutin. menentukan melakukan
prilaku spesifik pemeriksaan
yang akan diubah rutin ke
(msl. Keinginan pelayanan
mengunjungi kesehatan
fasilitas
kesehatan)
4. Ajarkan
mengidentifikasi
tujuan yang akan
76
dicapai
5. Ajarkan cara
pemeliharaan
kesehatan seperti
diiet garam
Defisit pengetahuan Meningkatka Pemeliharaan 1. Diskusikan Pengetahuan Lefleat dan Balai RT Jum’at, 23 Penyuluhan Responden -
n kesehatan bersama keluarga meningkat PPT dari 04 Kebun Juni 2023 memahami
pemahaman Meningkat cara mahasiswa Tebeng jam : 11: apa yang
orang tua mengkompres Profesi Ners 00 dijelaskan
tentang cara anak yang oleh perawat
penangan demam. dan mau untuk
pada anak bagaimana cara melakukan
jika anak membuat cairan penanganan
demam dan oralit jika ada awal jika ada
diare anak diare anaknya
2. Diskusikan tujuan demam dan
positif dan jangka diare
panjang dan
jangka pendek
yang realistis dan
dapat dicapai
3. Libatkan
keluarga,jika
perlu.
77
E. PLAN OF ACTION (P O A)
Tabel 2.8. Plan Of Action
1. Prilaku 1. Penyuluhan tentang 1. Untuk mengurangi Bapak-bapak Mahasiswa Kamis, 22 Balai Desa Padang
Kesehatan bahaya perokok angka kejadian dan Remaja Juni 2023 Niur
cenderung aktif dan pasif penyakit Paru Profesi Ners
RT 04 Kebun
Beresiko 2. Pembagian Leafleat 2. Untuk mengurangi jam : 15: 00
Tebeng
berhubungan merokok dampak perokok
dengan program pasif/anggota
tidak atau kurang keluarga di rumah
didukung 3. Mengurangi
komunitas 3. Terapi peganti kecanduan nikotin
nikotin (tablet hisap untuk para perokok
atau permen)
2. Manajemen 1. Penyuluhan tentang 1. Meningkatkan Lansia RT Mahasiswa Jum’at, 23 Balai Desa Padang
kesehatan tidak Hipertensi dan pengetahuan lansia 04 Kebun profesi ners Juni 2023 Niur
efektif Diiet hipertensi tentang hipertensi Tebeng jam : 10: 00
berhubungan dan Diiet
dengan Hipertensi
ketidakefektifan 2. Cek tekanan darah 2. Meningkatakan
pola perawatan geratis pengetahuan lansia
kesehatan untuk selalu kontrol
keluarga tekanan darah
3. Mengedukasi prilaku 3. Responden
upaya kesehatan mengetahui
pentingnya
melakukan
pemeriksaan
kesehatan rutin dan
pentingnya
beraktivitas secara
rutin
4. Pembagian Leafleat 4. Meningkatkan
pengetahuan lansia
78
3. Defisit 1. Penyuluhan tentang 1. Meningkatkan Anak usia Mahasiswa Kamis, 22 SD N 8 Bengkulu
pengetahuan Caries Gigi pada pengetahuan sekolah Juni 2023 Selatan
berhubungan anak sekolah Tentang Caries (SD) Profesi Ners jam : 10: 00
dengan kurang Gigi
terpapar 2. Penyuluhan Tentang 2. Meningkatkan Orang Tua Jum’at, 23 Balai RT
informasi cara menangani anak pengetahuan orang yang Juni 2023 04 Kebun Tebeng
Demam dan tua cara penangan memiliki jam : 11: 00
Penangan Diare awal anak yang Bayi dan
pada Balita demam dan diare Balita
79
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 2.9. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
1 Prilaku Kesehatan Kamis, 22 Juni JAM : 15.00 WIB Tanggal/jam : 22-06-2023, 15.00 WIB
cenderung Beresiko 2023 Promosi Perilaku Upaya Kesehatan : S : Keluarga mengatakan anggota
(D.0099) 1. Menjelaskan akibat merokok keluarga yang merokok sudah tidak
merokok di dalam rumah lagi, dan sudah
R : Keluarga mengerti akibat dari
mulai mengurangi jumlah rokok setiap
merokok harinya.
2. Menjelaskan perbedaan perokok pasif dan O:
aktif 1. Saat berdiskusi anggota keluarga yang
R : Keluarga mengerti perbedaan perokok merokok terlihat tidak merokok
pasif dan aktif 2. Anggota keluarga mengatakan sudah
3. Menjelaskan kandungan Rokok mengurangi jumlah rokok setiap
harinya 2 batang.
R : Keluarga menyebutkan kembali
3. Keluarga tampak mengerti dengan
kandungan rokok yang dijelaskan perawat penjelasan perawat
4. Menganjurkan tidak merokok di dalam 4. Keluarga tampak tertarik dengan
rumah materi yang diberikan perawat di
R : Keluarga mengerti dengan anjuran lefleat.
perawat dan mengatakan akan berhenti A : Masalah Teratasi Sebagian
merokok di dalam rumah P : Intervensi dilanjutkan (dengan
berkolaborasi bersama keluarga untuk
5. Menjelaskan Tips berhenti merokok
mengingatkan anggota keluarga yang
R : Keluarga mengerti cara berhenti merokok).
merokok yang dijelaskan oleh perawat 1. Anjurkan tidak merokok di dalam
rumah
2. Jelaskan Tips Berehenti Merokok
80
2 Manajemen Kesehatan Jum’at, 23 Juni JAM : 10.00 WIB Tanggal/Jam : 23-06-2023, 10.40 WIB
Tidak Efektif (D.0116) 2023 Edukasi Prilaku Upaya Kesehatan : S : klien mengatakan akan rutin mengecek
1. Menginformasikan sumber yang tepat kesehatannya setiap bulan, dan sudah
yang tersedia di masyarakat melakukan aktifitas sehari-hari selama 30
R : klien mengetahui tempat memeriksa menit, yaitu jalan santai di pagi hari dan
melakukan aktifitas rumah tangga.
kesehatan secara rutin
O:
2. Menganjurkan menggunakan fasilitas Klien tampak setiap sakit selalu
kesehatan memeriksa kesehatannya ke puskesmas,
R : klien selalu memeriksa kesehatan ke yang mana klien menampakan obatnya
pelayanan kesehatan ketika sakit yaitu amlodipine 5 mg.
3. Mengajarkan menentukan prilaku spesifik A : masalah teratasi
yang akan diubah (Keinginan mengunjungi P : Intervensi dihentikan
fasilitas kesehatan dan melakukan aktifitas
setiap harinya minimal 30 menit)
R : klien mengerti dengan penjelasan
perawat dan akan mengusahan akan
memeriksakan kesehatannya secara rutin
setiap bulan dan akan melakukan aktifitas
rutin minimal 30 menit setiap harinya
4. Mengajarkan mengidentifikasi tujuan yang
akan dicapai
R : klien mampu mengidentifikasi tujuan
yang akan dicapai ketika melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin dan
melakukan aktifitas sehari-hari
5. Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan
R : klien mengerti cara memelihara
kesehatan yang diajarkan oleh perawat
81
3 Defisit pengetahuan Jum’at, 23 Juni JAM : 11.00 WIB Tanggal/Jam : 23-06-2023, 11.40 WIB
(D.0111) 2023 Edukasi kesehatan : S : klien mengatakan akan melakukan
1. Mengidentifikasi kesiapan dan apa yang telah dijelaskan dan informasi
kemampuan menerima informasi yang diberikan perawat ketika anakanya
mengenai cara penangan awal pada saat demam dan diare.
anak demam dan diare O:
R : keluarga menyetujui untuk menerima 1. Tampak Orang tua Klien memahami
informasi yang diberikan oleh perawat apa yang telah dijelaskan oleh perawat
2. Mendiskusikan tujuan positif dan A : Masalah teratasi
jangka panjang dan jangka pendek P : Intervensi dihentikan
yang realistis dan dapat dicapai
R : keluarga memahami tujuan dari
Penyuluhan tentang demam dan Diare.
82
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
83
B. MASALAH KESEHATAN DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam
pada suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya,
2015).
Diagnosa Keperawatan merupakan suatu penilian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial (PPNI, 2016).
Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 masalah Keperawatan, hal ini dimungkinkan
karena kesadaran masyarakat yang masih kurang dan presentasi penyebab masalah ini
masih tinggi. Yang mana masalah tersebut yaitu: Prilaku kesehatan cendrung beresiko,
manajemen kesehatan tidak efektif dan Defisite pengetahuan.
C. PERENCANAAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu
ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan
yang terdiri dari :
1. Menentukan prioritas masalah
2. Menetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
3. Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4. Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai
tiap tujuan. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik. Yang mana pada Masalah keperawatan I rencana yang akan
dilakukan yaitu Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (Membagikan leaflet pada respoden
yang memiliki keluarga perokok). Pada Masalah keperawatan II rencana yang akan
dilakukan yaitu Edukasi Prilaku Upaya Kesehatan dengan melakukan penyuluhan di balai
desa tentang diiet Hipertensi dan Pada Masalah keperawatan III rencana yang akan
dilakukan yaitu Penyuluhan kesehatan tentangan penangan awal demam dan diare pada
anak.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan
tindakan yang sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan
perawata sudah melakukan kontrak waktu dengan masyarakat/keluarga yang telah dikaji.
Berikut gambaran analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat dalam melakukan implementasi :
84
Masalah Keperawatan I : Prilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D.0099)
Strenght/kekuatan :
1. Adanya dukungan dari keluarga dalam berperan aktif pada saat diberikan lefleat
tentang rokok dan akan ikut serta mengingatkan anggota keluarganya yang merokok
2. Adanya kemauan anggota keluarga yang merokok untuk berperan aktif dalam
mendengarkan penjelasan dari perawat tetang rokok
3. Adanya kemauan anggota keluarga untuk mengubah prilaku tersebut
Weekness/Kelemahan :
Kegiatan tidak berjalan seperti jadwal yang ditentukan, terjadi keterlambatan waktu 1 jam
dikarnakan anggota keluarga yang merokok mengantar keluarga yang lainnya untuk
bekerja.
Opportunity/Kesempatan :
1. Keinginan anggota keluarga untuk merubah prilaku merokok mereka untuk
meningkatkan derajat kesehatan
2. Adanya tindak lanjut keluarga untuk ikut serta mengingatkan keluarga yang
merokok
Threat/Ancaman
Tidak adanya tindak lanjut dari pemerintah setempat dan pihak puskesmas setempat.
85
Threat/Ancaman
Tidak adanya tindak lanjut dari anggota keluarga klien.
86
5. Ada 2 kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu
a. Kegiatan penyuluhan tentang Caries gigi pada anak sekolah dimana Rencana
awal penyuluhan yaitu di SDN 8 Bengkulu Selatan karena bertepatan dengan
libur nasional kenaikan kelas maka penyuluhan disekolah tidak dapat
dilaksanakan
b. Kegiatan Penyuluhan tentang penyalagunaan Narkoba pada remaja karena pada
saat waktu penyuluhan tanggal 23 Juni 2023 jam 15.00 Remaja yang di undang
tidak hadir.
87
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah praktek keperawatan komunitas, dapat di simpulkan bahwa:
1. Setelah Mengkaji terhadap 130 KK yang ada di RT 04 Kebun Tebeng didapatkan
masalah kesehatan yaitu adanya anggota keluarga yang merokok, adanya usia lansia
yang menderita penyakit hipertensi yang tidak rutin memeriksakan kesehatannya
secara rutin dan malas untuk beraktifitas sehari-hari serta adanya kebiasaan keluarga
membersihkan sarana pembuangan limbah air kalau sudah tersumbat.
2. Setelah mengkaji terhadap 130 KK yang ada di RT 04 Kebun Tebeng , ditemukan
beberapa masalah keperawatan yang di rumuskan dalam diagnosa keperawatan
komunitas, yaitu sebagai berikut : Prilaku kesehatan cenderung beresiko, managemen
kesehatan tidak efektif dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
3. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan, Yang mana pada
Masalah keperawatan I rencana yang ditetapkan yaitu Promosi Perilaku Upaya
Kesehatan (Membagikan leaflet pada respoden yang memiliki keluarga perokok).
Pada Masalah keperawatan II yaitu Edukasi Prilaku Upaya Kesehatan dengan
melakukan penyuluhan di balai desa tentang diiet Hipertensi dan Pada Masalah
keperawatan III yaitu Penyuluhan kesehatan tentangan penangan awal demam dan
diare pada anak.
4. Dengan diadakannya implementasi keperawatan masalah prilaku merokok, dengan
dilakukan Promosi Prilaku Upaya Kesehatan/penyuluhan dan pembagian lefleat
tentang bahaya rokok maka keluarga mengerti bahaya rokok tersebut dan mampu
mengubah prilaku tersebut
5. Dengan diadakannya implementasi keperawatan pada lansia hipertensi, dengan
dilakukan edukasi prilaku upaya kesehatan maka klien mengerti prilaku yang harus
dilakukan dalam mencegah kambuhnya penyakit hipertensi.
6. Dengan diadakannya implementasi keperawatan tentangan penangan awal demam dan
diare pada anak dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti anak
kejang karena demam dan dehidrasi berat pada anak yang diare.
88
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa dan institusi pendidikan
Disarankan dapat lebih memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam
pemecahan masalah keperawatan komunitas dan meningkatkan kinerja yang optimal
dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas
2. Bagi Masyarakat.
Disarankan bagi masyarakat untuk selalu terus menerus meningkatkan prilaku hidup
sehat dan menjaga kebersihan lingkungan agar bebas dari dampak apa saja yang bisa
ditimbulkan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Baylon., Maglaya. 2015. Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Departemen Keehatan RI.
Lestari, Dewi., dkk. 2018. Teori dan Model keperawatan Komunitas. Bali: Wira medika.
Mahyuddin, Ha Effendi, F., Makhfudli. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek dalam keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
Mubarak, Chayatin, N. 2015. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta:
Salemba Medika.
90
91
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ROKOK PADA ANGGOTA KELUARGA
PEROKOK
DI RT 04 KEBUN
TEBENG TAHUN
2023
Disusun Oleh :
MAHASISWA/I NERS DEHASEN KELAS MANNA
93
6. Kegiatan Penyuluhan
TAHAP KEGIATAN
NO WAKTU SASARAN MEDIA
KEGIATAN PENYULUHAN
1. Pembukaan 5 menit Menjawab salam Kata-kata/
a. Mengucapkan salam Mendengarkan dan kalimat
b. Memperkenalkan diri menyimak, Bertanya
c. Menyampaikan tentang mengenai
tujuan pokok materi perkenalan dan
d. Meyampakaikan pokok tujuan jika ada yang
pembahasan kurang jelas
e. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 10 menit Penyampaian Materi Mendengarkan dan Kata-kata
a. Menjelaskan perbedaan menyimak dan Lefleat
perokok pasif dan aktif Bertanya mengenai
b. Menyebutkan kandungan hal-hal yang belum
rokok yang berbahaya jelas dan dimengerti
c. Menyebutkan akibat
menghisap asap rokok
d. Menjelaskan/menyebutkan
cara berhenti merokok
3. Penutup 10 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/
b. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. kontrak kegiatan se diajukan
lanjutnya Mendengar,
Memperhatikan.
7. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
a. Menjelaskan perbedaan perokok pasif dan aktif
b. Menyebutkan kandungan rokok yang berbahaya
c. Menyebutkan akibat menghisap asap rokok
d. Menjelaskan/menyebutkan cara berhenti merokok.
94
Lampiran Materi Penyuluhan
1. Macam-Macam Perokok
Perokok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
Perokok aktif adalah orang yang merokok secara langsung, sedangkan perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok, tetapi menghirup asap rokok orang lain yang
merokok disekitar orang tersebut. Perokok Pasif meningkatkan resiko terkena penyakit
berbahaya seperti jantung coroner yang mana tingkat bahayanya hampir sama dengan
orang yang perokok aktif.
2. Kandungan Rokok
Beberapa, kandungan rokok yang sangat berbahay untuk orang yang menghirupnya,
yaitu seperti :
a. Karbonmonoksida(CO) merupakan mengakibatkan penurunan kadar oksigen di
dalam darah serta menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahay.
b. Tar merupakan zat berbahaya penyebab kanker.
c. Nikotin merupakan penyebab kecanduan pada seseorang.
3. Akibat Merokok
Sering menghirup asap rokok, dapat menyebabkan :
a. Terkena kanker paru-paru
b. Aerosklerosis,
c. Penyakit jantung koroner,
d. Serangan jantung,
e. Stroke, dan tekanan darah tinggi.
f. Baik perokok aktif atau perokok pasif, juga lebih berisiko mengalami gejala covid-
19 yang lebih parah, apabila tubuhnya terinfeksi virus corona (covid-19).
4. Tips Berhenti Merokok
Ada beberapa tips untuk berhenti merokok, terutama dengan membulatkan tekat dan
tujuan untuk berhenti merokok terlebih dahulu
Misalnya : dengan tujuan anda ingin melindungi keluarga anda yang mana disebut
perokok pasif dari resiko-resiko yang ditimbulkan oleh asap rokok seperti terkena
kanker paru-paru.
95
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIIET HIPERTENSI DI RT 04 KEBUN
TEBENG TAHUN 2023
Disusun Oleh :
MAHASISWA/I NERS DEHASEN KELAS MANNA
96
Satuan Acara Penyuluhan
(SAP) Hipertensi
A. Latar Belakang
97
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu memahami mengenai
hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien mampu :
a. Menyebutkan pengertian Hipertensi,
b. Menyebutkan tujuan diit pada Hipertensi.
c. Menyebutkan
C. Sasaran
Masyarakat yang menderita Hipertensi
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
F. Waktu
Hari/Tanggal : Jum’at. 23 Juni
2023 Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Di Balai RT 04 Kebun Tebeng
98
G. Pelaksanaan
H. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab :
99
I. Setting Tempat
Keterangan :
Penyaji
Peserta
Ketua
Moderator
Fasilitator
Observer
J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang diit hipertensi.
b. Media dan alat dipahami.
c. Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian diit hipertensi.
b. Menjelaskan kembali tentang tujuan diit pada Hipertensi.
c. Menjelaskan kembali tentang makanan-makanan diit pada Hipertensi.
10
0
K. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Dilakukan saat proses penyuluhan berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang evaluasi aalah Kemampuan peserta sesuai dengan tujuan
penyuluhan.
Pada saat dilaksanakan penyuluhan tentang Hipertensi, yang mengikuti 10 orang.
Kegiatan berjalan dengan baik dan tertib, waktu penyuluhan sesuai dengan jadwal
yaitu mulai jam 10.00 WIB. Saat pemberian materi, peserta cukup kooperatif dan
beberapa orang mampu menjelaskan kembali.
Evaluasi Pertanyaan (Feed Back) :
10
1
MATERI
A. Pengertian
Diit pada Hipertensi adalah mengelola diit pada Hipertensi dengan cara
melakukan diit makanan dan memperhatikan pola makanan.
B. Tujuan
Untuk menghilangkan garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan
darah pada penyakit Hipertensi.
10
2
b. Jenis makanan yang tidak boleh untuk Hipertensi.
a) Karbohidrat: roti, biskuit, dan makanan yang diolah dengan garam.
b) Protein hewani: ikan asin, keju, cornet.
c) Protein nabati: semua kacang-kacangan yang diolah dengan garam.
d) Sayuran: semua sayuran segar dan diawetkan dengan garam dan soda.
e) Buah-buahan: semua buah segar dan diawetkan dengan garam dan soda.
f) Minyak: margarine dan mentega biasa.
g) Bumbu: semua bumbu dengan garam.
10
3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENANGANAN AWAL DEMAM DAN DIARE PADA ANAK
DI RT 04 KEBUN
TEBENG TAHUN
2023
Disusun Oleh :
MAHASISWA/I NERS DEHASEN KELAS MANNA
A. Latar Belakang
Balita yang sedang mengalami demam perlu adanya penanganan yang tepat
dari orang tua. Demam sangat berbeda dengan hipertermia. Hipertermi pada
typhoid merupakan suatu masalah keperawatan yang ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal yang biasanya disebabkan
oleh infeksi akut pada pencernaan (Ribek et al., 2018).
Penanganan fobia demam yang terjadi pada orang tua sering kali
mendorong orang tua untuk mencari informasi mengenai penanganan demam
pada anak. Pengukuran suhu tubuh anak haruslah mempertimbangkan masalah
ekonomis, juga merupakan pengukuran yang sederahana dan cepat dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan pada anak. Penanganan demam telah diketahui
secara umum termasuk dengan pemberian antipiretik maupun dengan metode
fisik. Pemilihan antipiretik, cara pemberian, dan dosis antipiretik penting untuk
diketahui oleh praktisi maupun orangtua dalam menangani demam, sehingga
informasi yang lengkap harus diberikan kepada orang tua pada setiap kunjungan
untuk mencegah kesalahan pemberian obat dan juga mencegah toksisitas
antipiretik (Lubis dan Lubis, 2016).
Demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua, terutama ibu.
Ibu adalah bagian integral dari penyelenggaraan rumah tangga yang dengan
kelembutannya dibutuhkan untuk merawat anak secara terampil agar tumbuh
dengan sehat. Ibu yang tahu tentang demam dan memiliki sikap yang baik dalam
10
5
memberikan perawatan, dapat menentukan pengelolaan demam yang terbaik bagi
10
6
anaknya. Hasil penelitian (Setyani dan Khusnal, 2013) memperlihatkan hampir
80% orang tua mempunyai fobia demam. Sebagian besar ibu mengira bahwa
apabila tidak diobati, maka demam semakin tinggi. Konsep yang salah ini,
mengakibatkan orang tua mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu
diobati. Salah satu penatalaksanaan awal yang bisa dilakukan ibu dalam
mengatasi demam yaitu mengompres dengan menggunakan air hangat dan
memberikan obat penurun panas.
Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran cerna yang disebabkan
oleh berbagai macam patogen, termasuk bakteri, virus dan protozoa. Diare
adalah penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering
disertai dengan kematian di Indonesia. Diare masih menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia sebagai penyumbang angka kematian terbanyak
pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan. Diare merupakan penyakit
tebanyak nomor 2 yang menyebabkan kematian pada anak di Indonesia yaitu
sebanyak 746 kematian terhitung pada tahun 2019.
Melihat cukup tingginya angka kasus diare yang terjadi pada anak balita
terutama pada usia 0-5 tahun, maka hal yang dapat dilakukan untuk menekan
terjadinya peningkatan kasus adalah dengan pemberian pendidikan kesehatan
kepada ibu. Pemberian pendidikan kesehatan tentang penanganan diare pada
anak. balita diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki ibu
dalam menangani anak diare. Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara
penunjang program-program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan
peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek (Ribek, Putu Susy N and
Mertha, 2017).
10
7
B. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu memahami mengenai
Penangan awal demam dan diare
4. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien mampu :
a. Menyebutkan cara penangan awal demam,
b. Menyebutkan cara penangan awal diare.
C. Sasaran
Masyarakat yang memiliki anak dan balita
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
F. Waktu
Hari/Tanggal : Jum’at. 23 Juni 2023
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Di Balai RT 04 Kebun Tebeng
G. Pelaksanaan
H. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab :
Keterangan :
Penyaji
Peserta
Ketua
Moderator
Fasilitator
Observer
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Standar
a. Kesiapan peserta mengikuti penyuluhan tentang Demam dan Diare.
b. Media dan alat dipahami.
c. Tempat sesuai dengan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Perawat dan peserta kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan.
6. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan maka peserta akan dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang cara penangan awal demam.
b. Menjelaskan kembali tentang cara penangan awal diare.
K. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Dilakukan saat proses penyuluhan berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang evaluasi aalah Kemampuan peserta sesuai dengan tujuan penyuluhan.
Pada saat dilaksanakan penyuluhan tentang penanganan awal demam dan diare, yang
mengikuti 14 orang. Kegiatan berjalan dengan baik dan tertib, waktu penyuluhan sesuai
dengan jadwal yaitu mulai jam 11.00 WIB. Saat pemberian materi, peserta cukup
kooperatif dan beberapa orang mampu menjelaskan kembali.
Evaluasi Pertanyaan (Feed Back) :
1. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar lembek / cair (mencret) bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari)
2. Etiologi
Virus/ Bakteri/ Protozoa
Makanan / Nutrisi
Gangguan Kesehatan (ex:campak)
Faktor lingkungan dan perilaku
Obat
Faktor psikologis
3. Gambaran Klinis
Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badannya meninggi
Tinja bayi encer, berlendir dan berdarah
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
Anusnya lecet
Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
Muntah sebelum atau sesudah diare
Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
Dehidrasi (kekurangan cairan)
4. Bahaya Diare
Zat-zat gizi hilang dari tubuh
Penderita akan kehilangan cairan tubuh
Penderita tersebut menjadi lesu dan lemas
Tubuh kekurangan cairan, dan jika sampai dehidrasi akut dapat
menyebabkan kematian
5. Pencegahan Diare
Gunakan air bersih yang cukup
Cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sehabis buang air
Beri ASI ekslusif pada bayi sampai usia 6 bulan
Berikan makanan pendamping ASI
Berikan imunisasi campak
6. Penatalaksanaan Diare
Beri minum dan makan
Larutan oralit
Jangan beri obat antidiare dan anti muntah pada anak dan bayi, karena obat
tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya, pemakaian
obat anti diare dapat menunda penanganan dengan oralit karena dapat
menghambat penyerapan oralit oleh tubuh.
Segera ke Rumah Sakit, bila:
1. Diare berlangsung lebih dari 2 hari
2. Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.
3. Tinja yang keluar berwarna kemerahan, artinya bercampur darah.
4. Sering muntah-muntah.
5. Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat Celcius.
6. Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau air.
7. Kedua mata cekung ke arah dalam.
8. Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga.
9. Sering mengantuk atau tidak merespons Anda.
7. Pengertian Demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Suhu normal pada manusia
dimana jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal berkisar dari 36,5 – 37,5
°C (Potter & Perry, 2009).
8. Penyebab demam
Secara garis besar infeksi demam pada anak antara lain :
1. Infeksi virus yang merupakan penyebab demam terbanyak. Virus menyebabkan
berbagai penyakit seperti pilek, batuk, flu, diare, dan penyakit lainnya.
2. Infeksi bakteri yang merupakan lebih jarang terjadi dibandingkan infeksi virus.
Akan tetapi infeksi bakteri dapat menyebabkan demam dan biasanya lebih serius.
3. Suhu anak juga dapat meningkat ketika akan tumbuh gigi, setelah di berikan
vaksin-imunisasi, atau ketika kurang minum dan kelelahan.
9. Cara mengatasi demam
Tidak boleh diselumuti karena kan menghambat penguapan (evaporasi).
Minum banyak karena dapat mengurangi kekurangan cairan atau dehidrasi.
Kompres anak dengan air hangat bukan air dingin ataupun alcohol. Apabila
diberikan air dingin, otak akan menyangka bahwa suhu tubuh dingin sehingga
otak akan memerintahkan tubuh untuk mebaikkan suhunya dengan cara
menggigil sehingga memproduksi panas. Akibatnya suhu tubuh anak bukannya
turun melainkan tambah panas.
Banyak beristirahat. Oleh karena tubuh sedang melawan penyakit maka
membutuhkan banyak energi untuk mencegah panas yang berlebih.
Beri pakaian tipis jika ruangan hangat atau panas, maka jangan memberi selimut
tebal atau pakaian tebal dan rapat. Hal ini bertujuan untuk mencegah panas yang
berlebih.
Makan-makanan bergizi. Makan makanan bergizi membantu tubuh memenuhi
nutrisi yang dapat membantu sistem imun tubuh dan tenaga bagi tubuh
Imunisasi dasar lengkap.
Beri obat penurun panas. Bila suhu tubuh diatas 38,5 derajat celcius maka anak
baru boleh diberikan obat penurun panas. Sebaiknya jangan berikan obat demam
apabila panas tidak terlalu tinggi (dibawah38,5 derajat celcius).
Anak harus segera dibawa ke dokter atau Puskesmas atau Rumah Sakit bila panas
telah berlangsung selama 3 hari, panas tidak turun selama 1x24 jam, muntah dan
diare, saat diberi banyak minum dan obat penurun panas namun tidak kunjung
turun, panas disertai kejang, dan tidak mau minum serta nafsu makan menurun.