Revisi Proposal 13 September 2022
Revisi Proposal 13 September 2022
Revisi Proposal 13 September 2022
PROPOSAL
Oleh :
DIVA RIZA
2013101048
KATA PENGANTAR
untuk Nabi Muhammad S.A.W sebagai inspirasi yang tidak habis sepanjang
informasi dari berbagai sumber. Terlepas dari itu semua, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
1. Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes selaku Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
4. Ibu Dr. Neila Sulung, S.Pd., Ns., M.Kes selaku Ka Prodi Magister Ilmu
ii
x
6. Kepala Puskesmas Palupuh dan Staff yang telah memberi dan membatu
7. Camat Palupuh yang yang telah memberi izin dan membatu pelaksanaan
penelitian ini.
pendidikan.
teman serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
selalu memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil dalam
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca. Terakhir, hanya kepada Allah
Penulis
iii
xi
DAFTAR ISI
BAB l PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10
E. Ruang Lingkup ........................................................................ 11
iv
xii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 49
vi
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kandungan Kimia Yang terdapata Dalam Rokok .................................. 17
2.2 Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan....................................................... 19
vii
xv
DAFTAR SKEMA
Bagan Halaman
2.1 Prose terbentuknya Sikap dan Reaksi .................................................... 40
2.2 Kerangka Teori........................................................................................ 47
3.1 Alur Pikir .............................................................................................. 47
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat kesehatan yang baik pada suatu Kota akan berpengaruh pada
tingkat kesehatan nasional. Semakin baik tingkat kesehatan penduduk pada suatu
Kota maka semakin baik pula tingkat kesehatan pada suatu negara (Herawati et
al., 2021). Salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia alah
tembakau telah membunuh sekitar 8 juta orang setiap tahun. Lebih dari 7 juta
diakibatkan oleh paparan asap rokok orang lain (secondhand smoke) yang
Global Adult Tobacco Survey – GATS yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan,
jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada tahun
2011 menjadi 69,1 juta perokok pada tahun 2021 (ROKOM, 2022).
masyarakat. Bagi perokok aktif tentu paparan asap rokok sama sekali tidak
zat adiktif yang bila digunakan dapat membahayakan kesehatan individu dan
masyarakat. Didalam rokok terdapat kurang lebih 4.000 (empat ribu) zat kimia
antara lain nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik, yang
1
2
(Efraldo, 2015). Asap rokok sangat merugikan kesehatan perokok pasif seperti
dan juga akan mengganggu masyarakat lainnya yang ingin menjalani kehidupan
di seluruh dunia. Bahaya yang harus ditanggung perokok pasif pun tercatat sangat
tahunnya, sekitar 45.000 dari kasus kematian ini disebabkan paparan asap rokok
orang lain. Rokok juga menyebabkan hampir seperempat (24,3%) dari semua
kematian kaum laki- laki dan 6,3% kaum perempuan di Indonesia (16,2% dari
total kematian) (Tobbacco free kids, 2020). Menurut data dari World Health
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina
dan India. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 35% dari total populasi, atau
sekitar 75 juta jiwa. Belum lagi pertumbuhan prevalensi perokok pada anak-anak
kematian pada tahun 2006, jumlah masyarakat Indonesia yang merokok setiap
hari adalah 658 juta orang, jika dikalikan dengan rata-rata jumlah rokok yang
dikonsumsi sebanyak 240 milyar batang perhari, akan setara dengan Rp 330
usia 10-18 tahun pada Tahun (2013) yaitu 7,2% dan pada Tahun (2016) mencapai
3
8,8% selanjutnya pada Tahun (2018) sebesar 9,1% hal ini menunjukkan bawah
adanya peningkatan. Rata-rata perokok aktif di Indonesia berada pada usia 30-34
Tahun dengan jumlah perokok terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah laki-
laki, yaitu sebanyak 47%. Angka kematian yang terjadi akibat merokok mencapai
240.618 pertahunnya.
prevalensi merokok yang semakin jauh dari target yang telah ditentukan.
Tentunya pemerintah harus bekerja keras untuk mencapai target yang seharusnya.
Mengingat banyak dampak buruk bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok.
asap rokok, pemerintah telah menetapkan kebijakan kawasan tanpa rokok untuk
No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 115 ayat 1 dan 2 yang
2015).
No.188 Tahun 2011). Adapun indikator kepatuhan KTR terdiri atas 8 komponen
yaitu 1) tidak ada orang merokok; 2) tidak terdapat ruangan khusus merokok; 3)
terdapat tanda larangan merokok; 4) tidak tercium asap rokok; 5) tidak terdapat
adanya indikasi merek atau sponsor, promosi dna iklan rokok di area KTR serta 8)
sarana terkait dengan anak, sarana ibadah, tempat kerja serta tempat umum dan
yang ada (Yanthi et al., 2021). Pelaksanaan Kawasan tanpa rokok dipengaruhi
Bebas Rokok di tempat umum seperti tempat kerja, restoran, bar, hotel, kasino,
Olowookere et al. (2014) yaitu pengetahuan dan sikap tentang KTR terhadap
Kawasan tanpa rokok di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan hasil multivariat
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah pengetahuan tentang KTR dengan p-value <
0,005. Berdasarkan hasil penelitian Ilmaskal et al. (2017) diketahui dari aspek
5
melalui media sosial ditempat-tempat umum seperti pasar, terminal dan lain-lain
masih kurang.
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok yang menetapkan tempat-
bermaksud melarang orang untuk merokok tetapi mengatur supaya orang tidak
merokok di sembarang tempat apabila berada ditempat umum atau tempat kerja
yang termasuk kawasan tanpa rokok, maka seseorang dapat merokok tetapi di
tersebut. Prinsip penetapan kawasan tanpa rokok dalam Peraturan Daerah ini
adalah adanya kawasan yang bebas dari asap rokok, adanya pembatasan ruangan
dan masih banyak perokok yang acuh untuk aturan tersebut sehingga masih ada
rokok. Masih ditemui orang yang merokok di tempat ibadah, angkutan umum,
tempat umum, dan lain-lain dan sanksi berupa denda sudah diberikan, namun
survei awal juga menemukan masih kurang tegasnya sanksi dalam menjalankan
ayat 1 (c) bahwa sanksi yang diberikan kepada masyarakat apabila memproduksi,
Merokok dalam Kawasan Tanpa Rokok yaitu sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus
ribu rupiah). Sanksi ini tidak membuat masyarakat menjadi jera, karena seperti
pemerintah tentang area bebas rokok nantinya akan mampu menyelamatkan nasib
perokok pasif melihat banyaknya jumlah perokok aktif yang ada. Berdasarkan
uraian diatas, maka Penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Faktor
B. Rumusan Masalah
7
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Kecamatan Palupuh.
Kecamatan Palupuh.
Kecamatan Palupuh.
Kecamatan Palupuh.
Kecamatan Palupuh.
Palupuh.
D. Manfaat Penelitian
sadar dan dapat memberikan perhatian lebih dalam upaya menekan angka
penelitian ini.
penelitian selanjutnya.
11
E. Ruang Lingkup
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Method
Penelitian ini dilakukan pada 4 ruang lingkup Kawasan Tanpa Rokok yang ada di
Kecamatan Palupuh yaitu fasilitas kesehatan, tempat umum, angkutan umum, dan
September 2022. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu 10 orang
observasi dan studi dokumen. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross
menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan analisis
penyajian data, menyimpulkan dan menafsirkan data dan teknik analisa data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Rokok
1. Definisi Rokok
dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
mengandung nikotin dan tar atau tanpa bahan tambahan yang bila
12
13
lainnya atau yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
dan masyarakat, karena rokok merupakan salah satu zat adiktif dan perlu
2. Jenis-Jenis Rokok
daun aren.
daun tembakau.
1) Rokok putih yaitu jenis rokok yang bahan baku atau isinya hanya
daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
14
2) Rokok kretek yaitu jenis rokok yang bahan baku atau isinya terdiri
3) Rokok Klembak yaitu jenis rokok yang bahan baku atau isinya
terdiri dari daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus
1) Rokok filter (RF) adalah jenis rokok yang pada bagian pangkalnya
3. Kandungan Rokok
ilmuwan juga telah mengidentifikasi lebih dari 7000 bahan dan senyawa
Beberapa bahan kimia yang ditemukan dalam asap rokok yakni nikotin,
monoksida (CO), dan nitrosamin. Banyak dari zat-zat tersebut yang dapat
Setiap rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia dan
a. Nikotin
cepat dan bekerja lebih keras dari biasanya dan meingkatkan resiko
b. Karbon Monoksida
et al., 2019).
c. Tar
d. Arsenik
e. Amonia
f. Fomid Acid
Zat ini sangat tajam, memiliki bau yang menusuk dan dapat
g. Hydrogen Cyanide
peernafasan. Zat ini merupakan salah satu zat yang mengandung racun
sangat berbahaya. Sedikit saja zat ini masuk ke dalam tubuh dan
h. Methanol
Gambar 2.1
Kandungan Kimia Yang Terdapat Dalam Rokok
(Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2018)
2018). Rokok memberikan efek yang negatif bagi tubuh seseorang dan
sebagai sistem utama yang terkena asap rokok secara langsung, sebagian
18
besar efek kesehatan terpusat pada saluran paru, yakni dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan atas dan bawah, bronkospasme dan batuk,
rokok elektrik yang diyakini memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah
yang dihasilkan rokok elektrik mengandung zat adiktif nikotin, perasa, dan
kesehatan manusia (American Cancer Society, 2017). Para peneliti saat ini
dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit jantung
seperti denyut jantung dan tekanan darah (Qasim, et al 2017). Dalam hal
19
tajam setelah rokok elektrik dikonsumsi. Selain itu Yan., & D'Cruiz C
diastolik dan detak jantung pada perokok, tetapi pada tingkat lebih rendah
bahwa dampak atau penyakit yang terjadi akibat merokok adalah penyakit
paru kronis, kanker paru-paru, penyakit jantung yang parah hingga bisa
menyebabkan kematian.
Gambar 2.2
Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan
(Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2018)
20
tidak optimal.
kesuburan.
berbahaya yang dihasilkan dari asap rokok. Hal ini dapat menimbulkan
gangguan kesehatan yang sama dengan perokok. Tidak ada batasan untuk
jumlah rokok yang dikonsumsi, baik untuk perokok aktif maupun perokok
21
pasif. Anak-anak yang hidup bersama orang tua yang merokok akan lebih
et.al (2019), penyakit utama yang disebabkan oleh rokok adalah sebagai
berikut:
a. Kanker paru
tidak terkendali dari sel abnormal yang ada dibagian tubuh. Mayoritas
kali lipat oleh kebiasaan merokok yang aktif dan sekitar 1,5 kali lipat
c. Serangan jantung
5. Perilaku Merokok
2019).
900C untuk ujung rokok yang dibakar, dan 300C untuk ujung rokok
c. Tipe-Tipe Perokok
timbul perasaan aneh dan tidak nyaman bila tidak merokok dalam
sehari.
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
Yang termasuk KTR antara lain: fasilitas layanan kesehatan, tempat proses
pokok, yaitu:
ibu hamil dan anak dari dampak buruk rokok baik langsung maupun
tidak langsung.
rokok di KTR.
26
sarana pendidikan yang sehat, nyaman dan aman, tidak terganggu asap
memberikan hak kepada orang yang tidak merokok untuk tidak terkena
dampak racun rokok yang sangat banyak terkandung dalam asap rokok
asap rokok baik kepada para perokok aktif maupun perokok pasif.
lebih bersih dan lebih sehat lagi. Oleh karena itu harus dilakukan
Kesehatan dan dalam P Bupati Agam Nomor 4 Tahun 2021 Pasal 3 Ayat
Tanpa Rokok, antara lain: (1) Tempat proses belajar mengajar: (2) Tempat
sarana kesehatan; (3) Tempat kegiatan anak-anak; dan (4) Tempat ibadah.
27
yaitu:
1) Rumah sakit
3) Poliklinik
6) Apotik/toko obat.
meliputi:
1) Sekolah
2) Perguruan tinggi
3) Perpustakaan
4) Ruang pratikum
5) Lembaga kursus
6) Lembaga pelatihan
7) Kelompok belajar
9) Majelis taklim
4) Taman kanak-kanak.
keluarga.
yang meliputi:
1) Bus
2) Bus sekolah
3) Kereta apai
4) Kapal
5) Angkutan perdesaan/kota
6) Kendaraan wisata
8) Angkutan tradisional
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
1) Kawasan pabrik
2) Kantor pemerintahan
5) Gedung pertemuan
g. Tempat umum, adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh
1) Pusat perbelanjaan
2) Hotel
tertutup.
yaitu:
a. Ada atau tidaknya tanda “dilarang merokok” yang cukup jelas dan
c. Ada atau tidaknya area atau ruangan merokok dalam gedung dengan
f. Ada atau tidaknya bau rokok di dalam gedung tertutup yang ditetapkan
Rokok wajib:
tanggung jawabnya.
31
Kawasan Tanpa Rokok, setiap orang dan/ atau badan usaha yang berada
b. Menjual rokok
d. Memproduksi rokok
e. Merokok
a. Setiap orang dan/ atau badan usaha yang memproduksi atau membuat
administratif berupa:
1) Teguran lisan
berupa:
1) Teguran lisan
2) Teguran tertulis
rupiah).
satu kali.
oleh orang untuk memelihara atau mencapai kesehatan dan atau mencegah
1. Faktor Internal, faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri, yaitu
kompleks.
perilakunya.
Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
bagi masyarakat.
Achmadi (2014), faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
Dari faktor- faktor diatas, dalam penelitian ini yang akan diteliti antara
lain:
1. Pengetahuan
a. Pengertian
2012).
b. Tingkatan
a. Tahu (Know)
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
b. Memahami (comprehension)
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
ada.
f. Evaluasi (evaluation)
penelitian ilmiah.
perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat
diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar.
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
yaitu :
yang tinggi, karena orang yang berilmu akan mengira bahwa rokok dan
sanksi berat akan dijatuhkan jika regulasi tersebut dilanggar (Djauzi S.,
2015).
2. Sikap
a. Pengertian
(Notoatmodjo, 2014).
40
Sikap
(Tertutup)
Skema 2.1
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
(Notoatmodjo, 2014).
b. Komponen Sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini
c. Tingkatan
memperhatikan stimulus.
d. Pengukuran Sikap
(Notoatmodjo, 2012).
42
3. Sosialisasi
a. Pengertian
b. Tujuan
masyarakat untuk tetap hidup sehat dan aktif berperan serta dalam
upaya kesehatan”.
pihak atau objek yang diajak, agar pihak atau objek tersebut dapat
perhatian.
maju.
masyarakat.
balik .
C. Kerangka Teori
oleh Notoatmodjo (2014) dan Achmadi (2014). Kerangka teori tersebut dapat
Faktor predisposisi
Peraturan Daerah Kabupaten
o Pengetahuan
Agam Nomor 4 Tahun 2021
o Sikap
tentang Kawasan Tanpa
o Motivasi
Rokok di Kecamatan Palupuh
o pendidikan
o Usia
o Pekerjaan
Sanksi pelanggaran
Tidak merokok
Faktor pendukung
o Sarana kesehatan
o Prasarana Prilaku kesehatan
kesehatan
Tidak Patuh
Patuh
Faktor pendorong Sanksi
o Dukungan suami
o Dukungan Tokoh
masyarakat
Terwujudnya
o Dukungan Petugas
Kawasan Tanpa
Rokok di
Kecamatan
Palupuh.
Skema 2.2
Kerangka Teori
Modifikasi Notoatmodjo (2005), Achmadi (2014)
47
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Alur Pikir
Dari kerangka pikir diatas, alur pikir yang digunakan pada penelitian ini
Skema 3.1
Alur Pikir
Patuh
Tidak Patuh
Sanksi
47
48
diteliti. Dibawah ini ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
diantaranya:
1. Input
promosi.
2. Proses
media promosi.
3. Proses
C. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Ukur
1 Pengetahuan tentang Pengetahuan masyarakat tentang Kawasan Kuesioner Wawancara 0= Rendah jika < Ordinal
Kawasan Tanpa Rokok Tanpa Rokok mean
1= Tinggi, jika ≥
mean
2 Sikap terhadap Kawasan Sikap masayarakat terhadap Kawasan Tanpa Kuesioner Wawancara 0= Negatif, jika < Ordinal
Tanpa Rokok Rokok mean
1= Positif, jika >
mean
3 Pengetahuan tentang sanksi Pengetahuan masyarakat tentang adanya Kuesioner Wawancara 0= Rendah jika < Ordinal
pelanggaran Kawasan Tanpa sanksi pelanggaran dalam Peraturan Daerah mean
Rokok Kabupaten Agam Nomor 4 Tahun 2021 1= Tinggi, jika ≥
tentang Kawasan Tanpa Rokok mean
4 Sikap terhadap sanksi Sikap masyarakat terhadap adanya sanksi Kuesioner Wawancara 0= Negatif, jika < Ordinal
pelanggaran Kawasan Tanpa pelanggaran dalam Peraturan Daerah mean
Rokok Kabupaten Agam Nomor 4 Tahun 2021 1= Positif, jika >
tentang Kawasan Tanpa Rokok mean
5 Sosialisasi Promosi kesehatan atau penyuluhan yang Kuesioner Wawancara 0= kurang, jika < Ordinal
dilakukan oleh petugas tentang Kawasan mean
Tanpa Rokok 1= Baik, jika >
mean
6 Dukungan Tokoh Masyarakat Dukungan dari tokoh masyarakat berupa: Kuesioner Wawancara 0= kurang, jika < Ordinal
1. Dukungan emosional mean
2. Dukungan penghargan 1= Baik, jika >
3. Dukungan instrumental mean
50
4. Dukungan informatif
7 Pelaksanaan Peraturan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok sesuai Kuesioner Wawancara 0= Kurang baik Ordinal
Daerah Kabupaten Agam Indikator: jika < mean
Nomor 4 Tahun 2021 tentang 1. tidak ada orang merokok 1= Baik, jika ≥
Kawasan Tanpa Rokok 2. tidak terdapat ruangan khusus merokok mean
3. terdapat tanda larangan merokok
4. tidak tercium asap rokok
5. tidak terdapat asbak/ korek/pemantik
6. tidak ditemukan puntung rokok
7. tidak ditemukan adanya indikasi merek atau
sponsor, promosi dan iklan rokok di area
KTR
8. tidak ditemukan penjualan rokok di KTR
sesuai dengan peraturan yang berlaku
D. Hipotesis
Kecamatan Palupuh.
68
BAB IV
METODE PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
1. Informan
68
69
b. Camat Palupuh
2. Responden
merokok padahal merupakan tempat yang harus terbebas asap rokok dan
sebagai berikut :
70
n = 𝑍𝑎² 𝑥 𝑃 𝑥 𝑄
𝐿²
n = 96,04
Keterangan :
Q = 1-P
3. Kriteria Inklusi
4. Kriteria Ekslusi
1. Data Primer
informan penelitian.
2. Data Sekunder
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
data yang valid dan relevan dalam peneliti ini, maka peneliti menggunakan
1. Wawancara
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang akan dilakukan pada
72
a. Wawancara terstruktur
suatu fenomena.
b. Wawancara semi-terstruktur
2. Observasi
alat yang digunakan dalam observasi yaitu buku dan ballpoint untuk
3. Kuesioner
4. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan
1. Kualitatif
a. Validasi Data
1) Triangulasi Metode
kebenarannya.
4) Triangulasi Teori
(Rahardjo, 2010).
2. Kuantitatif
b. Pengkodean (coding)
c. Tabulasi (tabulating)
Data yang telah diedit dan diberi kode kemudian dientri dengan
menggunakan kuesioner.
77
1. Kualitatif
analisa data terhadap informan setiap jawaban yang diperoleh, dan apabila
2. Kuantitatif
a. Analisis Univariat
suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok
b. Analisis Bivariat
statistik Ho ditolak dan jika pvalue > α maka secara statistik Ho diterima.
c. Analisis Multivariat
2016).
79
DAFTAR PUSTAKA
80
Admin. (2020). Dukungan Kawasan Tanpa Rokok. RSUD Wates Kulon Progo.
https://rsud.kulonprogokab.go.id/detil/509/dukung-kawasan-tanpa-rokok
Akbar, M. A., Gani, H. A., & Istiaji, E. (2015). Dukungan Tokoh Masyarakat
dalam Keberlangsungan Desa Siaga di Desa Kenongo Kecamatan Gucialit
Kabupaten Lumajang ( Community Leaders ’ Support in the Sustainability
of Alert Village in Kenongo Village , Sub District of Gucialit , Lumajang
Regency ). Pustaka Kesehatan, 3(3), 1–9.
Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta.
Dewiyana. (2009). Yuk, Mengenal Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Oleh:
Dewiyana. Dinkes Jatimprov.
Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu dan Ekspor Impor Obat, N. (2022).
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. BPOM RI;
BPOM RI. https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/76/Keracunan-
yang-Disebabkan-Gas-Karbon-Monoksida.html
Efraldo, J. Z. (2015). The Implementation Of Regional Regulation Of Pontianak
City Number 10 Of 2010 On Non-Smoking Area In Subdistrict Of
Pontianak Tenggara. PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 3, 1–20.
http://jurmafis.untan.ac.id
Eko Sudarmanto, D. (2021). Desain Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif (R.
Watrianthos (Ed.); Cetakan 1). Yayasan Kita Menulis.
Gagan. (2017). Pengertian Merokok Dan Akibatnya.
Www.Dinkes.Bantenprov.Go.Id; Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/pengertian-merokok-dan-
akibatnya.html
Hastono, S. P. (2016). Analisa Data Pada Bidang Kesehatan. Raja Grafindo
Persada.
Herawati, C., Kristanti, I., & Jannah, S. R. (2021). Penerapan Fungsi Manajemen
Pada Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. DIMASEJATI, 3(1), 1–18.
Herdiansyah, H. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika.
Hock, L. K., Li, L. H., Huey, T. C., Yuvaneswary, V., Sayan, P., Fadhli, M.,
Yusoff, M., Kuay, L. K., Yn, L. M., Chee, C. K., Mohd, G. S., Li, L., & T,
C. H. (2019). Support for smoke-free policy among Malaysian adults :
findings from a population-based study. BMJ Open, 7–11.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-020304
Ilmaskal, R., Prabandari, Y. S., & Wibowo, T. A. (2017). Evaluasi penerapan
kebijakan peraturan daerah kawasan tanpa rokok di kota Padang Panjang.
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine
and Public Health) Volume, 33(5), 255–260.
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.
Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
__________. (2012). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
__________. (2014). Kesehatan Masyarakat ,Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.
__________. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Olowookere, S. A., Adepoju, E. G., & Gbolahan, O. O. (2014). Awareness and
attitude to the law banning smoking in public places in Osun State ,
Nigeria. Tobacco Induced Diseases, 12(1), 1–4.
https://doi.org/10.1186/1617-9625-12-6
81
Peraturan Bupati Agam Nomor 4 Tahun 2021 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
(2021).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun. (2013).
Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan
Pada Kemasan Produk Tembakau. In Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Primasari, S. I., & Listina, F. (2021). Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan
Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu
Kesehatan Indonesia (JIKSI), 2(2), 87–97.
Rahardjo, M. (2010). Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. http://repository.uin-
malang.ac.id/1133/
Rochka, M. M., Anwar, A., & Rahmadani, S. (2019). Kawasan Tanpa Rokok Di
Fasilitas Umum (Pertama). Uwais Inspirasi Indonesia.
ROKOM. (2022). Temuan Survei GATS Perokok Dewasa di Indonesia Naik 10
Tahun Terakhir – Sehat Negeriku. Sehatnegeriku.Kemkes.Go.Id.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220601/4440021/temua
n-survei-gats-perokok-dewasa-di-indonesia-naik-10-tahun-terakhir/
Saputri, S., Arief, H., & Noor, S. (2015). Implementasi peraturan daerah
kabupaten barito kuala nomor 5 tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok.
Eprints.Uniska-Bjm. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/id/eprint/3155
Sugiyatmi, T. A. (2015). Menuju Fasyankes Yang Bermutu: Perlunya Sistem
Monitoring Efektifitas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 100% di Fasilitas
Kesehatan. Divisi Mutu PKMK FK UGM.
https://www.mutupelayanankesehatan.net/19-headline/2114-menuju-
fasyankes-yang-bermutu-perlunya-sistem-monitoring-efektifitas-kawasan-
tanpa-rokok-ktr-100-di-fasilitas-kesehatan
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas.
_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan (Pertama). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Taufik, F. F. (2022). Berhenti Merokok Apapun Jenisnya.
Rsuppersahabatan.Co.Id.
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/berhenti-merokok-apapun-
jenisnya
Wahyudi, D. I. (2019). Bahaya Merokok - RSGM Maranatha. Rumah Sakit Gigi
Dan Mulut Maranatha Sepenih Hati, Penuh Kasih.
https://rsgm.maranatha.edu/2019/04/22/bahaya-merokok/
Wirawan. (2012). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi dan
Penelitian. Salemba Empat.
Wirjokusumo, I., & Ansori, S. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Unesa
University Press.
Wiyarti, W., Alifah, D., Fitriyani, S., Latifah, B. I., & Nisa, H. (2020). Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
( KTR ) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019. 4, 225–232.
Yanthi, D., Sando, W., & Hayana. (2021). Pelaksanaan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok Di SMPN 07 Pekanbaru Tahun 2020. Ensiklopedia of
82
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Tahun 2022”.
terhadap saya. Saya tahu penelitian ini akan menjadi masukan bagi
Responden,
( )
Lampiran 2
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Fort De Kock
Bukittinggi:
Nama : Diva Riza
NIM : 2013101048
Menyatakan bahwa, saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Agam
Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Di Kecamatan
Palupuh Tahun 2022”.
84
Peneliti
Lampiran 3
KISI-KISI KUESIONER
Tanpa Rokok
Dukungan Dukungan dari tokoh masyarakat berupa:
tokoh 1. Dukungan emosional
masyarakat 2. Dukungan penghargan
tentang KTR 3. Dukungan instrumental
4. Dukungan informatif
Pelaksanaan Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan sesuai Indikator:
Daerah 1.tidak ada orang merokok
Kabupaten 2.tidak terdapat ruangan khusus merokok
Agam Nomr 4 3.terdapat tanda larangan merokok
tahun 2021 4.tidak tercium asap rokok
tentang KTR 5.tidak terdapat asbak/ korek/pemantik
6.tidak ditemukan puntung rokok
7.tidak ditemukan adanya indikasi merek
atau sponsor, promosi dan iklan rokok
di area KTR
8.tidak ditemukan penjualan rokok di
KTR sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Lampiran 4
KUESIONER
A. Karakteristik Responden
1. Nama : ...........................................................................
2. Umur : ...........................................................................
3. Jenis Kelamin : ................................. …………………………….
4. Pendidikan terakhir : ............................................................................
5. Pekerjaan : ………………………………………………….…
6. Alamat : …………………………………………………….
86
7. No.Hp : …………………………………………………….
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan benar atau teliti
2. Isilah jawaban yang disediakan menurut Bapak/Ibu/Saudara/i yang
paling tepat dengan memberikan tanda checklist (√ )
5. Menurut anda, kenapa harus ada kawasan tanpa rokok tersebut? (jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya
b. Bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok
c. Karena ada peraturan daerahnya
d. Tidak tahu
6. Menurut anda, apa tujuan ditetapkannya KTR?
a. Melindungi perokok.
b. Memberi ruang perokok untuk melakukan aktifitas merokok.
c. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
d. Meningkatkan produksi rokok
7. Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok di kecamatan Palupuh
adalah……
a. UUD 1945
b. Peraturan pemerintah
c. Peraturan gubernur
d. Peraturan bupati
Beri tanda √ pada sangat setuju (SS)/ ( setuju(S)/ tidak setuju (TS)/ sangat
tidak setuju (STS)
No Pernyataan SL TS
1 Setujukah anda bahwa sosialisasi merupakan
sarana penyampaian informasi tentang KTR di
Kecamatan Palupuh
2 Bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan melalui berbagai media, baik media
elektronik maupun media massa bahkan sampai
melakukan penyuluhan secara langsung ke
rumah-rumah membutuhkan informasi yang
lengkap dan jelas baik itu tujuan, manfaat,
pelanggaran dan sanksi yang ada
3 Petugas kesehatan memberikan informasi kepada
masyarakat dengan melengkapi penjelasan
melalui brosur, leafleat dll.
4 Pemasangan spanduk, plang dan tanda
peringatan di pinggir jalan atau di tempat-tempat
strategis lainnya yang berisi pesan singkat
tentang KTR yang mudah dimengerti dan
menarik sehingga mampu menyampaikan
tujuannya dengan baik.
5 Media sosialisasi dalam menyampaikan
informasi dapat diperoleh secara langsung
dengan cepat dan mudah serta informasi yang
diberikanpun sangat lengkap, akurat, terjamin,
kebenarannya dan up to date.
6 Petugas kesehatan melakukan sosialisasi dengan
mengajak serta tokoh masyarakat yang sudah
paham dengan KTR ini
7 Dalam pemberian sosialisasi sebaiknya diberikan
contoh kasus penggaran yang sudah diberikan
sanksi administrasi agar masyarakat dapat
menjadikan efek jera untuk melanggar
8 Sosialisasi KTR yang dilakukan petugas
mengingatkan saya akan pentingnya menjadikan
Kecamtan Palupuh Bebas Asap dengan adanya
KTR.
9 Semakin banyak sosialisasi KTR membuat saya
semakin paham dan menerapkan KTR di
kecamatan Palupuh
10Sosialisasi KTR yang dilakukan petugas
memberitahu saya atas adanya peraturan
Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 4
Tahun 2021 tentang KTR
92
No Pernyataan Ya Tidak
1 Tidak ada orang yang merokok
2 tidak terdapat ruangan khusus merokok
3 terdapat tanda larangan merokok
4 tidak tercium asap rokok
5 tidak terdapat asbak/ korek/pemantik
93
Lampiran 5
I. Identitas Responden
Nomor :…………………...................................(diisi oleh peneliti)
Nama Informan : …………......................................................(inisial huruf)
Umur :…………tahun
Pendidikan Formal Terakhir : ……………………
II. Pertanyaan
A. Kebijakan
1. Kebijakan apa yang selama ini mendasari pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok di Kecamatan Palupuh?
2. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok di Kecamatan Palupuh?
B. SDM
1. Bagaimana Ketersediaan tenaga dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok di Kecamatan Palupuh?
94
C. Dana
1. Bagaimana pendanaan pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di
Kecamatan Palupuh?
(Probing: apakah ada sumber dana dan dari mana sumber
dananya?)
2. Kendala apa yang ditemui dalam hal pendanaan?
(Probing: Apa upaya mengatasinya?)
D. Sarana Prasarana
1. Bagaimana dengan sarana dan prasarana pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok di Kecamatan Palupuh?
2. Kendala apakah yang ditemui dalam penyediaan sarana dan
prasarana tersebut? Bagaimana cara untuk mengatasi kendala
tersebut? (Bila ada ditemui kendala)
E. Evaluasi
1. Bagaimana hasil pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di
Kecamatan Palupuh?
2. Dengan hasil pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Kecamatan
Palupuh yang telah berjalan ini, bagaimana pencapaian yang
sudah dilakukan? apa saja kendala dan hambatan dalam
pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Kecamatan Palupuh?
95
II. Pertanyaan
PROSES
A. Supir angkutan umum
1. Apakah anda merokok? Jika iya, apakah saat berkendaraan anda merokok?
dan bagaimana respon penumpang anda saat anda merokok?
2. Apakah penumpang anda pernah menyampaikan tentang Rokok, KTR dan
Peraturan Daerah tentang KTR?
3. Bagaimana menurut anda proses pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di
Kecamatan Palupuh?
4. Menurut anda, apakah mayoritas dari para perokok di kecamatan Palupuh
tidak mentaati peraturan Kawasan Anti Rokok ?
5. Menurut anda, apakah masyarakat kecamatan Palupuh kurang menerapkan
96
B. Pasien puskesmas
1. Apakah di Puskesmas ada tempat merokok?
2. Apakah anda mengetahui tentang KTR? Jelaskan!
3. Bagaimana menurut anda proses pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di
Kecamatan Palupuh khususnya puskesmas?
4. Menurut anda, apakah mayoritas dari para perokok di kecamatan Palupuh
tidak mentaati peraturan Kawasan Anti Rokok ?
5. Menurut anda, apakah masyarakat kecamatan Palupuh kurang menerapkan
peraturan Kawasan Tanpa Rokok dengan baik ?
6. Apakah anda mengetahui bahwa larangan merokok di kecamatan Palupuh di
tetapkan melalui pemasangan stiker himbauan, plank dan tanda
peringantan ?
7. Sudahkah anda mentaati peraturan Kawasan Tanpa Rokok tersebut dengan
tidak merokok di KTR di Kecamatan Palupuh ?
8. Menurut anda, apakah pihak Kecamatan Palupuh kurang menerapkan
97