UTS Putra Wisnu Hukum Hindu

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH INTISARI ACARA

Oleh:

Nama : I Wayan Putra Wisnu


Kelas : C1 Denpasar
No/Nim : 07/2211011023

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR


PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS DHARMA ACARYA
TAHUN AJARAN
2024
Soal

1. Tulislah pendapat anda mengenai uraian di bawah ini!


a. Menurut Manawadharmasastra, sumber hukum Hindu berturut-turut sesuai urutan
adalah sebagai berikut: Sruti, Smerti, Sila, Sadacara, dan Atmanastuti. (point 10)
Jawab:
Menurut pendapat saya, dalam Manawa Dharmasastra II.6, sumber-sumber hukum
Hindu diatur secara kronologis. Pertama adalah Sruti, yang merupakan kelompok
Weda suci yang diturunkan melalui wahyu kepada para Maha Rsi. Sruti terdiri
dari Rg Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharva Veda, yang menjadi landasan
ajaran Agama Hindu. Namun, penerapannya dalam hukum disesuaikan dengan
budaya dan kebutuhan masyarakat. Kemudian, ada Smrti, yang merupakan
penyusunan ulang ajaran Sruti berdasarkan ingatan. Smrti menjadi sumber hukum
kedua setelah Sruti, memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang masalah-
masalah yang bersumber dari Sruti. Selanjutnya, Sila, yang mengacu pada tingkah
laku orang-orang suci yang menjadi standar untuk menilai kebaikan atau
keburukan perilaku. Adat dan upacara lokal, atau Acara, juga menjadi sumber
hukum, sebagai bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan
manifestasinya, yang diwariskan turun-temurun. Terakhir, ada Atmanastuti, yang
merujuk pada kepuasan kebenaran dalam diri seseorang. Dalam Manawa
Dharmasastra, Atmanastuti digunakan sebagai ukuran untuk menilai baik-
buruknya suatu tindakan, mengingat setiap keputusan berdampak pada akibat
tertentu. Dengan demikian, sumber-sumber hukum Hindu diatur dalam urutan
kronologis ini untuk memberikan panduan dalam kehidupan dan tata hukum
Hindu.
b. Bagaimana keberadaan dan Penataan Hukum Hindu di Indonesia, Jelaskan
menurut pendapat anda! (point 10)
Menurut pendapat saya Keberadaan dan penataan hukum Hindu di Indonesia
merupakan perhatian penting, terutama dalam konteks masyarakat yang kaya akan
agama dan tradisi. Hukum Hindu, dikenal sebagai hukum adat, berasal dari agama
dan tradisi tanpa terdaftar dalam perundang-undangan tertulis. Hukum Hindu
bersifat fleksibel, menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat, dan berperan
dalam menyelesaikan permasalahan internal umat Hindu. Nilai-nilai yang

1
terkandung dalam hukum Hindu memberikan pedoman dalam bertindak dan
mencapai kehidupan yang aman. Hukum Hindu di Indonesia melihat dirinya
sebagai sumber yang penting bagi pembangunan hukum nasional yang mengarah
pada kesetaraan hukum. Hukum Hindu juga didasarkan pada prinsip demokratis,
dengan keyakinan bahwa masalah harus diselesaikan secara kolektif dan sesuai
dengan kedaulatan rakyat. Selain hukum adat, hukum Hindu di Indonesia
mencakup hukum perdata dan publik, dengan pendekatan yang kompromi dan
komprehensif terhadap keberlanjutan, keadilan, dan kesejahteraan.

2. Jelaskan dengan singkat uraian pengertian di bawah ini secara cermat!


a. Sumber Hukum Hindu menurut Sejarah. (point 5)
Jawab:
Sumber Hukum Hindu mencakup berbagai dokumen dan teks yang digunakan
oleh ahli Hindulogi untuk meneliti hukum Hindu, termasuk aspek politik, filosofi,
sosiologi, dan kebudayaan. Peninjauan sumber hukum Hindu menekankan
dokumen tertulis sebagai bukti sejarah yang kuat, seperti Weda dan kitab lainnya.
Prasasti, paswara, dan Yurisprudensi Hukum Hindu juga penting. Perkembangan
hukum Hindu dibagi menjadi empat periode berdasarkan Kitab Dharmasastra
yang ditulis oleh Manu, Gautama, Samkha-likhita, dan Parasara, memainkan
peran kunci dalam sejarah hukum Hindu. Adapun periodenya Pertama, dalam
Jaman Krta Yuga, berlaku Hukum Hindu yang tertuang dalam Manawa
Dharmasastra yang ditulis oleh Manu. Kedua, pada Jaman Treta Yuga, berlaku
Hukum Hindu yang terdapat dalam Manawa Dharmasastra yang ditulis oleh
Gautama. Selanjutnya, pada Jaman Dwapara Yuga, berlaku Hukum Hindu yang
ditemukan dalam Manawa Dharmasastra yang ditulis oleh Samkha-likhita. Dan
terakhir, pada Jaman Kali Yuga, berlaku Hukum Hindu yang terdapat dalam
Manawa Dharmasastra yang ditulis oleh Parasara. Keempat kitab Dharmasastra
ini memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan hukum Hindu sepanjang
sejarahnya.
b. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Sosiologi. (point 5)
Jawab:
Sosiologi mempelajari ilmu kemasyarakatan, termasuk hubungan antarindividu
dalam masyarakat yang dibentuk oleh aturan tradisional atau baru. Faktor
sosiologis sangat memengaruhi sumber Hukum Hindu, yang disebut dharma,

2
dalam mengatur kehidupan manusia. Dharma memiliki beragam aspek kehidupan
yang diatur berdasarkan azas dan ideologi, dengan penerapan yang disesuaikan
dengan konteks waktu, tempat, dan keadaan setempat. Peran ilmu sosiologi dalam
mendukung sumber Hukum Hindu sangat penting karena memahami tata
kemasyarakatan pada saat itu.
c. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Formal. (point 5)
Jawab:
Sumber hukum dalam arti formal menurut Prof. Mr. J. L. Van Aveldoorn adalah
yang dibuat oleh badan atau lembaga berwenang dan dapat menimbulkan hukum
positif. Menurut Lestawi, sumber hukum formal adalah Undang-Undang,
Kebiasaan dan Adat, serta Traktat. Ada pula jenis sumber hukum yang meliputi
Yurisprudensi dan Pendapat ahli hukum. Sementara itu, dalam Kitab Manawa
Dharmasastra, sumber hukum Hindu terbagi menjadi lima bagian: Sruti, Smrti,
Sila, Acara, dan Atmanastuti.
d. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Filsafat. (point 5)
Jawab:
Sumber hukum Hindu dalam arti filsafat adalah aspek rasional dari agama yang
tak terpisahkan. Filsafat, menurut Aristoteles, merupakan upaya untuk memahami
prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab realitas. Dalam konteks Hindu, filsafat
menyediakan landasan rasional untuk pemahaman hukum. Ilmu filsafat Hindu,
atau dharsana, menegaskan pentingnya dharma, keilmuan (jnana), kepercayaan
(sadhana), pengendalian diri, dan upaya pensucian dalam mencapai kebahagiaan
abadi. Dalam menyusun hukum Hindu, filsafat memegang peran utama dalam
merumuskan hipotesa hukum yang diperlukan, karena agama Hindu juga
mencakup aspek filsafat, hukum, dan lain-lain. Dharmasastra sebagai Hukum
Hindu mempertimbangkan berbagai masalah hukum dari perspektif filsafat,
sosiologi, ekonomi, pemerintahan, dan politik.
3. Apa yang dimaksud dengan:
a. Yurisprodensi (point 5)
Yurisprudensi adalah sumber hukum yang berasal dari putusan hakim yang telah
berkekuatan hukum tetap dan diikuti oleh hakim-hakim dalam perkara setelahnya.
b. Kodifikasi hokum (point 5)
Kodifikasi hukum adalah proses membuat perundang-undangan yang mengatur
hukum dalam bentuk peraturan yang terdaftar dalam perundang-undangan

3
c. Traktat (point 5)
Traktat adalah perjanjian antara negara-negara yang membentuk hukum yang
berlaku di antara mereka
d. Kebiasaan (point 5)
Kebiasaan adalah tindakan yang tetap dan keyakinan masyarakat, yang
mempunyai kekuatan berlaku atau mengikat setiap orang
e. Rta (point 5)
Rta dalam agama Hindu adalah hokum alam yang mengatur keseimbangan alam
semesta (makrokosmos) dan kedamaian dan keharmonisan umat manusia
(makromikro) dalam kehidupan di dunia maya.
4. Apa berbedaan Dharma dengan Rta dalam hukum Hindu? (point 15)
Dharma dan Rta adalah dua konsep yang berbeda dalam hukum Hindu. Dharma
merupakan hukum duniawi yang berlaku baik ketika diterapkan maupun tidak. Dia
merupakan hukum yang berlaku di duniawi, yang mengatur tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dharma adalah hukum yang mengatur tingkah laku
manusia, termasuk kepercayaan, keikhlasan, dan tingkah laku yang sesuai dengan
kepercayaan terhadap hukum Tuhan (Rta). Sedangkan, Rta merupakan hukum alam
yang bersifat abadi. Dia adalah hukum alam yang menciptakan segala isi dari alam
semesta ini, yang murni dan abadi, bersifat absolute berlaku bagi semua ciptaan-Nya.
Rta mengatur keseimbangan alam semesta, makrokosmos, dan menjamin
keseimbangan antara manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini Darma dan Rta bersama
bertujuan untuk menjamin keharmonisan alam semesta dan kehidupan manusia dalam
kehidupan di dunia maya. Darma mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari-hari, sementara Rta mengatur keseimbangan alam semesta dan kedamaian
antara manusia dengan Tuhan.
5. Jelaskan perbedaan dan ciri-ciri dari masing-masing Yuga!
a. Satya Yuga (point 5)
Ditulis oleh Mpu Manu, Masa yang penuh kedamaian dimana manusia selalu
mematuhi ajaran kebenaran dan tiada pernah menyakiti makhluk lain baik dalam
pikiran, perkataan maupun perbuatan. Zaman ini disebut juga "Zaman Keemasan"
karena manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para dewa, dan pelajaran agama,
penebusan dosa dan meditasi merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman
ini.

4
b. Treta Yuga (point 5)
Ditulis oleh Gautama, Masa ini sifat kerohanian sangat jelas tampak dan agama
menjadi dasar hidup. Akan tetapi pikiran manusia mulai dikotori oleh suatu
kejahatan untuk mengahancurkan manusia lainya. Manusia mulai melakukan
dosa-dosa namun masa ini semua masih berjalan seimbang.
c. Dwapara Yuga (point 5)
Ditulis oleh Samkha-likhita, Pada masa ini manusia mulai bertindak rasional.
Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan
kesombongan mulai tampak. Yang diutamkan pada zaman ini adalah ritual atau
yajnya. Semakin besar ritual maka semakin dihormati orang pada zaman ini. Dan
pada zaman ini orang-orang mulai pamrih untuk membantu orang lain.
d. Kali Yuga (point 5)
Ditulis oleh Parasara, Pada masa ini disebut juga Zaman kegelapan. Orang-orang
berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat. Kebajikan akan meredup dan berhenti
berkembang. Zaman ini keadaan tidak menentu, kacau, tidak harmonis dan
kebingungan dimana mana. Pada masa ini dunia mengalami kehancuran,
malapetaka. Manusia mulai melupakan Tuhan. Zaman ini disebut Zaman
kehancuran.

Anda mungkin juga menyukai