UTS Putra Wisnu Hukum Hindu
UTS Putra Wisnu Hukum Hindu
UTS Putra Wisnu Hukum Hindu
Oleh:
1
terkandung dalam hukum Hindu memberikan pedoman dalam bertindak dan
mencapai kehidupan yang aman. Hukum Hindu di Indonesia melihat dirinya
sebagai sumber yang penting bagi pembangunan hukum nasional yang mengarah
pada kesetaraan hukum. Hukum Hindu juga didasarkan pada prinsip demokratis,
dengan keyakinan bahwa masalah harus diselesaikan secara kolektif dan sesuai
dengan kedaulatan rakyat. Selain hukum adat, hukum Hindu di Indonesia
mencakup hukum perdata dan publik, dengan pendekatan yang kompromi dan
komprehensif terhadap keberlanjutan, keadilan, dan kesejahteraan.
2
dalam mengatur kehidupan manusia. Dharma memiliki beragam aspek kehidupan
yang diatur berdasarkan azas dan ideologi, dengan penerapan yang disesuaikan
dengan konteks waktu, tempat, dan keadaan setempat. Peran ilmu sosiologi dalam
mendukung sumber Hukum Hindu sangat penting karena memahami tata
kemasyarakatan pada saat itu.
c. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Formal. (point 5)
Jawab:
Sumber hukum dalam arti formal menurut Prof. Mr. J. L. Van Aveldoorn adalah
yang dibuat oleh badan atau lembaga berwenang dan dapat menimbulkan hukum
positif. Menurut Lestawi, sumber hukum formal adalah Undang-Undang,
Kebiasaan dan Adat, serta Traktat. Ada pula jenis sumber hukum yang meliputi
Yurisprudensi dan Pendapat ahli hukum. Sementara itu, dalam Kitab Manawa
Dharmasastra, sumber hukum Hindu terbagi menjadi lima bagian: Sruti, Smrti,
Sila, Acara, dan Atmanastuti.
d. Sumber Hukum Hindu dalam Arti Filsafat. (point 5)
Jawab:
Sumber hukum Hindu dalam arti filsafat adalah aspek rasional dari agama yang
tak terpisahkan. Filsafat, menurut Aristoteles, merupakan upaya untuk memahami
prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab realitas. Dalam konteks Hindu, filsafat
menyediakan landasan rasional untuk pemahaman hukum. Ilmu filsafat Hindu,
atau dharsana, menegaskan pentingnya dharma, keilmuan (jnana), kepercayaan
(sadhana), pengendalian diri, dan upaya pensucian dalam mencapai kebahagiaan
abadi. Dalam menyusun hukum Hindu, filsafat memegang peran utama dalam
merumuskan hipotesa hukum yang diperlukan, karena agama Hindu juga
mencakup aspek filsafat, hukum, dan lain-lain. Dharmasastra sebagai Hukum
Hindu mempertimbangkan berbagai masalah hukum dari perspektif filsafat,
sosiologi, ekonomi, pemerintahan, dan politik.
3. Apa yang dimaksud dengan:
a. Yurisprodensi (point 5)
Yurisprudensi adalah sumber hukum yang berasal dari putusan hakim yang telah
berkekuatan hukum tetap dan diikuti oleh hakim-hakim dalam perkara setelahnya.
b. Kodifikasi hokum (point 5)
Kodifikasi hukum adalah proses membuat perundang-undangan yang mengatur
hukum dalam bentuk peraturan yang terdaftar dalam perundang-undangan
3
c. Traktat (point 5)
Traktat adalah perjanjian antara negara-negara yang membentuk hukum yang
berlaku di antara mereka
d. Kebiasaan (point 5)
Kebiasaan adalah tindakan yang tetap dan keyakinan masyarakat, yang
mempunyai kekuatan berlaku atau mengikat setiap orang
e. Rta (point 5)
Rta dalam agama Hindu adalah hokum alam yang mengatur keseimbangan alam
semesta (makrokosmos) dan kedamaian dan keharmonisan umat manusia
(makromikro) dalam kehidupan di dunia maya.
4. Apa berbedaan Dharma dengan Rta dalam hukum Hindu? (point 15)
Dharma dan Rta adalah dua konsep yang berbeda dalam hukum Hindu. Dharma
merupakan hukum duniawi yang berlaku baik ketika diterapkan maupun tidak. Dia
merupakan hukum yang berlaku di duniawi, yang mengatur tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dharma adalah hukum yang mengatur tingkah laku
manusia, termasuk kepercayaan, keikhlasan, dan tingkah laku yang sesuai dengan
kepercayaan terhadap hukum Tuhan (Rta). Sedangkan, Rta merupakan hukum alam
yang bersifat abadi. Dia adalah hukum alam yang menciptakan segala isi dari alam
semesta ini, yang murni dan abadi, bersifat absolute berlaku bagi semua ciptaan-Nya.
Rta mengatur keseimbangan alam semesta, makrokosmos, dan menjamin
keseimbangan antara manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini Darma dan Rta bersama
bertujuan untuk menjamin keharmonisan alam semesta dan kehidupan manusia dalam
kehidupan di dunia maya. Darma mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari-hari, sementara Rta mengatur keseimbangan alam semesta dan kedamaian
antara manusia dengan Tuhan.
5. Jelaskan perbedaan dan ciri-ciri dari masing-masing Yuga!
a. Satya Yuga (point 5)
Ditulis oleh Mpu Manu, Masa yang penuh kedamaian dimana manusia selalu
mematuhi ajaran kebenaran dan tiada pernah menyakiti makhluk lain baik dalam
pikiran, perkataan maupun perbuatan. Zaman ini disebut juga "Zaman Keemasan"
karena manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para dewa, dan pelajaran agama,
penebusan dosa dan meditasi merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman
ini.
4
b. Treta Yuga (point 5)
Ditulis oleh Gautama, Masa ini sifat kerohanian sangat jelas tampak dan agama
menjadi dasar hidup. Akan tetapi pikiran manusia mulai dikotori oleh suatu
kejahatan untuk mengahancurkan manusia lainya. Manusia mulai melakukan
dosa-dosa namun masa ini semua masih berjalan seimbang.
c. Dwapara Yuga (point 5)
Ditulis oleh Samkha-likhita, Pada masa ini manusia mulai bertindak rasional.
Penjahat-penjahat dan orang-orang berdosa bertambah. Kelicikan dan
kesombongan mulai tampak. Yang diutamkan pada zaman ini adalah ritual atau
yajnya. Semakin besar ritual maka semakin dihormati orang pada zaman ini. Dan
pada zaman ini orang-orang mulai pamrih untuk membantu orang lain.
d. Kali Yuga (point 5)
Ditulis oleh Parasara, Pada masa ini disebut juga Zaman kegelapan. Orang-orang
berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat. Kebajikan akan meredup dan berhenti
berkembang. Zaman ini keadaan tidak menentu, kacau, tidak harmonis dan
kebingungan dimana mana. Pada masa ini dunia mengalami kehancuran,
malapetaka. Manusia mulai melupakan Tuhan. Zaman ini disebut Zaman
kehancuran.