Resume Laporan Laba Rugi - Kelompok 8
Resume Laporan Laba Rugi - Kelompok 8
Resume Laporan Laba Rugi - Kelompok 8
Dosen Pengampu :
KELOMPOK 8
Anggota:
C3 Akuntansi
BANDUNG
2024
BAB VIII
Dalam pendekatan articulated ada dua konsep, yaitu konsep revenue expense
approach dan asset liability approach. Dalam konsep pertama, revenue expense,
laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama semua transaksi dipandang
sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba
(matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi.
B. Konsep Matching
Menurut teori matching concept, maka biaya harus dibebankan sesuai dengan
pengakuan dan periode penghasilan. Dalam hal sukar melakukan matching, maka
pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis. Dalam hal biaya yang
dikeluarkan masih memiliki potensi menghasilkan di masa yang akan datang, maka
dapat ditunda pendapatannya, sebaliknya jika tidak ada kemungkinannya lagi,
langsung dibebankan.
Berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan prinsip matching
dikenal dua konsep berikut:
1. Direct atau Product Matching
Konsep ini sebenarnya adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah
antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk atau jasa itu
dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang dialihkan ke periode yang
akan datang.
2. Indirect atau Period Matching
Matching dilakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa) yang di peroleh
dengan seluruh biaya yang dikeluarkan/dibebankan selama periode dimana
digunakan bukan berdasarkan waktu perolehan atau pembayaran ini disebut biaya
periodik. Sebenarnya ini bukan murni matching ini adalah approxiamition dari
matching.
C. Definisi Hasil, Biaya, dan Laba
Berikut tiga definisi yang akan kita bahas di bawah ini, yaitu:
1. Hasil (Revenue)
Committee on Terminology mendefinisikan revenue sebagai hasil
dari penjualan barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan ataumer
eka yang menerima jasa. Definisi ini menggunakan pendekatan revenue
expense.
APB mendefinisikan revenue sebagai kenaikan gross dalam kewajiban
yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan
mencari laba.
FASB mendefinisikan revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai
asset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari entitas atau
gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan
produksi barang, pemberian jasa atas pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
2. Biaya (Expense)
Committee on Terminology mendefinisikan biaya sebagai semua biaya
yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.
APB mendefinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau
kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip
akuntansi yang diterima dan berasal dari kegiatan mencari laba yang
dilakukan perusahaan.
FASB mendefinisikan biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva
atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode
yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan
jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama
perusahaan.
3. Gain and Loss
Gains (Laba/keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil).
FASB mendefinisikan Gain sebagai naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang
sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian
lainnya yang memengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang
berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.
Losses (rugi dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil)
Losses merupakan turunnya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil
dan bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kegiatan lainnya
yang memengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari
biaya atau pemberian kepada pemilik (prive).
4. Laba Rugi
Committee on Terminology mendefiniskan laba sebagai jumlah
yang berasal dari pengurangan harga poko produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
APB mendefiniskan laba sebagai kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi.
FASB mendefinisikan laba sebagai perubahan dalam ekuitas dari suatu
entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan
kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik.
D. Pengakuan Penghasilan
Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan
utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dalam hal waktu yang dimaksud di sini ada empat alternative, yaitu:
1. Selama produksi
2. Pada saat produksi selesai
3. Pada saat penjualan
4. Pada saat penagihan kas
Keempat alternative ini sama-sama dipakai dalam pengakuan pendapatan.
Pengakuan pendapaan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek
pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada
kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan dipakai untuk barang
perdagangan,pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.
Sebaiknya, jika semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan
insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang
dilaporkan ke laporan laba ditahan, konsep ini disebut :
Pendukung konsep ini menyatakan bahwa pembagian normal dengan yang tidak
normal dapat dimanipulasi oleh manajemen karena merekalah yang menentukan
apakah sesuatu disebut berasal dari kegiatan normal (normal operating income) dan
laba yang berasal dari kegiatan yang bukan normal (extraordinary income). Akhirnya,
pendukung ini berpendapat bahwa laba suatu perusahaan memang extraordinary dari
laba yang normal dan yang insidentil oleh karena harus disajikan dilaporan laba rugi.
AAA ( Wolk et.al.) mendukung pendapat ini melaui pernyataan sebagai berikut:
“Laporan laba rugi untuk periode tertentu harus menggambarkan semua penghasilan
yang diakui dan seluruh biaya yang dikelurkan dan dibebankan tanpa melihat apakah
berasal dari kegiatan operasi atau tidak.”
1. Unusual nature, yaitu yang bersifat tidak biasa. Tansaksi harus memiliki
tingkat ketidakbiasaan yangtinggi dan jelas tidak berhubungan dengan atau
tidak secara insidentil dikaitkan dengan kegiatan yang biasa dari suatu
perusahaan berdasarkan lingkungan kebiasaan dimana perusahaan itu
beroperasi.
2. Infrequncy of occurrence, tidak sering terjadi, yaitu kejadian atau transaksi
yang tidak secara rasional diperkirakan akan terjadi berulang kali di masa yang
akan datang menurut lingkungan kebiasaan di mana perusahaan beropersai.
Sementara itu PSAK menggunkan kriteria yang persis sama, yaitu:
1. Bersifat tidak normal (tidak biasa), artinya memiliki tingkat abnormal yang
tinggi dan tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari.
2. Tidak sering terjadi atau tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang.
PSAK kemudan memberi pedoman sebagai berikut:
Pos luar biasa harus dipisahkan dari usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara
terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan mengenai sifat dan
jumlahnya.
Dalam hal jumlahnya tidak materiil dapat digabungkan kedalam laba rugi dan
tidak dikurangi pajak. Biasanya setiap pos luar biasa ini harus dijelaskan dalam
notes to financial statement. Kemudian komite PSAK telah mengeluarkan
Interprestasi PAI (IPAI) No. 5 sebagai penjelasan terhadap perlakuan koreksi masa
lalu pos luar biasa. Dalam PAI ini ditetapkan bahwa pos luar biasa harus
memenuhi dua kriteria yang disebutkan diatas , jika hanya memenuhi salah satu
kriteria saja, tidak dikatakan sebagai pos luar biasa.
F. Income Smoothing – Creative Accounting
Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi atau variance dari satu
periode ke periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini
disebut Income Smoothing. Income smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu: