Susunan Skripsi Melsa Puspita N

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR


METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
WILAYAH II TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Ditulis Oleh :

MELSA PUSPITA NINGDYAH


201010504394

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2024

1
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
WILAYAH II TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk eraih Gelar Sarjana Manajemen S1

Ditulis Oleh :

MELSA PUSPITA NINGDYAH


201010504394

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2024
MOTTO

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi”
(QS. Al-Qashas, 77)

“Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu”

(Ali bin Abi thalib)

“Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama


kesempitan dan kesulitan bersama kemudahan”

(HR. Tirmidzi)

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI BALAI BESAR METEREOLOGI,
KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA WILAYAH II KOTA TANGERANG
SELATAN

Oleh :

MELSA PUSPITA NINGDYAH


201010504394

Skripsi telah disetujui untuk diajukan kepada majelis penguji skripsi, Program

Studi sarjana Manajemen Fakultan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang,

pad tanggal 05 Mei 2002

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Skripsi, a.n Ketua Program Studi Manajemen
Kepala Bagian Administrasi,

Dede Andi Dr......


NIDN: 0 NIDN:

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI BALAI BESAR METEREOLOGI,
KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA WILAYAH II KOTA TANGERANG
SELATAN
Oleh :

MELSA PUSPITA NINGDYAH


201010504394

Skripsi telah dipertahankan di majelis penguji skripsi, Program Studi Sarjana


Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang,

pada tanggal 05 Mei 2002 dan dinyatakan LULUS

Pembimbing Skripsi,

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIM :

Fakultas/ Program Studi : Manajemen

Konsentrasi :

Judul Skripsi :

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini ditulis dengan penuh tanggung jawab dan


benar-benar hasil penelitian pribadi.
2. Skripsi ini bukan hasil dari plagiat dan atau menyalin dari skripsi orang
lain.
3. Setiap kutipan, saduran dan atau pernyataan yang terdapat di
dalam Skripsi ini, merupakan rujukan yang disebutkan jelas
sumbernya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari, terbukti ada pelanggaran mengenai keaslian Skripsi ini,

maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


iv
Nama : : MELSA PUSPITA NINGDYAH

Tempat/ Tnnggal Lahir : Cirebon, 7 Mai 2002

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl Hj Sipin RT 05/RW04 No. 17A A,

Karang Tengah, Karang Timur, Kota

Tangerang, banten 15157

Telephon : 0878-7896-2701

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SDN KARANG TENGAH 04

2. SMPN 10 TANGERANG

23. SMKN 3 TANGERANG

Demikian daftar Riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Tangerang , 2024

MELSA PUSPITA NINGDYAH


201010504394

LEMBAR PERSEMBAHAN

v
ABSTRAK

vi
Penelitian ini untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh Budaya
Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial
maupun simultan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif
dengan melibatkan 79 pegawai sebagai sampel. Dengan analisis data
menggunakan uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi,
analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi dan uji hipotesis. Hasil
penelitian kali ini yaitu pada variabel Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan
Kinerja Pegawai diperoleh persamaan regresi berganda (Y) = 5,202 + 0,149€ +
0,714X2 + e. Nilai koefisien regresi pada variabel Kinerja pegawai 5,202
menyimpulkan bahwa jika Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) tetap
(tidak mengalami perubahan) maka nilai konsistensi Kinerja (Y) sebesar 5,202.
Hasil statistik uji t terdapat pengaruh positif dansignifikan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja pegawai . berdasarkan tabell bahwa thitung 9,179 > ttabel 1,995
atau secara signifikan 0,000 < 0,05 demikian secara parsial terdapat pengaruh
positif dan signifikan Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja (Y) pegawai.
Berdasarkan tabel bahwa thitung 14,293 > ttabel 1,995 dan signifikan 0,000 <
0,05 dengan demikian secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan
Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) pegawai. Dan, hasil perhitungan statistik
menunjukkan nilai f-hitung 105,927 > f-tabel 3,117 dengan menggunakan batas
signifikasi 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
simultan variabel Budaya Organisasi (X1), Disiplin Kerja (X2) mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja pegawai (Y).

Kata Kunci: Budaya Organisasi; Disiplin Kerja; Kinerja

vii
ABSTRACT

This study is to determine whether there is an influence of Organizational Culture


and Work Discipline on Employee Performance both partially and
simultaneously. This research was conducted using quantitative methods
involving 79 employees as samples. With data analysis using validity test,
reliability test, classical assumption test, regression analysis, correlation
coefficient analysis, determination coefficient analysis and hypothesis testing. The
results of this study, namely the variables of Organizational Culture, Work
Discipline and Employee Performance, obtained a multiple regression equation
(Y) = 5.202 + 0.149€ + 0.714X2 + e. The regression coefficient value on the
employee performance variable 5.202 concludes that if the Organizational
Culture (X1) and Work Discipline (X2) remain (no change) then the consistency
value of Performance (Y) is 5.202. concluded that if the Organizational Culture
(X1) and Work Discipline (X2) remain (no change) then the consistency value of
Performance (Y) is 5,202. The statistical results of the t test there is a positive and
significant effect of Organizational Culture on employee performance. based on
the table that the tcount is 9.179> ttable 1.995 or significantly 0.000 <0.05 so
partially there is a positive and significant effect of Organizational Culture (X1)
on employee performance (Y). Based on the table that the tcount is 14.293> ttable
1.995 and significantly 0.000 <0.05, thus partially there is a positive and
significant effect of Work Discipline (X2) on employee Performance (Y). And, the
results of statistical calculations show the value of f-count 105.927> f-table 3.117
using a significance limit of 0.05. It can be said that the hypothesis which states
that simultaneously the variables of Organizational Culture (X1), Work
Discipline (X2) have an influence on employee performance (Y).

Keywords: Organizational Culture; Work Discipline; Performance

viii
DAFTAR ISI

MOTTO.........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN.....................................................................vi
ABSTRAK..................................................................................................vii
ABSTRACT...............................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................10
BAB II TINJAUANPUSTAKA.................................................................13
2.1 Landasan Teori...........................................................................13
2.1.1 Manajemen.......................................................................13
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia.................................16

ix
2.1.3 Budaya Organisasi............................................................22
2.1.4 Disiplin Kerja...................................................................26
2.1.5 Kinerja Karyawan.............................................................31
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................34
2.3 Kerangka Berpikir......................................................................49
2.4 Pengembangan Hipotesis...........................................................50
BAB III METODEPENELITIAN............................................................52
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................52
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................52
3.2.1 Tempat Penelitian.............................................................52
3.2.2 Waktu Penelitian..............................................................53
3.3 Oprasional Variabel Penelitian...................................................53
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)...........................................54
3.3.2 Variabel Terikat (Dependen)............................................54
3.4 Populasi dan Sampel..................................................................56
3.4.1 Populasi............................................................................56
3.4.2 Sampel..............................................................................56
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................56
3.5.1 Studi Kepustakaan (Liblary Research).............................57
3.5.2 Sumber Data.....................................................................57
3.6 Teknik Analisa Data...................................................................59
3.6.1 Analisis Deskriptif............................................................59
3.6.2 Uji Instumen.....................................................................63
3.6.3 Uji Asumsi Klasik............................................................64
3.6.4 Analisis Kuantitatif...........................................................68
BAB IV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN.............................76
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................76
4.1.1 Sejarah songkat BMKG....................................................76

x
4.1.2 Visi dan Misi Instansi.......................................................78
4.1.3 Struktur Organisasi...........................................................80
4.2 Hasil Penelitian..........................................................................82
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......82
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif..............................................86
4.2.3 Analisis Instrumen Data...................................................95
4.2.4 Uji Asumsi Klasik..........................................................102
4.2.5 Analisis Kuantitatif.........................................................107
4.3 Pembahasan Penelitian.............................................................116
4.3.1 Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kinerja
Karyawan (Y).................................................................116
4.3.2 Pengaruh Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan
(Y)..................................................................................118
4.3.3 Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Dan Disiplin Kerja (X2)
Terhadap Kinerja Karyawan (Y)....................................119
BAB V PENUTUP....................................................................................121
5.1 Kesimpulan..............................................................................121
5.2 Keterbatasan Penelitian............................................................122
5.3 Saran 123
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................126

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1

Tabel 1.2

Tabel 1.3

Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5
Tabel 4.6

Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

bersosialisasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia lainnya.

Untuk itu keberadaan sebuah organisasi sangat diperlukan sebagai suatu wadah

yang dapat menghimpun atau mempermudah manusia dalam bersosialisasi dan

bekerja sama.

Organisasi merupakan suatu sarana yang beranggotakan orang-orang yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan suatu organisasi

sangat erat kaitannya dengan kualitas kinerja para anggotanya, sehingga

organisasi dituntut untuk selalu mengembangkan dan meningkatan kinerja dari

para anggotanya. Kinerja berarti hasil kerja yang dapat ditampilkan atau

penampilan kerja seseorang pegawai. Dengan demikian, kinerja seorang karyawan

dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu

tertentu (Notoatmodjo, 2009:124) dalam jurnal (Dunggio, 2020).

Balai besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan

Lembaga Pemerintah Nonkementerian Indonesia yang mempunyai kewajiban

dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika. Tugas dan fungsi BMKG tercantum pada perundang-undangan UU RI

NO 31 tahun 2009. Diantaranya yaitu, BMKG berfungsi untuk menyampaikan

informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat

berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.


Dalam suatu organisasi, potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya

merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang paling penting

dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola

Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Human Resources atau Sumber daya

manusia (SDM) mempunyai peran strategis dalam menentukan keberhasilan dan

pencapaian tujuan perusahaan. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, peran

SDM akan terus dioptimalkan untuk bisa meningkatkan kinerjanya demi

kelangsungan organisasi atau perusahaan. Kinerja tidak datang dengan sendirinya

tetapi kinerja harus dikelola oleh perusahaan, untuk mengukur kinerja pegawai

perlu dicermati dengan baik, jika kinerja pegawai meningkat maka keberhasilan

akan berpengaruh terhadap pencapain tujuan suatu perusahaan.

Kinerja pegawai merupakan perilaku nyata yang ditampilkan oleh pegawai

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan pegawai sesuai dengan peran dan fungi di

dalam suatu perusahaan. Kinerja selalu diharapkan senantiasa baik dalam hal

kualitas atau kuantitas yang dihasilkan oleh karyawan. Kinerja menurut Indrasari

(2017) merupakan sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh

seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan

batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan Perusahaan.

Hasil penilaian kinerja pegawai bagi perusahaan memiliki peran penting

dalam menentukan suatu kebijakan untuk menetapkan suatu keputusan

menyangkut sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, seperti kegiatan

perencanaan dan mengidentifikasi kebutuhan SDM baru, dalam hal

pengembangan karyawan apakah perlu diadakan kegiatan pendidikan dan

2
pelatihan, rekrutmen karyawan baru, seleksi karyawan, promosi karyawan untuk

jabatan baru, sistem pengupahan atau pemberian imbalan kepada karyawan dan

sebagainya (Lestari & Afifah, 2021).

Dalam mendukung efektifitas dan efisiensi sebuah organisasi maka

perusahaan perlu menempuh beberapa cara untuk meningkatkannya, salah satunya

yaitu melalui budaya organisasi. Budaya organisasi menurut Wibowo (2017)

adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma dan nilai-

nilai tersebut menjadi pegangan semua sumber daya manusia dalam organisasi

dalam melaksanakan kinerjanya. Budaya kerja selalu diharapkan baik karena

baiknya budaya kerja akan berhubungan dengan berhasil atau tidaknya tujuan

organisasi dicapai.

Setiap organisasi memiliki ciri khasnya tersendiri yang membedakannya

dengan organisasi lain, ciri khas ini menjadi identitas bagi organisasi. Ciri khas

inilah yang dinamakan budaya organisasi. Budaya organisasi mengacu pada

hubungan yang unik dari norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan dan cara

berperilaku yang menjadi ciri bagaimana kelompok dan individu dalam

menyelesaikan sesuatu. Budaya organisasi mengandung nilainilai yang harus

dipahami, dijiwai, dan dipraktikkan bersama oleh semua individu/kelompok yang

terlibat di dalamnya (Dunggio, 2020).

Budaya organisasi juga akan memiliki dampak pada efisiensi dan efektivitas

organisasi dan pemberdayaan pegawai (employee empowerment) di suatu

organisasi. Budaya organisasi dapat membantu kinerja pegawai, karena

menciptakan suatu tingkat motivasi yang besar bagi pegawai untuk memberikan

3
kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh

organisasinya.

Selain itu dalam mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi diperlukan

pegawai dengan tingkat disiplin kerja yang baik, disiplin menurut Sutrisno (2019)

adalah sebuah alat yang digunakan para maanajer untuk berkomunikasi dengan

karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai

suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk

menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap

pegawai. Kesadaran pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan

yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan.

Selain itu perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas,

mudah dipahami dan berlaku bagi semua Pegawai (Nurjaya, 2021).

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada Balai besar

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Tangerang Selatan, Jl.

H. Abdul Gani No.05, Cemp. Putih, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan,

Banten 15412 dengan jumlah karyawan 79.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada masa pra penelitian dalam

upaya meningkatkan terlihat adanya gejala-gejala penurunan kinerja pegawai

seperti masih banyak pegawai yang kemampuan dalam menyelesaikan tugasnya

belum bisa mencapai hasil yang sudah ditargetkan oleh BMKG Wilayah II

Tangerang.

4
Kualitas kinerja pegawai berusaha membenahi sistem kerja perusahaan dan

kinerja karyawan yang ada dilingkungannya. Hal ini terlihat dari konsistensi

perusahaan yang selalu melakukan evaluasi dan perubahan didalam organisasinya

secara terus menerus. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja

karyawan adalah dengan melakukan pengukuran Indeks Kinerja Karyawan (IKK)

sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kinerja karyawan.

Berikut merupakan data kinerja pegawai BMKG Wilayah II Kota

Tangerang Selatan :

Tabel 1.1
Laporan kinerja pegawai pada Balai Besar Metereologi , Klimatologi, dan
Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan periode 2020-2022
TAHU JUMLAH LAPORAN KINERJA PERIODE 2020 - 2022
N PEGAWAI SEMESTER 1 SEMESTER 2 HASIL KETERANGAN
PENILAIAN
SKP

2020 81 84.92 77.38 81.15 B


2021 83 75.32 75.96 75.64 TB
2022 79 76.05 76.29 76.17 TB
TOTAL 78.76 76.54 77.65 TB
Sumber : lembaga BMKG Wilayah II Tangerang Selatan

Keterangan :

Sangat Baik = 95-100

Baik = 80-95

Tidak Baik = 70-80

Sangat tidak Baik = <70

5
Dari data tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa kinerja pencapaian dalam

kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu 2020-2022. Dimana target kinerja pegawai

BMKG dinilai melalui SKP (Sasaran Kerja Pegawai) yang diperoleh. Dimana

hasil Penilaian SKP yang dicapai oleh Kantor BMKG. Dengan target yang dicapai

oleh kantor BMKG wilayah II yaitu 77.65 yang dikategorikan “Tidak Baik”.

Sehingga masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh kantor BMKG Wilayah II

Tangerang Selatan agar hasil kinerja pegawai semakin meningkat.

Dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai, perusahaan harus menempuh

beberapa cara guna meningkatkan kinerja karyawan misalnya, melalui Budaya

organisasi yang diciptakan oleh kantor BMKG wilayah II guna membantu

merealisasikan tujuan organisasi dengan baik. Berikut budaya kerja yang

diterapkan di BMKG Wilayah II Kota Tangerang Selatan:

Tabel 1.2
Hasil Kuesiner Pra-survey mengenai Budaya Organisasi pegawai pada Balai
Besar Metereologi , Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang
Selatan
No. Aspek Pertanyaan Ya Persentase Tidak Persentase

1. Inovasi dan Saya siap mengambil resiko 8 47% 12 53%

keberanian dalam melakukan pekerjaan

mengambil yang menjadi tanggung jawab

risiko saya

2. Perhatian Saya selalu diminta untuk 11 70% 9 30%

terhadap menyelesaikan pekerjaan

detail dengan cepat dan cermat

6
3. Beorientasi Saya senantiasa bekerja 13 77% 7 23%

kepada hasil dengan menekankan pada hasil

yang optimal

4. Berorientasi Saya selalu dituntut untuk 8 27% 12 73%

kepada mandiri dalam menyelesaikan

manusia tugas pekerjaan

5. Berorientasi Didalam perusaahan tempat 14 74% 6 26%

kepada tim saya bekerja, pekerjaan

diselesaikan dengan

Kerjasama tim sesuai

penugasan dari atasan

6. Sikap agresif Saya tidak puas dengan suatu 7 40% 12 60%

tugas, sehingga saya tertantang

dengan tugas berikutnya

7. Stabilitas Saya merasa nyaman dengan 17 85% 3 15%

kondisi organisasi yang ada

saat ini

Sumber : pra-survei 2023

Sangat Baik = 91%-100%

Baik = 80%-90%

Cukup baik = 70%-79%

Tidak Baik = 50%-69%

Sangat tidak Baik = <50%

7
Berdasarkan tabel 1.2 diatas bahwa budaya organisasi yang diterapkan oleh

BMKG Wilayah II, Masih terbilang “Tidak baik” hal tersebut dapat dlihat pada

tabel. Terdapat beberapa point yang masih masuk kedalam kriteria “Tidak baik”

diantaranya inovasi dan pengambilan risiko, orientasi kepada hasil, dan sikap

agresif. Dalam hasil pra survei kepada 3 point tersebut kurang dari 70% dimana

nilai yang kurang dari 75% dikatakan “Tidak Baik”. Karena hasil pra survei dalam

point inovasi dan pengambilan risiko, hanya 47% karyawan yang mampu

memberikan inovasi dalam melakukan pekerjaan serta pada berorientasi kepad

manusia hanya 27% karyawan yang menyatakan ya pada pernyataan tersebut,

artinya dalam hal ini pegawai Balai Besar MKG Wilayah II belum semua pegawai

siap dalam melakukan secara mandiri. Dan pada poin sikap agresif juga

dikatatakan “Tidak Baik” karena sebagian hasil dari presentase sebesar 40%

dimana dalam mendapatkan tugas cukup dengan tugas yang diberikan artinya

pegawai Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan merasa puas dengan

satu tugas saja. Dengan demikian Budaya Organisasi pada BMKG Wilayah II

Kota Tangerang Selatan masih belum optimal karena masih belum terciptanya

rasa insiatif dan agresif untuk melakukan pekerjaan dalam setiap individu.

Kinerja pegawai dapat dikatakan efektif tidak haya didorong dengan adanya

budaya organisasi yang baik saja , melainkan dengan disiplin kerja yang tinggi.

Disiplin kerja yang ada pada BMKG wilayah II Kota Tangerang Selatan terdapat

beberapa pegawai yang masih belum mengikuti peraturan dengan baik, berikut

data kedisiplinan BMKG Wilayah II Kota Tangerang Selatan :

8
Tabel 1.3
Data Report Potongan Presensi Pegawai pada Balai Besar Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan
Tahun Rata – Rata TL TH LA PSW TOTAL
Jumlah Pegawai
2020 81 184 65 77 7 333
2021 83 116 367 168 8 659
2022 79 83 239 177 35 534
Rata-rata 81 128 224 141 16 509
Sumber:Data Pegawai Absensi BMKG

Keterangan :

TL = Terlambat

TH = Tidak Hadir

LA = Lalai Absen

PSW = Pulang Sebelum Waktunya

Dari data tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa rata rata pegawai yang terkena

potongan presensi sebanyak 509 Pegawai selama 3 tahun terakhir dengan rata rata

81 pegawai setiap tahunnya. Dimana diantaranya 128 potongan presensi akibat

Terlambat datang ke kantor, 224 Tidak hadir ke kantor, 141 Lalai absensi, dan 16

pulang sebelum waktunya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa selalu terdapat

hasil potongan presensi setiap tahunnya melebihi 100 kategori potongan presensi.

Dan dapat disimpulkan hal tersebut menyebabkan kurangnya disiplin kerja

sehingga menghambat kinerja pegawai pada lembaga Balai Besar Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi

Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Balai Besar


9
Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika Wilayah Ii Kota Tangerang

Selatan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan Batasan masalah diatas maka dapat diambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II secara parsial?

2. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Balai Besar

Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II secara parsial ?

3. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai di Balai Besar Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II

secara simultan?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitiannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya oganisasi terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II secara parsial

2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II secara parsial

3. Untuk mengetahui pengaruh budaya oganisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai di Balai Besar Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II

secara simultan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulis dari penelitia ini adalah sebagai berikut :

10
1. Manfaat Teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu penegtahuan bagi

penulis baik secara teori maupun secara praktek.

b. Penelitian ini digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi

peneliti yang sejenis.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis

Dapat digunakan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh penulis di bangku

kuliah dan menambah pengetahuan erta untuk memenuhi salah satu persyaratan

gelar S-1 Universitas Pamulang.

b. Bagi Lembaga

Sebagai bahan pertimbangan atau masukaan kepada Lembaga dalam mencari

alternative pemecahan masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia

khususnya dalam budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.

c. Bagi Universitas Pamulang (UNPAM)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti lainnya

untuk menjadikan dasar perolehan informasi terhadap variable-variabel penelitian

yang tertarik untuk meneliti masalah yang sama. Manfaat yang diinginkan oleh

penulis terhadap pembaca sebagai berikut :

1) Secara teoritis hasil peneitian ini bermanfaat bagi upaya peningkatan kinerj

pegwai di Balai Besar Meteorologi, Klimatoogi dan Geofisika Wilayah II

11
2) Menjadi bahanmasukan bagi peneliti lainnya untuk menjadikan dasar perolehan

informasi terhadap variable-variabel peneliti yang tertarik untuk meneliti masalah

yang sama.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola,

menata, mengurus, mengatur melaksanakan dan mengendalikan kegiatan

organisasi dengan upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua

sumber daya dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Manajemen adalah ilmu, seni dan praktek untuk mencapai tujuan

organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Hani Handoko,

2020).

Menurut Hasibuan (2016:9) mengemukakan bahwa “Manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

lainnya secara efektif dan efisien untu mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut affandi (2018:1) mengatakan “Manajemen adalah proses

kerjasama antar karyawan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan

pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan, pengorganisasian, personalian,

pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.


Dari definisi – definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen merupakan sebuah ilmu yang mengatur bagaimana cara

memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

2. Fungsi Manajemen

Menurut George R. Terry 2014 fungsi – fungsi manajemen sumber

daya manusia dirumuskan sebagai berikut:

a) Perencanaan (Planning)

Merupakan susunan langkah – langkah secara sistematik dan teratur

untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan ini merupakan tahap awal dari

proses manajemen karena dalam tahap ini menyusun berbagai aktivitas

organisasi ke depannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

b) Pengorganisasian (Organizing)

Merupakan suatu kegiatan pembagian tugas kepada setiap sumber daya

manusia yang ada di dalam sebuah perusahaan sesuai dengan kemampuan

masing – masing sumber daya tersebut. Ada dua kegiatan yang dilakukan pada

tahap ini yaitu, Staffing dan pemanduan segala sumber daya perusahaan.

Staffing adalah kegiatan yang penting dilakukan karena pada kegiatan

ini , manajemen menempatkan orang yang tepat pada tepat yang tepat sehingga

dapat menjamin kegiatan yang dilakukan.

c) Menggerakan (Actuating)

Merupakan kegiatan yang menggerakkan semua anggota kelompok

untuk bekerja sama mencapai tujuan perusahaan. Tahapan ini terdiri dari

14
kepemimpinan dan koordinasi, yaitu pemimpin perusahaan memimpin sumber

daya yang ada untuk bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan

sebelumnya dan mengkoordinasi agar kerja sama ini dapat dilakukan dengan

harmonis.

d) Pengawasan (Controlling)

Pada tahap ini bukan hanya sekedar mengendalikan berbagai kegiatan

yang dilakukan, namun juga melakukan koreksi – koreksi apabila aktivitas

yang dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa controlling adalah memastikan bahwa aktivitas

yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ada.

3. Unsur – Unsur Manajemen

Menurut Hasibuan (2017: 9) menyebutkan unsur-unsur manajemen

terdiri dari man, money, method, machine, materials, dan market disingkat 6M,

yaitu sebagai berikut :

a) Man

Merupakan keseluruhan sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi

yang mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda.

b) Money

Merupakan alat bantu berupa alat pembayaran kelancaran operasional.

c) Method

Merupakan suatu cara menggunakan semua sistem agar efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d) Machine

15
Manajemen akan berfungsi jika produksi berjalan, maka machine disisini

adalah proses produksi suatu produk dari bahan mentah dan bahan jadi.

e) Material

Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan peralatan dan perlengkapan

untuk mendukung kegiatan operasional.

f) Market

Pangsa pasar yang ada untuk menjual produk yang dihasilkan melalui sistem

distribusi yang dipakai.

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia bidang manajemen khususnya yang

mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.

Menurut Hamali (2018:8) menyatakan “Sumber Daya Manusia merupakan

pendekatan yang strategis terhadap keterampilan, motivasi, pengembangan dan

manajemen pengorganisasian sumber daya”.

Menurut Hasibuan (2017:11) “manajemen sumber daya manusia adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasi, pemeliharaan, dan pemberhentian

karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu, karyawan

dan masyarakat”.

16
Berdasarkan definisi para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi

ataupun perusahaan yang di dalamnya berisi kegiatan mengatur, mengelola dan

mengorganisir suatu sumber daya dengan cara yang efektif dan efesien untuk

mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi-fungsi sumber daya manusia tersebut dirumuskan menurut

Hasibuan (2017:21) meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan secara efektif dan efisien agar sesuai

dengan kebutuhan perusahan dalam membantu terwujudnya tujuan atau

unntu mengorganisasi semua karyawan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi

wewenang, integrase, dan koordinasi dalam bagan organisasi

(organization Chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan

secara efektif.

c. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau

bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya

17
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan

pimpinan dengan menugaskan para karyawan agar mengerjakan tugasnya

dengan baik.

d. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar

mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan

rencana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan

perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi

kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan

menjaga situasi lingkungan.

e. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan seleksi, penempatan, orrientasi, dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

f. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,

konseptual, dan moral karyawan melalui Pendidikan dan pelatihan yang

diberikaan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun

masa depan.

g. Kompensasi

Kompensasi adalah balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau

barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada

perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan

18
sesuai dengan prestasi kerja layak diartikan dapat memenuhi kebuthuan

primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah.

h. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentigan

perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar terciptanya kerja sama yang

serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan

dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaanya. Pengintegrasian

merupakan hal yang penting dan sulit dalam manajemen sumber daya

manusia karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.

i. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatan kondisi

fisik, mental, dan loyyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama

sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program

kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar.

j. Kedisplinan

Kedisipilinan adalah keinginan atau kesadaran untuk mentaati peraturan

dan norma-norma social.

k. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu

perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab

lainnya.

19
Dari uraian diatas maka peneliti berpendapat bahwa fungsi –

fungsi yang terdapat pada Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan

cara dari sisi perusahaan guna mengembangkan sumber daya – sumber

daya yang ada di dalam perusahaan tersebut agar menjadi lebih efektif dan

efisien serta mampu dengan mudah mencapai tujuan perusahaan.

3. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia betujuan untuk mengoptimalkan

kebutuhan dari seluruh karyawan dalam sebuah organisasi. Menurut Sunarto

dalam buku manajemen sumber daya manusia (2020:98)

1) Memperoleh dan mempertahankan tenaga kerja yang terampil yang

meiliki motivasi tinggi dan dapat dipercaya bagi organisasi

2) Meningkatkan dan memperbaiki kualitas tenaga kerja dalam organisasi

yang diukur dari kontribusi, kemampuan dan kecakapan dalam

melaksankan oprasional pekerjaan

3) Mengembangkan sistem kerja yang baik secara prosedur dalam

perekrutan dan seleksi calon karyawan. Prosedur perekrutan dan seleksi

dilakukan secara teliti dengan sistem kompensasi dan insentif yang

terganttung pada kinerja tiap karyawan. Hal tersebut juga ditunjang oleh

pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan

kebutuhan organisasi.

20
4) Memiliki komitmen tinggi akan karyawan dan menjadikan karyawan

sebagai stakeholder dalam organisasi yang bernilai dan berperan dalam

pengembangan iklim kerjasama membentuk kepercayaan bersama

5) Menciptakan lingkungan kerjasama tim

6) Menyeimbangkan dan melaraskan keperluan masing-masing

stakeholder

7) Menghargai elemen sumber daya manusia berdasarkan prestasi yang

telah dicapai

8) Meningkatkan kesejahteraan para karyawan baik secara fisik maupun

mental

9) Menciptakan iklim yang harmonis dan produktif yang terbentuk antara

manajemen dan karyawan

10) Menyediakan kesempatan yang merata bagi seluruh elemen sumber

daya manusia

11) Melakukan pendekatan yang humanis dalam proses pengelolaan

karyawan yang berlandaskan keadilan, perhatian dan transparansi

12) Mengelola tenaga kerja dan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan

manusia dan keinginan individu dan kelompok yang difasilitasi dalam

penyampaian aspirasi

4. Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Ulfa Hidayati dalam buku manajemen sumber daya manusia

(2020:13), tantangan dalam sebuah unit atau departemen dalam mengelola

sumber daya manusia dapat dilihat dalam aspek-aspek tantangan berikut :

21
1. Tantangan Lingkungan : Menjelaskan tentang perubahan yang terjadi

dimikian cepat di lingkungan, teknologi, kebijkan moneter, globalisasi

ekonomi, bahkan UU menjadi sebuah pekerjaan yang harus dipikirkan

saat ini.

2. Tantangan Organisasi : Adanya kompetisi atas karir, pemusatan beban

kerja, downsizing, restrukturisasi, budaya organisasi, adanya sistem

outsourching dan lain-lain

3. Tantangan Individu : Menempatkan individu dalam organisasi pada

posisi yang sesuai (matching people), perlunya tindakan yang etis

dalam memperlakukan karyawan, meningkatkan produktivitas,

empower employee, avoid brain drain.

2.1.3 Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang

berlaku dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk

organisasi, yaitu kerja sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok

atau satuan kerja sama tersendiri. Budaya organisasi diartikan atau

disinonimkan dengan budaya perusahaan, jika disebut budaya perusahaan

diartikan pula budaya yang berlaku dalam organisasi yang melaukan kegiatan

perusahaan.

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan social yang tidak tampak,

yang dapat menggerakan orang – orang dalam suatu organisasi untuk

22
melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar setiap individu dalam suatu

organisasi mempelajari budaya yang berlaku didalam organisasinya.

Menurut Robbins dan judge dalam jurnal ilmu manajemen (2018:113),

budaya organisasi adalah sistem yang dianut secara bersama oleh anggota dan

membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.

Menurut Wardiah (2016 :196). “Budaya organisasi pada hakikatnya nilai

-nilai dasar organisasi, yang akan berperan sebagai landasan bersikap,

berperilaku, dan bertindak bagi semua anggota organisasi”. Sedangkan menurut

Pasaribu, (2015) mendefinisikan budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai,

asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi dan sebagiannya (isi budaya

organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin

dan anggota organisasi yang di sosialisasikan dan diajarkan kepada anggota

baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola

pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk,

melayani para konsumen dan mencapai tujuan organisasi.

Dari difinisi-difinisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

budaya organisasi merupakan sistem nilai-nilai dasar yang ada didalam

perusahaan, dimana nilai-nilai tersebut tergantung pada penilaian masing-

masing. Nilai-nilai ini nantinya akan dikembangkan dan diterapkan secara

berkesinambungan yang dapat dijadikan sebagai acuan berperilaku dalam

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Budaya Organisasi

23
Fungsi budaya organisasi menurut Robbins (2018:7) dalam buku budaya

organisasi yang ditulis, diantaranya sebagai berikut:

1) Budaya mempunyai peran pembeda, hal ini diartikan bahwa budaya kerja

menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.

2) Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota

organisasi

3) Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada

sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual

4) Budaya organisasi meningkatkan kemantappan sistem sosial

Dengan demikian, fungsi budaya kerja adalah sebagai perekat sosial

dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa

nilai-nilai yang harus dilakukan oleh karyawan. Hal ini juga dapat berfungsi

sebagai kontrol atas perilaku para karyawan.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi budaya organisasi

Menurut Robbins dan judge (2015:80) , mengungkapkan ada enam faktor

yang mempengaruhi budaya organisasi. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai

berikut :

a. Observed Behavioral Regularities (keteraturan perilaku yang diamati), yakni

keberaturan cara bertindak dari para anggota yang tampak teramati. Ketika

anggota organisasi berinteraksi dengan anggota lainnya, mereka mungkin

menggunakan bahasa umum, istilah, atau ritual tertentu.

b. Norms (norma), yakni berbagai perilaku yang ada, termasuk didalamnya

tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan harus dilakukan.

24
c. Dominant Values (Nilai Dominan), yakni adanya nilai-nilai inti yang dianut

bersama oleh seluruh anggota organisasi, misalnya tentang kualitas produk

yang tinggi, absensi yang rendah atau efisiensi yang tinggi.

d. Philosophy (Filosofi), yakni adanya kebijakan-kebijakan yang berkenan

dengan keyakinan organisasi dalam memperlakukan pelanggan dan

karyawan.

e. Rules (Aturan), yakni adanya pedoman yang kuat, dilakukan dengan

kemajuan organisasi. Aturan-aturan yang berisi petunjuk mengenai

pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi.

f. Organization Climate (Iklim Organisasi), yakni perasaan keseluruhan yang

tergambar dan disampaikan melalui kondisi tata ruang, cara berinteraksi para

anggota organisasi, dan cara anggota memperlakukan dirinya dan pelanggan

atau orang lain.

4. Indikator Budaya Organisasi

Menurut Menurut Robbins dan judge (2014:256), ada 7 indikator budaya

organisasi diantaranya sebagai berikut ini :

a. Inovasi dan keberanian mengambil risiko (Inovation and risk taking),

adalah sejauh mana organisasi mendorong para pegawai bersikap inovatif

dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana organisasi menghargai

tindakan pengambilan risiko oleh pegawai dan membangkitkan ide

pegawai.

25
b. Perhatian terhadap detail (Attention to detail), adalah sejauh mana

organisasi mengharapkan pegawai memperlihatkan kecermatan, analisis

dan perhatian kepada rincian.

c. Berorientasi kepada hasil (outcome orientation), adalah sejauh mana

manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada

teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hal tersebut.

d. Berorientasi kepada manusia (people orientation), adalah sejauh mana

keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang

didalam organisasi.

e. Berorientasi Tim (Team orientation), adalah sejauh mana kegiatan kerja

dorganisasikan sekitar tim-tim, bukan individu-individu.

f. Sikap agresif (Aggressivenes), adalah sejauh mana orang-orang dalam

organisasi itu agresif dan kompetitif untuk menjalankan budaya organisasi

sebaik-baiknya.

g. Stabilitas (Stability), adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan

status quo (mempertahankan apa yang ada karena dianggap sudah cukup

baik daripada pertumbuhan).

2.1.4 Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin (discipline) adalah peraturan yang harus dipatuhi atau ditaati

sesuai dengan ketetapan yang berlaku pada suatu organisasi. Penyesuaian diri

dari setiap individu kepada sesuatu yang telah ditetapkan kepadanya, dimana

ketetapan itu akan menciptakan sesuatu di masyarakat yang tertib dan bebas

26
dari kekacauan – kekacauan. Demikian juga kehidupan yang terjadi dalam

suatu perusahaan atau instansi akan sangat membutuhkan ketaatan dari anggota

– anggotanya pada peraturan dan ketentuan yang berlaku pada perusahaan

tersebut. Dengan kata lain disiplin karyawan sangat dibutuhkan, karena segala

tujuan perusahaan akan lebih mudah jika anggotanya disiplin pada ketentuan

yang ada.

Menurut Hasibuan (2013), disiplin kerja adalah kesadaran seseorang

mentaati semua peraturan dan norma-norma yang sosial yang berlaku.

Menurut Mangkunegara (2015:129) mengatakan “ Kedisiplinan

diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman –

pedoman organisasi”, Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2013:291) adalah

suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan -

peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila

ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya’, dan menurut

Rivai (2019) “ Disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para

manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia unttuk

mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan dan norma-

norma sosial yang berlaku.

Dari definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa disiplin kerja

merupakan sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan demi meningkatnya

27
kesadaran dan kesediaan karyawan dalam mentaati peraturan perusahaan yang

berlaku.

2. Fungsi Disiplin Kerja

Menurut Tulus Tu’u dalam dalam buku Indah Puji Hartatik (2014:186)

yang megemukakan beberapa disiplin kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Menata kehidupan bersama

Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok

tertentu atau masyarakat. Dengan begitu kehidupan yang terjalin antara

individu satu dengan lainnya menjadi lebih baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai.

Lingkungan yang memiliki disiplin tinggi sangat berpengaruh terhadap

kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan yang

tenang, tertib, dan tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian

yang baik.

c. Melatih kepribadian

Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar

senantiasa menunjuk kinerja yang baik. Sikap, perilaku dan pola kehidupan

yang baik dan berdisiplin terbentu melalui satu proses yang Panjang. Salah

satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui

latihan, latihan dilaksanakan antara pegawai, pimpinan dan seluruh personal

yang ada di organisasi tersebut.

d. Hukuman

28
Disiplin yang disertai ancaman, sanksi, atau hukuman sangat pnting,

karena dapat memberikan dorongan kekuatan untuk mentaati dan

mematuhinya. Tanpa adanya ancaman, hukuman, dorongan, ketaatan, dan

kepatuhan daapat menjadi lemah, serta motivasi untuk mengikuti aturan

yang berlaku menjadi berkurang.

e. Menciptakan lingkungan kondusif

Fungsi disiplin adalah membentuk, sikap, perilaku, dan tata kehidupan

berdisiplin di dalam lingkungan kerja, sehingga tercipta suasana tertib dan

teratur dalam pelaksanaan pekerjaan.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Singodimedjo dalam edy Sutrisno (2016:89) mengemukakan

faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin kerja sebagai berikut :

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia

merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya

yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan

perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana

pimpinan dapat menegakkan disiplin kepada dirinya, bahkan sangat dominan

29
dibandingkan semua faktor yang mempengaruhi disiplin dalam perusahaan.

Karena pimpinan dalam suatu perusahaan masih menjadi panutan bagi para

karyawanya.

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila

tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama.

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

Dengan adanya tindakan terhadap pelanggaran disiplin, sesuai dengan

sanksi yang ada, maka semua karyawan akan merasa terlindungi, dan dalam

hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa.

e. Ada tidaknya pengawas pimpinan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada

pengawasan yang akan mengarahkan karyawan agar dapat melaksanakan

pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

f. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan

Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara

satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak puas dengan penerimaan

kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi mereka juga masih

membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri.

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Kebiasaan-kebiasaan itu antara lain:

30
1) Saling menghormati, bila bertemu dilingkungan pekerjaanmu

2) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para

karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut.

3) Sering mengikut sertakan karyawan dalam pertemuan -pertemuan,

apabila pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.

4) Memberitahu apabila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja,

degan mengkonfirmasi, kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada

bawahan sekalipun.

4. Indikator – Indikator Disiplin Kerja

Menurut Rivai (2013) menjelaskan bahwa disiplin kerja memliki

beberapa indikator seperti :

a. Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan dan

biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.

b. Ketaatan pada peraturan kerja

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan.

c. Ketaatan pada standar kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap

tugas yang diamanahkan kepadanya.

31
d. Tingkat kewaspadaan tinggi

Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu

secara efektif dan efisien.

e. Bekerja etis

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan ke

pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan

salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu

wujud dan disiplin kerja karyawan.

2.1.5 Kinerja Karyawan

1. Pengertian kinerja

Kinerja karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karna setiap

karyawan mempuyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam

mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas

untuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing-masing karyawan.

Menurut Dewi Hanggraeni dalam Dewi, dkk (2019:83) “penilaian kinerja

atau performance appraisal adalah sebuah proses di mana perusahaan

melakukan evaluasi dan penialaian kinerja individu setiap pekerjanya”.

Menurut Sutrisno (2016), menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil

upaya seseorang yang ditemukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya

serta persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu.

Hasibuan (2017:94) mengatakan “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

32
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan

serta waktu”.

Menurut Mangkunegara (2017:9) ”kinerja karyawan (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

diberikan kepadanya”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan sebuah hasil yang di capai oleh pegawai dalam melaksanakan

tugas yang diberikan oleh perusahaan sehingga dapat mewujudkan sasaran

tujuan misi dan visi organisasi atau instansi tersebut.

2. Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Kinerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut mangkunegara (2017:67-68)

sebagai berikut :

a. Faktor kemampuan (ability)

Secara psikologi, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan (knowledge + skill), pimpinan dan pegawai harus

memiliki Pendidikan yang memadat untuk jabatanya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka lebih mudah mencapai kinerja

maksimal.

b. Faktor motivasi (motivation)

33
Motivasi diartikan sebagai sebuah sikap yang dimiliki pimpinan dan

karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya, mereka akan

menunjukkan nilai positif dan negatif terhadap situasi kerjanya, dan semua

itu bisa memperhatikan bagaimana tinggi rendahnya motivasi yang

dimiliki piminan dan pegawai.

3. Indikator Kinerja

Menurut Sutrisno (2016) bahwa terdapat 5 indikator kinerja karyawan

sebagai berikut :

a. Hasil kerja, yaitu meliputi tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah

dihasilkan dan sejauh mana pengawasan.

b. Pengetahuan pekerjaan, yaitu pengetahuan yang terkait dengan tugas

pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dari hasil

kerja.

c. Inisiatif, yaitu tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan

khususnya dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

d. Sikap, yaitu semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas

pekerjaan.

e. Disiplin waktu dan absensi, yaitu ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian sehinnga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti

mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan

34
kajian pada penelitian peneliti. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapa bebrapa jurnal dan proposal skripsi terkait dengan penelitian yang

dilakukan peneliti.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

1. Kardinah Indrianna Pengaruh Metode Hasil penelitian serta

Meutia dan Cahyadi Budaya Penelitian analisa pembahasan

Husada (2019) Jurnal Organisasi Kuantitatif membuktikan bahwa

Riset Manajemen dan Dan budaya organisasi dan

Bisnis (JRMB) Fakultas Komitmen komitmen organisasi

Ekonomi UNIAT Vol.4, Organisasi merupakan faktor

No.1 Februari 2019: 119 Terhadap penting yang dapat

- 126 P-ISSN 2527– Kinerja menjelaskan variasi

7502 E-ISSN 2581-2165 Karyawan kinerja karyawan. Nilai-

nilai budaya yang

diyakini bersama dapat

menjadi pengikat

organisasi dengan

karyawan. Dengan

demikian, ikatan kuat

tersebut dapat

menimbulkan motivasi
35
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

karyawan untuk

meningkatkan kinerja

karyawan dalam

menyelesaikan

pekerjaan secara

maksimal.

2. Werni Sarumaha (2022) Pengaruh Metode hasil uji parsial yang

JURNAL Budaya Penelitian pertama (budaya

AKUNTANSI, Organisasi dan kuantitatif organisasi) terlihat

MANAJEMEN DAN Kompetensi (bersifat bahwa nilai thitung

EKONOMI Vol. 1, No. Terhadap asosiatif) (2,195) > ttabel (1,694)

1, Mei (2022),IPage 28- Kinerja dan tingkat signifikan

36 P-ISSN (2829-8888) Pegawai sebesar 0,036 < 0,05,

& E-ISSN (2829-8462) maka dapat disimpulkan

bahwa variabel budaya

organisasi berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kinerja

pegawai di Kantor

Camat Telukdalam

Kabupaten Nias

36
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

Selatan. Berdasarkan

hasil uji parsial yang

kedua (kompetensi)

terlihat bahwa nilai

thitung (3,354) > ttabel

(1,694) dan tingkat

signifikan sebesar 0,002

< 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa

variabel kompetensi

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

kinerja pegawai di

Kantor Camat

Telukdalam Kabupaten

Nias Selatan.

Berdasarkan hasil uji

simultan, terlihat bahwa

nilai Fhitung (15,001) >

Ftabel (3,295) dan

tingkat signifikan

37
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

sebesar 0,000 < 0,05

maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Budaya

Organisasi dan

Kompetensi secara

simultan berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kinerja

pegawai di Kantor

Camat Telukdalam

Kabupaten Nias

Selatan.

3. Swastiani Dunggio PENGARUH Metode hasil penelitian dan

(2020) Jurnal BUDAYA Penelitian pembahasan dapat

Manajemen Sumber ORGANISAS Kuantitatif ditarik kesimpulan;

Daya Manusia, I TERHADAP Terdapat pengaruh

Adminsitrasi dan KINERJA budaya organisasi (X)

Pelayanan Publik PEGAWAI DI yang terdiri dari budaya

Sekolah Tinggi Ilmu KANTOR konstruktif (X1),

Administrasi Bina CAMAT budaya pasif-defensif

Taruna Gorontalo DUNGINGI (X2), dan budaya

38
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

Volume VII Nomor 1 KOTA agresif-defensif (X3)

2020 GORONTAL secara simultan

O terhadap kinerja

pegawai (Y) pada

Kantor Camat Dungingi

Kota Gorontalo serta

terdapat pengaruh

budaya organisasi (X)

yang terdiri dari budaya

konstruktif (X1),

budaya pasif-defensif

(X2), dan budaya

agresif-defensif (X3)

secara parsial terhadap

kinerja pegawai (Y)

pada Kantor Camat

Dungingi Kota

Gorontalo

4. Ery Teguh Prasetyo dan Pengaruh Metode Berdasarkan hasil

Puspa Marlina (2019) Disiplin Kerja Penelitian penelitian dan

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Kepuasan Kuantitatif pembahasan, maka

39
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

dan Manajemen, Vol 3, Kerja dapat disimpulkan

(1), 2019, 21-30 e-2579- Terhadap bahwa : 1) kedisiplinan

9401, p-2579-9312 Kinerja berpengaruh signifikan

Karyawan terhadap kinerja

karyawan, 2) kepuasan

kerja berpengaruh

secara signifikan

terhadap kinerja

karyawan, 3)

kedisiplinan dan

kepuasan dapat

digunakan sebagai

prediktor naik atau

turnnya kinerja

5. Nunu Nurjaya (2021) PENGARUH Metode hasil penelitian ini,

Jurnal Ilmiah Nasional DISIPLIN Penelitian dapat disimpulkan

Vol. 3 No. 1 Tahun KERJA, kuantitatif bahwa disiplin kerja,

2021 LINGKUNGA lingkungan kerja, dan

N KERJA motivasi kerja

DAN berpengaruh positif dan

MOTIVASI signifikan terhadap

40
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

KERJA kinerja karyawan PT.

TERHADAP Hazara Cipta Pesona

KINERJA baik secara parsial,

KARYAWAN maupun secara

PADA PT. simultan.

HAZARA

CIPTA

PESONA

6. Gito Septa Putra dan PENGARUH Metode Disiplin Kerja (X1)

Jhon Fernos (2023) DISIPLIN Penelitian berpengaruh

Jurnal Ilmiah Ilmu KERJA DAN kuantitatif berpengaruh positif dan

Manajemen dan MOTIVASI signifikan tehadap

Kewirausahaan Jurusan KERJA kinerja pegawai Pada

Manajemen Fakultas TERHADAP Dinas Tenaga Kerja dan

Ekonomi dan Bisnis KINERJA Perindustrian Kota

Universitas Bina Bangsa PEGAWAI Padang, maka

Volume 3 Nomor 2 Juli PADA kesimpulannya yaitu

2023 DOI Issue : DINAS hipotesis yang pertama

10.46306/vls.v3i2 TENAGA di terima. Motivasi

KERJA DAN Kerja (X2) bepengaruh

PERINDUST positif dan signifikan

41
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

RIAN KOTA terhadap kinerja

PADANG pegawai Pada Dinas

Tenaga Kerja dan

Perindustrian Kota

Padang maka

kesimpulannya yaitu

hipotesis kedua di

diterima.

7. Riana Aprilianti dan PENGARUH Metode hasil penelitian dan

Syarifuddin (2022) BUDAYA penelitian pembahasan mengenai

Jurnal Manajemen ORGANISAS kuantitatif “Pengaruh Budaya

Sumber Daya Manusia, I DAN Organisasi dan Disiplin

Adminsitrasi dan DISIPLIN kerja terhadap Kinerja

Pelayanan Publik KERJA Pegawai pada Dinas

Universitas Bina Taruna TERHADAP Kesehatan Kota

Gorontalo Volume IX KINERJA Bandung”, maka dapat

Nomor 2, 2022 PEGAWAI disimpulkan untuk

PADA analisis deskriptif

DINAS menunjukkan budaya

KESEHATAN organisasi, disiplin

KOTA kerja dan kinerja

42
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

BANDUNG pegawai pada Dinas

Kesehatan Kota

Bandung secara

keseluruhan sudah

termasuk dalam

kategori baik. Serta

adanya pengaruh secara

masing-masing dan

bersama-sama budaya

organisasi dan disiplin

kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas

Kesehatan Kota

Bandung. Berdasarkan

hasil penelitian dan

pembahasan pada

variabel budaya

organisasi,

membuktikan untuk

dimensi inovasi dan

pengambilan resiko

43
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

memiliki nilai yang

paling rendah yaitu

pada pernyataan “saya

selalu menciptakan ide-

ide yang inovatif dalam

pekerjaan”, disarankan

membuat kebijakan

reward management

yang dapat menarik

karyawan untuk

berinovasi. Lalu untuk

variabel disiplin kerja,

menunjukkan bahwa

dimensi taat terhadap

aturan waktu memiliki

nilai yang paling rendah

yaitu pada pernyataan

“saya tidak pernah

absen saat hari kerja”.

8. Chyntia Hanny dan I Pengaruh Metode hasil analisis yang telah

Gede Adiputra (2020) Budaya Penelitian dilakukan dalam

44
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

Jurnal Manajerial dan Organisasi kuantitatif penelitian ini

Kewirausahaan, Volume Dan Disiplin membuktikan bahwa

II No. 1/2020 Hal: 215- Kerja budaya organisasi

221 Terhadap memiliki pengaruh

Kinerja positif dan signifikan

Karyawan PT terhadap kinerja

Multikarya karyawan di PT

Saranaperkasa Multikarya Sarana

Jakarta Perkasa. Hal ini berarti

bahwa dengan adanya

budaya organisasi yang

semakin baik maka

akan berdampak pada

kinerja karyawan yaitu

dengan adanya

agresifitas kerja seperti

menjalankan tugas atau

kewajiban dengan baik

dan benar untuk

memberikan kinerja

secara optimal. Disiplin

45
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

kerja memiliki

pengaruh positif tetapi

tidak signifikan

terhadap kinerja

karyawan di PT

Multikarya Sarana

Perkasa. Hal ini berarti

bahwa masih rendahnya

keadilan yang diberikan

pimpinan terhadap

bawahan, perlakuan

yang berbeda, kurang

kepedulian pimpinan

dalam membantu

memecahkan masalah

pekerjaan, beberapa

dari karyawan yang

masih datang dan

pulang tidak tepat

waktu sehingga tidak

berpengaruh signifikan

46
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

9. Monalisa Ibrahim dan PENGARUH Metode Berdasarkan dari hasil

Eviyanti (2020) Volume BUDAYA Penelitian olahan analisis regresi

8| Nomor 1| Edisi ORGANISAS kuantitatif linier berganda

Februari 2020 I DAN menggunakan SPSS

DISIPLIN 16.0 for windows, di

KERJA ketahui nilai t hitung

TERHADAP 0,969 < t tabel = 1,680

KINERJA dengan nilai

PEGAWAI DI signifikansi 0,000 <

KANTOR 0,05 dengan persentase

DESA sebesar 54% maka

TIMORENG dapat dikatakan bahwa

PANUA hipotesis positif (Ha)

KECAMATA diterima dan hipotesis

N PANCA negative (Ho) ditolak.

RIJANG Terdapat pengaruh yang

KABUPATE signifikan antara

N variabel Budaya

SIDENRENG Organisasi (X.1)

RAPPANG terhadap variabel

Kinerja Pegawai (Y)..

47
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

Berdasarkan dari hasil

olahan analisis regresi

linier berganda

menggunakan SPSS

16.0 for windows, di

ketahui nilai t hitung

0,420 < t tabel = 1,680

dengan nilai

signifikansi 0,000 <

0,05 dengan persentase

sebesar 46,3% maka

dapat dikatakan bahwa

hipotesis positif (Ha)

diterima dan hipotesis

negative (Ho) ditolak.

Terdapat pengaruh yang

signifikan antara

variabel Kedisiplinan

(X.2) terhadap variabel

Kinerja Pegawai (Y).

Berdasarkan dari hasil

48
Nama Penelitian Judul Metode
No Hasil Penelitian
Tahun, dan Jurnal Penelitian Penelitian

olahan analisis regresi

linier berganda

menggunakan SPSS

16.0 for windows, di

ketahui nilai t hitung

8,083 > t tabel = 1,680

dengan nilai

signifikansi 0,000 <

0,05 dengan persentase

sebesar 48% maka

dapat dikatakan bahwa

hipotesis positif (Ha)

diterima dan hipotesis

negative (Ho) ditolak.

Terdapat pengaruh yang

signifikan antara

variabel Budaya

Organisasi (X.1),

Kedisiplinan (X.2)

terhadap Kinerja

Pegawai (Y)

49
2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyo (2017;60) mengemukakan bahwa. “Kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teoru berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.

Berdasarkan proposal yang sudah di skripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis

dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel

yang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka model

penelitian ini seperti gambar berikut :

50
Budaya Organisasi
1. Inovasi dan pengambilan
risiko
2. Perhatian pada detail
3. Berorientasi kepada hasil
4. Berorientasi kepada Manusia
5. Berorientasi kepada tim
6. Sikap agresif H1
Kinerja Karyawan
7. Stabilitas
1. Hasil kerja
Robbins dan Judge
2. Pengetahuan pekerjaan
(2014;256)
3. Inisiatif
4. Sikap
Disiplin Kerja 5. Disiplin dan waktu absensi
1. Kehadiran Sutrisno (2016)
2. Ketaatan terhadap peraturan
H2
pekerjaan
3. Ketaatan pada standar kerja
4. Tingkat kewaspadaan tinggi H3
5. Bekerja etis
Rivai (2013)

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
2.4 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final, suatu jawaban

sementara suatu dugaan sementara, yang merupakan konstruk peneliti

terhadap masalah penelitian. Yang menyatakan hubungan antara dua variabel

51
atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui penyelidikan

ilmiah.

Berdasarkan pada gambar kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0₁ = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Meteorologi,

Klimatalogi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan

Ha₁ = Terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Meteorologi, Klimatalogi,

dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan

2. H0₂ = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja

terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Meteorologi, Klimatalogi,

dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan

Ha₂ = Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Kerja terhadap

Kinerja Pegawai Balai Besar Meteorologi, Klimatalogi, dan

Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan

3. H03 = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya

Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Balai

Besar Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika Wilayah II

Tangerang Selatan

Ha₃ Terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya Organisasi dan

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar

Meteorologi, Klimatalogi,dan Geofisika Wilayah II Tangerang

52
Selatan

53
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dengan menggunakan kuantitatif yang bersifat asosiatif Menurut Sugiyono

(2015:11) “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

juga hubungan antara dua variabel atau lebih”. Menurut Sugiyono (2016:8)

“penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, teknik

pengambilan samel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk

mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:13) “ Tempat penelitian adalah sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu

hal yang objektif”.

Peneliti melakukan penelitian di Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan.

3.2.1 Tempat Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini peneliti melakukan penelitian pada Balai

Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan.


Jl. H. Abdul Gani No.05, Cemp. Putih, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang

Selatan, Banten 15412.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan pada bulan Oktober 2023 sampai

dengan bulan Januari 2024. Dalam waktu 4 (Empat) bulan peneliti melakukan

semua hal secara bertahap dimulai dengan olah data pendukung mulai dari

observasi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen dan penyebaran

kuesioner kemudian pengolahan data dan juga penyusunan Skripsi.

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
BULAN
NO KEGIATAN Okt-23 Nov-23 Des-23 Jan-24
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyusunan proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Penyusunan instrumen
6 Penyebaran kuesioner
7 Tabulasi data
8 Pengolahan data
9 Analisis data
10 Pengambilan kesimpulan
11 Sidang

3.3 Oprasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:120) operasional variabel menjelaskan cara

tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga

operasional variabel dibuat agar penelitian ini dapat lebih mudah dipahami oleh

55
setiap pembaca, sekaligus untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau

kekeliruan dalam mengartikan variabel yang di teliti dalam penelitian ini”.

3.3.1 Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2017:33) berpendapat “Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan

variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel

bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Adapun variabel independen

(variabel bebas) dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja.

3.3.2 Variabel Terikat (Dependen)

variabel dependen (variabel terikat) adalah kinerja pegawai. Menurut Sugiyono

(2017:39) berpendapat “Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konsekuen atau terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas”.

Adapun penjelasan variabel bebas dan terikat yang diteliti dalam penelitian ini

yang dilakukan peneliti terdiri dari variabel independent yang terdiri dari Budaya

Organisasi (X1), Disiplin kerja (X2) dan variabel dependent yaitu Kinerja pegawai

(Y) di balai BMKG Wilayah II Tangerang Selatan.

56
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Nomor
Variabel Indikator Skala
Kuesioner

Budaya Organisasi Inovasi dan keberanian


1,2
(X1) mengambil risiko

Perhatian terhadap detail 3,4


Likert
Sumber: Robbins dan Berorientasi kepada hasil 5,6

judge (2014:256), Berorientasi kepada manusia 7,8

Berorientasi Tim 9,10

Sikap agresif

Stabilitas

Disiplin Kerja (X2) Kehadiran 1,2

Ketaatan pada peraturan kerja 3,4

Ketaatan pada standar kerja 5,6 Likert

Sumber : Tingkat kewaspadaan tinggi 7,8

Rivai (2013) Bekerja etis 9,10

Kinerja (Y) Hasil kerja 1,2

Pengetahuan pekerjaan 3,4

Inisiatif 5,6 Likert

Sumber : Sikap 7,8

Sutrisno (2016) Disiplin waktu dan absensi 9,10

Sumber : Data diolah 2023

3.4 Populasi dan Sampel


57
3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016:215) “populasi adalah jumlah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan

populasi sebanyak 79 Pegawai pada lembaga BMKG Wilayah II Tangerang

Selatan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2016: 120). Artinya penelitian ini melibatkan seluruh populasi sehingga

sampel sama dengan populasi. Penelitian ini menggunakann metode sampel jenuh.

Menurut Sugiyono (2017:82) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel ”. Istilah lain sampel jenuh

adalah sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel.

Berdasarkan pada tempat penelitian yang telah ditetapkan, maka sampel yang

dijadikan objek dalam peneitian ini adalah seluruh pegawai di lembaga BMKG

Wilayah II Tangerang Selatan yang berjumlah 79 Pegawai.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang harus dilakukan dalam

penelitian untuk mendapatkan informasi data yang dapat menjelaskan atau

menjawab permasalahan penelitian. Adapun Teknik pengumpulan daya yang

digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

58
3.5.1 Studi Kepustakaan (Liblary Research)

Menurut Sugiyono dalam buku pengungkapan upah pada perusahaan tambang

di inonesia timur (2019:44), Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data

dengan cara mencari data dan informasi berdasarkan tinjauan pustaka atau referensi

(termasuk buku, dokumen, jurnal dan laporan. Artikel dari berbagai sumber

termasuk internet dan catatan penting terkait penelitian studi kepustakaan

merupakan acuan pengumpulan data sekunder.

3.5.2 Sumber Data

Penelitian adalah sarana dalam mencari kebenaran atau membuktikan

kebenaran tersebut. Adapun kompenen utama dalam penelitian tersebut adalah

pengumpulan data dimana dilakukan untuk memperoleh informasi yang

berhubungan dan dilakukan dalam melakukan penelitian.

Menurut Sugiyono (2017:21) Pengumpulan data adalah cara – cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data dan pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal

– hal sebagai penunjang penelitian.

Ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengumpulan data diperoleh

sebagai berikut :

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:137) data primer yaitu sumber data penelitian yang

berlangsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini data

primer didapat dengan cara :

59
1) Kuisioner

Menurut Sugiyono (2018:142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2) Observasi

Menurut Sugiyono (2015:141), Mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Tujuan dari

observasi adalah untuk melengkapi data yang diperlukan serta membandingkan

keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan fakta yang ada dilapangan.

3) Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga

diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:137) data sekunder merupakan sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data yang diperoleh

melalui referensi buku, internet, penelitian terdahulu dan dokumen sejarah

organisasi. Adapun data sekunder yang peneliti gunakan yaitu :

1) Studi Pustaka

Menurut George dalam Djiwandono (2015:201) studi pustaka adalah pencarian

sumber – sumber atau opini pakar tentang suatu hal yang berkaitan dengan tujuan

penelitian. Yaitu dengan mempelajari, meneliti dan mengkaji serta menelah buku

60
literatur, jurnal, peneliti terdahulu, catatan historis (data documenter) yang

dipublikasikan guna memperoleh data sekunder yang dijadikan landasan teori yang

berkaitan langsung dengan Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai.

2) Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung

penelitian. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengutip data yang

diperoleh dari Lembaga BMKG Wilayah II Tangerang Selatan.

3.6 Teknik Analisa Data

Teknik Analisi Data adalah metode analisis data yang digunakan

melibatkan penggunaan perhitungan statistik. Langkah-langkah yang akan

diambil dalam proses analisis data untuk pengujian dapat dirinci sebagai berikut,

mengacu pada penjelasan yang diberikan oleh Sugiyono pada tahun 2017.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Metode diskriptif merupakan data yang digunakan dengan mengadakan

pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh deskripsi, gambaran atau

fenomena yang diteliti

1. Pembuatan Skala Likert

Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan skala

pengukuran. Menurut Sugiyono (2019:92), “skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

61
interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila digunakan akan menghasilkan data

kuantitatif”.

Dalam ilmu statistik banyak sekali jenis-jenis skala dipelajari dan digunakan

baik untuk kepentingan akademisi maupun kepentingan praktisi. Dari sekian

banyak jenis skala yang telah dikembangkan, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan skala likert dalam bentuk data - data yang diperoleh. Menurut

Malholta (2017:298) “skala likert adalah pengukuran dengan lima kategori respon

yang berkisar “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju” yang mengharuskan

responden menentukan derajat persetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap

masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus”.

Pendapat di atas dipertegas oleh Sugiyono (2019:92) bahwa “Skala Likert

adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Lebih lanjut Sugiyono

(2019:92) menjelaskan bahwa “Dengan menggunakan skala likert maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan indikator tersebut

dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan maupun pernyataan”. Dalam

penelitian fenomena sosial ini, variabel telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian ini

skala likert dan nilai (scoring) yang digunakan sebagai berikut:

62
Tabel 3.3

Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2019:92)

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif. Selanjutnya menurut pendapat Istijanto (2009:91)

menyatakan bahwa “Penggunaan 5 kategori dalam skala likert di atas sangat

populer dalam survei konsumen karena dipandang mewakili dengan baik tingkat

intensitas penilaian responden”. Penggunaan kategori yang terlalu banyak

(misalnya sampai 9 kategori) sering kali justru membingungkan responden karena

perbedaan tiap kategori menjadi sedemikian tipis dan responden kesulitan untuk

membuat pilihan. Sebaliknya penggunaan skala dengan jumlah kategori yang

sedikit (misalnya 2 kategori) membuat responden tidak leluasa mengungkapkan

penilaiannya dan menjadi terpaksa memilih karena tidak ada pilihan yang lebih

cocok.

2. Skala Interval

Menurut Ferdinand, (2014:159-160) Skala interval adalah alat pengukur data

yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang memiliki makna,

63
walaupun nilai absolutnya kurang bermakna. Hal tersebut dipertegas oleh Malholtra

(2014:278) yang menyatakan bahwa “Skala interval adalah skala yang

menggunakan angka untuk memeringkat obyek sedemikian rupa sehingga jarak

setara secara numerik mewakili jarak setara karakteristik yang sedang diukur.

Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan interval, untuk

menentukan panjang kelas interval, menurut Sudjana, Nana (2017:47) digunakan

rumus sebagai berikut:

Sumber: Sudjana (2017:47)

Keterangan:

P = Panjang Kelas Interval

K = Banyak Kelas

R = Rentang (data terbesar – data terkecil)

Jadi panjang kelas interval adalah = 0,8

Maka panjang kelas interval dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 3.4
Skala Interval
Kriteria atau Interpretasi Kategori Disingkat Skala Interval
Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Baik STS / STB 1,00 – 1,79
Tidak Setuju / Tidak Baik TS / TB 1,80 – 2,59
Kurang Setuju / Kurang Baik KS / KB 2,60 – 3,39
Setuju / Baik S/B 3,40 – 4,19
Sangat Setuju / Sangat Baik SS / SB 4,20 – 5,00

64
Sumber: Sujana (2015:47)

3.6.2 Uji Instumen

Secara dasarnya, pelaksanaan penelitian melibatkan proses pengukuran yang

memerlukan penggunaan alat ukur yang efektif. Dalam konteks penelitian, alat ukur

tersebut umumnya disebut sebagai instrumen penelitian. Menurut Sugiyono

(2019:156), instrumen penelitian merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam atau sosial yang sedang diamati.

1) Uji Validitas

Uji Validitas yaitu digunakan dalam menguji dengan tepat apa yang harus

diukur oleh kuesioner, dan tidak terjadi ketimpangan dalam membuat kesimpulan

isi data. Tes ini utuk mengetahui efektif atau tidaknya kuesioner pengukuran. Di

mana kuisioner dikatakan efektif jika diukur dapat mengukur dengan tepat hipotesis

ditemukan (Ghozali, 2018). Uji dilakukan dengan perbandingan r tabel dengan r

hitung. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan,

dengan melakukan uji signifikasi 0,05 dengan pengertian dianggap valid apabila

berkorelasi signifikan dengan skor total.

a. Jika r hitungan ≤ r tabel (dengan signifikan 0,05), maka instrument pertanyaan

tidak berkorelasi terhadap skor total pertanyaan (dianggap tidak valid)

b. Jika r hitungan ≥ r tabel (dengan signifikan 0,05), maka instrument pertanyaan

tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total pertanyaan (dianggap valid)

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu bertujuan dalam mengukur tepatnya, andalnya,

konsistensinya, stabilitasnya atau dependabilitasnya terhadap kuesioner. Reliabilitas

65
dengan tujuan melihat apakah angket yang disiapkan benar-benar memiliki hasil,

reliabilitas atau kredibilitas yang baik. Alat pengukuran disebut handal dan dapat

diandalkan jika alat ukur yang digunakan stabil, handal dan dapat digunakan untuk

prediksi. Artinya yang disebut data reliabel adalah alat ukur yang dapat memberi

sama hasil meski digunakan berkali-kali dari peneliti yang beda. Dalam penelitian

ini pengukuran yang dipakai adalah dengan membandingkan nilai Cronbach's

Alpha dengan 0,600, dimana menurut Ghozali (2017:238) dapat berpedoman

sebagai berikut:

a. Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,600, maka instrumen reliabel.

b. Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,600, maka instrumen tidak reliabel.

𝐾 ∑ 𝑎2
𝑟 11 = [ ][ 𝑏
]
2
𝐾−1 𝑎 𝑏

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝑎2 = jumlah varian
𝑏 butir

𝑎2 = jumlah varian
𝑏 total

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Model regresi harus sesuai kriteria memenuhi bahwa model tersebut tidak

memiliki masalah hipotetis klasik. Jika masih ada asumsi klasik, maka model

penelitian belum bisa dilanjutkan. Jika model masih memiliki masalah hipotetis

klasik, terapi dilakukan untuk memperbaiki model atau menghilangkan masalah.

Asumsi klasik dilakukan sebagai berikut:

66
1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk mengevaluasi

distribusi data dalam suatu kelompok data atau variabel, tanpa memandang apakah

distribusi data tersebut bersifat normal atau diambil dari populasi normal. Uji

normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel perancu atau residual

memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, pengujian

normalitas data dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Alat uji ini dipilih untuk memberikan informasi lebih rinci

mengenai normalitas data yang digunakan. Data dianggap normal jika hasil uji

Kolmogorov-Smirnov > 0,05 atau 5%.

Data dikatakan normal dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada (titik) pada

sumbu diagonal pada grafik Probability Plot. Adapun menurut Ghozali (2017:164)

dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.

67
2) Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merujuk pada kondisi di mana terdapat korelasi antar

variabel bebas, atau dengan kata lain, adanya pengaruh linear yang kuat dan pasti di

antara satu atau beberapa variabel yang menjelaskan suatu model regresi. Uji

multikolinieritas bertujuan untuk mengevaluasi apakah terdapat korelasi antar

variabel (Ghozali, 2018). Dalam konteks penelitian ini, uji multikolinieritas

dijalankan dengan memeriksa nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Suatu dataset dianggap tidak mengalami multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10

dan VIF < 10.

a. Jika nilai tolerance >0.10 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji.

b. Jika nilai tolerance <0.10 maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor):

a. Jika nilai VIF <10.00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap

data yang diuji.

b. Jika nilai VIF >10.00 maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap data

yang diuji.

3) Uji Heteroskidastistas

Uji heterokedastisitas adalah suatu evaluasi untuk menentukan apakah

terdapat perbedaan varian dalam residual untuk setiap observasi pada model regresi

linear. Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menilai apakah terjadi variasi

68
varian residual antar pengamatan dalam model regresi (Ghozali, 2018). Salah satu

metode yang digunakan untuk menguji apakah terjadi heterokedastisitas atau tidak

adalah dengan menggunakan uji scatterplot model.

Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan melalui model uji

dengan scatterplot, yang melibatkan plot residual terhadap variabel dependen yang

telah dinormalisasi. Keputusan diambil berdasarkan pola titik-titik pada grafik; jika

terdapat pola yang teratur, bergelombang, melebar, atau menyempit, maka hal

tersebut menandakan adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada pola

yang jelas dan titik-titik tersebar di atas dan di bawah garis 0 pada sumbu y, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot

dengan memlotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai

resudualnya). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Ln= (Ɛi²)= ßο + Lnxi+µi

Keterangan:

Ln = Regresi

Ɛi² = Kuadrat Nilai undstan dari zedresi dual dari uji rergresi

ßο = Konstanta regresi

Lnxi = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual tes

69
Untuk mendiktesikannya atau dengan cara melihat grafik perhitungan antara

nilai prediksi variabel tingkat (zpred) dengan residual (srecid).

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu polayang

teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadi

heterokedatisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diantara dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.6.4 Analisis Kuantitatif

Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai pengaruh,

dan ignifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2019:55) berpendapat

“metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari hasil dari

analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan masalah mengenai

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun tahapan analisis

yang dilakukan adalah:

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi linear berganda adalah suatu pendekatan regresi yang melibatkan

lebih dari satu variabel independen. Tujuan dari analisis regresi linear berganda

adalah untuk memahami arah dan sejauh mana pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

Analisis ini akan mengevaluasi sejauh mana kepemilikan institusional,

profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan memengaruhi penghindaran pajak.

70
Secara mendasar, analisis regresi adalah sebuah penelitian mengenai bagaimana

variabel dependen (terikat) berkaitan dengan satu atau lebih variabel independen

(bebas). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengevaluasi atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai-nilai variabel independen yang telah diketahui (Imam

Ghozali, 2013:96). Berikut adalah jenis persamaan regresi linier berganda yang

digunakan dalam penelitian ini:

Dimana:

Y : Kinerja pegawai

α : Konstanta

β1, β2 : Koefisien regresi

X1 : Budaya

X2 : Disiplin

ε : Residual

2) Analisis Kolerasi (R)

Sudaryono (2020:67) menyatakan bahwa analisis korelasi adalah salah satu

teknik statistik yang umumnya digunakan untuk menemukan hubungan antara dua

variabel. Korelasi diartikan sebagai suatu bentuk hubungan. Tujuan dari analisis

korelasi adalah untuk mengidentifikasi pola dan kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Menurut Supranto & Nandan (2020:125), analisis korelasi bertujuan untuk

menentukan seberapa kuat hubungan antara variabel X dan Y. Mereka juga

71
menegaskan bahwa sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan analisis

korelasi terlebih dahulu untuk memastikan adanya korelasi antara X dan Y

(Supranto & Nandan, 2020:126).

Suharyadi & Purwanto (2019:218) menyatakan bahwa semakin besar nilai

koefisien korelasi, semakin erat pula hubungan antara variabel tersebut, dan

sebaliknya.

Korelasi dilambangkan dengan ( r ) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 ≤ r ≤ +1) Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna r = 0 artinya

tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasi sempurna positif (sangat kuat).

Sedangkan r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2019:184)

Tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dapat dilihat pada tingkat

koefisien korelasi antara dua variabel, jika kerapatan antara dua variabel rendah

maka dapat dipastikan koefisien korelasi juga rendah.

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan sebagai metode untuk mengukur sejauh

mana model dapat menjelaskan variasi dalam variabel dependen (Ghozali, 2018).
72
Esensinya, koefisien determinasi mengindikasikan sejauh mana model dapat

menjelaskan variasi dalam variabel dependen, menunjukkan kontribusi variabel

independen dalam model regresi terhadap variasi variabel dependen. Informasi

mengenai koefisien determinasi dapat ditemukan dalam nilai R-square (𝑅2) di

dalam tabel Model Summary. Sebuah nilai kecil dari koefisien determinasi

mengindikasikan keterbatasan kemampuan variabel independen untuk menjelaskan

variabel dependen. Sebaliknya, nilai mendekati 1 (satu) atau 0 (nol) menunjukkan

bahwa variabel independen mampu memberikan seluruh informasi yang diperlukan

untuk meramalkan variabel dependen.

Adapun rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut: Keterangan :

Kd = R² x 100%

Kd = Besar atau jumlah koefisien determinasi

R² = Nilai Koefisien Korelasi

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan

besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu)

dimana interpretasinya adalah :

a. Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel X1 dan

X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

b. Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

4) Pengujuan Hipotesis

73
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu hipotesis

sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2019:213) berpendapat

“hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat

pertanyaan.” Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban

yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Maka pengujian hipotesis

dilakukan melalui:

a) Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel

terikatnya. Menurut Sugiyono (2019:251) bahwa “Uji t digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi varibel independen (X) secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95%”.

Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut:

1)
Variabel Budaya Organisasi (X1)

H0 : ρ1 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai BMKG

Ha : ρ1  0 Terdapat pengaruh signifikan Budaya organisasi

terhadap kinerja pegawai BMKG

2)
Variabel Disiplin (X2)

H0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan Disiplin

Kerja terhadap kinerja pegawai BMKG


74
Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan Disiplin Kerja terhadap

kinerja pegawai BMKG

Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, menurut Sugiyono

(2019:184) dapat menggunakan dengan mencari nilai t hitung dengan rumus

sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2019:184)

Keterangan:

t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.

Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 (5%) artinya kemungkinan hasil

penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%. Dalam pengujian ini, hipotesis

diterima atau ditolak dicari dengan cara membandingkan antara nilai t hitung

dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

(a)
Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(b)
Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

(a)
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(b)
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

75
Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau probability

signifikansi < 0,05.

b) Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh semua variabel

bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2019:252) bahwa “Uji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel independen terhadap

variabel dependen”. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat, sebagai

berikut:

H0 : ρ3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Budaya organisasi dan

disiplin k e r j a terhadap kinerja pegawai secara simultan pada

Lembaga BMKG

Ha : ρ3  0 Terdapat pengaruh yang signifikan Budaya organisasi dan disiplin

kerja terhadap kinerja pegawai secara simultan pada pegawai

BMKG

Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2019:252) “Uji F digunakan

untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel

independen terhadap variabel dependen”. Untuk mencari nilai F hitung digunakan

rumus sebagai berikut:

𝑟2 / k
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(1 − 𝑟2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)

Sumber: Sugiyono (2019:252) Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi ganda

76
k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria hipotesis

diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai F hitung dengan F

tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1)
Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2)
Jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai

signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

1)
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2)
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau probability

signifikansi < 0,05.

77
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.7 Gambaran Umum Objek Penelitian

3.7.1 Sejarah songkat BMKG

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai

dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh DR. Onnen, kepala

rumah sakit di bogor,.tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan

semakin diperkukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1896, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh

pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama

Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan

Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Saat tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun

pengamatan di jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi

dipindahkan dari Jakarta ke bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada

tahun1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Weichert di

Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Setelah tahun 1912 dilakukanreorganisasi pengamatan meteorologi mulai

digunakan untuk penerangan ppada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan tahun

1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti mmenjadi Kisho Kauso

Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia khusus untuk melayani


kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan

Geeofisika, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh pemerintah Belanda

Pada tanggal 21 Juli 1947 dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en

geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang

dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di

Jl. Gondangdia, Jakarta

Dan pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik

Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi

Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan

Pekerjaan Umum. Selanjutnya 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota

Organiisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO)

dan kepala jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative

of Indonesia with WMO.

Ketika tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya

menjadi lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan,

dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan

Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara . lalu pada tahun 1965,

namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika kedudukannya

tetap dibawah Deppartemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti menjadi

pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instasnsi setingkat eselon II dibawah

Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu

79
instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan

kedudukan tetap dibawah Departemen Prhubungan pada tahun 2002, dengan

keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah

menjadi lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan

Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai lembaga

Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang

Yudhoyono.

3.7.2 Visi dan Misi Instansi

1. Visi

Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam mendukung

keselamatan masyarakat serta keberhasilan Pembangunan Nasional dan berperan

aktif di tingkat Internasional. Terminologi di dalam visi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pelayanan informasi Meteorologi, Klimatalogi, Kualitas ydara dan Geofisika

yang hanal ialah pelayanan BMKG terhadap penyajian data, informasi

pelayanan jasa Meteorologi, Klimatalogi, Kualitas udara dan Geofisika yang

akurat, tepat sasaran, tepat guna, cepat, lengkap dan dapat

dipertanggungjawabkan.

80
b. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan

mmerumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan jasa

Meteorologi, Klimatalogi, Kualitas udara dan Geofisika serta mampu

memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas

yaitu berupa langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan Misi yang telah

ditetapkan yaitu:

a. Mengamati dan mmemahami fenomena Meteorologi, Klimatalogi, Kualitas

udara dan Geofisika.

b. Menyediakan data, informasi dan jasa Meteorologi, Klimatalogi, Kualitas

udara dan Geofisika yang handal dan terpercaya

c. Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi,

Klimatalogi, Kualitas udara dan Geofisika

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Internasional di bidang Meteorologi,

Klimatalogi, Kualitas udara dan Geofisika.

3.7.3 Struktur Organisasi

81
Gambar 4.1
Struktur organisasi Balai Besar MKG Wilayah II
Tangerang Selatan
Berikut ini adalah struktur Organisasi Balai Besar Meteorologi,

klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan:

1. Kepala Balai : Hendro Nugroho, St., M.Si

2. Kepala Bagian Tata Usaha : Anton Daud, S.Si

3. Kepala Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian: Daniel Febriyantono

4. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan : Meini Irianti

5. Kepala Bidang Observasi : Ariffudin, St

82
6. Kepala Bidang Data dan Informasi : Sutiyono, S.Si

7. Kepala Sub Pengumpulan dan Penyebaran : Supriyatno, S.Si

8. Kepala Sub Bidang Jasa :Darman Mardanis, S.E

9. Kepala Sub Bidang Manajemen Data : Fitri Afiadi, St., Mt

10. Kepala Sub Intrumen dan Kalibrasi :G.A. Monang Lumba, S.Kom

1. Deskripsi Tugas

a. Kepala Balai mempunyai tugas mengkoordinasi pengamatan, pengumpulan,

dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan perkiraan serta riset dan

kerjasama dibidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, serta menyusun

rencana dan program kegiatan Balai Besar.

b. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan

rencana dan program urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, perlengkapan

rumah tangga, serta kegiata evaluasi dan pelaporan Balai Besar.

c. Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan

penyusunan rencana dan program, urusan persuratan, keprotolan serta urusan

kepagawaian

d. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan,

pencatatan dan pelaporan urusan keuangan, dan inventaris barang milik negara

serta melaksanakan kegiatan rumah tangga

e. Bidang Observasi mempunyai tugas melakukan kegiatan pengamtan,

pengumpulan dan penyebaran data serta kalibrasi dan sertifikasi peralatan

meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

83
f. Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan riset, analisis dan

pengolahan data MKG sehingga menghasilkan informasi prakiraan, serta

melaksanakan pelayanan jasa MKG

g. Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran yang mempunyai tugas melakukan

pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data.

h. Sub Bidang Pelayanan Jasa yang mempunyai tugas melakukan analisis dan

pengolahan data MKG sehingga menghasilkan informasi prakiraan cuaca dan

iklim, serta melaksanakan pelayanan jasa MKG

i. Sub Bidang Manajemen Data yang mempunyai tugas mellakukan medigitasi

dan menginventarisasi data MKG

j. Sub Bidang Instrumentasi dan Kalibrasi yang mempunyai tugas melakukan

pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan meteorologi, klimatologi,

kualitas udara dan geofisika.

3.8 Hasil Penelitian

3.8.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Balai Besar MKG

Wilayah II Tangerang Selatan. Jumlah Pegawai yang dipilih sebagai responden

sebanyak 79 pegawai dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, dan masa kerja. Adapun karakteristik responden dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan perilaku

seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kellamin seringkali dapat menjadi

84
perbedaan aktivitas yang dilakukan oleh individu . Berikut ini merupakan

karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelaminin Jumlah Responden Presentasi

Laki-Laki 30 37%

Perempuan 49 63%

Total 79 100%

Sumber : Data yang diperoleh peneliti (2024)

Keterangan :

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang atau 37%

responden berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 49 atau 63% respinden berjenis

kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai Balai Besar MKG

Wilayah II Tangerang Selatan lebih banyak berjenis kelamin perempuan.

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Umur dalam keterkaitannya dengan perilaku inidividu dilokasi kerja

adalah sebagai gambaran atau pengamatan dan tanggung jawan seseorang inidividu.

Berikut data responden berdasarkan usianya dapat dilihat sebagai berikut :

85
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Presentase

17-22 Tahun 11 13%

23-28 Tahun 31 39%

29-34 Tahun 18 22%

>35 Tahun 19 24%

TOTAL 79 100%

Sumber : Data yang diperoleh peneliti 2024

Keterangan :

Berdasarkan hasil tabel data responden di atas menurut usia dari total 79

responden yang diteliti dapat diketahui yang paling banyak adalah usia 23.28 tahun

dengantotal 31 atau 39% responden, lalu terdapat total 11 atau 13% responden

untuk usia 17-22 tahu , kemudian 18 atau 22% responden untuk usia 29-34 tahun

dan 19 atau 24% responden untuk usia >35 tahun.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan

kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaanya. Penyajian data responden

berdasarkan pendidikan adalah sebagaimana terlihat pada tabel :

86
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden Presentase

Sma/Smk 5 6%

D3 3 4%

S1 65 82%

S2 6 8%

Total 79 100%

Sumber : Data yang diperoleh peneliti (2024)

Keterangan :

Hasil tabel data diatas berdasarkan dari tingkat pendidikan para responden

yang berjumlah 79 responden, menunjukkan bahwa jumlah responden untuk

pendidikan SMA/SMK sebanyak 5 orang atau 6%, D3 sebanyak 3 orang atau

sekitar 4%, untuk pendidikan S1 sebanyak 65 orang atau sekitar 82%, dan untuk

pendidikan S2 sebanyak 6 orang atau sekitar 8%.

4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Adapun jumlah responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel

berikut :

87
Tabel 4..4

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Lama Bekerja Jumlah Presentase

1-5 Tahun 55 70%

6-10 Tahun 18 22%

11-15 Tahun 5 6%

>15 Tahun 1 2%

Total 79 100%

Sumber : Data yang diperoleh peneliti (2024)

Keterangan :

Berdasarkan hasil tabel data responden di atas menuru masa kerja dari

total 79 responden dapat diketahui masa kerja pegawai Balai Besar MKG Wilayah

II Tangerang Selatan yaitu 1 - 5 tahun dengan total 55 responden atau 70%,

kemudiam masa kerja 6 – 10 tahun dengan total 18 responden atau 22 %, lalu

pegawai yang masa kerjanya 11 – 15 tahun dengan total 5 responden atau 6% dan

diatas 15 tahun dengan total 1 atau 2%.

88
3.8.2 Analisis Statistik Deskriptif

Metode deskriptif merupakan data yang digunakan dengan mengadakan

pengumpulan data dan menganallisa sehingga diperoleh deskriptif, gambaran atau

fenomena yang diteliti.

Pada penelitian ini kondisi dari objek yang diteliti ditentukan dengan

kriteria sangat tidak baik, tidak baik, kurang baik, baik dan sangat baik dengan

interprestasi nilai rata – rata tanggapan responden dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

Tabel 4.5
Tabel Kriteria Tanggapan Responden
Rentang Skala Kriteria

1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik

1,80 – 2,59 Tidak Baik

2,60 – 3,39 Kurang Baik

3,40 – 4,19 Baik

4,20 – 5,00 Sangat Baik

Sumber : Sugiyono, (2019:92)

Tabel diatas digunakan dalam menentukan seberapa besar rentang skala

dari setiap masing-masing variabel yang diteliti, didasarkan atas indikator variabel

yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan teori yang dapat dibuktikan secara

rasional. Berikut data jawaban responden Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang

Selatan:

1. Budaya Organisasi (X1)

Tabel 4.6
89
Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi (X1)
Jawaban Jumlah

No. Pernyataan STS TS KS S SS Total Sampel Skor Kriteria

Inovasi dan Pengambilan resiko

Saya selalu menciptakan

1 ide-ide yang inovatif dalam 3 9 15 45 7 281 79 3.55 BAIK

pekerjaan

Inovasi dan Pengambilan resiko

Saya selalu diminta untuk

2 menyelesaikan pekerjaan 2 7 12 46 10 292 79 3.69 BAIK

dengan cepat dan cermat

Pemimpin saya selalu

3 memberikan arahan dan 2 8 15 40 11 289 79 3.65 BAIK

mengkomunikasikan

dengan jelas dan rinci

mengenai pekerjaan yang

harus saya lakukan

Orientasi kepada hasil

Perusahaan selalu

4 memberikan penghargaan 3 12 20 33 8 270 79 3.41 BAIK

kepada karyawan yang

mampu menunjukkan

prestasi kerja

Saya berusaha mengerjakan


90
5 pekerjaan dengan sungguh-

sungguh 1 9 11 38 18 300 79 3.79 BAIK

Saya selalu dituntut untuk

6 mandiri dalam 1 12 16 37 11 282

menyelesaikan tugas 79 3.56 BAIK

pekerjaan

Orientasi kepada Tim

Didalam perusaahan tempat

7 saya bekerja, pekerjaan 3 7 15 39 13 289 79 3.65 BAIK

diselesaikan dengan

Kerjasama tim sesuai

penugasan dari atasan

Sikap agresifl

Saya selalu berbagi

8 informasi dengan rekan 1 11 11 40 14 292 79 3.69 BAIK

kerja saya dalam

melaksanakan pekerjaan

Saya selalu mencertuskan

9 gagasan baru dalam

mencapai target kerja 1 11 15 46 3 278 79 3.51 BAIK

Stabilitas

Pencapaian hasil kerja tetap

10 dipertahankan pada setiap1 5 22 40 8 288 79 3.64 BAIK

91
unt kerja

TOTAL 18 91 152 404 103 2861 790

PERSENTASE 3% 12% 19% 52% 14% 100% 3.62 BAIK

Sumber : Data Primer diolah 2024

Berdasarkan pada tabel diatas , diperoleh nilai rata-rata skor variabel

Budaya Organisasi sebesar 3,64 dimana berada pada interval 3,40 – 4,19 dan

memiliki kriteria/kategori baik. Artinya Budaya Organisasi pada Balai Besar MKG

Wilayah II Tangerang Selatan sudah dinilai baik oleh responden.

2. Disiplin Kerja (X2)

Tabel 4.7
Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi (€)
Jawaban Jumla

No. h

NO Pernyataan STS TS KS S SS Total Sampe Skor Kriteria

Kehadiran

Saya selalu hadir tepat

1 waktu saat bekerja 2 8 10 42 16 298 79 3.77 BAIK

Saya tidak pernah absen dari

2 pekerjaan saya tanpa alasan 2 9 15 36 14 290 79 3.67 BAIK

Ketaatan terhadap peraturan pekerjaan

Saya selalu berusaha

melaksanakan tugas dengan

92
3 baik dan sesuai aturan 3 5 15 35 19 299 79 3.78 BAIK

4 Saya menerima sanksi jika

melakukan kesalahan 1 6 15 39 14 299 79 3.78 BAIK

Ketaatan pada standar kerja

Saya patuh terhadap standar

5 oprasional perusahaan 1 4 15 39 17 306 79 3.87 BAIK

(SOP) dalam melaksanakan

pekerjaan

Saya selalu mengenakan

6 pakaian kerja atau seragam 1 7 12 40 17 302 79 3.82 BAIK

yang telah ditetapkan

perusahaan

Tingkat kewaspadaan tinggi

Saya selalu berhati hati

7 dalam melakukan tugas saya 2 2 10 45 17 311 79 3.93 BAIK

Saya memperbaiki

8 kerusakan peralatan karena

kesalahan saya dalam 2 5 7 47 14 306 79 3.87 BAIK

bekerja

Bekerja Etis

Saya mengerjakan tugas

9 sesuai dengan kemampuan2 3 13 43 14 308 79 3.89 BAIK

93
yang saya miliki

Saya menjaga tingkah laku

10 sesuai norma yang berlak 1 2 12 42 18 314 79 3.97 BAIK

TOTAL 17 51 124 408 160 3033 790

PERSENTASE 3% 7% 17% 52% 21% 100% 3.83 BAIK

Sumber : Data Primer diolah 2024

Berdasarkan pada tabel di atas, diperoleh nilai rata – rata skor variabel Disiplin

Kerja sebesar 3.83 di mana berada pada interval 3.40 – 4.19 dan memiliki

kriteria/kategori Baik. Artinya Disiplin Kerja pada Balai Besar MKG Wilayah II

Tangerang Selatan sudah dinilai baik oleh responden.

3. Kinerja (Y)

TABEL 4.8

awaban Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja (X2)

No. Jawaban Jumla

NO h

Pernyataan STS TS KS S SS Total Sampe Skor Kriteria

Hasil Karya

1 Kualitas kerja saya sudah 3 3 10 16 47 307 79 3.88 BAIK

memenuhi standar yang

telah ditetapkan perusahaan.

94
2 Saya selalu berusaha untuk 1 5 7 17 49 313 79 3.96 BAIK

meningkatkan kualitas kerja

saya

Pengetahuan pekerjaan

3 Saya menguasai bidang 1 6 15 19 38 305 79 3.86 BAIK

pekerjaan yang saya

kerjakan saat ini

4 Saya memiliki keterampilan

yang sangat baik dalam 3 6 9 13 48 299 79 3.78 BAIK

melaksanakan pekerjaan

saya

Inisiatif

5 Saya mampu bekerja 1 9 13 19 37 301 79 3.81 BAIK

mencapai/melebihi target

6 Karyawan ini menunjukkan 4 4 16 11 44 291 79 3.68 BAIK

kesediaan melakukan

pekerjaan tanpa diperintah

oleh atasan

Sikap

95
7 Saya cepat dalam bertindak 1 9 20 16 33 291 79 3.68 BAIK

atau mengambil keputusan.

8 Saya memiliki rasa antusias

yang tinggi dalam 1 5 18 16 39 301 79 3.81 BAIK

melaksanakan pekerjaan

Disiplin Waktu dan Absensi

Saya dapat menggunakan

9 waktu dengan efektif & 2 4 14 13 46 301 79 3.81 BAIK

efisien

Saya pulang sesuai dengan

10 jam kantor, kecuali karena 2 7 14 13 43 295 79 3.73 BAIK

lembur.

TOTAL 19 58 136 153 424 3004 790

PERSENTASE 3% 7% 17% 19% 54% 100% 3.80 BAIK

Sumber : Data Primer diolah 2024

Berdasarkan pada tabel di atas, diperoleh nilai rata – rata skor variabel

Kinerja sebesar 3.80 di mana berada pada interval 3.40 – 4.19 dan memiliki

kriteria/kategori Baik. Artinya Kinerja pada Balai Besar MKG Wilayah II

Tangerang Selatan sudah dinilai baik oleh responden.

96
3.8.3 Analisis Instrumen Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas yaitu digunakan dalam menguji dengan tepat apa yang harus

diukur oleh kuesioner, dan tidak terjadi ketimpangan dalam membuat kesimpulan

isi data. Tes ini utuk mengetahui efektif atau tidaknya kuesioner pengukuran. Di

mana kuisioner dikatakan efektif jika diukur dapat mengukur dengan tepat

hipotesis ditemukan (Ghozali, 2018). Uji dilakukan dengan perbandingan r tabel

dengan r hitung. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang

digunakan, dengan melakukan uji signifikasi 0,05 dengan pengertian dianggap

valid apabila berkorelasi signifikan dengan skor total. Hasil tes validitas dengan

menggunakan program SPSS versi 26 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

a. Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1)

Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi (X1)

No Pernyataan r hitung Kondisi r tabel Keterangan

1 X1.1 0,785 > 0,218 Valid


2 X1.2 0,768 > 0,218 Valid
3 X1.3 0,851 > 0,218 Valid
4 X1.4 0,800 > 0,218 Valid
5 X1.5 0,879 > 0,218 Valid
6 X1.6 0,771 > 0,218 Valid
7 X1.7 0,823 > 0,218 Valid
8 X1.8 0,820 > 0,218 Valid
9 X1.9 0,789 > 0,218 Valid
10 X1.10 0,865 > 0,218 Valid
Sumber : Olah Data SPSS Versi 26

97
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan

yang dilakukan untuk variabel Budaya Organisasi (X1) menunjukan hasil yang

sangat baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar angket atau

kuesioner dapat dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,218 atau (r hitung > r

tabel ), maka dari itu semua item pernyataan pada table di atas dinyatakan valid.

Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.

b. Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

No Pernyataan r hitung Kondisi r tabel Keterangan

1 X2.1 0,803 > 0,218 Valid


2 X2.2 0,787 > 0,218 Valid
3 X2.3 0,885 > 0,218 Valid
4 X2.4 0,806 > 0,218 Valid
5 X2.5 0,841 > 0,218 Valid
6 X2.6 0,881 > 0,218 Valid
7 X2.7 0,834 > 0,218 Valid
8 X2.8 0,862 > 0,218 Valid
9 X2.9 0,722 > 0,218 Valid
10 X2.10 0,864 > 0,218 Valid
Sumber : Olah Data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan

yang dilakukan untuk variabel Disiplin Kerja (X2) menunjukan hasil yang sangat

baik, karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar angket atau kuesioner dapat

dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,218 atau (r hitung > r tabel ), maka dari itu

98
semua item pernyataan pada tabel di atas dinyatakan valid. Untuk itu kuesioner

yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.

c. Kinerja (Y)

Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)

No Pernyataan r hitung Kondisi r tabel Keterangan

1 Y.1 0,786 > 0,218 Valid


2 Y.2 0,862 > 0,218 Valid
3 Y.3 0,817 > 0,218 Valid
4 Y.4 0,802 > 0,218 Valid
5 Y.5 0,841 > 0,218 Valid
6 Y.6 0,716 > 0,218 Valid
7 Y.7 0,776 > 0,218 Valid
8 Y.8 0,849 > 0,218 Valid
9 Y.9 0,799 > 0,218 Valid
10 Y.10 0,811 > 0,218 Valid
Sumber : Olah Data SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari perhitungan

yang dilakukan untuk variabel Kinerja (Y) menunjukan hasil yang sangat baik,

karena syarat minimum yang harus dipenuhi agar angket atau kuesioner dapat

dikatakan valid adalah lebih besar dari 0,218 atau (r hitung > r tabel ), maka dari itu

semua item pernyataan pada table di atas dinyatakan valid. Untuk itu kuesioner

yang digunakan layak untuk diolah sebagai data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu bertujuan dalam mengukur tepatnya, andalnya,

konsistensinya, stabilitasnya atau dependabilitasnya terhadap kuesioner. Reliabilitas

99
dengan tujuan melihat apakah angket yang disiapkan benar-benar memiliki hasil,

reliabilitas atau kredibilitas yang baik. Alat pengukuran disebut handal dan dapat

diandalkan jika alat ukur yang digunakan stabil, handal dan dapat digunakan untuk

prediksi. Artinya yang disebut data reliabel adalah alat ukur yang dapat memberi

sama hasil meski digunakan berkali-kali dari peneliti yang beda. Dalam penelitian

ini pengukuran yang dipakai adalah dengan membandingkan nilai Cronbach's

Alpha dengan 0,600. Maka berikut hasil uji reliabilitas.

a. Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X1)

Uji reliabilitas yang dilakukan pada hasil kuesioner variabel (X1), dimana

kuesioner terdiri dari 10 butir pertanyaan yang menyangkut kondisi Budaya

Organisasi pada Pegawai Balai Besar MKG Wikayah II Tangereng Selatan. Uji

Reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 26

sebagai berikut :

Tabel 4.12
Rangkuman Uji Reliabilitas Kuesioner Budaya Organisasi (X1)

100
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 26

Dari hasil tabel 4.12 di atas, semua pernyataan variabel Budaya Organisasi

mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,60. Adapun nilai Cronbach Alpha dari

keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk variable Budaya Organisasi diolah

dengan program SPSS versi 26 bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.13
Hasil Keseluruhan Uji Reliabilitas Budaya Organisasi (X1)
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,943 10

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil tabel 4.13 diatas, maka hasil uji reliabilitas menyatakan

bahwa semua variabel Budaya Organisasi memiliki cronbach alpha diatas 0,60

yaitu 0,943 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing

variabel dari kuesioner yang digunakan adalah reliabel.

101
b. Uji Reliabilitas Disiplin Kerja (X2)

Uji reliabilitas yang dilakukan pada hasil kuesioner variabel (X2), di mana

kuesioner terdiri dari 10 butir pertanyaam yang menyangkut kondisi tingkat disiplin

kerja pada pegawai balai besar MKG Wilayah II Tngerang Selatan. Selanjutnya uji

reliabilitas dalam penelitian ini, menggunakan program spss versi 26 sebagai

berikut

Tabel 4.14
Rangkuman Uji Reliabilitas Kuesioner Disiplin Kerja (X2)

Sumber : SPS Hasil Olah Data SPSS Versi 26S Versi 26

Dari hasil tabel 4.14 di atas, semua pernyataan variabel Disiplin Kerja

mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,60. Adapun nilai Cronbach Alpha dari

keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk variabel disiplin kerja diolah dengan

program SPSS versi 26 bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

102
Tabel 4.15
Hasil Keseluruhan Uji Reliabilitas Disiplin KERJA (X2)
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,943 10

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 26

c. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)

Tabel 4.16
Rangkuman Uji Reliabilitas Kuesioner Kinerja (Y)

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 26

Dari hasil tabel 4.16 di atas, semua pernyataan variabel Kinerja

mempunyai nilai nilai Cronbach Alpha > 0,60. Adapun Nilai Cronbach Alpha dari

keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Disiplin Kerja diolah

dengan program SPSS Versi 26 bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

103
Tabel 4.17
Hasil Keseluruhan Uji Reliabilitas Kinerja (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,939 10

Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil dari tabel 4.17 di atas, hasil uji reliabilitas menyatakan

bahwa semua variabel Kinerja mempunyai cronbach alpha di atas 0,60 yaitu 0,939

sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari

kuesioner yang digunakan adalah reliabel.

3.8.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normlitas

Uji normalitas merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk

mengevaluasi distribusi data dalam suatu kelompok data atau variabel, tanpa

memandang apakah distribusi data tersebut bersifat normal atau diambil dari

populasi normal. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel perancu

atau residual memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini,

pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Alat uji ini dipilih untuk memberikan informasi

lebih rinci mengenai normalitas data yang digunakan. Data dianggap normal

jika hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 atau 5%.

104
Sumber : Hasil SPSS Versi 26

Gambar 4.2
Grafik P-Plot Uji Normalitas Data
Perhitungan yang dilakukan dibuktikan kembali dengan dilakukan

pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov (KS). Uji tersebut dilakukan guna

meyakini sebuah hasil akhir yang baik.

Uji Kolmogorov Smirnov (KS) merupakan alat uji statistik yang

digunakan untuk menentukan apakah satu sampel berasal dari suatu populasi yang

memiliki sebaran data tertentu atau mengikuti distribusi statistik tertentu atau bisa

dikatakan sebagai bentuk pembuktian apakah suatu dara atau sebaran memiliki nilai
105
signifikan > 0,05 atau berdistribusi normal. Peneliti melampirkan gambar uji

Kolmogorov Smirnov (KS) dengan program SPSS 26 sebagai berikut :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 79

Normal Mean ,0000000

Parametersa,b Std. Deviation 3,78659891

Most Extreme Absolute ,110

Differences Positive ,110

Negative -,043

Test Statistic ,110

Asymp. Sig. (2-tailed) ,020c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Hasil SPSS Versi 26

Gambar 4.3
Uji Kolmogrov Smirnov (KS)
Jika dilihat pada tabel di atas, Nilai signifikanya berada pada nilai 0,20 ini

artinya nilai tersebut > 0,05. Nilai signifikan yang dihasilkan membuktikan bahwa

data pada variabel Budaya Organisasi (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Kinerja (Y)

memiliki distribusi normal.

106
2. Uji Multikolinearitas

Untuk memenuhi besar atau tidaknya pengaruh variabel independent atau

bebas, metode yang digunakan adalah VIF (varance inflation factor). Bila

menggunakan metode VIF, dengan syarat nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0.1 maka

model regresi bebas dari multikolinearitas.

Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics

Std.

Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 5,202 2,311 2,251 ,027

BUUDAYA ,149 ,089 ,156 1,671 ,099 ,399 2,505

ORGANISASI

DISIPLIN KERJA ,714 ,091 ,731 7,839 ,000 ,399 2,505

a. Dependent Variable: KIINERJA

Sumber : SPSS Versi 26

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas

dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 yaitu variabel Budaya Organisasi dan

Disiplin Kerja sebesar 2.505 sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebih

dari 0.10 yaitu sebesar 0,399 di kedua variabel, yang berarti tidak terjadi gejala atau
107
kendala atas multikolinearitas diantara variabel bebas dalam pengujian yang

dilakukan oleh peneliti. Uji tersebut telah diperhitungkan dengan baik demi

mendapatkan hasil yang mampu dibuktikan kebenarannya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas adalah suatu evaluasi untuk menentukan apakah

terdapat perbedaan varian dalam residual untuk setiap observasi pada model regresi

linear. Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menilai apakah terjadi variasi

varian residual antar pengamatan dalam model regresi (Ghozali, 2018).

Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan melalui model uji

dengan scatterplot, yang melibatkan plot residual terhadap variabel dependen yang

telah dinormalisasi. Keputusan diambil berdasarkan pola titik-titik pada grafik; jika

terdapat pola yang teratur, bergelombang, melebar, atau menyempit, maka hal

tersebut menandakan adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada pola

yang jelas dan titik-titik tersebar di atas dan di bawah garis 0 pada sumbu y, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.Hasil uji

heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikutini :

108
Sumber: Hasil SPSS Versi 26

Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Hasil Output Uji Scatterplot di atas terlihat bahwa titik menyebar secara

acak serta tersebar dengan baik di atas maupun dibawah angka 0. Hal ini dapat

disimpulkam tidak terjadi Heteroskedastisitas

3.8.5 Analisis Kuantitatif

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini akan mengevaluasi sejauh mana kepemilikan institusional,

profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaaan memengaruhi penghindaran pajak.

Secara mendasar, analisis regresi adalah sebuah penelitian mengenai bagaimana

variabel dependen(terikat) berkaitan dengan satu atau lebih variabel independen

(bebas). Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengevaluasi atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai-nilai variabel independen yang telah diketahui (Imam

GHOZALI, 2013:96)

Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Secara Simultan Variabel Budaya
Organisasi (X1) dan Budaya Organisasi (X2) Terhadap Variabel Kinerja (Y)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 5,202 2,311 2,251 ,027

109
Budaya Organisasi ,149 ,089 ,156 1,671 ,099

Disiplin Kerja ,714 ,091 ,731 7,839 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber :SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y = 5,202 + 0.149X1 + 0,714X2 + e

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut :

a. B = 5,202 menyimpulkan bahwa jika Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin

Kerja (X2) tetap tidak mengalami perubahan maka nilai Kinerja (Y) sebesar

5,202.

b. b1 = menyimpulkam bahwa rjika Budaya Organisasi (X1) bertambah, maka

Kinerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,149 dengan asumsi tidak

ada penambahan (konstan) nilai disiplin kerja

c. b2 = 0,714 menyimpulkan bahwa jika Disiplin Kerja (X2) bertambah, maka

kinerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,714 dengan asumsi tidak

ada penambahan (konstan) nilai Budaya Organisasi (X1)

2. Analisis Korelasi (R)

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisiensi yang ditentukan besar atau

kecil, maka dapat pedoman dan ketentuan berikut ini :

a. Korelasi Sederhana

110
Koefisiensi korelasi sederhana dipergunakan untuk mengetahui tingkat

kekuatan hubungan atau pengaruh antar variabel secara parsial pada Balai Besar

MKG Wilayah II sebagai berikut :

Tabel 4.21
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2019:184)

Tabel 4.22
Hasil Uji Korelasi Secara Parsial Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja
(Y)
Correlations

BUDAYAORG

ANISASI KINERJA

BUDAYA Pearson 1 ,723**

ORGANISASI Correlation

111
Sig. (2-tailed) ,000

N 79 79

KINERJA Pearson ,723** 1

Correlation

Sig. (2-tailed) ,000

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi secara parsial pada tabel di

atas, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,723 dimana nilai tersebut berada

pada interval 0,600 – 0,799 artinya variabel tersebut memiliki tingkat hubungan

korelasi yang kuat.

Tabel 4.23
Interpretasi Koefisien Korelasi antara Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja
(Y)
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2019:184)

112
Tabel 4.24
Hasil Uji Korelasi Secara Parsial – Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)

Correlations

DISIPLIN KERJA KINERJA

DISIPLIN Pearson Correlation 1 ,852**

KERJA Sig. (2-tailed) ,000

N 79 79

KINERJA Pearson Correlation ,852** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi secara parsial pada tabel di

atas, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,852 dimana nilai tersebut berada

pada interval 0,800 – 1,000 yang artinya variabel tersebut memiliki tingkat

hubungan korelasi yang sangat kuat.

b. Korelasi Berganda

113
Koefisiensi korelasi berganda dipergunakan untuk mengalami tingkat

kekuatan hubungan atau pengaruh antar variabel secara simultan pada Balai Besar

MKG Wilayah II Tangerang Selatan.

Tabel 4.25
Interpretasi Koefisien Korelasi Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin Kerja
(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2019:184)

Tabel 4.26
Hasil Uji Koefisiensi Korelasi Secara Simultan – Budaya Organisasi (X1) dan
Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)
Model Summary

Adjusted RStd. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 ,858a ,736 ,729 3,83610

a. Predictors: (Constant), DISIPLIN KERJA, BUDAYA ORGANISASI

Sumber : SPSS Versi 26


114
Berdasarkan hasil pengujian koefisiensi secara simultan pada tabel di atas,

dapat dilihat bahwa nilai koefisiensi korelasi (R) sebesar 0,858 atau 85% . Hal ini

mengidentifikasikan bahwa besarnya pengaruh Kinerja (Y) sebesar 85% yang

dipengaruhi oleh Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) merupakan

hubungan yang positif yaitu tingkat hubungan yang sangat kuat dengan nilai

interval 0,800 – 1.000.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi mengindikasikan sejauh mana model dapat

menjelaskan variasi dalam variabel dependen, menunjukkan kontribusi variabel

independen dalam model regresi terhadap variasi variabel dependen. Informasi

mengenai koefisien determinasi dapat ditemukan dalam nilai R-square (𝑅2) di

dalam tabel Model Summary. Sebuah nilai kecil dari koefisien determinasi

mengindikasikan keterbatasan kemampuan variabel independen untuk menjelaskan

variabel dependen. Sebaliknya, nilai mendekati 1 (satu) atau 0 (nol) menunjukkan

bahwa variabel independen mampu memberikan seluruh informasi yang diperlukan

untuk meramalkan variabel dependen.Nilai koefisiensi determinasi ini ditentukan

dengan nilai adjusted R Square sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.27
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary

Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 ,858a ,736 ,729 3,83610

115
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Budaya Organisasi

Sumber : SPSS Versi 26

Hasil perhitungan determinasi dapat diketahui bahwa koefisien

determinasi R2 yang diperoleh sebesar 73,6 %. Hal ini berarti 73,6% variasi

variabel produktivitas pegawai dapat dijelaskan oleh variabel Budaya Organisasi

dan Disiplin Kerja, sedangkan sisanya sebesar 26,4% diterangkan oleh variabel lain

yang tidak diajukan dalam penelitian ini yaitu variabel yaitu variabel pelatihan

kerja, motivasi kerja, gaya kepemimpinan, produktivitas dan lain-lain.

4. Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat

sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul dan harus di uji secara empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan

melalui.

a) Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksud untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel

terikatnya, digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang

menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang di ambil secara random

dari populasi yang sama. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung

dengan nilai t-tabel untuk menentukan besarnya df = (n-2-1 maka diperoleh (79-2-

1) =76, jadi t tabel = 1.995 (dengan melihat t tabel df =76). Hasil Uji t dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 4.28
Hasil Uji t / Parsial antara Budaya Organisasi (X1) terhadap Kinerja (Y)
116
Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 12,990 2,788 4,660 ,000

Budaya Organisasi ,691 ,075 ,723 9,179 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber :SPSS Versi 26

Pengujian hipotesis 1 : terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya

Organisasi (X1) terhadap Kinerja (Y). Berdasarkan tabel bahwa thitung 9,179 >

ttabel 1,995 atau secara signifikan 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan

Ho ditolak, Sehingga secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan pada

Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai.

Tabel 4.29
Hasil Uji t / Parsial antara Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 6,070 2,278 2,665 ,009

DisiplinKerja ,832 ,058 ,852 14,293 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : SPSS Versi 26

117
Pengujian hipotesis 2 : terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin

Keja terhadap Kinerja Pegawai. Berdasarkan thitung 14,293 > ttabel 1,995 dan

signifikan 0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga

secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

b) Uji Hipotesis Secara Simultan ( Uji F)

Uji F atau simultan dimaksud untuk menguji pengaruh semua variabel

bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan

membandingkan nilai f-hitung dengan nilai f-tabel, untuk menentukan besarnya f-

tabel dengan ketentuan df1= (n-k) dan df2= (k-1), sehingga df1= (79-3) = 76 dan

df2 = (3-1) =2, jadi nilai f-tabel = 3,117 hasil uji F dilihat dibawah ini :

Tabel 4.30
Hasil Uji F / Simultan
ANOVAa

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3117,560 2 1558,780 105,927 ,000b

Residual 1118,390 76 14,716

Total 4235,949 78

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), DisiplinKerja, BudayaOrganisasi

Sumber : SPSS Versi 26

Pengujian pengaruh variabel bebas secara simultan bersama-sama terhadap

variabel terikatnya dengan menggunakan Uji F. Hasil perhitungan statistik

menunjukkan hasil atau nilai f-hitung 105,927 > f-tabel 3,117 dengan menggunakan
118
batas signifikasi 0,05. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa simultan

pada variabel Budaya Organisasi, Disiplin Kerja mempunyai pengaruh terhadap

Kinerja Pegawai .

3.9 Pembahasan Penelitian

3.9.1 Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai persamaan regresi adalah Y = 5,202

+ 0,149 X1, dan koefisien korelasi adalah 0,723 yang menunjukkan bahwa kedua

variabel memiliki tingkat hubungan yang kuat satu sama lain. Jumlah determinasi

atau kontribusi pengaruhnya adalah 0,736 atau 73,6%, dan faktor lain memengaruhi

26,4% dari total. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar

dari nilai t tabel, atau 9,179 > 1,995 Oleh karena itu, H0 ditolak dan H1 diterima,

yang menunjukkan bahwa Budaya Organisasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

kardinah Indriana Meautia dan Cahyadi Husada dalam jurnal Riset

Manajemen(2019) dimana hasil dari persaman regresi berganda menjelaskan bahwa

nilai dari Konstanta sebesar 1,920 dimana, kinerja karyawan sebesar 1.920, apabila

nilai dari budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai variabel X dianggap

konstan atau sama dengan nol (0). Nilai koefesien pada variabel Budaya organisasi

sebesar 0.797 yang menjelaskan bahwa setiap kali terjadinya kenaikan sebesar 1

poin budaya organisasi di perusahaan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan

sebesar 1 poin dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain bernilai konstran).

Hubungan budaya organisasi dengan Kinerja Karyawan. Hasil analisis regresi linier

119
berganda menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi secara

positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengkonfirmasikan faktor-faktor dari

budaya organisasi sebagai sekumpulan nilai-nilai yang diyakini bersama dapat

menjadi pengikat organisasi dengan karyawan. Ikatan yang kuat ini dapat

memotivasi karyawan untuk memberikan daya dan upayanya secara maksimal

sehingga kinerja karyawan dapat menjadi maksimal

3.9.2 Pengaruh Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Hasil tes menunjukkan bahwa nilai persamaan regresi adalah Y = 5,202 +

0,714X2, nilai koefisien korelasi sebesar 0,852 Ini menunjukkan bahwa kedua

variabel memiliki hubungan yang kuat satu sama lain. Nilai determinasi atau

kontribusi pengaruhnya sebesar 0,736 atau 73,6%, dipengaruhi oleh faktor lain,

sedangkan nilai sisa sebesar 26,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis

diperoleh nilai t hitung > t tabel atau (14,293 > 1,995). Oleh karena itu, H0 ditolak

dan H2 diterima, yang menunjukkan bahwa Disiplin Kerja memiliki dampak yang

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunu

Nurjaya dalam Jurnal Ilmiah Nasional (2021) hasil penelitian tersebut mengatakan

bahwa Koefisien regresi variabel Disiplin Kerja (X1) sebesar 0,407; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan Disiplin Kerja mengalami kenaikan 1%,

maka Kinerja Karyawan (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar 0,407.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Disiplin Kerja

dengan Kinerja Karyawan, sehingga semakin baik Disiplin Kerja maka semakin

meningkat Kinerja Karyawan. Berdasarkan perhitungan Fhitung pada tabel di atas

120
diperoleh hasil sebesar 45,422 sedangkan Ftabel sebesar 0,1169. Jika dibandingkan

dengan nilai Ftabel maka dapa dilihat bahwa (11,541 > 0,1169) dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada 0,05, sehingga model

penelitian ini terbukti layak karena disiplin kerja (X1), lingkungan kerja (X2), dan

motivasi kerja (X3) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Hazara Cipta

Pesona. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin baik disiplin kerja yang

diterapkan di PT. Hazara Cipta Pesona, maka semakin baik pula kinerja karyawan.

Begitupun sebaliknya.

3.9.3 Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Dan Disiplin Kerja (X2) Terhadap

Kinerja Karyawan (Y)

Hasil penelitian menunjukkan, dengan persamaan regresi Y, bahwa

Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) memengaruhi kinerja karyawan

secara signifikan. = 5,202+ 0,149X1 + 0,714X2. Koefisien korelasi, yang juga

dikenal sebagai tingkat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dihitung

sebesar 0,858 Dengan kata lain, mereka memiliki korelasi yang kuat. Nilai

koefisien determinasi atau kontribusi pengaruhnya secara simutan adalah 73,6 %

sementara 26,4% terakhir dipengaruhi oleh variabel tambahan. Uji hipotesis

memiliki nilai F hitung > Ftabel atau (105,297> 3,117). Dengan demikian H0 ditolak

dan H3 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan Budaya

Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap kinerja karyawan.

121
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Monalisa

Ibrahim dan Eviyanti dalam jurnal PRAJA(2020) mengatakan hasil dari

perhitungan Uji Statistik Uji t diketahui bahwa Nilai thitung variabel Budaya

Organisasi (X1) 0,969 dengan tingkat signifikansi 0,000.Nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 dan thitung 0,969 < 1,680 maka kesimpulannya adalah ada pengaruh

secara signifikan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Desa

Timoreng Panua Kecamatan Panca Rijang Kabpaten Sidenreng Rappang.Hasil olah

data SPSS, maka diketahui bahwa: Nilai thitung variabel Disiplin Kerja (X2) 0,420

dengan tingkat signifikansi 0,000.Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan

thitung 0,420 < 1,680 maka kesimpulannya adalah ada pengaruh secara signifikan

kedisiplinan terhadap kinerja pegawai di Kantor Desa Timoreng Panua Kecamatan

Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil olah data SPSS, maka diketahui

bahwa: Nilai thitung variabel Kinerja Pegawai (Y) 8,083 dengan tingkat

signifikansi 0,000.Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan thitung 8,083 > 1,680

maka kesimpulannya adalah ada pengaruh secara signifikan budaya organisasi dan

kedisiplinan terhadap kinerja di Kantor Desa Timoreng Panua Kecamatan Panca

Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang dan perhitungan diperkuat dengan

perhitungan analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan dari hasil olahan analisis

regresi linier berganda menggunakan SPSS 16.0 for windows, di ketahui nilai t

hitung 8,083 > t tabel = 1,680 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan

persentase sebesar 48% maka dapat dikatakan bahwa hipotesis positif (Ha) diterima

dan hipotesis negative (Ho) ditolak. Terdapat pengaruh yang signifikan antara

122
variabel Budaya Organisasi (X.1), Kedisiplinan (X.2) terhadap Kinerja Pegawai

(Y).

123
BAB V

PENUTUP

3.10 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapati oleh peneliti dalam melakukan

penelitian pada Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II

Tangerang Selatan dirangkum menjadi beberapa poin, berikut hasil kesimpulan

yang didapati oleh peneliti:

1. Terdapat Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) :

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai persamaan regresi adalah Y = 5,202 +

0,149 X1, dan koefisien korelasi adalah 0,723 yang menunjukkan bahwa kedua

variabel memiliki tingkat hubungan yang kuat satu sama lain. Jumlah

determinasi atau kontribusi pengaruhnya adalah 0,736 atau 73,6%, dan faktor

lain memengaruhi 26,4% dari total. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, atau 9,179 > 1,995 Oleh karena itu,

H0 ditolak dan H1 diterima, yang menunjukkan bahwa Budaya Organisasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Terdapat Pengaruh Disiplin Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y) : Hasil

tes menunjukkan bahwa nilai persamaan regresi adalah Y = 5,202 + 0,714X2,

nilai koefisien korelasi sebesar 0,852 Ini menunjukkan bahwa kedua variabel

memiliki hubungan yang kuat satu sama lain. Nilai determinasi atau kontribusi

pengaruhnya sebesar 0,736 atau 73,6%, dipengaruhi oleh faktor lain,

sedangkan nilai sisa sebesar 26,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis

diperoleh nilai t hitung > t tabel atau (14,293 > 1,995). Oleh karena itu, H0
ditolak dan H2 diterima, yang menunjukkan bahwa Disiplin Kerja memiliki

dampak yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Terdapat Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Dan Disiplin Kerja (X2) Terhadap

Kinerja Karyawan (Y) : Hasil penelitian menunjukkan, dengan persamaan

regresi Y, bahwa Budaya Organisasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) memengaruhi

kinerja karyawan secara signifikan. = 5,202+ 0,149X1 + 0,714X2. Koefisien

korelasi, yang juga dikenal sebagai tingkat korelasi antara variabel bebas dan

variabel terikat, dihitung sebesar 0,858 Dengan kata lain, mereka memiliki

korelasi yang kuat. Nilai koefisien determinasi atau kontribusi pengaruhnya

secara simutan adalah 73,6 % sementara 26,4% terakhir dipengaruhi oleh

variabel tambahan. Uji hipotesis memiliki nilai F hitung > Ftabel atau (105,297>

3,117). Dengan demikian H0 ditolak dan H3 diterima. Artinya terdapat

pengaruh yang signifikan secara simultan Budaya Organisasi dan Disiplin

Kerja terhadap kinerja karyawan.

3.11 Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini yang dibuat oleh peneliti, kemudian peneliti

mendapati serta menemukan beberapa keadaan-keadaan yang menjadi hambatan

atau bagi peneliti dalam memaksimalkan penyusunan skripsi yang dibuat oleh

peneliti ini, berikut hal -hal dari berbagai peristiwa atau kejadian yang menjadi

hambatan atau keterbatasan penelitian dalam penyusunan skripsi ini :

125
1. Waktu

Dalam penyusunan skripsi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti

mendapatkan kendala berupa waktu, karna dalam penyusunan skripsi ini peneliti

seringkali menjalani aktivitas lain di luar kepentingan kampus, maka dari itu

peneliti masih sulit mengatur waktu dalam penyusunan ini. Dalam hal melakukan

revisian, melakukan bimbingan atau bahkan bertemu dan meneliti objek penelitian

harus diatur waktunya sedemikian rupa.

2. Data

Dengan proses penyusunan ini yang dihadapi ketika peneliti sedang

melakukan parttime maka peneliti masih sulit untuk mengatur jadwal untuk

bertemu dengan pihak perusahaan dan melakukan penelitian, maka data yang

didapatkan peneliti masih memiliki keterbatasan.

3. Feedback

Mungkin rasa timbal balik antara peneliti dengan objek penelitian dalam

hal ini yaitu Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan masih belum bisa

peneliti penuhi , mungkin saja setelah laporan skripsi ini usai peneliti akan

memberikan cendera kasih kepada pihak perusahaan atas ketersediannya dalam

menerima peneliti melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

3.12 Saran

Peneliti ketika melakukan proses penelitian pada Balai Besar MKG

Wilayah II Tangerang Selatan mendapati berbagai keadaan yang menjadi

permasalahan yang harus diteliti lebih lanjut, akan tetapi peneliti hanya berfokus

pada variabel Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan Kinerja pada pegawai di Balai

126
Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan. Dengan permasalahan yang peneliti

lakukan dan peneliti pun mendapati titik permasalahan pada variabel yang diteliti.

Kemudian peneliti menyimpulkan dan memiliki saran tentang permasalahan

tersebut. Berikut adalah poin -poin saran yang peneliti sampaikan ;

1. Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel Budaya Organisasi (X1),

didapatkan skor rata – rata terendah sebesar 3,41 yang terdapat pada pertanyaan

No. 4, yaitu “Perusahaan selalu memberikan pennghargaan kepada karyawan

yang mampu menunjukkan prestasi kerja” dimana pernyataan tersebut termasuk

dalam kategori “baik”. Maka dari itu agar Budaya Organisasi Balai Besar MKG

Wilayah II Tangerang Selatan semakin baik. Peneliti menyarankan agar

perusahaan memberikan lebih banyak macam -macam penghargaan untuk

pegawai agar pegawai menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam

menjalankan tugasnya.

2. Berdasarkan hasil penelitian jawaban responden pada variabel Disiplin Kerja

(X2) didapatkan skor rata -rata terendah sebesar 3.67 yang terdapat pada

pertanyaan Nomor 2 “ Saya tidak pernah absen dari pekerjaan saya tanpa

alasan” dimana pernyataan tersebut termasuk dalam katagori “baik”. Maka dari

itu agar Disiplin Kerja pegawai Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang

Selatan semakin baik, peneliti menyarankan agar membuat kebijakan yang jelas

terkait waktu kehadiran dan pulang serta mengubah sistem absensi para

pegawai yang hanya dapat diakses ketika sudah waktunya jam pulang dan untuk

pegawai yang memiliki alasan yang penting bisa dikomunikasikan langsung

127
oleh koordinator bidangnya. Hal ini dapat meminimalisir para pegawai untuk

pulang sebelum waktunya dengan atau tanpa alasan yang jelas.

3. Berdasarkan hasil jawaban responden pada variabel kinerja (Y) didapatkan

skor rata-rata terendah sebesar 3,68 yang terdapat pada poin 6 dan 7 yaitu

“Karyawan ini menunjukkan kesediaan melakukan pekerjaan tanpa diperintah

oleh atasan “ dan pada poin ke 7 berisi “saya cepat dalam bertindak atau

mengambil keputusan”dimana pernyataan tersebut termasuk dalam kategori

baik. Maka dari itu agar Kinerja pegawai Balai Besar MKG Wilayah II

Tangerang Selatan semakin baik, menyarankan agar pihak perusahaan

melakukan komunikasi yang lebih jelas terkait peran dan tanggung jawab

pegawai agar para pegawai melakukan tugas sesuai bagiannya dan harus dengan

perintah dan persetujuan atasan, dan saran untuk poin ke 7 yaitu dalam hal

bertindak dan mengambil keputusan harus dibicarakan terlebih dahulu kepada

teman divisi dan atasannya agar terciptanya komunikasi yang jelas dan sesuai

kebijakan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan menghindari

permasalahan yang fatal nantinya.

128
129
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Hasibuan, Melayu, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit


Bumi Aksara

Affandi, P. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep, dan


Indikator), Riau: Zanafa Publishing

Hasibuan, Melayu S.P..2017, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi,


Jakarta: Bumi Aksara

Sedarmayanti, 2017, Perencanaan dan Pengembangan SDM untuk meningkatkan


Kompetensi, Kinerja dan Produktivitas Kerja. PT. Refika Aditama.
Bandung.

Robbins, P.S & Judge, T.A., 2018, Budaya Organisasi, Jakarta: Salemba Empat

Sutrisno Edy, 2010, Budaya Organisasi, Jakarta: Prenamedia Group

Hasibuan, Melayu, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke Tujuh


Belas, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Anwar Prabu Mngkunegara, (2017), Sumber Daya Manusia, Cetakan ke dua belas,
Bandung: Remaja Rosdakarya

Indrasari, Meithiana. 2017. Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Tinjauan dari
Dimensi Iklim Organisasi, Kreativitas Individu, dan Karakteristik
Pekerjaan. Edisi Asli. Sidoarjo : Indomedia Pustaka.

Edy, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Group.

Sutrisno, Edy. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-10. Jakarta:
Prenada Media (Kencana).

George Terry. 2014. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta. Bina Aksara.


Hamali, A. Y. (2018). Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT Buku
Seru.

Wardiah, Lasmi M., 2016., Teori Perilaku dan Budaya Organisasi. Pustaka Setia,
Bandung

Pasaribu, Sjahril Effendy, (2015). Budaya organisasi, budaya perusahaan,


budayakerja. Medan : USU Press.

Robbin & Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta. Salemba Empat

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2013. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia


(PendekatanAdministratif dan Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal dan Skripsi

Rahayu Sri, 2015, Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan di PT.
Nafasindo Medan, Universitas Medan Area

Nasir, Munawir, Rezky Ratnasari Taufan, M.Fadhil, Muh dan Haerdiansyah


Syahnur, “Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Serta
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Akuntansi Manajemen,
Vol.18, No. 1, April, 2021,Hal 71-83

Sutoro, Moh, Syamsi Mawardi dan Endang S, “Pengaruh


Kepemimpinan,Kompensasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja,
Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil”, Jurnal Of Reflection : Economic,
Accounting, Management adnd Business Vol. 3, No. 4 Oktober 2020

Ichsan, Reza Nurul, dan Eddi Surianta, Lukman Nasution, “Pengaruh Disiplin
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Ajudan
Jendral Daerah Militer (AJENDAM) – I Bukit Barisan Medan”, Jurnal
Darma Agung, Vol 28 No.2, Agustus 2020 (187-210)

131
Hany dan Adiputra, “Pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan PT. MULTIKARYA SARANAPERKASA Jakarta”, Jurnal
Manjemen dan kewirausahaan 2 (1), 215-221, 2020.

Fariska, Dita, Kusuma Candra Kirana, dan Didik Subiyanto, “Pengaruh gaya
kepemimpinan dan motivasi terhadap efektifitas kerja dengan disiplin kerja
sebagai Variabel Intervening. Coppettition”, Jurnal Ilmiah Manajemen,
Volume XIII, No. 1, Maret 2022.

Gandung, Muhammad, “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan budaya


organisasi terhadap kinerja guru (Study Kasus pada yayasan pendidikan
Darussalam Ciputat, Kota Tangerang Selatan)”, jurnal Ilmiah, Vol 7, No. 1,
(2019).

Aprilianti, Riana, Syarifuddin, “Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja


terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Bandung”, Jurnal
Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik,
Vol 9, No.2, 2022.

Rosvita, Vivin, Endang Setyowati, Zaenal Fanani, “Pengaruh Budaya Organisasi


Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Farmasi, Vol , No. 1 2017, (14-20)

Hasibuan, Jasman Saripuddin, Beby Silvya, “Pengaruh Disiplin Kerja Dan


Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional, Vol 2, No.. 1, 2019.
Dunggio S (2020) “ Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Di
Kantor Camat Dungingi Kota Gorontalo”, Jurnal Manajemen Sumber Daya
Manusia, Vol VII, Nomor 1.
Nurjaya, N. (2021). Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Hazara Cipta Pesona. Jurnal Ilmiah
Nasional, III(1), 60-74.
132
Sunarto, A. (2020). Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Berbasis Inovasi
Untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi), 4(2), 397–407.

133

Anda mungkin juga menyukai