Makalah Mengajak Dan Menyampaikan Kebaikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGAJAK DAN MENYAMPAIKAN KEBAIKAN

Dosen Pengampu : Rianto, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Mulia Wati Nur Iman
2. Susi

Mata Kuliah: Al Hadist

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
MISBAHUL ULUM GUMAWANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
Mengajak dan Menyampaikan Kebaikan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Bapak Rianto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita
semua. Penulis sangat berharap semoga pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya terhadap makalah ini agar penulis dapat memperbaikinya pada makalah-
makalah berikutnya.

Belitang, November 2022

Penulis,

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Hadis Ajakan Kepada yang Makruf dan Menjauhi Yang Mungkar.......... 2
B. Hadis Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan........................................ 5

BAB III PENUTUP


Kesimpulan....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari
pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu
adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja
yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Sesungguhnya
diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan yang mendekatkan
diri kepada AllahSwt, adalah saling menasehati, mengarahkan kepada kebaikan,
nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. At-Tahdzir (memberikan
peringatan) terhadap yang bertentangan dengan hal tersebut, dan segala yang
dapat menimbulkan kemurkaan Allah Swt, serta yang menjauhkan dari rahmat-
Nya.
Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan ciri
utama masyarakat orang-orang yang beriman,setiap kali Al Qur'an memaparkan
ayat yang berisi sifat-sifat orang-orang beriman yang benar, dan menjelaskan
risalahnya dalam kehidupan ini, kecuali ada perintah yang jelas, atau anjuran dan
dorongan bagi orang-orang beriman untuk mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran, maka tidak heran jika masyarakat muslim menjadi
masyarakat yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran; karena
kebaikan negara dan rakyat tidak sempurna kecuali dengannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Hadist tentang Mengajak dan menyampaikan kebaikan?
2. Apa Hadist Keutamaan Mengajak dan menyampaikan Kebaikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Hadist tentang Mengajak dan menyampaikan kebaikan.

1
2. Untuk mengetahui Hadist Keutamaan Mengajak dan menyampaikan
Kebaikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadis Ajakan Kepada Yang Makruf Dan Menjauhi Yang Mungkar


Mengenai amar ma’ruf nahi munkar, ada sebuah hadis yang telah masyhur
ditelinga kita, yakni hadis yang diriwayatkan oleh Abi Sa’id Radiyallahu ‘anhu;
‫ َسِم ْع ُت رسول هللا صلى هللا عليه وسّلم َيُقْو ُل َم ْن َر َأى ِم ْنُك ْم ُم ْنَك ًرا‬: ‫َح دْيُث َأِبْي َسِع ْيٍد َرِض َي هللا َع ْنُه َقاَل‬
)‫َفْلُيَغِّيْر ُه ِبَيِدِه َفِاْن َلْم َيْسَتِط ْع َفِبِلَس اِنِه َفِاْن َلْم َيْسَتِط ْع َفِبَقْلِبِه َو َذ ِلَك َأْض َع ُف اِاْل ْيَم اِن (متفق عليه‬
Artinya:
Diriwayatkan dari Abi Sa’id Radhiyallahu ‘anhu Aku Telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran,
hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangan atau kekuasaannya, jika
tidak mampu, hendaklah ia mencegah dengan lisannya, kemudian jika tidak
mampu meka hendaklah ia mencegah dengan hatinya. Yang demikian adalah
selemah-lemah iman.1
1. Mufrodat Hadis
‫ َسِم ْع ُت‬: Aku telah mendengar ‫َم ْن‬: siapapun
‫ َيُقْو ُل‬: (Nabi) bersbda ‫ َر َأى‬: melihat
‫ ِم ْنُك ْم‬: di antara kamu ‫ ُم ْنَك ًر‬: kejahatan
‫ َفْلُيَغِّيْر ُه‬:maka hendaklah mengubahnya ‫ ِبَيِدِه‬: dengan tangnnya
‫ َلْم َيْسَتِط ْع‬: tidak mampu ‫ ِبِلَس اِنِه‬: maka dengan lidahnya
‫ ِبَقْلِبه‬: dengan hatinya ‫ َو َذ ِلَك‬: yang demikian itu
‫َع ُف‬ ‫ َأْض‬: paling ‫ اِاْل ْيَم اِن‬: Iman
lemah

1
Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-Hadis Muttafaq ‘Alaih, (Jakarta Timur: Prenada Media,
cet II 2004), hlm. 53.

2
2. Penjelasan Hadis
Ada beberapa definisi menurut para ulama mengenai konsep amar ma’ruf
nahi munkar, salah satunya adalah pendapat Abu al-A’la al-Maududi yang
mengatakan bahwa amar ma’ruf berarti segala perintah Allah untuk menegakkan
segala kebaikan atau sifat-sifat baik yang berlaku sepanjang zaman dan telah
diterima sebagai sesuatu yang positif oleh hati nurani umat manusia.2
Apabila diperhatikan, hadis di atas menerangkan bahwa kemungkaran itu
jangan didiamkan saja merajalela. Bila kuasa harus diperingatkan dengan
perbuatan agar terhenti kemungkaran tadi seketika itu juga. Bila tidak sanggup,
maka dengan Iisan (dengan nasihat peringatan atau perkataan yang sopan-
santun),sekalipun ini agak lambat berubahannya. Tetapi kalau masih juga tidak
sanggup, maka cukuplah bahwa hati kita tidak ikut-ikut menyetujui adanya
kemungkaran itu. Hanya saja yang terakhir ini adalah suatu tanda bahawa iman
kita sangat lemah sekali. Kerana dengan hati itu hanya bermanfaat untuk diri kita
sendiri, sedang dengan perbuatan atau nasihat itu dapat bermanfaat untuk kita dan
masyarakat umum, hingga kemungkaran itu tidak terus menjadi-jadi.
Mengenai amar ma’ruf nahi munkar ini, penulis telah sedikit
menyinggung pada latar belakang masalah, di mana konep amar ma’ruf nahi
mungkar ini menduduki posisi yang sangat tinggi dalam ajaran agama Islam.
Allah Swt Berfirman dalam surah al-Imran ayat 110.
‫ُك نُتْم َخْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم نَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهّلل‬
Artinya:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. (QS.3:110)
Selain hadis yang diriwayatkan oleh Abi Sa’id ada pula beberapa hadis
yang menyangkut amar ma’ruf nahi munkar, salah satunya adalah hadis Nabi
Muhammad Saw dari Nu'man bin Basyir yang artinya "Perumpamaan orang yang

2
Http://Aimoyieb.Blogspot.Com/2011/05/Makalah_7312.Html diakses tanggal 13-05-
2019 Jam 09:20 WIB

3
berdiri tegak untuk menentang orang-orang yang melanggar pada had-had
Allah (yakni apa-apa yang dilarang olehNya) dan orang yang menjerumuskan diri
di dalam had-had Allah (yakni senantiasa melanggar larangan-laranganNya)
adalah sebagai perumpamaan sesuatu kaum yang bersekutu (yakni bersama-sama)
ada dalam sebuah kapal, maka yang sebahagian dari mereka itu ada di bahagian
atas kapal, sedang sebagian lainnya ada di bagian bawah kapal. Orang-orang yang
berada di bagian bawah kapal itu apabila hendak mengambil air, tentu saja melalui
orang-orang yang ada di atasnya (maksudnya naik ke atas) dan karena hal itu
dianggap sulit, maka mereka berkata: "Bagaimanakah andaikata kita membuat
lubang saja di bagian bawah kita ini, suatu lubang itu tentunya tidak mengganggu
orang yang ada di atas kita." Maka jika orang yang di bagian atas itu membiarkan
saja orang yang ada bagian bawah menurut kehendaknya, tentulah seluruh isi
kapal akan binasa. Tetapi jikalau orang yang di bagian atas itu mengambil tangan
orang yang bahagian bawah (melarang mereka dengan kekerasa) tentulah mereka
selamat dan selamat pulalah seluruh penumpang kapal itu”. (Riwayat Bukhari).3
Dari hadis yang mulia di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa apabila kita
melihat sebuah kejahatan yang sebenarnya kita mampu untuk menolak kejahan
tersebut, namun kita tidak melakukannya maka kita akan ikut binasa bersama
orang yang melakukan kejahatan tersebut. Itu berarti perbuatan mencegah suatu
kejahatan itu sangatlah penting dalam Islam. Bahkan apabila konsep amar
ma’ruf ini kita hubungkan dengan firman Allah surah al-Imran ayai 104 jelaslah
bahwa hukum melakukan amar ma’ruf adalah wajib. Allah Swt berfirman;
‫َو ْلَتُك ْن ِم ْنُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحوَن‬
)104 : ‫(العمران‬
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.

B. Hadis Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan

3
Imam al-Nawawi, Riyadhus shalihin, tt, (Al-Harmain, 2005), hlm. 109

4
‫َم ْن َدَعا ِإَلى ُهًدى َك اَن َلُه ِم َن اَأْلْج ِر ِم ْثُل ُأُجوِر َم ْن‬: ‫م‬.‫ قَاَل َر ُسْو ُل هللا ص‬:‫َع ْن ًأبى ُهَر ْيَر َة َر ضَي ُهللا َع ْنُه َقال‬
‫َتِبَع ُه اَل َيْنُقُص َذ ِلَك ِم ْن ُأُجوِر ِهْم َشْيًئا َو َم ْن َدَعا ِإَلى َض اَل َلٍة َك اَن َع َلْيِه ِم ْن اِإْل ْثِم ِم ْثُل آَثاِم َم ْن َتِبَع ُه اَل َيْنُقُص َذ ِلَك‬
)‫ (رواه مسلم ومالك وأبو داود والترمذى‬.‫ِم ْن آَثاِم ِهْم َشْيًئا‬
Artinya:
“ Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “ Barang siapa
yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang
yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikit pun dan barang siapa yang
mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosanya orang yang
mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun.”(HR. Muslim, Malik, Abu
Dawud dan Tirmidzi)
1. Mufradat Hadis
Pahala ‫اَألُجْو ُر‬
Mengajak ‫َدَعا‬
Mengikuti ‫ِاَّتَبَع‬
Kepada petunjuk ‫ُهَدى ِإلَى‬
kebaikan
Keburukan ‫َض اَل َلٍة‬
Berkurang ‫َيْنُقُص‬
Dosa ‫األَثاُم‬

2. Penjelasan Hadis
Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan
akan mendapat pahala orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi
sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan mendapat
dosa besar dosa orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi
sedikitpun.4 Tidak diragukan lagi bahwa hadis tersebut merupakan berita gembira
bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan Allah
Swt. Memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada
4
Rachmat Syafe’i , Al-Hadis Akidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum, (Bandung: Cv. Pustaka
Setia, 2003), hlm. 245.

5
kebaikan. Tentu saja bila ajakan tersebut didasari keikhlasan, bukan untuk
mencari materi atau kekuasaan dunia.
Adapun bagi mereka yang suka mengajak kepada kejelekan dan kesesatan,
mereka akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang mengerjakan
ajakannya walaupun dia sendiri tidak berbuat. Kalau dia mengajak orang lain
untuk membunuh atau mencuri, misalnya, dia pun akan mendapat dosa sama
dengan orang yang membunuh atau mencuri meskipun dia sendiri tidak
melakukannya.5 Selain hadis di atas ada pula hadis yang diriwayatkan oleh Ibn
Jarir sebagai berikut.
‫ َع ِن ْبِن َج ِرْيِر ْبِن‬, ‫ َع ْن َع ْبِد اْلَم ِلِك ْبِن ُع َم ْيٍر‬, ‫ َأْخ َبَر َنا الَم ْس ُعْو ِد ُّي‬: ‫ َح َّد َثَنا َيِز ْيُد ْبُن َهاُرْو َن‬:‫َح َّد َثَنا َأْح َم ُد ْبُن َم ِنْيٍع‬
‫ َفَلُه َأْج ُر ُه َوِم ْثُل‬,‫ َفاُّتِبَع َع َلْيَها‬,‫ َم ْن َس َّن ُس َّنَة َخْيٍر‬: ‫ َقاَل رسوُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ َع ْن َأِبْيِه َقاَل‬,‫َع ْبِد ِهللا‬
‫ًأ‬ ‫ُأ‬ ‫ُأ‬
‫ َك اَن َع َلْيِه ِو ْز ُر ُه ِم ْثُل َأْو َز اِر‬,‫ َفاُّتِبَع َع َلْيَها‬, ‫ َو َم ْم َس َّن ُس َّنَة َش ٍّر‬, ‫ُجْو ِر َم ْن اَّتَبَع ُه َغْيَر َم نُقْو ٍص ِم ْن ُجْو ِرِهْم َشْي‬
) ‫ (رواه الترمذي‬.‫َم ْن اَّتَبَع ُه َغْيَر َم نُقْو ٍص ِم ْن َأْو َزاِرِهْم َشْيًأ‬
Artinya:
`Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun
menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Umair, dari Ibn Jarir bin
Abdullah, dari Ayahnya, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Siapa saja yang
mencontohkan kebaikan, lalu diikuti orang lain, maka ia akan memperoleh pahala
kebaikan itu dan pahala orang-orang yang mengikuti jalannya itu tanpa dikurangi
sedkitpun dari pahala mereka, dan siapa saja yang membuat jalan keburukan, lalu
diikuti orang lain, maka baginya beban dosa seperti dosa orang-orang yang
mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa yang mereka terima. 6
Namun demikian, tidaklah bijaksana jika seorang muslim hanya
mengharapkan pahala dari melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sedangkan dia
sendiri lupa untuk mengajak kepada dirinya agar melaksanakan apa-apa yang ia
ajarkan kepada orang lain. Bagaimanapun, orang seperti itu tidak lepas dari siksa
Allah Swt. Dalam Al-Quran telah dijelaskan dalam potongan surat At-Tahriim
ayat 6:

5
Ibid., hlm. 246.
6
Muhammad Nashiridin al-Bani, Shahih Sunan At-Tirmidzi jilid 3, alih bahasa
Fakhturrazi, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet I 2007), hlm. 95

6
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُقوا َأْنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا‬
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka (at-tahrim : 6)
Allah Swt Juga berfirman dalam Al-Quran Surah Ash-Shaf : 2-3
‫ َك ُبَر َم ْقًتا ِع ْنَد ِهَّللا َأْن َتُقوُلوا َم ا ال َتْفَع ُلوَن‬, ‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِلَم َتُقوُلوَن َم ا ال َتْفَع ُلوَن‬
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.( Q.S. Ash-shaff: 2-3)
Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa mereka yang hanya dapat
memberikan nasihat atau melakukan amar ma’ruf nahi munkar kepada orang lain,
tetapi dirinya lalai, dia tidak akan mendapat pahala, tetapi murka Allah Swt. Lebih
jauh bagi mereka yang berbuat demikian diterangkan hadis Nabi Saw:
‫ ُيْؤ َتى بِالَّرُج ِل َيْو َم‬: ‫ َيُقْو ُل‬.‫ َسِم ْع ُت َر ُسْو َل ِهللا صعم‬: ‫َأِبى َزْيٍد ُأَس اَم َة ْبِن زْيٍد ْبِن َح اِرَثَة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫اْلِقَيا َم ِة َفُيْلَق ِفى الَّنار َفَتْنَد ِلُق َاْقَتا ُب َبْطِنِه َفَيُد ْو ُر ِبَها َك َم ا َيُد ْو ُر ْالِح َم اُر ِفى الَّر َح ا َفَيْج َتِم ُع ِاَلْيِه َأْهُل الَّناِر‬
‫ ُكْنُت اُم ُر ِبالَم ْع ُرْو ِف َو َال‬, ‫ َبَلى‬: ‫ َياُفاَل ُن َم اَلَك َأَلْم َتُك ْن َتْأُم ُر ِباْلَم ْع ُرْو ف وَتْنَهى َع ِن اْلُم ْنَك ِر ؟ َفَيُقْو ُل‬: ‫َفَيُقْو ُلْو َن‬
)‫اَتْيِه َو َأْنَتِه ى َع ِن الُم ْنَك ِر َو اِتْيِه (رواهالبخارى و مسلم‬

Artinya:
Abu Zaid (Usaman) bin Zaid bin Haritsah r.a. berkata, saya telah
mendengar Rasulullah Saw. Bersabda seorang dihadapkan di hari kiamat
kemudian dilemparkan kedalam neraka, maka keluar usus perutnya, lalu berputar-
putar di dalam neraka bagaikan himar yang berputar-putar disekitar penggilingan,
maka berkerumunlah ahli neraka kepadanya sambil bertanya, “Hai fulan
mengapakah engkau, tidak kah engkau dahulu menganjurkan kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran? Jawabannya, Benar, aku dahulu menganjurkan
kebaikan, tetapi tidak aku kerjakan, dan mencegah kemungkaran, tetapi aku
kerjakan. “ H.R Bukhari dan Muslim”
Setiap orang yang memberikan contoh atau penggagas yang utama suatu
kebaikan akan mendapat pahala dari usaha yang telah dilakukannya serta

7
kebaikan orang yang mengikutinya. Sedangkan orang yang memprakarsai
perbuatan buruk dia akan mendapat balasan keburukan dari apa yang telah
dilakukannya serta keburukan orang yang mengikutinya.7 Sungguh terpuji
seseorang yang merintis jalan kebaikan yang bermanfaat bagi diri dan
masyarakatnya sehingga pahalanya melimpah bagi dirinya dari pahala orang-
orang yang mengikutinya.
Perlu diperhatikan bahwa keutamaan melakukan amar ma’ruf nahi
munkar tidak hanya sebatas bahwa kita akan mendapat kebaikan seperti orang
yang mengikuti apa yang telah kita sampaikan, lebih dari itu ada beberapa
manfaat biila kita selalu melakukan amar ma’ruf nahi munkar, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar berarti ia telah
mengikuti jejak para nabi yang telah diutus oleh Allah untuk meluruskan
kepada kebenaran, sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nahl.
٣٦﴿ ‫﴾َو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفي ُك ِّل ُأَّمٍة َّرُسوًال َأِن اْع ُبُدوْا َهّللا َو اْج َتِنُبوْا الَّطاُغ وَت‬

Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".
(QS.16:36)
2. Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar ia termasuk sebagai
ciri-ciri orang-orang beriman, sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam
surah at-Taubah ayat 112:
‫الَّتاِئُبوَن اْلَع اِبُد وَن اْلَح اِم ُد وَن الَّساِئُحوَن الَّراِكُعوَن الَّساِج دوَن اآلِم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو الَّناُهوَن َع ِن اْلُم نَك ِر‬
‫﴾ سورة التوبة‬١١٢﴿ ‫َو اْلَح اِفُظوَن ِلُحُدوِد ِهّللا َو َبِّش ِر اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬

Artinya:

7
Oneng Nurul Bariyah, Materi Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), hlm. 204.

8
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang
memuji (Allah), yang melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh
berbuat ma`ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara
hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min itu.
(QS.9:112)
3. Orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar ia termasuk sebagai
sebab-sebab turunnya pertolongan Allah. Allah Ta’ala berfirman dalam
surah al- Haj ayat 40-41:
‫﴾ اَّلِذ يَن ِإن َّم َّكَّناُهْم ِفي اَألْر ِض َأَقاُم وا الَّصَالَة َو آَتُو ا الَّز َكاَة‬٤٠﴿ ‫َو َلَينُص َر َّن ُهَّللا َم ن َينُصُر ُه ِإَّن َهَّللا َلَقِو ٌّي َع ِزيٌز‬
٤١﴿ ‫﴾َو َأَم ُروا ِباْلَم ْعُروِف َو َنَهْو ا َع ِن اْلُم نَك ِر َو ِهَّلِل َعاِقَبُة اُألُم وِر‬
Artinya:
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 041.
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.(QS.22:40-41)
4. Pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan (upaya)
memelihara lima perkara urgen (adh-dharuriyah al-khams), yaitu menjaga
agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
selain yang telah disebutkan tadi, perkara amar ma’ruf dan nahi munkar
ini masih memiliki berbagai keutamaan lagi. Akan tetapi apabila perkara amar
ma’ruf dan nahi munkar ini ditinggalkan dan panjinya ditelantarkan, pasti akan
menimbulkan berbagai kerusakan di daratan dan di lautan, serta akan melahirkan
berbagai konsekuensi serius.8

BAB III
PENUTUP

8
Abdul Malik al-Qasim, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, alih bahasa Muhammad
Khairuddin, tt, (Islam Hous.com, 2009), hlm. 5-6

9
Kesimpulan
Secara sederhana amar ma’ruf nahi munkar berarti kita melakukan
perintah Allah untuk menegakkan segala kebaikan atau sifat-sifat baik yang
berlaku sepanjang zaman dan telah diterima sebagai sesuatu yang positif oleh hati
nurani umat manusia. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya bagaimana cara
mengakkan suatu kebenaran. Dalam sabdanya beliau memerintahkan apabila
melihat suatu kemungkaran maka hendaklah merubah kemungkaran itu dengan
tangannya atau dengan kekuasaannya. Namun apabila ia tidak mampu maka
hendakalah merubah kemungkaran itu dengan lisannya, yakni dengan cara
memberikan nasehat. Dan apabila tidak mampu melakukan dua hal tersebut
seseorang wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan hatinya.
Ada beberapa keutaman orang yang melakukan amar ma’ruf nahi
munkardi antaranya adalah: pertama, orang yang mengajak untuk berbuat baik ia
akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengikuti ajakannya. Kedua, orang
yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar berarti ia telah mengikuti jejak para
nabi yang telah diutus oleh Allah untuk meluruskan kepada
kebenaran. Ketiga, orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar ia termasuk
sebagai ciri-ciri orang-orang beriman. Keempat, orang yang melakukan amar
ma’ruf nahi munkar ia termasuk sebagai sebab-sebab turunnya pertolongan
Allah. Kelima, pelaksanaan amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan (upaya)
memelihara lima perkara urgen.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Abdul Ritonga, MA.Hadis Seputar Fiqih dan Sosial Kemasyarakatan


2009. Citapustaka Media Perintis, Bandung.

Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin “Taman Orang-Orang Shalih”, hal144-145.

Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Terbit Terang
Surabaya, 1990.

Kementerian Agama Republik Indonesia, AL-Qur’an dan Terjamahnya, (Jakarta:


Pelita, 1979).

Prof. Dr.H. Rachmat syafe’i,M.A. Al-Hadis Aqidah,Akhlak, Sosial, dan Hukum,


Penerbit Pustaka Setia Bandung, 2000.

11

Anda mungkin juga menyukai