Resume Tasawuf
Resume Tasawuf
Resume Tasawuf
Disusun oleh :
Nama : Rafa Shira Najdah
Nim : 2202056066
Kelas : Ilmu Hukum B1
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN WALISONGO SEMARANG
2022
DAFTAR ISI
Ilmu Tauhid dan Obyek kajiannya
1. Definisi Ilmu Tauhid
2. Dasar-dasar tauhid
3. Faham-faham Tauhid
4. Jabariyyah
5. Qadariyyah
6. Mujassimah
7. Mu’tazilah
8. Murji’ah
9. Ta‘lĩmiyyah/ Syĩ ‘ah
10. Asy’ariyyah
11. Maturidiyyah
12. Salafi/ Wahabiyah : Tauhid 3
13. Gaib: Tuhan, Malaikat, syaitan, jinn, ruh, dll.
14. Mengenal Allah ‘azza wa jall
15. Sifat-sifat Allah dan Asma’
16. Rasul dan Nabi persamaan dan perbedaannya
17. Ma‘ṣũm: pandangan Sunnĩy dan Syĩ’iy
18. Wali
19. Mu’jizat, karãmah, ma‘ũnah dan sihir.
20. Enam alam: 1.arwah, 2.rahim, 3.dunia, 4.barzakh, 5.hari kebangkitan dan maḥsyar, 6.
surga
dan neraka.
Ilmu Akhlaq
21. Definisi Ilmu Ahlãq dan obyek kajiannya
22. Akhlaq Nabi Muhammad
23. Kesadaran dan tingkatannya
24. Akhlaq otonom
25. Akhlaq heteronom
26. Akhlaq, etic dan etiket
27. Akhlaq terhadap diri sendiri,
28. akhlaq terhadap keluarga, ayah, ibu, dan saudara
29. akhlaq terhadap masyarakat
30. Akhlaq terhadap negara: cinta tanah air, lingkungan, pegawai, pejabat, dan kepala negara.
Ilmu Tasawuf
31. Definisi Tasawuf dan obyek kajian
32. Sejarah tasawuf
33. Sejarah tarekat
34. Macam-macam tasawuf
35. As-ṣifat al-maḥmũdah
36. As-ṣifat al-mażmũmah
37. Tujuan hidup
38. Maqãmãt
39. Macam-macam tarekat
40. Tokoh-tokoh sufi dan perilaku mereka
Materi 1 dan 2
Dan yang terakhir adalah Alam akhirat adalah pemberhentian terakhir dari perjalanan
panjang kehidupan manusia, pada alam ini manusia akan di audit seluruh amal kebaikan
dan amal keburukannya. Setelah peristiwa kiamat dimana malaikat meniup terompet
sangkakala membangunkan seluruh arwah yang sedang tidur dalam alam kubur yang
diikuti dengan satu kali teriakan. Semua terbangun dan bergegas menuju ke padang
masyhar untuk untuk dihisap keimanan , perbuatan baik dan buruk selama hidup di
dunia.
Materi 21
DEFINISI ILMU AKHLAK DAN OBJEK KAJIANNYA
lmu Akhlak adalah ilmu untuk menetapkan semua perbuatan manusia. Baik atau buruk, ,
benar atau salahnya, sah atau batal, semua itu ditetapkan dengan mempergunakan ilmu
akhlak sebagai petunjuknya.. Akhlaq adalah suatu kemantapan jiwa yang menghasilkan
perbuatan atau pengalaman dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan disengaja.
1. Akhlak kepada Alloh Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita
sebagai mahluk kepada kholiq-Nya,
a.Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai
denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap
perintah Allah, bukti kecintaan kita terhadap Allah dan agama Allah.
b. Berpikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik
yang diucapkan melalui mulut atau di dalam hati. Berpikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan kedamaian hati.
c.Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Manusia sebagia makhluk
ciptaan Allah yang tidak pernah mau berdoa kepada sang penciptanya, maka orang tersebut
termasuk kepada golongan orang yang sombong.
d.Tawakal kepada Allah,tawakal berarti berserah diri kepada Allah atas sumua hal dalam
kehidupannya. Arti tawakal tidak dapat diterima jika hanya berserah diri kepada Allah saja,
melainkan juga disertai dengan usaha(ikhtiar) dan juga doa. Bertawakal tanpa disertai ikhtiar
adalah kemunafikan.
e.Tawaduk kepada Allah, yaitu kita hanyalah makhluk ciptaan tuhan yang tidak memiliki
kekuasaan melakukan serta memiliki apapun didunia ini melaikan dengan kuasa Allah.oleh
karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang
lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
2.Akhlak kepada sesama muslim
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang tidak dapat berdiri sendiri, kita harus mengerti akhlak
dan etika dalam kehidupan bersosial yang baik diantaranya sebagai berikut : Memberi
bantuan harta dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya Di dunia ini peranan orang lain tidak
bisa dipungkiri pentingnya dalam kehidupan kita. Tolong-menolong dan saling membantu
merupakan hal wajib yang harus kita tanamkan dalam diri sedari kecil. Kesulitan kita
dimudahkan oleh Allah melalui saudara-saudara kita, kesulitan saudara-saudara kita
merupakan tanggung jawab kita juga. Hukum alam yang tidak kita hindari yaitu hubungan
timbal balik, dimana hari ini ita membantu pasti suat saat kita juga akan dibantu oleh orang
lain.
3. Akhlak kepada non muslim
1. Saling toleransi dalam hal masalah agama (ibadah)
2. Melindunginya kalau mereka meminta pertolongan
3. Jangan saling menyakiti
Materi 22
Akhlak Nabi Muhammad
A. Pengertian Akhlaq dan Pendapat Pendapat Ulama
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan kata “Akhlak”, yaitu pendekatan
secara etimologi (bahasa) dan pendekatan secara terminologi (istilah). Secara etimologi
(bahasa), akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari ٌ َ ُخ كيkhuluqun
yang berarti budi pekerti, tingkah laku, perangai, atau tabiat. Kata „Akhlak‟ juga memiliki
sinonim atau persamaan kata dengan „etika‟ dan „moral‟ yang memiliki arti yang sama yaitu
adat kebiasaan. Akan tetapi jika dikaji lebih dalam dan dihubungkan dengan konteks kalimat,
kata akhlak, etika dan moral memiliki pengertian yang berbeda. Etika merupakan ilmu
pengetahuan mengenai asas-asas akhlak, yaitu tentang perbuatan baik dan buruk, tentang hak
dan kewajiban moral. Sedangkan moral merupakan ajaran mengenai baik atau buruk yang
diterima umum
B. Pembagian Akhlak
Adapun pembagian akhlak terdiri dari dua macam, yaitu akhlak karimah atau akhlak
mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). Akhlak mahmudah merupakan salah
satu tanda kesempurnaan iman. Yang mana tanda tesebut dimanifestasikan ke dalam
perbuatan sehari-hari dalam bentuk perbuatanperbuatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran
yang terkandung di dalam al-Qur‟an dan al-Sunnah. Sifat terpuji, sebagaimana digambarkan
dalam beberapa ayat di dalam al-Qur‟an seharusnya menjadi identitas hamba-hamba Allah
swt. pada umat ini. Mereka seharusnya menerima seruan Allah melalui ayat-ayat al-Qur‟an,
mendengarkan dan menyaksikan, yang pada gilirannya dari sanalah titik awal pergerakan
mereka. Selain itu, dengan akhlak terpuji ini dapat membantu kita mendapatkan
kesempurnaan hidup, diantaranyamencakup sifat jujur.
Materi 23
Kesadaran dan Tingkatannya
Mengenai defenisi kesadaran, ada banyak versi dan jenisnya, diantaranya:
1) Dalam pandangan klinis, kesadaran ialah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan lingkungan. Berdasarkan tingkatannya, kesadaran dibedakan menjadi 6,
yaitu Compos Mentis (conscious), Apatis, Delirium, Somnolen (Obtundasi, Letargi), Stupor
(soporo koma), dan Coma (comatose).
2) Kesadaran menurut tarekat/tasawuf yaitu tingkat penghayatan manusia dalam beribadah
kepada Tuhannya. Kesadaran ini ada 4 tingkatan yaitu syari’at, tarekat, hakikat dan ma’rifat.
Bahkan al-ghozali membagi titik kesadaran dalam empat tempat, yaitu Qalb, domir, fuad dan
sirr. Dalam diri manusia ada empat lapisan kesadaran yaitu, kesadaran indrawi, kesadaran
jiwa (emotional), kesadaran spiritual (ruh) dan kesadaran tauhid. Kesadaran-kesadaran
tersebut harus dilalui dengan bertahap untuk mencapai tingkat tertinggi dalam kesadaran.
Pembagian ini didasarkan kepada dominasi bagian ruhiah tersebut dalam mempengaruhi pola
kesadaran dan tingkah laku.
Syari’at
Menurut bahasa, syari’at berarti jalan, jalan yang baik untuk sampai kepada satu tujuan yang
benar. Menurut istilah, syari’at ialah aturan-aturan, pondasi, nilai-nilai dan etika yang harus
ada dan dilaksanakan oleh umat suatu agama. Orang yang berada di tingkatan ini, prilakunya
sudah baik. Tapi kesadaran berprilakunya terkadang masih didorong oleh ego diri dan nafs.
Sifat ’ujub dan riya masih sering muncul dan mengiringi prilakunya.
Tarikat
Menurut bahasa tarikat berarti jalan tanpa rambu di padang pasir dan ditempuh oleh suku
badui Arab dari oase ke oase. Para sufi menggambarkan tarikat sebagai prilaku keagamaan
yang ditempuh seseorang sebagai amalan ruhiyah. Seperti para penempuh padang pasir yang
membutuhkan seorang pembimbing yang mengenal medan, para salik yang menempuh jalan
tarikat juga membutuhkan seorang pembimbing spiritual yaitu syekh yang akan menemani
dan membimbingnya dalam bertarekat.
Hakikat
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran. Di makam ini, kesadaran seseorang bukan hanya
hasil peniruan seperti dua makam sebelumnya. Tetapi merupakan kesadaran utuh yang
diperoleh dari pengalaman langsung terhadap kebenaran yang gaib.
Makrifat
Menurut bahasa, makrifat berarti pengetahuan. Para sufi mengklaimnya sebagai kesadaran
tingkat tinggi yang hanya bisa dicapai segelintir orang. Ia adalah kearifan yang dalam atau
pengetahuan kebenaran spiritual. Ma’rifat ialah tingkatan para nabi, rasul. Serta para sufi dan
orang-orang suci terkemuka.
Materi 24 dan 25
Akhlak Otonom dan Aklak Heteronom
1. Pengertian akhlak otonom dan akhlak heteronom
Menurut Immanuel kant (1724-1804) sikap dibedakan menjadi 2 yaitu otonom
dan heteronom.
a. Otonom sikap adalah manusia menaati sendiri kewajibannya karena dia sendiri.
b. heteronomi sikap adalah sikap dimana orang memenuhi kewajibannya bukan karena dia
insaf bahwa kewajiban itu pantas dipenuhi, melainkan karena ia tertekan, takut berdosa, takut
dikutuk tuhan dan sebagainya orang yang menyadari bahwa kalau dia menaati apa yang
menjadi kewajiban moralnya, ia bukannya secara buta dan terpaksa menaati hukum yang
melulu ditentukan dari luar, melainkan menaati hukum yang juga ditetapkan sendiri dari akal
budinya.
2.Penerapan sikap otonom dan heteronom
Contoh sikap otonom adalah berpakaianlah sesuka Anda, di luar mode atau tren maksudnya
kita berhak memakai model apapun sesuai dengan apa yang sedang kita mau tidak ada tolak
ukur sendiri bebas sesuai keinginana kita. Contoh lagi Dengarkan satu jenis musik atau
lainnya maksudnya kita diberi pilihan terserah kita akan mendengarkan satu musik ataupun
yang lainnya tergantung dengan keinginan kita tidak ada paksaan dari orang lain, orang lain
hanya bisa menyarankan tidak bisa memaksa.
Contoh sikap heteronom adalah Perhatikan dokter pada saran atau resep apa pun maksudnya
kita diharuskannya atau adanya paksaan untuk memerhatikan dokter agar kita tidak salah
dalam menerima saran dan mengambil resep atau apapun itu yang dari dokter. Contoh lagi
Memulai suatu kegiatan karena semua teman memulainya maksudnya kita akan melakukan
suatu kegiatan jikalau teman kita melakukannya terlebih dahulu.
Materi 26
Akhlaq, Etik,dan Etiket
PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau
peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya
akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Kata akhlak telah disebutkan dalam
(QS.Shad:46) berikut ini. "Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia)
kepada negeri akhirat." (QS Shad : 46). Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah
salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu
perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi.
PENGERTIAN ETIK
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti
yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000)
PENGERTIAN ETIKET
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :
1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang)
yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam
pergaulan agar hubungan selalu baik. Perbedaan Etiket dengan Etika K. Bertens dalam
bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4 (empat) macam perbedaan etiket.
Materi 27
Tauhid dan Akhlaq Tasawuf Akhlaq Terhadap Diri Sendiri
Pengertian akhlak terhadap diri sendiri
Menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak bentuk jamak dari mufradnya
khuluq yang berarti “budi pekerti”. Sedangkan menurut terminologi, kata “budi pekerti”, budi
adalah yang ada pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh
pemikiran, ratio. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh
perasaan hati yang disebut behavior. Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban
terhadap dirinya sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada
kewajiban kepada Allah. Jadi, yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah
sikap seseorang terhadap diri pribadinya yang baik itu jasmani sifatnya atau rohani. Kita
harus adil dalam memperlakukan diri kita. Selain itu ada macam-macam akhlak seorang
muslim terhadap diri sendiri, diantaranya:
a.Berakhlak terhadap jasmani
1.Senantiasa menjaga kebersihan
2.Menjaga makan dan minumnya
3.Menjaga kesehatan
4.Berbusana yang islami
Materi 28
Akhlaq Terhadap Keluarga, Ayah, Ibu, dan Saudara
AKHLAK TERHADAP AYAH
Sebagai anak kita wajib hormat dan patuh kepada orang tua, salah satunya ayah.seperti
pada QS. Al-isra:23 yang berisi: “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain allah dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan
sebaik-baiknya.
AKHLAK TERHADAP IBU
Dalam beberapa riwayat juga dijelaskan bahwa murkanya seorang ibu adalah murkanya
Allah dan Rasulullah. Betapa tidak, sangat banyak hal yang dikorbankan ibu demi
anaknya. Ketika ibu mengandung, ibu harus rela membatasi makanan kesukaannya agar
tidak menjadi masalah bagi kita yang berada dalam kandungannya. Setiap hari membawa
beban berat di perutnya hingga 9 bulan lamanya.
AKHLAK TERHADAP SAUDARA
Sebagian orang tua sering mengeluhkan adanya hubungan kurang harmonis antara kakak
adik . seharusnya hal tersebut tidak dianggap hal yang wajar terjadi. Justru sebagai orang
tua harus membiasakan beretika kepada saudara-saydara nya. Contoh etika terhadap
sesame saudara adalah Mengucapkan salam. Tersenyum, Berbicara dengan lemah
lembut.Tidak mengejek dan menertawakan kekurangan nya, Tidak mengambil hak milik
saudaranya dan memberikan hadiah.
Materi 29
Akhlak dalam Masyarakat
Akhlak dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari manusia.
Penciptaan manusia sebagai makhluk sosial membuatnya selalu membutuhkan orang lain.
Hidup dalam bermasyarakat pasti bukan perkara mudah, dan hal ini tidak boleh
disepelekan. Menjaga nilai dan akhlak dalam hidup bermasyarakat merupakan hal yang
sangat penting. Hal ini bertujuan agar hubungan baik dengan orang lain selalu terjalin
dengan harmonis sehingga menciptakan rasa cinta, damai dan tenteram di antara
masyarakat. Dalam pokok pembahasan ini, beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni:
1. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah dapat artikan sebagai persaudaraan di antara golongan umat Islam,
ada hal-hal yang harus ditunaikan antara sesama umat Islam sebagaimana yang dijelaskan
Rasulullah dalam sabdanya : Hak seorang muslim dengan muslim ada 6 yaitu: “Apabila
engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu, penuhilah,
apabila dia meminta nasehat kepadamu berilah nasehat, apabila dia bersin dan
mengucapkan Alhamdulillah, ucapkanlah Yarhamukallah, apabila dia sakit, jenguklah
dan apabila dia meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya” (HR. Bukhari Muslim)
Hak seorang muslim sebagaimana yang disebutkan dalam Hadist diatas, yaitu :
1.Apabila engkau berjumpa dengannya, ucapkanlah salam
2.Apabila ia mengundangmu usahakan penuhilah
3.Apabila dia minta nasehat maka nasihatilah
Materi 30
Akhlak terhadap negara: cinta tanah air, lingkungan, pegawai, pejabat dan
kepala negara
Negara merupakan suatu wadah tempat berlindung para bangsa,yang di dalamnya tedapat peraturan-
peraturan yang mengikat baik tertulis maupun secara lisan. Akhlak terhadap Negara terbagi dalam
2 katagori : 1. Akhlak para pemimpin atau pejabat 2. Akhlak warga atau rakyat biasa
1. Akhlak para pejabat
Yang disebut pemimpin adalah orang-orang yang punya tugas memikul tanggung jawab
sangat berat,hakikatnya setiap muslim adalah punya tanggungjawab terhadap dirinya sendiri
dan menjadi pemimpinnya sendiri.Oleh sebabitumeskipun ada seorang yang memimpin
kita,maka harus tahu dulu apa yangadadalam diri kita,karena merupakan tanggungan
individualistis.
2. Akhlak warga negara
Tidak hanya pemimpin sajah yang memenuhi kewajiban sebagai warga Negara pun harus
senantiasa memenuhi kewajiban atas apa yang diperintahkanpemimpinnya yang memenuhi
criteria pemimpin menurut pandanga islam.danini merupakan kewajiban akhlak muslim
sebagai warga negara. Kewajiban itu diantaranya :
a. Harus ta’at pada pemimpin/pemerintah,selama mereka memerintahkan atas
perkarayang positif dan masih dalam kategori perintah Allah serta Rasulnya.
b. Mengoreksi dan mengevaluasi perjalanan Negara.
c. Membela Negara,kewajiban membela Negara dan mempertahankan adalah warga
negaranya sendiri,atau masyarakat itu sendiri termasuk para
pemerintahannya,bukan hanya kuasa pemerintah sajah yang memegang tetapi
semua penduduk harus ikut meras peduli dan melindungi.
Materi 31
A. Sejarah Tasawuf
Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana
menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat
memperoleh kebahagian abadi.Tasawuf sendiri muncul sebelum Nabi Muhammad SAW
menjadi rasul. Sebagian pendapat kemudian mengatakan bahwa paham tasawuf sebagai
paham yang telah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ada dua teori yang berpengaruh dalam
membentuk tasawuf, yaitu teori yang berasal dari ajaran atau unsur Islam, dan teori yang
berasal dari ajaran atau unsur lain di luar Islam.
1. Unsur Islam
Para tokoh sufi dan juga termasuk dari kalangan cendikian muslim memberikan pendapat
bahwa sumber utama ajaran tasawaf adalah bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits.
2. Unsur di luar Islam
Menurut teori Ignas Goldziher, bahwa asal usul tasawuf terutama yang berkaitan dengan
ajaran-ajaran yang diajarkan dalam tasawuf merupakan pengaruh dari unsur-unsur di luar
Islam.
Materi 33
Sejarah Tarekat
Tarekat yang pertama kali muncul adalah tarekat Thaifuriyah pada abad ke-9 Masehi
di Persia sebagai suatu lembaga Pengajaran Tasawuf. Tarekat tersebut dinasabkan kepada
Abu Yazid al-Busthami karena pahamnya bersumber dari ajaran Abu Yazid,pendapat ini
dapat diperkuat dengan kenyataan bahwa tarekat-tarekat yang muncul di Persia terutama
daerah Hurazon, pada umumnya menganut paham Bayazid. Sejarah islam menunjukan bahwa
tarekat-tarekat sejak bermunculan pada abad ke-12 (abad ke-6 H), mengalami perkembangan
pesat. Dapat dikatakan bahwa dunia islam sejak abad berikutnya (1317H),pada umumnya
dipengaruhi oleh tarekat.
Tarekat yang pernah muncul sejak abad ke-12 (abad ke-6 H) itu antara lain :
- Tarekat Qadiriyah, (dihubungkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang
wafat di Irak pada 1161 H) yang mempunyai penganut di Irak, Turki, Turbekistan, Sudan,
Cina, India, dan Indonesia.
- Tarekat Syadziliah, (dihubungkan kepada Syekh Ahmad Asy- Syadzili, yang wafat di Mesir
pada 1258 M), yang mempunyai pengikut di Mesir, Afrika Utara, Syiria, dan Negri-negri
Arab lainnya. Pokok-pokok ajarannya antara lain Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan
ramai, Mengikuti sunnah dalam segala perkataan dan perbuatan. Berpaling hati dari makhluk
waktu berhadapan dari waktu membelakangi dan Kembali kepada Allah diwaktu senang dan
susah
- Tarekat Rifaiyah, (dihubungkan kepada Syekh Ahmad Ar- Rifai, yang wafat di Mesir pada
1182 M), yang mempunyai pengikut di irak dan di Mesir.
- Tarekat Naqsabandiyah (dihubungkan kepada Syekh Bahaudin Naqsabandi yang wafat di
Bukhara pada 1389 M), yang mempunyai pengikut di Asia Tenggara, Turki, India, Cina, dan
Indonesia.
Materi 34
Macam-macam Tasawuf
Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang
di formulasikan pada pengaturan sikap dan mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna
mencapai kebahagiaan yang optimum. Adapun karaktersitik tasawuf akhlaki ini antara lain:
1. Melandaskan diri pada Al-Quran dan As-Sunnah. dalam ajaran- ajarannya, cenderung
memakai landasan Qurani dan Hadis sebagai kerangka pendekatannya.
2. Saling berhubungan antara hakikat dengan syariat, yaitu keterkaitan antara tasawuf
(dalam aspek batiniahnya) dan fiqh (dalamaspek lahirnya).
3. Lebih cenderung mengajarkan dualisme dalam hubungan antartuhan dan manusia.
Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajarannya memadukan antara visi dan mistis dan
rasional sebagai penggagasannya. Pada tasawuf falsafi pendekatan yang digunakannya adalah
pendekatan rasio atau akal pikiran, karna dalam tasawuf ini menggunakan bahan-bahan
kajian atau pemikiran yang terdapat dikalangan filosof. Seperti filsafat tentang tuhan,
manusia, hubungan manusia dengan tuhan dan lainya.
Materi 35 dan 36
Akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus
asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak,
takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan
dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf,
tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga)
bagian yaitu :
1. Akhlak kepada Allah SWT, Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya
terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada MakhlukNya, Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan
hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
Materi 37
Di dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "Dan tidaklah Aku
menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku". (QS. Adz
Dzariyat: 56).
Jika kita tinjau dari ayat tersebut, sudah jelas bahwa manusia dala hidup ini semata-mata
hanyalah untuk beribadah kepada Tuhan karena seperti yang sudah saya jelaskan diatas
bahwa tujuan hidup manusia seharusnya sama dengan tujuan Tuhan menciptakan
Manusia.
Materi 38
Tingakatan (maqam) adalah tingkatan seorang hamba di hadapan Allah tidak lain
merupakan kualitas kejiwaan yang bersifat tetap, Para guru sufi memberikan jumlah yang
berbeda dalam maqamat. Macam-macam maqamat:
1. Taubat (al-taubah) Taubat adalah penyucian diri atau taubat dari semua dosanya dan
memohon ampun kepada Allah, Tobat dapat diartikan sebagai berbalik dan kembali kepada
Allah dari dosa seseorang untuk mencari pengampunannya.
2. Zuhud (al-zuhud) Zuhud adalah tidak ketergantungan terhadap duniawi, harta benda yang
dia miliki tidak akan mempengaruhi jiwanya dalam hubungan Allah.
3. Al-wara (wara) Wara berarti berhati-hati terhadap segala hal yang mempunyai potensi keburukan
sehingga dengan kehati-hatian itu ia dapat memilih jalan yang baik dan menjauhkan diri dari
perbuatanperbuatan shubhat atau tidak jelas kebaikannya
4. Al-faqr (faqir) Secara harfiah fakir biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, butuh
atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi fakir adalah tidak meminta lebih dari
apa yang telah ada pada diri kita Adapun faqir adalah menjalani hidup dalam kefakiran, yaitu
selalu membutuhkan Allah dalam kondisi apa pun.
5. Al-shabr (sabar) Sabar secara bahasa adalah bertahan atau menahan, bertahan dan menahan
diri dari rasa gelisah, rasa cemas dan rasa amarah, menahan lidah dari keluh kesah, menahan
anggota tubuh dari kekacauan
6. Al-tawakal (tawakal) Secara harfiah tawakal berarti menyerahkan diri, tawakkal adalah
berserah diri dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT.
7. Al-ridla (ridha) Ridha berarti ikhlas menerima dengan lapang dada atas apa yang telah
ditentukan dan ditakdirkan oleh Allah kepadanya. Keikhlasan mereka dalam menerima
semata-mata karena Allah.
Materi 39
Macam-macam Tarekat
Tarekat merupakan suatu jalan atau sebuah metode untuk mendekatkan diri pada Allah
SWT. Tarekat memiliki makna sebagai jalan khusus atau individual dan merupakan fase
kedua dalam perjalanan keagamaan Islam. Jika syariat dimaknai sebagai perintah Allah dan
larangannya, tarekat merupakan perjalanan dan aplikasi dari syariat. Tujuan tarekat adalah
membersihkan jiwa dan menjaga hawa-nafsu untuk melepaskan diri dari pelbagai bentuk
ujub, takabur, riya’, hubbud dunya (cinta dunia), dan sebagainya. Semua amalan pasti
memiliki tujuan, termasuk tarekat.
Macam – Macam Tarekat:
Thoriqoh Naqsabandiyah
- Thoriqoh Qadariyah
- Thoriqoh Sadziliyah
- Tarikat Rifaiyah
- Tarikat Khalawatiyah
- Tarikat Khalidiyah
- Tarikat Sammaniyah
- Tarikat ‘Aidrusiyah
- Tarikat Al-Haddad
- Tarikat Tijaniyah
Materi 40
Tokoh-tokoh Sufi dan Perilaku Mereka
Berikut merupakan para tokoh sufi beserta perilaku mereka, diantaranya :
1. Abu Nawas (756–814)
2. Imam Al-Ghazali (1056–1111)
3. Hasan Al Basri (632)
4. Said Nursi (1877)
5. Jalaluddin Rumi (1207–1273)
Menurut tokoh Imam Junaid al Bagdadi) Imam Junaid merumuskan delapan sifat sufi,
yakni sebagai berikut:
1. Murah hati seperti Nabi Ibrahim Konon Nabi Ibrahim tidak pernah makan malam
sendirian, jika tiada teman maka dia akan memanggil tetangganya untuk menemani. Sufi
tidak mungkin pelit, sebab dia sudah tak lagi terikat pada dunia.
2. Ridha seperti Nabi Ismail Selalu rela apa pun ketetapan Allah atas dirinya. Nabi Ismail
bahkan rela menyerahkan nyawanya untuk Allah. Hal ini berkebalikan dengan kita yang
suka mengeluh dan menawar.
3. Sabar seperti Nabi Ya’kub Dia tadinya konglomerat namun jatuh miskin, diberi cobaan
dengan penyakit kulit, hingga istri dan anak meninggalkannya, bahkan diasingkan
masyarakatnya.
4. Mampu berkomunikasi dengan isyarat seperti Nabi Zakaria Ketika akan punya anak,
Nabi Zakaria tidak lancar bicara secara verbal tapi berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Kita tahu bahwa ada hal-hal yang tidak bisa disampaikan begitu saja di masyarakat karena
bisa menimbulkan salah pemahaman yang berujung keributan. Maka, sufi perlu menguasai
bahasa simbolik.
5. Uzlah seperti Nabi Yahya Tidak terlalu terlibat dengan masyarakat agar dirinya tidak
hilang ditelan kerumunan. Maka, sufi perlu sesekali menjauh (uzlah) agar mampu
memandang banyak hal secara lebih luas. Tujuannya adalah agar tak terlalu sibuk sehingga
bisa muhasabah. Tentu saja dekat dengan masyarakat bukan sesuatu yang negatif, hanya
saja perlu dijaga agar tidak terlalu terikat.
6. Kesederhanaan seperti Nabi Musa Nabi Musa sebenarnya bisa bergaya ala seorang
pangeran sebab dia merupakan anak angkat Raja Firaun. Namun, dia suka mengenakan
pakaian sederhana yang terbuat dari kain wol.
7. Pengembara seperti Nabi Isa Ke mana-mana membuat seseorang bisa mengerti macam-
macam, wawasannya semakin luas. Para ulama terdahulu punya tradisi rihlah (perjalanan)
ilmiah. Konon, untuk mencari satu hadis saja diperlukan waktu hingga berminggu-minggu.
8. Rendah hati seperti Nabi Muhammad Rasulullah saw tidak meninggi-ninggikan diri. Hal
ini rasa-rasanya berkebalikan dengan kita hari ini yang merasa paling tinggi dan paling
benar.
Materi 41
https;www.detik.com/edu/detikpedia/d-5802051/arti-aradhul-basyariyah-
bagi-rasul-seperti-apa-penjelasannya. Diakses pada Kamis, 15 September 2022
https://tirto.id/sejarah-aliran-jabariyah-pemikiran-dan-perbedaan-dengan-
qadariyah-ghVf
Syeihkh Abu Bakar Jabir Al-Jaza ‘iri, 2019, Minhajul Muslim (Konsep Hidup Ideal
dalam Islam), Jakarta
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-
Akhlak, Jakarta:Bulang Bintang, 1983.