Makalah Managemen Agribisnis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH MANAGEMEN AGRIBISNIS

ORGANISASI DAN MANAGEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

Oleh:

Mohd Fery Permana S


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, atas segala

karunia-Nya, makalah yang berjudul “ MANAGEMEN AGRIBISNIS :

Organisasi dan Managemen Sumberdaya Manusia” ini dapat disusun. Makalah ini

menyajikan pokok pikiran mengenai keterkaitan pengembangan managemen

agrabisnis yang diabstraksikan dari berbagai referensi.

Makalah ini disajikan sebagai salah satu syarat pencalonan menjadi

pegawai di Perusahaan Umum Daerah Agro Sukabumi Mandiri (Perumda ASM.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan gambaran kepada Dewan pengawas

(DEWAS) dan Direksi PERUMDA ASM tentang pentingnya program

pembangunan agrabisnis.

Dengan telah selesainya makalah ini, maka perkenankanlah kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan yang telah

membantu.

Sukabumi, September 2021

Penulis.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1


A. Latar Belakang ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3

A. Peningkatan Dan Orientasi Agribisnis ......................................................3


B. Analisis Pewilayahan Komoditas .............................................................6
C. Organisasi Dan Manajemen Sumberdaya .................................................7
D. Sistem Agribisnis Komoditas Jagung .......................................................16

BAB III SOLUSI PENGEMBANGAN ...............................................................26


A. Solusi Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung Berdasarkan Subsistem
Agribisnis .................................................................................................26
B. Langkah Operasional Pengembangan Jagung ..........................................28

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................29


A. Kesimpulan ...............................................................................................29
B. Saran .........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................31

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Pelita VI pembangunan ekonomi menjadi prioritas dengan

titik berat pada sektor pertanian yaitu peningkatan produksi pertanian

dalam usaha mempertahankan swasembada pangan, meningkatkan

komoditas ekspor non-migas serta mengembangkan agroindustri. Seacara

lebih spesifik tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan

produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam

negeri serta meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani, memperluas kesempatan kerja, mendorong

pemerataan kesempatan berusaha serta mendukung pembangunan daerah.

Jalur pembangunan pertanian mencakup kegiatan peningkatan komoditi

pertanian yang pelaksanaannya melalui pembinaan dan pengembangan

agribisnis yang meliputi kegiatan terpadu dan tidak dapat dipisahkan mulai

dari penyediaan sarana produksi, pembinaan usahatani, pasca panen,

pengolahan hasil serta pemasaran hasil.

Kabupaten Sukabumi terbagi dalam 47 Kecamatan dengan 381 Desa yang

masing-masing mempunyai potensi wilayah yang berbeda, baik potensi

sumberdaya manusia dengan segenap budayanya maupun potensi sumberdaya

alam dengan keanekaragaman hayatinya. Potensi sumberdaya ini masih belum

sepenuhnya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan, terutama daerah-daerah lahan


2

kering. Dari sumberdaya lahan yang ada, sebagian besar merupakan lahan kering

dan menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar petani. Permasalahan klasik

yang ada pada lahan kering ini adalah rendahnya produktivitas lahan. Beberapa

kendala yang dihadapi antara lain karena masih terbatasnya informasi tentanng

teknologi yang dapat digunakan untuk mengembangkan wilayah tersebut, tingkat

kesulitan faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang relatif tinggi dan

pengembangan teknologi produksi yang sangat lamban.

Pada setiap tahap pengusahaan (usahatani) komoditas andalan, pemasaran

dan pengolahannya diperlukan lembaga sosial – ekonomi sebagai suatu wadah,

pola oganisasi dan atribut yang dibutuhkan oleh para petani untuk dapat

melakukan fungsinya. Lembaga sosial – ekonomi ini dapat bersifat lembaga non-

formal atau formal. Suatu bentuk kelembagaan dengan ikatan-ikatan dan

hubungan sosial-ekonomi berdasarkan kebutuhan masyarakat perlu dalam

penanganan sistem agrikoman (agribisnis komoditi andalan). Menemukan

lembaga-lembaga tradisional yang tumbuh dalam masyarakat pedesaan,

khususnya dalam pengusahaan komoditas andalan, sejak saat penanaman bibit,

pengelolaan lahan, pengerahan tenaga kerja, perkreditan, panen dan pengolahan

hasil serta pemasaran hasil merupakan langkah awal dalam upaya rekayasa dan

peningkatan fungsi kelembagaan tersebut. Selanjutnya, keberhasilan dan sistem

produksi menuntut adanya bentuk-bentuk kelembagaan yang lebih besar dan

berorientasi ekonomis sehingga mampu mengelola sistem agribisnis secara lebih

efisien dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peningkatan Dan Orientasi Agribisnis

Sistem usaha pertanian yang mengintegrasikan faktor produksi lahan,

tenaga kerja, modal dan teknologi/manajemen sangat dipengaruhi oleh kondisi

spesifik wilayah, yang mencakup bio-fisik, ekonomi, dan sosial. Sektor pertanian

hingga saat ini masih diartikan sebagai ”sistem usaha pertanian” yang sangat

berkaitan erat dengan sistem lainnya seperti industri hulu, industri hilir,

pemasaran/perdagangan dan permintaan dari konsumen. Keseluruhan aspek-aspek

ini saling terintegrasi dan dalam pengertian makna yang luas lazim disebut

“Sistem Agribisnis”. Keseluruhan sistem yang berkaitan dengan sektor pertanian

tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya, kelembagaan, dan

kebijaksanaan pembangunan pertanian.

Dari keseluruhan sistem agribisnis seperti yang diabstraksikan di atas

dapat diambil beberapa aspek atau bidang kajian penting yaitu :

a. Sistem agribisnis dan perdagangan/pemasaran

b. Sumberdaya manusia dan kelembagaan

c. Pengelolaan sumberdaya alam

d. Sistem usaha pertanian (atau usahatani)

e. Pengembangan agroindustri

f. Rintisan dan pengembangan produk.


5

Istilah “agribisnis” telah menjadi semakin populer, berbagai

macam pengertian dan pemahan tentang istilah ini telah berkembang dari

asal katanya. “agribisnis” terdiri dari dua suku kata, yaitu “agri”

(agriculture – pertanian) dan “bisnis” (business – usaha komersial). Oleh

karena itu, agribisnis adalah kegiatan bisnis yang berbasis pertanian.

Sebagai konsep, agribisnis dapat diartikan sebagai jumlah semua

kegiatan-kegiatan yang berkecimpung dalam industri dan distribusi alat-

alat maupun bahan-bahan untuk pertanian, kegiatan produksi komoditas

pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian

atau barang-barang yang dihasilkannya (Davis dan Golberg, 1957).

Menurut Snodgrass dan Wallace (1974), kegiatan agribisnis

tersebut merupakan kegiatan pertanian yang kompleks sebagai akibat

pertanian yang semakin modern. Pertanian meliputi perkebunan, pertanian

tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Agribisnis dapat

memfokuskan kegiatannya pada satu segmen dari keseluruhan industri

atau keseluruhan kegiatan secara terintegrasi. Agribisnis dapat berupa

perusahaan besar seperti perkebunan besar, pabrik pupuk, pabrik pestisida,

pabrik minyak, pabrik susu, perusahaan perikanan, dan lainnya. Selain itu

juga dapat berupa perusahaan kecil, seperti perkebunan rakyat, nelayan,

petani, pedagang (bakul), peternak, dan lainnya. Menurut Balbin dan

Clemente (1986), pengertian agribisnis dapat diperluas mencakup

pemerintah, pasar, asosiasi perdagangan, koperasi, lembaga keuangan,

sekelompok pendidikan dan lembaga lain yang mempengaruhi dan


6

mengarahkan bermacam-macam arus komoditas. Halcrow (1981)

mengartikan agribisnis hanya meliputi kegiatan industri jasa dan material

untuk usahatani (produksi pertanian) dan industri pengolahan dan

pemasaran hasil-hasil pertanian. William dan Karen (1985) mengartikan

agribisnis sebagai perusahaan besar (profit company) yang berbeda dengan

petani kecil.

Ciri-ciri agribisnis adalah merupakan suatu industri yang kompleks

dan berstruktur vertikal, setiap komponen secara terpisah independen

tetapi dalam arti yang luas saling tergantung membentuk sebuah sistem

komoditas. Oleh karena itu pengambilan keputusan yang baik memerlukan

pengertian tentang keseluruhan struktur industri dan harus mampu

memahami titik sentral dari berbagai bagian yang relevan dari berbaagai

bagian sistem struktural.

Berdasarkan keterangan di atas, “agribisnis” secara luas dapat

dipandang sebagai “bisnis” yang berbasis pertanian. Secara struktural

usaha bisnis ini terdiri atas tiga sektor yang saling bergantung, yaitu:

i. Sektor masukan yang ditangani oleh berbagai industri hulu yang

memasok bahan masukan kepada sektor pertanian,

ii. Sektor produksi (farm), yang ditangani oleh berbagai jenis

usahatani menghasilkan produk-produk bio – ekonomi, dan

iii. Sektor keluaran, yang ditangani oleh berbagai industri hilir yang

mengubah hasil usahatani menjadi produk konsumsi awetan/olahan


7

dan yang menyalurkan produk ini melalui pemasaran kepada

konsumen (Downey dan Erickson, 1989).

Dengan demikian “agribisnis” meliputi seluruh sektor yang terlibat

dalam pengadaan bahan masukan/input usahatani; terlibat dalam proses

produksi bio – ekonomi; menangani pemrosesan hasil-hasil usahatani;

penyebaran, dan penjualan produk-produk pemrosesan tersebut kepada

konsumen. Dalam kaitan dengan komoditas disuatu wilayah, sebagian

besar aktivitas ekonomi dapat dilakukan oleh petani dan penduduk

pedesaan dengan skala ekonomi yang berbeda-beda.

B. Analisis Pewilayahan Komoditas

1. Seleksi Komoditas

Seleksi komoditas dilakukan untuk mendapatkan alternatif-

alternatif komoditas yang sesuai dikembangkan di suatu wilayah dengan

lingkungan tumbuh tertentu. Inventarisasi dimulai dari jenis-jenis

komoditas yang banyak diusahakan oleh rakyat, kemudian baru

melibatkan jenis-jenis komoditas yang belum dikenal. Kriteria yang

digunakan sebagai dasar seleksi tertumpu pada segi agrotekologinya untuk

dikembangakan lebih lanjut serta potensi pasarnya baik domestik maupun

ekspor, nilai tambah ekonomi bagi petani serta dampaknya terhadap

kesempatan kerja dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dari seleksi ini

akan didapatkan beberapa komoditas terpilih baik berupa tanaman pangan,

perkebunan, maupun tanaman holtikultura.


8

2. Analisis Budidaya dan Pengkajian Kelayakan Usaha

Uraian tentang teknik budidaya meliputi persiapan tanam,

pemeliharaan pertanaman, dan samapai dengan pemungutan hasil.

Berdasarkan pada teknologi budidaya yang diterapkan di lapang saat ini,

dengan penyesuaian seperti yang dianjurkan oleh lembaga penelitian.

Selain itu pemilihan teknologi terutama didasarkan pada kemampuan

produsen, baik dari segi managerial maupun arsialnya. Pertimbangan yang

sama juga berlaku bagi industri pengolahan dengan mempertimbangkan

skala yang memadai dan kemungkinan tersedianya bahan baku. Modal

usahatani maupun industri pengolahan diasumsikan berasal dari sistem

perbankan formal, sehingga tingkat bunga harus disesuaikan.

Lama analisis keuangan atau finansial yang dilakukan akan bervariasi

disesuaikan selama siklus umur tanaman dengan luas satu hektar. Untuk

mengetahui tingkat kelayakan usahanya digunakan beberapa tolak ukur yaitu

pendapatan B/C, MPV dan IRR, kecuali untuk tanaman semusim digunakan

pendapatan dan R/C.

C. Organisasi Dan Manajemen Sumberdaya

1. Organisasi Dan Kelembagaan

Untuk memperlancar program pengembangan sistem

AGRIKOJAG yang sudah terencana, setelah diketahuinya komoditi

andalan yang akan dikembangkan, diperlukan langkah-langkah yang harus

dilaksanakan. Paket pengembangan program harus tersusun secara


9

sistematis sehingga tahapan pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, mulai

dari persiapan sampai usaha tersebut menghasilkan sesuatu.

a. Penentuan Kelompok Sasaran (POKSAR)

Program pengembangan ini tentunya diprioritaskan bagi petani

yang kurang mampu, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan

petani kecil. Dasar pertimbangannya adalah bahwa petani tersebut

biasanya kurang berani mengambil resiko kegagalan dan menanamkan

modal untuk usaha yang belum pernah ditekuni. Disamping itu petani

tersebut kurang mampu untuk mencari modal yang cukup besar untuk

usahataninya.

Penentuan kelompok sasaran ini dilakukan dengan cara seleksi

yang mendasarkan kepada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai

tolok ukur taraf hidup petani. Kriteria pemilihan berpedoman kepada

beberapa fasilitas sarana fisik yang dimiliki seperti, pemilikan ternak, alat

transport, luas lahan, rumah serta status pekerjaan. Apabila petani tersebut

lolos dari persyaratan minimal yang diajukan maka tidak memenuhi syarat

sebagai petani kurang mampu, sehingga tidak mendapatkan prioritas

bantuan dan sebaliknya.

Berdasarkan kenyataan bahwa suatu usaha adalah suatu investasi

bisnis, maka prinsip kelayakan usaha juga harus menjadi pertimbangan.

Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1) Kelayakan Usaha Berdasarkan Finansial, meliputi comparative advantage,

enterprise choice (cabang usaha), opportunity cost, dan economic of scale.


10

2) Kelayakan Usaha Berdasarkan Managerial, meliputi: Sistem

pengorganisasian, model kredit bergulir, model pembinaan, model

pelunasan pinjaman, sistem keterkaitan dengan mitra usaha, dll

3) Kelayakan Usaha Berdasarkan Sosial, meliputi: respon masyarakat,

partisipasi, dan daya jangkau kebutuhan masyarakat.

b. Penyuluhan

Mengingat tingkat pengetahuan petani lahan kering di wilayah

perkampungan/pedesaan miskin sangat terbatas, khususnya mengenai hal-

hal yang masih dianggap baru, maka petani harus diperkenalkan dengan

teknologi budidaya tanaman tersebut. Pengenalan IPTEK baru ini meliputi

beberapa aspek baik tenis maupun non teknis. Hal-hal yang bersifat teknis

misalnya teknologi budidaya yang perlu diperhatikan mulai dari

penyediaan bibit atau bahan tanam, pemupukan, pemeliharaan tanaman

sampai kepada pasca panennya. Hal yang bersifat non teknis misalnya

manfaat tanaman bagi peningkatan pendapatan, prospek tanaman untuk

memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun peluangnya untuk ekspor dan

sebagainya. Dengan demikian petani akan terbuka wawasannya dan

mempunyai minat besar untuk mengembangkan komoditi tersebut.

c. Penyediaan Bahan Tanam/Bibit

Salah satu aspek yang menentukan berhasil tidaknya suatu

usahatani adalah tersedianya bahan tanam, baik berupa bibit maupun

benih. Kesalahan dalam memilih bahan tanam tersebut banyak yang

mengakibatkan kerugian yang membawa akibat fatal bagi petani. Sebagai


11

contoh, kalau seandainya petani ingin menanam kelapa, sementara mereka

tidak memperhatikan bibit yang digunakan sebagai bahan tanam, maka

kesalahan penggunaan bibit ini akan baru dirasakan setelah menunggu

selama 5 - 7 tahun berikutnya. Sehingga petani disamping rugi dengan

biaya yang dikeluarkan, juga akan rugi waktu, karena mereka bersusah

payah menunggu sampai bertahun-tahun akhirnya tanaman yang

diusahakan tidak memuaskan.

Agribisnis menghimpun sejumlah manusia yang bekerja sama

untuk mencapai maksud dan tujuan bersama. Segera setelah agribisis

melibatkan lebih dari satu orang, berbagai hal mengenai organisasii,

personalia, kepemimpinan dan faktor pemotivasi pasti langsung

bermunculan. Semakin besar organisasi, semakin rumit dan semakin

penting permasalahannya. Oleh karena salah satu tanggung jawab dasar

manajer adalah memperoleh, menata, memotivasi dan mengendalikan

sumberdaya manusia, untuk mencapai tujuan bisnisnya seefektif mungkin,

maka manajemen harus mengemban tanggung jawab tersebut.

Pengelolaan sumberdaya manusia dalam agribisnis mempunyai

banyak dimensi. Pertama, melibatkan keseluruhan fungsi personalia, yaitu

perekrutan, pengangkatan, pelatihan, pengevaluasian, pengajuan promosi,

pengelolaan balas jasa dan tunjangan, dan pada agribisnis tertentu

berusaha dengan serikat pekerja. Selain itu, manajemen juga harus

mengembangkan struktur organisasi dimana tanggung jawab, wewenang,

dan tanggung gugat perorangan dirumuskan dengan jelas. Kemudian


12

manajemen harus memusatkan perhatian pada pengarahan dan pemantauan

kegiatan harian.

Kepemimpinan akan menjadi faktor pementu keberhasilan bisnis

apabila manajer berupaya memotivasi dan mengendalikan sumberdaya

manusia untuk memaksimasi produktivitas. “Manajemen” dapat

didefinisikan sebagai seni untuk keberhasilan mencapai hasil yang

diinginkan secara gemilang dengan sumber-sumber yang tersedia bagi

organisasi.

1) Manusia yang melaksanakan manajemen (Manajer)

Kemampuan manjer untuk mencapai hasil melalui orang lain sangat penting

sekali dalam manajemen yang baik. Investasi berupa waktu dan perhatian

kepada bawahan sering mendatangkan imbalan sangat berharga.

2) Seni dan bukan ilmu,

Setiap orang dapat menggunakan prinsip-prinsip manajemen untuk

mewujudkan pertumbuhan dan kemajuan secara berkelanjutan.

3) Berhasil dengan gemilang.

4) Sumberdaya yang tersedia.

Manajer menggunakan apa yang dimiliki untuk memperolehapa yang

diinginkan, dan mereka berurusan dengan peluang, bukan fantasi.

2. Konsep Manajemen

1) Konsep 6M
13

Daya upaya untuk mencapai hasil yang diinginkan melalui pemanfaatan

yang efektif atas sumberdaya yang tersedia (Money, Markets, Material,

Machinery, Methods, dan Man).

2) Konsep Perilaku

Manajer memperluas dan memperkaya pekerjaan, memberi lebih banyak

tanggung jawab dan wewenang kepada setiap pekerja, dan menciptakan

lingkungan kerja dimana para pekerja merasa puas karena kebutuhannya

diakui, diterima dan dipenuhi.

3) Konsep 5P

Manajemen merupakan sederetan fungsi : Perencanaan, Pengorganisasian,

Pengarahan, Pengendalian, dan Pengkoordinasian. Dua fungsi tambahan :

Pengkomunikasian dan Pemotivasian.

Keberhasilan agribisnis pada dasarnya tergantung pada efektif –

tidaknya pemanfaat sumberdaya organiasi oleh manajer. Kemampuan

untuk manajemen atau mengelola sesuatu merupakan bakat bawaan,

namun dapat juga merupakan keahlian yang dapat dan harus dipelajari.

Bagi sementara orang, “Manajemen” dianggap sebagai suatu “kegaiban

dan permainan sulap”. Namun tentu saja kesan seperti ini tidaklah

profesional.

Manajer bisnis yang berhasil dibimbing oleh prinsip dan pengetahuan

manajemen, hal ini mengisyaratkan bahwa keahlian manjemen dapat dipelajari.


14

Bisnis harus mencoba memahami, bahwa mereka harus bersedia

menginvestasi waktu, uang, dan daya-upaya untuk karyawan sebagaimana halnya

dengan investasi dalam bentuk tambahan peralatan dan perlengkapan.

Seorang manajer dapat dipandang sebagai seorang yang

menyiapkan organisasi dengan kepemimpinannya dan bertindak sebagai

katalisator perubahan. Manajer yang baik sangat efektif dalam lingkungan

yang memungkinkan perubahan bersifat kreatif.

Manajer yang tidak efektif memusatkan pikirannya untuk melaksanakan

sesuatu dengan cara yang tepat, bukannya memikirkan apa yang tepat untuk

dilakukan.

Ciri-ciri khusus manajemen agribisnis:

1) Jenis-jenis bisnis yang sangat beraneka ragam, mulai dari para produsen

dasar hingga para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemroses,

pengepak, pembuatan barang, usaha pergudangan, pengangkut, lembaga

keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan, dan lain sebagainya.

2) Berjuta bisnis yang berbeda-beda telah lazim menangani route dari

produsen hingga pengecer dan konsumen.

3) Pembentukkan agribisnis dasar (primer) disekeliling pengusaha tani. Para

petani (pengusaha tani) ini menghasilkan berbagai produk pertanian.

Hamper semua agribisnis terkait dengan pengusaha tani ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.


15

4) Ukuran agribisnis sangat beragam dan tidak menentu, mulai dari yang

berukuran raksasa hingga organisasi yang dikelola oleh satu orang atau

satu rumahtangga.

5) Agribisnis berukuran kecil dan harus berjuang di pasar yang relatif bebas

dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.

6) Agribisnis cenderung berorientasi pada masyarakat, banyak agribisnis

berlokasi di kota kecil dan pedesaan dimana hubungan antar perorangan

sangat penting dan ikatan ini bersifat jangka panjang. Antar penduduk dan

rumah tangga saling kenal dalam jangka panjang.

7) Agribisnis bersifat musiman. Masalah-masalah khusus sering muncul

sebagai akibat dari eratnya ketergantungan antara agribisnis dengan

pengusaha tani, dan juga karena sifat musiman komoditas.

8) Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengenal langsung

kepada agribisnis.

3. Manajemen Sumberdaya Manusia

Pada dasarnya manajemen sumberdaya manusia dapat dibagi menjadi :

Pengelolaan fungsi dan Pengelolaan motivasi. Apabila orangnya dan pekerjaannya

tidak serasi, motivasi tidak akan timbul.

Tiga hal pokok fungsi sumberdaya manusia dalam kebanyakan agribisnis

adalah :

a. Ukuran perusahaan,

b. Pengetahuan mengenai fungsi sumberdaya manusia, dan

c. Falsafah manajemen puncak mengenai sumberdaya manusia.


16

Fungsi manajemen sumberdaya manusia :

1) Menentukan kebutuhuan personil perusahaan

2) Mencari dan merekrut tenaga kerja

3) Mengangkat atau memilih tenaga kerja

4) Mengorientasikan tenaga kerja pada pekerjaannya

5) Menetapkan persyaratan kompensasi dan tunjangan

6) Mengevaluasi prestasi kerja

7) Mengawasi pelatihan dan pengembangan

8) Mengadakan promosi atau kenaikan jabatan

9) Menangani pemutusan hubungan kerja atau pemindahan.

Langkah pertama manajemen sumberdaya manusia adalah perumusan

pekerjaan yang akan dilakukan. Tantangan perumusan pekerjaan terletak pada

rencana orgaisasional yang tersusun dan berwawasan mendalam. Setiap posisi

harus mempunyai job-goals yang menunjang keberhasilan perusahaan. Pekerjaaan

dapat dirumuskan dengan menggunakan dua pendekatan: (1) Spesifikasi kerja dan

(2) uraian kerja.

Spesifikasi kerja mengisyaratkan kualifikasi yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Spesifikasi kerja ini dapat mencakup

beberapa aspek, yaitu :

1) Maksud pekerjaan: tujuannya, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut.


17

2) Jenis pekerjaan: supervisi, pelatihan, tanggung jawabnya; apakah

pekerjaan merupakan tugas seumur hidup atau menjanjikan peningkatan

karir.

3) Persyaratan pekerja : pendidikan, pengalaman, keterampilan khusus,

kesehatan, kepribadian, dlsb .

4) Cara-cara khusus untuk menentukan kemampuan pelamar: ujian, catatan

kerja masa lalu, dlsb.

Uraian kerja (job description) bertitik berat pada kegiatan dan tugas kerja.

Sumberdaya manusia merupakan aktiva terpenting pada setiap agribisnis

fungsi manajemen sumberdaya manusia bersangkut paut dengan pengelolaan

mekanisme pengkaryaan. Semakin besar agribisnis, semakin formal dan rumit

proses tersebut; tetapi setiap agribisnis harus mampu menyelenggarakan fungsi

personalia secara tuntas.

Manajemen sumberdaya manusia mengawalinya dengan menetukan

kebutuhan pengkaryaan. Dalam hal ini biasanya harus ada perumusan atas

pekerjaan dan pengembangan uraian kerja sehingga personil yang tepat dapat

direkrut. Perekrutan mencakup usaha mencari calon karyawan yang qualivied atau

berbobot, wawacara, dan peran – serta dalam memilih yang terbaik. Setelah itu,

masa awal pengkaryaan, orientasi, dan pelatihannya.

Pengelolaan sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab dasar bagi

manajer agribisnis. Para manajer harus mengembangkan struktur organisasi

dimana tanggung jawab, wewenang, dan tanggung gugat perorangan ditentukan

secara jelas. Manajemen harus mengarahkan dan memantau kegiatan harian,


18

memotivasi dan mengendalikan para karyawan agar berupaya mencapai

produktifitas yang maksimum.

Analisis transaksional merupakan salah satu model untuk memahami

keinginan karyawan dan faktor pemotivasinya. Analisis transaksional merupakan

alat yang bagus untuk membantu para manajer mengerti kehendak bahan, tetapi

hal ini hanya perlu digunakan sebagai alat tambahan saja. Tidak ada rumus yang

siap pakai atau jawaban yang tepat dalam bentuk yang terbaik untuk

memanajemeni manusia. Manajemen merupakan proses rumit yang didasarkan

pada sifat watak pemimpin, sifat si terpimpin, dan situasi.

D. Sistem Agribisnis Komoditas Jagung

1. Pendahuluan

Indonesia adalah negara agraris, artinya pertanian memegang


peranan penting dalam keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat
ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau
bekerja pada sektor pertanian dan dari produk nasional yang berasal dari
pertanian serta data ekspor produk pertanian.
Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan
mutu produksi, meningkatkan pendapatan serta taraf hidup petani,
peternak dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha,
menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor, karena
sektor pertanian masih merupakan sektor yang penting, maka seyogyanya
meningkatkan pendapatan petani menjadi tujuan utama. Salah satu cara
untuk dapat meningkatkan hasil usahatani tanaman pangan
Pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang dapat dipenuhi dari
sektor pertanian. Palawija merupakan komoditas pangan utama setelah
beras yang dimanfaatkan oleh masyarakat, baik untuk konsumsi, bahan
19

baku industri makanan maupun pakan ternak. Komoditas yang banyak


diusahakan adalah jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau.
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hmpir
di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan variabilitas genetik yang
besar. Di Indonesia, jagung merupakan bahan makanan pokok kedua
setelah padi.
Jagung dapat dibudidayakan di Indonesia karena jagung memiliki
berbagai keunggulan dibandingkan dengan komoditas lain. Keunggulan itu
antara lain nilai kandungan gijinya yang cukup tinggi. Sumber daya alam
Indonesia sangat mendukung untuk pembudidayaannya juga tersedianya
teknologi budidaya hingga pengolahan. Selain sebagai bahan makanan
pokok jagung juga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dan bahan
industri serta komoditas ekspor
Tanaman jagung banyak dibudidayakan secara komersil oleh
petani di daerah-daerah tertentu.Peningkatan produksi hasil tanaman
jagung tanpa diikuti dengan kelancaran sistem tataniaga dapat merugikan
petani, bahkan motivasi petani untuk berproduksi menjadi berkurang.
Berdasarkan hasil survai pendahuluan diperoleh data mengenai
pola saluran pemasaran jagung, Pelaku pemasaran yang terlibat pada
saluran pemasaran tersebut adalah gabungan kelompok tani (Gapoktan)
dan Koperasi pertanian (Koptan), sedangkan konsumen terdiri dari
konsumen individu (peternak) dan konsumen industri/home industry
(pabrik pakan, makanan ringan,dll).

2. Pola Saluran Pemasaran Jagung


Sistem tataniaga di negara kita merupakan bagian paling lemah
dalam mata rantai perekonomian atau dalam aliran barang-
barang.Maksudnya adalah efisiensi di bidang ini masih rendah, sehingga
kemungkinannya untuk dipertinggi masih besar.bahwa Tataniaga yang
berjalan sekarang selain merugikan petani juga merugikan konsumen,
20

petani pada saat ini telah bekerja keras namun mereka belum menerima
hasil yang seimbang.

3. Budidaya Jagung
a. Deskripsi Jagung
Sebagai tanaman serealia, jagung bisa tumbuh di seluruh
Indonesia.Jagung termaasuk bahan pangan penting karena merupakan
sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan, di beberapa daerah di
Indonesia jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama, juga dikenal
sebagai bahan pakan ternak dan industri.Seiring dengan adanya
peningkatan konsumsi hewani, maka industri pakan mulai banyak
bermunculan.Tentu saja dengan pertumbuhan industri pakan yang semakin
meningkat menuntut penyediaan jagung yang semakin besar.

b. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung


a) Jenis tanah
menyatakan bahwa, tanah merupakan media atau tempat tumbuh
tanaman, akar tanaman berpegang kuat pada tanah serta mendapatkan air
dan unsur hara dari tanah. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat
tumbuh dilahan kering, sawah dan pasang surut, secara umum persyaratan
kondisi yang dikehendaki tanaman jagung adalah :
- Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain : andosol ( berasal dari
gunung berapi), latosol (bertekstur lempeng atau liat berdebu) dan grumsol
(bertekstur berat).
- Keasamann tanah berkisar antara pH 5,5 sampai 7 yang paling baik untuk
tanaman jagung adalah pH 6,8.
- Mempunyai aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
b) Iklim
Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang
(subtropis atau tropis basah), juga dapat tumbuh di daerah yang terletak
antara 50 derajat lintang utara sampai 40 derajat lintang selatan.Sinar
21

matahari yang dikehendakinya adalah penyinaran langsung. Dengan suhu


optimum antara 27 hingga 32 derajat celsius.
c) Kebutuhan Air
Tanaman jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air cukup
banyak terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan pada saat
pengisian biji.

c. Persiapan Benih
Benih jagung yang baik dicirikan dari : daya tumbuh lebih dari 90
persen, tidak tercampur dengan varietasa lain, tidak mengandung kotoran,
tidak tercemar hama dan penyakit, sehat, bernas dan mengkilap. Sebelum
ditanam sebaiknya benih terlebih dahulu diadakan perlakuan dengan
dicampuri pestisida.

d. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah
menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar jagung maksimal.Pengolahan
tanah diawali dengan pembersihan lahan dari sisa tanaman
sebelumnya.Tanah dicangkul atau dibajak sedalam kurang dari 30cm,
kemudian dihaluskan dan diratakan.

e. Penanaman
Setelah lahan selesai diolah dan diberi pupuk dasar maka
selanjutnya ditanami, dengan jarak 75 cmx 25cm untuk tanam satu biji
perlubang dan 75cmx50cm tanam untuk 2 biji perlubang.

f. Pemeliharaan
a. Penjarangan
Penjarangan dilakukan bila ada jumlah tanaman tidak sesuai
dengan yang dikehendaki pada pertanaman, dilakukan pada saat tanaman
berumur 4 minggu,dengan cara mematahkan tanaman yang tidak
22

dikehendaki, sebaiknya jangan di cabut karena akan melukai akar tanamn


yang lain.
b. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk memebersihakan lahan dari gulma,
sebaiknya penyiangan dilakukan 2 minggu satu kali, pada saat tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam, penyiangan dilakukan bersamaan
dengan pembubunan.
c. Pembubunan
Untuk efisiensi tenaga kerja pembubunan pertama dilakukan
bersamaan dengan penyiangan kedua, tujuan pembubunan untuk
memperkokoh tanaman dengan cara menutup akar yang timbul di atas
permukaan tanah dengan cara diurug tanah dari sebelah kiri dan kanan
tanaman.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
terkandung di dalam tanah, dengan dosis secara umum 200 sampasi 300
kilogram urea per hektar, SP 36 100 sampai 200 kilogram per hektar, NPK
200 sampai 300 kilogram per hektar.
Pemupukan pertama (pupkuk dasar) dilakukan pada saat sebelum
atau bersamaan tanam dengan dosis seluruh bagian SP-36 dan KCL serta
satu per tiga (1/3) bagian urea. Caranya pupuk disebar di dalam alur yang
dibuat dengan jarak 7,5 sampai 10cm dari barisan tanaman dengan
kedalaman 10cm. Pemupukan sususlan dilakukan pada saat tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam dengan jarak 15cm dari barisan tanaman
setelah pupuk disebar segera dilakukan pembubunan sehingga pupuk
tertutup.
e. Pengairan
Pemberian air dilakukan bila tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut dengan berpedoman kepada tanah dan tanaman.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
23

Serangan hama dan penyakit merupakan kendala utama dalam


peningkatan produksi jagung. Pengendalian hama dan penyakit yang
diterapkan dengan tujuan agar faktor pengendali alami seperti iklim dan
musuh alami dapat bekerja secara optimal, penggunaan pestisida hanya
dilakukan pada saat serangan melebihi ambang kendali.

g. Pemungutan Hasil Panen


Panen dan pasca panen jagung tergantung tujuan dan
pemanfaatannya. Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan
lebih baik dari pada musim hujan karena berpengaruh terhadap waktu
pemasakan biji dan pengeringan hasil. Jagung untuk konsumsi muda
dipanen sekitar 68 sampai 70 hari, sedangkan kalu mau dipanen pipilan
kering sekitar umur 80 sampai 100 hari atau dengan kenampakan fisik
yaitu umur tanaman mencapai maksimum yakni setelah pengisian biji
optimal, daun menguning dan sebagian mengering berwarna kecoklatan
atau putih kekuningan, kelobot sudah kering atau kuning, bila kelobot di
buka biji terlihat mengkilap dan keras bila ditekan dengan kuku tidak
membekas pada biji.

h. Penanganan Pasca Panen


Tahap-tahap penanganan pasca panen jagung meliputi kegiatan
pokok sebagai berikut :
a. Pengumpulan hasil
b. Pewadahan atau pengarungan
c. Pengangkutan
d. Pengeringan tongkol
e. Pemipilan
f. Pengeringan ulang
g. Penyimpanan
Jagung sebagai pangan dan bahan baku idustri akan memberi nilai
tambah dengan teknologi pengolahan. Beberapa produk olahan jagung
24

adalah marning,emping,industri gula pati, sirup glukosa, fruktosa, bahan


baku bioetanol, minyak jagung, gluten, pakan ayam dan lain-lain. Jagung
merupakan sumber kalori pengganti atau suplemen bagi beras terutama
bagi sebagian masyarakat pedesaan di Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT
dan Sulawesi. Dewasa ini proporsi penggunaan jagung sebagai bahan
pangan cenderung menurun, tetapi meningkat sebagi pakan dan bahan
baku industri. Sebagai bahan pangan jagung dikonsumsi dalam bentuk
segar, kering dan dalam bentuk tepung. Alternatif produk yang dapat
dikembangkan dari jagung mencakup produk olahan segar, produk primer,
produk siap santap dan produk instan.
Peningkatan produksi jagung melalui perbaikan teknologi budidaya
dapat dikatakan cukup berhasil, keberhasilan peningkatan produksi jagung
tersebut perlu diikuti dengan penanganan pasca panen yang baik agar
dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu
jagung.Penanganan pasca panen merupakan salah satu mata rantai penting
dalam usahatani jagung.

4. Agroindustri Jagung
Sehubungan dengan uraian sebelumnya, sebagian besar komoditi
jagung biasa dijadikan sebagai bahan pakan ternak.
Pakan ternak dan bahan pakan ternak merupakan elemen yang
sangat penting dalam dunia peternakan.Karena menyangkut kelangsungan
hidup ternak, sebagai sumber mata pencaharian peternak.Tidak seperti
halnya manusia, ternak tentunya tidak dapat dibiarkan berpuasa.Pasokan
pakan yang kontinu sangat perlu menjadi pusat perhatian.
Ada dua macam peternak jika dikategorikan dari segi pasokan
pakan ternak, yaitu peternak plasma atau juga dikenal dengan istilah
kemitraan, dan juga peternak mandiri.Bedanya adalah, peternak plasma
mendapatkan supply makanan dari pabrikan pakan ternak yang merupakan
mitra dari peternak.Pakan diolah dan didistribusikan langsung oleh pabrik
pakan tersebut.
25

pengusaha ayam pedaging ,ayam petelur ,puyuh yang gulung tikar


karena tingginya harga pakan yang kian melambung . Selain faktor
penyakit dan harga jual yang merosot dan sulit di prediksi . Disini kami
akan mencoba untuk menyajikan tentang membuat sendiri pakan unggas
yang barangkali bisa menghemat biaya pakan dan usaha anda bisa tetap
exis.
 Pakan untuk ayam pedaging.
Untuk 100 kg pakan maka dibutuhkan :
Untuk stater sediakan jagung 60 kg, bekatul 2 kg, tepung gaplek 2 kg, tepung ikan
13,5 kg , tepung darah 3 kg , kedelai 7 kg,bungkil kelapa 5 kg, tepung daun
pepaya 2 kg , bungkil biji kapuk 1kg tepung bulu unggas 4 kg , premix 0,5 kg.
Untuk finisher, sediakan jagung 50 kg , bekatul 7kg,sorgum 10 kg , tepung gaplek
5 kg,tepung ikan 3 kg , tepung darah 3 kg , kedelai 9 kg,bungkil kelapa 5
kg,bungkil biji kapuk 0,5 kg ,tepung daun pepaya 2,5 kg , tepung bulu ayam 2,5
kg, minyak kelapa 1 kg , premix 0,5 kg .
Dikenal ada 3 bentuk pakan , yaitu tepung , crumble ( butiran
pecah ), dan pelet.
1. Bentuk tepung.
Cara membuatnya sangat sederhana , yaitu semua bahan digiling
jadi tepung, kemudian diaduk sampai rata dan siap disajikan. Pakan jenis
ini tidak efektif , karena ayam memiilih jenis pakan yang di sukai sehingga
banyak nutrisi yang tidak di konsumsi.
2. Bentuk crumbles (butiran pecah).
Semua bahan digiling jadi tepung , kemudian diaduk hingga rata .
Setelah itu dikukus atau diuapi dengan panas antara 80 0C-90 C .Kemudian
pakan diaduk dalam ayakan yang berlubang sambil di tekan-tekan sehinga
butiran berjatuhan. Jemur butiran itu hingga kering, siap disajikan .Pakan
jenis ini cukup efisien tidak banyak nutrisi yang terbuang.
3. Bentuk pelet.
Caranya sama dengan crumble. Tapi setelah penguapan,
dimasukkan dalam gilingan daging atau sambal sehingga keluar bentuk
26

memanjang.Kemudian dipotong-potong dan dijemur sampai kering, siap


disajikan.Pakan jenis ini pun cukup efisien.
Untuk menghindari pakan yang cepat rusak dan tengik karena
udara yang lembab maka sebaiknya pakan diberi bahan pengawet.
Misalnya BHA ( Butiylated hydroxy anisol), BHT (Butylated Hydroxy
toluen ), Gropyl Gallate, Oktyl Gallate, Tokoferol , Etoksikusin yang
biasanya dikemas dengan nama Antrasin, Toksomiks, Antoks dan
sebagainya. Pemberian sebaiknya tidak lebih dari 0,1% jumlah pakan.
 Membuat konsentrat ayam pedaging.
Untuk 100 kg konsentrat, sediakan tepung ikan 26 kg, bungkil
kedelai 21 kg, daun turi 28 kg, tepung bulu 14 kg, tepung tulang 0,5 kg,
sorgum 10,5 kg. Semua bahan digiling jadi tepung, dan siap dicampurkan
dengan bekatul dan jagung.
 Alternatif lain membuat pakan ayam pedaging.
Untuk masa awal, sediakan konsentrat 39 kg, bekatul 5,5 kg,
jagung 55 kg, premix 0,5 kg. Semua bahan di proses sperti di atas
(tepung ,crumble, pelet ).

5. Analisis Usahatani Jagung


Analisis usahatani jagung, yang diambil dari salah satu Kelompok
Tani yang ada:
a. Biaya Produksi Usahatani Jagung
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung langsung pada besar kecilnya produksi yang dihasilkan, dan
sifatnya tidak habis persatu kali musim tanam.

6. Permasalah Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung


Disebutkan, masih belum optimalnya produksi jagung dipengaruhi
beberapa faktor, di antaranya masih minimnya penggunaan benih unggul
dan pupuk organik, minimnya infrastruktur pendukung, serta masih
rendahnya pemanfaatan lahan sawah untuk jagung.
27

Produksi jagung masih relatif rendah dan masih belum dapat


memenuhi kebutuhan konsumen yang cenderung terus meningkat, belum
mampu mengimbangi permintaan yang sebagian dipacu oleh
pengembangan industri pakan dan pangan. Masih rendahnya produksi
jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, seperti teknologi
bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan ketrampilan petani
jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum
tepat serta kurangnya permodalan petani jagung untuk melaksanakan
proses produksi sampai ke pemasaran hasil. Umumnya agribisnis jagung
dilakukan bersekala kecil, karena masih banyaknya permasalahan yang
dihadapi oleh petani jagung.Permasalahan klasik yang sering dihadapi
oleh petani jagung adalah terbatasnya permodalan, manajemen usaha dan
pemasaran hasil sehingga tidak dapat melakukan usaha dengan volume
usaha yang luas dan lebih intensif serta pemasaran hasil dengan baik.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan petani jagung diantaranya adalah dengan system kemitraan
usaha dalam agribisnis jagung.
Dari aspek peluang pasar tanaman jagung mempunyai prospek
yang cerah untuk diusahakan, karena permintaan konsumen dalam negeri
dan peluang ekspor yang terus meningkat.mengemukakan bahwa prospek
usahatani tanaman jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan
komersial berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang
ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik
untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan.Disamping itu
juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena didukung oleh
adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada masyarakat.
Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri rumah tangga seperti
emping jagung, wingko jagung, berondong dan produk jagung olahan
lainnya dan untuk keperluan bahan baku pakan ternak, serta untuk ekspor
memerlukan produk jagung dalam jumlah yang besar. Keadaan ini
merupakan peluang pasar yang potensial bagi petani dalam mengusahakan
28

tanaman jagung.Dengan demikian peningkatan produksi jagung baik


kualitas maupun kuantitas sangat penting.
Secara konsepsional sistem agribisnis jagung merupakan
keseluruhan aktivitas yang saling berkaitan mulai dari pembuatan dan
pengadaan sarana produksi pertanian hinga pemasaran hasil jagung, baik
hasil usahatani maupun hasil usahanya.sistem agribisnis terdiri dari
subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, subsistem produksi
primer, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan lembaga
penunjang.

7. Pada Umumnya Sistem Agribisnis Jagung Yang Dilakukan Oleh Petani


1. Subsistem pembuatan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi
pertanian. Sarana produksi pertanian ini diperoleh petani dengan sistem
pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan.Dalam hal ini
penyediaan sarana produksi sangat sulit untuk didapatkan karena
ketersediaannya sangat terbatas di toko-toko maupun tempat penyediaan
barang.Dalam kemitraan sendiri investor sulit untuk mendapatkan
kepercayaan kepada petani dikarenakan ketidak pastian dari hasil produksi
jagung sulit untuk ditentukan.
2. Subsistem produksi dalam usahatani. Kegiatan pada subsistem ini meliputi
pemilihan benih jagung, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
tanaman dan panen. Dengan keterbtasan pendidikan dan pengetahuan
disebagian para petani jagung, maka dalam melakukan subsistem ini
kurang memuaskan. Hal yang fatal dan perlu di perhatikan adalah
ketersediaan benih bermutu varietas unggul merupakan salah satu sarana
produksi yang menentukan varietas jagung.Dalam penyediaan benih
bermutu, industri benih memegang peranan penting.Kenyataannya
produsen benih nasional maupun penangkal lokal belum banyak berperan
sehingga usaha perbenihan jagung masih tertingggal, petani lebih banyak
memakai benih dari hasil panen pada pertanian sebelumnya. Dikarenakan
ketersediaan benih bersertifikat sangat sulit.
29

3. Subsistem pengolahan hasil panen. Penanganan lepas panen jagung pada


tingkat petani pada umumnya baru sampai pada pengeringan jagung
tongkol dan pengupasan kulit jagung (klobot), hal ini karena petani belum
memiliki alat teknologi dan biaya yang cukup untuk melakukan
pengolahan lanjutan.Untuk tingkat pengolahan lanjutan seperti pemipilan
dan pengolahan dilakukan pada tingkat pedagang atau perusahaan,
sehingga nilai tambah yang besar biasanya berada pada tingkat ini.
4. Subsistem pemasaran hasil. Pola pemasaran jagung melalui jalur
pemasaran yang beragam, diantaranya bagi petani yang tidak melakukan
kemitraan usaha dengan perusahaan mitra biasanya pemasaran jagung
dilakukan melalui pedagang pengumpul baik yang memfungsikan
kelompok tani atau koperasi maupun yang tidak, ada pula yang langsung
menjual produknya ke pabrik pengolahan atau langsung ke konsumen jika
produk tersebut untuk langsung dikonsumsi. Bagi petani yang telah
melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran produk
jagung dilakukan melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra,
pabrik pengolahan dan konsumen.
5. Kelembagaan pendukung agribisnis jagung pada umumnya adalah
lembaga di tingkat petani dan lembaga di luar petani. Lembaga ditingkat
petani terdiri dari kelompok tani dan koperasi, Lembaga di luar petani
seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan dan lain-lain.
BAB III
SOLUSI PENGEMBANGAN

A. Solusi Pengembangan Agribisnis Tanaman Jagung Berdasarkan


Subsistem Agribisnis:
1. Subsistem penyediaan sarana produksi, hal ini menjadi permasalahan
pertama yang harus dipecahkan.Pertama penyediaan benih bersertifikat yang
harus disediakan oleh pemerintah dimana keberadaannya harus mudah
didapatkan oleh para petani. Pupuk juga memiliki masalah yang sama
dengan benih, disamping kesediaannya yang cukup sulit harganyapun
mahal, maka pemerintah perlu mengeluarkan pupuk yang bersubsidi yang
mudah didapatkan oleh para petani.
2. Subsistem produksi, petani harus mengetahui bagaimana produksi jagung
yang baik supaya dalam pembudidayaan dan hasilnya menjadi memuaskan.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah harus memberikan berupa penyuluhan
bagi para petani untuk meningkatkan kemampuan dalam pembudidayaan
usaha jagung.
3. Subsistem pengolahan hasil, subsistem ini sangat penting bagi petani untuk
meningkatkan penghasilannya, tidak terhenti sampai subsistem produksi
saja. Subsistem ini menentukan bagaimana hasil produksi jagung dari petani
memikat para konsumen, maka para petani harus memiliki berupa suatu ide
maupun kretifitas-kreatifitas yang cemerlang dalam pengolahan hasil
produksi yang dapat menarik konsumen untuk menggunakan produk yang
dibuat oleh petani tersebut. Maka petani akan memperoleh peningkatan
penghasilan yang lebih dari ide produksinya tersebut.
4. Subsistem pemasaran, pemasaran yang baik adalah pemasaran yang harus
langsung di distribusikan kepada konsumen karena bisa menekan harga
yang dampaknya akan menarik konsumen lebih mudah karena harga barang
jadi siap konsumsi terbilang murah.
31

5. Subsistem penunjang,
Pemerintah lebih mendukung dengan memfasilitasi segala subsistem yang
ada dalam pertanian jagung misalnya,
- Penyediaan jalan
Harus lebih diperhatikan karena jalan merupakan salah satu cara untuk
melancarkan kegiatan pertanian jagung. Ketersediaan prasarana jalan ini
dapat menekan biaya produksi sehingga petani dapat keuntungan lebih
besar.
- Pasar
Pasar yang dekat dan mudah dijangkau oleh petani sangat berpengaruh
terhadap penekanan biaya dan penyaluran hasil produksinyapun akan
mudah sampai kepada konsumen sehingga perputaran modal dan
keuntungannya akan cepat didapatkan ketangan petani kembali.
- Bantuan dan perhatian pemerintah kepada petani dalam pembudidayaan
jagung sangat diperlukan.

B. Langkah Operasional Pengembangan Jagung


Sehubungan dengan hal yang diuraikan dari awal pembahasan
maka merancang Langkah Operasional Pengembangan Jagung diantaranya
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kuantitas, sarana dan prasarana prodksi pengembangan
pembenihan dan peningkatkan mekanisasi pertanian.
2. Penguatan kelembagaan Masyarakat Agribisnis Jagung (MAJ).
3. Peningkatan arus pemasaran dan akses informasi pasar.
4. Pembinaan yang berkesinambungan dan terintegrasi.
5. Pelatihan petugas dan petani
6. Bimbingan teknis.
7. Fasilitasi pengembangan silo jagung terintegrasi dengan pengolahan pakan
ternak unggas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Istilah “agribisnis” terdiri dari dua suku kata, yaitu “agri” (agriculture –

pertanian) dan “bisnis” (business – usaha komersial). Oleh karena itu, agribisnis

adalah kegiatan bisnis yang berbasis pertanian.

Pada dasarnya manajemen sumberdaya manusia dapat dibagi menjadi :

Pengelolaan fungsi dan Pengelolaan motivasi. Apabila orangnya dan pekerjaannya

tidak serasi, motivasi tidak akan timbul.

Pengelolaan sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab dasar bagi

manajer agribisnis. Para manajer harus mengembangkan struktur organisasi

dimana tanggung jawab, wewenang, dan tanggung gugat perorangan ditentukan

secara jelas. Manajemen harus mengarahkan dan memantau kegiatan harian,

memotivasi dan mengendalikan para karyawan agar berupaya mencapai

produktifitas yang maksimum.

Jagung merupakan bahan makanan pokok utama di Indonesia, yang


memiliki kedudukan sangat penting setelah beras. Kebutuhan jagung di Indonesia
dari tahun ketahun semakin meningkat, sedangkan para produsen jagung saat ini
mengalami penurunan produsen karena hasil produksi jagung secara analisis
masih jauh dari harapan. Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, disamping
sebagai bahan makanan pokok jagung juga merupakan bahan pokok bagi industri
pakan ternak.
33

jagung yang merupakan komoditas nasional menjadi komoditi unggulan


Karena perkembangannya didukung oleh adanya peternakan unggas seperti ayam
ras pedaging dan ayam ras petelur.

B. Saran
Kebutuhan jagung masih terus meningkat sedangkan para produsen
mengalami penurunan dikarenakan hasil usahanya tidak sesuai dengan proses
produksi yang dilakukan, sehingga keuntungan yang didapat masih kecil. Maka
untuk menanggulangi masalah tersebut perlu kiranya peningkatan skill petani
dalam proses produksi maupun pengolahan hasil yang lebih kreatif untuk
meningkatkan pendapatan petani, ketersediaan benih unggul maupun sarana
produksi yang lain harus mudah didapat dan harganya harus terjangkau oleh
petani. Dalam hal ini pemerintah harus turun tangan untuk memperhatikan
permasalahan-permasalah yang terjadi dengan mengeluarkan suatu kebijakan
yang tidak menekan petani dalam mengusahakan proses produksi, seperti
penetapan harga dasar yang tidak terlalu rendah maupun pengeluran subsidi
sarana produksi bagi para petani.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan

Makanan. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Downey, W.D. dan S.P Ericson. 1989. Management Agribisnis Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Hanani, N. 1991. Studi Kelayakan Pengembangan komoditas-komoditas andalan
dalam Rangka Peningkatan Ekspor dan Agribisnis Holtikultura. Fakultas
Pertanian Unibraw.
Anonymous, 2012. Manajemen usahatani (http://ekonomi.kompasiana.com
/manajemen/2012/01/11/unsur-unsur-manajemen-usaha-tani/) diakses tgl.
30 september 2012.
Anonymous, 2012. Permasalahan SBM Tenaga kerja usahatani. (Online),
(http://www.tabanankab.go.id/potensi-daerah/pertanian/362-permasalahan-
dan-langkah-pemecahan-dalam-bidang-pertanian), diakses tgl 30 september
2012.
Anonymous,2012. Pengembangan SDM dalam pertanian (Online),
(http://www.pelitakarawang.com/2010/07/pengembangan-sdm-pertanian-
dalam.html), diakses tgl. 27 september 2012.
Anonymouse. Manjemen Usahatani. (Online), (http://www.go.id/ ditsentp/
kebijakan/ fokus-kebijakan.htm), diakses tgl. 01 Oktober 2012.
Shinta, A. 2012. Ilmu Usahatani. Malang : Universitas Brawijaya.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai