Proposal Uasaha Kentang

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

0

Proposal Modal Usaha


PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI
KENTANG

I. PENDAHULUAN
Wilayah provinsi aceh dan sekitarnya memiliki lahan pertanian (lahan kering)
dataran menengah-tinggi yang luas dan subur dengan kondisi iklim yang
mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian hortikultura,
terutama kentang yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumberdaya
lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" yang belum dapat dikembangkan dan
diolah secara lebih intensif oleh pemiliknya untuk menghasilkan komoditas yang
ekonomis tinggi.
Salah satu kendala serius yang saat ini dihadapi oleh pemilik lahan adalah
keterbatasan modal usaha dan tingginya harga sarana produksi pertanian. Khusus
dalam hal agribisnis kentang, ternyata harga bibit yang berkualitas tinggi sangat
tinggi ditinjau dari kemampuan petani.
Wilayah pedesaan memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan
kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang
sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan
di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian
tradisional.
Di sekitar wilayah Kabupaten .. terdapat potensi sangat besar,
terutama sebagai sumber informasi agro teknologi dan sumberdaya keahlian.
Perguruan tinggi yang mengembangkan bidang-bidang yang ada kaitannya dengan
pembangunan masyarakat desa merupakan peluang untuk dimanfaatkan dalam
program kemitraan yang melibatkan petani, buruh tani serta kelembagaan sosial
tradisional yang ada di wilayah pedesaan.
Potensi penanam kentang, di kabupaten .. sangat besar, dan kecil usaha
pertanian perkebunan tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten..
perkebunan kentang ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan
masyarakat pedesaan di sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat mempunyai peran yang sangat besar sebagai agent pembaharu dalam
lingkungan masyarakat pedesaan.
Memperhatikan potensi potensi yang ada di wilayah .. seperti yang disajikan di
atas, maka perlu dijalin kerjasama kemitraan antara Petani/buruh tani di

kabupaten.., dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi


komoditas kentang unggul yang sangat diperlukan oleh penduduk. Model kemitraan
seperti ini dapat dituangkan dalam kegiatan PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI
KENTANG .
II. TUJUAN
Tujuan utama dari kegiatan ini ialah mengembangkan model pembangunan
Kawasan Sentra Produksi yang didukung oleh KELOMPOK TANI sebagai
pengelola usaha agribisnia berbasis kentang di wilayah pedesaan ..
Secara lebih spesifik tujuan ini dapat dirinci sbb:
1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ikut serta memberdayakan
ekonomi rakyat melalui pengembangan Kawasan Sentra Produksi Kentang
yang dicirikan oleh tiga macam kegiatan usaha ekonomi rakyat, yaitu (1)
Industri pembibitan kentang G3 dan Genol, (2) usaha budidaya kentang (3)
Koperasi permodalan bergulir.
2. Meningkatkan pendapatan petani kecil/buruh tani dan masyarakat pedesaan
melalui kegiatan usaha agribisnis yang berbasis komoditas kentang rakyat.
3. Menciptakan lapangan usaha bagi warga masyarakat pedesaan , yaitu (1)
budidaya kentang secara intensif, (2) usahatani pembibitan kentang.
4. Menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang dapat diakses oleh
angkatan kerja pedesaan yang kehilangan pekerjaan akibat dampak krisis
ekonomi.
III. RUANG LINGKUP
1. Konsep Agribisnis
Sistem agribisnis merupakan kegiatan yang kompleks yang dimulai dari pengadaan
dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk produk yang dihasilkan
oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam
agribisnis terdapat subsistem yang terdiri dari : a) sistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian,
b) subsistem produksi pertanian atau usahatani, c) subsistem pengolahan hasil
hasil pertanian atau agroindustri dan d) subsistem pemasaran hasil hasil pertanian.
Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi
untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani dan memanfaatkan
sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknik
teknik bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk
dan pestisida. Disamping itu dalam kegiatan pra usahatani dalam agribisnis yaitu
pemilikan tenaga kerja, pemilikan sarana produksi yang tepat dan efisien. Untuk
mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khususnya yang menunjang
terlaksananya usahatani yang baik dan menjamin pemasaran hasil pertanian serta

pengolahan hasil pertanian diperlukan jasa dari pemerintah dan kelembagaan


seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta
jasa penyuluhan. Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas subsistem yang
terkait dalam agribisnis.
Pengembangan agribisnis haruslah diawali dengan perencanaan yang terdiri dari
perencanaan lokasi, komoditas, teknologi, pola usahatani beserta skala usahanya
untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Dalam pada itu dalam tingkat
pengolahan hasil, diperluas dan diperbaiki dari pengolahan sederhana sampai
dengan pengolahan lanjut yang laku di pasaran yang lebih luas. Dalam subsistem
pemasaranpun harus berubah yaitu dari pemasaran tradisional lokal, diperluas
sampai ke regional dan ekspor. Untuk maksud tersebut diperlukan ketrampilan
manajemen pemasaran, informasi pasar dan promosi.
Dalam kegiatan agribisnis haruslah banyak banyak menerima informasi pasar untuk
input maupun output. Agribisnis merubah dan meningkatkan usahatani yang
bersifat lokal, mikro menjadi usahatani yang lebih besar dan luas berskala usaha
yang lebih besar; dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga
membutuhkan modal yang besar dan ini akan bersaing dengan usaha lain.
Agribisnis yang masih dalam tahap awal dan perkembangan membutuhkan
dukungan dan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan serta kemitraan usaha.
Pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis bertujuan : 1) menarik dan
mendorong sektor pertanian, 2) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh,
efisien dan fleksibel; 3) menciptakan nilai tambah; 4) meningkatkan penerimaan
devisa; 5) menciptakan lapangan kerja dan 6) memperbaiki pembagian
pendapatan. Sedangkan wawasan agribisnis itu sendiri memperhatikan : a) aspek
lingkungan; b) permintaan; c) sumberdaya dan d) teknologi.
Lingkungan yang mendukung berupa iklim bisnis akan mendorong dan
mengambangkan agribisnis. Iklim bisnis berupa tersedianya kebutuhan kebutuhan
yang saling terkait satu sama lain, dan saling membutuhkan. Sehingga komponen
komponen didalamnya aktif bekerja secara fungsional. Disamping itu iklim bisnis
akan terjadi dengan adanya pengaruh dari luar yang secara langsung menyentuh
aktivitas produksi maupun pemasaran.
Permintaan pasar amat berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis.
Mekanisme pasar dan perubahan permintaan didalamnya akan mempengaruhi
volume kegiatan agribisnis. Adanya permintaan secara lokal maka agribisnis itu
relatif kecil dan apabila permintaan sudah meluas sampai regional, nasional dan
ekspor maka volume kegiatan agribisnis itu makin besar. Dengan demikian ada
korelasi antara besarnya kegiatan agribisnis dengan luasnya dan mekanisme
permintaan.
Tersedianya sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan
manusia, sebagai modal dasar dalam mengembangkan agribisnis. Kecukupan
akan sumberdaya, maka pengembangan agribisnis tergantung pada kemampuan

manusia untuk memanfaatkannya. Kemampuan itu diwujudkan dalam bentuk


teknologi yang diciptakannya.
2. Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) .
Secara garis besar tujuan KUBA dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) tujuan
intern KUBA dan 2) tujuan ekstern KUBA. Tujuan intern KUBA yaitu : a) memenuhi
kebutuhan para anggotanya; b) menyediakan kesempatan kerja; c) meningkatkan
pendapatan para anggotanya ; d) menghemat biaya pemasaran; e) media
pendidikan untuk para anggotanya; f) mengurangi kerugian para anggota (efisien);
g) mengembangkan cita cita para anggotanya; h) sebagai media pendidikan bagi
para anggotanya dibidang usaha; i) KUBA dapat menyebar luaskan hasil hasil
pembangunan dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan. Tujuan ekstern yaitu KUBA dapat memberi manfaat bagi
masyarakat sekitarnya, dan dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat
kecil menjadi tingkat perekonomian lebih atas.
Dari tujuan tersebut maka kegiatan KUBA hendaklah sejalan dengan pola
pembangunan pertanian pada umumnya. Dalam Tri Matra Pembangunan Pertanian
mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah terpadu yaitu keterpaduan antar sektoral,
subsektoral pusat dan daerah; dan antar badan usaha, petani KUBA dengan
Badan Usaha Swasta, petani KUBA dengan Badan Usaha Negara; (2) Komoditas
terpadu, yang didasarkan pada skala prioritas komoditas di sustau wilayah dengan
mempertimbangkan keterpaduan dengan penyediaan sarana produksi proses
produksi, penanganan pasca panen, pengolahan agroindustri pemasaran; (3)
Usaha terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan pada usahatani dalam satu
kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi skala
ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam rangka
mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha yang layak.

PETANI
plasma

PETANI

plasma

KELOMPOK
USAHA BERSAMA
AGRIBISNIS

plasma

PETANI

plasma

PETANI

PENGUSAHA

ASOSIASI

TENAGA
AHLI

AKADEMISI

BURUHTANI

PEMERINTAH
(LIPI, BPTP, BRLKT
KANDEP KOPERASI &PKM
KANDEP DEPAG
KANDEP PERINDAG
DIPERTA)

KUBA

KUBA

KUBA

KUBA

KELOMPOK
USAHA

PENDAMPING

PETANI / KELOMPOK TANI

Tenaga ahli mengadakan pembinaan kepada KUBA yang dalam hal ini para
pengurus dan anggotanya menurut bidang usaha masing-masing. Petani
maju/kontak tani sebagai kader pembangunan (pertanian) berfungsi sebagai
penyuluh dan pembina petani dan masyarakat sekitarnya.
Petani anggkota KUBA sebagai plasma yang menerima teknologi dari KUBA.
Perguruan Tinggi juga dapat mengadakan monitoring dan mengadakan evaluasi
keberhasilan Program dengan menggunakan ukuran ukuran tertentu.
3. Faktor yang mempengaruhi pembinaan KUBA
Membina KUBA berarti memberikan teknologi (IPTEK) baru yang diharapkan dapat
diterima dan diterapkan oleh para anggota dan pengurus KUBA . Beberapa faktor
yang mempengaruhi kecepatan proses penerimaan innovasi adalah : 1) sifat
innovasi, 2) saluran komunikasi yang digunakan, 3) keadaan masyarakat (KUBA)
yang akan menerima innovasi, 4) peran penyuluh, 5) jenis pengambilan keputusan.
Teknologi innovasi yang akan di innovasikan kepada KUBA hendaklah
mempertimbangkan persyaratan yaitu dari segi teknis, sosial dan ekonomi. Segi
teknis bahwa teknologi mudah dilaksanakan oleh penerima; segi sosial, tidak
bertentangan dengan kaidah kaidah atau norma masyarakat yang ada dan segi
ekonomi, memberi keuntungan.
Saluran komunikasi mempengaruhi cepat lambatnya teknologi itu sampai pada
obyek dengan metoda komunikasi yang tepat maka pesan itu dengan mudah
diterima. Metoda komunikasi yang tepat di daerah pedesaan adala face to face
atau kunjungan langsung ke obyeknya. Kondisi masyarakat di lokasi sentra
produksi kentang mempunyai karakteristik tersendiri sehingga diperlukan metoda
tertentu agar pesan (teknologi) itu mudah diterima. Dalam pada itu peranan
penyuluh -pendamping sangat mutlak. Dengan penyuluh /pendamping yang
berkualitas maka akan lebih mudah meyakinkan pesan yang diberikan kepada
obyeknya.
Penyuluh sebagai pendamping usahatani hendaklah memenuhi persyaratan : 1)
menguasai ilmu pengetahuan (IPTEK), 2) pandai bergaul menghormati norma
norma yang ada, 3) mempunyai tekad dan idealisme yang tinggi untuk
mensukseskan programnya. Penyuluh hendaknya dapat dengan cepat mampu
menganalisis situasi dan dapat membaca problema yang dihadapi oleh obyek dan
segera mengambil langkah langkah untuk mengatasinya.
Pengambilan keputusan untuk menerima teknologi baru dilakukan oleh klien
(petani) dengan cara individual atau berkelompok atau berdasarkan instruksi dari
pejabat yang berwenang; bahkan oleh pemimpin non formal. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan saluran mana yang lebih efektif agar teknologi itu dapat segera
diterima oleh klien (petani).

4. INSTANSI TERKAIT
1. Pemerintah aceh, Pemda kabupaten Aceh Tengah
a. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait di daerah.
b. Penetapan lokasi lahan (dapat lahan tidur atau lahan milik petani gurem calon
anggota KUBA, atau lahan milik ponpes)
c. Pengadaan sarana dan prasarana antara lain :
Jalan menuju lokasi; Transportasi; Saluran air; Dan lain lain
2. Kantor BRLKT Brantas
Pengadaan informasi mengenai Konservasi lahan Membantu Pemilihan lokasi
yang cocok dengan jenis tanaman Budidaya /pengelolaan usahatani kentang
rakyat Pembinaan teknis
3. Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA)
Mengkoordinasikan kelompok usaha bersama agribisnis ini Peserta
Mengkoordinasikan Pembinaan Kemitraan Pemantauan dan pengawasan.
4. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil & Menengah
Mengkoordinasikan perijinan pembentukan Kelompok usaha bersama agribisnis
(KUBA) Membina Manajerial Koperasi Agribisnis Pembinaan manajemen
kelompok
5. Akademisi (Tenaga Ahli)
a. Bantuan tenaga ahli sebagai pendamping/mitra usaha bagi KUBA
b. Bantuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan usaha
c.
Memfasilitasi forum komunikasi antar pihak (FORKA : Forum Komunikasi
Agribisnis) dalam pelaksanaan program
d. Membantu pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.
6. Pengusaha Swasta
a. Menampung hasil produksi petani kentang
b. Pengolahan hasil panen kentang
c. Membantu alih teknologi/manajemen
b. Ikut Membina para petani/pengusaha
c. Bantuan pengadaan bibit
d. Melakukan ekspor atau pemasaran dalam negeri.

PASAR
LOKAL

PASAR
EKSPOR

LEMBAGA FORKA
PEMDA

PEMERINTAH
(SUMBER INVESTASI)
Modal kerja

Bantuan teknis
Bantuan bibit
Alih teknologi/
manajemen
Pemasaran

Pembentukan
KOPERASI
Pembinaan
Modal
Rekruitmen petani

PETANI
BIBIT

KUBA

Modal
Saprodi/Alsin
Pengemas

PETANI
PRODUKSI

SAPRODI/
ALSINTAN

PEMDA

PETANI

DIPERTA
DEPERINDAG

DEPKOP &PKM

KUBA
PONPES

SUASTA

PASAR
LOKAL
EKSPOR

BIBIT

PETANI
PETANI
PRODUKSI

3.5. Strategi Pelaksanaan Kegiatan


Pokok-pokok kegiatan meliputi :
1.
a.
b.
c.

Tahap persiapan.
Inventarisasi, identifikasi dan registrasi sumberdaya di lokasi terpilih
Pembentukan forum komunikasi
Persiapan administrasi

2. Tahap Perencanaan:
a. Pemilihan Lokasi: Desa-desa lokasi; Rumah Tangga Petani (RTP), risalah
lapangan dengan pemetaan sederhana
b. Penyusunan rencana Kegiatan (Konsep Agribisnis Rakyat dengan Komoditas
Unggulan Kentang)

10

c. Penyusunan Pedoman bagi pelaksanaan operasional di lapangan (Konsep


mengenai Unit Usaha Otonom Agribisnis kentang, KUBA dan Pendampingan)
d. Penyiapan prakondisi: Penyuluhan dan penerangan masyarakat.
3. Tahap pelaksanaan
a. Sosialisasi (Konsep penanaman kentang dan budiddaya sebagai media
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pedesaan)
b. Sosialisasi (Konsep penanaman dan budidaya kentang sebagai Lembaga
Keuangan Bagi Kelompok Usaha Bersama Agribisnis Kentang)
c. Konsep Pelatihan manajemen Agribisnis Komoditas Kentang oleh tenaga ahli
d. Penyiapan lapangan: Lahan, SDM, dan kelembagaan penunjang
e. Penyiapan/pengadaan material dan peralatan; bibit tanaman kentang
f. Penanaman tanaman (sesuai dengan rancangan)
g. Pemeliharaan komoditi tanaman kentang
h Pengelolaan hasil panen: Sistem bagi hasil dan alih kelola.
4. Tahap pengawasan dan pengendalian
a. Tenaga Ahli
b. Pendampingan dalam kerangka upaya pemberdayaan (Konsep Tenaga
Pendamping KUBA kentang)
c. Pelaporan.
d. Perguliran.

11

3.6. LOKASI
Lokasi kegiatan pengembangan perkebunan rakyat ini adalah di wilayah
Kabupaten Aceh Tengah sbb:
No.

Kecamatan

Desa
pusat
Lokasi

Luas

G. Bromo

Duwet

10 ha

Junlah
Rumah
Tangga
(RTP)
50

1.

Tumpang

2.

Ngajum

G. Kawi

Wonosari

10 ha

50

3.

Bumiaji

G. Arjuno

Tulungrejo

10 ha

50

Jumlah

30 ha

Komoditas
Unggulan

Kentang G3
dan Genol
Kentang G3
dan Genol
Kentang G3
dan Genol

150

3.7. KOMODITAS
Komoditas unggulan dalam sistem Agribisnis Kentang rakyat yang akan dikembangkan adalah:
(1). Komoditas Utama: tanaman kentang
(2). Komoditas Penunjang Sayuran: Bawang daun, selederi, Wortel, kubis bunga.
(3). Komoditas Penunjang palawija: Jagung, Kacang hijau.

3.8. Rancang-bangun Unit KSP Kentang G3 dan Genol


Unit KSP inti seluas 50 ha yang pengelolaannya dikoordinasikan oleh KUBA
dirancang dengan satu jenis komoditas unggulan kentang; didukung oleh tanaman
penunjang (aneka sayuran) dan jagung, tanaman pagar kayu-kayuan atau hijauan.
Pemilihan komoditi ini semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian
lahan, aspirasi masyarakat dan prospek pasarnya.
IV. METODE IMPLEMENTASI, POLA USAHA DAN PEMBINAAN
4.1. STRATEGI IMPLEMENTASI
Kegiatan padat karya agribisnis ini dilakukan dengan menggunakan pola Kemitraan
pada Lahan lahan petani. Abstraksi pola ini adalah sbb:

12

PENGEMBANGAN KSP Kentang


POLA KEMITRAAN PETANI

POLA KEMITRAAN LAHAN PONPES

Wilayah Kecamatan
( Satu Pewakil)

Wilayah Kecamatan
(Satu Pewakil)
KUBA

Pola Kemitraan KUBA:


0. Luas Lahan: 5 HA
1. Ketua
2. Pendamping teknis: Mahasiswa
3. Koordinator Lapangan:
PPL yang dipilih
4. Buruh tani/buruh buruh lain
dengan upah harian UMR
dibantu petani
5. Pedagang palawija sbg MITRA
KERJA
6. Konsultan: Pamong desa, tokoh
masyarakat, Instansi teknis

Pola Kemitraan KUBA :


0. Luas lahan: 5 ha
1. Ketua
2. Pendamping teknis: tenaga ahli
3. Koordinator lapangan

POKJA Pengendali dan Pemantauan


Pola Kemitraan

Pusat Informasi dan Penyuluhan


Pertanian, provinsi aceh

4. Anggota KUBA: masyarakat


(lahan 0.25 -0.5 ha) sebanyak
10-20 orang
5. Tenagakerja tambahan: buruh tani
buruh lain dengan UMR dibantu
personil Santri
6. Pedagang palawija/koperasi sbg
mitra pemasaran
7. Pamong desa,tokoh masyarakat
dan instansi teknis sbg konsultan

Tahapan kegiatan: Program kegiatan ini dilakukan dengan serangkaiatan kegiatan


yang dilakukan selama tiga tahun dan dikelompokkan menjadi 3 langkah, yakni:
Langkah I:
(a). Survei identifikasi tentang kendala dan pemetaan sumberdaya lahan di lokasi .
(b). Melakukan analisis kebutuhan informasi, material dan instrumental penunjang
kegiatan agribisnis Komoditas Kentang.
Langkah II:Perekayasaan kelembagaan dan manajerial KUBA ; 2) Orientasi KUBA
Langkah III:
(1). Implementasi penanaman dan perawatan tanaman .
(2). Pengendalian, pemantauan dan evaluasi

13

TAHAPAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PENENAMAN KENTANG


PERSIAPAN DATABASE:

1 minggu

1. Pemetaan Calon lokasi


2. Identifikasi
3.. Audiensi dengan pamong dan masyarakat
4. Pendaftaran /sensus
5. Pembentukan calon organisasi/kelembaga
an KUBA

LANGKAH I
PERSIAPAN OPERASIONAL:

1 minggu

1 minggu

1. ORIENTASI manajerial: KUBA


2. Persiapan Manajemen: Administrasi dan Keuangan
3. Persiapan lapangan/LAHAN USAHA:
Rencana alokasi pertanaman
4. Pemantauan/peninjauan lapangan

PENYUSUNAN RENCANA KERJA USAHA


AGRIBISNIS KOMODITAS KENTANG
INTI dan PLASMA

KUBA

LANGKAH II

1 MINGGU

LANGKAH III

Operasional I :
1. ORIENTASI teknis budidaya
2. Pengadaan material/instrumental
3. Persiapan lahan
4. Penanaman bibit tanaman
5. Pengawasan melekat oleh KUBA

Operasional II:
1. Perawatan dan pemeliharaan tanaman
2. Pengendalian dan pemantauan
3. PERGULIRAN

14

4.2. Pola Usaha


Agar pelaksanaan program kemitraan sesuai dengan kebutuhan maka dilakukan
dalam beberapa tahap sebagai berikut :
Tahap I : (satu periode musim tanam)
Tiap lima hektar lahan dikelola oleh satu KUBA (Kelompok Usaha bersama
Agribisnis) dipimpin oleh seorang KONTAK TANI / SANTRI senior sebagai
penanggung jawab, didampingi oleh SARJANA BARU / mahasiswa sebagai
pendamping teknis, kegiatan lapangan dikoordinir oleh seorang petani maju/kontak
tani dan didukung oleh tenagakerja sekitar 1750 - 2000 HOK (hari orang
kerja).Dilakukan bimbingan dan penyuluhan serta praktek oleh tenaga mahasiswa
pertanian bekerjasama dengan PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Daerah. Setiap minggu dilakukan diskusi membahas pelaksanaan kerja mingguan
Dilakukan evaluasi 2 kali (pertengahan dan terakhir musim) Selanjutnya masuk
tahap II.
Tahap II (musim tanam ke dua).
Identik dengan Tahap I.
Diskusi kelompok untuk membahas hasil hasil pelaksanaan kerja mingguan
Evaluasi 2 kali (pertengahan dan akhir musim tanam) Diskusi antar kelompok
Selanjutnya masuk tahap ke III, perguliran antar anggota KUBA.
Tahap III (satu periode musim tanam)
Identik dengna Tahap I
Bimbingan dan penyuluhan serta praktek tenaga ahli Tiap minggu diskusi
kelompok, Diskusi antar kelompok
Selanjutnya peserta dilepas dan dianggap sudah dapat melaksnakan dengan baik,
sebagai pengusaha, penyuluh, petani dan tenaga pengolah.
Monitoring dan konsultasi secara berkala akan dilakukan oleh tenaga dari PETANI
dan perguruan tinggi, tenaga penyuluh dari Instansi teknis, Departemen Koperasi
dan PKM, Deperindag.

15

4.3 Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan yang telah dilakukan selama
pembinaan, maka dilakukan 1) monitoring dan 2) evaluasi.
Monitoring adalah mengamati perkembangan dan kemajuan dari jauh melalui
laporan aktivitas secara frekuentif dengan mencatat setiap kegiatan dan hasil hasil
yang telah dicapai serta permasalahan yang terjadi.
Untuk mengetahui hasil dan monitoring dilakukan pencatatan harian (recording)
harian dengan mengisi tabel berikut :
Tabel monitoring kegiatan Tahun 2010
No. Tanggal
1. .......
2. .......
3. .......
4. .......
dst.

Jenis Kegiatan
................
................
................
................

Keterangan: Hasil & Masalah


..............................
..............................
.............................
.............................

Recording ini diisi oleh koordinator KUBA setiap hari/mingguan yang kemudian
secara frekuentif dilaporkan ke koordinator yang kemudian diteruskan ke
Penanggung jawab KUBA.
Dari hasil pengumpulan data, informasi dari monitoring kemudian dianalisis
selanjutnya dievaluasi, kemudian diadakan peninjauan lapangan untuk mengetahui
keadaan sebenarnya. Tinjauan lapangan dilaksanakan secara periodik sesuai
dengan kebutuhan, diupayakan lebih sering ke lapangan.

inform

Koordinator
Anggota
KELOMPOK

inform

kunjungan lapangan
PETANI

Penanggungjawab

16

VII. PENUTUP
Program kegiatan kemitraan ini mempunyai prospek yang sangat bagus dalam

menyediakan kesempatan kerja bagi warga pedesaan, menjadi sumber


pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar, menumbuhkan pengusaha
pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan produksi pangan.
Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan pada
tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil panen tahap
pertama, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai