Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA ANAK

Disusun guna memenuhi mata kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris SD/MI

Dosen Pengampu :

Roni Muslikah., M.Pd.I

Disusun oleh:
Mentari Tiara Larasati (2022030010)
Masna Nikmaturrohmah (2022030019)

Kelas PGMI A Semester 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN WONOSOBO

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul Prinsip Pembelajaran
Bahasa Inggris. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Baginda nabi agung
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak diyaumulqiyamah aminn.

Dalam pembuatan makalah ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran bahasa Inggris dan kami berharap isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak kekurangan dan
kesalahan Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT semata.

Wonosobo 3 Mei 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3


BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan masalah........................................................................................... 5
C. Tujuan masalah ............................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .....................................................................................................6
A. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggis Pada Anak ........................ 6
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak ....................................10
BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran bahasa Inggris untuk anak di Indonesia memiliki tantangan
tersendiri dibandingkan dengan mengajarkan bahasa Inggris di negara lain, Malaysia
atau Singapura misalnya. Berikut adalah tiga hal yang menggambarkan konteks
pembelajaran bahasa Inggris untuk anak di Indonesia yang sekaligus merupakan
tantangan yang harus di hadapi oleh para guru di kelas.

Pertama, kurangnya penggunaan bahasa Inggris dalam real-life situation.


Bahasa Inggris di Indonesia adalah sebagai bahasa asing dimana penggunaannya sangat
terbatas. Bahasa Inggris hanya dipelajari di kelas sedangkan ketika di luar kelas, siswa
sudah tidak lagi dapat menggunakan bahasa Inggris secara alami. Sangatlah langka kita
menemukan anak Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris ketika dia bermain
dengan temannya, atau pun ketika naik kendaraan umum. Hal ini berbeda dengan siswa
yang belajar bahas Inggris sebagai bahasa kedua dimana siswa masih dapat melihat dan
mendengar orang lain menggunakan bahasa Inggris dalam. kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh anak Indonesia yang belajar bahasa Inggris di Australia akan melihat
dan menggunakan bahasa Inggris ketika naik kendaraan umum, berbelanja atau pun
ketika bermain dengan anak sebayanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Paul (2007)
yang mengatakan bahwa anak yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa Asing akan
sulit memahami pentingnya belajar bahasa Inggris sedangkan anak yang belajar bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua akan memiliki kesempatan yang banyak untuk
menggunakan bahasa Inggris secara alami.

Kedua, adanya perbedaan sistem penulisan antara bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Anak-anak di Indonesia mungkin mengenal alfabet yang juga. digunakan
dalam sistem penulisan bahasa. Inggris namun cara pengucapan dan cara penulisan
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangatlah berbeda. Misalnya: kata 'cat' dalam
bahasa Inggris dibaca /ket/ yang berarti hewan kucing sedangkan di Indonesia dibaca
sesuai dengan huruf yang tertulis yaitu cat yang berarti cairan berwarna untuk melapisi
tembok, kayu atau objek lain. Perbedaan sistem penulisan ini merupakan salah satu
tantangan bagi pengajar bahasa Inggris untuk anak d Indonesia.

Ketiga, adanya kesalahan asumsi bahwa anak-anak belajar bahasa Inggris, sama
dengan orang dewasa. Anak-an memiliki karakteristik tersendiri A dibandingkan
dengan orang dewasa, hal in memiliki pengaruh dengan cara mereka belajar bahasa
asing. Banyak pengajar dengan dikenalkan kosakata bahasa Inggris yang langsung
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Contoh lain misalnya, anak-anak biasanya
yang sudah berada di kelas 4-6 akan diajari bagaimana 'rumus' tenses dan cara
penerapannya dalam bahasa yang mereka pelajari. Cara pengajaran. seperti ini dapat
membuat anak-anak merasa cepat bosan bahkan merasa jenuh. karena merasa bahwa
bahasa Inggris itu sulit.

B. Rumusan masalah
1. Apa prinsip - prinsip pembelajaran bahasa inggis pada anak ?
2. Apa tujuan pembelajaran bahasa inggris pada anak ?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui prinsip - prinsip pembelajaran bahasa inggis pada anak
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan pembelajaran bahasa inggris pada anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggis Pada Anak


Ada sejumlah prinsip pembelajaran bahasa yang dapat dijadikan rujukan
teoretis dalam mengembangkan kurikulum, bahan ajar, strategi belajar- mengajar, dan
mengelola kelas bahasa di SD (Alwasilah, 2000: 92). Prinsip-prin- sip tersebut
mengandung muatan communicative approach (pendekatan komunikatif) dan nuansa
meaningfulness (kebermaknaan). Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Yang nyata yang bermakna. Menurut Piaget (1955), kognitif anak-anak SD berada
pada tahap operasional kong- krit di mana mereka belajar melalui pengalaman
langsung atau learning by doing dengan memanfaatkan objek selingkung. Dalam
pembelajaran ba- hasa Inggris, anak-anak SD seyogya- nya diaktifkan secara fisik,
dan bahasa Inggris hanyalah bagian dari aktivitas ini. Dengan kata lain, akti- vitas
ini dibermaknakan melalui bahasa Inggris.
2. Ramai-ramai main bahasa. Vygostky (1981) menggagas bahwa anak-anak belajar
melalui interaksi dalam kon- teks sosial, dalam kelompoknya. Da- lam setiap
kelompok selalu ada anggota yang lebih unggul dari ang- gota lainnya. Anggota
unggul ini di berdayakan sebagai fasilitator dengan menarik anggota lainnya agar
me- langkah maju, jauh menyeberangi batas teritorial kognitifnya. Anggota unggul
ini adalah sebaya, dewasa, bahkan sang guru sendiri.
3. Yang sedang-sedang saja. Sejalan dengan prinsip di atas, Krashen (1983)
mengajukan konsep comprehensive input, yaitu input atau materi ajar bahasa
Inggris yang hinggap pada anak-anak SD dan terpahami. Bagai- mana bisa
terpahami? Karena materi langsung merupakan bagian tak ter- pisahkan dari
interaksi yang sedang mereka libati. Krashen juga mengaju- kan konsep i + 1,
bahwasanya kua- litas materi ajar yang diberikan se- yogyanya 'melangkah maju,
atau setingkat lebih tinggi dari akumulasi pemahaman yang ada.
4. Salah itu indah. Kemampuan berbahasa seperti dirujuk di atas, me- nurut Lindfors
(1987) diperoleh karena si pembelajar secara aktif mene- bak-nebak dan menguji
coba bahasa. Dengan kata lain, ada kreativitas kognitif dengan cara mengotak atik
aturan-aturan bahasa yang sedang di- pelajari. Implikasi dari prinsip ini adalah
bahwasanya belajar bahasa meniscayakan adanya kesempatan jembar untuk
bereksperimen dengan bahasa. Dengan demikian, kesalahan berbahasa mesti
diyakini sebagai alami, manusiawi, dan tak terelakkan. Belajar bahasa tidak sekedar
pem- bentukan kebiasaan, melainkan juga nawaitu, kenekadan, uji coba dan rancage
(kreativitas).
5. Adu tawar kata dan makna. Pemerolehan bahasa terjadi karena adanya interaksi
sosial, yaitu pemakaian ba- hasa dalam komunikasi yang otentik. Para pelibat
komunikasi beradu tawar pesan komunikasi. Makna yang di- pahami sebenarnya
dibangun ber- sama, bukan sepihak (Ellis: 1986); Krashen (1983). Hal ini
mengisyaratkan bahwa pembelajar bahasa itu mesti berbicara satu sama lain dalam
komunitas kecil untuk berbagi input. Tidaklah mungkin seseorang dapat belajar
bahasa dengan mengisolasi diri, menjauhi pembelajar lain.

Melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar pada prinsipnya berbeda


dengan pembelajaran pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Pendidikan
dasar merupakan fondasi dalam membangun karakter anak didik sebelum dirinya
melanjutkan pendulikan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu mata pelajaran yang
ada di kurikulum SD tahun 2006, bahasa Inggris sebenarnya memainkan peran yang
cukup penting dalam membangun karakter terutama terhadap pemahaman budaya-
budaya pada bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa Inggris. Namun di dalam
kurikulum 2013, peran pengajaran bahasa Inggris diamputasi dengan
menghilangkannya dalam mata pelajaran wapb, muatan lokal, dan ekstrakurikuler.

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dicermati kembali kedudukan bahasa


Inggris mengingat penerapaan bahasa Inggris hendaknya berpatokan kepada
prinsip-prinsip pengajaran bahasa Inggris itu sendiri. Brown (2007) mengatakan
terdapat dua belas prinsip pengajaran bahasa yang meliputi, yaitu: Kognitif: (1)
otomatisasi, (2) pernbelajaran bermakna, (3) antisipasi penghargaan, (4) motivasi
intrinsic, (5) investasi strategis, Afektif, (6) ego bahasa, (7) percaya diri, (8)
pengambilan resikus, (9) hubungan hahasa dan budaya, dan Linguistik (10)
pengaruh bahasa ibu, (11) antar bahasa, dan (12) kompetensi komunikatif.

Prinsip-prinsip di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kognitif
Otomatisasi berkaitan dengan bagaimana anak memperoleh bahasa secara
alamiah dan di bawah ambang sadarnya. Pada saat anak memperoleh bahasa
pertamanya, anak akan dapat memperoleh bahasa yang berasal dari lingkungan
sekitarnya baik berasal dari lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat tanpa disadarinya kalau ia sedang memperoleh bahasa. Memasuki
fase pembelajaran bahasa anak sudah secara sadar memperoleh bahasa dengan
cara mempelajari huruf dan fonem pada bahasa kedua yang dipelajarinya. Oleh
karena itu, seorang anak sebagai pembelajar bahasa pemula perlu dikenalkan
dengan system tata bahasa yang sederhana (fonologi, morfologi, wacana)
sehingga anak akan dapat secara otomatis berbicara bahasa kedua.
2. Pembelajaran bermakna
Terkait dengan apakah siswa memiliki pengerahuan awal terhadap apa yang
akan dipelajarinya. Pengetahuan awal (skemata) menjadi hal yang penting
karena dengan mengetahui sebagian atau keseluruhan dari matari yang akan
dipelajarinya tentu mereka akan arusias untuk belajar sehingga tujuan akhir dari
pembelajaran ini menjadi bermakna.
3. Antisipasi penghargaan
Berkaitan dengan adanya pemberian penghargaan (reward) kepada siswa.
Pemberian penghargaan ini akan membantu guru dalam mengefektifkan
pembelajaran karena biasanya apabila siswa diheri penghargaan dia akan
menjadi termotivasi dan sernangat dalam belajar bahasa Inggris. Pemberian
penghargaan ini sebaiknya dilakukan oleh guru dengan cara berganti- ganti
strategi. Misalnya hari Senin memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi,
hari selasa memberi permen atau makanan ringan sebagai penghargaan, hari
rabu memberikan bintang dari kertas bagi siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi dan seterusnya.
4. Motivasi instrinsik
Terkait dengan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan berbagai
aktivitas belajar dengan baik dan tepat. Motivasi instrinsuk akan timbul dari
dalam diri siswa apabila guru selalu menyadarkan kepada siswa akan
pentingnya belajar bahasa Inggris. Dengan berusaha memberikan motivasi ini
siswa akan lambat laun akan sadar akan pentingnya bahasa Inggris sehingga
siswa akan termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris.
5. Investasi strategis
Terkait dengan bagaimana siswa dapat mengalokasikan waktu, tenaga, dan
usaha dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain itu, agar siswa sukses dalam
belajar bahasa Inggris memerlukan berbagai kesiapan diantaranya buku yang
digunakan, guru yang mengajar, dan metode yang digunakan oleh guru. Apabila
aspek tersebut yaitu kesiapan waktu, tenaga, usaha serta buku, guru, dan metode
mengajar dapat disinergikan dalam diri siswa, maka siswa akan dapat
menguasai bahasa Inggris sesuai dengan yang diharapkan.
6. Ego bahasa
Terkait dengan identitas yang dimiliki oleh siswa terhadap bahasa kedua
yang dipelajarinya. Misalnya ketika siswa belajar bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua, mereka akan mengalami krisis identitas karena mereka sedang
mengembangkan identitas kedua. Brown (2001:62) mengbahwa karena adanya
kerapuhan pada diri siswa seharusnya memperlakukan mereka dengan penuh
kelembutan dan sikap yang bijak.
7. Percaya diri
Terkait dengan kepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa sebagai modal
dalam mempelajari berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa
Inggris. Siswa yang memiliki kepercayaan yang tinggi ketika belajar bahasa
Inggris penguasaan terhadap kosakata akan cenderung meningkat seiring
dengan seringnya ia berbicara atau berinteraksi menggunakan bahasa Inggris.
Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri, akan menyulitkan
dirinya dalam berbicara bahasa Inggris.
8. Pengambilan resiko
Terkait dengan keberanian siswa dalam menggunakan bahasa Inggris tanpa
rasa takut untuk salah dalam menggunakan bahasa Inggris tersebut.
Pengambilan resiko bagi seseorang yang belajar bahasa Inggris terutama
keberaniannya untuk menggunakan bahasa target akan menjadikan dirinya
percaya diri dan pada akhirnya ia akan menguasai bahasa Inggris tersebut.
9. Hubungan bahasa dan budaya
Terkait dengan siswa yang akan menguasai bahasa Inggris perlu memahami
hubungan bahasa dan budaya bahasa yang dipelajarinya. Bahasa merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan budaya, bahasa ada karena adanya
budaya. Semakin siswa menigenal budaya suatu Negara maka semakin mampu
dia mempelajari dan menguasai bahasa yang dipelajarinya.
10. Pengaruh bahasa ibu
Terkait dengan penguasaan bahasa ibu berperan penting dalam penguasaan
bahasa lainnya. Seorang siswa yang akan mempelajari bahasa Inggris terlebih
dahulu dia harus menguasai berbagai kosakata yang ada pada bahasa Ibunya.
Menurut Haugen dalam Chaer (2004:86) tahu akan dua bahasa atau lebih berarti
bilingual" Selanjutnya dikatakan mempelajari bahasa kedua apalagi bahasa
asing, tidak dengan sendirinya akan memberi pengaruh terhadap bahasa aslinya.
11. Antar bahasa
Terkait dengan penekanan adanya pengaruh bentuk-bentuk bahasa terhadap
bahasa yang lain. Pola struktur bahasa yang satu dengan yang lain seringkali
berbeda. Perbedaan ini membawa implikasi pada saat diterjemahkan dari bahasa
target ke dalam bahasa sasarana. Terjemahan yang salah akan membawa
perubahan makna pada bahasa yang diterjemahkan sehingga mengakibatkan
terjadinya interferensi pada bahasa yang diterjemahkan. Interferensi adalah
kesalahan yang paling sering muncul pada siswa yang mempelajari bahasa
kedua.
12. Kompetensi komunikatif
Terkait dengan bagaimana siswa mampu berkomunikasi sesuai dengan
kaidah atau aturan yang telah dia kuasai. Seseorang yang telah memiliki
kompetensi akan mampu berbicara sesuai dengan situasi dan kondisi dimana dia
berbicara.
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak
Tujuan pembelajaran merupakan langkah pertama yang harus didahulukan
dengan unsur lainnya. Tujuan pembelajaran dapat dipahami sebagai harapan atau
perubahan yang dapat diukur yang terjadi sebagai akibat pembelajaran. Cameron
(2001:28) mengatakan tujuan adalah sasaran atau pembelajaran yang diperuntukkan
peserta didik tertentu dalam mengerjakan tugas tertentu, yang telah disusun secara
umum dalam suatu silabus atau buku teks.

Selanjutnya Pinter (2006:38) mengatakan bahwa maksud dan tujuan program


pembelajaran bahasa Inggris di SD adalah: (1) merigembangkan kemampuan
komunikasi dasar dalam bahasa Inggris, (2) mendorong kesenangan dan motivasi,
(3) mempromosikan belajar mengenai budaya budaya lain, (4) mengembangkan
keterampilan kognitif anak, (5) mengembangkan kesadaran metalinguistic anak, dan
(6) mendorong pengetahuan pelajaran untuk belajar. Bila merujuk pada pendapat di
atas, pembelajaran bahasa Inggris pada prinsipnya melatih siswa dalam
mengembangkan berbagai keterampilan yang adapada dirinya baik keterampilan
berkomunikasi, mengenal berbagai budaya, dan mendorong anak untuk ingin tahu
terhadap hal-hal baru.

Teori teori second language acquisition terbaru menyebutkan bahwa semakin


dini anak belajar bahasa asing, semakin cepat mereka menguasainya karena alasan
kemampuan short and long term memory yang lebih baik. disebutkan pula tekanan
psikologis yang lebih sedikit dan faktor interaksi yang intens sangat disarankan
untuk membantu anak – anak belajar bahasa asing. Di satu sisi, pembelajaran bahasa
Inggris pada anak usia dini sangat menggembirakan, tetapi di sisi lain ada muncul
juga kekhawatiran karena masih terdapat banyak kekurangan dalam hal metode dan
materi yang sesuai. Keberhasilan proses pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia
dini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

a. Guru yang berkualitas, guru yang dapat menghidupkan proses kegiatan


beajar mengajar.
b. Sumber dan fasilitas pembelajaran yang memadai dan memenuhi syarat.
c. Kurikulum yang baik, sederhana, dan menarik. Selain itu metode
pembelajaran juga hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran
bahasa Inggris.

Tujuan metode pembelajaran hendaknya sejalan dengan tujuan pengenalan


bahasa pada umumnya. Tujuan tersebut ialah supaya anak dapat memahami cara
berbahasa yang baik dan benar, berani mengungkapkan ide atau pendapatnya dan
dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris
banyak metode yang bisa digunakan, diantarnya:
a. Stoty telling (bercerita)
b. Role Play (bermain peran)
c. Art and Crafts (seni dan kerajinan tangan)
d. Games (permainan)
e. Show and Tell
f. Music and Movement (gerak dan lagu) di mana termasuk di dalamnya
nyanyian dan sebagainya.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembejaran bahasa Inggris
untuk anak usia dini adalah dengan metode gerak dan lagu. Menurut Hidayat lagu
yang baik untuk anak uasia dini adalah lagu yang memperhatikan beberepa hal
sebagai berikut: kalimatnya pendek, mudah dihafal oleh anak – anak, ada misi
pendidikan, sesuai karakteristik anak – anak, dan nada yang dipakai mudah dikuasai
anak. Selain itu, pembelajaran bahasa Inggris sebaiknya dilakukan dengan tujuan
pengenalan bahasa pada umumnya. Tujuan tersebut ialah supaya anak dapat
memahami cara berbahasa.

Menurut Ela, gerak dan lagu mempunyai peranan penting dalam proses tumbuh
kembang anak. Musik mampu memberikan keseimbangan hidup bagi anak, manusia
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan hatinya serta dapat mengendalikan
aspek emosionalnya. Adapun nyanyian adalah bagian dari musik. Nyanyian
berfungsi sebagai alat untuk mencerahkan pikiran dan perasaan untuk
berkomunikasi. Melalui metode bernyanyi diharapkan mampu menarik minat anak
untuk melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan senang dan tanpa
beban. Dengan membuat anak menyukai metode pembelajaran yang digunakan,
diharapkan proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga anak tidak merasa
jenuh, bosan, dan sulit untuk menguasai materi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada sejumlah prinsip pembelajaran bahasa yang dapat dijadikan rujukan
teoretis dalam mengembangkan kurikulum, bahan ajar, strategi belajar-
mengajar, dan mengelola kelas bahasa di SD (Alwasilah, 2000: 92). Prinsip-
prin- sip tersebut mengandung muatan communicative approach (pendekatan
komunikatif) dan nuansa meaningfulness (kebermaknaan). Prinsip-prinsip
tersebut adalah: yang nyata yang bermakna, ramai-ramai main bahasa, yang
sedang-sedang saja, salah itu indah, adu tawar kata dan makna.

Brown (2007) mengatakan terdapat dua belas prinsip pengajaran bahasa


yang meliputi, yaitu: Kognitif: (1) otomatisasi, (2) pernbelajaran bermakna, (3)
antisipasi penghargaan, (4) motivasi intrinsic, (5) investasi strategis, Afektif, (6)
ego bahasa, (7) percaya diri, (8) pengambilan resikus, (9) hubungan hahasa dan
budaya, dan Linguistik (10) pengaruh bahasa ibu, (11) antar bahasa, dan (12)
kompetensi komunikatif.

Selanjutnya Pinter (2006:38) mengatakan bahwa maksud dan tujuan


program pembelajaran bahasa Inggris di SD adalah: (1) merigembangkan
kemampuan komunikasi dasar dalam bahasa Inggris, (2) mendorong
kesenangan dan motivasi, (3) mempromosikan belajar mengenai budaya budaya
lain, (4) mengembangkan keterampilan kognitif anak, (5) mengembangkan
kesadaran metalinguistic anak, dan (6) mendorong pengetahuan pelajaran untuk
belajar. Bila merujuk pada pendapat di atas, pembelajaran bahasa Inggris pada
prinsipnya melatih siswa dalam mengembangkan berbagai keterampilan yang
adapada dirinya baik keterampilan berkomunikasi, mengenal berbagai budaya,
dan mendorong anak untuk ingin tahu terhadap hal-hal baru.
DAFTAR PUSTAKA
Besral , B. (2016). Pembelajaran Bahasa inggris Untuk Anak. Ta’bib, 13(2), 12.

Ela N, Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Gerak dan Lagu.
UPI Bandung, Skripsi.

Inawati, I. (2018). PRINSIP DAN TEKNIK PENGAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK


ANAK USIA PRA- SEKOLAH. Jurnal Pendidikan aAnak Usia Dini, II(1), 11-12.

Miranti, dkk. Penggunaan Media Lagu Anak – anak dalam Mengembangkan Kemampuan
Kosakata Bahasa Inggris Siswa PAUD. Faktor Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. II (2) Juli, 2015

Rafli, D., Emzir, Koenmariati, E., & Darmahusni. (2014). Proseding Seminar Bahasa
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Universitas Negeri jakarta.

Anda mungkin juga menyukai