Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak
Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak
Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Mentari Tiara Larasati (2022030010)
Masna Nikmaturrohmah (2022030019)
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul Prinsip Pembelajaran
Bahasa Inggris. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Baginda nabi agung
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak diyaumulqiyamah aminn.
Dalam pembuatan makalah ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran bahasa Inggris dan kami berharap isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak kekurangan dan
kesalahan Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT semata.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kedua, adanya perbedaan sistem penulisan antara bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Anak-anak di Indonesia mungkin mengenal alfabet yang juga. digunakan
dalam sistem penulisan bahasa. Inggris namun cara pengucapan dan cara penulisan
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangatlah berbeda. Misalnya: kata 'cat' dalam
bahasa Inggris dibaca /ket/ yang berarti hewan kucing sedangkan di Indonesia dibaca
sesuai dengan huruf yang tertulis yaitu cat yang berarti cairan berwarna untuk melapisi
tembok, kayu atau objek lain. Perbedaan sistem penulisan ini merupakan salah satu
tantangan bagi pengajar bahasa Inggris untuk anak d Indonesia.
Ketiga, adanya kesalahan asumsi bahwa anak-anak belajar bahasa Inggris, sama
dengan orang dewasa. Anak-an memiliki karakteristik tersendiri A dibandingkan
dengan orang dewasa, hal in memiliki pengaruh dengan cara mereka belajar bahasa
asing. Banyak pengajar dengan dikenalkan kosakata bahasa Inggris yang langsung
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Contoh lain misalnya, anak-anak biasanya
yang sudah berada di kelas 4-6 akan diajari bagaimana 'rumus' tenses dan cara
penerapannya dalam bahasa yang mereka pelajari. Cara pengajaran. seperti ini dapat
membuat anak-anak merasa cepat bosan bahkan merasa jenuh. karena merasa bahwa
bahasa Inggris itu sulit.
B. Rumusan masalah
1. Apa prinsip - prinsip pembelajaran bahasa inggis pada anak ?
2. Apa tujuan pembelajaran bahasa inggris pada anak ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui prinsip - prinsip pembelajaran bahasa inggis pada anak
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan pembelajaran bahasa inggris pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kognitif
Otomatisasi berkaitan dengan bagaimana anak memperoleh bahasa secara
alamiah dan di bawah ambang sadarnya. Pada saat anak memperoleh bahasa
pertamanya, anak akan dapat memperoleh bahasa yang berasal dari lingkungan
sekitarnya baik berasal dari lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat tanpa disadarinya kalau ia sedang memperoleh bahasa. Memasuki
fase pembelajaran bahasa anak sudah secara sadar memperoleh bahasa dengan
cara mempelajari huruf dan fonem pada bahasa kedua yang dipelajarinya. Oleh
karena itu, seorang anak sebagai pembelajar bahasa pemula perlu dikenalkan
dengan system tata bahasa yang sederhana (fonologi, morfologi, wacana)
sehingga anak akan dapat secara otomatis berbicara bahasa kedua.
2. Pembelajaran bermakna
Terkait dengan apakah siswa memiliki pengerahuan awal terhadap apa yang
akan dipelajarinya. Pengetahuan awal (skemata) menjadi hal yang penting
karena dengan mengetahui sebagian atau keseluruhan dari matari yang akan
dipelajarinya tentu mereka akan arusias untuk belajar sehingga tujuan akhir dari
pembelajaran ini menjadi bermakna.
3. Antisipasi penghargaan
Berkaitan dengan adanya pemberian penghargaan (reward) kepada siswa.
Pemberian penghargaan ini akan membantu guru dalam mengefektifkan
pembelajaran karena biasanya apabila siswa diheri penghargaan dia akan
menjadi termotivasi dan sernangat dalam belajar bahasa Inggris. Pemberian
penghargaan ini sebaiknya dilakukan oleh guru dengan cara berganti- ganti
strategi. Misalnya hari Senin memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi,
hari selasa memberi permen atau makanan ringan sebagai penghargaan, hari
rabu memberikan bintang dari kertas bagi siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi dan seterusnya.
4. Motivasi instrinsik
Terkait dengan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan berbagai
aktivitas belajar dengan baik dan tepat. Motivasi instrinsuk akan timbul dari
dalam diri siswa apabila guru selalu menyadarkan kepada siswa akan
pentingnya belajar bahasa Inggris. Dengan berusaha memberikan motivasi ini
siswa akan lambat laun akan sadar akan pentingnya bahasa Inggris sehingga
siswa akan termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris.
5. Investasi strategis
Terkait dengan bagaimana siswa dapat mengalokasikan waktu, tenaga, dan
usaha dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain itu, agar siswa sukses dalam
belajar bahasa Inggris memerlukan berbagai kesiapan diantaranya buku yang
digunakan, guru yang mengajar, dan metode yang digunakan oleh guru. Apabila
aspek tersebut yaitu kesiapan waktu, tenaga, usaha serta buku, guru, dan metode
mengajar dapat disinergikan dalam diri siswa, maka siswa akan dapat
menguasai bahasa Inggris sesuai dengan yang diharapkan.
6. Ego bahasa
Terkait dengan identitas yang dimiliki oleh siswa terhadap bahasa kedua
yang dipelajarinya. Misalnya ketika siswa belajar bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua, mereka akan mengalami krisis identitas karena mereka sedang
mengembangkan identitas kedua. Brown (2001:62) mengbahwa karena adanya
kerapuhan pada diri siswa seharusnya memperlakukan mereka dengan penuh
kelembutan dan sikap yang bijak.
7. Percaya diri
Terkait dengan kepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa sebagai modal
dalam mempelajari berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa
Inggris. Siswa yang memiliki kepercayaan yang tinggi ketika belajar bahasa
Inggris penguasaan terhadap kosakata akan cenderung meningkat seiring
dengan seringnya ia berbicara atau berinteraksi menggunakan bahasa Inggris.
Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri, akan menyulitkan
dirinya dalam berbicara bahasa Inggris.
8. Pengambilan resiko
Terkait dengan keberanian siswa dalam menggunakan bahasa Inggris tanpa
rasa takut untuk salah dalam menggunakan bahasa Inggris tersebut.
Pengambilan resiko bagi seseorang yang belajar bahasa Inggris terutama
keberaniannya untuk menggunakan bahasa target akan menjadikan dirinya
percaya diri dan pada akhirnya ia akan menguasai bahasa Inggris tersebut.
9. Hubungan bahasa dan budaya
Terkait dengan siswa yang akan menguasai bahasa Inggris perlu memahami
hubungan bahasa dan budaya bahasa yang dipelajarinya. Bahasa merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan budaya, bahasa ada karena adanya
budaya. Semakin siswa menigenal budaya suatu Negara maka semakin mampu
dia mempelajari dan menguasai bahasa yang dipelajarinya.
10. Pengaruh bahasa ibu
Terkait dengan penguasaan bahasa ibu berperan penting dalam penguasaan
bahasa lainnya. Seorang siswa yang akan mempelajari bahasa Inggris terlebih
dahulu dia harus menguasai berbagai kosakata yang ada pada bahasa Ibunya.
Menurut Haugen dalam Chaer (2004:86) tahu akan dua bahasa atau lebih berarti
bilingual" Selanjutnya dikatakan mempelajari bahasa kedua apalagi bahasa
asing, tidak dengan sendirinya akan memberi pengaruh terhadap bahasa aslinya.
11. Antar bahasa
Terkait dengan penekanan adanya pengaruh bentuk-bentuk bahasa terhadap
bahasa yang lain. Pola struktur bahasa yang satu dengan yang lain seringkali
berbeda. Perbedaan ini membawa implikasi pada saat diterjemahkan dari bahasa
target ke dalam bahasa sasarana. Terjemahan yang salah akan membawa
perubahan makna pada bahasa yang diterjemahkan sehingga mengakibatkan
terjadinya interferensi pada bahasa yang diterjemahkan. Interferensi adalah
kesalahan yang paling sering muncul pada siswa yang mempelajari bahasa
kedua.
12. Kompetensi komunikatif
Terkait dengan bagaimana siswa mampu berkomunikasi sesuai dengan
kaidah atau aturan yang telah dia kuasai. Seseorang yang telah memiliki
kompetensi akan mampu berbicara sesuai dengan situasi dan kondisi dimana dia
berbicara.
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Anak
Tujuan pembelajaran merupakan langkah pertama yang harus didahulukan
dengan unsur lainnya. Tujuan pembelajaran dapat dipahami sebagai harapan atau
perubahan yang dapat diukur yang terjadi sebagai akibat pembelajaran. Cameron
(2001:28) mengatakan tujuan adalah sasaran atau pembelajaran yang diperuntukkan
peserta didik tertentu dalam mengerjakan tugas tertentu, yang telah disusun secara
umum dalam suatu silabus atau buku teks.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembejaran bahasa Inggris
untuk anak usia dini adalah dengan metode gerak dan lagu. Menurut Hidayat lagu
yang baik untuk anak uasia dini adalah lagu yang memperhatikan beberepa hal
sebagai berikut: kalimatnya pendek, mudah dihafal oleh anak – anak, ada misi
pendidikan, sesuai karakteristik anak – anak, dan nada yang dipakai mudah dikuasai
anak. Selain itu, pembelajaran bahasa Inggris sebaiknya dilakukan dengan tujuan
pengenalan bahasa pada umumnya. Tujuan tersebut ialah supaya anak dapat
memahami cara berbahasa.
Menurut Ela, gerak dan lagu mempunyai peranan penting dalam proses tumbuh
kembang anak. Musik mampu memberikan keseimbangan hidup bagi anak, manusia
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan hatinya serta dapat mengendalikan
aspek emosionalnya. Adapun nyanyian adalah bagian dari musik. Nyanyian
berfungsi sebagai alat untuk mencerahkan pikiran dan perasaan untuk
berkomunikasi. Melalui metode bernyanyi diharapkan mampu menarik minat anak
untuk melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan senang dan tanpa
beban. Dengan membuat anak menyukai metode pembelajaran yang digunakan,
diharapkan proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga anak tidak merasa
jenuh, bosan, dan sulit untuk menguasai materi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada sejumlah prinsip pembelajaran bahasa yang dapat dijadikan rujukan
teoretis dalam mengembangkan kurikulum, bahan ajar, strategi belajar-
mengajar, dan mengelola kelas bahasa di SD (Alwasilah, 2000: 92). Prinsip-
prin- sip tersebut mengandung muatan communicative approach (pendekatan
komunikatif) dan nuansa meaningfulness (kebermaknaan). Prinsip-prinsip
tersebut adalah: yang nyata yang bermakna, ramai-ramai main bahasa, yang
sedang-sedang saja, salah itu indah, adu tawar kata dan makna.
Ela N, Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Gerak dan Lagu.
UPI Bandung, Skripsi.
Miranti, dkk. Penggunaan Media Lagu Anak – anak dalam Mengembangkan Kemampuan
Kosakata Bahasa Inggris Siswa PAUD. Faktor Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. II (2) Juli, 2015
Rafli, D., Emzir, Koenmariati, E., & Darmahusni. (2014). Proseding Seminar Bahasa
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Universitas Negeri jakarta.