Manajemen Cedera Dalam Fisiologi Olahraga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS

FISIOLOGI OLAHRAGA
“MANAJEMEN CEDERA DALAM FISIOLOGI OLAHRAGA”

KELOMPOK 13

Dosen Pengampu : Sufitriyono, S.Pd., MPd

Amirullah Arrmadhani ( 220301501167)


Fatur Rahman Eka Putra (220301500048)
Assisiq Warista ( 220301500038)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2024
MANAJEMEN CEDERA DALAM FISIOLOGI OLAHRAGA
1. fisiologi Olahraga
Fisiologi Olahraga merupakan cabang ilmu fisiologi yang
mempelajari perubahan fisiologis di tubuh pada saat seseorang
berolahraga. Dengan mengetahui perubahan yang terjadi di tubuh,
seseorang dapat merancang suatu program olahraga untuk mendapatkan
perubahan optimal sesuai dengan yang diharapkan. Fisiologi olahraga
mengkaji perubahanperubahan fungsi organ-organ baik yang bersifat
sementara (akut) maupun yang bersifat menetap karena melakukan
olahraga. Fisiologi Olahraga merinci dan menerangkan perubahan fungsi
yang disebabkan oleh latihan tunggal (acute exercise) atau latihan yang
dilakukan secara berulang-ulang (chronic exercise) dengan tujuan Definisi
untuk meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi, frekuensi
latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu.
Dalam fisiologi yang dipelajari bukan bagian-bagian atau struktur
tubuh mahkluk hidup, tetapi fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh
mahkluk hidup, sehingga secara keseluruhan Fisiologi dapat kita artikan
sebagai Ilmu yg mempelajari fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari
luar tubuh. Secara umum pengertian olahraga dapat kita lihat sebagai Suatu
rangkaian kegiatan keterampilan gerak atau memainkan objek, yang
disusun secara terstruktur dan sistemmatis dengan menggunakan suatu
batasan aturan tertentu dalam pelaksanaannya (Liliani Puspa 2009).
Dari pengertian diatas dapat kita lihat bahwa, didalam olaharaga
secara pasti terdapat aktivitas fisik dalam bentuk gerak dan latihan,
sehingga dalam kaitannya dengan mempelajari fisiologi olahraga kita akan
melihat olahraga dari sudut pandang aktivitas gerak dalam proses latihan
dan kompetisi.
Dari kajian tentang fisiologi dan olahraga diatas, dapat kita buat
hubungan antara kajian teori fisiologi dan olahraga menjadi suatu kajian
teori baru tentang fisiologi olahraga. Dimana kajian terori tentang fisiologi
olahraga ini membahas tentang fungsi – fungsi kerja organ tubuh dan
keterlibatan organ tubuh manusia dalam aktivitas gerak. sehingga
pengertian fisiologi olaharaga adalah Bagian atau cabang ilmu dari
Fisiologi yang secara khusus mempelajari tentang fungsi/cara kerja organ
tubuh dan perubahan yang dapat terjadi baik secara sementera maupun
secara menetap karena sebuah aktivitas fisik (gerak) atau latihan fisik.
Dalam hal ini, tentunya akan dibahas tentang pengkajian dan
uraian terkait manajemen cedera dalam fisiologi olahraga. Terkait
manajemen cedera, tidak terlepas dari pengaruh aktivitas dalam cabang
ilmu pengetahuan fisiologi olahraga sesuai dengan pengertian dari fisiologi
olahraga diatas.
2. Pengaruh dalam Melakukan Olahraga
Dengan berolahraga, akan terjadi perubahan-perubahanpada tubuh
menurut jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan (Tommy Boone
2012). Secara umum yang dikatakan Wara Kushartanti (2009) olahraga
yang dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup akan
menyebabkan perubahan sebagai berikut:
a. Perubahan Pada Jantung
Jantung akan bertambah besar dan kuat sehingga daya tampung
besar dan denyutan kuat. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi kerja
jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut
terlalu sering. Pada orang yang tidak melakukan olahraga, denyut jantung
rata-rata 80 kali per menit, sedang pada orang yang melakukan olahraga
teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per menit. Dengan demikian dalam
satu menit dihemat 20 denyutan, dalam satu jam 1200 denyutan, dan dalam
satu hari 28.800 denyutan. Penghematan tersebut menjadikan jantung awet,
dan boleh diharap hidup lebih lama dengan tingkat produktivitas yang
tinggi.
b. Perubahan Pada Pembuluh darah
Elastisitas pembuluh darah akan bertambah karena berkurangnya
timbunan lemak dan penambahan kontraksi otot dinding pembuluh darah.
Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah
dan mencegah timbulnya hipertensi. Disamping elastisitas pembuluh darah
yang meningkat, pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) akan bertambah
padat pula. Penyakit jantung koroner dapat diatasi dan dicegah dengan
mekanisme perubahan ini. Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat
pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa pembakaran sehingga bisa
diharapkan pemulihan kelelahan yang cepat.
c. Perubahan Pada Paru
Elastisitas paru akan bertambah sehingga kemampuan berkembang
kempis juga akan bertambah. Selain itu jumlah alveoli yang aktif (terbuka)
akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal diatas akan
menyebabkan kapasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke darah
akan bertambah. Pernafasan bertambah dalam dengan frekuensi yang lebih
kecil. Bersamaan dengan perubahan pada jantung dan pembuluh darah,
ketiganya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan.
d. Perubahan Pada Otot
Kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini
disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistim
penyediaan energi di otot. Lebih dari itu perubahan pada otot ini akan
mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi, sehingga dalam
banyak hal kecelakaan dapat dihindari.
e. Perubahan Pada Tulang
Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan
kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan
tulang. Permukaan tulang juga akan bertambah kuat dengan adanya tarikan
otot yang terus menerus.
f. Perubahan pada ligamentum Dan Tendo
Kekuatan ligamentum dan tendo akan bertambah, demikian juga
dengan perlekatan tendo pada tulang. Keadaan ini akan membuat
ligamentum dan tendo mampu menahan beban berat dan tidak mudah
cedera.
g. Perubahan Pada Persendian Dan Tulang Rawan
Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang
rawan di persendian sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) dan
melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera.
h. Perubahan Pada Aklimatisasi Terhadap Panas
Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang
memungkinkan seseorang tahan bekerja di tempat panas. Kenaikan
aklimatisasi terhadap panas disebabkan karena pada waktu melakukan
olahraga terjadi pula kenaikan panas pada badan dan kulit. Keadaan yang
sama akan terjadi bila seseorang bekerja di tempat panas. mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Melalui latihan fisik seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan
perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi
dan penampilan olahraganya (Bompa, 1990) .

3. Manajemen Cedera
a. Pengertian Cedera
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada
tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan
tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan
cepat atau jangka lama. Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau
kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh
sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan
tidak dapat menyesuaikan diri. Harus diingat bahwa setiap orang dapat
terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah
berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapi bila kita berhati-hati kita
akan bisa mengurangi risiko celaka tersebut.
Sport Injuries ialah segala macam cedera yang timbul, baik
pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan)
ataupun sesudahnya, dan tulang, otot, tendon, serta ligamentum (Rolf,
2007). Olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, memberi
kebugaran jasmani selama cara-cara melakukannya sudah dalam
kondisi yang benar. Apakah semua macam olahraga bisa menimbulkan
cedera? tentu ini tergantung dari macamnya olahraga, dari olahraga
jalan santai, tenis meja (pimpong), balapan (racing), tentu memberikan
risiko yang berbeda.
Agar selalu tepat dalam menangani kasus cedera maka sangat
diperlukan adanya pengetahuan tentang macam-macam cedera. Cedera
olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar:
1. Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption)
seperti: lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “strain” otot, “sprain”
sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang
belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut,
cedera anggota gerak atas dan bawah.
2. Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use
syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan jenis
olahraganya, seperti: tenis elbow, golfer’s elbow, swimer’s shoulder,
jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki (Bahr,
Engebretsen, Laprade, McCrory, & Meeuwisse, 2012).
b. Penyebab Cedera Olahraga
a. Umur Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi
kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur 30-40
tahun komponen kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas
tendon dan ligament menurun pada usia 30 tahun.
Kegiatankegiatan fisik mencapai puncaknya pada usia 20-40
tahun.
b. Faktor pribadi Kematangan (motoritas) seorang olahraga akan
lebih mudah dan lebih sering mengalami cedera dibandingkan
dengan olahragawan yang sudah berpengalaman.
c. Pengalaman Bagi atlet yang baru terjun akan lebih mudah
terkena cedera dibandingkan dengan olahragawan atau atlet yang
sudah berpengalaman.
d. Tingkat latihan Betapa penting peran latihan yaitu pemberian
awal dasar latihan fisik untuk menghindari terjadinya cedera,
namun sebaliknya latihan yang terlalu berlebihan bias
mengakibatkan cedera karena “over use”.
e. Teknik Perlu diciptakan teknik yang benar untuk menghindari
cedera. Dalam melakukan teknik yang salah maka akan
menyebabkan cedera.
f. Kemampuan awal (warming up) Kecenderungan tinggi apabila
tidak dilakukan dengan pemanasan, sehingga terhindar dari cedera
yang tidak di inginkan. Misalnya: terjadi sprain, strain ataupun
rupture tendon dan lain-lain.
g. Recovery period Memberi waktu istirahat pada organ-organ
tubuh termasuk sistem musculoskeletal setelah dipergunakan untuk
bermain perlu untuk recovery (pulih awal) dimana kondisi organ-
organ itu menjadi prima lagi, dengan demikaian kemungkinan
terjadinya cedera bisa dihindari.
h. Kondisi tubuh yang “fit” Kondisi yang kurang sehat sebaiknya
jangan dipaksakan untuk berolahrag, karena kondisi semua
jaringan dipengaruhi sehingga mempercepat atau mempermudah
terjadinya cedera.
i. Keseimbangan Nutrisi Keseimbangan nutrisi baik berupa kalori,
cairan, vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang sehat. j.
Hal-hal yang umum Tidur untuk istirahat yang cukup, hindari
minuman beralkohol, rokok dan yang lain.
c. Pencegahan Cedera
Mencegah lebih baik daripada mengobati hal ini tetap merupakan
kaidah yang harus dipegang teguh. Banyak cara pencegahan
tampaknya biasa-biasa saja tetapi masing-masing tetaplah
memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan.
Menurut Stevenson (2000) beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk mencegah terjadinya cedera olahraga antara lain adalah: (1)
Pemeriksaan awal sebelum melakukan olahraga untuk menentukan
ada tidaknya; kontraindikasi dalam berolahraga; () Melakukan
olahraga sesuai dengan kaidah baik, benar, terukur dan teratur; (3)
Menggunakan sarana yang sesuai dengan olahraga yang dipilih;
(4) Memperhatikan kondisi prasarana olahraga; (5)
Memperhatikan lingkungan fisik seperti suhu dan kelembaban
udara sekelilingnya.
Daftar Pustaka
Nofa Anggriawan (2015). Peran Fisiologi Olahraga Dalam Menunjang Prestasi.
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2.
Mustafa P.S (2022). Pertolongan Pertama dan Pencegahan Perawatan Cedera
Olahraga. Mojokerto: Insight Mediatama
Wilmore,J.H., Costill, D.L.,& Kenney, W.L. (2008).Physiology of sport and
exercise prescription chanpaign,IL: Human kinetics.
Haugen, T., & Buchheit, M. (2016). Sprint running Perfomance monitoring:
Methodlogical and practical considerations. Sport ,edicine, 46(5),641-656.
McGuigen,M. (2017) Monitoring training and performance in athles. Champaign,
IL: Human kinetics

Anda mungkin juga menyukai