Makalah Tugas Kelompok Kondisi Fisik
Makalah Tugas Kelompok Kondisi Fisik
Makalah Tugas Kelompok Kondisi Fisik
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
PKO E STAMBUK 23
Sebagaimana diketahui, tubuh manusia terdiri dari kerangka yang dibangun secara
terstruktur (seperti rumah atau gedung Tulang-ulang manusia dirangkaikan melalui
persendian oleh ligamen, tendon, dan otot. Jaringan otot memiliki tugas menjaga agar posisi
dari rangka tubuh manusia dalam keadaan setimbang sehingga postur tonus otot ini menjaga
agar posisi tubuh ideal manusia dapat dipertahankan.
Sumber: Hidayat,
Gambar 3.4 Postur tubuh
(A) Postur tubuh ideal; (B) Postur tubuh buruk; & (C) Otot sekeliling segmen han menahan
kesetimbangan pada postur tubuh yang buruk.
Tubuh manusia diibaratkan tersusun secara segmen. Bila dari bawah segmen yang
tersusun salah, selanjutnya segmen ke atas harus diimbangi. Kesetimbangan yang tidak baik
mengakibatkan otot di sekeliling persendian bekerja lebih ekstra. Akibatnya otot yang berada
di daerah persendian menjadi tegang berlebih, tidak rileks, dan banyak energi terbuang
meskipun dalam keadaan statis. Hal yang tidak diharapkan adalah terjadinya kelelahan
fisiologis yang kemudian akan memengaruhi kelelahan psikologis. Hal yang lebih tidak
dinginkan adalah terjadinya kelainan pada fungsi mekanik geraknya.
b.Mengurangi/Menghindari Cedera
Tollison (2011) dalam artikelnya yang berjudul Modern Stretching mengambil salah satu
contoh kemungkinan cedera pada otot psoas. Olahraga yang melibatkan gerakan-gerakan
yang memantul-mantul (bouncing) dan melompat (jumping) dengan melibatkan Intensitas
Stretch-Shorting Cycles (SSC) yang tinggi (contoh: Sepak bola & Rugby), memerlukan suatu
unit otot-tendon kapabilitas tinggi dalam menyimpan dan melepaskan energi elastisitas untuk
melakukan kinerja dalam olahraga tersebut. Jika atlet tidak merniliki tingkatan elastisitas unit
otot-tendon yang cukup, tuntutan penyerapan energi, dan tidak memiliki kapabilitas rilis
cepat unit otot-tendon yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko cedera
semakin tinggi pada struktur anatomis bagian ini.
Sumber: en.wikipedia.org
Gambar 3.5 Otot Psoas
Akibatnya, alasan meningkatkan elastisitas unit otot-tendon adalah untuk mencegah
cedera dalam olahraga. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa latihan peregangan
secara signifikan dapat memengaruhi viskositas tendon. Ketika olahraga yang memerlukan
SSC tinggi, peregangan menjadi sangat penting untuk pencegahan cedera. Dapat disimpulkan
bahwa menciptakan panjang yang optimal pada otot-tendon kemungkinan cedera akan
berkurang dan peningkatan kinerja otot akan terjadi secara signifikan.
Tuntutan tiap cabang olahraga terhadap fleksibilitas adalah berbeda-beda, biasanya atas
perbedaan teknik tiap-tiap cabang olahraga. Seorang atlet yang memiliki fleksibilitas yang
baik akan menampilkan gerakan yang lebih baik pula karena gerak sendinya semakin luas.
Dalam hal ini penulis contohkan kasus bahwa fleksibilitas akan membantu pada koordinasi
teknik dan kecepatan gerak pada olahraga karate yaitu salah satunya adalah pada teknik
pukulan gyaku Azuki.
Sumber: Ding
Gambar 3.6 Pola gerakan teknik pukulan gyaku zuki pada cabang olahraga karate
Teknik Pukulan gyaku zuki pada cabang olahraga karate sangat dipengaruhi oleh tingkat
range of motion (ROM) persendian panggul, terutama ROM panggul dengan arah memutar.
Karena kecepatan pukulan dalam olanraga karate ini dihasilkan dari perputaran tubuh dan
badan yang bekerja sebagai batangnya, khususnya dari perputaran parggul. Bila dianalisis
gerakan pukulan teknik gyaku zuki ini memiliki alur gerakan sebagai berikut.
Sumber: Nakayama.1968
Gambar 3.7 Alur gerakan teknik pukulan gyaku-zuki
Alur gerakan tersebut bekerja secara simultan/serentak dalam suatu mekanisme kerja.
Dari alur gerakan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila gerakan perputaran panggul
bergerak dengan cepat, otomatis akan membantu dan menambah kecepatan pukulan ke arah
sasaran.
Pengaruh putaran panggul terhadap kecepatan serangan pukulan teknik gyaku zuki ini
bila ditinjau secara ilmu biomekanik memanfaatkan teori kecepatan angular (rotation), di
mana aksi dari perputaran panggul ini memberikan kontribusi terhadap aksi kecepatan
pukulan teknik gyaku zuki.
Gambar 3.9 Contoh latihan fleksibilitas stastis aktif Atlet Taekwondo Nasional
b. Metode Statis Pasif, yaitu atlet pasif melakukan gerakan peregangan karena dibantu oleh
orang lain (pelatih atau atlet lain untuk saling membantu) secara statis. Atlet hanya diam
mengikuti gerakan bantuan dengan rileks tanpa mengadakan perlawanan pada daerah
gerakan. Manfaat yang didapat dengan melakukan teknik peregangan tersebut
dikemukakan oleh Alter seperti terlihat pada gambar berikut ketika penulis menjadi
pelatih fisik Tim Taekwondo Nasional.
Gambar di diatas merupakan gerakan peregangan pada persendian panggul dan tungkai.
Regangan otot terjadi pada otot-otot punggung dan otot-otot tungkai. Prosedurnya adalah
sebagai berikut.
. Atlet melakukan sikap tungkai membelah (split)
. Dengan sikap badan tegak dan salah satu lengan ke atas samping, kemudian badan
dilunjurkan ke samping.
. Sikap statis ini dipertahankan beberapa detik/hitungan.
Gambar berikut merupakan gerakan peregangan pada persendian panggul. Regangan otot
terjadi pada otot-otot paha depan. Prosedurnya adalah sebagai berikut.
. Sikap badan telungkup.
. Salah satu tungkai ditekuk/dilipat ke arah belakang.
. Lutut ditarik ke arah bawah.
. Sikap statis ini dipertahankan beberapa detik/hitungan.
1) Teknik ini efektif apabila otot agonis dalam keadaan lemah untuk menerima respon
gerakan.
2) Arah, lamanya waktu dalam melakukan peregangan, dan intensitasnya dapat diukur.
3) Dapat membangun kekompakan tim bila peregangannya dilakukan bersama-sama
dengan atlet-atlet lainnya.
c. Metode Dinamis, yaitu atlet melakukan gerakan peregangan yang dinamis dengan
mengaktifkan/menggerak-gerakkan bagian badan secara berirama (dinamis), seperti
memantul-mantulkan (balistik). Namun, yang harus diperhatikan dalam melakukan
latihan peregangan dinamis ini adalah irama gerakan tidak cepat (ingat indikator
fleksibilitas), dilakukan secara perlahan dan ruang gerak sendi yang dilatih harus
digerakkan seluas- luasnya. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan maka sering kali
menyebabkan rasa sakit dan cedera pada otot. Adapun bentuk latihan peregangan
dinamis sebagai berikut.
Dalam olahraga modern sekarang ini, kecepatan gerak terdiri dari bentuk speed, agility,
dan quickness yang lebih dikenal dengan istilah SAQ. Kecepatan gerak maksimal dalam
bentuk speed ialah kecepatan gerak maksimal yang gerakannya sejenis (siklis) dari awal
gerak sampai akhir gerakan selalu tetap. Contoh dalam gerakan ini adalah pelari, perenang,
pembalap sepeda, pembalap sepatu roda, atau pedayung. Kecepatan gerak maksimal dalam
bentuk agility adalah kemampuan yang rangkaian gerakannya selalu berubah arah tanpa
hilang akan keseimbangan saat bergerak. Kemampuan gerak maksimal dalam bentuk
quickness merupakan gerak yang diinisias sebagai aksi atau gerak yang bersifat merespons
atau mereaksi dari rangsangan yang diberikan sebagai stimulasi.