G. Bab 2
G. Bab 2
G. Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Universitas Islam Riau
6
capai 65% dari OOIP (Original Oil in Place). Kegiatan EOR yang paling banyak
digunakan di Indonesia adalah steamflooding dan chemical injection.
Steamflooding mulai digunakan di Indonesia sejak tahun 1967 dan chemical
injection pada tahun 1980. (Abdurrahman, Bae, Novriansyah, & Khalid, 2016)
tersebut diinjeksikan dengan fluida imbibisi 0D, 2D, 5D dan 100D pada suhu 70°C.
Huruf D menyatakan bahwa larutan seawater diencerkan. Sedangkan angka yang
di depan huruf D menyatakan jumlah perlakuan pengenceran seawater yang
diberikan. Sehingga diperolehlah fluida imbibisi 100D yaitu fluida imbibisi dengan
kadar salinitas paling rendah (1.944 ppm). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Amira menunjukkan bahwa fluida injeksi dengan kadar salinitas lebih rendah
mampu meningkatkan perolehan minyak lebih baik seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 2.2.
sebagai catalyst yang mempercepat reaksi. Pada gambar 2.3 (A) ion Ca2+ berikatan
dengan senyawa carboxylic (-COO-) membentuk ikatan senyawa Ca2+-carboxylate
complex yang kemudian terlepas dari permukaan batuan. Pada suhu yang lebih
tinggi ion Mg2+ masih mampu menggantikan ion Ca2+ meskipun ikatan Ca2+-
carboxylate complex lebih kuat daripada ikatan Mg2+-carboylate complex. Proses
ini dapat mengubah wettability batuan karbonat secara perlahan menjadi water wet
akibat semakin dekat dan mudahnya molekul air untuk berikatan dengan
permukaan batuan karbonat.
CaCO3(S)
brine.
Peningkatan daya tolak antara minyak dan batuan dipengaruhi oleh peristiwa
mineral dissolution yang ditimbulkan oleh penurunan sudut kontak yang tajam
antara minyak dan batuan.
Indikasi adanya mekanisme MIE dan mineral dissolution pada perubahan
pH effluent brine juga dijelaskan oleh penelitian Mohamed Al Hammadi pada tahun
2018. Dia menjelaskan bahwa meningkatnya nilai pH pada effluent brine (salinitas
1000 ppm) setelah core flooding disebabkan oleh meluruhnya mineral calcite pada
batuan karbonat (middle east reservoir) (Al-Hammadi, Mahzari, & Sohrabi, 2018).
Peluruhan mineral calcite dapat disebabkan oleh mekanisme MIE ataupun mineral
dissolution yang terjadi sebagai akibat rendahnya nilai pH seperti yang telah
dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Kesimpulan ini diperkuat oleh adanya
kandungan anhydrate pada batuan karbonat yang Dia uji. Adanya kandungan
anhydrate dapat dilihat dari hasil ion cromatography yang dilakukan pada effluent
brine. Dimana kandungan anhydrate sendiri diindikasikan oleh hadirnya calcium,
magnesium, dan sulphate pada effluent brine.