Materi Cci Mapsi 2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MATERI CCI MAPSI 2023

AL QURAN HADITS

1. Q.S. An Nisa/ 4 ayat 59

‫ٱلَّرُس وَل َوُأ۟و ىِل ٱَأْلْم ِر ِم نُك ْم ۖ َفِإن‬ ‫َٰٓيَأُّي ا ٱَّلِذي ا ٓو ۟ا َأِط ي ۟او ٱلَّل َأِط ي و۟ا‬
‫ُع َه َو ُع‬ ‫َه َن َء َم ُن‬
‫ِإن ُك ن ِم وَن ِبٱلَّلِه ٱْل ِم‬ ‫َٰن ْعُت ىِف َش ٍء ُّدو ِإىَل ٱلَّلِه ٱلَّر وِل‬
‫َو َيْو‬ ‫ُتْم ُتْؤ ُن‬ ‫َو ُس‬ ‫ْى َفُر ُه‬ ‫َت َز ْم‬
‫ٱْل َءاِخ ِر ۚ َٰذ ِلَك َخ ْيٌر َوَأْح َس ُن َتْأِوياًل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Q.S. An Nahl/ ayat 64

‫َو َم ٓا َأنَزْلَنا َعَلْيَك ٱْلِكَٰت َب ِإاَّل ِلُتَبَنِّي ُهَلُم ٱَّلِذى ٱْخ َتَلُفو ِفيِهۙ َوُه ًد ى َوَرَمْحًة‬
‫۟ا‬

‫ِّلَق ْو ٍم ُيْؤ ِم ُنوَن‬


Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Q.S. Al Anbiya ayat 30

‫َأَوْمَل َيَر ٱَّلِذ يَن َك َف ُرٓو ۟ا َأَّن ٱلَّس َٰم َٰو ِت َوٱَأْلْر َض َك اَنَتا َرْتًق ا َفَف َتْق َٰن ُه َم اۖ َوَجَعْلَنا‬
‫ِم َن ٱْلَم ٓاِء ُك َّل َش ْى ٍء َح ٍّى ۖ َأَفاَل ُيْؤ ِم ُنوَن‬
Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?

Q.S. Al A’raf ayat 54

‫ِإَّن َرَّبُك ُم ٱلَّلُه ٱَّلِذى َخ َلَق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َوٱَأْلْر َض ىِف ِس َّتِة َأَّياٍم َّمُث ٱْس َتَوٰى َعَلى‬
‫ِث‬ ‫ِش‬
‫ٱْلَعْر ِش ُيْغ ى ٱَّلْيَل ٱلَّنَه اَر َيْطُلُب ۥُه َح يًثا َوٱلَّش ْم َس َوٱْلَق َم َر َوٱلُّنُج وَم‬
‫ِم‬
‫ُمَس َّخَٰر ٍۭت ِبَأْم ِرِهٓۦۗ َأاَل َلُه ٱَخْلْلُق َوٱَأْلْم ُر ۗ َتَباَرَك ٱلَّلُه َرُّب ٱْلَٰع َل َني‬
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam.

 Posisi hadits terhadap al-Qur’an:


- Bayan At-Taqrir adalah salah satu fungsi hadits untuk memperjelas isi
yang ada di dalam Alquran

- Bayan At-Tafsir, yakni menafsirkan isi Alquran yang masih bersifat


umum (mujmal). Selain itu, hadits juga bermanfaat untuk memberikan
batasan terhadap ayat-ayat Alquran yang sifatnya mutlak. Dengan kata
lain, penafsiran terhadap Alquran akan dirincikan secara lebih detil di
dalam hadits.

- Bayan At-Tasyri artinya memberikan kepastian hukum Islam yang tidak


dijelaskan di dalam Alquran. Dengan adanya hadits, umat Islam bisa
lebih memahami hukum yang dijelaskan dalam Alquran.

- Bayan Nasakh, artinya untuk mengganti ketentuan terdahulu.

 Hadits tentang menuntut ilmu

‫َلَك َطِر يًق ا ْلَتِم ِفيِه ِعْل ا َّه الَّل َل ِبِه َطِر يًق ا ِإىَل ا َّنِة‬
‫َجْل‬ ‫ًم َس َل ُه ُه‬ ‫َي ُس‬ ‫َمْن َس‬
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

2. Q.S. al-Furqān/25: 63
‫وَن َلى ٱَأْل ِض ا ِإَذا اَط ٱَٰجْلِه ُلوَن َقاُلو۟ا‬
‫ًن‬ ‫ْمَي‬ ‫ي‬ ‫ِع ا ٱلَّرَٰمْحِن ٱَّلِذ‬
‫َبُه ُم‬ ‫َخ‬ ‫َه‬
‫ْر ْو َو‬ ‫َع‬ ‫ُش‬ ‫َن‬ ‫َو َب ُد‬
‫َس َٰل ًم ا‬
Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan.

Q.S. Al Isra ayat 26 -27

‫َوَءاِت َذا ٱْلُقْرٰىَب َح َّق ۥُه َوٱْلِم ْس ِكَني َوٱْبَن ٱلَّس ِبيِل َواَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذيًرا‬
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros.
‫ِإَّن ٱْلُم َبِّذِريَن َك اُنٓو ۟ا ِإْخ َٰو َن ٱلَّشَٰي ِط ِني ۖ َوَك اَن ٱلَّش ْيَٰطُن ِلَرِّبِهۦ َك ُف وًرا‬
Artinya: Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Q.S. an-Nahl/16: 114

‫َفُك ُلو۟ا َّمِما َرَزَقُك ُم ٱلَّلُه َح َٰل اًل َطِّيًبا َوٱْش ُك ُرو۟ا ِنْع َم َت ٱلَّلِه ِإن ُك نُتْم ِإَّياُه َتْع ُبُد وَن‬
Artinya: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.
Hadits terkait tentang rendah hati, hemat, dan hidup sederhana

 Hadis terkait tentang mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan
bergizi dalam kehidupan sehari-hari

3. Q.S. az-Zumar/39: 53
‫ِة ِه‬ ‫۟ا ِم‬ ‫ِس‬ ‫۟ا‬ ‫ِع ِد ِذ‬
‫ُقْل َٰي َبا َى ٱَّل يَن َأْس َرُفو َعَلٰٓى َأنُف ِه ْم اَل َتْق َنُطو ن َّرَمْح ٱلَّل ۚ ِإَّن ٱلَّلَه‬
‫ي‬ ‫ْغِف ٱلُّذ ُنو ِمَج ي اۚ ِإَّنۥ ٱْلَغُفو ٱلَّرِح‬
‫ُم‬ ‫ُر‬ ‫َب ًع ُه ُه َو‬ ‫َي ُر‬
Artinya: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Q.S. An Najm ayat 39 – 42


‫ِل‬
‫َوَأن َّلْيَس ِإْل نَٰس ِن ِإاَّل َم ا َسَعٰى‬
Artinya: dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,

‫َوَأَّن َس ْع َي ۥُه َسْو َف ُيَرٰى‬


Artinya: dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

‫َّمُث ْجُيَزٰىُه ٱَجْلَزٓاَء ٱَأْلْو ٰىَف‬


Artinya: Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna,

‫َوَأَّن ِإٰىَل َرِّبَك ٱْلُم نَتَه ٰى‬


Artinya: dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)

Q.S. Áli Imrān/3: 159


‫ۖ َل ُك ن َفًّظا َغِليَظ ٱْلَق ْلِب َلٱنَف ُّضو۟ا ِم‬ ‫ن‬ ‫َفِب ا ٍة ِّم ٱلَّلِه ِل‬
‫ْن‬ ‫َت ُهَلْم َو ْو َت‬ ‫َم َرَمْح َن‬
‫َّك‬ ‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ِإ‬‫َف‬ ۖ ‫ِر‬ ‫ٱَأْل‬ ‫ىِف‬ ‫ِو‬‫ا‬ ‫ٱ ْغِف‬ ‫ٱ‬‫َف‬ ۖ ‫ِل‬
‫َز َفَتَو ْل‬ ‫ْمَت‬ ‫َع‬ ‫ْم‬ ‫ُه‬ ‫َش‬ ‫ُهَل‬
‫ْنُه ْم َو ْس َت ْر ْم َو ْر ْم‬ ‫َع‬ ‫ُف‬ ‫ْع‬ ‫َك‬ ‫َحْو‬
‫ِل‬ ‫ِحُي‬ ‫ِه‬
‫َعَلى ٱلَّل ۚ ِإَّن ٱلَّلَه ُّب ٱْلُم َتَوِّك َني‬

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.

Q.S. Al-Hujurāt/49: 13
‫ْلَٰن ُك و ا ٓاِئ ِل ا ُفٓو ۟ا‬ ‫ُأن‬ ‫ٍر‬ ‫َذ‬
‫َك‬ ‫ن‬ ‫ِّم‬ ‫م‬ ‫ُك‬ ‫َٰن‬ ‫ْق‬‫َل‬ ‫ا‬‫َّن‬‫ِإ‬ ‫َّنا‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫ا‬ ‫ُّي‬‫َأ‬‫َٰٓي‬
‫ُش‬
‫َو َوَجَع ْم ُع ًب َو َقَب َل َتَع َر‬ ‫َثٰى‬ ‫َخ‬ ‫َه ُس‬
‫ِب‬ ‫ي‬‫ۚ ِإَّن َأْك ُك ِعنَد ٱلَّلِه َأ َق ٰى ُك ۚ ِإَّن ٱلَّل ِل‬
‫َه َع ٌم ٌري‬
‫َخ‬ ‫ْت ْم‬ ‫َرَم ْم‬
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

 Hadits tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal

 Hadits tentang toleransi dan menghargai perbedaan

4. Tajwid
 Hukum bacaan nun mati
a. Idzhar Halqi
Secara bahasa idzhar ialah Al bayan artinya menjelaskan. Adapun secara istilah
ialah:

‫اخراج كل حرف من خمرجه من غري غنة ىف احلرف املظهر‬


Artinya: Mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya tanpa ada ghunnah pada
pada huruf idzhar
Adapun huruf idzhar itu ada enam yaitu ‫( ح خ ع غ ه ء‬ha’-kha’-ain-ghain-ha-
hamzah)
b. Idgham

Idgham menurut bahasa ialah idkhal (memasukkan), sedangkan idgham


menurut istilah Bertemu huruf mati dengan huruf yang berbaris sehingga jadi
keduanya huruf yang bertasydid, dan lisan mengucapkan huruf terebut dengan
sekali ucap.
Idgham dalam hukum nun mati dan tanwin terbagi pada dua pembagian:

Idgham Bighunnah

Secara bahasa idgham artinya memasukan, sedangkan bighunnah artinya


berdengung. Huruf huruf idgham bighunnah itu ada empat : ‫( ي – و – م – ن‬ya-
waw-mim-nun).

Idgham Bilaghunnah

Bilaghunnah mempunyai arti tidak berdengung, adapun huruf idgham bila


ghunnah itu ada dua : ‫( ل ر‬lam dan ra’).

Maka jika berjumpa nun mati atau tanwin dengan huruf lam atau ra’ itu
dibacakan dengan hukum idgham bilaghunnah.

Cara membaca idgham bilaghunnah ialah dengan memasukkan suara nun mati
atau tanwin sepenuhnya kepada huruf lam atau ra tanpa memakai dengung pada
waktu meng-idgham-kan suara harus ditaydidkan kepada huruf lam dan ra
seraya menahan nafas sejenak.

c. Iqlab

Menjadikan satu huruf pada tempat huruf yang lain beserta tetap memelihara
bacaan ghunnah’’

Huruf iqlab itu hanya satu, yaitu ‫( ب‬ba).

Iqlab dalam pengertian hukum nun mati dan tanwin ialah membalikkan bacaan
bunyi nun mati atau tanwin menjadi huruf mim (perubahan hanya pada bacaan
saja tidak pada tulisan).

d. Ikhfa’

Apabila ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf
ikhfa’ maka hukum bacaannya ialah ikhfa.

Adapun huruf ikhfa’ itu ada 15:

‫صذثكجشقسدطزفتضظ‬
 Hukum mim mati

a. Ikhfa’ Syafawi

Ikhfa’ artinya samar, syafawi artinya bibir, terjadi nila memenuhi tiga syarat
berikut:

1. Apabila huruf ba’ berada setelah mim mati.

2. Terjadi antara dua kata.


3. Terjadi pada ghunnah.
Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa huruf ikhfa hanya satu yaitu ba’.
‫ َأ ُف ُك ِبا اِذ‬- ‫ِمِن‬
Berikut contoh bacaan ikhfa’:
‫َو َم ا ُه ْم ُمِبْؤ َني ْن َس ْم َخِّت ُم‬
‫ُك‬
b. Idgham mimi

Idgham mimi disebut juga dalam mutamatsilain. Dinamakan dengan Mimi


karena dalam proses didalamnya huruf mim dimasukkan ke pada huruf mim
pula dan disebut mutamatsilain karena huruf yang berhadapan sama, baik
makhrajnya maupun sifatnya.

Huruf idgham mimi hanya satu, yaitu mim (‫)م‬.

Adapun cara membaca idgham mimi ialah dengan memasukkan suara mim
yang mati kepada huruf mim yang berharakat yang ada di depannya. Kemudian
suara diidghamkan secara sempurna 3 harkat dengan suara ghunnah yang
keluar dari pangkal hidung.

‫ِلِم‬
Berikut contoh idgham mimi: ‫ُهَلْم َم اَيَتُقْو َن – ُك ْنُتْم ُمْس َنْي‬

c. Idzhar Syafawi

Secara bahasa idzhar artinya jelas, dan syafawi artinya bibir. Makam apabila
ada mimmati bertemu dengan huruf hijaiyah yang selain ba’ dan mim maka
dinamakan dengan idzhar syafawi.

Cara membaca idzhar syafawi harus jelas dan terang. Yaitu, pada saat
menghadapkan huruf mim dengan cara merapatkan bibir. Kejelasan
pengucapannya cukup hanya dengan satu ketukan saja.

‫اْلِرَب َّيْة – ُّبُك ُذ ٍة‬


Contoh: ‫َر ْم ْو َر َمْح‬ ‫َاْمَل َتَر َك ْيَف – َفَلُه ْم َاْج ُر ُه ْم – ُه ْم َخ ْيُر‬

 Bacaan Mad

a. Mad thabi’I (mad asli)

Mad Ashli / Mad Thobi’i adalah mad yang berdiri sendiri karenaa zat huruf
mad itu. Jadi mad ashli/mad thobi’i itu suatu mad yang masih murni.

b. Mad far’I (turunan/ cabang)

1. Mad wajib muttasil

Mad Wajib Muttashil terjadi apabila mad thabi’i bertemu dengan huruf
hamzah ( ‫ ) ء‬pada satu kalimat atau ayat.

Cara membaca mad wajib muttashil yaitu madnya wajib dipanjangkan


menjadi 5 harakat jika wasal atau setara dua setengah kali dari mad thabi’i
(dua setengah alif), dan 6 harakat jika waqaf.
2. Mad jaiz munfasil

Mad jaiz munfasil terjadi apabila mad thobi’i atau mad asli bertemu dengan
huruf hamzah ( ‫ ) ء‬dalam dua kata yang lain. Cara membaca mad jaiz
munfasil yaitu lafalnya dibaca panjang menjadi 4 atau 5 harakat.

3. Mad layyin

Mad layyin atau mad lin yaitu terjadi apabila huruf wau ( ‫ ) و‬atau ya ( ‫ ) ي‬yang
berharakat sukun didahului oleh harakat fathah sedangkan sesudahnya terdapat
satu huruf hidup ketika diwaqafkan (berhenti).
Adapun dalam bahasa penjelasan yang lebih mudah adalah bacaan miring (lin)
bertemu satu huruf yang dimatikan karena waqof (berhenti)
Yang dimaksud bacaan miring (lin) adalah bacaan yang berbunyi seperti:
–“Ai”= fathah bertemu huruf ya ( ‫) ي‬,
– “Au” = fathah bertemu huruf wau ( ‫) و‬.

4. Mad aridh lissukun

Mad Arid Lissukun yaitu terjadi apabila berhenti (waqof) terdapaat di akhir
ayat sehingga mematikan huruf terakhir sebelum huruf yang dimatikan
tersebut terdapat mad asli.

Cara membaca mad arid lissukun yaitu lafalnya dibaca panjang 2, 4, atau 6
harakat, tetapi lebih diutamkan dibaca sampai 6 harakat.

5. Mad iwad

Mad iwad yaitu apabila setiap huruf yang berharkat fathahtain ketika
diwaqafkan dibaca fathah dengan panjang 2 harakat.

Kecuali apabila fathahtain berada pada huruf ta marbutah maka ketika


diwaqafkan dibaca seperti ha sukun.

6. Mad badal

Mad badal yaitu apabila setiap huruf hamzah yang dibaca panjang
dikarenakan bertemu dengan huruf mad. Sehingga lafalnya dibaca panjang
2 harakat.

7. Mad lazim mutsaqal kilmi


Mad lazim mutsaqal kilmi adalah mad tabi’i bertemu dengan tasdid dalam
satu kalimat dibaca panjang 6 harakat.

8. Mad lazim mukhaffaf kilmi

Mad lazim mukhaffaf kilmi adalah mad tabi’i berhadapan dengan huruf
mati (sukun) panjangnya 6 harakat.

9. Mad lazim harfi musyabba

Mad lazim harfi musyabba adalah huruf-huruf hijaiyah yang menjadi


permulaan atau awal surat.

10. Mad lazim harfi mukhaffaf

Mad lazim harfi mukhaffaf adalah huruf-huruf hijaiyah yang menjadi awal
atau permulaan sebuah dalam Al-Qur’an.

11. Mad shilah qashirah

Mad Shilah Qashiroh yaitu apabila terdapat ha dhamir, kata ganti orang ke
tiga berada sesudah huruf yang berharakat (huruf hidup). Shilah artinya
hubungan, sedangkan qasirah artinya pendek.

Cara membacanya yaitu dengan satu alif setara dengan dua harakat atau
seperti panjangnya mad tabi’i, demikian juga jika tidak didahului huruf mati
(sukun) atau tidak dihubungkan dengan huruf lain berikutnya.

12. Mad shilah thawilah

Mad shilah qawilahyaitu apabila mad shilah qasirah bertemu dengan


hamzah atau alif dibaca panjang 5 harakat.

13. Mad farqi


Mad farqi yaitu terjadi apabila jika bacaan mad hanya untuk membedakan
antara pertanyaan atau bukan. Contoh bacaan mad farqi yaitu hanya
terdapat didalam surah tertentu yaitu :

dua tempat di surah Al-An’am.

satu tempat di surah Yunus.

satu tempat lagi di surah An-Naml.

14. Mad tamkin

Mad tamkin adalah ya sukun ( ‫ ) ي‬yang didahului oleh huruf ya ( ‫ ) ي‬yang


bertasydid dan juga berkasroh ( ‫) ِّي‬,

Cara membaca Mad Tamkin yaitu dengan panjang 2 harakat.

 Bacaaan al qamariyah dan al syamsiyah

- Alif lam qomariyah

alif lam qamariyah adalah alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu huruf
qomariah, sehingga huruf lam (‫ )ال‬dibaca secara jelas.
Alif lam qamariyah disebut juga izhar qamariyah. Terdapat 14 huruf qomariah
dalam hukum tajwid, yaitu ba (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, kha (‫)ح‬, kho (‫)خ‬, ‘ain (‫)ع‬, ghoin (‫)غ‬,
fa (‫)ف‬, qof (‫)ق‬, kaf (‫)ك‬, mim (‫)م‬, wawu (‫)و‬, hamzah (‫)ء‬, ha (‫)ه‬, dan ya (‫)ي‬.

- Alif lam syamsiyah

alif lam syamsiyah adalah alif lam sukun yang bertemu dengan salah satu huruf
syamsiyah dan dibacanya tidak jelas atau melebur dengan huruf setelahnya
(idgam).
Hukum bacaan bacaan alif lam syamsiah akan terjadi apabila bertemu dengan
14 huruf hijaiyah, yaitu ta (‫)ت‬, tsa (‫)ث‬, dal (‫)د‬, dzal (‫)ذ‬, ra (‫)ر‬, za (‫)ز‬, sin (‫)س‬,
syin (‫)ش‬, shod (‫)ص‬, dhod (‫)ض‬, tho (‫)ط‬, dhlo (‫)ظ‬, lam (‫)ل‬, dan nun (‫)ن‬.

 Qalqalah

Huruf Qalqalah diantaranya ‫ ق‬, ‫ ط‬, ‫ د‬, ‫ ج‬, ‫ب‬

- Qalqalah Sugra

Qalqalah sugra terjadi apabila terdapat huruf qalqalah yang mendapat harakat
sukun asli. Umumnya, jenis qalqalah ini letaknya ada di tengah-tengah kata
atau lafal ayat. Cara membaca qalqalah sugra dengan memantulkan suara tidak
secara kuat.

Contoh qalqalah sugra bisa diamati pada kalimat berikut:


‫َفا ِلي يِف ِع اِدي َّو َلْق ٰن ُك َا ا ۙا‬
‫َخ ْم ْز َو ًج‬ ‫َب‬ ‫ْد ُخ‬
- Qalqalah Kubra

Qalqalah kubra terjadi saat huruf qalqalah berada di akhir kata yang dibaca
sukun. Huruf qalqalah tersebut bisa karena memang memiliki harakat sukun,
atau memiliki harakat fathah, dammah, kasrah, atau tanwin tapi dibaca waqaf
(diberhentikan). Saat menemukan qalqalah kubro maka membaca harus lebih
mantap dengan memantulkan suara melalui pantulan kuat.

Contoh: ‫ْمَل َيِلْد َو ْمَل ُيوَلْد ٱلَّلُه ٱلَّصَم ُد ُقْل ُه َو ٱلَّلُه َأَح ٌد‬ ‫َو ْمَل َيُك ن َّل ۥُه‬
‫ُك ا َأ ٌۢد‬
‫ُفًو َح‬
 Hukum lam jalalah

- Tafkhim

Tafkhim secara bahasa artinya tebal. Sedangkan secara istilah, tafkhim adalah
mengucapkan huruf tebal sampai memenuhi mulut ketika mengucapkannya.
Lafaz jalalah dapat dibaca tafkhim jika didahului oleh huruf yang berharakat
fathah atau dammah.

Contoh ‫ُقْل ُه َو اُهلل َأَح ٌد‬


- Tarqiq

Secara bahasa, tarqiq artinya tipis. Sedangkan secara istilah, tarqiq adalah
mengucapkan huruf dengan ringan atau tipis sehingga tidak sampai memenuhi
mulut ketika mengucapkannya. Lam ini didahului oleh huruf yang berbaris
kasrah.

‫ِل اِهلل‬
Contoh:
‫ْىِف َرُسْو‬

 Ghunnah

Menurut bahasa ghunnah artinya denggung. Sedangkan menurut istilah


ghunnah artinya suara yang jelas yang keluar dari pangkal hidung dengan
menggunakan lidah pada waktu pengucapan nya.

Adapun huruf bacaan ghunnah yakni huruf nun bertasydid ( ‫ )ّن‬dan mim
bertasydid ( ‫)ّم‬. Cara membaca hukum bacaan ini yakni dengan
menghentakkan suara mim atau nun yang bertasydid tanpa terputus,
didengungkan secara nyata pada pangkal hidung selama 2 harokat / 1 alif
dengan terus-menerusnya nafas.

Untuk nun tasydid Untuk mim tasydid

‫َاآَل ِاَّنُهْم ُهُم اْلُم ْفِس ُد ْو َن‬ ‫َع َّم َيَتَس ٓاَء ُلْو َن‬
‫ۙ َو ا لّٰن ِزٰع ِت َغْر ًقا‬ ‫َاَّم ا َمِن اْسَتْغ ٰن ى‬

‫َو ِا َذ ا الُّنُجْو ُم اْنَك َد َر ْت‬ ‫ُثَّم َر َد ْد ٰن ه‬

 Waqaf

Waqaf mеnurut bahasa arab artinya adalah berhenti atau menahan.


Sеdаngkаn jika dilihat dari istilah (ilmu tajwid) arti waqaf adalah berhenti
sejenak ketika membaca ѕuаtu lafadz уаng terdapat tanda waqafnya gunа
untuk mengambil nafas agar dapat melanjutkan kembali bacaan ayat
selanjutnya.

Selain waqaf, terdapat јugа wasal. Wasal artinya terus dibaca atau
bersambung. Membaca Al-Qur’an dеngаn wasal bearti јіkа ada tanda baca
wasal, cara membacanya itu diteruskan atau disambung dеngаn kalimat
berikutnya.

Macam-Macam Tanda Waqaf dan Contohnya

1. Waqaf Lazim (‫ )م‬atau Tanda Waqaf mim


Tanda baca (‫ )م‬artinya “harus berhenti”. Waqaf lazim juga disebut
waqaf tamm (waqaf yang sempurna), karena tanda waqaf lazim ini
menandakan sempurna atau tidaknya suatu kalimat. Jadi kalimat
sebelumnya tidak harus ada hubungannya dengan kalimat
setelahnya.

Contoh waqaf lazim (‫ )م‬terdapat dalam surat Al-An’aam ayat 20 :

2. Waqaf Laa Washal (‫)ال‬


Tanda waqaf laa washal (‫ )ال‬artinya “tidak boleh berhenti”. Jika
terdapat tanda waqaf (‫ )ال‬pada tengah ayat, maka tidak
diperbolehkan untuk berhenti. Tetapi jika tanda waqaf (‫ )ال‬berada di
akhir ayat maka diperbolehkan berhenti.
Contoh Waqaf La Washal (‫ )ال‬terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32 :
3. Tanda Waqaf Waslu Ula (‫)صلى‬
Tanda waqaf waslu ula (‫لى‬8888‫ )ص‬artinya “diutamakan untuk
melanjutkan”. Jika menjumpai tanda waqaf waslu ula, maka kita
diperbolehkan untuk berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih
diutamakan lagi untuk melanjutkan.
Contoh Waqaf Waslu Ula (‫ )صلى‬terdapatpada surat Az-Zukhruf ayat
44

4. Waqaf Mu’anaqah/Muraqabah(. ۛ. . ۛ.)


Tanda waqaf (.’. …. .’.) artinya “berhenti disalah satu tanda”.
Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak dua kali, dan kita harus
berhenti disalah satu tanda waqah tersebut.
Contoh Waqaf Muraqabah / Mu’anaqah terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 2 :

5. Tanda Waqaf Jaiz (‫)ج‬


Tanda waqaf (‫ )ج‬artinya “boleh berhenti atau boleh melanjutan”.
Contoh waqaf jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :

6. Waqaf Waqfu Aula (‫)قال‬


Tanda waqaf (‫ )قال‬berarti “diutamakan berhenti”. Apabila pada ayat
Al Qur’an terdapat tanda waqaf (‫)قال‬, lebih baik diutamakan untuk
berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida : 38

7. Tanda Waqaf Saktah (‫)ساكته‬


Tanda waqaf (‫“ )س‬Berhenti sejenak tanpa bernafas”. Apabila
terdapat tanda waqaf (‫)س‬, maka yang harus di lakukan yaitu
berhenti sejenak sehingga memutus bacaan tetapi tidak
diperbolehkan bernafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:

QS: Al-Qiyaamah, ayat 27 QS: Al-Muthaffifin, ayat 14


QS: Yaasiin, ayat 52

QS: Al-Kahfi, ayat 1


MATERI CCI MAPSI 2023
AQIDAH

 Iman kepada Allah


Secara etimologi, iman berarti pembenaran hati. Secara terminologi, iman berarti
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota
badan. “Pembenaran dengan hati” artinya, menerima seluruh ajaran yang dibawa
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. “Pengakuan dengan lisan” artinya,
mengucap dua kalimat syahadat. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak
diibadahi) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bahwa Muhammad adalah utusan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Pengamalan dengan anggota badan” artinya, hati
mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya dengan
melaksanakan ibadah.
Iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan
keEsaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan
Rasulnya yang tersebut di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan
ibadah amal sesuai dengan tuntunan al qur’an dan al sunnah. Keyakinan kita
terhadap keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibentengi dengan iman
yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita harus
yakin dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu benar
benar nyata.

Hikmah Iman kepada Allah:


1. Menjadikan hati lebih tenang
2. Membangkitkan semangat keberanian
3. Mendapat Ridha dan Rahmat Allah

Dalil Naqli Beriman kepada Allah


Perintah beriman kepada kitab Allah SWT tercantum dalam Al-Qur'an surah An
Nisa ayat 136. Allah berfirman:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْن َز َل ِم ْن َقْب ُلۗ َو َم ْن َّيْكُف ْر ِباِهّٰلل‬
‫ٰۤل‬
‫َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh."

Dalil Aqli Beriman kepada Allah


Manusia sebagai makhluk ciptaan Nya telah dibekali dengan akal, maka
seharusnya menggunakan akalnya dengan baik dalam memahami tanda-tanda Allah
di alam semesta ini. Diantara bukti-bukti adanya Allah sebagai berikut:
1. Adanya Al-Quran yang telah dijamin kebenarannya
2. Terciptanya alam semesta dan isinya
3. Semua peristiwa yang terjadi, seperti pergantian siang malam, pergantian
musim, dll

Contoh perilaku beriman kepada Allah:


1. Mendirikan sholat fardhu 5 waktu
2. Menunaikan zakat
3. Menepati janji
4. Melaksanakan puasa wajib
5. Menolong orang yang kesulitan
6. Menginfakkan Sebagian harta

 Asmaul Husna (al-‘alim, al khabir, as sami’, al bashir)


Kata Asma memiliki arti nama-nama, sedangkan husna memiliki arti baik/ indah.
Maka asmaul husna dapat diartikan dengan nama-nama Allah yang baik dan indah
yang hanya dimiliki Allah SWT. Nama-nama dan sifat Allah yang terangkum
dalam Asmaul Husna telah dijelaskan dalam Q.S. Al A’raf: 180
1. Al ‘Alim
Al-Alim dalam Asmaul Husna adalah Maha Mengetahui atas segala sesuatu,
baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, atau juga mengetahui atas apa
yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi.

2. Al Khabir
Al-Khabir dalam Asmaul Husna adalah Maha Mengenal, Teliti, Waspada, dan
sebagainya. Penjelasannya adalah Allah SWT Maha Waspada dan Mengetahui
perkara yang tersembunyi. Semuanya diketahui Allah SWT dengan rinci,
kecermatan, dan kewaspadaan, baik secara lahir maupun batin.

3. As Sami’
As Sami’ artinya adalah Maha Mendengar, yakni Allah SWT Maha Mendengar
atas segala sesuatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di alam semesta,
termasuk juga doa-doa dari hamba-Nya. Ada 2 macam sifat mendengar bagi
Allah:
a. Mendengar dengan maksud mendengar suara
b. Mendengar dengan maksud mengabulkan (memperkenankan) setiap
permintaan dan doa dari hambaNya, juga memberikan balasan pahala
Dalil Naqli

‫َقاَل َر ِّبى َيْع َلُم ٱْلَقْو َل ِفى ٱلَّسَم ٓاِء َو ٱَأْلْر ِضۖ َو ُهَو ٱلَّس ِم يُع ٱْلَعِليُم‬
Artinya: Berkatalah (Muhammad kepada mereka): "Tuhanku mengetahui
semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui". (QS. Al Anbiya: 4)

Dalil Aqli
a. Allah dapat mendengar semua suara baik yang pelan maupun yang keras
b. Allah dapat mendengar suara hati manusia

Contoh perilaku meneladani Asmaul Husna As Sami’:


Allah selalu mendengar semua ucapan manusia, baik yang terdengar maupun
yang secara batin. Allah mendengar semua permintaan manusia melalui doa-
doanya. Maka seharusnya kita wajib mendengarkan orang lain yang sedang
berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang berbicara adalah orang tua atau guru.
4. Al Bashir
Al Bashir artinya adalah Maha Melihat. Allah maha Melihat segala sesuatu
meskipun lembut dan kecil, jika manusia tidak dapat menjangkau
penglihatannya tetapi Allah sangat mampu menjangkaunya. Allah mengetahui
apa yang tidak diketahui oleh makhlukNya, bahkan Allah mampu melihat
sesuatu yang tersembunyi sekalipun.

Dalil Naqli
‫ِإَّن ٱَهَّلل َيْع َلُم َغْيَب ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِضۚ َو ٱُهَّلل َبِص يٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hujurat: 18)

Dalil Aqli
a. Allah melihat segala hal yang dilakukan makhlukNya walaupun makhluk
lain tidak melihatnya
b. Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi

Contoh perilaku meneladani Asmaul Husna Al Bashir:


Allah selalu melihat semua yang dilakukan manusia, baik yang tampak maupun
yang sembunyi-sembunyi. Maka seharusnya kita wajib hati-hati dalam
bertindak dan bersosialisasi dengan orang lain. menghormati orang yang lebih
tua, mengasihi teman sebaya dan menyayangi orang yang lebih kecil, adalah
salah satu contoh perilaku terpuji.

Hikmah meyakini Asmaul Husna:


1. Selalu mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan
2. Dapat meneladani sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya
3. Menambah kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah
4. Menimbulkan kecintaan kepada Allah dan rasa takut dari azabNya

 Iman kepada Malaikat Allah


Malaikat dalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari Nuur/ Cahaya
dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Malaikat diciptakan untuk senantiasa taat
menjalankan segala perintah Allah SWT.
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َء اِم ُنو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُسوِلِهۦ َو ٱْلِكَٰت ِب ٱَّلِذ ى َنَّز َل َع َلٰى َر ُسوِلِهۦ َو ٱْلِكَٰت ِب ٱَّل ِذٓى َأنَز َل ِم ن َقْب ُلۚ َو َم ن َيْكُف ْر‬
‫َٰٓل‬
‫ِبٱِهَّلل َو َم ِئَك ِتِهۦ َو ُكُتِبِهۦ َو ُرُس ِلِهۦ َو ٱْلَيْو ِم ٱْل َء اِخ ِر َفَقْد َض َّل َض َٰلاًۢل َبِع يًدا‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa: 136)

Sifat malaikat:
1. Malaikat diciptakan dari Nuur
2. Malaikat selalu bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah
3. Malaikat dapat berubah wujudnya sesuai kehendak Allah
4. Malaikat tidak menikah dan tidak memiliki keturunan
5. Malaikat memiliki sayap, ada yang dua, tiga maupun lebih dari itu

Dalil Beriman Kepada Malaikat


Q.S. Al Anbiya ayat 19-20
‫َو َل ۥُه َم ن ِفى ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِضۚ َو َم ْن ِع نَد ۥُه اَل َيْسَتْك ِبُروَن َع ْن ِعَباَد ِتِهۦ َو اَل َيْسَتْح ِس ُروَن‬
Artinya: Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-
malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
‫ُيَس ِّبُحوَن ٱَّلْيَل َو ٱلَّنَهاَر اَل َيْفُتُروَن‬
Artinya: Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.

Q.S. At Tahrim ayat 6


‫َٰٓل‬
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا َو ُقوُدَها ٱلَّناُس َو ٱْلِح َج اَر ُة َع َلْيَها َم ِئَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َيْع ُص وَن ٱَهَّلل َم ٓا‬
‫َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Nama dan Tugas Malaikat


Diantara nama-nama malaikat yang harus kita ketahui adalah sebagai berikut:
1. Malaikat Jibril
Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah SWT kepada para nabi
dan rasul. Nama lain dari malaikat Jibril adalah Ruh Al Qudus, Ruh al Amin,
dan An Namus
‫ُقْل َم ن َك اَن َع ُدًّو ا ِّلِج ْبِريَل َفِإَّن ۥُه َنَّزَل ۥُه َع َلٰى َقْلِبَك ِبِإْذ ِن ٱِهَّلل ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه َو ُهًدى َو ُبْش َر ٰى ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
Artinya: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu
telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;
membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al Baqarah: 97)

2. Malaikat Mikail
Malaikat Mikail bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam,
seperti melepaskan angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan, dll.
‫َٰٓل‬
‫َم ن َك اَن َع ُدًّو ا ِهَّلِّل َو َم ِئَك ِتِهۦ َو ُرُس ِلِهۦ َو ِج ْبِريَل َوِم يَكٰى َل َفِإَّن ٱَهَّلل َع ُد ٌّو ِّلْلَٰك ِفِر يَن‬
Artinya: “Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya,
rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh
orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 98)

3. Malaikat Israfil
Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala dihari kiamat dan hari
kebangkitan.
‫َو ُهَو ٱَّلِذ ى َخ َلَق ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض ِب ٱْلَح ِّقۖ َو َي ْو َم َيُق وُل ُك ن َفَيُك وُن ۚ َقْو ُل ُه ٱْلَح ُّق ۚ َو َل ُه ٱْلُم ْل ُك َي ْو َم ُينَفُخ ِفى‬
‫ٱلُّص وِر ۚ َٰع ِلُم ٱْلَغْيِب َو ٱلَّش َٰه َد ِةۚ َو ُهَو ٱْلَحِكيُم ٱْلَخ ِبيُر‬
Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan
benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah",
dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui.” (Al An’am: 73)

4. Malaikat Izrail
Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya.
Malaikat Izrail juga dikenal dengan malaikat maut.
‫ُقْل َيَتَو َّفٰى ُك م َّم َلُك ٱْلَم ْو ِت ٱَّلِذ ى ُو ِّك َل ِبُك ْم ُثَّم ِإَلٰى َر ِّبُك ْم ُتْر َج ُعوَن‬
Artinya: Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan". (As Sajadah: 11)

5. Malaikat Munkar dan Nakir


Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai manusia yang sudah meninggal
di alam kubur.
‫َّٰظ‬
‫ُيَثِّبُت ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ِبٱْلَقْو ِل ٱلَّث اِبِت ِفى ٱْلَحَي ٰو ِة ٱلُّد ْنَيا َوِفى ٱْل َء اِخ َرِةۖ َو ُيِض ُّل ٱُهَّلل ٱل ِلِم يَن ۚ َو َيْفَع ُل ٱُهَّلل َم ا‬
‫َيَش ٓاُء‬
Artinya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Ibrahim:
27)

6. Malaikat Raqib dan ‘Atid


Malaikat Raqib dan ‘Atid bertugas mencatat amal kebaikan dan keburukan
manusia.
Q.S. Qaf ayat 17-18
‫ِإْذ َيَتَلَّقى ٱْلُم َتَلِّقَياِن َع ِن ٱْلَيِم يِن َو َع ِن ٱلِّش َم اِل َقِع يٌد‬
Artinya: (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
‫َّم ا َيْلِفُظ ِم ن َقْو ٍل ِإاَّل َلَد ْيِه َرِقيٌب َع ِتيٌد‬
Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir.

7. Malaikat Malik
Malaikat Malik bertugas menjaga neraka dan memimpin para malaikat dalam
menyiksa penghuni neraka. Malaikat Malik disebut juga Malaikat Zabaniyah.
Q.S. Al Muddatsir ayat 27-31
‫َو َم ٓا َأْد َر ٰى َك َم ا َس َقُر‬
‫اَل ُتْبِقى َو اَل َتَذ ُر‬
‫َلَّواَح ٌة ِّلْلَبَش ِر‬
‫َع َلْيَها ِتْس َع َة َع َش َر‬
‫َٰٓل‬
‫َو َم ا َجَع ْلَنٓا َأْص َٰح َب ٱلَّناِر ِإاَّل َم ِئَك ًةۙ َو َم ا َجَع ْلَنا ِع َّد َتُهْم ِإاَّل ِفْتَنًة ِّلَّلِذ يَن َكَفُرو۟ا ِلَيْسَتْيِقَن ٱَّلِذ يَن ُأوُتو۟ا ٱْلِكَٰت َب َو َيْز َداَد‬
‫ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإيَٰم ًناۙ َو اَل َيْر َتاَب ٱَّلِذ يَن ُأوُتو۟ا ٱْلِكَٰت َب َو ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۙ َو ِلَيُق وَل ٱَّل ِذ يَن ِفى ُقُل وِبِه م َّم َر ٌض َو ٱْلَٰك ِف ُروَن‬
‫َم اَذ ٓا َأَر اَد ٱُهَّلل ِبَٰه َذ ا َم َثاًل ۚ َك َٰذ ِلَك ُيِض ُّل ٱُهَّلل َم ن َيَش ٓاُء َو َيْهِد ى َم ن َيَش ٓاُء ۚ َو َم ا َيْع َلُم ُج ُنوَد َر ِّبَك ِإاَّل ُهَو ۚ َو َم ا ِهَى ِإاَّل‬
‫ِذ ْك َر ٰى ِلْلَبَش ِر‬
Artinya: “Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?”
“Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.”
“(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia.”
“Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan
bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin
dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang
yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai
suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan
Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.”

8. Malaikat Ridwan
Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga dan memimpin para malaikat pelayan
surga.
‫َو ِس يَق ٱَّلِذ يَن ٱَّتَقْو ۟ا َر َّبُهْم ِإَلى ٱْلَج َّنِة ُز َم ًراۖ َح َّتٰٓى ِإَذ ا َج ٓاُء وَها َو ُفِتَح ْت َأْبَٰو ُبَها َو َقاَل َلُهْم َخَزَنُتَها َس َٰل ٌم َع َلْيُك ْم ِط ْبُتْم‬
‫َفٱْدُخ ُلوَها َٰخ ِلِد يَن‬
Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-
penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka
masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (Az Zumar: 73)

Perilaku yang mencerminkan beriman kepada Malaikat


No Objek Iman Contoh Perilaku
1 Iman kepada Malaikat Jibril Taat menjalankan perintah dari Allah
SWT
2 Iman kepada Malaikat Mikail Berusaha dengan sungguh-sungguh
mencari rizki Allah dengan cara halal dan
thayyib
3 Iman kepada Malaikat Israfil Berdo’a agar dijauhkan dari segala
musibah
4 Iman kepada Malaikat Izrail Berdo’a agar terhindar dari siksaan
sakaratul maut
5 Iman kepada Malaikat Selalu berdo’a agar diberi nikmat kubur
Munkar dan Nakir
6 Iman kepada Malaikat Raqib Selalu berbuat kebaikan dan menjauhi
dan ‘Atid perbuatan buruk
7 Iman kepada Malaikat Malik Memohon kepada Allah SWT agar
terhindar dari siksa api neraka
8 Iman kepada Malaikat Memohon kepada Allah SWT agar masuk
Ridwan surga

Hikmah beriman kepada Malaikat


1. Lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT
2. Mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan dan
menugaskan para malaikat
3. Lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan perlindunganNya
4. Memberi motivasi untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan
5. Memberi rasa optimis untuk selalu berusaha

 Iman kepada kitab-kitab Allah


 Iman kepada rasul-rasul Allah
 Iman kepada hari kiamat
 Iman kepada Qada’ dan Qadar
IMAN KPD KITAB ALLAH

1. TAURAT
Kitab Taurat adalah kitab suci yang diwahyukan atau diturunkan kepada Nabi Musa AS sebagai
pedoman dan petunjuk untuk Bani Israil. Taurat atau Torah berasal dari bahasa Ibrani yakni yarah.
Sebagai kata kerja, yarah dapat diartikan sebagai "memberi pengajaran", "mengajarkan", atau
"menunjukkan". Dalam konteks agama, Torah bisa bermakna "ajaran atau perintah dari Tuhan".

‫;َو ٰا َتۡي َنا ُم ۡو َس ى اۡل ـِكٰت َب َو َجَع ۡل ٰن ُه ُهًدى ِّلَبِنۤۡى ِاۡس َر ٓاِء ۡي َل َااَّل َتَّتِخ ُذ ۡو ا ِم ۡن ُدۡو ِنۡى َو ِكۡي اًل‬
Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman), "Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain
Aku.

ISI:
1. Jangan ada pada Tuhan lain di kehadirat-Ku.
2. Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung karena
Aku Tuhan Allahmu.
3. Jangan kamu menyebut Tuhan Allahmu dengan sia-sia.
4. Ingatlah kamu akan hari sabat (Sabtu), supaya kamu sucikan dia.
5. Berilah hormat kepada ibu bapakmu.
6. Jangan membunuh sesama manusia.
7. Jangan berzina.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan menjadi saksi palsu.
10. Jangan berkeinginan memiliki hak orang lain.

b. Kitab Zabur
( turun abad ke 10 SM) atau yang saat ini disebut dengan Mazmur oleh kalangan
Kristiani, diturunkan kepada Nabi Dawud As, untuk disampaikan dan jadikan
pedoman hidup bagi umatnya. Firman Allah

‫) َوآَتْيَن ا َداُو َد َز ُبوًر ا‬

Artinya dan Kami berikan Zabur kepada Nabi Daud." (QS. Al Isra': 55)

c. Kitab Injil
( turun abad ke 1 M), diturunkan kepada Nabi Isa As, sebagai petunjuk dan
tuntunan bagi Bani Israil. Allah berfirman QS. Al Maidah: 46.

‫َوَقْفْيَن ا َع َلى َأَثِرِه م ِبِع يَس ى اْبِن َم ْر َيَم ُم َص ِّد ًق ا ِلَم ا َبْيَن َيَدْي ِه ِم َن الَّتْوَر َنِة َوَم اَتْي َلُه‬

‫اإلنجيل ِفيِه ُه ًد ى َوُنوٌر َوُم َص ِّد ًق ا ِلَم ا َبْيَن َيَدْي ِه ِم َن الَّتْوَر َنِة َوُه ًد ى َوَمْو ِع َظًة‬

Artinya: " Dan Kami inginkan jejak mereka (nabi-nabi) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat, dan menjadi
petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Maidah : 46)
Kitab injil memuat beberapa ajaran pokok antara lain sebagai berikut:
1). Perintah agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni

2). Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat

3). Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)]

4). Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.

D Kitab Al-Qur'an
(turun abad ke 7 M) adalah kitab suci umat Islam, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat
manusia, bukan hanya bangsa Arab.

Allah berfirman dalam QS. Yusuf: 2.

‫)نا َأنَزْلَتُه ُق ْر َء اَنا َع َرِبًّيا َّلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلوَن‬

Artinya "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur'an dengan bahasa


Arab agar kamu memikirkannya. "QS. Yusuf 2

Sejarah singkat Turunnya Al Qur'an:

Al Qur'an pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada malam Seni
tanggal 17 Ramadan tahun 40 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau tanggal

Agustus 610 M. Ketika beliau berkhalwat di Gua Hira. Adapun wahyu yang pertam
diturunkan adalah QS. Al 'Alaq ayat 1-5.

Al Qur'an di dalamnya terdiri dari 30 juz, 114 surat, sekitar 6.236 ayat, 345 345
huruf Al Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22
hari atau 23 tahun, yaitu 13 tahun pada waktu Nabi Nuhammad SAW masih di
Makkah 10 tahun setelah hijrah ke Madinah

Isi pokok Al Qur'an.

a. Tauhid dan Aqidah Islam

b. Ibadah dan cara mengabdi kepada Allah

c. Janji dan ancaman

d. Cara atau jalan untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat e
Ceritera/sejarah umat manusia sebelum Nabi Muhammad Saw

f. Akhlaq/budi pekerti

g. Memuat soal muamalah; kedamaian dalam hidup, pergaulan manusia dengan


sesamanya

h. Ilmu pengetahuan

Keistimewaan kitab suci Al Qur'an antara lain:


a Membenarkan kitab-kitab suci terdahulu b. Memuat kisah-kisah para Nabi
terdahulu

c Memberi ketentraman jiwa

d. Mengangkat derajat umat Islam ayang sungguh-sungguh mengamalkan isinya


Pada dasamya kitab-kitab Allah tersebut mengandung ajaran yang sama, yaitu
ajaran tentang tauhid atau mengesakan Allah. Selain itu, tujuan diturunkannya
kitab-kitab tersebut adalah agar menjadi pedoman hidup guna mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Yang membedakannya hanya tentang tata cara
atau syaratnya, disebabkan adanya perbedaan waktu dan tempat

2. SHUHUF
Selain menurunkan empat kitab di atas, Allah SWT juga menurunkan wahyu
dalam bentuk shuhuf. Shuhuf adalah lembaran-lembaran berisi firman Allah SWT
yang diturunkan kepada para nabi atau rasul Shuhuf berisi tentang hukum dasar
yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan agama bagi nabi atau rasul
yang telah di beri shuhuf

tersebut, Allah SWT berfirman:

‫ِإَّن َه َذا َلِف ي الُّصُح ِف اُألوَلى ُصُح ِف ِإْبَراِه يَم َوُم وَس ى‬

Artinya: "Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab Allah yang dahulu
(yaitu)

kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS. Al-A'la: 18-19). Dalam ayat ini memang tidak
dibedakan antara kitab dan shuhuf Tetapi Nabi Muhammad SAW membedakannya
dengan menyuruh sahabatnya untuk menuliskan ayat pada pelepah kurma kulit
atau tulang hewan Lembaran pelepah kurma, kulit dan tulang hewan yang

terpisah-pisah inilah yang di sebut Shuhuf Adapun perbedaan Kitab dengan


Shuhuf adalah sebagai berikut:

a. Kitab isinya lebih lengkap dari pada shuhuf sebab hanya semacam brosur
brosur kecil
b. Kitab adalah wahyu yang kemudian dibukukan, sedangkan shuhuf belum
dibukukan

IMAN KPD RASUL


Kata Rasul berasal dari "arsala" yang berarti mengutus. Sedangkan, Rasul menurut
istilah artinya seorang laki-laki sholeh yang diutus oleh Allah Swt. untuk
menyampaikan pesan-Nya kepada umat manusia. Pesan tersebut diberikan melalui
wahyu yang diterima oleh para rasul.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim.
Iman kepada rasul merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.
Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-
rasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah Swt. terdapat dalam
surah An-Nisa ayat 136.
MATERI CCI MAPSI 2023
FIKIH

 Thaharah
Secara bahasa thahârah berarti suci dan bersih, baik itu suci dari kotoran lahir
maupun dari kotoran batin berupa sifat dan perbuatan tercela. Sedangkan secara
istilah fiqh, thaharah adalah: mensucikan diri dari najis dan hadats yang
menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air atau tanah, atau batu.
Penyucian diri di sini tidak terbatas pada badan saja tetapi juga termasuk pakaian
dan tempat.

Hukum thahârah (bersuci) ini adalah wajib, khususnya bagi orang yang akan
melaksanakan shalat. Hal ini didasarkan pada QS. Al-Ma’idah/5: 6 dan hadis Nabi
saw:

‫… ِم ْفَتاُح الَّصالِة الُّطُهوُر‬


“Kunci shalat itu adalah bersuci …” (HR al-Tirmidzi, Ibn Mâjah, Ahmad, al-
Dârimi, dari ‘Ali bin Abi Thâlib ra.)

Alat yang digunakan untuk bersuci terdiri dari air, debu dan batu atau benda padat
lainnya (seperti: daun, tisu) yang bukan berasal dari najis/kotoran. Benda padat
tersebut digunakan khususnya ketika tidak ada air. Namun jika ada air yang bisa
digunakan bersuci, maka disunnahkan untuk lebih dahulu menggunakan air. Tapi
tidak semua air dapat digunakan untuk bersuci.

Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah:


1) Air muthlaq yaitu air yang suci lagi mensucikan, seperti: air mata air, air sungai,
zamzam, air hujan, salju, embun, air laut;
2) Air musta`mal yaitu air yang telah digunakan untuk wudlu dan mandi (Muttafaq
`alayh, dari Jabir).

Sedangkan air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci antara lain:
1) Air mutanajjis yaitu air yang sudah terkena najis, kecuali dalam jumlah yang
besar yakni minimal dua kulah atau sekitar 500 liter, dan tidak berubah sifat
kemutlakannya yakni berubah bau, rasa dan warnanya;
2) Air suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti air kelapa, air gula (teh atau
kopi), air susu, dan semacamnya. Namun air yang bercampur dengan sedikit benda
suci lainnya –seperti air yang bercampur dengan sedikit sabun, kapur barus atau
wewangian–, selama tetap terjaga kemutlakannya, maka hukumnya tetap suci dan
mensucikan. Tapi jika campurannya banyak hingga tidak layak lagi disebut sebagai
air mutlak, maka hukumnya suci tapi tidak mensucikan.

 Shalat Fardhu

Anda mungkin juga menyukai