Laporan Manajemen Ternak Unggas KLPK 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK AYAM BROILER


“ PT. Mekat Gati milik H.Mulyadi di dusun Kerembeng, desa Putung, Kecamatan
Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah ”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4:

1. HERMAN NUL HAKIM ( B1D022104)


2. M. ANWAR HIDAYAT ( B1D022121)
3. M. IHSANNUDIN ( B1D022122)
4. MUHAMMAD IQBAL ( B1D022139)
5. MUHAMMAD YUSRON HADI (B1D022145)

KELAS : 4B1

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2024
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................................1

1.2. Tujuan Praktikum....................................................................................................2

1.3. Manfaat Praktikum..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Ras Pedaging.................................................................................................3

2.2 Manajmen Pemeliharaan.........................................................................................3

2.3 Kandang Ayam Broiler............................................................................................3

2.4 Bibit Ayam................................................................................................................4

2.5 Pakan dan Air Minum...............................................................................................4

2.6 Pencegah Penyakit....................................................................................................5

2.7 Vaksin.......................................................................................................................5

2.8 Biaya Produksi..........................................................................................................6

BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................................7

3.2. Materi Praktikum.................................................................................................7

3.2.1. Alat Praktikum...........................................................................................7

3.2.2. Bahan Praktikum.......................................................................................7

3.3. Metode Praktikum...............................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ii
4.1. Hasil.....................................................................................................................8

4.2. Pembahasan........................................................................................................12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.........................................................................................................14

5.2. Saran...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

LAMPIRAN............................................................................................................................16

DAFTAR TABEL

iii
Tabel 1. Jenis kandang ...............................................................................................................9

Tabel 2. Jenis pakan..................................................................................................................10

Tabel 3. Biaya tetap..................................................................................................................10

Tabel 4. Biaya tidak tetap.........................................................................................................11

Tabel 5. Penjualan....................................................................................................................12

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pemeliharaan ayam broiler merupakan industri yang berdampak positif
terhadap peternak ayam broiler. Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi
daging ayam broiler, karena memiliki harga yang terjangkau untuk berbagai
kalangan masyarakat. Salah satu peternak di daerah Putung adalah PT Mekat Gati yang
bergerak dibidang pemeliharaan ayam broiler dan petelur dengan menggunakan
sistem kandang open house. Peternakan ayam broiler menjadi salah satu sektor usaha
yang berkembang pesat di Indonesia karena menjadi pemasok utama protein hewani yang
mayoritas dibutuhkan oleh masyarakat. Proses keberjalanan usaha peternakan ayam
broiler harus memperhatikan manajemen-manajemen pemeliharaan yang kompleks mulai
dari masa starter hingga finisher.
Keberhasilan usaha peternakan ayam broiler ditentukan oleh ekspresi
performans yang diukur dalam mortalitas, konsumsi pakan, bobot badan akhir,
rasio konversi pakan(FCR), dan indeks performans (IP). Oleh karena itu, perlu
manajemen yang baik dan sesuaidengan Standar Operasional Perusahaan (SOP) dalam
pemilihan bibit, pakan, dan maajemen sebagai faktor yang sangat menentukan
keuntungan usaha peternakan ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis ayam ras
unggul yang dapat memberikan produktifitas yang tinggi sehingga harus didukung olek
sarana dan prasarana pendukung yang baik dalam periode pemeliharaannya (Marom
et al., 2018). Komponen indicator penelaian dalam menentukan hasil akhir keberhasilan
usaha peternakan ayam broiler harus diperhatikan secara detail selama masa
pemeliharaan mulai dari fase starter hingga masa panen pada umur 35 hari.Usaha
peternakan ayam broiler dapat mendapatkan keuntungan apabila mencapai
standarperusahaan.
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil
persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama
dalam memproduksi daging. Pemeliharaan ayam broiler harus menggunakan ransum yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut. Kebutuhan ayam sendiri dapat

1
ditentukan oleh umur ternak dan fisiologis ternak. Selain itu, faktor lingkungan juga
mempengaruhi performa ternak.
Ayam broiler sangat dominan diternakkan di indonesia karena selain pertumbuhannya
yang sangat cepat. Bobot badannya yang semakin hari semakin bertambah dan juga dapat
menghasilkan keuntungan apabila diternakkan dalam jumlah yang banyak.Ayam broiler
sangat mudah sekali mengalami stress. Oleh sebab itu diperlukan pemeliharaan yang baik
dan efesien, karena stress dapat menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan dapat
menyebaban kematian.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memelihara unggas (ayam broiler).
2. Agar mahasiswa mengetahui komponen apa saja yang digunakan dalam pemeliharaan
ayam broiler.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara beternak/kondisi yang terjadi di
lapangan.
4. Agar mahasiswa bisa membedakan antara teori yang dipelajari dengan kondisi yang
ada di lapangan.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum Manajemen Ternak Unggas Pedaging yaitu untuk
mengetahui proses Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler agar mendapat hasil
yang maksimal, menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara memelihara ayam
broiler dengan baik, serta mahasiswa bisa mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan
secara langsung.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Ras Pedaging (Broiler)


Ayam broiler merupakan salah satu hewan ternak yang sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan protein asal hewan.
Ayam broiler adalah hewan hewan ternak yang lebih umum dipilih para peternak untuk
dikembangkan karena pertumbuhannya yang cepat. Berbagai macam strain ayam broiler
yang dapat ditemukan saat ini, merupakan hasil perkawinan antar ras dengan kemajuan
tenologi yang semakin pesat, maka mampu menghasilkan strain baru yang nantinya akan
menguntungkan secara ekonomi (Rasyaf, 2011).
Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami
pertumbuhan pesat pada umur 1 –5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler
yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang
dipelihara selama 8 bulan.
Keunggulan ayam broiler tersebut didukung oleh sifat genetis dan keadaan
lingkungan yang meliputi makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. Pada
umumnya di Indonasia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan
berat 1,3–1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler
yang sudah berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai pertumbuhan broiler yang optimal
adalah suhu lingkungan dan kelembaban udara yang tinggi merupakan faktor utama yang
dapat menyebabkan terjadinyah heat stress (cekaman panas). Hampir setengah dari
terlambatnya pertumbuhan pada daerah dengan iklim panas, disebabkan oleh pengaruh
langsung dari suhu dan kelembapan udara yang tinggi (May dan Lott, 2001).

2.2 Manajemen Pemeliharaan


Manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi pemeliharaan, persiapan sebelum
chick in, bibit, pakan, vaksinasi, sanitasi dan biosecurity dan processing. Pemeliharaan
ayam broiler dilakukan selama 35 hari. Pemeliharaannya dibagi menjadi 2 fase yaitu fase
starter (masa pemeliharaan awal) yaitu ketika anak ayam broiler sudah kuat untuk hidup

3
layak sejak anak ayam berusia 1 hari sampai 4 minggu dan fase finisher (masa
pemeliharaan akhir) yaitu bila ayam telah berumur lebih dari 4 minggu dan siap potong
(Rasyaf, 2012).

2.3 Kandang Ayam Broiler


Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang
dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang
baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan
teknis (Martono, 1996).
Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan
dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat
tinggal ayam dalam melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan
tumbuh). Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi
yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan
dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain (Martono, 1996).
Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih
tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan ipisahkan dari
percampuran orang, predator maupun unggas lain. (Martono, 1996)

2.4 Bibit Ayam


Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari tetuanya.
Ciri – ciri kualitas DOC yang baik yakni DOC terbebas dari penyakit, seperti pullorum,
ophalitis dan jamur. Jika diperhatikan secara saksama DOC berkualitas baik maka terlihat
aktif bergerak kesana kemari atau tidak bisa diam, setiap DOC mempunyai kaki yang
besar dan berminyak seperti basah, pantatnya tidak kotor dan tidak terdapat pasta putih,
bulu cerah dan penuh dan setiap DOC mempunyai berat tidak kurang dari 37 gram
(Narantaka, 2012).
Day Old Chick (DOC) memegang peranan penting untuk menghasilkan produk, baik
jumlah maupun mutu produk. Ketersediaan bibit harus senantiasa ada untuk menjamin
kelangsungan produksi. Bukan hanya itu, kontinuitas pasokan bibit juga harus dijaga dan
dikontrol. Kondisi bibit ayam yang populer dengan sebutan DOC sama dengan anak

4
ayam umur sehari atau kuri (kuthuk umur sehari) sangat menentukan keberhasilan usaha
ternak ayam (Sudarmono, 2003).

2.5 Pakan dan Air Minum


Penampilan produksi tertinggi pada ternak akan dapat tercapai sesuai dengan
genetiknya apabila ternak tersebut memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat
makanan tersebut diperoleh ternak dengan cara mengkonsumsi sejumlah makanan
(Anggorodi, 1984). Begitu juga dengan ternak ayam, untuk mendapatkan tingkat produksi
yang maksimal harus dipenuhi kebutuhan zat-zat makanan dengan memberikan pakan
sesuai dengan kebutuhan. Ayam broiler membutuhkan pakan berkualitas untuk
meningkatkan laju pertumbuhan badan secara optimal, sedangkan kebutuhan air minum
yang bersih juga sangat dibutuhkan (Anggorodi, 1984).
Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan secara
ad libitum. (Parakkasi, 1998). Konsumsi diperhitungkan dari jumlah makanan yang
dimakan oleh ternak, dimana zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut. (Tillman et al.
1991).
Menurut Ensminger et al (1990) pada umumnya ayam mengkonsumsi air minum dua
kali dari bobot pakan yang dikonsumsi. Konsumsi air minum juga akan meningkatkan
pada saat ayam pada temperatur lingkungan yang tinggi. Menurut NRC (1994) konsumsi
air minum bertambah sekitar 7% setiap peningkatan suhu 10° C diatas suhu 21° C.

2.6 Pencegahan Penyakit


Pencegahan penyakit adalah segala aktivitas yang dapat mencegah serangan penyakit
pada ayam dan peternakan (Rasyaf, 2009). Secara garis besar program pencegahan
penyakit pada ternak ayam broiler dibagi menjadi tiga golongan yakni program sanitasi,
program vaksinasi dan pengobatan penyakit (Narantaka, 2012). Sanitasi merupakan suatu
kegiatan pencegahan penyakit yang dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang
dan lingkungan kandang, peralatan kandang, pengelola kandang, serta orang dan
kendaraan yang keluar masuk komplek perkandangan (Suprijatn dkk, 2005).
Sanitasi harus dilakukan secara teratur untuk mencegah timbulnya penyakit.Selain
memperhatikan kebersihan lingkungan, pemberian vaksin dan obat-obatan juga sangat

5
diperlukan menunjang kesehatan ayam yang dipelihara.Vaksin merupakan suatu tindakan
dengan sengaja memasukkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan dengan tujuan untuk
merangsang terbentuknya kekebalan tubuh dari suatu jenis penyakit (Akoso, 1998).

2.7 Vaksin
Vaksin adalah biakan jasad renik patogen, diperoleh dari hewan tertentu yang kebal
terhadap penyakit yang disebabkan jasad renik itu sehingga daya patogennya menjadi
lemah untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia agar memperoleh kekebalan
(Mandiri,2010). Vaksinasi adalah usaha memasukkan vaksin kedalam tubuh ternak untuk
melindungi ternak dari serangan penyakit tertentu. Vaksinasi ditujukan untuk merangsang
pembentukan zat kebal yang sesuai dengan jenis vaksinnya (Tamalluddin, 2015).
Vaksin yang baik harus memberikan proteksi lebih dari 95% terhadap hewan coba
atau tidak lebih dari 5% hewan yang terinfeksi atau sakit. Keberhasilan vaksinasi sangat
dipengaruhi oleh status kesehatan unggas, keadaan nutrisi unggas, sanitasi lingkungan
dan sistem perkandangan, serta program vaksinasi yang baik. Keuntungan pemberian
vaksin adalah mencegah timbulnya gejala klinis dan kematian, mengurangi keluarnya
virus dari tubuh unggas serta mengurangi populasi unggas yang rentan. Kelemahan
vaksinasi adalah memerlukan waktu sebelum kekebalan protektif tercapai, flok yang
divaksinasi tidak memperlihatkan gejala klinis sesudah terekspos, tetapi tetap dapat
terinfeksi virus dan bertindak sebagai tempat penyimpanan (reservoir).

2.8 Biaya Produksi


Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan peternak dalam proses produksi
untuk menghasilkan suatu produk (Hernanto, 1993). Mulyadi (1993) menyatakan bahwa
biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual, contohnya biaya penyusutan mesin dan peralatan,
biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam
bagian-bagian baik yang langsung maupun tidak langsung 16 berhubungan dengan proses
produksi. Winardi (1994) menambahkan bahwa biaya produksi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap dalam usaha ternak meliputi:
biaya tenaga kerja, sewa tanah, pajak, biaya listrik, dan penyusutan (ternak, kandang,
peralatan).

6
Dalam budidaya Ayam Broiler, peran tenaga kerja atau karyawan sangat penting
untuk perawatan. Berapa jumlah tenaga kerja yang sehari-hari nantinya akan mengurusi
segala hal di peternakan sangat ditentukan berapa jumlah kandang dan populasi yang
diternak. Maka dari itu, sebaiknya kita mengenal macam-macam tenaga kerja yang
dibutuhkan di sebuah peternakan ayam.

BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 03 Maret 2024 di Dusun
Kerembeng, Desa Putung Kec.Jonggat Kab. Lombok Tengah.

3.2 Materi Praktikum

3.2.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Lembar kuisioner

2. Alat tulis

3. Handphone

3.2.2 Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah peternakan ayam broiler
bapak H.Mulyadi

3.3 Metode Praktikum

Adapun metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:

1. Survey lokasi.

2. Meminta izin kepada pemilik/peternak untuk mengadakan praktikum.

3. Melakukan diskusi dengan peternak/pemilik, sambil mengisi lembar


kuisioner.

7
4. Mengambil foto atau dokumentasi praktikum.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

PENYUSUNAN PROFIL PERUNGGASAN

1. Aspek Kelembagaan

a. Nama Pemilik : H. Mulyadi

b. Mitra Usaha : UD. Mekat gati

c. Alamat : Putung, Lombok Tengah

d. Nama Perusahaan : UD. Mekat Gati

e. Jumlah Ayam : - 3.000 ekor (Broiler)

- 150 ekor (Petelur)

f. Jenis Ayam : - Pedaging

- - Petelur

g. Strain Ayam : Broiler arbor acres

h. Tahun Berdiri : 1988

2. Gambaran Umum Lokasi Usaha

a. Sejarah dan motivasi berdirinya usaha : sebagai ladang bisnis, sebagai


tabungan dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b. Jarak lokasi Usaha dengan Pemukiman Penduduk : 50 meter

8
c. Jenis atau Tipe Kandang : Kandang terbuka

d. Perlatan Kandang: cangkul, ember,mesin pembuat/penggiling pakan dari


jagung , kipas angin, tempat pakan (hanging feedeer)

e. Foto Kandang

f. Apakah ada usaha baru yang terbentuk selain ayam,sebutkan : peternak sapi

3. Aspek Usaha Agribisnis

a. Hulu (bibit, pakan, obat, modal, kandang)


1) Perkandngan :
a) Bagaimana status kepemilikan lahan kendang: lahan milik
pribadi
b) Jumlah dan ukuran kendang: 64 x 8 x4

Tabel 1. Jenis Kandang

No Jenis kandang Ukuran kandang Jumlah

Panjang Lebar Tinggi

9
1. Broder 22 m 15 m 6m 1

2. Pertumbuhan - - - -

3. Layer 7m 4m 3m 50

2) Bibit : COMFEED

Jenis bibit : CP-707

Asal bibit : Lombok

Cara memperoleh bibit: Membeli

3) Pakan

Jenis pakan dan jumlah pemberiannya:

Tabel 2. Jenis Pakan


NO Jenis Jumlah pemberian
pakan
Starter Grower Layer

Kg % Kg % Kg %

1. S10 900

2 S11 850

3 S12 800

4) Obat,vaksin dan vitamin,sebutkan dosis dan cara pemberian:


a) Notress (dosis 10/10L)
b) Widisilin (dosis 1 sendok makan/ 10L)
c) Vitamin C (4 saset)
d) Kusumik (3 saset)
5) Permodalan :
a) Modal awal : Rp. 150.000.000.00
b) Modal sekarang: Rp. 4.000.000.00

10
c) Cara mendapatkan modal : Usaha keluarga

6). Apa kendala dalam aspek ini

b. Aspek Ekonomi

c. Pandemi

Tabel 3. Biaya tetap

NO Komponen biaya Jumlah Harga Masa pakai Total harga


satuan(Rp) (priode/bulan) penyusutan

1. Tanah Milik sendiri

2. Bangunan kandang 2 1.500.000 3xpriode 4.500.000


gulung

3. Peralatan kandang :

a. Tempat minum 150 75.000/biji 2x (12 tahun) 150.000

b. Karung 200 3.500/biji 2x (12 tahun) 7.000

c. Lampu 17 50.000/biji 5x(12 tahun) 250.000

d. Plapon 2 gulung 1.500/biji 4x(12 tahun) 6.000

e. Arco 2 450/biji 2x (12tahun) 900.000

f. Tempat pakan 150 35/biji 2x(12 tahun) 70.000

g. Penghangat 5 1.500.000/biji 5x(12 tahun) 7.500


ayam

h. Timbangan
1 1.500.000/biji 3.000.000
2x(12 tahun)
ayam

i. Ember
2x(12 tahun)
4 25.000/biji 50.000

Jumlah 8.940.500

Tabel 4. Biaya tidak tetap

11
No Komponen biaya Jumlah Harga satuan Total harga
1. Bibit 4000 7.000 28.000.000
2. Pakan : 2.550

a. S10 1 900/ 1 kwintal

b. S11 1 850/ 1 kwintal

c. S12 1 800/ 1 kwintal

3. Obat-obatan: notress 1 200 200

a. Vitamin 7 saset 3.000/sch 21.000/kotak

4. Upah tenaga kerja 1 orang 2.000.000 2.000.000

5. Bayar listrik Perbulan 150.000 150.000

6. Bayar air Perbulan 250.000 250.000


Jumlah 30.423.750
Tabel 5. Penjualan

No Komponen Jumlah Harga satuan Total harga

1. Ayam hidup 3800 ekor 40.000 152.000.000

2. Kotoran ayam - -

3. Dst….

c. Perhitungan Ekonomi

1. Pendapatan Kotor = Hasil penjualan – ( Biaya tetap+ biaya tidak tetap)

= 152.000.000 – (8.940.500 + 30.423.750)

= 152.000.000 – 39.364.250

12
= 112.635.750

2. B/C Rasio = Pendapatan kotor / total biaya

= 112.635.750 / 39.364.250

= 2,861

3. BEP (break even point) harga = Total biaya (Rp)/produksi (kg)

= 39.364.250/ 40.000 kg

= 984.106

4.2 Pembahasan
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik
ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen
pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar
dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Peternakan ayam broiler yang dimiliki bapak H.Mulyadi merupakan termasuk
pemelihara ayam yang cukup banyak, karena mampu menampung 3000 ayam
dikandangnya, yang telah didirikan dari tahun 1988 sampai saat ini masih berdiri dengan
pendapatan yang lumayan banyak.
Kandang bapak H.Mulyadi terletak dibilang lumayan jauh dengan perumahan
masyarakat, dengan jarak sekitar 50 meter dengan bertujuan agar ternak yang dipelihara
tidak mengalami stress yang akan mengakibatkan ayam akan cepat mati, selain peternak
ayam bapak tersebut juga peternak sapi, dengan alasan sebagai penambah modal dan
untuk mencukupi kebutuhan keluargannya.
Jenis kandang yang digunakan yaitu kandang Ren (Di pelantaran) dengan ukuran 64 x
8 x 4 dan setatus lahan milik sendiri, bapak tersebut memproleh bibit dengan cara
membeli, dengan berbagai jenis pakan yang disediakan, di dalam permodalam bapak
H.Mulyadi mendapatkan modal dengan cara bekerja terlebih dahulu, dengan modal awal

13
yaitu 40.000.000 sampai sekarang 150.000.000, dalam usaha besar kita perlu mengetahui
aspek ekonomi terlebih dahulu, dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, dari semua biaya
tersebut sudah diperhitungkan oleh bapak H.Mulyadi, sehingga beliau mengatakan
keuntungan dalam usaha ini lumayan besar dan dapat membantu untuk memnuhi
kebutuhan dalam keluarganya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging.
2. Manajemen pemeliharaan ayam broiler meliputi pemeliharaan, persiapan sebelum
chick in, bibit, pakan, vaksinasi, sanitasi dan biosecurity dan processing.
Pemeliharaan ayam broiler dilakukan selama 35 hari.
3. Jenis kandang yang digunakan yaitu kandang layer dengan ukuran 64 x 8 x 4 dan
setatus lahan milik sendiri, bapak tersebut memproleh bibit dengan cara membeli,
dengan berbagai jenis pakan yang disediakan.
4. Keuntungan dalam usaha ini lumayan besar dan dapat membantu untuk memnuhi
kebutuhan dalam keluarganya, dan tergantuk pada peternak yang pintar mengelola
ternaknya.

5.2 Saran
Pada setiap praktikum dibutuhkan petunujuk praktikum, supaya mahasiswa
mengetahui apa yang akan ditulis, dan struktur laporan sangat dibutuhkan dalam
pembuatan laporan yang baik dan benar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Ensminger, M. E. 1980. Poultry Science. 2nd Ed. The Interstate Printes and Publisher. Inc
Darrille Illionois.

Ensminger, M. E., J. E. Oldfield, & W. W.Heinemann. 1990. Feed and Nutrition. 2nd Ed. The
Ensminger Publishing Company, California, USA.

Martono, A.P. 1996. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya Bogor, Jakarta.

May, J.D., Lott, B.D.. 2001. Relating weight gain and feed: Gain of male and female

broilers to rearing temperature. Poult. Sci. 80: 581-584.

Narantaka,A.2012.Budidaya Ayam Broiler.PT. Buku Kita, Jakarta.

National Research Council (NRC). 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 8th Revised Ed.
Washington, DC: National Academy Pres.

Parakkasi, A. 1998. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia,
Jakarta.

Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Ke-14. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta

Rasyaf, M. 2012. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan: Kumpulan Pemikiran. IPB, Bogor.

Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanasius,

15
Tillman, dkk.1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar.Cetakan Kelima.Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta.

LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai