Standar ini menetapkan persyaratan mutu untuk kedelai yang meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. Kedelai diklasifikasikan dalam 4 mutu, dan harus bebas hama, penyakit, bau asing serta memenuhi batasan untuk butir rusak, belah, warna lain dan kotoran. Contoh diambil secara acak dari karung untuk diuji kadar air, but
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
912 tayangan9 halaman
Standar ini menetapkan persyaratan mutu untuk kedelai yang meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. Kedelai diklasifikasikan dalam 4 mutu, dan harus bebas hama, penyakit, bau asing serta memenuhi batasan untuk butir rusak, belah, warna lain dan kotoran. Contoh diambil secara acak dari karung untuk diuji kadar air, but
Standar ini menetapkan persyaratan mutu untuk kedelai yang meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. Kedelai diklasifikasikan dalam 4 mutu, dan harus bebas hama, penyakit, bau asing serta memenuhi batasan untuk butir rusak, belah, warna lain dan kotoran. Contoh diambil secara acak dari karung untuk diuji kadar air, but
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
Standar ini menetapkan persyaratan mutu untuk kedelai yang meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan. Kedelai diklasifikasikan dalam 4 mutu, dan harus bebas hama, penyakit, bau asing serta memenuhi batasan untuk butir rusak, belah, warna lain dan kotoran. Contoh diambil secara acak dari karung untuk diuji kadar air, but
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
Standar NasionaI Indonesia
Standar NasionaI Indonesia
SNI 01-3922-1995 KedeIai ICS Badan Standardisasi NasionaI Standar Nasional Indonesia kadelai sangat diperlukan karena dengan adanya stndar tersebut baik petani sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen pangan dalam dan luar negeri mempunyai kepastian terhadap mutu dan harga. Sehingga dengan adanya standar kedelai ini petani diharapkan mendapatkan kepastian hasil produksinya dan masyarakat akan memperoleh mutu pangan yang baik sesuai dengan daya belinya. Dengan kata lain dengan adanya standar maka baik produsen maupun konsumen akan di lindungi kepentingannya.
Standar ini adalah penyempurnaan dari Standar Pertanian Indonesia Nomor SPI TAN / 01 /04 / 1983 dan Standar Perdagangan Nomor SP 55 -1977 yang merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI).
i DAFTAR ISI
1. RUANG LINGKUP 2. DEFINISI 3. ISTILAH 4. KLASIFIKASI 5. SYARAT MUTU 6. CARA PENGAMBILAN CONTOH 7. CARA UJI 8. SYARAT PENANDAAN 9. PENGEMASAN
ii KEDELAI
1. RUANG LINGKUP
Standar mutu ini meliputi,deIinisi,KlasiIikasi,syarat mutu,cara pengambilan contoh,cara uji,syarat penandaan dan pengemasan.
2. DEFINISI
Kedelai adalah hasil tanaman kedelai ( Glycine max . Merr ) berupa biji kering yang telah dilepaskan dari kulit polong dan dibersihkan.
3. ISTILAH
Jenis kedelai adalah dibagi dalam 4 jenis, yaitu kedelai kuning,kedelai hitam,kedelai hijau dan kedelai campur. Masing-masing jenis terdiri dari biji-bijian yang bentuk dan ukurannya hampir seragam atau ciri suatu Varietas.
3.2. Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning,putih atau hijau dan bila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada bidang irisan keping bijinya, tidak tercampur lebih dari 10 kedelai jenis lain.
3.3. Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam dan tidak tercampur lebih dari 10 kedelai jenis lain.
1 3.4. Kedelai hijau adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hijau dan bila dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada bidang irisan keping bijinya, serta tidak tercampur lebih dari 10 kedelai jenis lain.
3.5. Kedelai campur adalah kedelai yang tidak memenuhi syarat-syarat jenis- jenis kedelai kuning, hijau, hitam, dan kedelai berwarna dua macam.
3.6. Kadar air adalah jumlah kandungan air dalam kedelai yang dinyatakan dalam persentase dari berat basah.
3.7. Butir belah adalah biji kedelai yang kulit bijinya terlepas, dan keping- keping bijinya terlepas atau tergeser.
3.8. Butir rusak adalah biji kedelai yang berlubang bekas serangan hama, pecah karena mekanis, biologis, Iisis dan enzimatis, seperti berkecambah, busuk, bau tidak disukai berubah warna maupun bentuk.
3.9. Butir warna lain adalah butir kedelai yang berwarna lain dari aslinya disebabkan varietas lain.
3.10. Kotoran adalah benda asing seperti pasir, tanah potongan-potongan atau sisa-sisa batang daun, kulit polong, biji-bijian lain yang bukan kedelai.
3.11. Butir keriput adalah biji kedelai yang berubah bentuknya dan keriput termasuk biji yang sangat mudah dan atau tidak sempurna pertumbuhannya.
2 3.12. Hama dan penyakit adalah adanya tanda-tanda hama (kutu, ulat, telur, kepompong ) yang hidup dan adanya tanda-tanda penyakit (mycelia atau spora cendawan dan sebagainya ).
4. KLASIFIKASI
Kedelai digolongkan dalam 4 jenis mutu : 4.1. Mutu I 4.2. Mutu II 4.3. Mutu III 4.4. Mutu IV
5. SYARAT MUTU KEDELAI
5.1. Syarat umum
5.1.1. Bebas hama penyakit; 5.1.2. Bebas bau busuk,asam,apek dan bau asing lainnya; 5.1.3. Bebas dari bahan kimia seperti :insektisida dan Iungisida; 5.1.4. Memiliki suhu normal
3
5.2. Syarat khusus Kedelai Tabel 1. SpesiIikasi persyaratan Mutu:
No Jenis uji Satuan Persyaratan I II III IV 1. Kadar air ( ) Max 13 Max14 Max 14 Max 16 2. Butir belah ( ) Max 1 Max 2 Max 3 Max 5 3. Butir rusak ( ) Max 1 Max 2 Max 3 Max 5 4. Butir warna lain ( ) Max 1 Max 3 Max 5 Max 10 5. Kotoran ( ) Max 0 Max 1 Max 2 Max 3 6. Butir keriput ( ) Max 0 Max 1 Max 3 Max 5
Keterangan: Untuk kedelai campur tidak perlu memasukan komponen mutu butir warna lain.
6. CARA PENGAMBILAN CONTOH
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung dari tiap partai barang, kemudian dari tiap-tiap karung diambil contoh maksimum 500 gram. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal, cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 500 gram. Contoh ini disegel dan di beri label untuk dianalisa.Berat contoh analisa 100 gram.
4
Petugas pengambilan contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu,dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum dan mempunyai sertiIikat yang dikeluarkan oleh Badan yang berwenang.
7. CARA UJI
7.1. Penentuan adanya hama dan penyakit, bau dilakukan dengan cara organoleptik kecuali adanya bahan kimian denga n menggunakan indera penglihatan dan penciuman serta dibantu dengan peralatan dan cara yang diperbolehkan.
7.2. Penentuan adanya butir rusak, butir warna lain, kotoran dan butir belah dilakukan dengan cara manual dengan pinset, persentase butir warna lain, butir rusak, butir belah, kotoran ditetapkan berdasarkan berat masing-masing komponen dibandingkan dengan berat contoh analisa X 100
7.3. Penentuan kadar air biji harus ditentukan dengan alat moisture electronic yang telah dikalibrasi atau dengan Toluen ( AOAC 9254 )
7.4. Penentuan suhu dengan thermometer
5
8. SYARAT PENANDAAAN
Dibagian luar karung (kecuali dalam bentuk curuh) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dan jelas terbaca antara lain : - Produce oI Indonesia; - Daerah asal produksi; - Nama dan mutu barang; - Nama perusahaan /pengekspor; - Berat bruto; - Berat netto; - Nomor karung; - Tujuan.
9. PENGEMASAN
Kedelai dikemas dalam karung goni atau dari bahan lain yang sesuai, kuat dan bersih dan mulutnya dijahit, berat netto setiap karung maksimum 75 Kg dan tahan mengalami 'handling baik pada waktu pemuatan maupun pembongkaran.