Sni 01-3920-1995 Jagung Acuan Organoleptik
Sni 01-3920-1995 Jagung Acuan Organoleptik
Sni 01-3920-1995 Jagung Acuan Organoleptik
Jagung
1. Ruang lingkup
Standar ini meliputi : defenisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara
uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi.
2. Definisi
Jagung adalah jagung pipilan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) berupa biji kering
yang telah dilepaskan dan dibersihkan dari tongkolnya.
Bentuk butiran biji jagung dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu jagung
mutiara dan jagung gigi kuda.
3. Istilah
3.1. Jagung kuning adalah jagung yang terdiri sekurang-kurangnya 90% berwarna
kuning dan sebanyak-banyaknya 10% jagung berwarna lain. Biji jagung berwarna
merah dianggap sebagai jagung kuning, asal warn a merah ini tidak disebabkan oleh
penyakit dan hanya menutupi kurang dari 50% permukaan biji seluruhn ya.
3.2. Jagung putih adalah jagung yang terdiri dari sekurang-kurangnya 90% biji
berwarna putih dan sebanyak-banyaknya 10% jagung berwarna lain.
3.3. Jagung campuran adalah jagung yang terdiri dari campuran bermac am-macam
warna jagung, tetapi yang tidak termasuk dalam butir 3.2 dan 3.3.
3.4. Kadar air adalah jumla h kandungan air dalam jagung yang dinyatakan dalam
persentase dari berat basah.
3.5. Butir rusak adalah jagung, baik yang utuh maupun yang pecah yang mengalami
kerusakan karena pengaruh panas, berkecambah, cuaca, cendawan, hama dan
penyakit atau kerusakan - kerusakan fisik lainnya.
3.6. Butir warna lain adalah butir jagung yang berwarna lain dari warna asli,
disebabkan oleh lain varietas.
3.7. Butir pecah adalah butir jagung yang pecah-pecah selama proses pengolahan
perawatan, yang mempunyai ukuran sama atau lebih kecil dari 0,6 bagian jagung
yang utuh.
3.8. Kotoran adalah segala benda asing seperti butir tanah, batu -batu kecil, pasir dan
sisa-sisa batang, tongkol jagung, klobot biji-bijian lain yang bukan jagung dan
sebagainya.
3.9. Kadar aflatoksin adalah racun hasil metabolisme cendawan aspergilus flavus,
aflatoksin disini adalah jumlah semua jenis aflatoksin yang terkandung dalam biji -biji
kacang tanah.
1 dari 3
SNI 01-3920-1995
4. Klasifikasi
5. S yarat mutu
Tabel 1.
Spesifikasi Persyaratan Mutu
6.1. Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung
maksimum 30 karung dari tiap partai barang, kemudian dari tiap-tiap karung diambil
contoh maksimum 500 gram. Contoh-contoh tersebut di aduk / dicampur sehingga
merata, kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal, cara ini
dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh seberat 500 gram.
Contoh ini disegel dan diberi label untuk dianalisa. berat contoh analisa 100 gram.
6.2. Petugas rengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu, dan mempunyai ikatan dengan suatu badan
hukum dan mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan yang berwenang.
7. Cara Uji
7.1. Penentuan adanya hama dan penyakit, bau dilakukan dengan cara organoleptik
kecuali adanya bahan kimia dengan menggunakan indra penglihatan dan penciuman
serta dibantu dengan peralatan dan cara yang diperbolehkan.
2 dari 3
SNI 01-3920-1995
7.2. Penentuan adanya rusak, butir warna lain, kotoran dan butir pecah dilakukan
dengan cara manual dengan pinset dengan contoh uji 100 gram/sampel. Persentase
butir warna lain, butir rusak, butir pecah, kotoran ditetapkan berdasarkan berat
masing-masing komponen dibandingkan dengan berat contoh analisa x 100%.
7.3. Penentuan kadar air biji ditentukan dengan moisture tester electronic atau "Air
Oven Method" (ISO/R939-1969E atau AOAC 930.15).
7.4. Penentuan kadar aflatoxin adalah racun hasil metabolisme cendawan Aspergilus
flavus , Aflatoksin disini adalah jumlah semua jenis aflatoksin yang terkandung dalam
biji-biji kacang tanah.
8. Penandaan
Dibagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman
yang tidak luntur dan jelas terbaca antara lain :
- Produce of Indonesia
- Daerah asal produksi
- Nama dan mutu barang
- Nama perusahaan / pengekspor;
- Berat Bruto
- Bera t Netto
- Nomor karung
- Tujuan
9. Pengemasan
10. Rekomendasi
Tabel 2.
Spesifikasi Persyaratan mutu
No. Jenis Uji Satuan Peryaratan Mutu
1 Kadar Aflatoksin ppm dicantumkan sesuai dengan hasil analisa
3 dari 3