2023 Permenpanrb 22
2023 Permenpanrb 22
2023 Permenpanrb 22
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
jdih.menpan.go.id
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
jdih.menpan.go.id
-3-
jdih.menpan.go.id
-4-
Pasal 2
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan merupakan jabatan
karier PNS.
BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, KLASIFIKASI/RUMPUN,
KATEGORI, DAN JENJANG
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab
Pasal 3
(1) Surveyor Pemetaan berkedudukan sebagai pelaksana
teknis di bidang penyelenggaraan IG dan pembinaan IG
pada Instansi Pemerintah.
(2) Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara
langsung kepada pejabat pimpinan tinggi madya, pejabat
pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.
(3) Dalam hal Unit Organisasi dipimpin oleh pejabat
fungsional, Surveyor Pemetaan dapat berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada
pejabat fungsional lain yang memimpin Unit Organisasi
tersebut.
Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun Jabatan, Kategori, dan Jenjang
Pasal 4
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan termasuk dalam
klasifikasi/rumpun arsitek, insinyur, dan yang berkaitan.
Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan merupakan
Jabatan Fungsional kategori keterampilan dan kategori
keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan kategori
keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Surveyor Pemetaan Terampil;
b. Surveyor Pemetaan Mahir; dan
c. Surveyor Pemetaan Penyelia.
(3) Jenjang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan kategori
keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Surveyor Pemetaan Ahli Pertama;
b. Surveyor Pemetaan Ahli Muda;
c. Surveyor Pemetaan Ahli Madya; dan
d. Surveyor Pemetaan Ahli Utama.
jdih.menpan.go.id
-5-
Pasal 6
Jenjang pangkat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3)
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB III
TUGAS JABATAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN
Pasal 7
(1) Tugas Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yaitu
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan IG dan
pembinaan IG.
(2) Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan berdasarkan ruang lingkup kegiatan Surveyor
Pemetaan yang meliputi perencanaan penyelenggaraan IG,
pelaksanaan survei dan akuisisi DG, pemrosesan DG dan
IG, pengelolaan dan penyebarluasan IG, serta pembinaan
penyelenggaraan dan pelaksana IG.
(3) Ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) pada setiap jenjang jabatan meliputi:
a. Surveyor Pemetaan kategori keterampilan yang terdiri
atas:
1. Surveyor Pemetaan Terampil melaksanakan
penyiapan dukungan dan operasionalisasi
perencanaan terhadap penyelenggaraan IG,
pelaksanaan survei dan akuisisi DG, pemrosesan
DG dan IG, pengelolaan dan penyebarluasan IG,
serta pembinaan penyelenggaraan dan pelaksana
IG;
2. Surveyor Pemetaan Mahir melaksanakan
penyiapan teknis perencanaan dan dukungan
teknis terhadap penyelenggaraan IG, pelaksanaan
survei dan akuisisi DG, pemrosesan DG dan IG,
pengelolaan dan penyebarluasan IG, serta
pembinaan penyelenggaraan dan pelaksana IG;
dan
3. Surveyor Pemetaan Penyelia melaksanakan
inventarisasi teknis terhadap perencanaan
penyelenggaraan IG, dan supervisi pelaksanaan
survei dan akuisisi DG, pemrosesan DG dan IG,
pengelolaan dan penyebarluasan IG, serta
inventarisasi bahan teknis pembinaan
penyelenggaraan dan pelaksana IG;
b. Surveyor Pemetaan kategori keahlian yang terdiri atas:
1. Surveyor Pemetaan Ahli Pertama melaksanakan
identifikasi perencanaan penyelenggaraan IG,
survei dan akuisisi DG, pemrosesan DG dan IG,
pengelolaan dan penyebarluasan IG, serta
dukungan pembinaan penyelenggaraan dan
pelaksana IG;
jdih.menpan.go.id
-6-
BAB IV
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN
Pasal 8
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan dihitung berdasarkan beban kerja
yang ditentukan dari indikator berikut:
a. jumlah DG dan/atau IG;
b. proses penyelenggaran IG; dan/atau
c. jumlah pembinaan penyelenggaraan dan/atau
pelaksana IG.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian yang menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang IG setelah mendapat persetujuan
dari Menteri.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan tidak dapat dilakukan sebelum pedoman
perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan.
jdih.menpan.go.id
-7-
BAB V
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Bagian Kesatu
Pengangkatan
Pasal 9
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan dapat dilakukan melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain; dan
c. promosi.
Bagian Kedua
Persyaratan Pengangkatan
Pasal 10
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan melalui pengangkatan pertama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 huruf a harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah:
1. diploma tiga sesuai dengan kualifikasi bidang ilmu
survei pemetaan, kebumian, rekayasa, atau
informatika untuk Surveyor Pemetaan kategori
keterampilan; dan
2. sarjana atau diploma empat bidang ilmu survei
pemetaan, kebumian, rekayasa, atau informatika
untuk Surveyor Pemetaan kategori keahlian; dan
e. nilai predikat kinerja paling rendah bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dari
calon PNS bagi:
a. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Terampil;
b. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Pertama;
atau
c. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Muda.
(3) Pengangkatan pertama melalui pengisian kebutuhan
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dari calon PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
mencantumkan nomenklatur Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan dalam keputusan pengangkatan calon
PNS dan diberikan kelas jabatan sesuai kelas Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan.
(4) Penetapan kebutuhan untuk pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang IG
menyusun dan menyampaikan rincian kualifikasi
jdih.menpan.go.id
-8-
Pasal 11
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan melalui perpindahan dari jabatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah:
1. diploma tiga sesuai dengan kualifikasi bidang ilmu
survei pemetaan, kebumian, rekayasa, atau
informatika atau bidang lain yang relevan dengan
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan bagi jenjang terampil sampai dengan
penyelia;
2. sarjana atau diploma empat bidang ilmu survei
pemetaan, kebumian, rekayasa, atau informatika,
atau bidang lain yang relevan dengan pelaksanaan
tugas Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan bagi
jenjang ahli pertama sampai dengan ahli muda;
dan
3. magister bidang ilmu survei pemetaan, kebumian,
rekayasa, informatika, atau bidang lain yang
relevan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan bagi jenjang ahli
madya dan ahli utama;
e. mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh pimpinan lembaga
pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan
tugas pemerintahan di bidang IG;
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang terkait penyelenggaraan IG dan pembinaan IG
yang akan diduduki paling singkat 2 (dua) tahun;
g. nilai predikat kinerja paling rendah bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir; dan
h. berusia paling tinggi:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun untuk Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan kategori
keterampilan, Jabatan Fungsional Surveyor Ahli
Pertama, dan Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan Ahli Muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun untuk Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Madya; dan
3. 60 (enam puluh) tahun untuk Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan Ahli Utama bagi PNS yang telah
menduduki jabatan pimpinan tinggi.
jdih.menpan.go.id
-9-
jdih.menpan.go.id
- 10 -
Pasal 12
(1) Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
dilaksanakan melalui:
a. promosi ke dalam atau dari Jabatan Fungsional; dan
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui promosi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh pimpinan lembaga
pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan
tugas pemerintahan di bidang IG;
b. memiliki predikat kinerja paling rendah bernilai sangat
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak sedang menjalani proses hukuman disiplin PNS;
e. tidak pernah dikenakan hukuman karena melakukan
pelanggaran kode etik dan profesi PNS dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir;
f. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS tingkat
sedang atau berat dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir; dan
g. berijazah paling rendah magister bidang ilmu survei
pemetaan, kebumian, rekayasa, informatika, atau
bidang lain yang relevan dengan pelaksanaan tugas
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan jenjang ahli
madya dan ahli utama.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional melalui promosi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi Angka Kredit Kumulatif kenaikan jenjang
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan;
jdih.menpan.go.id
- 11 -
Bagian Ketiga
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 13
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional ditetapkan oleh
PPK atas usulan PyB, bagi:
a. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Madya;
b. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Muda;
c. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Ahli Pertama;
d. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Penyelia;
e. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Mahir; dan
f. Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan Terampil.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan Ahli Utama ditetapkan oleh Presiden atas
usulan PPK setelah mendapat pertimbangan teknis dari
Kepala Badan Kepegawaian Negara dan penetapan
kebutuhan dari Menteri.
jdih.menpan.go.id
- 12 -
Bagian Keempat
Pemberhentian
Pasal 14
(1) Surveyor Pemetaan diberhentikan dari jabatannya
apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada jabatan pimpinan
tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan
jabatan pelaksana; atau
f. tidak memenuhi persyaratan Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan.
(2) Surveyor Pemetaan yang diberhentikan karena alasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai
dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai dengan
jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.
(3) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan menggunakan Angka Kredit Kumulatif
terakhir yang dimiliki dalam jenjang jabatannya dan dapat
ditambah dari penilaian kinerja tugas terkait
penyelenggaraan IG dan pembinaan IG.
(4) Surveyor Pemetaan yang diberhentikan karena ditugaskan
pada jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e dapat disesuaikan pada jenjang sesuai dengan pangkat
terakhir pada jabatannya paling singkat 1 (satu) tahun
setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir yang
didudukinya dengan hasil evaluasi kinerja paling rendah
berpredikat baik setelah mengikuti dan lulus uji
kompetensi apabila tersedia kebutuhan Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan.
(5) Surveyor Pemetaan yang diberhentikan dari jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf f
harus diperiksa terlebih dahulu dan mendapatkan izin
dari PyB sebelum ditetapkan pemberhentiannya.
(6) Mekanisme pemberhentian dan pengangkatan kembali
dalam Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
jdih.menpan.go.id
- 13 -
BAB VI
PENGELOLAAN KINERJA, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
DAN KENAIKAN PANGKAT
Bagian Kesatu
Pengelolaan Kinerja
Pasal 15
(1) Pengelolaan kinerja Surveyor Pemetaan terdiri atas:
a. perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan
klarifikasi ekspektasi;
b. pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja;
c. penilaian kinerja yang meliputi evaluasi kinerja; dan
d. tindak lanjut hasil evaluasi kinerja.
(2) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c ditetapkan dalam predikat kinerja untuk
dikonversi ke dalam perolehan Angka Kredit.
(3) Dalam hal Surveyor Pemetaan memperoleh ijazah
pendidikan formal yang lebih tinggi, diberikan tambahan
Angka Kredit sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari
Angka Kredit kumulatif kenaikan pangkat sesuai
jenjangnya untuk 1 (satu) kali penilaian.
(4) Surveyor Pemetaan dapat diberikan angka kredit 25% (dua
puluh lima persen) dari Angka Kredit Kumulatif kenaikan
pangkat sesuai jenjangnya untuk setiap kenaikan pangkat
selama melaksanakan tugas di daerah terpencil,
berbahaya, rawan, dan/atau konflik.
(5) Konversi Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) dan pengelolaan kinerja Surveyor
Pemetaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi
Pasal 16
(1) Surveyor Pemetaan wajib memenuhi standar kompetensi
yang terdiri atas:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun oleh pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian yang menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang IG sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Surveyor Pemetaan wajib mengembangkan kompetensi
secara berkelanjutan sesuai dengan pemenuhan minimal
standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dan minat serta kebutuhan pelaksanaan
tugas Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dalam
sistem pembelajaran terintegrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
jdih.menpan.go.id
- 14 -
Bagian Ketiga
Kenaikan Pangkat
Pasal 17
(1) Kenaikan pangkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi dapat
diberikan dan dipertimbangkan apabila telah memenuhi
paling sedikit Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat.
(2) Dalam hal Surveyor Pemetaan telah memenuhi Angka
Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat bersamaan
dengan kenaikan jenjang dan memenuhi kualifikasi
kompetensi pada jenjang yang akan diduduki, namun
belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan yang akan
diduduki, Surveyor Pemetaan yang telah memenuhi Angka
Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat dapat diberikan
kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi setelah
mengikuti dan lulus uji kompetensi.
(3) Surveyor Pemetaan yang memiliki penilaian kinerja dan
keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas
jabatannya dapat diberikan penghargaan berupa kenaikan
pangkat istimewa.
(4) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan mekanisme kenaikan pangkat dan kenaikan
pangkat istimewa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB VII
INSTANSI PEMBINA
Pasal 18
(1) Instansi pembina Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
yaitu lembaga pemerintah nonkementerian yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang IG.
(2) Instansi pembina mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan;
b. menyusun standar kompetensi Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan;
d. menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman
penilaian kualitas hasil kerja Surveyor Pemetaan;
e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya
ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan;
h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada
lembaga pelatihan;
i. menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan;
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan;
jdih.menpan.go.id
- 15 -
BAB VIII
ORGANISASI PROFESI
Pasal 19
(1) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan wajib memiliki
organisasi profesi.
(2) Setiap Surveyor Pemetaan wajib menjadi anggota
organisasi profesi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.
(3) Pembentukan organisasi profesi, tugas, dan pelaksanaan
hubungan kerja antara organisasi profesi Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dengan instansi pembina
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
jdih.menpan.go.id
- 16 -
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Surveyor Pemetaan jenjang terampil, mahir, dan penyelia
dengan pendidikan di bawah kualifikasi pendidikan yang
dipersyaratkan tetap dapat melaksanakan tugas Jabatan
Fungsional yang diduduki sesuai jenjang jabatannya;
b. Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
wajib memiliki kualifikasi pendidikan diploma tiga di
bidang ilmu kebumian, rekayasa, informatika, atau bidang
lain yang relevan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan paling lama 7 (tujuh) tahun
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan;
c. Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dapat diberikan
kenaikan pangkat dalam jenjang Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan yang sama; dan
d. dalam hal Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a tidak memenuhi kualifikasi pendidikan
sampai dengan batas waktu yang ditetapkan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b, Surveyor Pemetaan tersebut
diberhentikan dari Jabatan Fungsionalnya.
Pasal 21
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Surveyor Pemetaan jenjang ahli madya dan ahli utama
dengan pendidikan di bawah kualifikasi pendidikan yang
dipersyaratkan tetap dapat melaksanakan tugas Jabatan
Fungsional yang diduduki sesuai jenjang jabatannya;
b. Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
wajib memiliki kualifikasi pendidikan magister di bidang
ilmu kebumian, rekayasa, informatika, atau bidang lain
yang relevan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan paling lama 5 (lima) tahun
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan;
c. Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b dapat diberikan kenaikan pangkat
dalam jenjang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang
sama; dan
d. dalam hal Surveyor Pemetaan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a tidak memenuhi kualifikasi pendidikan
sampai dengan batas waktu yang ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada huruf b, Surveyor Pemetaan tersebut
diberhentikan dari Jabatan Fungsionalnya.
jdih.menpan.go.id
- 17 -
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (3) dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.
Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 469) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 61 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1027), dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Menteri ini.
Pasal 24
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun 2020 tentang Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 469) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 61 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun
2020 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1027); dan
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 61 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 27 Tahun
2020 tentang Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1027),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 25
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
jdih.menpan.go.id
- 18 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2023
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Desember 2023
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ASEP N. MULYANA
jdih.menpan.go.id