Laporan Aksi Perubahan - Ok
Laporan Aksi Perubahan - Ok
Laporan Aksi Perubahan - Ok
“PEDANG INSPEKTORAT”
Disusun Oleh
NAMA: JONARTI DJ,ST,MT
Nip:
i
PENGANTAR
Terimakasih
Peserta,
Jonarti DJ,ST,MT
ii
DAFTAR ISI
iii
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 66
B. Rekomendasi ............................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 68
LAMPIRAN LAMPIRAN ................................................................................................................. 69
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 21. Daftar Hadir dan Dokumentasi Pelatihan pengelolaan keuangan
melalui aplikasi SISKEUDES di ruang Aula dan Ruang Irwil IV
Inspektorat ................................................................................ 49
Gambar 22. Undangan Pendampingan......................................................... 50
Gambar 23. Rapat Koordinasi Tim Kerja .................................................... 51
Gambar 24. Proses Penyusunan Panduan Pendampinagn Pengelolaan
Keuangan Desa......................................................................... 52
Gambar 25 Buku Panduan Pendampinagn Pengelolaan Keuangan Desa .. 52
Gambar 26. Screenshot HelpDesk (Group Whats App dan Link Aplikasi
Zoom Meeting )........................................................................ 53
Gambar 27. Screenshot pendampingan pengeloalaan keuangan desa melalui
Aplikasi Zoom Meetin ............................................................. 54
Gambar 28. Screenshot Pendampingan Pengeloalaan Keuangan Desa
Melalui Help Desk Grup Whats App ....................................... 55
Gambar 29. Undangan Rapar Koordinasi persiapa Monev aksi Perubagan
Pedang Inspektorat ................................................................... 56
Gambar 30. Rapat Koordinasi persiapan pelaksanaan Monev..................... 56
Gambar 31. Undangan Monev (FGD) Aksi Perubahan Pedang Inspektorat 57
Gambar 32. Dokumentasi FGD Monev Aksi Perubahan ............................. 58
Gambar 33. Daftar Hadir dan Dokumentasi Pelaksanaan
Monev dalam bentuk FGD di Desa ......................................... 59
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai visi reformasi birokrasi Tahun 2010 – 2025, PESERTA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTARUR ANGKATAN
IVmenghendaki terwujudnya pemerintahan berkelas dunia, dimana perubahan pada
area pengawasan bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas
dari KKN menuju clean government. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 –
2025, mengharuskan adanya penataan dan penguatan organisasi, tata laksana,
manajemen sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, kualitas
pelayanan publik, mind set dan culture set yang selaras dengan peran APIP yang
efektif sebagai mana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
mengamanatkan Inspektorat selaku APIP untuk dapat menjalankan fungsi
pengawasan dari watchdog menjadi fungsi konsultan/mitra dalam rangka pendeteksi
dini (early warning) dan penjamin mutu (quality assurance).
Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin strategis dan
terus bergerak mengikuti kebutuhan perkembangan dunia pengawasan. APIP
diharapkan mampu menyelenggarakan pengawasan internal instansi pemerintah.
APIP sebagai pengawas intern pemerintah merupakan salah satu unsur manajemen
pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik
(goodgovernance) kepemerintahan yang bersih (cleangovernment).
Akuntabilitasi merupakan konsep yang dekat dengan penyelenggaraan
pemerintahan berkaitan dengan kemampuan untuk menjawab, menjelaskan,
mempertanggung jawabkan terhadap produk, tindakan ataupun kebijakan.
Perubahan Perundang- undangan dari UU No. 32 Tahun 2004 menjadi UU No.8
Tahun 2005 selanjutnya menjadi UU No. 12 Tahun 2008 yang diubah sebgaian
menjadi UU No. 6
Tahun 2014 dimana Desa diberikan kewenangan yang lebih besar dan anggaran
dana yang besar yang berasal dari redistribusi APBN dan APBD. Namun belum
disertai dengan pelaksanaan tatakelola keuangan desa yang akuntabel. Selama ini
1
kegiatan pengelolaan keuangan desa kurang akuntabel karena faktor pengetahuan
dan kemampuan perangkat desa yang masih rendah, kurangnya sarana media
konsultasi bagi perangkat desa, peraturan perundang-undangan yang sering berubah,
koordinasi di antara pemangku kepentingan yang masih rendah dan keterbukaan
desa dalam pengelolaan keuangan desa yang masih rendah. Oleh karena itu guna
mewujudkan tata kelola keuangan desa yang akuntabel diperlukan Upaya
Pembinaan, pelatihan, pendampingan dalam pengelolaan keuangan desa
(PEDANG INSPEKTORAT).
Proyek perubahan ini akan melibatkan stakeholder internal Inspektur
Pembantu Wilayah I, Inspektur Pembantu Wilayah II, Inspektur Pembantu Wilayah
III, Inspektur Pembantu Bidang Investigasi dan Tindak Lanjut,
SekretarisInspektotar, Para Auditor, Fungsional PPUPD (Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah) dan stakeholder eksternal yaitu Para
Kepala Desa di Lingkup Irwil IV Beserta aparatnya serta Pendamping Desa dan
Pendamping Lokal Desa.
B. Tujuan Aksi Perubahan
Aksi Perubahan ini bertujuan untuk melaksanakan pendampingan di seluruh
wilayah kerja inspektorat. Tujuan ini dibagi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Meningkatkan kemampuan perangkat desa dalam pengelolaan keuangan
desa melalui Aplikasi Siswaskeudes di kecamatan Baroko.
b. Memudahkan penyampaian informasi dan koordinasi dalam pengelolaan
keuangan desa di Kecamatan Baroko.
c. Meningkatkan pemahaman perangkat desa dalam pengelolaan keuangan desa
di Kecamatan Baroko.
d. Mewujudkan komitmen bersama untuk transparansi pengelolaan keuangan
desa di Kecamatan Baroko.
2. TujuanJangkaMenengah
a. Meningkatkan kemampuan perangkat desa dalam pengelolaan keuangan
desa melalui Aplikasi Siswaskeudes pada wilayah kerja IV Inspektorat .
b. Memudahkan penyampaian informasi dan koordinasi dalam pengelolaan
keuangan desa pada wilayah kerja IV Inspektorat
2
c. Meningkatkan pemahaman perangkat desa dalam pengelolaan keuangan desa
Pada Wilayah Kerja IV Inspektorat
d. Mewujudkan komitmen bersama untuk transparansi pengelolaan keuangan
desa di Kecamatan Baroko pada wilayah kerja IV Inspektorat
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Meningkatkan kemampuan perangkat desa dalam pengelolaan keuangan
desa melalui Aplikasi Siswaskeudes pada semua wilayah kerja Inspektorat .
b. Memudahkan penyampaian informasi dan koordinasi dalam pengelolaan
keuangan desa pada semua wilayah kerja Inspektorat
c. Meningkatkan pemahaman perangkat desa dalam pengelolaan keuangan desa
Pada semua Wilayah Kerja Inspektorat
d. Mewujudkan komitmen bersama untuk transparansi pengelolaan keuangan
desa di Kecamatan Baroko pada semua wilayah kerja Inspektorat
C. Manfaat Aksi Perubahan
1. Bagi Peserta
a. Dalam rangka pengembangan potensi diri dan kompetensi.
b. Dapat mengUp-grade kemampuan peserta dalam menganalisa setiap
masalah dalam ruang lingkup setiap aspek yang terdapat dalam APBDes.
c. Peserta mampu memberikan solusi cerdas (smart Solution) pada tahapan
penyelesaian masalah yang terdapat dalam APBDes.
d. Peserta mampu melakukan tindakan pencegahan dari setiap masalah yang
terdapat dalam APBDes.
2. Bagi Organisasi
a. Meningkatkan kinerja APIP dalam melakukan fungsi pengawasan sebagai
consulting activities;
b. Meningkatkan kinerja APIP dalam melakukan fungsi pengawasan sebagai quality
assurance.
c. Meningkatkan koordinasi internal dan eksternal Inspektorat Kabupaten Enrekang
yang transparan, akuntabel dan partisipatif.
d. Meningkatkan pengetahuan apparat pengawasan melalui transfer of knowledge.
3
3. Bagi Stakeholder terkait
a. Aksi Perubahan diharapkan dapat menjadikan pengelolaan keuangan desa
menjadi tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab.
b. Memberikan nilai tambah organisasi/unit kerja untuk meningkatkan
akuntabilitas kinerja organisasi/unit kerja.
c. Meningkatkan pengetahuanorganisasi/unit kerjamelaluitransfer of
knowledge. D. Bagi Masyarakat Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.
D. Ruang Lingkup Aksi Perubahan
Aksi perubahan yang akan dilaksanaka nmeliputi pelatihan, pendampingan dan
koordinasi di wilayah kerja inspektorat pembantu wilayah IV.
Pembinaan, pelatihan, pendampingan dan koordinasi dalam pengelolaan
keuangan desa (PEDANG INSPEKTORAT) lebih terarah dibutuhkan ruang lingkup
perubahan, antara lain sebagai berikut:
1. Membentuk Tim Kerja” PEDANG INSPEKTORAT”
2. Mengidentifikasi tugas, fungsi Tim Kerja” PEDANG INSPEKTORAT”
4. Menyusun SK Tim Kerja Pembinaan, Pelatihan, Pendampingan dan
koordinasi dalam pengelolaan keuangan Desa.
5. Melaksanakan Pembinaan, Pelatihan, Pendampingan dan koordinasi dalam
pengelolaan keuangan Desa.
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Menyusun Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi.
4
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN ANALISIS MASALAH
A. Profil Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Enrekang Nomor 166 Tahun 2021, tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan serta tata Kerja Inspektorat
Daerah.Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Daerah (ITDA) Kabupaten
Enrekang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitas pengawasan.
2. Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya.
3. Pelaksanaan Pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari bupati.
4. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan.
5. Pelaksanaan Koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi.
6. Pengawasan Pelaksanaan program reformasi birokrasi.
Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan IV dipimpin oleh Inspektur Pembantu
Wilayah yang mempunyai tugas membantu Inspektur dalam melaksanakan
pembinaan dan pengawasan fungsional terhadap pengelolaan keuangan, kinerja, dan
urusan pemerintahan daerah pada perangkat daerah untuk melaksanakan tugas
pokok, Inspektur Pembantu Wilayah IV mempunyai fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan terkait pembinaan dan pengawasan terhadap
perangkat daerah
2. Perencanaan program pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi Pemerintahan Daerah
3. Pengoordinasian pelaksanaan pengawasan fungsional penyelenggaraan urusan
Pemerintahan Daerah
4. Pengawasan keuangan dan kinerja perangkat daerah
5. Pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang meliputi
bidang tugas perangkat daerah
6. Penyiapan perumusan dan fasilitasi kebijakan penyelenggaraan urusan
pemerintah
7. Kerjasama pelaksanaan pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal lainnya
5
8. Pemantauan dan pemuktahiran tindak lanjut hasil pengawas
9. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu pada perangkat daerah atas
penugasan Bupati
10. PenyusunanLaporan Hasil Pengawasan (LHP)
11. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan oleh Inspektur terkait dengan Tugas dan
fungsinya.
6
Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang terdiri atas 1 (satu) eselon II, 6
(Enam) eselon III, 3 (Tiga) Kasubag, dan Pejabat Fungsional yang terdiri dari 22
(Dua Puluh Dua) Fungsional Auditor, 25 (Dua Puluh Lima) Fungsional Pengawas
Penyelenggara Urusan Pemerintahan Daerah (PPUPD), Auditor Pegawai dan
Pengawas Fungsional Lainnya.
B. Analisis Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah/diagnostic reading, saat ini ditemukan
permasalahan yang mempengaruhi pencapaian kinerja organisasi, terutama dalam hal
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa . Beberapa isu teridentifikasi sebagai
penyebab permasalahan tersebut, yaitu:
Kaitan
No Masalah Penyebab Dampak dengan
Agenda III
1 Rendahnya Kurangnya rasa Terbengkalainya Manajemen
Disiplin tanggungjawab dan penyalah Kinerja
Perangkat Desa terhadap tugas yang gunaan
di emban oleh anggaran desa
perangkat desa
2 Rendahnya Kurangnya Terlambatnya Akuntabilitas
Akuntabilitas Pengetahuan penyelesaian Kinerja
Pengelolaan Perangkat Desa Laporan
Keuangan Desa Tentang Pengelolaan Penyelenggaraan
Keuangan Desa Pemerintah Desa
3 Kurangnya Kurangnya minat (LPPD)
Program Organisasi
jumlah dan kapabilitas program Desa Digital
perangkat desa masyarakat untuk tidak berjalan
menjadi perangkat sesuai harapan
4 LKD belum desa
Kurangnya soialisasi Mengakibatkan Hubungan
berperan dan koordinasi kurangnya kelembagaan
optimal sesuai antara para pengawasan dini
dengan tugas stakeholder di Desa terhadap
dan fungsinya program program
kerja Desa
5 Penyusunan Kurangnya fasilitas Laporan Manajemen
laporan dan efisiensi kerja Penyelenggaraan Keuangan
keuangan perangkat Desa Pemerintah Desa Negara
belum tepat (LPPD) melewati
waktu Tahun Anggaran
7
Permasalahan-permasalahan tersebut di atas selanjutnya dipilih satu
permasalahan yang sangat mendesak dan perlu segera diselesaikan. Penulis
menggunakan teknis analisis
APKL dengan skala Linkert sebagai berikut:
Keterangan:
A.: Aktual
P: Problematik
K: Kehalayakan
L: Layak
Berdasarkan hasil analisis APKL terhadap permasalahan yang dihadapi terkait
dengan tugas pokok dan fungsi dalam pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanan kegiatan desa yaitu rendahnya akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
Permasalahan ini mempunyai nilai total tertinggi , yakni 19 (sembilan belas) sehingga
perlu untuk dilakukan perubahan.
2. Analisis Isu Strategis
Hasil analisis permasalahan utama dalam tupoksi diperoleh skor tertinggi adalah
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa rendah. Selanjutnya berdasarkan
permasalahan utama tersebut dilakukan penetapan permasalahan utama dengan
8
teknik Force Field Analysis (FFA) untuk melihat apakah permasalah tersebut layak
untuk dilaksanakan proyek perubahan.
Tabel 3. Analisis Isu Strategis
Keterangan:
Penilaian variabel penghambat:
a. Dampak sangat kuatmenghambat pencapaian tujuan, nilainya 5
b. Dampak kuatmenghambatpencapaian tujuan, nilainya 4
c. Dampak cukup kuat menghambat pencapaian tujuan, nilainya 3
d. Dampak kurang menghambatpencapaian tujuan, nilainya 2
e. Dampaksangatkurangmenghambatpencapaian tujuan, nilainya 1
Penilaian variabel pendorong:
a. Dampak sangat kuat mendorong tujuan tercapai, nilainya 5
b. Dampak kuat mendorong tujuan tercapai, nilainya 4
c. Dampak cukup kuat mendorong tujuan tercapai, nilainya 3
d. Dampak kurang mendorong tujuan tercapai, nilainya 2
e. Dampak sangat kurang tujuan tercapai, nilainya 1
Berdasarkan analisis permasalahan utama dengan tehnik FFA diatas diperoleh
nilai skor faktor pendorong 15 dan nilai skor faktor penghambat 6, sehingga
9
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa layak untuk diselesaikan dengan proyek
perubahan.
10
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
A. Terobosan / Inovasi
Inovasi adalah merupakan upaya mengubah ide kreatif menjadi produk atau
metode kerja. Pada inovasi harus mengandung unsur kebaharuan, bermanfaatan,
berkelanjutan, mudah dievaluasi, serta dapat kompatibel dengan sistem/metode
lain. Inovasi dapat berupa program, gerakan, metode, atau strategi.
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan, diperlukan suatu
terobosan dan inovasi yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
pelayanan organisasi. Adapun kegiatan dalam inovasi ini meliputi:
11
1. Milestone Jangka Pendek
Tabel 5. Milestone Jangka pendek
NO. MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terbangunnya Melakukan konsultasi dengan Dokumen Hasil Minggu II
dukungan semua Mentor Konsultasi dan III
stakeholder dan agustus
terbentuknya tim Melakukan rapat koordinasi dengan Undangan rapat, Notulen 2023
efektif staf Rapat dan daftar hadir
Melakukan pemaparan terkait
konsep pengawasan dan Dokumentasi
pengendalian
Melakukan identifikasi calon
Konsep Tim Kerja
anggota Tim
Membentuk Tim Kerja SK Tim Kerja
Membuat Uraian Tugas dan Uraian tugas dan jadwal
Jadwal Kerja Tim kerja
2. Terbangunnya Melakukan koordinasi dengan Lembar pernyataan Minggu
dukungan semua stakeholder eksternal dan dukungan dukungan III Dan IV
stakeholder dan stakeholder eksternal Agustus
terbentuknya tim Undang stakeholer 2023
efektif Kolaborasi eksternal (Rapat
stakeholder Koordinasi, Sosialisasi,
eksternal Mengadakan FGD dengan FGD) Notulen Rapat
stakeholder eksternal (Rapat Koordinasi,
Sosialisasi, FGD), Daftar
Hadir (Rapat Koordinasi,
Sosialisasi, FGD)
3. Sosialisasi Menyusun bahan persiapan Undangan Sosiaslisasi,
Peraturan Bupati
sosialsiasi (undangan, paparan) bahan Paparan Sosialisasi
tentang
Minggu I
Pengelolaan Daftar hadir
Dan II
Keuangan Desa Pelaksanaan Sosialisasi sosialisasi, laporan
September
pelaksanaan sosialisasi
2023
Pendatanganan pernyataan
Pernyataan komitmen
Komitmen Kepala Desa dalam
Kepala Desa
penggunaan dan desa
4. Pelatihan Menyusun bahan pelatihan Modul / bahan
Minggu
penatausahaan ajar/pelatihan
Daftar hadir pelatihan, III
keuangan desa
Pelaksanaan pelatihan laporan Hasil September
melaluiaplikasi
pelaksanaan Pelatihan 2023
Siskeudes
5. Pendampingan Undangan, Notulen rapat
Rapat koordinasi dengan tim kerja
Terpadu koordinasi, dokumentasi
Pemerintah Desa Menyusun panduan pendampingan Panduan pendampingan Minggu
Pemerintah Desa desa III Dan IV
Membuat helpdesk (grup Grup WhatsApp dan September
WhatsApp) untuk aplikasi Zoom Meeting 2023
mendampingipengelolaan keuangan pendampingan
desa pengelolaan desa
6. Monitoring dan Rapat koordinasi dengan stakeholder Daftar hadir rapat,
Evaluasi Proyek notulen rapat Minggu
internal
Perubahan III Dan IV
Monev dalam bentuk FGD Surat undangan, Daftar September
perkembangan pelaksanaan hadir FGD, Laporan hasil 2023
keuangan desa FGD
12
2. Milestone Jangka Menengah
Tabel 6 Milestone Jangka Panjang Milestone Jangka Pendek
NO. MILESTONE KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1. Terbangunnya Melakukan koordinasi dengan Lembar pernyataan Tahun
Kolaborasi stakeholde reksternal dan dukungan dukungan 2024
stakeholder stakeholder eksternal
eksternal
Mengadakan FGD dengan stakeholder Undangan stakeholder
eksternal eksternal (rapat Koordinasi,
Sosialisasi, FGD)
Notulen Rapat (Rapat
Koordinasi, Sosialisasi,
FGD)
Daftar Hadir
(RapatKoordinasi,
Sosialisasi, FGD)
2. Terwujudnya Dokumentasi pengelolaan keuangan Dokumentasi Tahun
pengelolaan 2024
Keuangan desa
yang kuntabel desa Dokumentasi siskeudes
pada semua
wilayah Kerja
Inspektorat
3. Monitoring dan Rapat koordinasi dengan stakeholder Daftar hadir rapat, notulen Tahun
evaluasi eksternal Rapat 2024
3. Monitoring dan Rapat koordinasi dengan stakeholder Daftar hadir rapat, notulen Tahun 2024
Evaluasi kegiatan eksternal rapat
Pendampingan dan
Pelatihan Pemerintah
Desa
13
A. Sumber Daya (Peta dan Pemanfaatan Stakeholders)
1. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia yang diperlukan dalam mendukung keberhasilan aksi
perubahan ini adalah :
a. Stakeholder internal
Yaitu mereka yang berasal dari organisasi internal peserta (Inspektorat
Daerah), yaitu:
➢ Inspektur
➢ Sekertaris
➢ Inspektur Pembantu Wilayah I, II, III dan Inspektur Pembantu
Bidang Pengaduan dan Insvestigasi
➢ Kasubag
➢ PPUPD dan Auditor
b. Stakeholder eksternal,
Yaitu mereka yang berasa dari eksternal organisasi peserta. antara lain:
➢ Sekretaris Daerah
➢ Asisten Pemerintahan
➢ Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
➢ Camat Baroko
➢ Kepala Desa Se Kesamatan Baroko
➢ Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
➢ Pendamping Desa
2. Sumber Daya Pendukung
Teknologi yang mendukung penyelesaian masalah yaitu dengan
memanfaatkan layanan aplikasi WhatsApp dan aplikasi Zoom Meeting
dalam melakukan pendampingan kepada Pemerintah Desa.
Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa stakeholder internal dan eksternal
memiliki peran masing-masing yang saling berkaitan satu dengan yang lain,
dimana pelaksanaan nantinya reformer akan mencoba menciptakan sebuah
pendekatan hubungan komunikasi efektif dengan menghubungkan jejaring
kerja yang ada pada setiap stakeholder demi pencapaian tujuan kegiatan aksi
perubahan.
14
Selanjutnya, Dalam persiapan pelaksanaan Aksi Perubahan perlu
dilakukan strategi komunikasi dengan melihat pengelompokan stakeholders
yang dilakukan berdasarkan pengaruh dan kepentingan terbagi menjad 4
(empat), yaitu:
a. Promoters, memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil atau menggagalkannya.
b. Defenders, memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi program.
c. Latents, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program jika
mereka menjadi tertarik.
d. Apathetic, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan ,bahkan
mungkin tidak mengetahui adanya program.
Pola hubungan dengan stakeholders dapat bersifat positif, netral maupun
mempunyai makna adanya dukungan terhadap proyek perubahan. Netral
artinyabiasa saja atau tidak terpengaruh dan negatif artinya kurang mendukung
atau adasikap penolakan.
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai satu tujuan. Oleh karenanya untuk menjaga dan
mempertahankan keyakinan tingkat keberhasilan inovasi ini perlu dilakukan
strategi komunikasi yaitu :
a. Promoters, Melibatkan dalam pengambilan keputusan, meyakinkan bahwa
stakeholder yang ada sangat mendukung, meyakinkan terhadap upaya yang
dilakukan.
b. Defenders, Berikan data dan informasi yang menarik, Berikan apresiasi atas hasil
usahanya
c. Latents, Yakinkan bahwa perannya sangat penting, Lakukan komunikasi yang
informatif dan persuasive, Dorong peran yangtepat dalam inovasi.
d. Apathetics, Pendekatan persuasif untuk membangun kesadaran atas
keterlibatannya, Bangun komunikasi agar dapat mendukung terlaksananya
inovasi.
15
3. Pemetaan Sumber Daya
16
kompetensi kerjasama dan kedispilinan mereka selaku tim kerja dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
Rancangan aksi perubahan ini sangat terkait dengan pengembangan
kompetensi manajerial yaitu:
1. Integritas
Inovasi ini akan mendorong reformer untuk bertanggung jawab dengan tim
kerjanya. Integritas seorang pemimpin berkaitan erat dengan professional kerja
sehingga dengan diwujudkannya inovasi ini reformer dapat memberikan
kemudahan aktivitas pelayanan kerjasama, proses kerja yang efektif,
memberikan pelayanan kerjasama sesuai aturan kerjasama dan menciptakan
lingkungan kerja yang professional.
2. Kerjasama
Inovasi ini untuk menjalin, membina, mempertahankan hubungan kerja dengan
stakeholder internal dan eksternal yang efektif, memiliki komitmen saling
membantu dalam penyelesaian tugas, dan mengoptimalkan segala sumber daya
untuk mencapai tujuan yaitu terlaksananya kerjasama Pemda dengan Pihak lain
berdasarkan regulasi. Kemampuan membangun hubungan kerjasama dengan
mengoptimalkan komunikasi mengenai kerjasama serta interaksi lainnya dengan
pihak-pihak dalam rangka pelaksanaan kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Komunikasi
Inovasi ini akan meningkatkan dan mendekatkan interaksi dengan pihak yang
melakukan kerjasama untuk menciptakan kesepahaman kepada stakeholder
terkait maupun pada tim kerja yang dibentuk. Adanya beberapa kegiatan rapat
yang dilakukan dalam mewujudkan inovasi ini dengan strategi penyampaian
informasi yang dilakukan baik sehingga arah kebijakan dalam mewujudkan
gagasan jelas dan sistematis sehingga lebih mudah untuk dipahami, diterima
dan dilaksanakan oleh semua pihak. Dengan komunikasi juga dapat melatih
kemampuan reformer agar memastikan pemahaman kerjasama sesuai
denganketentuan yang berlaku dan dapat meyakinkan dan menggerakkan Tim
kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
17
4. Pelayanan Publik
Inovasi ini akan mengasah kemampuan terkait kemampuan dalam melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kegiatan pemenuhan kebutuhan
pelayanan kerja sama secara profesional, transparan, mengikuti standar
pelayanan. inovasi ini bertujuan meningkatkan pelayanan agar berkualitas,
mudah, cepat, adanya transparansi, efektif, efisien dan akuntabel.
5. Pengembangan diri dan orang lain
Yaitu berupa kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri,
menyempurnakan keterampilan diri, memotivasi dan menginspirasi tim kerja
untuk dapat meningkat motivasi kerja dan mengembangkan diri untuk dapat
melakukan perubahan agar memberikan kontribusi positif dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Enrekang.
C. Manajemen Risiko.
Risiko adalah suatu ketidak pastian dimasa yang akan datang tentang kerugian
yang harus dipikul oleh organisasi. Risiko mengandung tiga unsur pembentukan
risiko, yaitu kemungkinan kejadian atau peristiwa, dampak atau konsekuensi (jika
terjadi, risiko akan membawa akibat atau konsekuensi), kemungkinan kejadian
(risiko masih berupa kemungkinan atau diukur dalam bentuk probabilitas. Pada suatu
instansi risiko bisa timbul dikarenakan oleh pihak eksternal dan pihak internal.
Secaraumum, suatu organisasi dalam mengelola risiko organisasi akan melakukan
langkah-langkah berikut yaitu lebih awal mengidentifikasi risiko, menganalisa dan
mengevaluasinya, untuk memastikan apakah risiko yang diidentifikasi tersebut perlu
mendapatkan perlakuan risiko tertentu.
Dalam pelaksanaan proses pengelolaan risiko ini komunikasi dan konsultansi
dengan para pemangku kepentingan serta pemantauan dan pengkajian untuk
menentukan apakah pengendalian risiko yang ada telah cukup memadai dan apakah
masih diperlukan perlakuan risiko lebih lanjut atau tidak. Adapun rincian resiko dan
strategi menghadapinya adalah sebagai berikut :
18
D. Hasil Identifikasi Pengembangan Potensi Diri
IDENTIKASI
NO KEGIATAN ANALISARESIKO EVALUASI PERLAKUAN
RESIKO
1. Pelaksanaan Tim Kerja Tim Kerja Tim Kerja Tim Kerja
tahapan tidak dapat memiliki menyelesaikan
Aksi menyelesaikan rutinitas di hari
Perubahan pekerjaan pekerjaan yang berikutnya
tidak dapat di atau
tinggalkan digantikan
yang Lainnya
Jadwal rapat Jadwal rapat Jadwal rapat
koordinasi tidak Koordinasi koordinasi
terlaksana Tim bersamaan diganti ke hari
dengan baik dengan rapat/ berikutnya
kegiatan
rutinitas kantor
19
dalam mentoring untuk melakukan intervensi dalam bentuk penetapan strategi
pengembangan potensi diri. Berikut rekap nilai sikap perilaku.
20
BAB IV
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN
21
seluruh aktifiitas yang dilakukan, salah satunya adalah aktifitas finansialnya (Halim,
2007:13).
Mengingat banyaknya proses dan tahapan yang harus dilaksanakan dalam aksi
perubahan ini, maka diperlukan integritas dari project leader maupun tim kerja yang
dibentuk untuk mengawal pelaksanaan aksi perubahan. Integritas itu sendiri
merupakan suatu konsep yang menunjukan konsistensi antara tindakan dengan nilai
dan prinsip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata integritas
mempunyai arti mutu, kualitas, sifat, dan keadaan dimana bertujuan menimbulkan rasa
kesatuan yang utuh, sehingga memiiki kecenderungan menunjukkan kemampuan yang
sangat wibawa dan kejujuran yang tinggi. Ardiani (2019) mengutip penjelasan para
ahli tentang makna integritas diantaranya sebagai berikut:
a. Integritas sebagai koherensi.
Integritas adalah koherensi atau menghubungkan beragam komponen yang ada
dalam diri seseorang, sehingga orang yang memiliki integritas dapat dikatakan
harmonis, tidak terpecah, sepenuh hati dan dapat bertindak dengan berbagai cara
(memiliki banyak alternatif tindakan yang tidak melanggar norma di setiap saat
(Frankufr dan Dworkin).
b. Integritas sebagai identitas praktis.
Identitas merupakan komitmen mendasar yang berguna untuk mencari makna dan
tujuan hidup, berkompromi dengan prinsip orang lain, keluarga dan lembaga
masyarakat atau agama. Orang yang memiliki identitas/integritas akan senantiasa
memertahankan komitmen dalam dirinya, meskipun banyak pertentangan atau
situasi yang memaksa mereka untuk melanggar komitmennya sendiri (Calhoun).
c. Integritas sebagai kebijakan sosial.
Calhoun berpendapat bahwa meskipun integritas melibatkan hubungan dengan
orang lain (sosial), namun diri sendiri tetap menjadi sentralnya. Seseorang yang
memiliki integritas harus berdiri di atas komitmennya sendiri dan melakukan
tindakan yang layak atau sesuai dengan prinsip pribadi dan kebijakan sosial.
Ketika apa yang seseorang lakukan dianggap tidak layak oleh masyarakat, maka
orang tersebut tidak memiliki integritas. Berdasarkan pengertian-pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki integritas adalah
22
seseorang yang mempunyai keharmonisan dalam dirinya, bersikap rasional, dapat
mengkompromi prinsip orang lain dan mempunyai tujuan yang jelas.
Aksi perubahan ini adalah sebuah tahapan dalam Pelatihan Kepemimpinan
Administrator (PKA) untuk merealisasikan rencana yang telah dituangkan didalam
Rancangan Aksi Perubahan. Terdapat beberapa tahapan utama dalam jangka pendek
yang akan dicapai yaitu :
a. Membangun dukungan semua stakeholder dan membentuk Tim Kerja Efektif
b. Membangun Kolaborasi Stakeholder Eksternal
c. Melakukan Sosialisasi Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Keuangan Desa
d. Melakukan Pelatihan penatausahaan keuangan desa melalui aplikasi Siskeudes
e. Melakukan Pendampingan Terpadu Pemerintah Desa
f. Monitoring dan Evaluasi aksi Perubahan dan penyusunan laporan implementasi
aksi perubahan.
Selanjutnya terdapat tantangan yang dihadapi dalam implementasi aksi perubahan
ini yang dapat mengganggu peneapan nilai-nilai integritas, antara lain :
a. keterbatasan sumber daya manusia yang ada di Inspektorat
b. keterbatasan waktu dalam implementasi aksi perubahan karena harus
dilaksanakan bersamaan dengan tugas-tugas rutin di Inspektorat;
Strategi yang ditempuh untuk membangun integritas Tim Kerja agar mau mendukung
pelaksanaan Aksi Perubahan ini adalah sebagai berikut:
a. Mensinergikan Jadwal Kegiatan dan Peran peserta PKA (project leader) sebagai
Inspektur Pembantu Wilayah IV yang mempunyai tugas dan fungsi untuk
mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh para pejabat
fungsional (Auditor dan Pengawas Pemerintahan). Pada saat kegiatan rutin kantor
harus berjalan, maka peserta PKA harus bisa membagi waktu agar Implementasi
Aksi Perubahan ini bisa dilaksanakan. Strateginya adalah dengan mensinergikan
jadwal kegiatan antara tugas rutin kantor dengan Implementasi Aksi Perubahan.
b. Membangun Tim Kerja yang solid yang dihadapkan pada masalah keterbatasan
personil di Inspektorat perlu disikapi agar tahapan dalam implementasi Aksi
Perubahan ini bisa dicapai. Strateginya adalah dengan mengoptimalkan tim yang
ada agar bekerja secara efektif dan efisien. Tahapan pengorganisasian tim ini
diawali dengan identifikasi kebutuhan personil yang akan dimasukkan kedalam
23
tim kerja. Dilanjutkan dengan pembentukan tim kerja yang terdiri dari Tim
Administrasi, Tim Teknis dan Tim Sosialisasi serta menempatkan personil sesuai
dengan keahliannya masing-masing. Setelah terbentuk tim, dilaksanakan forum-
forum diskusi baik formal maupun informal dengan anggota tim untuk
membangun kesepahaman tentang Pembinaan Pendampingan Dan Koordinasi
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa “PEDANG INSPEKTORAT”
c. Berbagi tugas dengan Tim Kerja.
Setelah mendapatkan dukungan dan pemahaman yang sama dari Tim Kerja, tugas
selanjutnya dari project leader adalah mengoordinasikan agar seluruh tahapan
yang ada didalam milestone jangka pendek ini bisa dilaksanakan sesuai dengan
rencana. Forum-forum diskusi selama aksi perubahan ini lebih banyak dilakukan
secara informal, namun memiliki manfaat yang sangat besar bagi keberhasilan
implementasi aksi perubahan. Tindaklanjut dari forum diskusi yang dilaksanakan
bersama tim kerja dituangkan menjadi gagasan bersama Aksi Perubahan. Strategi
ini sangat tepat karena masing- masing anggota tim merasa dihargai dan
menimbulkan rasa memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap keberlanjutan Aksi
Perubahan.
d. Pengendalian terhadap pelaksanaan tugas Tim Kerja.
Project leader sangat menyadari adanya keterbatasan yang dimiliki. Tahapan
milestone jangka pendek yang sedemikian banyak tidak akan sanggup
dilaksanakan oleh seorang project leader. Menyikapi hal tersebut, peranan dari
Tim Kerja sangat penting dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksi
masing-masing. Untuk memastikan agar tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
masing-masing anggota tim berjalan sesuai dengan rencana, maka perlu
pengawasan atau pengendalian terhadap setiap output kegiatan. Strateginya adalah
dengan memberikan arahan yang tepat terhadap anggota tim kerja sebelum
pelaksanaan kegiatan. Setelah selesai kegiatan, tindaklanjut dari kegiatan tersebut
dipantau untuk memastikan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pengelolaan Budaya Kerja
Budaya kerja Organisasi Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang mengacu pada
Peraturan Bupati Enrekang Nomor 3 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunsn
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah. Pengelolaan
24
Budaya Kerja Inspektorat dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
diuraikan dalam Pasal 13 ayat (2) wajib menerapkan prinsip :
a. Hierarki yaitu sebuah budaya kerja yang berfokus pada perkembangan dan
kestabilan peraturan, struktur, dan tata kelola. Cara kerjanya adalah dengan
menerapkan struktur manajemen dalam organisasi. Hirarki dalam Inapektorat
dibutuhkan untuk kesatuan arah perintah. Perintah ini mengacu kepada jumlah
tingkatan yang ada pada hirarki dari otoritas tertinggi (Inspektur) sampai tingkat
yang paling rendah (staf ).
b. Koordinasi yaitu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan
tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan melengkapi.
Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsi telah melakukan koordinasi lintas
sektor. Salah satu bentuk koordinasi yang telah dilakukan di Inspektorat adalah
kerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (Kepolisian dan Kejaksaan) dalam
melakukan Pengawasan dan Pembinaan.
c. Kerjasama yaitu seorang PNS diharapkan saling bekerja sama dalam sebuah tim
atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kerja sama dalam
pelaksanaan tusi Inspektorat adalah setiap pengawasan dibentuk Tim Pelaksana
yang terdiri dari Penanggung jawab, Wakil Penanggung Jawab, Pengendali
Teknis, Ketua Tim dan Anggota.
d. Akuntabilitas yaitu seorang PNS dalam menjalankan tugasnya harus taat terhadap
peraturan perundang-undangan, memenuhi target target kinerja yang telah
ditetapkan, mempertanggungjawabkan seluruh sumber daya yang dipergunakan,
teliti dan akurat, selalu transparan, serta menghasilkan kinerja yang berkualitas.
Bentuk akuntabiltas dalam setiap pelaksanaan pengawasan di Inspektorat adalah
penyusunan laporan hasil pengawasan kepada pimpinan setelah penugasan
berakhir.
e. Transparansi yaitu bentuk keterbukaan yang dilakukan oleh PNS guna
memebrikan informasi kepada pihak yang membutuhkan informasi. Salah satu
bentuk transparansi di Inspektorat adalah adanya Aplikasi SOLATA APIP yang
merupakan suatu Inovasi yang telah dikembangkan sejak tahun lalu sebagai
layanan konsultasi digital yang disediakan sebagai wadah bagi OPD dan
Perangkat Desa untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
25
f. Efektifitas yaitu seorang PNS mampu melaksanakan pekerjaan tepat waktu dan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Efektif tak hanya bicara soal
kuantitas, namun juga kualitas.
g. Efesiensi yaitu segala hal yang dikerjakan dengan berdaya guna, atau bisa
dikatakan segala pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat, dan
selamat.
Di dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah Desa adalah
penyelenggara Pemerintahan Desa yang terdiri dari Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan
nama lain. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa itu sendiri
harus berdasarkan asas :
a. Kepastian hukum;
b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan;
c. Tertib kepentingan umum;
d. Keterbukaan;
e. Proporsionalitas;
f. Profesionalitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektivitas dan efisiensi;
i. Kearifan lokal;
j. Keberagaman; dan
k. Partisipatif.
Pemerintah Desa, sebagai salah satu ujung tombak pemerintah dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat, dituntut untuk mampu memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakat. Penyelenggaraan Pemerintah Desa harus didukung dengan
sumberdaya yang memadai, salah satunya adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes), karenanya akuntabilitas pengelolaan APBDes mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi atas pelaksanaan APBDes merupakan
unsur yang harus dipenuhi sebagai wujud pengelolaan yang baik dan
bertanggungjawab. Upaya Pendampingan sosialisasi dan koordinasi pengelolaan
26
keuangan desa , merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan kualitas
pembangunan di Desa. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses Pengelolaan
APBDes diimplementasikan dengan memanfaatkan aplikasi Sistem Keuangan Desa
(SISKEUDES), merupakan aplikasi yang dikembangkan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola
keuangan Desa. Upaya Pendampingan Penyusunan Akuntabilitas APBDes.
menggunakan pendekatan daring (dalam jaringan/ online) dan pendekatan luring (luar
jaringan/ offline). Pendekatan Online memanfaatkan media komunikasi online yaitu
aplikasi Zoom dan WhatsAP. Selanjutnya untuk pendekatan offline, Tim akan
melaksanakan sosialisasi dan koordinasi bagi Pemerintah Desa. Proses Fasilitasi
dengan melengkapi metode pendekatan fasilitasi, mendorong munculnya budaya
inovatif dalam organisasi. Budaya inovatif (budi, 2019) dapat dilihat dari beberapa ciri,
antara lain:
a. adanya kerbukaan terhadap pandangan yang berbeda
b. adanya kemauan (willingness) untuk menerima dan menerapkan metode/ teknik
atau cara baru yang berguna untuk meningkatkan kinerja organisasinya.
c. respon cepat melakukan perubahan dengan kreasi-kreasi baru sebagai antisipasi
terhadap perkembangan dan tuntutan lingkungan strategis dan atau kebutuhan
stakeholders eksternal,
d. mampu melakukan adaptasi dengan perkembangan lingkungan yang cepat.
e. menerapkan nilai-nilai (values) perbaikan berkelanjutan dan mencapai kinerja
yang lebih baik (continous improvement, better performance).
Budaya inovatif yang muncul dan dikembangkan dalam suatu organisasi, menjadi
salah satu upaya untuk mencapai tujuan organisasi secara cepat, efektif dan efisien.
3. Membangun Jejaring dan Kolaborasi
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, perlu dibangun jejaring kerja dan
kolaborasi dengan pihak lain didalam mewujudkan tercapainya target kinerja
organisasi. Jejaring kerja dan kolaborasi dilakukan dengan Organisasi Perangkat
Daerah lingkup pemerintah daerah Kabupaten Enrekang, Aparat Penegak Hukum
(APH), BPKP dan Pemerintahan Desa. Wujud dari pelaksanaan pembangunan
jejaring kerja dan kolaborasi adalah adanya kesekpakatan kerjasama (MoU) atau
27
bentuk kesepakatan lain yang mendukung pencapaian kinerja organisasi masing
masing.
Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang telah banyak melakukan kerjasama
dan kolaborasi diantaranya :
a. Kerja sama antara Inspektorat daerah dengan Kepolisisan Resort Kabupaten
Enrekang dalam penanganan Pengaduan Masyarakat
b. Kerja sama antara Inspektorat daerah Kabupaten Enrekang dengan Kejaksaan
Negari Kabupaten Enrekang dalam Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi, yang diinovasi Kejagung RI tahun 2017 melalui pembentukan Tim
Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dan
Pembinaan Pengelolaan Aset Desa.
c. Kerjasama Antara Inspektorat dengan Ombudsman RI dalam Pelaksanaan Survei
Kepatuhan Pelayanan Publik
d. Kerjasama Antara Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang dengan Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam Pelaksanaan Peningkatan
Level kapabilitas APIP dan Penilaian atas maturitas penyelenggaraan SPIP
Terintegrasi.
e. Kerjasama Antara Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang dengan Organisasi
Perangkat Daerah dalam Pelaksanaan
Jejaring kerja dapat didefinisikan sebagai hubungan antara dua belah pihak atau
lebih. Menurut Ibara dan Hunter (2007) untuk memastikan keberhasilan mencapai
kinerja yang baik, seseorang harus membangun tiga jenis jejaring kerja dan seorang
pemimpin yang baik harus menguasai ketiganya. Berikut ini adalah ketiga jenis
jejaring tersebut:
a. Jejaring personal yaitu jejaring kerja yang ditujukan untuk pengembangan diri,
untuk memudahkan mendapat informasi dalam rangka pengembangan
profesionalitas. Dalam hal ini, mentor berperan sebagai jejaring personal.
b. Jejaring operasional yaitu Jejaring yang dibangun dengan pihak-pihak terkait
penyelesaian tugas dengan tujuan mempermudah penyelesaian tugas di organisasi.
Dalam hal ini, tim efektif berperan jejaring operasional.
c. Jejaring strategis yaitu jejaring yang dibangun dengan pihak yang dapat sangat
membantu mencapai tujuan organisas
28
Kolaborasi dengan jejaring kerja sangat diperlukan supaya aksi perubahan ini dapat
berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Berikut merupakan diagram dari jejaring kerja
dan kolaborasi yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan aksi perubahan ini:
MENTOR
Jejaring Personal
TIM KERJA
Jejaring Opersional
29
- Komunikasi, Kemampuan menyampaikan, menggali, menerima serta
mendistribusikan informasi dengan efektif dan mampu dipahami sesuai dengan
bentuk informasi berikut cara penyampaian/pertukarannya;
- Komitmen dalam Tim, Keteguhan serta konsistensi dalam menjalankan peran
pribadi, peran kontributif bagian dari alur kerja bersama, serta pemenuhan
standar unjuk kerja mengacu pada kesepakatan yang dituangkan bersama dalam
sebuah tim atau organisasi (pada skala yang lebih luas).
- Mengelola Perubahan berupa Orientasi pada hasil, Konsistensi dalam
menetapkan target kinerja pada standar-standar kualitas yang telah ditetapkan,
disertai dengan upaya untuk mencari peluang perbaikan serta melakukan
perbaikan terhadap cara kerja untuk meningkatkan kualitas hasil kerja.
b. Pengembangan Kompetensi
- Pemberdayaan berupa pemberian tanggung jawab tugas berjenjang sesuai
proporsional cakupan tugas sesuai wewenang/kompetensi,
- Memberikan situasi tugas yang sarat dengan tindakan-tindakan yang tercatat
secara periodik, sehingga menjadi bahan umpan balik konsistensi dalam
mengikuti aturan,
- Pemberian porsi atau peran tugas di lingkup kinerja unit/organisasi yang dituntut
untuk selalu berkomunikasi atau berkomunikasi dengan pihak lain (misal
sebagai penyambung matarantai koordinasi kerja),
- Penugasan kerja yang dituntut untuk berkomunikasi atau berkoordinasi dengan
pihak pemangku layanan eksternal agar terbangun pola hubungan saling
menguntungkan antara organisasi dengan pemangku kepentingan,
- Penugasan pada pekerjaan yang menuntut kemampuan memberikan informasi
kepada pemangku layanan (dengan pendampingan sesuai taraf atau cakupan
kompetensi),
- Pendelegasian tugas pada kesempatan bekerja dalam tim yang terdiri atas
individu-individu yang memiliki komitmen cukup tinggi, sehingga mampu
menyerap nilai-nilai positif dalam proses interaksi dalam tim
- Penugasan dalam menelaah suatu kebijakan atau arahan pimpinan yang
mengandung adanya perubahan sehingga membangun kemampuan menyiapkan
argumen logis sebagai landasan melakukan inisiasi sikap/ langkah kerja.
30
B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan
31
Gambar 6. Konsultasi dengan Coach
32
o Membatasi ruang lingkup wilayah lokus pelaksanaan proyek
perubahan
o Peserta rapat mengusulkan agar refommer melakukan pemaparan
hasil Seminat Rencana Aksi Perubahan
o Bukti Undangan , Notulen Rapat dan Dokumentasi jalannya rapat
disajikan sebagai berikut :
34
- Melakukan Identifikasi nama nama calon anggota tim kerja dari
masing masing Irwil yang dianggap mampu melaksanakan tugas dalam
aksi perubahan PEDANG INSPEKTORAT.
- Menetapkan Konsep Anggota Tim Kerja
35
Gambar 10. Penandatanganan SK Tim Kerja Aksi Perubahan
36
Jadwal kerja tim administrasi dan tim teknis mengacu pada rencana
aksi perubahan sebagai berikut :
Tabel 8. Jadwal Kerja Tim Kerja Aksi Perubahan
Pedang Inspektorat
NO Waktu pelaksanaan
KEGIATAN Agustus September Oktober
. M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
37
mendapatkan dukungan terkait aksi perubahan PEDANG
INSPEKTORAT. Dalam pertemuan tersebut para stakeholder sangat
antusias dan memberi dukungan penuh terkait aksi perubahan PEDANG
INSPEKTORAT. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis
Tanggal 10 agustus 2023 dengan mengunjungi langsung kantor masing
masing stakeholder.
Bukti dokumentasi pelaksanaan kegiatan tersebut sebagaimana disajikan
pada gambar berikut :
39
o Arahan singkat dari reformer sekaligus membuka secara resmi
Fokus GroupDiscusion Pengelolaan Keuangan Desa
40
Pengelolaan Keuangan Desa
o Diskusi dan Tanya Jawab sesi I terdiri dari 3 penanya. Masing
masing menanyakan tentang kurangnya pemahaman perangkat
desa tentang penatausahaan keuangan sehingga berpotensi mal
administrasi bahkan bisa sampai ke ranah poidana, Bagamana jika
ada kepala keluarga penerima BLT yang meninggal ? Bagaimana
mekanisme penggantiannya dan bagaimana pertanggungjawaban
keuangannya?
o Pertanyan tersebut dijawab oleh Tim Kerja Pedang Inspektorat
dan jawabannya difinalkan oleh Reformer dan semua peserta telah
mencapai titik kesepahaman terkait 3 permasalahan diatas.
o Diskusi dan Tanya Jawab Sesi II terdiri dari 3 penanya. Masing
masing menanyakan tentang masih rendahnya pengetahuan aparat
desa dalam penatausahan keuangan melalui SISKEUDES, Berapa
lama maksimal kaur keuangan menyimpan Kas Tunai dan Masih
kurangnya pemahaman Perangkat Desa tentang Perbup Kab.
Enrekang Nomor 1 Tahun 2019 sehingga disarankan untuk
disosialisasikan.
o Pertanyan tersebut dijawab oleh Tim Kerja Pedang Inspektorat
dan jawabannya difinalkan oleh Reformer dan semua peserta telah
mencapai titik kesepahaman terkait 3 permasalahan diatas.
o Terkait saran dan masukan dari peserta tentang perlunya
pendampingan dari inspektorat terkait pengelolaan keuangan desa
ditanggapi positif oleh reformer dan berjanji semaksimal mungkin
untuk merealisasikannya.
c. Mileston 3 : Sosialisasi Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
➢ Menyusun Bahan Persiapan Sosialisasi
- Membuat dan mendistribusikan undangan serta menyusun bahan
Sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 1 tahun 2019 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa yang dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 15 Agustus 2023
41
Gambar 15. Undangan Sosialisasi Peraturan Bupati Enrekang
Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
42
- Menyusun materi sosialisasi yang dilaksanakan oleh tim kerja
➢ Pelaksanaan Sisialisasi
Sosialisasi Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Keuangan Desa
dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Jumat, 18 Agustus 2023
Waktu : Jam 09.00 s.d 11.30
43
Tempat : Aula Kantor Camat Baroko
44
Tujuan kegiatan tersebut adalah Sebagai bentuk komitmen kepada kepala
desa untuk senantiasa melakukan pengelolaan keuangan desa sesuai
ketentuan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal tersebut
dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 Agustus 2023
45
d. Milestone 4 Pelatihan penatausahaan Keuangan Desa Melalui Aplikasi
Siskeudes
➢ Menyusun Bahan Pelatihan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu narasumber mengajarkan materi
pelatihan sesuai thema pelatihan yang akan dilaksanakan. Bahan pelatihan
ini disusun oleh tim kerja Aksi Perubahan dengan mengumpulkan referensi
terupdate dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Aplikasi Siskeudes.
Penyusunan bahan pelatihan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21
Agustus 2023.
Adapun hasil penyusunan bahan pelatihan disajikan pada gambar berikut :
46
➢ Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan Penatausahaan Keuangan desa melalui Aplikasi
SISKEUDES bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan para aparat desa khususnya kaur keuangan dalam
pengelolaan keuangan desa dengan aplikasi Siskeudes. Pada umumnya
operator keuangan desa melaksanakan administrasi keuangan desa antara
lain membuat perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan
pembukuan.
Pengelolaan keuangan desa harus dikelola berdasarkan asas transparan,
akuntabel, pastisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut maka Desa harus memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, terutama dalam hal
mengoperasikan sebuah teknologi komputer serta harus bisa
mengoperasikan aplikasi yang dibuat khusus untuk membantu pengelolaan
keuangan desa.
Materi pelatihan difokuskan pada hasil pengembangan Aplikasi terakhir
yaitu SISKEUDES versi 5.0.5 dimana terdapat beberapa fitur tambahan
dibanding versi sebelumnya yaitu :
- Penambahan Input Nomor dan Tanggal RKPDES
- Penambahan Fitur Tagging Pada Paket Kegiatan
- Penambahan Laporan Monitoring Pemerintah Daerah (Pemda)
- Perbaikan Inputan RPJMDES
- Penambahan Input Data Penerima SPP PANJAR (Digunakan Untuk
fasilitasi CMS pada SPP Panjar)
- Cetak Proporsi APDES di menu Laporan
- Default Kalkulator Pajak Untuk PPN Angkanya 11%
- Fitur Sortif Pada Data SPP (Klik pada setiap Kolom)
- Ekspor data Ke situwassa
Rincian proses kegiatan yang dilakukan , sebagai berikut:
47
- Membuat dan mendistribusikan undangan pelatihan dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 25 Agustus 2023
48
Gambar 21. Daftar Hadir dan Dokumentasi Pelatihan pengelolaan
keuangan melalui aplikasi SISKEUDES di ruang Aula dan Ruang
Irwil IV Inspektorat
- Pada tahap awal, dilakukan pra tes pelatihan yang bertujuan untuk
mngetahui tingkat pemahaman para peserta tentang aplikasi siskeudes.
Hasil pra tes menunjukkan bahwa tingkat pemahaman peserta belum
optimal dengan nilai rata rata hasil jawaban hanya mencapai 52/90
- Tahap selanjutnya adalah pemberian materi pelatihan dan praktek
langsung pengoperasian aplikasi siskeudes yang dibawakan oleh
Reformer bersama tim kerja.
- Sebelum pelatihan ditutup diadakan sesi post tes pelatihan untuk
menguji keberhasilan dari diklat tersebut. Berdasarkan hasil Post tes
menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dari peserta diklat
49
dengan nilai rata rata hasil jawaban mencapai 85/100. Kondisi ini
menggambarkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta
diklat sebesar 27,3 % .
- Hasil post test tersebut menjadi bahan evaluasi bagi refomer dan tim
kerja untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan diklat berikutnya.
e. Milestone 5 : Pendampingan Terpadu Pemerintah Desa
➢ Rapat Koordinasi dengan Tim kerja
Pelaksanaan rapat koordinasi bertujuan untuk membahas persiapan dalam
rangka pendampingan terpadu pemerintah desa.
Adapun gambaran pelaksaan kegiatan tersebut adalah :
- Persiapan
o Tim administrasi Membuat dan mendistribusikan undangan rapat
koordinasi yang dilaksanakan pada hari Selasa Tanggal 12
September 2023
50
- Pelaksanaan
o Rapat dilaksanakan di ruang irwil 2 Inspektorat pada hari Kamis
tanggal 14 September 2023
o Rapat dipimpin oleh reformer dan dihadiri oleh tim kerja aksi
perubahan PEDANG INSPEKTORAT
- Hasil rapat
o Kegiatan pendampingan dilaksanakan melalui metode tatap muka
dan daring (WA dan ZOOM Meeting)
o Tim Kerja Adinistrasi ditugaskan membuat group WA dan link
zoom meeting pendapingan pengelolaan keuangan desa
o Tim kerja teknis ditugaskan membuat panduan pendampingan desa
➢ Menyusun panduan pendampingan pengelolaan keuangan desa
Penyusunan panduan pendampinagn pengelolaan keuangan desa merupakan
salah satu bentuk bahan ajar yang akan menjadi pedoman dalam proses
pendampingan. Buku panduan diharapkan membantu reformer dan tim kerja
aksi perubahan dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah
dan efektif.
51
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari tanggal 13 dan 15 September 2023
dengan rincian kegiatan :
- Tim kerja teknis mengumpulkan referensi diberbagai media terkait
pendampingan pengelolaan keuangan desa.
53
- Layanan tersebut telah dimanfaatkan dengan baik oleh aparat desa
untuk mendapatkan solusi atas permasalah yang dihadapi dalam
pengelola keuangan desa sebagaimana disajikan pada gambar berikut:
54
Gambar 28. Screenshot Pendampingan Pengeloalaan
Keuangan Desa Melalui Help Desk Grup Whats App
55
Gambar 29. Undangan Rapar Koordinasi persiapa Monev
aksi Perubagan Pedang Inspektorat
56
o Rapat dilaksanakan di ruang rapat 2 Inspektorat pada hari Selasa
tanggal 19 September 2023 Jam 09.07
o Rapat dipimpin oleh Ketua Tim dan dihadiri oleh anggota tim kerja
aksi perubahan PEDANG INSPEKTORAT
- Hasil rapat
o Reformer mengarahkan ketua tim untuk memimpin rapat
o Rapat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain:
o Akan dilaksanakan Monev dalam bentuk FGD pada Hari Kamis
tanggal 21 September 2023
o Diharapkan kepada sekretaris (pak Tomo) untuk menyiapkan bahan
monitoring dan evaluasi implementasi aksi perubahan dan
mengkoordinir dalam pembuatan laporan
o Tim kerja administrasi menyiapkan dan mendistribusikan undangan,
dan kebutuhan administrasi laninnya.
➢ Monev dalam Bentuk FGD Perkembangan Pelaksanaan Keuangan Desa
- Persiapan
o Membuat dan mendistribusikan undangan FGD yang dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 19 Sepetember 2023
o Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung kegaiatan FGD
57
- Pelaksanaan FGD
o FGD ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 September 2023
yang diikuti oleh Stake Holder Internal dan eksternal
o Sambutan singkat dari Inspektur sebagai mentor sekaligus membuka
secara resmi FGD
Dalam sambutannya Inspektur memberikan apresiasi kepada
reformer yang telah melaksanakan semua tahapan kegiatan dan
berharap agar kegiatan tersebut dapat dilanjutkan /ditingkatkan
kedepan dalam bentuk yang lebih baik lagi. Beliau juga berharap
agar semua Inspektur pembantu wilayah melakukan hal yang sama
dengan Irwil 4 sehingga mampu meningkatkan kualitas pengelolaan
keuangan Desa di Kabupaten Enrekang.
o Pemaparan dari reformer terkait capaian masing masing milestone.
o Diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Nurjaya (Ketua Tim)
sebagi moderator yang membahas tentang capaian proyek
perubahan, kendala dan hambatan yang dihadapi, serta berbagai
saran/ masukan dari peserta FGD.
58
Gambar 33. Daftar Hadir dan Dokumentasi
Pelaksanaan Monev dalam bentuk FGD di Desa
59
➢ Manfaat bagi Masyarakat
Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Desa
dalam pengelolaan keuangan desa
b. Manfaat Jangka Menengah
➢ Manfaat bagi Inspektorat
Terwujudnya capaian indikator keberhasilan fasilitasi pengelolaan
keuangan desa
➢ Manfaat bagi Pemerintah Desa
Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan desa
➢ Manfaat bagi masyarakat
Merasakan hasil pembangunan desa yang tepat sasaran, efektif dan efisien
sebagai akibat dari terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan desa
c. Manfaat Jangka Panjang
➢ Manfaat bagi Inspektorat dan bagi Pemerintah Kabupaten Enrekang
Tercapainya sebagian visi dan misi Bupati serta Wakil Bupati Enrekang
yang dituangkan di dalam dokumen RPJMD, melalui capaian indikator
kinerja Kantor Kecamatan Baroko dalam kegiatan Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan
➢ Manfaat bagi Pemerintah Desa
Terwujudnya hasil pembangunan desa yang akuntabel.
➢ Manfaat bagi Masyarakat
Meningkatnya Kualitas pembangunan desa
C. Keberlanjutan Aksi Perubahan
Implementasi Upaya Pembinaan, Pelatihan Dan Pendampingan
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa “Pedang Inspektorat” di Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang ditandai dengan terlaksananya pendampingan
dimulai dari proses sosialisasi hingga proses pendampingan kepada 5 (lima)
Pemerintah Desa di Kecamatan Baroko. Capaian jangka pendek Implementasi
Aksi Perubahan ini antara lain adalah:
1. Peningkatan peran fasilitasi Inspektorat dalam pengelolaan keuangan desa;
2. Bagi pemerintah Desa membawa manfaat pemahaman bersama akan
pentingnya akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Pemerintah Desa merasa
bahwa proses pendampingan ini membawa dampak yang sangat positif bagi
60
para pengelola keuangan di desa.
3. Stakeholders yang terlibat, juga memberikan persepsi yang positif terhadap
Aksi Perubahan ini karena akan membawa dampak yang sangat baik terkait
dengan upaya pengelolaan keuangan desa.
Tindaklanjut ke depannya adalah perlu secara konsisten dan berkala
dilaksanakan pendampingan pengelolaan keuangan desa ini untuk seluruh
Pemerintah Desa di Kecamatan Baroko, dan harapannya adalah adanya
replikasi kegiatan ini untuk 12 Kecamatan di Kabupaten Enrekang, agar
akuntabilitas pengelolaan Keuangan di 112 Desa se Kabupaten Enrekang dapat
terwujud, dan menghasilkan pembangunan yang semakin baik.
Keberlanjutan Aksi Perubahan dalam jangka menengah dan jangka
panjang dapat dilihat dari milestone sebagai berikut:
1. Target Jangka menengah
61
D. Keterkaitan Mata pelatihan Dengan Aksi Perubahan
Aksi perubahan yang telah dilaksanakan tentu saja memiliki keterkaitan
dengan mata pelatihan yang diberikan selama Pelatihan Kepemimpinan
Administrator, di antaranya adalah Pelayanan Publik Digital, Komunikasi dalam
Pelayanan Publik serta Membangun Tim Efektif. Sedangkan berkaitan dengan
salah satu tema Reformasi Birokrasi Tematik, pelaksanaan aksi perubahan
termasuk dalam tema digitalisasi administrasi pemerintahan. Dengan adanya
pembuatan Help Desk via Whats App dan Akun Zoom Meeting, akan mampu
memudahkan stakeholder dalam pemenuhan kebutuhan media konsultasi terkait
permasalahan pengelolaan keuangan Desa.
E. Deseminisai dan Publikasi Aksi Perubahan
Diseminasi adalah proses menyebarkan informasi, pengetahuan, atau data ke
berbagai pihak atau khalayak. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks
pendidikan, penelitian, dan kampanye sosial. Tujuan dari diseminasi adalah agar
informasi yang relevan dapat diakses dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang
membutuhkannya, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi.
Diseminasi informasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti media cetak,
media elektronik, situs web, media sosial, pertemuan, presentasi, dan berbagai
bentuk komunikasi lainnya. Penting untuk memastikan bahwa informasi yang
disebarkan akurat, dapat dipercaya, dan mudah dipahami oleh audiens target.
Dengan cara ini, diseminasi dapat menjadi alat yang efektif untuk mempengaruhi
opini, meningkatkan kesadaran, dan mencapai tujuan tertentu sesuai dengan
konteksnya.
F. Pelaksanaan Pengembangan Potensi Diri
1. Tanggung Jawab
Kesediaan individu dalam menjalankan peran dan tugas sesuai jabatan atau
penugasan yang diberikan oleh organisasi atau pimpinan dengan mengacu
pada target serta sasaran yang telah ditetapkan. Melalui PKN III ini, nilai
tanggung jawab yang didapatkan antara lain : Memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada masyarakat; Membimbing bawahan dalam melaksanakan
tugas; Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
62
berwenang termasuk membangun sistem pengawasan melalui layanan Help
Desak Whats App.
2. Kerjasama Internal
Kemampuan dalam membangun hubungan komunikasi, koordinasi, serta
interaksi lainnya dengan pihak-pihak internal organisasi dalam rangka
menunjang kelancaran kinerja serta proses bisnis organisasi. Dalam proyek
perubahan ini, semua proses tahapan/ milestone merupakan kerjasama Tim
Kerja dalam menyelesaikannya. Semua proses-proses dalam milestone
direncanakan dan didiskusikan bersama dengan Tim Kerja sehingga
pencapaian setiap milestone dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Kerjasama Eksternal
Kemampuan membangun hubungan komunikasi, koordinasi, serta interaksi
lainnya dengan pihak-pihak eksternal organisasi dalam rangka membangun
citra positif layanan yang diselenggarakan organisasi, kepuasan penerima
layanan, serta nilai keunggulan positif eksistensi organisasi. Dalam
pelaksanaan proyek perubahan berupa layanan konsultasi Inspektorat Daerah
Kabupaten Enrekang tidak lepas dari dukungan stakeholder eksternal.
Kebutuhan stakeholder eksternal terhadap peran Consulting Inspektorat
mampu dimanfaatkan oleh reformer dalam mewujudkan layanan konsultasi.
Bahkan beberapa Perangkat Desa memberikan dukungan terhadap proyek
perubahan reformer.
4. Komunikasi
Kemampuan menyampaikan, menggali, menerima serta mendistribusikan
informasi dengan efektif dan mampu dipahami sesuai dengan bentuk
informasi berikut cara penyampaian/ pertukarannya. Pada pelaksanaan aksi
perubahan kemampuan komunikasi reformer yang efektif mampu
mengoptimalkan stakeholder internal dan membangun kerjasama dengan
stakeholder eksternal dalam mewujudkan layanan konsultasi Inspektorat
Daerah Kabupaten Enrekang.
5. Komitmen dalam Tim
Keteguhan serta konsistensi dalam menjalankan peran pribadi, peran
kontributif bagian dari alur kerja bersama, serta pemenuhan standar
63
unjuk kerja mengacu pada kesepakatan yang dituangkan bersama dalam
sebuah tim atau organisasi (pada skala yang lebih luas). Komitmen tinggi dari
reformer ditunjukkan dengan kegigihan untuk dapat melaksanakan setiap
tahapan milestone dan mewujudkan layanan Help Desk PEDANG
INSPEKTORAT.
6. Orientasi Pelayanan
Kemampuan untuk memberikan layanan kepada pemangku layanan sebagai
bagian dari proses bisnis organisasi yang berkualitas secara konsisten serta
memberikan nilai lebih dari layanan yang diberikan dalam rangka membangun
citra dan kredibilitas organisasi. Wujud nyata yang dilakukan oleh reformer
dalam memberikan pelayanan kepada Perangkat Daerah, Pemerintah Desa
dan Masyarakat adalah dengan mweujudkan Layanan Pendampinagn melalui
aplikasi zoom meeting untuk memudahkan para pengguna dalam berinteraksi
dengan Inspektorat Daerah.
7. Adaptabilitas
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan atau perubahan
yang terjadi di lingkungan tugas baik pada tataran strategis (makro) maupun
cakupan spesifik tugas (mikro). Reformer yang juga adalah Pembantu
Inspektur Wilayah IV telah berupaya mewujudkan pelayanan publik dengan
cara-cara baru. Salah satunya melalui Pendampingan yang adaptif terhadap
perkembangan TIK. Pelayanan publik dituntut semakin smart, semakin efisien
dan efektif, dengan adaptif memanfaatkan teknologi informasi. Untuk
itulah reformer mewujudkannya melalui aksi perubahan PEDANG
INSPEKTORAT.
64
9. Orientasi pada Hasil
Konsistensi dalam menetapkan target kinerja pada standar- standar
kualitas yang telah ditetapkan, disertai dengan upaya untuk mencari
peluang perbaikan serta melakukan perbaikan terhadap cara kerja untuk
meningkatkan kualitas hasil kerja. Dalam pelaksanaan proyek perubahan
SOLATA APIP, reformer memberikan kebebasan dan tanggungjawab kepada
Tim Kerja serta rutin memantau dan mengevaluasi pencapain-pencapaian
setiap milestone.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
66
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini antara lain :
1. Terbatasnya kompetensi sebagian personil anggota Tim Kerja Fasilitasi
Lintas Sektor, solusi terhadap tantangan tersebut adalah dengan melakukan
persiapan, berkoordinasi dengan baik antar anggota Tim, agar tercipta strategi
dan pemahaman yang sama mengenai tugas dan tanggungjawab Tim Kerja
Fasilitasi Lintas Sektor.
2. Terbatasnya anggaran pelaksanan gerakan pendampingan, solusi yang
diambil adaah dengan berkolaborasi bersama Pemerintah Kecamatan dan
Desa, untuk mecukupi sebagian biaya gerakan Pendampingan ini.
3. Terbatasnya waktu pendmapingan karena seringkali bersamaan dengan
kegiatan rutin Inspektorat, dan 5 (lima) Pemerintah Desa dampingan,
solusinya adalah dengan menjalin komunikasi secara efketif, serta
membangun kolaborasi dengan stakeholders agar aksi perubahan ini bisa
dilakukan juga bersamaan dengan jadwal kegiatan rutin dimaksud, istilahnya
adalah ‘’menumpang’’ pada kegiatan lainnya.
B. Rekomendasi
Implementasi dari upaya Pendampingan Pengelolaan Keuangan di Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di tingkat desa, khususnya dalam mewujudkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan. Kedepan penulis merekomendasikan kepada Bupati
Enrekang melalui Inspektur Kabupaten Enrekang , agar aksi Pendampingan
Pengelolaan Keuangan ini dapat direplikasi di seluruh Kecamatan Sekabupaten
Enrekang.
67
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP)
Peraturan Bupati Enrekang Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
https://jdihn.go.id/pencarian/detail/1672142
(Sumber: https://idm.kemendesa.go.id/admin/content/?y=2021#).(Sumber
https://caribdt.dinsos.jatengprov.go.id/
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan)melalui link
https://kbbi.web.id/
68
LAMPIRAN LAMPIRAN
69
Lampiran 2.
SK Bupati Enrekang Tentang Penetapan Tim Kerja Aksi Perubahan Pembinaan,
Pelatihan Dan Pendampingan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa
(Pedanginspektorat)
TENTANG
PENETAPAN TIM KERJA AKSI PERUBAHAN
PEMBINAAN, PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
(PEDANG INSPEKTORAT)
BUPATI ENREKANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tata kelola
keuangan desa yang akuntabel diperlukan
peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) melalui inovasi Upaya Pembinaan
Pelatihan, Pendampingan dan Koordinasi dalam
Pengelolaan Keuangan desa (PEDANG
INSPEKTORAT);
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan terobosan
inovasi sebagaimana dimaksud huruf a,
diperlukan tim kerja proyek perubahan Pedang
70
Inspektorat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b , perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II d
Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4287);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan Undang- Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
71
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6477);
10. Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-
1633/K/JF/2011 tanggal 27 Desember 2011
72
tentang Pedoman Teknis Peningkatan
Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor
11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Enrekang Tahun 2016 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Enrekang Nomor 22) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2020 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 61);
12. Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Daerah Kabupaten
Enrekang Tahun 2016 Nomor 22);
13. Peraturan Bupati Enrekang Nomor 3 Tahun
2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Inspektorat
Daerah (Berita Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2021 Nomor 3);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Tim Kerja Proyek Perubahan Pembinaan, Pelatihan,
Pendampingan dan Koordinasi dalam Pengelolaan
Keuangan Desa (Pedang Inspektorat) sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini;
73
KEDUA : Tim Kerja Proyek Perubahan Pedang Inspektorat
sebagaimana dimaksud diktum KESATU
mempunyai tugas berikut :
1. Melakukan persiapan implementasi proyek
perubahan.
2. Melaksanakan tahapan-tahapan/ milestone
proyek perubahan.
3. Melakukan publikasi tentang sistem layanan
konsultasi dan pengaduan masyarakat melalui
media sosial.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan.
5. Melaksanakan tugas lain yang relevan dengan
proyek perubahan.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan bahwa jika
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Enrekang
Pada tanggal
74
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI ENREKANG
NOMOR :1
TENTANG :
Pembinaan, Pelatihan,
Pendampingan dan Koordinasi
dalam Pengelolaan Keuangan Desa
(Pedang Inspektorat)
75
Lampiran 3
Surat Pernyataan Dukungan StakeHolders
76
77
78
79
80
81
Lampiran 4.
Materi Sosialisasi Peraturan Bpati Enrekang Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
82
83
84
85
86
87
Lampiran 5
Surat Pernyataan Komitmen Kepala Desa
88
89
90
91
92
93
94
Lampiran 6
Panduan pendampingan pengelolaan keuangan desa
95
96
97
98
Lampiran 7.
Materi Pelatihan APLIKASI SISKEUDES
99
100