Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian Pada Siswa Kelas Iii Mi Al-Azhaar Bandung Tulungagung

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 158

PENGEMBANGAN MEDIA KALKULATOR AJAIB MATERI

PERKALIAN PADA SISWA KELAS III MI AL-AZHAAR


BANDUNG TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Oleh
Mia Sukenti
NIM: 10140032

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014

i
PENGEMBANGAN MEDIA KALKULATOR AJAIB MATERI
PERKALIAN PADA SISWA KELAS III MI AL-AZHAAR
BANDUNG TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Oleh:
Mia Sukenti
NIM: 10140032

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
201

ii
iii
z
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,
kutuangkan tinta hitam penuh makna sebagai bukti kesungguhanku dalam meraih
cita-cita, karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tua tercinta Bapak Sukemi dan Ibu Sulasmi,
yang senantiasa mencurahkan ketulusan doa restunya, memberikan tetesan kasih
sayang sebagai penyejuk jiwa yang tiada batas dengan kebesaran jiwanya, serta
dukungan baik meterial maupun mental sehingga dapat mengantarkan langkah kacil
penulis menuju sebuah kesuksesan.
Adikku tersayang M. Abid Mahzum Al Musyafa’
yang telah menjadi penyemangat dalam hidupku. Semoga karya ini bisa menjadi
motivasi di bangku pendidikan dalam menggapai cita-citamu.
Untuk semua keluargaku
terima kasih banyak atas ketulusan doa dan butiran-butiran motivasi yang telah
diberikan kepada penulis.
Segenap guru-guruku dan dosen-dosenku,
yang telah memberikan seberkas cahaya ilmu pengetahuan dan selalu mendidik
dalam studi sehingga penulis dapat mewujudkan harapan dan angan-angan sebagai
awal dalam menggapai cita-cita
Sahabat dan teman-teman seperjuangan
Penghuni kos 7 Sunan Ampel (laila anies,alial fitriyah dan chipy shilvi)
dengan kalian aku ukir sebuah kenangan
semoga kebersamaan yang terjalin tidak akan terhapus

Selamat berjuang dan langkahkan jejak penuh gemilang menuju impian


kesuksesan....

v
HALAMAN MOTTO

              

           

Artinya: perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti


sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai seratus biji. Allah
melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas, Maha
mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah: 261)1

1
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahan. (Bandung: Diponegoro, 2008), halm. 44

vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ilahi Rabbi Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat, taufiq, inayah dan hidayah-Nya kepada kita semua,

sehingga dengan seizin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi akhir

zaman, sang pangeran revolusioner Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus

untuk membawa risalah dan membebaskan umat islam dari belenggu

kebodohan.

Dalam penulisan skripsi ini telah banyak pihak yang berjasa dan

senantiasa memberikan banyak bimbingan serta motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat. Oleh karena, pada kesempatan

yang baik ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si selaku rektor UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Maulan Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Muhammad Walid, M.A selaku ketua jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

ix
4. Yeni Tri Asmaningtias, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

berkenan memberikan waktu dan bimbingan sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang yang telah memberikan ilmu dan pengalaman dalam

proses perkuliahan.

6. Kepala MI Al-Azhaar yang telah memberikan izin tempat kepada penulis

untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut sehingga dapat

melancarkan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh guru dan karyawan MI Al-Azhaar yang telah membantu proses

pelaksanaan penelitian.

8. Teman-teman PGMI 2010 khususnya umah, lita, datul, joko, ayu terima

kasih untuk kebersamaannya selama ini. “Kehadiran Kalian Memberikan

Arti Tersendiri”

Maka dengan iringan do’a semoga Allah SWT akan membalas semua

amalan mereka dengan pahala yang berlipat ganda di dunia dan akhirat. Penulis

menyadari sepenuhnya keberadaan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga para

pembaca dapat memperbaiki dan melanjutkan sebagai pengembangan dan

perbaikan lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap apa yang penulis

x
persembahkan dalam bentuk Skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah

wawasan keilmuwan. Amin Ya Rabbal’alamin.

Malang, 04 Juli 2014

Penulis

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan, Persamaan, dan Orisinalitas Penelitian ..............................15


Tabel 2.2 Teknik Pengerjaan Kalkulator ajaib ....................................................26
Tabel 3.1 Analisis SK, KD dan Penjabaran Indikator .........................................55
Tabel 3.2 Desain eksperimen dengan kelompok kontrol .....................................67
Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan .............................................................................73
Tabel 4.1 Hasil Validasi ahli isi mata pelajaran Matematika ...............................80
Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain Mata Pelajaran Matematika ..............................82
Tabel 4.3 Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran Matematika.................................84
Tabel 4.4 Daftar nama responden Kelas III B (kelas kontrol) MI Al-Azhaar ......86
Tabel 4.5 Daftar nama responden Kelas III C (kelas eksperimen) MI Al-Azhaar 87
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Angket Siswa .............................................................88
Tabel 4.7 Nilai Siswa Kelas III C sebagai Kelas Eksperimen .............................90
Tabel 4.8 Nilai Siswa Kelas III B sebagai Kelas Kontrol ....................................91

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Pengerjaan Kalkulator Ajaib ...............................................27


Gambar 3.1 Peta Tujuan Umum Matematika Kelas III Perkalian ........................54
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan dan Penelitian ..........................................62
Gambar 4.1 Papan Kalkulator Ajaib ...................................................................78
Gambar 4.2 Kartu Petunjuk ................................................................................79

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Siswa


Lampiran 2 : Instrument Penilaian
Lampiran 3 : Soal Pre test Post test
Lampiran 4 : Nilai Pre test Post test
Lampiran 5 : Hasil Perhitungan Angket
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 8 : Bukti Konsultasi
Lampiran 9 : Biodata Peneliti

xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................v

HALAMAN MOTTO ......................................................................................vi

HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................vii

HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiv

DAFTAR ISI ....................................................................................................xv

ABSTRAK........................................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
E. Projeksi Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...................................8
F. Pentingnya Pengembangan .....................................................................10

xv
G. Definisi Operasional ...............................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ...............................................................................13
B. Kajian Teori ...........................................................................................16
1. Hakikat Media Pembelajaran .............................................................16
a. Pengertian Media Pembelajaran ..................................................16
b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ....................................19
c. Fungsi Media Pembelajaran ........................................................21
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ......................................23
2. Penggunaan Media dalam Perspektif Islam ........................................24
3. Kalkulator Ajaib ................................................................................26
4. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ......................................27
a. Pengertian Matematika ................................................................27
b. Pembelajaran matematika ............................................................30
c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ....................31
d. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ..................34
5. Perkalian ............................................................................................36
6. Hasil Belajar ......................................................................................38
a. Pengertian Hasil Belajar ..............................................................38
b. Evaluasi Hasil Belajar .................................................................40
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .........................42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................48
B. Model Desain Pengembangan .................................................................50
C. Prosedur Pengembangan .........................................................................52
D. Validasi Produk ......................................................................................64
E. Uji Coba Produk .....................................................................................66
F. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................69
G. Teknik Analisis Data ..............................................................................71

xvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Deskripsi Bentuk Media Pembelajaran pada Materi Perkalian untuk Kelas III
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah ........................................................77
1. Papan Kalkulator Ajaib ......................................................................78
2. Kartu Petunjuk ...................................................................................78
3. Buah-buahan ......................................................................................80
B. Penyajian Data Hasil Validasi Ahli .........................................................80
1. Hasil validasi Ahli isi/materi ..............................................................80
2. Hasil Validasi Desain .........................................................................82
3. Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran Matematika ................................84
C. Penyajian Data Hasil Uji Coba ...............................................................86
1. Penyajian Data Hasil Penilaian Angket Siswa ....................................88
2. Penyajian Data Hasil Penilaian Nilai Pre-test dan Post-test Siswa Kelas III
MI Al-Azhaar ....................................................................................89
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Analisis Hasil Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian 97
B. Analisis Hasil Uji Coba ..........................................................................100
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................103
B. Saran ......................................................................................................104
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................106

xvii
ABSTRAK

Sukenti, Mia. 2014. Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian


Pada Siswa Kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Yeni Tri
Asmaningtias, M.Pd.

Kata Kunci: Media, Kalkulator Ajaib, Materi Perkalian

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan


kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan
dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi
pokok yang dibahas adalah perkalian. Pada Hakikatnya perkalian adalah
operasi penjumlahan dari bilangan yang sama secara berulang-ulang. Oleh
karena itu, kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa sebelum mempelajari
perkalian adalah penguasaan penjumlahan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui spesifikasi
produk yang dihasilkan berupa media kalkulator ajaib materi perkalian pada
siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung. 2). Untuk mengetahui
efektifitas media kalkulator ajaib materi perkalian sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung
Tulungagung.
Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif
dengan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini
adalah Reserch and Development, yang mengacu pada model Dick and Carrey
dan pendekatan kuantitatif.
Hasil dari penelitian Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi
Perkalian Pada Siswa Kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung
memenuhi kriteria valid dengan hasil uji ahli materi mencapai tingkat
kevalidan 81,25%, ahli desain mencapai 83,3%, ahli guru mata pelajaran
mencapai 86,2%, dan hasil uji coba mencapai 83,9%, Dengan melihat rata-
rata kelas kontrol lebih kecil dibanding kelas eksperimen pada soal post tes
yaitu 68 < 82, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran papan
kalkulator ajaib secara signifikan efektif untuk meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran Matematika pada materi perkalian pada siswa kelas III di MI
Al-Azhaar Bandung Tulungagung. Pada uji-t manual dengan tingkat
kemaknaan 0,05 diperoleh hasil t hitung ≥ t tabel yaitu 3,21 ≥ 2,14 artinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga, terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap media yang dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa produk
yang dikembangkan memiliki kualifikasi tingkat kevalidan yang tinggi,
sehingga bahan ajar layak digunakan dalam pembelajaran.

xviii
‫ملخص‬
‫سوكينيت‪ ،‬ميا‪ .2014 .‬تنمية وسائل اإلعالم احملتوى حاسبة ماجيك الضرب يف الدرجة‬
‫الثالثة طالب ادلدراسة اإلبتدائية األزار باندونغ تولونج أغونج ‪ .‬البحث اجلامعى ‪ ،‬قسم‬
‫التعليم معلم ادلدرسة االبتدائية‪ ،‬كلية علم الرتبية والتدريس‪ ،‬جبامعة موالنا مالك إبرىيم‬
‫اإلسالمية احلكومية ماالنج‪ .‬الدكتورة يوين تريامسنيع تياس‬

‫الكلمات الرئيسية‪ :‬وسائل اإلعالم‪ ،‬آلة حاسبة السحر‪ ،‬ادلواد الضرب‬


‫لرياضيات ىي واحدة من التخصصات اليت تعزز القدرة على التفكري وجيادل‪،‬‬
‫وادلسامهة يف حل ادلشاكل اليومية وعامل العمل‪ ،‬فضال عن تقدمي الدعم يف تطوير العلوم‬
‫والتكنولوجيا‪ .‬ادلوضوع مناقشتو ىو الضرب‪ .‬عملية الضرب ىي يف جوىرىا جمموع العدد‬
‫نفسو مرارا وتكرارا‪ .‬وبالتايل‪ ،‬فإن متطلبات قدرة الطالب قبل الدراسة تصقل مبلغ‬
‫الضرب‪.‬‬
‫وكانت أىداف ىذه الدراسة‪ )1 :‬لتحديد مواصفات ادلنتجات اليت تنتج يف‬
‫شكل وسائل االعالم السحر حاسبة ادلواد الضرب يف الصف الثالث ادلدراسة اإلبتدائية‬
‫األزار باندونغ تلونج أغونج ‪ )2 .‬لتحديد مدى فعالية وسائل اإلعالم حاسبة معجزه‬
‫تكاثر ادلواد وذلك لتحسني نتائج التعلم من طالب الصف الثالث ادلدراسة اإلبتدائية‬
‫األزار باندونغ تلونج أغونج‪.‬‬
‫شكل البحث ادلستخدمة من قبل الباحثني ىو التحليل الوصفي للبيانات الكمية‬
‫والنوعية‪ .‬ىذا البحث ىو البحث والتطوير‪ ،‬والذي يشري إىل منوذج ديك وكاري‪،‬النظري‪.‬‬
‫وصلت نتائج البحث والتطوير من ادلواد اإلعالمية خارقة الضرب آلة حاسبة يف‬
‫الصف الثالث ادلدراسة اإلبتدائية األزار باندونغ تلونج أغونج تفي مبعايري صحيحة نتيجة‬
‫االختبار اخلرباء يف صحة مستوى ‪ ،٪81.25‬ليصل إىل ‪ ٪83.3‬من خرباء التصميم‪،‬‬
‫اخلبري مدرسي ادلواد تصل إىل ‪ ،٪2 ،86‬ونتائج االختبار وصلت ‪ .٪83.9‬من خالل‬

‫‪xx‬‬
‫النظر يف ادلتوسط من فئة عنصر التحكم ىو أصغر من الطبقة التجريبية على األسئلة بعد‬
‫االختبار أن ‪ ،82< 68‬وميكن القول أن اجمللس الوسائل التعليمية حاسبة سحرية فعالة‬
‫بشكل كبري يف حتسني نتائج التعلم يف الرياضيات الضرب على ادلواد يف الصف الثالث‬
‫ادلدراسة اإلبتدائية األزار باندونغ تلونج أغونج ‪ .‬يف اختبار ‪ t‬مع مستوى األمهية ‪0.05‬‬
‫النتائج اليت مت احلصول عليها يدويا اجلدول ر ≥ ر ≥ ‪ 2.14‬يعين أن ‪ 3.21‬ىو رفض‬
‫وقبول ىا‪ .‬وبالتايل‪ ،‬ىناك اختالفات كبرية يف وسائل اإلعالم ادلتقدمة‪ .‬ىذا يدل على أن‬
‫ادلنتج قد وضعت صالحية التأىيل على مستوى عال‪ ،‬وبالتايل تستحق ادلواد التعليمية‬
‫ادلستخدمة يف التدريس‪.‬‬

‫‪xxi‬‬
ABSTRACT

Sukenti, Mia. 2014. Development of miraculous calculator as a medium for


multiplication subject of 3 rd class elementary school students in MI Al-Azhaar
Bandung Tulungagung, thesis, Department of Elementary School Teacher
Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University (Maulana
Malik Ibrahim Malang. Lector, Yeni Tri Asmaningtias, M. Pd
Key words: medium, miraculous calculator, multiplication subject
Mathematics is one of the disciplines study that enhance the ability to
think and argue, contribute in solving everyday problems and in the world of
work, as well as support in the development of science and technology. The
Subject matter discussed is multiplication. Essentially multiplication is an
operation on the sum of the same number over and over again. Therefore, the
ability of the student’s prerequisite before studying multiplication is mastering the
sum.
The objectives of this study are: 1) To find product specifications
produced in the form of medium miraculous calculator for multiplication material
in 3rd class MI Al-Azhaar Bandung, Tulungagung. 2) To determine the
effectiveness of medium miraculous calculator for multiplication so that to
improve the learning outcomes of 3rd class students in MI Al-Azhaar Bandung,
Tulungagung.
The form of research used by the researchers is a descriptive analysis of
qualitative and quantitative. This research is called Research and Development,
which refers to the model of Dick and Carrey and quantitative approaches.

The results of the study, Development of miraculous calculator as a


medium for multiplication subject of 3rd class elementary school students in MI
Al-Azhar Bandung Tulungagung, fill the valid criteria with the material test result
of validity achieve a level of 81.25%, 83.3% of design experts, the expert subject
teachers achieve 86, 2%, and the test results achieve 83.9%, by seeing an average
control class smaller than the experimental class on post-test questions that 68
<82, it can be said that the magical calculator as medium is significantly effective
to improve learning outcomes Math multiplication on the material of 3rd class
students in MI Al-Azhaar Bandung, Tulungagung. The t test manual at the 0.05
significance by the results level t arithmatic ≥ t table that is t arithmatic 3.21 ≥ t
table 2.14 then Ho is rejected and Ha acceptance. This shows that improved
product has high validity of qualification in learning.

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu pengetahuan murni dan berkembang dengan

pesat sebagai dasar IPTEK. Penguasaan terhadap konsep matematika sangat perlu

bagi siswa dalam kehidupan kelak. Untuk itu matematika harus ditanamkan pada

anak sedini mungkin sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar mampu

menghadapi berbagai tantangan. Matematika sebagai studi obyek abstrak, tentu

saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak usia tingkat dasar yang diklasifikasikan

oleh Piaget masih dalam tahap berfikir operasi konkret. Siswa SD belum mampu

berfikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini

bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD, bahkan

Doman mengatakan, pada hakikatnya matematika lebih baik diajarkan sejak usia

balita. Siswa harus dipandang bukan sekedar obyek pendidikan tetapi juga sebagai

subyek pendidikan. Keaneragaman kemampuan siswa juga perbedaan minat

mempersulit penyampaian matematika sebab matematika yang universal bersifat

abstrak dan formal terlepas dari obyek konkret walaupun inspirasinya dapat

berasal dari dunia nyata.1

Pelajaran matematika adalah mata pelajaran wajib yang harus dikuasai

oleh siswa dari pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Salah satu

kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa kelas III Madrasah ibtidaiyah pada

1
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika (Malang:
UM Press, 2005), hlm. 149.

1
2

mata pelajaran matematika yaitu memahami konsep perkalian. Materi ini sangat

penting karena sering kali ditemui dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Berbicara tentang matematika tidak akan lepas dari berhitung yang biasa

disebut aritmatika. Berhitung terdapat diseluruh cabang matematika seperti

aljabar, ilmu ukur (geometri), statistika, probabilitas, topologi. Berhitung juga

diperlukan oleh bidang studi lainnya seperti, fisika, kimia, biologi, bahkan ilmu

sosial lainnya misalnya ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari berhitung telah

digunakan mulai dari yang sangat sederhana misalnya menghitung kembalian

uang belanja, menghitung banyaknya penduduk, dan lainnya. Dapat dikatakan

bahwa berhitung sangat penting baik untuk kehidupan praktis sehari-hari maupun

kepentingan melanjutkan sekolah.

Bapak Agus Riyanto, guru pengampu mata pelajaran matematika kelas 3

di MI Al-Azhaar mengemukakan pada saat wawancara yang peneliti lakukan,

bahwa kesulitan anak terletak pada tingkat keterampilan pada saat anak

menghitung perkalian dengan cara bersusun pendek. Masalah tersebut ditemukan

berdasarkan hasil refleksi guru saat proses pelaksanaan pembelajaran materi

perkalian. Hal tersebut terjadi karena guru masih menggunakan cara tradisional

berupa menerangkan konsep secara verbal dan meminta siswa untuk

menghafalkan perkalian yang dipelajari 1-10. Selain itu guru belum

mengembangkan media pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa,

sehingga siswa hanya dituntut untuk mengerti dan menghafal tanpa menggunakan

alat atau sarana yang dapat memudahkan siswa memahami materi tersebut.
3

Disamping itu, keterbatasan waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya

kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. 2

Jika merefleksi dari segi siswa, umumnya siswa memiliki persepsi yang

tidak baik terhadap mata pelajaran matematika. Apalagi adanya anggapan siswa

bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan tidak

disukai oleh sebagian besar peserta didik. Kerumitan konsep dan keragaman

rumus yang harus dihafalkan siswa membuat matematika menjadi pelajaran

terberat dari pada mata pelajaran yang lainnya. Selain itu metode belajar yang

monoton membuat siswa bosan dan jenuh mempelajari matematika. Bahkan, tidak

sedikit peserta didik yang mengeluh bahwa pelajaran matematika hanya membuat

kepala pusing dan stres. Apalagi yang mengajar matematika seringkali cepat

marah, sering menghukum, terlalu cepat mengajarnya.

Namun pada hakikatnya, beberapa ahli pendidikan dan penelitian

mengemukakan bahwa terdapat banyak faktor dari luar yang menghasilkan

persepsi bahwa matematika adalah pelajaran yang rumit. Raodatul Jannah

mengemukakan bahwa “terdapat kesan negatif yang disebabkan oleh penggunaan

metode pembelajaran yang kurang tepat, guru tidak bisa mengajar dengan baik.

Apabila hal tersebut dapat diatasi dengan baik, maka pelajaran eksak yaitu

matematika tidak lagi terkesan sulit ataupun menakutkan bagi siswa”3

Melihat kondisi demikian, diperlukan suatu cara baru berupa metode

ataupun media pembelajaran berupa alat bantu untuk memudahkan siswa

2
Wawancara dengan Bapak Agus Riyanto, Guru pengampu Mata Pelajaran Matematika
Kelas III, Hari Rabu, 21 Agustus 2013, Pukul 08:45 WIB
3
Raodatul Jannah, Membuat Anak cinta Matematika dan Eksak Lainnya (Jogjakarta:
Diva Press, 2011), hlm. 13
4

memahami materi yang dipelajari dan mengembangkan tingkat berpikir siswa,

salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbentuk

kalkulator ajaib. Merujuk pada ungkapan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai bahwa

media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran

yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. 4

Alasannya, karena penggunaan media dalam pembelajaran akan membuat proses

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) menjadi lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar secara signifikan serta

meningkatkan nilai akhir belajar siswa.

Perkalian sangat penting bagi perkembangan mental siswa dalam

mempelajari matematika karena perkalian merupakan salah satu operasi hitung

dasar yang akan selalu digunakan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas yang

lebih tinggi yang dianggap menantang dan sering banyak di gunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Perkalian pada dasarnya dapat dipahami sebagai

penjumlahan berulang. Sebagai contoh, 3 x 2 = 2 + 2 + 2 sama artinya dengan

penjumlahan 2 secara berulang sebanyak 3 kali.

Materi berhitung dasar (perkalian) merupakan salah satu materi pokok di

sekolah dasar. Sangat banyak materi matematika lanjut yang membutuhkan

prasyarat keterampilan hitung perkalian. Siswa yang mengalami kesulitan dalam

materi hitung perkalian, kecenderungannya akan banyak mengalami kesulitan

dalam belajar materi matematika berikutnya. Sebaliknya siswa yang menguasai

materi hitung perkalian dengan baik, akan membantu menguasai materi

4
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran penggunaan dan Pembuatannya
(Bandung: Sinar baru, 1997), hlm. 2
5

matematika lanjutnya. Karena itu, penguasaan terhadap materi hitung perkalian

merupakan pondasi untuk bisa menguasai materi matematika secara umum. Dari

segi konsep materi, media yang dipakai dalam pembelajaran matematika tersebut

masih kurang efektif dan kurang memahamkan konsep pada siswa. Hal ini

dibuktikan dengan hasil tes evaluasi masih berada di bawah KKM.

Melihat kondisi demikian, penulis sadar bahwa sebagai penerus seorang

pendidik tidak akan berdiam diri dalam melihat permasalahan tersebut. Peneliti

disini akan mencoba mengembangkan media kalkulator ajaib untuk memudahkan

siswa memahami materi yang dipelajari.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan media yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran matematika yaitu kalkulator ajaib. Media

kalkulator ajaib adalah mengajarkan perkalian dengan bentuk tabel yang dibuat

dari kertas tebal kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik. Sedangkan konsep

media berupa kalkulator ajaib dimodifikasi bukan angka lagi yang digunakan

tetapi memakai buah-buahan yang dicantumkan dalam kolom-kolom. Caranya

cukup mudah, yaitu hanya melihat buah-buahan yang akan dikalikan, kemudian

menjumlahkan diagonalnya setiap lajur satuan dan puluhan, di samping itu siswa

dapat bermain dengan buah-buahan dalam menghitung perkalian.

Media kalkulator ajaib tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi

siswa untuk belajar secara signifikan serta meningkatkan nilai akhir belajar siswa.

Hal ini disebabkan karena gambarnya bisa dipindahkan dengan mudah sehingga

siswa bisa lebih antusias untuk ikut aktif secara fisik dengan cara memindahkan

objek buah-buahan. Pola mengajarkannya bisa memudahkan siswa dalam


6

mengalikan karena tersusun dalam bentuk kotak persegi. Membuat anak lebih

mudah mengalikan buah yang satu dengan buah yang lain. Motivasi dalam proses

pembelajaran sangatlah diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif serta memelihara ketekunan dalam

melakukan proses kegiatan pembelajaran sehingga akan meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Beberapa kenyataan yang memperkuat alasan peneliti dalam penelitian

pengembangan bahan ajar berupa media antara lain bedasarkan salah satu artikel,

yaitu :

Artikel tentang Komparasi hasil belajar siswa diajarkan dengan

bersusun pendek dan kalkulator ajaib kelas IV SDN 16 Pontianak Timur.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Bentuk penelitian

yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan jenis The

Nonequivalent Control Group Design.

2. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil post-test kelas

control 69,50 dan rata-rata hasil post-test kelas eksperimen 82,13,

diperoleh thitung data post-test sebesar 3,578 dan t tabel (α = 5% dan dk =

58) sebesar 2,002, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.

3. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa

yang diajar dengan kalkulator ajaib (kelas eksperimen) lebih baik dari

pada yang diajar dengan cara bersusun pendek (kelas kontrol).


7

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti akan mengadakan penelitian

dengan judul “Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian Pada

Siswa Kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian ini,

maka terdapat beberapa rumusan masalah guna membatasi lingkup penelitian,

yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah spesifikasi produk berupa media kalkulator ajaib Materi

perkalian pada siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung?

2. Apakah Pengembangan media kalkulator ajaib Materi Perkalian dapat

meningkatkan hasil belajar Siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung

Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui spesifikasi produk yang dihasilkan berupa media kalkulator

ajaib materi perkalian pada siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung

Tulungagung.

2. Untuk mengetahui efektifitas media kalkulator ajaib materi perkalian sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al-Azhaar Bandung

Tulungagung.
8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi lembaga (sekolah)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam

mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan

peningkatan kemampuan guru.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk

mengadakan koreksi diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kualitas diri sebagai

guru yang profesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil

belajar siswa.

3. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sehingga dapat

mengubah perolehan peringkat yang maksimal.

E. Projeksi Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran matematika.

Produk yang dihasilkan dari pengembangan media ini diharapkan memiliki

spesifikasi sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan berbentuk alat peraga dan kartu petunjuk,

sedangkan spesifikasi wujud fisik produk yang dihasilkan yaitu kalkulator

ajaib.
9

2. Media yang dikembangkan berupa satu set media “kalkulator ajaib” terdiri

dari papan kalkulator ajaib, kartu petunjuk, dan buah-buahan.

3. Materi pokok pembahasan dalam alat peraga tersebut adalah perkalian

sebagaimana yang terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

dalam Permendiknas 22 Thn. 2006 pada Mata Pelajaran Matematika Kelas

III Semester I.

4. Kalkulator ajaib dibuat dari papan atau triplek. Teknik pengerjaannya

seperti ini, yaitu: (a) Kotak 2 dan 3 merupakan tempat bilangan pengali.

(b) Kotak 4 adalah penunjuk operasi perkalian. (c) Kotak 8 dan 12

merupakan tempat bilangan yang akan dikalikan. (d) Kotak 7 hasil kali

dari kotak 3 dan 8. (e) Kotak 6 hasil kali dari kotak 2 dan 8. (f) Kotak 11

hasil kali dari kotak 3 dan 12. (g) Kotak 10 hasil kali dari kotak 2 dan 12

dan seterusnya. (h) Kotak 9, 14, dan 15 merupakan hasil dari penjumlahan

secara menyamping ke bawah menurut arah garis miring. Seperti gambar

di bawah ini:

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

13 14 15 16
10

5. Di dalam kolom nya bukan angka tetapi buah-buahan yang nantinya

anak disuruh untuk menghitung kembali buah-buahan tersebut.

F. Pentingnya Pengembangan

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan dalam rangka

melaksanakan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, agar dapat membantu

siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan

pendidikan pada hakekatnya ingin mengubah perilaku, intelektual dan moral

ataupun sosial agar bisa mandiri dalam kehidupan masyarakat.

Pengembangan media pembelajaran sangatlah penting bagi dunia

pendidikan. Perkembangan zaman dan teknologi yang menuntut kita lebih kreatif

dan inovatif dalam menciptakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa

dan guru dalam proses belajar dan mengajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya

peran media pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar dengan harapan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar

siswa.

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pentingnya penelitian

dan pengembangan media ini adalah:

1. Membantu guru menunjang penggunaan metode pembelajaran yang

diterapkan dalam penyampaian materi perkalian agar proses belajar siswa

bisa lebih efektif dan efisien.

2. Menumbuhkan motivasi terhadap anak dalam hal belajar karena media

yang digunakan dikemas dalam bentuk yang menarik dan menyenangkan.


11

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami atau

menafsirkan dari istilah-istilah yang ada, maka penulis perlu memberikan

penegasan dan pembahasan dari istilah-istilah yang berkaitan dengan judul

penelitian tersebut, sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan atau menjabarkan

spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik. 5 Dalam penelitian ini, lebih

fokus pada pengembangan media pembelajaran matematika kelas III

dengan menggunakan kalkulator ajaib meteri perkalian.

2. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media

secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik

dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. 6

3. Kalkulator ajaib adalah media kalkulator dengan bentuk tabel yang dibuat

dari kertas tebal kemudian dibuat kolom-kolom. Teknik pengerjaannya

seperti ini, yaitu: Teknik pengerjaannya seperti ini, yaitu: (a) Kotak 2 dan

3 merupakan tempat bilangan pengali. (b) Kotak 4 adalah penunjuk

operasi perkalian. (c) Kotak 8 dan 12 merupakan tempat bilangan yang

akan dikalikan. (d) Kotak 7 hasil kali dari kotak 3 dan 8. (e) Kotak 6 hasil

kali dari kotak 2 dan 8. (f) Kotak 11 hasil kali dari kotak 3 dan 12. (g)
5
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana,
2010), hlm. 197.
6
Asnawir, dkk.. Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11.
12

Kotak 10 hasil kali dari kotak 2 dan 12 dan seterusnya. (h) Kotak 9, 14,

dan 15 merupakan hasil dari penjumlahan secara menyamping ke bawah

menurut arah garis miring. Seperti gambar di bawah ini:

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

13 14 15 16

4. Perkalian sesungguhnya adalah operasi penjumlahan dari bilangan yang

sama secara berulang-ulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang

dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan

penjumlahan. 7 Sebagai contoh 5 + 5 + 5 = 3 x 5 atau 3 kali 5 sama artinya

dengan penjumlahan 5 secara berulang sebanyak 3 kali. 8

Secara umum: a x b = b + b + b + b + . . . + b

Sebanyak a suku

7
Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), hlm. 22.
8
HJ Sriyanto, Membongkar Sulap Matematika (Yogyakarta: Sri Pustaka, 2013), hlm. 22
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan penelitian pengembangan ini kajian dilakukan pada

beberapa penelitian terdahulu, diantaranya:

a. Pengembangan media jarimatika bentuk powerpoint dalam pembelajaran

matematika materi perkalian siswa kelas II SDN Kemantren 01 Jabung

malang oleh Ratih Martiningrum pada tahun 2013.9

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran

perkalian bilangan dengan menggunakan jarimatika dan mendeskripsikan

kesesuaian dan kelayakan media pembelajaran untuk digunakan dalam

pembelajaran kelas II SDN Kemantren 01 Jabung Malang. Metode yang

digunakan dalam media ini yaitu dengan menggunakan jarimatika.

Media pembelajaran ini dikembangkan melalui proses validasi

media dan uji coba media. Tahap validasi melibatkan tiga validator yaitu

satu dosen peengembangan media Universitas Negeri Malang dan dua

guru SDN Kemantren 01 Jabung Malang. Tahap uji coba media

melibatkan subjek uji coba yang terdiri dari tiga puluh lima siswa SDN

Kemantren 01 Jabung Malang. Hasil validasi media secara keseluruhan

memiliki rata-rata nilai 3,42 artinya media yang kembangkan dinyatakan

valid.
9
Ratih Martiningrum, “Pengembangan media jarimatika bentuk powerpoint dalam
pembelajaran matematika materi perkalian siswa kelas II SDN Kemantren 01 Jabung malang”,
Skripsi, Program Studi PGSD Universitas Negeri Malang, 2013.

13
14

b. Komparasi hasil belajar siswa diajarkan dengan bersusun pendek dan

kalkulator ajaib kelas IV SDN 16 Pontianak Timur oleh Masni, Budiman

Tampubolon, dan Suryani. 10

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada perbedaan

hasil belajar siswa diajarkan dengan bersusun pendek dan kalkulator ajaib

kelas IV SDN 16 Pontianak Timur. Metode yang digunakan adalah

metode eksperimen. Bentuk penelitian yang digunakan adalah Quasy

Eksperiment dengan jenis The Nonequivalent Control Group Design.

Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil post-test kelas control

69,50 dan rata-rata hasil post-test kelas eksperimen 82,13, diperoleh t hitung

data post-test sebesar 3,578 dan t tabel (α = 5% dan dk = 58) sebesar 2,002,

maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan

kalkulator ajaib (kelas eksperimen) lebih baik dari pada yang diajar

dengan cara bersusun pendek (kelas kontrol).

Dari kedua kajian terdahulu tersebut, maka peneliti dapat

menyimpulkan terdapat persamaan, yaitu sama-sama menggunakan media

untuk memudahkan siswa memahami materi dengan menciptakan suasana

belajar yang kondusif dan efektif. Sedangkan perbedaan dari setiap

penelitian tersebut terletak pada fokus masalah yang menjadi objek

penelitian serta pemanfaatan produk yang dipakai. Selain itu produk yang

10
Masni, Budiman Tampubolon, dan Suryani, “Komparasi hasil belajar siswa diajarkan
dengan bersusun pendek dan kalkulator ajaib kelas IV SDN 16 Pontianak Timur”,Artikel, PGSD,
FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak.
15

dihasilkanpun berbeda sesuai dengan subjek yang diteliti oleh para peneliti

tersebut.

Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah bahwa penelitian

ini mengangkat bahan ajar yang berbeda dengan penelitian sebelumnya,

berikut peneliti sertakan tabel perbedaan, persamaan, dan orisionalitas

penelitian pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Perbedaan, Persamaan, dan Orisinalitas Penelitian

Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinalitas

Pengembangan Pengembangan Media Berdasarkan


media jarimatika media pembelajarannya karakteristik
bentuk powerpoint dalam bentuk mata pelajaran
dalam pembelajaran power point yang menjadi
matematika materi tema dalam
perkalian siswa penelitian ini,
kelas II SDN yakni
Kemantren 01 Matematika,
Jabung oleh Ratih penelitian ini
Martiningrum pada ingin mencoba
tahun 2013 mengembangkan
media
pembelajaran
16

Komparasi hasil Menggunakan a. Perbandingan Matematika


belajar siswa antara kelas III di MI
Kalkulator
diajarkan dengan menggunakan Al-Azhaar
ajaib
bersusun pendek cara bersusun Bandung
dan kalkulator ajaib pendek dan Tulungagung.
kelas IV SDN 16 kalkulator
Bahan ajar yang
Pontianak Timur ajaib.
dikembangkan
oleh Masni, Menggunakan
berupa media
Budiman metode
pembelajaran
Tampubolon, dan eksperimen
kalkulator ajaib.
Suryani. b. Kalkulator
ajaib hanya Sedangkan
kolom dengan desain penelitian
garis saja mengacu pada
tidak Walter Dick and
dimodifikasi Lou Carey.

B. Kajian Teori

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah

(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam bahasa arab, media

adalah perantara ( ‫سائِل‬


َ ‫) َو‬. Gerlach & Ely mengatakan media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku


17

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali infomasi visual dan verbal. 11 Dalam

Webster Dictonary, media atau medium adalah segala sesuatu yang

terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan

sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena

itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang

mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima

pesan.12

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan

pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara

pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa, bentuk

komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan

pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media,

diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar

bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Maka dengan lima

bentuk ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran. Atau,

dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus yang dapat

dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, lihat, dan

gerakan. 13

11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 3.
12
Sri Anitah, Media Pembelajaran (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hlm. 4.
13
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009),
hlm. 3.
18

Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu

yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara (Bretz). Bretz

menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu

hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu

komunikasi. Perbedaanya adalah bahwa yang pertama merupakan sesuatu

yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan

menggerakkan saling tindak antara pebelajar dengan subjek yang

dipelajari, sedangkan yang kedua semata-semata adalah penunjang pada

penyajian yang dilakukan oleh guru.

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli

tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.

Gagne mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau

sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang

pembelajar untuk belajar. Maka secara umum media adalah “alat bantu”

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, sering kali pemakaian kata

media pengajaran atau ( ‫ ) الوسائل التعليم‬digantikan dengan istilah-istilah

seperti alat pandang-dengar, bahan pengajaran (intructional material),

komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), alat peraga

pendidikan pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational


19

technology), alat peraga ( ‫ ) الوسائل االيضاح‬dan media penjelas ( ‫الوسائل‬

‫) التوخيحية‬.14

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan

efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih

luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara

pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. 15

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 16

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak

dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan

media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami

sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran,

adalah sebagai berikut:

a) Mempermudah pembelajaran di kelas.

b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

c) Menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan

pembelajaran.

d) Membuka konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.


14
Azhar Aryad, op.cit., hlm. 6.
15
Hujair AH. Sanaky, op. cit., hlm. 4.
16
Hujair AH. Sanaky, op. cit., hlm. 4-5.
20

2) Manfaat media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Pengajaran lebih memarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat

dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar

menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,

pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi

juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Selain itu manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan

pembelajar, sebagai berikut:

1) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:

a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan.

b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.

c) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

d) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi

pelajaran.
21

e) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

f) Meningkatkan kualitas pengajaran.

2) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:

a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar.

c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan

pembelajar untuk belajar.

d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik

sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar.

e) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.

f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar belajar tanpa

tekanan.

g) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan

sistematis yang disajikan pengajar lewat media

pembelajaran.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Hal senada juga diungkapkan oleh McKnown dalam bukunya

“Audio Visual Aids to Instruction” bahwa media mempunyai empat

fungsi. Keempat fungsi tersebut adalah:

1) Mengubah titik berat pendidikan formal, artinya dengan media

pembelajaran yang tadinya abstrak dapat menjadi konkrit,

pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.


22

2) Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi

motivasi ekstrinsik bagi siswa, sebab dengan penggunaan media,

pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian siswa.

3) Memberikan kejelasan agar pengetahuan dan pengalaman siswa dapat

lebih dimengerti.
17
4) Memberikan stimulus belajar terutama rasa ingin tahu siswa.

Sedangkan Akhmad Sudrajad mengungkapkan bahwa media

mempunyai beberapa fungsi di antaranya:

1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh siswa. Pengalaman tiap siswa berbeda-beda tergantung

dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak,

seperti ketersediaan buku, dan sebagainya. Jadi dengan media

pembelajaran, perbedaan tersebut dapat teratasi.

2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak

yang tidak mungkin dapat dialami secara langsung di dalam kelas oleh

para siswa tentang suatu obyek.

3) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

4) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari hal-hal

yang konkrit sampai yang abstrak.

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:

1) Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah.

2) Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.

17
Setyosari, Punajabi, Sihkabuden, Media pembelajaran, (Malang: Elang Emas, 2005),
hlm. 19.
23

3) Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit.

4) Memberi kesamaan persepsi.

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak.

6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

7) Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. 18

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media,

antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan,

kondisi siswa/ mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware), dan

perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu,

beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini

merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam

memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional,

spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam

memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang

digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang

serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi

18
Hujair AH. Sanaky, op. cit., hlm. 6.
24

anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan

lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam

memilih media pengajaran.

4) Ketersedian media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang

perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media

dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut

tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk

mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut

tidak mungkin dilakukan oleh guru.

5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna,

dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus

seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang

sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan

media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai

tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan. 19

2. Penggunaan Media dalam Perspektif Islam

Dalam pandangan islam, terkait dengan media pembelajaran,

bahwa media itu sangat penting dalam penyampaian pengetahuan atau

19
Asnawir, dkk. Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 15-16.
25

pembelajaran, Allah telah telah memberikan penjelasan dalam surat Al-

alaq ayat 4-5 sebagai berikut:

         

Artinya: yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajar


kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 20

Demikian pula dalam masalah penerapan media harus

memperhatikan perkembangan siswa. Karena faktor inilah yang manjadi

sasaran penggunaan media. Tanpa memperhatikan serta memahami

perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir anak guru akan sulit

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat

125 yaitu :

             

           

Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan


hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.21

20
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahan. (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
597.
21
Ibid, hlm. 281.
26

3. Kalkulator Ajaib

Kalkulator Ajaib mengajarkan perkalian dengan bentuk tabel yang

dibuat dari kertas tebal kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik.

Menurut Mega Teguh Matrik merupakan susunan segi empat siku-siku

dari bilangan yang diatur berdasarkan baris dan kolom/lajur.

Teknik pengerjaannya seperti ini, yaitu: (a) Kotak 2 dan 3

merupakan tempat bilangan pengali. (b) Kotak 4 adalah penunjuk operasi

perkalian. (c) Kotak 8 dan 12 merupakan tempat bilangan yang akan

dikalikan. (d) Kotak 7 hasil kali dari kotak 3 dan 8. (e) Kotak 6 hasil kali

dari kotak 2 dan 8. (f) Kotak 11 hasil kali dari kotak 3 dan 12. (g) Kotak

10 hasil kali dari kotak 2 dan 12 dan seterusnya. (h) Kotak 9, 14, dan 15

merupakan hasil dari penjumlahan secara menyamping ke bawah menurut

arah garis miring. Seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Teknik Pengerjaan Kalkulator ajaib

No Kotak Keterangan

a. Tempat bilangan pengali


2 3

b. Penunjuk operasi perkalian


4

c. Tempat bilangan yang akan


8 dikalikan

12
27

d. 7 Hasil kali dari kotak 3 dan


8
e. Hasil kali dari kotak 2 dan
6 8

f. Hasil kali dari kotak 3 dan


11 12

g. Hasil kali dari kotak 2 dan


10 12

h. Hasil dari penjumlahan


9 secara menyamping ke
bawah menurut arah garis
14 15 miring

Secara umum dapat dilihat gambar berikut:

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

13 14 15 16

Gambar 2.1 Teknik Pengerjaan Kalkulator Ajaib

4. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak.


28

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar

matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif.

Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol, maka

konsp-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum

memanipulasi simbol-simbol itu. 22

Pada usia siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun),

menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap operasional konkret.

Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar

pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang

bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah

untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar umumnya.

Dalam kurikulum Depdiknas disebutkan bahwa standar kompetensi

matematika di sekolah dasar yang harus dimiliki siswa setelah melakukan

kegiatan pembelajaran bukanlah penguasaan matematika, namun yang

diperlukan ialah dapat memahami dunia sekitar, mampu bersaing, dan

berhasil dalam kehidupan. Standar kompetensi yang dirumuskan dalam

kurikulum ini mencakup pemahaman konsep matematika, komunikasi

matematis, penalaran dan pemecahan masalah, serta sikap dan minat yang

positif terhadap matematika. 23

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari” sedang dalam
22
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kenacana
Prenada Media Group, 2013), hlm. 183.
23
Ibid., 184.
29

bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang

kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa dan

aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis,

dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Unsur utama

pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar

asumsi (kebenaran konsistensi), selain itu, matematika juga bekerja

melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan gejala yang muncul

untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini, tetap harus

dibuktikan secara deduktif, dengan argumen yang konsisten.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Matematika, menurut Ruseffendi adalah symbol; ilmu deduktif

yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola

keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak

terdefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan

akhirnya dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi, yaitu

memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir

yang deduktif. 24

24
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya), hlm.1.
30

b. Pembelajaran matematika

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik. Pembelajaran di dalamnya mengandung makna belajar

dan mengajar, atau kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa

yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima

pelajaran, sedangkan belajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan

oleh guru sebagai pemberi pelajaran.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar

yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa

yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika.

Dalam pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa

bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila

pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Kualitas

pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pertama,

dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik

fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan semangat belajar yang tinggi, dan percaya pada diri sendiri.
31

Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi

perubahan tingkah laku ke arah positif, dan tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain

itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan

penataran nalar dalam penerapan matematika. Menurut Depdiknas,

kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah

dasar, sebagai berikut:

1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,

pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan

pecahan.

2. Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang

sederhana, termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan dan sistem koordinat.

4. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan

penaksiran pengukuran.

5. Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti ukuran tertinggi,

terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya.

6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan

gagasan secara matematika. 25

25
Ahmad Susanto , op. cit., hlm. 190.
32

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,

sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sifat menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan

sehari-hari. 26

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, seorang

guru hendaknya dapat menciptakan kondidi dan situasi pembelajaran yang

memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, mengembangkan

pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-

bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan mengkonstruksikanya

dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan

lebih lanjut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, bahwa

26
Ahmad Susanto , op. cit., hlm. 190.
33

pengetahuan atau pemahaman siswa itu ditemukan, dibentuk, dan

dikembangkan oleh siswa itu sendiri.

Dalam pembelajaran ditingkat SD/ MI, diharapkan terjadi

reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan

suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas.

Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang

yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD/ MI penemuan

tersebut merupakan sesuatu hal yang baru.

Bruner, dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa

dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang diperlukannya. “Menemukan” disini terutama dalam

“menemukan lagi” (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama

sekali baru (invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan

bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya.

Dalam pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai

pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.

Tujuan dari metode penemuan adalah untuk memperoleh

pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan

intelektual siswa, merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan

mereka.

Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.

Hal ini sesuai dengan “pembelajaran spiral”, sebagai konsekuensi dalil


34

Bruner. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep yang

lain.

d. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika SD dalam

mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya

dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan

kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam mengajarkan matematika, guru

harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta

tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika.

Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD/MI dapat dibagi

menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman

konsep, pembinaan keterampilan. Tujuan akhir pembelajaran matematika

SD/ MI yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah pemaparan

pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika:

1. Penemuan konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah

mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari

isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran

penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat

menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan

konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran


35

konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan

untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

2. Pemahaman konsep, pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,

yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu

pertemuan. Sedangkan, kedua, pembelajaran pemahaman konsep

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan

lanjutan dari penanaman koonsep. Pada pertemuan tersebut,

penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

3. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan

keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan

berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman

konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian.

Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep

dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran

pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan berbeda, tapi

masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. 27

27
Heruman, op. cit., hlm. 2-3.
36

5. Perkalian

Pada Hakikatnya perkalian adalah operasi penjumlahan dari

bilangan yang sama secara berulang-ulang. Oleh karena itu, kemampuan

prasyarat yang dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah

penguasaan penjumlahan.28 Misalkan pada perkalian 4 x 3 dapat

didefinisikan sebagai 3 + 3 + 3 + 3 = 12 sedangkan 3 x 4 dapat

didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12. Secara konseptual, 4 x 3 tidak sama

dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja maka 4 x 3 = 3 x 4. Dengan

demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran.

Perkalian merupakan salah satu operasi bilangan dianggap

menantang dan sering banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Perkalian dapat juga diartikan suatu langkah untuk melipatgandakan

sebuah angka dengan angka yang lain. Tentu saja untuk mendapatkan

angka yang lebih besar.

Perkalian termasuk topik yang sulit untuk dipahami sebagian

siswa. Ini dilihat dari banyaknya siswa yang duduk ditingkatan tinggi

Sekolah Dasar belum menguasai topik perkalian ini, sehingga mereka

banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari topik matematika yang

lebih tinggi. Melalui media pembelajaran yang efektif berikut serta

bimbingan guru, diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari

perkalian.

28
Heruman, op. cit., hlm. 22-23.
37

Contoh perkalian menggunakan kalkulator ajaib

1 5 X

0 1 3

3 5
5 0 2 4

4 0
1 0
1+1+3+
0+=5

Angka 1 5 + 2 + 4 =11 0
di perolah Hanya angka
dari satuan yang
puluhan ditulis
pada angka
11

Keterangan :

15 adalah bilangan pengali

34 adalah bilangan yang akan dikalikan

X adalah penunjuk operasi perkalian

Jadi hasil perkalian dari 15 x 34 = 510


38

1 2 X

0 0 4

4 8
5 0 1 6

6 2
5 2

1+0+4+ 0
=5
8+1+6= 2
Angka 1 di 15
perolah dari
puluhan pada Hanya angka
angka 15 satuan yang
ditulis

Keterangan :

12 adalah bilangan pengali

46 adalah bilangan yang akan dikalikan

X adalah penunjuk operasi perkalian

Jadi hasil perkalian dari 12 x 46 = 552

6. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa yaitu sesuatu yang didapat oleh siswa setelah

proses belajar mengajar yang dapat diukur dalam proses evaluasi.

Sedangkan evaluasi merupakan proses untuk menentukan nilai belajar

siswa melalui kegiatan penilaian, pengukuran dan pembandingan hasil


39

belajar siswa dengan tujuan pembelajaran. Tujuan utama evaluasi selain

untuk mengetahui hasil belajar siswa juga untuk mengetahui tingkat

keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti tingkat

keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan

pembelajaran, di mana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala

nilai berupa huruf atau kata dan juga symbol. Apabila tujuan utama dari

evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasikan, maka hasilnya dapat

difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.29

Hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk

keperluan berikut ini;

1) Untuk diagnosis dan pengembangan, penggunaan hasil belajar

dijadikan sebagai alat mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa

beserta sebab-sebabnya. Berdasarkan diagnosis inilah guru

mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Untuk seleksi, hasil belajar yang diperoleh oleh siswa seringkali

dijadikan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa ketika naik

pada jenjang pendidikan selanjutnya.

3) Untuk kenaikan kelas, dari hasil belajar yang diperoleh siswa akan

dapat diketahui apakah siswa dapat naik kelas, apakah hasil belajar

dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau diatas standar

KKM.

29
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
200.
40

4) Untuk penempatan, hasil belajar siswa digunaka untuk menentukan

kelas siswa sesuai dengan kemampuan mereka dan potensi yang

dimiliki, hal ini dilakukan agar siswa dapat mengembangkan

kemampuannya secara lebih optimal. 30

b. Evaluasi Hasil Belajar

Untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, maka

diperlukan assessment atau proses evaluasi, evaluasi artinya penilaian

terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam sebuah program. Evaluasi menurut Tardif dkk., berarti proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa

sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan assesment

ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih dikenal dalam dunia

pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan. 31

Jika melihat dari Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Pasal 58 (1) menyebutkan bahwa:

Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau


proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik, secara
berkesinambungan. Dengan demikian, maka evaluasi belajar harus
dilakukan guru secara kontinyu, bukan hanya pada musim-musim
ulangan terjadwal atau ujian semata. 32

Terdapat tujuan evaluasi dalam proses pembelajaran, antara lain:

1) Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti, dengan

30
ibid., hlm. 201
31
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 ), Hlm. 195
32
Ibid., hlm. 197
41

evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku

siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan

dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya

itu.

2) Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok

kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru

sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat,

sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya.

3) Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini

berarti bahwa dengan evaluasi, guru akan dapat mengetahui gambaran

tingkat usaha siswa.

4) Mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan

kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu

dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan

kecerdasan siswa.

5) Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang

telah digunakan guru dalam proses mengajar belajar.33

Di samping memiliki tujuan, evaluasi hasil belajar juga memiliki

fungsi-fungsi sebagaimana tersebut di bawah ini.

a) Fungsi administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku

rapor.

b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.


33
Ibid., hlm. 196
42

c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan

merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

d) Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang

memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP).

e) Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan

datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat

untuk proses PMB.34

Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan

berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak,

mulai paling sederhana sampai yang paling kompleks. Seperti Pre-test dan

Post-test, Evaluasi Prasyarat, Evaluasi Diagnostik, Evaluasi Formatif,

Evaluatif Sumatif dan Ujian Akhir Sekolah (UAN).35

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan

menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal, yakni faktor dari dalam siswa seperti keadaan/ kondisi

jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) siswa.

a) Aspek Jasmani atau Fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan Lilis

mengatakan bahwa termasuk dalam faktor jasmaniah yaitu panca indra

yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit,

34
Ibid., hlm. 198
35
Ibid., hlm. 199
43

cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya

kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.36

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatanindera

pendengar dan penglihat juga mempengaruhi kemampuan siswa

menyerap informasi dan pengetahuan.37

b) Faktor Rohani atau Psikologis

(1) Integensi

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Tingkat Kecerdasan atau intelegensi siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan siswa. Ini artinya, semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil pula peluangnya

untuk memperoleg hasil belajar yang tinggi. 38

(2) Sikap

Sifat adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tedency)

36
User Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993), hlm. 10
37
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 145
38
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 147
44

denggan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif ataupun negatif. 39

Di dalam diri siswa harus ada sikap yang positif

(menerima) kepada teman ataupun kepada gurunya. Karena siswa

yang sikapnya negatif (menolak) kepada teman atau gurunya maka

tidak akan punya kemauan untuk belajar, sebaiknya siswa yang

sikapnya positif akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu

untuk belajar.

(3) Bakat

Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk

melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya

pendidikan dan latihan. Sehubungan dengan hal tersebut, bakat

akan memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi atau hasil belajar

bidang-bidang studi tertentu.40

(4) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya seorang

siswa yang menaruh minat besar pada pelajaran matematika akan

39
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 149
40
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 151
45

memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya.

Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap

materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih

giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 41

(5) Motivasi

McDonald memberikan sebuah definisi tentang motivasi

sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seorang

yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan. 42

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donal

tersebut, maka terdapat tiga ciri motivasi yaitu motivasi mengawali

terjadinya perubahan energy dalam diri, ditandai dengan

munculnya feeling, didahului dengan rangsangan karena adanya

tujuan. Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa motivasi yaitu

kondisi psikologis seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu. Sesuai dengan pendapat

Ernes R. Hilgard bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam diri

individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan

tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.43

Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi sangat diperlukan,

sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak

41
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 151
42
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 203
43
Yasir Yusuf dan Umi Auliya, Sirkuit Pintar Melejitkan Kemampuan Matematika &
Bahasa Inggris dengan Metode Ular Tangga (Jakarta: Visi Media, 2011), hlm. 8
46

akan melakukan aktivitas belajar dengan benar. Dalam kegiatan

belajar, motivasi ialah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan

memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan tujuan yang

ada dapat tercapai.44

2) Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar siswa, seperti keadaan/ kondisi

lingkungan di sekitar siswa. Seperti halnya faktor internal, faktor

eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni:

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar seorang siswa. Para guru yang dapat memberi

contoh dengan sikap dan prilaku yang baik dan rajin khususnya

dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. 45

b) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa.46

44
Ibid., hlm. 21
45
Muhibbin Syah, op.cit., 153
46
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 154
47

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi

proses pembelajaran materi tertentu. faktor pendekatan belajar

berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep

(memaksimalkan ppemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan

diskusi) misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi

belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan

belajar surface (menghindari kegagalan tetapi tidak belajar keras) atau

reproductive (menghafal, meniru).47

47
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 155
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini akan menggunakan metode penelitian

dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan untuk

dapat menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar media kalkulator ajaib

sehingga menggunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk

menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat. Oleh

sebab itu penelitan ini berorientasi pada produk dalam bidang pendidikan.

Sugiyono mendefinisikan Research and Development sebagai metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat

longitudinal (bertahap bisa multy years).48 Begitu pula menurut Seels & Richey,

“penelitian dan pengembangan didefinisikan sebagai kajian secara sistematik

untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program-program, proses

dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan

kefektifan secara internal,”49 Arifin memberikan penjelasan lebih detail tentang

penelitian dan pengembangan, menurutnya

Penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode yang dapat


digunakan untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dasar (basic
research) dan penelitian terapan (applied research). Kesenjangan ini dapat
diatasi dengan penelitian dan pengembangan. Suatu produk yang baik

48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm.297.
49
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana,
2010), hlm. 195

48
49

yang akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak,
memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. karakteristik tersebut
merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis,
prosedur berkenaan dengan sesuatu hal yang telah ditemukan atau
dihasilkan dari penelitian dasar.50

Sedangkan pengertian penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan menvalidasi produk

pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus.

Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian

tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangan

produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai

dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap

hasil uji lapangan.51

Tujuan penelitian dan pengembangan adalah ingin menilai perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.52 Dengan demikian penelitian

dan pengembangan dapat meningkatkan kualitas produk atau suatu objek tertentu

dan menilai setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam bidang pendidikan,

baik proses, produk dan hasil pendidikan.

Karena itu peneliti menggunakan jenis penelitian dan pengembangan yang

bertujuan untuk menghasilkan produk pendidikan berupa media pembelajaran

sebagai bahan ajar pada mata pelajaran Matematika kelas III Semester I Madrasah

Ibtidaiyah. Hal ini dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa melalui bahan

50
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 126.
51
Punaji Setyosari, op.cit., hlm. 194-195.
52
Punaji Setyosari, op.cit., hlm. 196.
50

ajar yang menyenangkan sehingga memudahkan mereka untuk memperdalam

pemahaman terhadap materi perkalian.

B. Model Desain Pengembangan

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai

acuan dalam melakukan kegiatan, menurut Briggs model adalah seperangkat

prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses. Menurut Punaji model

pengembangan ada dua yaitu model konseptual dan model prosedural. Model

konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memberikan atau

menjelaskan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan dan

keterkaitan antar komponenennya. 53

Sedangkan model prosedural adalah model deskriptif yang

menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk

menghasilkan suatu produk tertentu. Model prosedural biasa kita jumpai dalam

model rancangan sistem pembelajaran. Diantaranya adalah model Kemp, Dick &

Carey, 4D dan sebagainya.54

Dalam model tersebut terdiri atas sepuluh langkah, yang meliputi:

1. Identifying Intructional Goal: Analisis kebutuhan (menentukan tujuan

program atau produk yang akan dikembangkan);

2. Conducting Intructional Analysis: Analisis pembelajaran (mencakup

keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran);

53
Trianto, Metode Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 53
54
Punaji Setyosari, op.cit, hlm. 200.
51

3. Identifying Entry Behaviors, Characteristics: Analisis pembelajar dan

konteks (mencakup kemampuan sikap, karakteristik awal pembelajar

dalam latar pembelajaran);

4. Writing Performance Objectives: Tujuan umum khusus (menjabarkan

tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan

tujuan unjuk kerja, atau operasional, yang mana merupakan tujuan khusus

program atau produk, prosedur yang dikembangkan);

5. Developing Criterian-Referenced Test: Mengembangkan instrumen (yang

secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus);

6. Developing Intructional Strategy: Mengembangkan strategi pembelajaran

(secara spesifik untuk membantu pembelajar untuk mencapai tujuan

khusus);

7. Developing and Selecting Intruction: Mengembangkan dan memilih bahan

pembelajaran (yaitu dapat berupa: bahan cetak, audio, audio visual dan

media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan);

8. Designing and Conducting Formative Evaluation: Merancang dan

melakukan evaluasi formatif (dilaksanakan oleh pengembang selama

proses, prosedur, program atau produk yang dikembangkan. Atau

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud

untuk mendukung proses peningkatan efektifitas);

9. Revising Intruction: Melakukan revisi (dilakukan terhadap tujuh langkah

pertama, yaitu gambaran umum pembelajaran, analisis pembelajaran,


52

perilaku awal unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran

dan bahan-bahan pembelajaran);

10. Designing and Conducting Summative Evaluation: Evaluasi sumatif

(untuk meningkatkan tingkat efektivitas program secara keseluruhan

dibanding dengan program lain).

Desain pengembangan Walter Dick and Lou Carey ini sesuai digunakan

dalam penelitian pendidikan khususnya dalam pembelajaran, karena dalam desain

pengembangan ini memiliki tahapan yang sistematis. Oleh karena itu, dalam

penelitian pengembangan media pembelajaran matematika dengan kalkulator

ajaib ini menggunakan desain Walter Dick and Lou Carey karena tujuan peneliti

ingin mengembangkan bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.

C. Prosedur Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan Walter Dick and Lou Carey

sebagaimana disebutkan diatas, maka prosedur pengembangan dalam penelitian

pengembangan ini mengikuti langkah-langkah yang diintruksikan dalam model

desain tersebut sebagai berikut:

1. Identifying Intructional Goal (Analisis kebutuhan)

Langkah pertama yang dilakukan mengidentifikasi tujuan umum

pembelajaran Matematika dengan melakukan analisis kebutuhan untuk

menentukan tujuan. Langkah ini berarti menentukan apa yang diinginkan

untuk dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran Matematika. Tujuan umum adalah pernyataan yang


53

menjelaskan kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh siswa setelah

selesai mengikuti suatu pelajaran. Tujuan umum diidentifikasi berdasarkan

hasil analisis kebutuhan, kurikulum bidang studi, masukan dari para ahli

bidang studi.

Tahap pertama peneliti menggambarkan tentang kemampuan yang

diharapkan dan dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti materi

perkalian dengan media pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan

dengan mengkaji kurikulum matematika yang mengacu pada

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar.

a. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.


54

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

b. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran matematika kelas III

materi perkalian, maka diperoleh peta kompetensi yang akan dicapai

oleh siswa.

Pengembangan Media kalkulator ajaiab


Kelas III Materi perkalian

Standar Kompetensi:
Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai
tiga angka

Kompetensi Dasar:
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya
bilangan tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka

Gambar 3.1 Peta Tujuan Umum Matematika Kelas III Perkalian

c. Analisis Standar kompetensi, Kompetensi Dasar dan penjabaran

indikatornya.

Berdasarkan SK dan KD Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang

standar isi, teridentifikasi rumusan standar kompetensi dan kompetensi


55

dasar yang selanjutnya dikembangkan sebagai indikator pembelajaran

mata pelajaran matematika untuk kelas III semester 1.

Tabel 3.1 Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Penjabaran


Indikator

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Melakukan operasi 1.3 Melakukan perkalian  melakukan


hitung bilangan sampai yang hasilnya bilangan perkalian yang
tiga angka tiga angka dan hasilnya tiga angka
pembagian bilangan tiga  memecahkan
angka masalah sehari-
hari yang
melibatkan
perkalian.

2. Conducting Intructional Analysis (Analisis pembelajaran)

Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi keterampilan-

keterampilan bawaan yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka

untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.

3. Identifying Entry Behaviors, Characteristics (Analisis pembelajar dan

konteks)

Dalam mengidentifikasi isi materi yang akan dimasukkan dalam

pembelajaran, hal ini membutuhkan identifikasi atas keterampilan-

keterampilan spesifik dan pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh

peserta didik untuk siap memasuki pembelajaran dan menggunakan buku

ajar. Demikian karakteristik umum peserta didik juga sangat penting untuk

diketahui dalam mendesain pembelajaran.


56

Pada Madrasah Ibtidaiyah pada umumnya masih berada pada

tingkatan berpikir yang bersifat kongkrit. Sedangkan untuk anak kelas III

yang pada umumnya usianya kira-kira sekitar 10-11 tahun seperti yang

dijelaskan oleh Piaget dan Bruner bahwa pada usia 10-11 tahun

merupakan masa mengembangkan kemampuan berpikir yang mulai

beraneka. Tingkat operasi kongkret ini struktur kognitif siswa sudah relatif

stabil sehingga daya dukung untuk belajar menjadi semakin besar.

Masa kanak-kanak tersebut dengan memiliki ciri-ciri utama

sebagai berikut:

a. Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok

sebaya.

b. Keadaan fisik yang memungkinkan mendorong anak memasuki usia

dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan

jasmani.

c. Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika,

simbol, dan komunikasi yang luas.55

Terkait dengan kecakapan pada masa tersebut, disebutkan bahwa

pendidikan di MI yang di dalamnya memuat kecakapan berpikir, secara

umum perlu dikembangkan oleh setiap siswa yakni kecakapan

menggunakan rasio secara optimal, antara lain mencakup kecakapan

menggali dan menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan

kecakapan memecahkan masalah secara bijak.

55
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 51.
57

4. Writing Performance Objectives (Tujuan umum khusus)

Menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik

yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional, yang mana

merupakan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang

dikembangkan. Tujuan pembelajaran khusus adalah rumusan mengenai

kemampuan atau perilaku yang diharapkan dapat dimiliki oleh para siswa

sesudah mengikuti suatu program pembelajaran tertentu. Kemampuan atau

perilaku tersebut harus dirumuskan secara spesifik dan operasional

sehingga dapat diamati dan diukur. Dengan demikian, tingkat pencapaian

siswa dalam perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran khusus dapat

diukur dengan tes atau alat pengukur yang lainnya. Penulisan tujuan

pembelajaran khusus digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan

strategi pembelajaran dan menyusun kisi-kisi tes pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis dari Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar dapat dirumuskan tujuan pembelajaran matematika

kelas III materi perkalian:

Kompetensi Dasar 1:

Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian

bilangan tiga angka.

Tujuan Pembelajaran dari Kompetensi Dasar adalah siswa dapat:

1. melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka.

2. memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian.


58

5. Developing Criterion-Referenced Test (mengembangkan butir tes acuan

patokan)

Instrumen tes penilaian dapat dirumuskan berdasarkan rumusan

tujuan-tujuan khusus pembelajaran yang telah disusun.

6. Developing Intructional Strategy (Mengembangkan strategi pembelajaran)

Langkah ini merupakan upaya memilih, menata, dan

mengembangkan komponen-komponen umum pembelajaran dan prosedur-

prosedur yang akan digunakan untuk membelajarkan peserta didik

sehingga peserta didik dapat belajar dengan mudah sesuai karakteristiknya

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Komponen utama strategi pembelajaran meliputi kegiatan:

a. Kegiatan pra pembelajaran

Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana akan membuka pelajaran

yang bertujuan untuk mengondisikan kesiapan belajar siswa melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Identifikasi karakteristik siswa

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui karakter awal siswa yang

berkaitan dengan kemampuan awal siswa sebelum melalui pelajaran

dengan memberikan apersepsi dan pretest.

2) Menimbulkan motivasi belajar siswa

Menimbulkan motivasi belajar siswa yang sangat penting untuk siswa

agar dapat memaksimalkan kegiatan belajarnya. Selain itu, kegiatan ini

dimaksudkan untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa


59

dalam mempelajari mata pelajaran matematika. Kegiatan ini biasanya

dilakukan dengan cara mendeskripsikan mata pelajaran yang akan

disampaikan, melalui peta konsep, dan indikator-indikator hasil belajar

yang akan dicapai.

3) Penyampaian kerangka isi pembelajaran

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai

kerangka isi materi pelajaran.

b. Kegiatan penyajian informasi

Setelah melakukan kegiatan diatas, maka selanjutnya adalah

melakukan kegiatan penyajian informasi atau penyampaian isi materi.

Berdasarkan pada analisis tahap perumusan tujuan pembelajaran

matematika, standar kompetensi dan kompetensi dasar beserta indikator

aspek pendidikan yang telah disesuaikan. Dalam kegiatan penyampaian isi

materi pembelajaran dilakukan sebagai berikut:

1) Pertama: siswa diajak mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.

2) Kedua: kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.

3) Ketiga: salah satu siswa diminta untuk menyebutkan pengalaman yang

pernah dialaminya sesuai dengan topik pembahasan.

4) Keempat: siswa diajak memperagakan kegiatan yang sesuai dengan

topik pembahasan.
60

5) Kelima: siswa diajak mendiskusikan beberapa topik pembahasan yang

telah disampaikan dengan mengidentifikasi berbagai macam masalah

yang telah ditimbulkan.

6) Keenam: refleksi dari siswa atau guru.

c. Kegiatan peran peserta didik

Dalam kegiatan pembelajaran harus dapat melibatkan peran aktif

dari siswa agar suasana kelas menjadi hidup. Kegiatan ini biasanya

dilakukan dengan berbagai macam strategi pembelajaran yang akan

dilakukan didalam kelas. Penentuan strategi pembelajaran yang

disesuaikan dengan karakteristik siswa akan menentukan peranan siswa

dalam menanggapi isi materi pelajaran.

d. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup dapat diberikan post test dan juga balikan

untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran. Kepada siswa yang telah berhasil

melakukan tugasnya dengan baik maka akan diberikan reinforcement.

Sedangkan untuk siswa yang belum berhasil melakukan tugasnya dengan

baik diberikan motivasi bahwa sebenarnya mereka mampu mengerjakan

tugas dengan baik hanya saja belum mengerjakan secara optimal sehingga

hasilnya belum optimal juga.

7. Developing and Selecting Intruction (Mengembangkan dan memilih bahan

pembelajaran)
61

Langkah pokok dari kegiatan sistem desain pembelajaran

matematika ini adalah langkah pengembangan dan pemilihan bahan

pembelajaran. Adapun hasil produk pengembangan ini berupa berupa

bahan ajar pembelajaran matematika kelas III MI tentang materi perkalian

dengan menggunakan media kalkulator ajaib.

8. Designing and Conducting Formative Evaluation (Merancang dan

melakukan evaluasi formatif)

Setelah bahan-bahan pembelajaran dihasilkan, dilakukan evaluasi

formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk memperoleh data guna

merevisi bahan pembelajaran yang dihasilkan untuk membuat lebih

efektif. Evaluasi formatif dilakukan pada dua kelompok, yaitu evaluasi

oleh para ahli dan evaluasi penggunaan bahan ajar bagi peserta didik.

9. Revising Intruction (Melakukan revisi)

Langkah terakhir ini menurut Dick and Carey adalah langkah

merevisi bahan pembelajaran. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif

dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang

dihadapi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran juga untuk merevisi

pembelajaran agar lebih efektif dan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Kedua tahap terakhir di atas akan dipaparkan dalam hasil

pengembangan yang meliputi penyajian data uji coba bahan ajar, analisis

data uji coba dan revisi produk pengembangan. Pada mulanya penelitian

ini dilakukan dengan menghimpun data awal tentang kondisi media yang
62

dipakai oleh sekolah dimaksud untuk direview, kemudian menganalisis

kondisi pengguna yakni siswa sekolah termaksud sebelum dilakukan uji

coba kemudian mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang ada dalam

pembelajaran yang sudah berlangsung dengan media tersebut, termasuk

didalamnya menganalisis kebutuhan siswa, kemudian menghasilkan

produk dan mengevaluasinya melalui serangkaian uji coba dan tahap

terakhir adalah menguji kemenarikan, keefektifan dari produk yang akan

dihasilkan dalam penelitian ini. Adapun untuk memperjelas prosedur

pengembangan, dapat dilihat gambar dibawah ini:


63

Tahap I
Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan analisis kebutuhan

Tahap II
Mengidentifikasi komponen pembelajaran yang akan dikembangkan berdasarkan
hasil analisis yang sudah dilakukan berdasarkan langkah Dick and Carey

Tahap III
Proses Penyusunan media pembelajaran dengan menggunakan kalkulator ajaib

Tahap IV
Melakukan evaluasi formatif dan merevisi produk pengembangan

Evaluasi tahap pertama Evaluasi tahap kedua

Uji ahli isi bidang sudi, uji Uji coba perorangan


ahli desain
Evaluasi tahap pertama Analisis data
Analisis data
Evaluasi tahap pertama
Revisi II
Revisi I
Produk Bahan Ajar

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan dan Penelitian

10. Designing and Conducting Summative Evaluation (Evaluasi sumatif)

Memproduksi media pembelajaran yang telah direvisi dalam

pembelajaran untuk diterapkan dan melihat apakah produk tersebut

mampu membuat nilai siswa lebih baik dari yang sebelumnya.

Langkah – langkah prosedural dalam penelitian dan pengembangan yang

diklasifikasikan oleh Walter Dick and Lou Carey ini senada dengan uraian Nana

Syaodih tentang prosedur pelaksanaann penelitian pengembangan, yaitu metode


64

deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif digunakan

dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi

yang ada mencakup: (1) kondisi produk yang sudah ada sebagai bahan

perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan,

(2) kondisi pihak pengguna seperti sekolah, guru, siswa serta pengguna lainnya,

(3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan

penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana

dan prasarana, pengelolaan. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi

proses uji coba dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi. Metode

eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. 56

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan model pengembangan

pembelajaran Walter Dick and Lou Carey. Pada model Dick and Carey terdapat

10 tahapan desain pembelajaran tetapi pada model pengembangan ini hanya

digunakan 9 tahapan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa

pengembangan bahan ajar yang dilakukan hanya sebatas pada uji coba produk.

Tahapan kesepuluh (evaluasi sumatif) tidak dilakukan karena berada diluar sistem

pembelajaran, sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

D. Validasi Produk

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan

produk, dalam hal ini untuk mengukur keefektifan antara produk yang lama

56
Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 167.
65

dengan yang baru secara rasional. Dikatakan secara rasional, karena validasi di

sini masih bersifat penilaian bedasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa

pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang

dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga

selanjutnya diketahui kelemahan dan kekuatannya.

1. Desain Validasi

Desain validasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini

adalah validasi ahli isi mata pelajaran matematika, ahli desain media

pembelajaran, ahli pembelajaran yaitu guru, dan siswa sebagai pengguna

produk. Validasi ini meliputi validasi isi dan validasi desain bahan ajar.

Validasi ini bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian dan saran-

saran validator, sehingga diketahui valid tidaknya produk yang

dikembangkan dan selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan

revisi.

2. Subjek dan Langkah-Langkah Validasi

Subjek yang diuji coba dalam penelitian pengembangan media

kalkulator ajaib materi perkalian ini yaitu ahli isi bidang studi, ahli desain

media pembelajaran/produk, dan ahli pembelajaran yaitu guru mata

pelajaran matematika MI Al-azhaar.

a. Ahli isi bidang studi dalam penelitian pengembangan ini adalah

seseorang yang memiliki latar belakang minimal Magister Pendidikan

Matematika yang menguasai karakteristik mata pelajaran Matematika


66

di MI khususnya pada pokok bahasan perkalian. Selain itu ahli isi juga

seseorang yang bersedia untuk menjadi validator produk

pengembangan media kalkulator ajaib materi perkalian.

b. Ahli desain media pembelajaran/produk ditetapkan sebagai penguji

desain media kalkulator ajaib. Pemilihan ahli desain media

pembelajaran/produk ini adalah seseorang yang memiliki latar

belakang minimal sarjana Teknologi Pembelajaran.

c. Ahli pembelajaran yaitu guru mata pelajaran matematika MI Al-

Azhaar. Penetapan ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

Guru tersebut adalah mengajar mata pelajaran matematika dengan

menggunakan KTSP 2006, kesediaan guru matematika sebagai penilai

dan pengguna produk pengembangan untuk sumber perolehan data

hasil pengembangan.

E. Uji Coba Produk

Uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi (perbaikan) dan menetapkan

tujuan keefektifan dan kemenarikan produk yang dibuat. Beberapa kegiatan yang

dilakukan untuk uji coba dalam penelitian pengembangan ini antara lain adalah :

1. Desain Uji coba

Pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan

dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol57. Kelas eksperimen terdiri

57
Sugiyono, op.cit., hlm. 303
67

dari siswa kelas III C yang mendapatkan treatmen dari guru berupa

penggunaan media kalkulator ajaib yang dikembangkan sebagai media

pembelajaran matematika. Sedangkan siswa kelas III B sebagai kelas kontrol

yang tidak mendapatkan perlakuan dari guru yang dijadikan sebagai

pembanding.

Subjek dalam kelas eksperimen digunakan teknik pengambilan sampel

dengan Simple Random Sampling, yakni pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam

populasi tersebut. Sehingga pada penelitian ini, peneliti bebas memilih kelas

yang digunakan sebagai kelas kontrol ataupun kelas eksperimen. Pada metode

eksperimen ukuran minimal sampel yang dapat diterima adalah 15 subjek per

kelompok. Oleh karena itu, peneliti menggunakan hasil tes dari 15 siswa di

kelas kontrol dan 15 siswa di kelas eksperimen. Adapun model eksperimen

jenis eksperimen-kontrol dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok Pre test Perlakuan Post test


Experimen O1 X1 O2
Control O3 X2 O4

Keterangan Tabel 3.2 =

X1 = Pembelajaran menggunakan media kalkulator ajaib.

X2 = Pembelajaran tanpa menggunakan media kalkulator ajaib.

O1 & O3 = tes awal/ pre test

O2 & O4 = tes akhir/ post test


68

2. Subjek Uji Coba

Subjek yang diuji coba dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III C

sebagai kelas eksperimen dan III B sebagai kelas kontrol pada mata

pelajaran Matematika di MI Al-Azhaar Bandung. Hal yang diteliti yaitu

membandingkan hasil belajar siswa kelas III C yang menggunakan

kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran dengan hasil belajar siswa

kelas III B yang tidak menggunakan kalkulator ajaib sebagai media

pembelajaran Matematika.

3. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan disesuaikan dengan informasi yang

dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Data digunakan sebagai dasar untuk menentukan

keefektifan, efesiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data

yang dikumpulkan dibagikan menjadi dua, sesuai jenis data pada

umumnya, yaitu:

1) Data kuantitatif, dikumpulkan melalui lembar penilaian ahli, angket

penilaian guru mata pelajaran matematika, dan hasil tes belajar siswa

adalah sebagai berikut:

a. Penilaian ahli isi dan desain pembelajaran tentang ketepatan

komponen media. Ketepatan komponen media meliputi:

kecermatan isi, ketepatan cakupan, penggunaan bahasa,

pengemasan, ilustrasi dan kelengkapan komponen lainnya yang

dapat menjadikan sebuah media menjadi efektif.


69

b. Penilaian guru mata pelajaran dan siswa uji coba terhadap

kemenarikan media.

c. Hasil tes belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan

media hasil pengembangan (hasil pre-test dan post-test).

d. Angket tanggapan siswa tentang media kalkulator ajaib.

2) Data kualitatif, dapat berupa:

a. Informasi mengenai pembelajaran matematika yang diperoleh

melalui wawancara dengan guru matematika di MI Al-Azhaar.

b. Masukan, tanggapan, dan saran perbaikan berdasarkan hasil

penilaian ahli yang diperoleh melalui wawancara atau

konsultasi dengan ahli isi, ahli pembelajaran dan praktisi

matematika di MI Al-Azhaar.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa instrumen pengumpulan data, antara lain angket, pedoman wawancara

dan tes hasil belajar. Dan tujuan dalam setiap instrumen pengumpulan data

tersebut antara lain;

1. Angket

Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik

atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Angket berisi sejumlah
70

pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. 58 Angket ini

bertujuan untuk mengumpulkan data tentang ketepatan komponen bahan

ajar, ketepatan perancangan atau desain pembelajaran, ketepatan isi bahan

ajar, kemenarikan dan keefektifan penggunaan bahan ajar. Angket

digunakan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan dan saran dari

subjek uji coba, selanjutnya dianalisis dan digunakan sebagai revisi.

Adapun angket yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1) Angket penilaian dan tanggapan ahli isi bidang studi Matematika

2) Angket penilaian dan tanggapan ahli desain media pembelajaran

/produk

3) Angket penilaian dan tanggapan guru bidang studi Matematika kelas

III C MI Al-Azhaar

4) Angket penilaian dan tanggapan siswa/i kelas III C MI Al-Azhaar

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar digunakan untuk

mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu

tertentu. tes yang digunakan adalah tes evaluatif, yang dilakukan untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa dan posisinya baik antar teman

sekelas maupun dalam penguasaan target materi.59 Tes yang digunakan

untuk mengumpulkan data tentang hasil pre-test dan post-test yang

menunjukkan keefektifan belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar

58
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 219
59
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., hlm. 223.
71

hasil pengembangan yang telah dilakukan, yaitu media kalkulator ajaib

materi perkalian.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat sebagai panduan ketika peneliti

melakukan wawancara kepada guru atau siswa untuk mengetahui

tanggapan mereka terhadap media kalkulator ajaib secara langsung.

Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara

individual. Pedoman wawancara berisi pertanyaan bisa mencangkup fakta,

data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden

berkenaan dengan fokus masalah atau variabel yang dikaji dalam

penelitian.

4. Pedoman Observasi

Pedoman observasi dibuat sebagai panduan untuk mengetahui

proses berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran yang dikembangkan. Observasi juga dilakukan untuk

mengetahui kondisi awal sekolah dan karakteristik siswa.

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data sangatlah penting dalam penelitian, dalam proses ini

akan terlihat hasil penelitian melalui proses pengamatan, wawancara dan

dokumentasi. Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi

data dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan
72

tujuan penelitian.60 Analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data

yang dikumpulkan.61

Analisis data dilakukan dengan cara pengelompokan dan pengkategorian

data dalam aspek-aspek yang ditentukan, hasil pengelompokan tersebut

dihubungkan dengan data yang lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran. 62

Pada data kualitatif peneliti menggunakan analisis deskiptif, yaitu digunakan

untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 63 Hasil analisis deskriptif ini

digunakan untuk menentukan tingkat ketepatan, keefektifan dan kemenarikan

produk atau hasil pengembangan yang berupa media pembelajaran matematika

kelas III MI.

Namun sebelumnya data kualitatif yang telah dikumpulkan dianalisis

dahulu melalui tiga tahap, yaitu:

a. Data Reduction

Yaitu reduksi data, berarti merangkum data-data yang diperoleh,

memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan hal yang penting, dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas.

60
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm. 106.
61
Zainal Arifin, op.cit., hlm. 133.
62
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 108.
63
Sugiyono, op.cit., hlm. 147.
73

b. Data Display

Penyajian data, dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan

hubungan antar kategori.

c. Conclusion Drawing/verification.

Ini merupakan langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan

verifikasi terhadap data yang telah dikumpulkan dan di reduksi. 64

Sedangkan analisis data untuk data kuantitatif yang diperoleh melalui

angket menggunakan skala Likert dalam bentuk pilihan ganda, selanjutnya diolah

dengan cara dibuat persentase dengan rumus analisis sebagai berikut 65:

Keterangan :

𝑋𝑖 P = persentase
P= x 100 %
𝑋
𝑋𝑖 = Jumlah total skor yang diperoleh

dari validator

𝑋 = Jumlah skor ideal

Dalam pemberian makna dimana pengambilan keputusan untuk merevisi

bahan ajar yang digunakan kualifikasi yang memiliki kriteria sebagai berikut:66

Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan


Persentase (%) Kriteria Kelayakan
80 – 100 Valid / tidak revisi

60 – 79 Cukup valid / tidak revisi

40 – 59 Kurang valid / revisi sebagian

0 – 39 Tidak valid / revisi

64
Sugiyono, op.cit., hlm. 249-252
65
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 313
66
Ibid, hlm. 313
74

Bedasarkan kriteria diatas, bahan ajar dinyatakan valid jika memenuhi

kriteria 80 dari seluruh unsur yang terdapat dalam angket penilaian validasi ahli

materi, ahli media, ahli pembelajaran, dan siswa. Dalam penelitian ini, bahan ajar

akan dibuat harus memenuhi kriteria valid. Oleh karena itu, dilakukan revisi

apabila masih belum memenuhi kriteria valid.

Sedangkan untuk tes hasil belajar, berbentuk soal jawaban dengan

menggunakan rumus dikalikan 10 pada setiap jawaban yang benar dengan 10 soal.

Analisis tes hasil belajar tersebut menggunakan tes awal dan tes akhir dalam

rangka untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelompok uji coba sasaran yakni

kelas III MI Al-Azhaar sebelum dan sesudah menggunakan produk

pengembangan media kalkulator ajaib. Teknik analisis yang digunakan adalah

dengan menggunakan perhitungan t-test sampel related, perhitungan ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh suatu perlakuan

yang dikenakan pada suatu kelompok objek penelitian. Adapun rumus yang

digunakan t-test sampel related sebagai berikut:67

X 1 −X 2
t=
𝑆12 𝑆22 𝑠1 𝑠2
+ −2.𝑟
𝑛1 𝑛2 𝑛1 𝑛2

Keterangan Rumus :

X1 = Nilai rata-rata kelas eksperimen

X2 = Nilai rata-rata kelas kontrol

67
Sugiyono, op.cit., hlm. 197.
75

𝑠1 = Standar deviasi kelas eksperimen

𝑠2 = Standar deviasi kelas kontrol

𝑠12 = Varian kelas eksperimen

𝑠22 = Varian kelas kontrol

𝑛1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

𝑛2 = Jumlah siswa kelas kontrol

Sebelum mencari t-test sampel related , terlebih dahulu mencari nilai

rata-rata, standar deviasi, korelasi dan varian. Ketiganya dihitung dengan

menggunakan rumus tersendiri, rumus-rumus tersebut antara lain:

a. Rumus menghitung rata-rata

𝑥 = 𝑥∶n

Keterangan Rumus :

𝑥 : Rata-rata kelas

𝑥 : Jumlah seluruh nilai kelas

n : Jumlah siswa

b. Rumus menghitung standar deviasi68

(𝑥 1 −𝑥 )2
s = 𝑛−1

Keterangan rumus :

s : Standar Deviasi

(𝑥1 − 𝑥 )2 : Jumlah nilai standar deviasi kelas

n : Jumlah siswa

68
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 57
76

c. Rumus menghitung korelasi

𝑥𝑦
r =
(𝑥 1 −𝑥 )2 (𝑥 1 −𝑥 )2

Keterangan rumus :

r : Korelasi

𝑥𝑦 : Jumlah perkalian deviasi x dan y

(𝑥1 − 𝑥 )2 : Jumlah nilai standar deviasi kelas eksperimen

(𝑥1 − 𝑥 )2 : Jumlah nilai standar deviasi kelas kontrol

d. Rumus menghitung varian69

Varian : s2 (standar deviasi)2

Setelah mendapatkan t hitung, maka thitung kemudian dibandingkan

dengan ttabel. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, jika t hitung lebih kecil

atau sama dengan t tabel, maka H0 diterima. Begitu sebaliknya, bila t hitung lebih

besar dari ttabel, maka Ha diterima. 70

𝐻𝑎 : Terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa media kalkulator ajaib materi

perkalian dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan

media kalkulator ajaib materi perkalian. (DITERIMA)

𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa media kalkulator ajaib materi

perkalian dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan

media kalkulator ajaib materi perkalian. (DITOLAK)

69
Ibid..
70
Sugiyono, op.cit., hlm. 199
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Deskripsi Bentuk Media Pembelajaran pada Materi Perkalian untuk

Kelas III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Pengembangan media pembelajaran kalkulator ajaib ini meliputi papan

kertas yang dilengkapi kartu petunjuk dan buah-buahan. Kalkulator ajaib

dimodifikasi bukan dengan angka lagi tetapi menggunakan buah-buahan agar

dapat membantu siswa dalam pembelajaran perkalian.

Deskripsi hasil pengembangan media pembelajaran kalkulator ajaib materi

perkalian untuk kelas III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Kajian produk

media pembelajaran ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek isi media dengan kartu

petunjuk dan aspek desain media. Aspek isi media dengan kartu petunjuk disusun

berdasarkan hasil analisis komponen pembelajaran Matematika pada materi

perkalian.

Media pembelajaran Matematika yang dihasilkan pada pengembangan ini

meliputi yaitu, papan kertas dan kartu petunjuk. Berikut ini penjelasan masing-

masing:

77
78

1. Papan Kalkulator Ajaib

Papan kalkulator ajaib meliputi judul media dan tempat operasi

perkalian.

Gambar 4.1 Papan Kalkulator Ajaib

2. Kartu Petunjuk

kartu petunjuk sebagai pendamping media pembelajaran materi

perkalian ini meliputi: keterangan-keterangan dari setiap kotak papan

kalkulator ajaib.
79

Gambar 4.2 Kartu Petunjuk


80

3. Buah-buahan

Buah-buahan sebagai pengganti dari angka.

B. Penyajian Data Hasil Validasi Ahli

Pada penyajian dan analisis data ini, terdapat berbagai macam data hasil

uji beberapa ahli dan lapangan. Data uji ini digunakan untuk menvalidasi

pengembangan media kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran matematika

pada siswa kelas III di MI Al-Azhaar. Data uji tersebut diantaranya data hasil

validasi ahli isi mata pelajaran matematika, data hasil validasi ahli desain, data

hasil validasi guru mata pelajaran matematika dan data hasil uji coba. Pemaparan

datanya adalah sebagai berikut :

1. Hasil validasi Ahli isi/materi

Penilaian atau uji produk ahli isi dilakukan oleh satu orang ahli pada

bidang isi mata pelajaran matematika. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

tingkat validitas isi produk yang dikembangkan. Satu ahli tersebut adalah Ibu

Ria Norfika Yuliandari, M. Pd lulusan S2 pendidikan matematika sekolah

dasar. Mengajar di salah satu universitas swasta di kota Malang.

Hasil penilaian sebagai respon ahli isi mata pelajaran Matematika

terhadap pengembangan media kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran

matematika adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Validasi ahli isi mata pelajaran Matematika

Aspek Butir
No Indikator P (%) Ket.
Penilaian Angket
1 Penggunaan  Ketepatan teknik 7 dan 10 75 Cukup
tata bahasa dan penulisan dan valid /
81

teknik penggunaan tidak


penulisan bahasa pada revisi
media dan media dan kartu
kartu petunjuk petunjuk
2 Pengembangan  Kesesuaian dengan 1,2,3,4,5, 87,5 Valid/
Media kurikulum 6,8 dan 9 Tidak
kalkulator ajaib  Pemahaman siswa Revisi
tentang media
 Materi ajar dapat
memotivasi siswa
 Kemudahan
penggunaan media
dengan bantuan
kartu petunjuk
Jumlah 81,25 Valid/
Tidak
Revisi
Dari tabel tersebut dapat diketahui persentase tingkat pencapaian media

kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran yang divalidasi oleh Ahli .

Persentase tingkat pencapaian media kalkulator yang divalidasi oleh Ahli yaitu

sebagai berikut :

x
P= x 100 %
xi

162 ,5
= x 100 %
200

= 81,25%

Selain penilaian dengan menggunakan angket, ahli isi juga memberikan

penilaian dalam bentuk saran dan komentar. Bahwa sebagai media

pembelajaran, media kalkulator dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar matematika. Selain itu, perlunya penambahan cara penggunaan secara

umum media sebagai panduan media kalkulator ajaib secara umum agar orang

melihat langsung faham maksud dari media kalkulator ajaib tersebut.


82

Komentar dan saran dari ahli isi mata pelajaran matematika ini dapat

dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti untuk menyempurnakan produk

pengembangan yaitu media kalkulator ajaib.

Sesuai dengan hasil persentase tingkat pencapaian kalkulator ajaib

sebagai media pembelajaran matematika yang divalidasi oleh ahli isi yaitu

sebesar 81,25 % menunjukkan pada kualifikasi layak. Hal ini menunjukkan

bahwa media kalkulator ajaib dapat digunakan sebagai media pembelajaran

matematika pada materi perkalian. Kualifikasi layak tersebut menunjukkan

bahwa media pembelajaran tidak perlu direvisi.

2. Hasil Validasi Desain

Pada validasi ini, penilaian dilakukan terhadap desain media kalkulator

ajaib yang dikembangkan sebagai media pembelajaran matematika. Terdapat

banyak aspek yang dinilai dalam menvalidasi produk ini.

Validasi ahli desain dilakukan oleh seorang ahli pada bidang desain,

beliau adalah Alwi Muhibbudin seorang mahasiswa jurusan Desain

Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang. Hasil validasi tersebut

mencangkup beberapa komponen, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain Mata Pelajaran Matematika

Butir P
No Aspek Penilaian Indikator Ket.
Angket (%)
1 Pengemban  Kemenarik 1,2,3,4,5, 80 Valid/
gan desain an desain dan 6 Tidak
gambar media dan Revisi
pada media dan kartu
kartu petunjuk petunjuk
 Ketepatan
gambar
dengan
83

pokok
bahasan
 Kejelasan
gambar
pada media
kalkulator
 Kesesuaian
media
dengan
kartu
petunjuk
2 Pengembangan  Kesesuaian 7 dan 10 80 Valid/
desain warna penggunaan Tidak
pada media variasi Revisi
warna pada
media
3 Pengembangan  Ketepatan 8 dan 9 90 Valid/
desain huruf penggunaan Tidak
pada media jenis huruf Revisi
dan ukuran
huruf pada
media
Jumlah 83,3 Valid/
Tidak
Revisi

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli desain di atas,

dapat diketahui persentase tingkat kelayakan media kalkulator ajaib sebagai

media pembelajaran adalah sebagai berikut :

x
P= x 100 %
xi

250
= 300 x 100 %

= 83,3%

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kelayakan

media kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran adalah sebesar 83,3 %. Hal
84

ini menunjukkan bahwa kalkulator ajaib layak dijadikan sebagai media

pembelajaran matematika.

Selain penilaian melalui lembar angket atau lembar validasi, ahli

desain juga memberikan penilaian dalam bentuk komentar dan saran.

Komentar tersebut adalah komposisi desain perlu diperhatikan. Komentar

inilah yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti untuk menyempurnakan

produk media pembelajaran matematika ini.

3. Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran Matematika

Selain penilaian yang dilakukan oleh ahli isi dan ahi desain, penilaian

juga dilakukan oleh guru mata pelajaran matematika di MI Al-Azhaar untuk

menambah tingkat validitas produk. Guru tersebut adalah Bapak Agus Riyanto,

S. Pd. I. Lulusan S-1 pendidikan matematika. Beliau adalah pengampu mata

pelajaran Matematika di kelas III.

Hasil validasi guru mata pelajaran terhadap pengembangan media

kalkulator ajaib materi perkalian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran Matematika

Butir
No Aspek Penilaian Indikator P (%) Ket.
Angket
1 Efektifitas media  Ketepatan 1,2,3,4,5,7 87,5 Valid/
dalam penggunaan ,8 dan 9 Tidak
pembelajaran media pada Revisi
matematika pembelajaran
matematika
 Kesesuaian
dengan
kurikulum
 Media
pembelajaran
dapat
85

meningkatkan
hasil belajar
siswa
 Media
pembelajaran
dapat
menumbuhkan
motivasi siswa
 Kesesuaian
media dengan
kartu petunjuk
2 Pengembangan  Kejelasan 6,10,11,12 85 Valid/
media kalkulator paparan materi Tidak
ajaiab materi  Ketepatan Revisi
perkalian dalam sistematika
pembelajaran uraian materi
matematika  Kesesuaian
materi dengan
tujuan
pembelajaran
 Kesesuain
antara gambar
dan media
Jumlah 86,2 Valid/
Tidak
Revisi

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh presentase tingkat kualitas

kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran matematika. Dari data tersebut

diperoleh persentase sebagai berikut :

x
P = x 100 %
xi

172 ,5
= x 100 %
200

= 86,2%

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa tingkat kualitas

kalkulator ajaib yang dikembangkan menjadi media pembelajaran matematika


86

sebesar 86,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran tersebut

layak digunakan. Jika merujuk pada tabel kriteria kelayakan kartu petunjuk

dan media pembelajaran menurut Sugiyono, maka media pembelajaran dan

kartu petunjuk guru yang dikembangkan layak tanpa revisi.

Selain penilaian melalui lembar angket atau lembar validasi, guru mata

pelajaran matematika juga memberikan penilaian dalam bentuk komentar,

Komentar tersebut yaitu medianya kurang besar. Masukan dan saran ini dapat

dijadikan pertimbangan oleh peneliti untuk menyempurnakan produk media

pembelajaran matematika ini.

C. Penyajian Data Hasil Uji Coba

Hasil uji coba dilakukan dan diambil di MI Al-Azhaar kelas III. Hasil uji

coba dilakukan di kelas III B sebagai kelas kontrol dan kelas III C sebagai kelas

eksperimen. Kelas eksperimen mendapatkan treatmen dari guru berupa

penggunaan media kalkulator ajaib yang dikembangkan sebagai media

pembelajaran matematika, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional. Daftar nama responden dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Daftar nama responden Kelas III B (kelas kontrol) MI Al-Azhaar

Responden Nama Responden

1 Agnes Widiya Juwita Sari

2 Anjani Perabu Dita

3 Haryo Bagas Koro


87

4 Yoga Eko Prasetio Aji

5 M. Firman Syah J.R

6 Dafi Thoriqotul Huda

7 Fira Cahya Febriana

8 Shalya Haggie Narah Suki

9 Rela Putri Piranti

10 Zahrotu Adhana Dewi

11 M. Eka Yuhga Pratama

12 Ovy Fika Anjeli Febriani

13 Ahmad Dzaqi Alfin R.

14 M. Faiq Zamzami

15 Muhammad Nurhadi Mustofa

Tabel 4.5

Daftar nama responden Kelas III C (kelas eksperimen) MI Al-Azhaar

Responden Nama Responden

1 Kaffin Zakia Alhasimi

2 Zeyyina Kayyis Kaila

3 Ahmad Rohmatullah

4 M. Alfian Farhan Tamami

5 Elfan Aditia Arga

6 Khofifah Kurnia Izzati Robbi

7 Icha Marsatila S.
88

8 Ivan Akza Denata

9 Firda Dyah Larasati

10 Annisa Luthfia Zahron

11 Bilkaffa ‘aina Tazkiya

12 Krisna Adi Nugroho

13 Irfan Bagus Wijayanto

14 Saidatuna Reza Nurillah

15 Fitakul Ardiansyah

1. Penyajian Data Hasil Penilaian Angket Siswa

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Angket Siswa

Butir P
No Aspek Penilaian Indikator Ket.
Angket (%)
1 Efektifitas media  Memberikan 1,2,3,dan 82 Valid/
sebagai sumber kemudahan 9 Tidak
belajar siswa siswa dalam Revisi
belajar
 Menumbuhka
n motivasi
siswa dalam
belajar
2 Penggunaan tata  Bahasa yang 5,6,7 dan 86,6 Valid/
bahasa dalam digunakan 8 Tidak
media dan kartu dalam media Revisi
petunjuk dapat
dipahami
siswa
3 Penggunaan  Soal yang 4 83,3 Valid/
evaluasi dalam disusun sesuai Tidak
buku ajar dengan Revisi
perkembangan
siswa
Jumlah 83,9 Valid/
Tidak
Revisi
89

Analisa data dilakukan dari data hasil penilaian siswa di kelas

eksperimen tentang media kalkulator ajaib materi perkalian. Berdasarkan hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran sebagaimana dicantumkan dalam

tabel maka, dapat dihitung persentase tingkat kemenarikan media sebagai

berikut :

x
P= x 100 %
xi

251 ,9
= x 100 %
300

= 83,9 %

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa tingkat kelayakan media

kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran matematika dan tingkat

kemenarikan media tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebesar

83,9 %. Presentase ini membuktikan bahwa media kalkulator ajaib menarik

perhatian siswa untuk belajar matematika, khususnya pada meteri perkalian.

Pada krikteria kelayakan yang dikemukakan oleh Sugiyono maka media

kalkulator ajaib ini layak sehingga tidak perlu direvisi.

2. Penyajian Data Hasil Penilaian Nilai Pre-test dan Post-test Siswa Kelas

III MI Al-Azhaar

Hasil uji coba produk diperoleh dari hasil skor pre-test dan post-test

masing-masing kelas dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sesuai yang

tertera dalam subjek penelitian, Kelas kontrol adalah siswa kelas III B yang

berjumlah 25 siswa. Sedangkan kelas eksperimen adalah siswa kelas III C

dengan jumlah 25 siswa. Peneliti mengambil 15 siswa dari kelas kontrol dan 15
90

siswa dari kelas eksperimen dengan kriteria dari koresponden adalah 5 siswa

koresponen berkemampuan baik, 5 siswa koresponden berkemampuan sedang,

dan 5 siswa berkemampuan rendah. Data nilai yang diperoleh dari hasil pre-test

dan post-test siswa kelas III C sebagai berikut:

Tabel 4.7

Nilai Siswa Kelas III C sebagai Kelas Eksperimen

No Nama Siswa Pre-test Post-test


1 Kaffin Zakia Alhasimi 70
40
2 Zeyyina Kayyis Kaila 60
50
3 Ahmad Rohmatullah 80
50
4 M. Alfian Farhan Tamami 70
40
5 Elfan Aditia Arga 70
70
6 Khofifah Kurnia Izzati Robbi 90
70
7 Icha Marsatila S. 60 90
8 Ivan Akza Denata 100
80
9 Firda Dyah Larasati 100
80
10 Annisa Luthfia Zahron 90
60
11 Bilkaffa ‘aina Tazkiya 70
70
12 Krisna Adi Nugroho 80
50
13 Irfan Bagus Wijayanto 80
40
14 Saidatuna Reza Nurillah 80
40
15 Fitakul Ardiansyah 100
80
91

Tabel 4.8

Nilai Siswa Kelas III B sebagai Kelas Kontrol

No Nama Siswa Pre-test Post-test


1 Agnes Widiya Juwita Sari 20 50
2 Anjani Perabu Dita 20 60
3 Haryo Bagas Koro 80 80
4 Yoga Eko Prasetio Aji 30 70
5 M. Firman Syah J.R 60 70
6 Dafi Thoriqotul Huda 60 90
7 Fira Cahya Febriana 70 80
8 Shalya Haggie Narah Suki 40 90
9 Rela Putri Piranti 70 70
10 Zahrotu Adhana Dewi 50 90
11 M. Eka Yuhga Pratama 70 50
12 Ovy Fika Anjeli Febriani 40 60
13 Ahmad Dzaqi Alfin R. 40 70
14 M. Faiq Zamzami 20 50
15 Muhammad Nurhadi Mustofa 20 40

Pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan data. Data yang

dideskripsikan antara lain, hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Perhitungan analisis deskriptif tersebut dengan

menggunakan rumus uji t–test berkorelasi (related). Langkah-langkah sebagai

berikut:
92

Langkah 1. Membuat Hipotesis

Ho : Tidak Terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar

matematika siswa kelas III yang menggunakan media kalkulator

ajaib dengan yang tidak menggunakan media kalkulator ajaib

materi perkalian.

Ha : Terdapat perbedaan signifikan pada hasil belajar matematika

siswa kelas III yang menggunakan media kalkulator ajaib dengan

yang tidak menggunakan media kalkulator ajaib materi perkalian.

Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

Ha : 𝜇𝑎 ≠ 𝜇𝑏

Ho : 𝜇𝑎 = 𝜇𝑏

Langkah 3. Mencari Rerata (𝑋 ), Standart deviasi (s), Varians (s2), dan

korelasi (r)

1) Mencari Rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

X1 = ∶n Keterangan Rumus :

= 1230 : 15 X1 : Rata-rata kelas eksperimen

= 82 : Jumlah seluruh nilai kelas

Eksperimen

n : Jumlah siswa

X2 = ∶n Keterangan Rumus :

= 1020 : 15 X2 : Rata-rata kelas kontrol

= 68 : Jumlah seluruh nilai kelas

kontrol

n : Jumlah siswa
93

2) Mencari standar deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol

(×1 − X )2
s1 =
𝑛−1

2240
= 15−1

= 160

= 12,64

(×2 − X )2
s2 =
𝑛−1

3640
= 15−1

= 260

= 16,12

Keterangan :

S1 = Standar deviasi kelas eksperimen

S2 = Standar deviasi kelas kontrol

𝑥1 dan 𝑥2 = nilai responden

𝑥1 = rata-rata nilai kelas eksperimen

𝑥2 = rata-rata nilai kelas kontrol

𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen

𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol

3) Mencari varians kelas eksperimen dan kelas kontrol

Mencari varians dengan mengkuadratkan standar deviasi

(𝑥 1 −𝑥 )2
S12 = 𝑛 1 −1

2240
= 15−1
94

= 160

(𝑥 2 −𝑥 )2
S2 2 = 𝑛 1 −1

3640
=
15−1

= 260

4) Menghitung korelasi

𝑥𝑦
r =
(𝑥 1 −𝑥 )2 (𝑥 1 −𝑥 )2

960
= 2240 .3640

40
= 8153600

40
= 2855 ,45

= 0,33

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa;

Rata-rata : 𝑥1 = 82 𝑥2 = 68

Standar deviasi : 𝑠1 =12,64 𝑠2 = 16,12

Varian : S12 = 160 S22 = 260

Korelasi : r = 0,33

Langkah 4. Mencari t hitung dengan rumus

𝑥 1 −𝑥 2
t =
𝑆 12 𝑆 22 𝑠1 𝑠2
+ −2.𝑟
𝑛1 𝑛2 𝑛1 𝑛2

82−68
= 160 260 12 ,64 16 ,12
+ − 2. 0,33
15 15 15 15
95

14
= 160 260 12,64 16,12
+ – 0,66
15 15 3,87 3,87

14
= 160 260
( + – 0,66) (3,26)(4,16)
15 15

14
=
10,67+17,33−0,66 3,26 (4,16)

14 14
= = 4,36 = 3,21
19,05

Langkah 5. Menentukan kaidah pengujian

a) Taraf signifikansi (𝛼 = 0,05)

b) Dk = n – 1 = 15 – 1 = 14

c) Sehingga diperoleh data 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,14 (interpolasi)

Langkah 6. Penarikan kesimpulan

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻𝑎 ditolak dan 𝐻𝑜 diterima, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 3,21

dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,14, maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 3,21 ≥2,14.

𝐻𝑎 : Terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa media kalkulator ajaib materi

perkalian dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan

media kalkulator ajaib materi perkalian. (DITERIMA)

𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa media kalkulator ajaib materi

perkalian dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan

media kalkulator ajaib materi perkalian. (DITOLAK)


96

Berdasarkan hasil uji t–test berkorelasi (related) yang dilakukan

menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada hasil belajar siswa terhadap

materi perkalian pada siswa kelas III kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Peningkatan hasil belajar pada materi perkalian dikarenakan pemberian

perlakuan berupa media kalkulator ajaib pada kelompok eksperimen yaitu

kelas III C. Hal ini menunjukkan bahwa media kalkulator ajaib yang diberikan

memberikan pengaruh pada peningkatan hasil belajar materi perkalian.


BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Hasil Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian

Pengembangan media pembelajaran matematika pada materi perkalian

untuk kelas III MI ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum tersedianya media

berupa kalkulator ajaib yang memiliki kriteria sebagai media pembelajaran

matematika yang memadai. Hal ini sesuai dengan paparan Arief S. Sadiman

bahwa alasan orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau

mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan pemilihan media pembelajaran yang

tepat, maka penggunaan media dapat bermanfaat sesuai dengan tujuan

pembelajaran. 71

Hasil pengembangan ini, dimaksudkan untuk memenuhi tersedianya media

yang memadai dalam meningkatkan, keefektifan dan keefisienan pembelajaran

matematika materi perkalian dalam meningkatkan hasil belajar yang sudah

ditetapkan.

Pengembangan bahan media pembelajaran kalkulator ajaib materi

perkalian untuk kelas III SD/MI ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum

tersedianya media pembelajaran yang dapat meningkatkan proses interaksi

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kedudukan media dalam

komponen pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses

interaksi guru dan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh

71
Arief Sadiman, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
(Jakarta: Pustekomdikbud dan PT. Raja Grafindo Persada,2001), hlm. 85

97
98

sebab itu Media memiliki peran yang penting dalam pembelajaran karena media

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Asra, Darmawan, dan Riana

media mempunyai kegunaan (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,

(2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, (3) menimbulkan

gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4)

memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori dan kinestiknya, (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.72

Telah jelas bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam

mewujudkan konsep-konsep abstrak dalam pikirannya menjadi lebih konkret yang

tentunya akan memudahkan siswa untuk memahaminya. Sebagaimana hasil

penyusunan media pembelajaran ini, pada desain media dan kartu petunjuk

dilengkapi dengan buah-buahan. pada pengembangan media kalkulator ajaib ini

anak lebih dikenalkan dengan menggunakan buah-buahan sebagai pengganti dari

angka-angka agar pembelajaran lebih bermakna sehingga anak akan lebih

memahaminya. Hal ini sesuai dengan paparan Hamalik dalam bukunya Azhar

Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa,

media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

72
Riana, C. Asra & Darmawan, D., Komputer dan Media Pembelajaran Di SD
(Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008), hlm. 6
99

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,

dan memadatkan informasi. 73

Begitupun juga dalam persoalan perkalian untuk menyelesaikan perkalian

dibutuhkan media yang dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan

permasalahan perkalian, terutama pada perkalian bilangan-bilangan besar.

Semakin besar bilangan pada persoalan perkalian kemungkinan siswa melakukan

kesalahan dalam menghitung juga semakin besar. Oleh karena itu diperlukan

kemampuan menghitung yang tinggi pada siswa, serta ketelitian yang tinggi pula

untuk mencapai kebenaran hasil perhitungan.

Media pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model

pengembangan Walter Dick and Lou Carrey ini melalui serangkaian tahap

pengembangan yang sistematis yakni tahap analisis kebutuhan, tahap analisis

pembelajaran, tahap analisis pembelajar dan konteks, tahap menyusun tujuan

umum khusus, tahap mengembangkan instrumen, tahap mengembangkan strategi

pembelajaran, tahap mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, tahap

merancang dan melakukan evaluasi formatif, dan tahap melakukan revisi.

Pengembangan bahan ajar ini melalui proses validasi dari 3 ahli, yakni ahli

materi matematika, ahli desain produk, dan ahli pembelajaran matematika.

Validasi ini dilakukan untuk menilai rancangan produk yang telah dikembangkan.

Setelah bahan ajar divalidasi, kemudian dilakukan analisis data kuantitatif yaitu

jumlah skor angket dan data kualitatif yaitu komentar dan saran dari para ahli.

Hasil angket dari ketiga ahli tersebut menunjukkan kriteria valid pada ahli materi

73
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 15-
16.
100

matematika dan ahli pembelajaran, sedangkan kriteria cukup valid pada ahli

desain produk. Sehingga pada media kalkulator ajaib ini tidak dibutuhkan revisi.

B. Analisis Hasil Uji Coba

Setelah peneliti melakukan pengajaran pada kedua kelas tersebut, peneliti

melakukan post test untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh

siswa dalam kurun waktu proses belajar selama 3 kali pertemuan. Post test ini

disusun dengan soal yang berbeda dari soal pre test. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Sudaryono bahwa penyusunan dan pengembangan tes

dimaksudkan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat

mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh

masing-masing individu peserta tes setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. 74

Menurut Gatot Muhsetyo menyatakan bahwa, Pembelajaran Matematika

adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui

serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh

kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. 75Pembelajaran matematika

di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukan karena

adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat

matematika. Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup pada

lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari

ilmu-ilmu yang kemudian. Kegunaan atau manfaat matematika bagi para siswa

74
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta:Graha Ilmu,2012), hlm.
104
75
G. Muhsetyo, Pembelajaran Matematika SD (Jakarta:Universitas Terbuka, 2008), hlm.
26
101

SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada

era pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.

Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran papan kalkulator

ajaib serta kartu petunjuk yang dikembangkan memberikan pengaruh yang cukup

baik terhadap nilai hasil belajar siswa. Pencapaian keefektifan media

pembelajaran kalkulator ajaib ditunjukkan dengan adanya perbedaaan nilai hasil

belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang mana nilai pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dibanding kelas kontrol.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran papan

kalkulator ajaib lebih baik daripada hasil belajar yang memperoleh pembelajaran

tanpa menggunakan media pembelajaran papan kalkulator ajaib, Selain itu, media

pembelajaran yang digunakan pada materi perkalian secara efektif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas III C di MI Al-Azhaar. Dengan melihat

rata-rata kelas kontrol lebih kecil dibanding kelas eksperimen pada soal post tes

yaitu 68 < 82, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran papan kalkulator

ajaib secara signifikan efektif untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Matematika pada materi perkalian pada siswa kelas III di MI Al-Azhaar Bandung

Tulungagung.

Selanjutnya kegiatan uji coba produk yang dilakukan pada siswa kelas III

MI Al-Azhaar, uji coba ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan jenis

non equivalent group pretest-posttest design. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan dua kelompok yang tidak sama (non equivalent) dan kemudian
102

salah satu kelompok berfungsi sebagai kelompok kontrol, dan satu lagi berfungsi

sebagai kelompok eksperimen.

Maka, metode kuasi eksperimen dengan jenis non equivalent group

pretest-posttest design sesuai digunakan dalam penelitian ini. Pada metode kuasi

eksperimen ukuran minimal sampel yang diterima adalah 15 subjek per kelas. 76

Sehingga pada penelitian pengembangan ini, peneliti hanya mengambil ukuran

minimal sampel yaitu 15 responden pada kelas kontrol dan 15 responden pada

kelas eksperimen. Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan tanpa media

kalkulator ajaib. Sedangkan pada kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan

menggunakan media kalkulator ajaib.

76
Umar Husein, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi ( Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1999), hlm. 67
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan proses pengembangan dan hasil uji coba terkahir terhadap

media pembelajaran Matematika untuk kelas III di MI Al-Azhaar ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1. Media kalkulator ajaib didesain dengan warna merah dan kuning. Media

kalkulator ajaib dilengkapi dengan kartu petunjuk yang mana didalamnya

terdapat cara penggunaan media. Kemudian di dalam kolomnya bukan

angka tetapi buah-buahan yang nantinya anak disuruh untuk menghitung

kembali buah-buahan tersebut. pada media kalkulator ajaib ini anak lebih

dikenalkan dengan menggunakan buah-buahan sebagai pengganti dari

angka-angka agar pembelajaran lebih bermakna sehingga anak akan lebih

memahaminya.

2. Media kalkulator ajaib terbukti secara signifikan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi perkalian siswa kelas

III di MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu siswa kelas III C yang

menggunakan media kalkulator sebagai media pembelajaran sebesar 82

lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu siswa kelas III B yang tidak

menggunakan media kalkulator ajaib sebagai media pembelajaran

Matematika sebesar 68. Sedangkan pembuktian menggunakan perhitungan

103
104

manual dengan t-tes berkorelasi (related t-tes) dihasilkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

3,21 sedangkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,14. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak.

Artinya Terdapat perbedaan nilai hasil belajar pada siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa media pembelajaran kalkulator ajaib

dengan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran

kalkulator ajaib. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang diajar dengan kalkulator ajaib (kelas eksperimen)

lebih baik dari pada yang diajar tanpa media kalkulator ajaib (kelas

kontrol).

B. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi lembaga (sekolah)

Peneliti menyarankan kepada sekolah menjadikan hasil penelitian ini

sebagai acuan untuk meningkatkan pembelajaran matematika dengan

menggunakan media kalkulator ajaib.

2. Bagi guru

Disarankan kepada guru matematika kelas III untuk mempertimbangkan

pembelajaran perkalian dengan menggunakan kalkulator ajaib sebagai

alternatif dalam mengajarkan materi perkalian.


105

3. Bagi siswa

Disarankan siswa hapal perkalian sehingga siswa bisa mengerjakan

perkalian tanpa melihat perkalian lagi.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Daftar nama responden Kelas III B (kelas kontrol) MI Al-Azhaar

Responden Nama Responden

1 Agnes Widiya Juwita Sari

2 Anjani Perabu Dita

3 Haryo Bagas Koro

4 Yoga Eko Prasetio Aji

5 M. Firman Syah J.R

6 Dafi Thoriqotul Huda

7 Fira Cahya Febriana

8 Shalya Haggie Narah Suki

9 Rela Putri Piranti

10 Zahrotu Adhana Dewi

11 M. Eka Yuhga Pratama

12 Ovy Fika Anjeli Febriani

13 Ahmad Dzaqi Alfin R.

14 M. Faiq Zamzami

15 Muhammad Nurhadi Mustofa

Daftar nama responden Kelas III C (kelas eksperimen) MI Al-Azhaar

Responden Nama Responden

1 Kaffin Zakia Alhasimi

2 Zeyyina Kayyis Kaila

3 Ahmad Rohmatullah
4 M. Alfian Farhan Tamami

5 Elfan Aditia Arga

6 Khofifah Kurnia Izzati Robbi

7 Icha Marsatila S.

8 Ivan Akza Denata

9 Firda Dyah Larasati

10 Annisa Luthfia Zahron

11 Bilkaffa ‘aina Tazkiya

12 Krisna Adi Nugroho

13 Irfan Bagus Wijayanto

14 Saidatuna Reza Nurillah

15 Fitakul Ardiansyah
INSTRUMEN PENILAIAN
GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA
“MEDIA PEMBELAJARAN KALKULATOR AJAIB MATERI
PERKALIAN SISWA KELAS III SD/MI”
A. Pengantar

Berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan media ajar Matematika


materi perkalian dengan menggunakan media kalkulator ajaib MI/SD, maka
peneliti bermaksud mengadakan validasi media sebagai salah satu bahan
pembelajaran. Untuk maksud di atas, peneliti mohon kesediaan Bapak/Ibu agar
mengisi angket di bawah ini. Tujuan dari pengisian angket adalah mengetahui
kesesuaian pemanfaatan media ajar ini sebagaimana yang telah dirancang
berdasarkan disiplin ilmu Matematika. Hasil dari pengukuran melalui angket akan
digunakan untuk penyempurnaan media ajar agar dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu.

Nama : ..............................................................................................
NIP/NIK : ..............................................................................................
Instansi : ..............................................................................................
Pendidikan : ..............................................................................................
Alamat : ..............................................................................................

B. Petunjuk Pengisian Angket


1. Sebelum mengisi angket ini, mohon terlebih dahulu Bapak/Ibu membaca
atau mempelajari bahan ajar yang dikembangkan.
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban sesuai dengan penilaian
yang Bapak anggap paling tepat.
3. Kecermatan dalam penilaian ini sangat diharapkan.
C. Pertanyaan-pertanyaan Angket

1. Apakah kalkulator ajaib ini memudahkan anda dalam mengajar mata pelajaran
Matematika ?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Membantu Sangat
membantu membantu membantu membantu

2. Bagaimana kesesuaian media pembelajaran kalkulator ajaib dengan Standar


Kompetensi Matematika kelas III MI/SD?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai
sesuai sesuai

3. Bagaimana kesesuaian media pembelajaran kalkulator ajaib dengan


Kompetensi Dasar Matematika kelas III MI/SD?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai
sesuai sesuai

4. Bagaimana ketepatan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media


pembelajaran kalkulator ajaib?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang tepat Cukup tepat Tepat Sangat tepat
tepat

5. Apakah kalkulator ajaiab ini dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Membantu Sangat
membantu membantu membantu membantu
6. Apakah ukuran dan jenis huruf yang digunakan kalkulator ajaib mudah
dibaca?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Mudah Sangat
mudah mudah mudah mudah

7. Apakah dengan menggunakan kalkulator ajaib ini siswa termotivasi dalam


mengikuti pembelajaran Matematika?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Termotivasi Sangat
termotivasi termotivasi termotivasi termotivasi

8. Bagaimana peran kalkulator ajaib ini dalam pembelajaran Matematika?


1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Berperan Sangat
berperan berperan berperan berperan

9. Apakah kalkulator ajaib ini membantu Anda dalam menyampaikan materi?


1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Membantu Sangat
membantu membantu membantu membantu

10. Bagaimana kejelasan paparan materi pada media kalkulator ajaib?


1 2 3 4 5
Sangat tidak
Kurang jelas Cukup jelas Jelas Sangat jelas
jelas

11. Bagaimana tingkat kesesuaian antara gambar media kalkulator ajaib dan
petunjuk guru?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang
Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai
sesuai sesuai
12. Apakah media yang disediakan sudah memenuhi sebagai media pembelajaran
yang aktif?
1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Cukup Sangat
Memenuhi
memenuhi memenuhi memenuhi memenuhi

D. Kritik dan saran

Tulungagung,

........................................
.....
NIP.
INSTRUMEN PENILAIAN
AHLI ISI MATA PELAJARAN MATEMATIKA
“MEDIA PEMBELAJARAN KALKULATOR AJAIB MATERI
PERKALIAN SISWA KELAS III SD/MI”

A. Pengantar
Dalam rangka penulisan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan di Prodi Pendididkan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, saya melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III MI
Al-Azhar Bandung Tulungagung.
Berkaitan dengan penelitian tersebut, saya bermaksud mengadakan uji
coba produk media yang sudah saya kembangkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk sehingga dapat dilakukan
perbaikan sebelum digunakan dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket berikut ini. Atas bantuan
Bapak/ Ibu, saya sampaikan terima kasih.
Nama : ……………………………………………………………
NIP : …………………………………………………………...
Instansi : ……………………………………………………………
Pendidikan : ……………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………

B. Petunjuk pengisian angket


1. Sebelum mengisi angket ini, mohon terlebih dahulu Bapak/Ibu membaca
atau mempelajari bahan ajar yang dikembangkan.
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban
sesuai dengan penilaian yang Bapak / Ibu anggap paling tepat.
3. Kecermatan dalam penilaian ini sangat diharapkan.
C. Pertanyaan-pertanyaan angket
1. Bagaimanakah rumusan topik pada pengembangan media pembelajaran
kalkulator ajaib ini?
a. Sangat jelas, spesifik, dan operasional
b. Cukup jelas, spesifik, dan operasional
c. Kurang jelas, spesifik, dan operasional
d. Tidak jelas, spesifik, dan operasional
2. Bagaimana kesesuaian media pembelajaran kalkulator ajaib dengan Standar
Kompetensi Matematika kelas III MI/SD?
a. Sangat sesuai
b. Cukup sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
3. Bagaimana kesesuaian media pembelajaran kalkulator ajaib dengan
Kompetensi Dasar Matematika kelas III MI/SD?
a. Sangat sesuai
b. Cukup sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
4. Bagaimana ketepatan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran kalkulator ajaib?
a. Sangat tepat
b. Cukup tepat
c. Kurang tepat
d. Tidak tepat
5. Bagaimanakah kesesuaian materi yang disajikan pada pengembangan media
kalkulator ajaib ini?
a. Sangat sesuai
b. Cukup sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
6. Bagaimana dengan tingkat relevansi media kalkulator ajaib dengan
kurikukulum yang berlaku?
a. Sangat relevan
b. Cukup relevan
c. Kurang relevan
d. Tidak relevan
7. Bagaimana sistematik uraian isi pembelajaran dalam media kalkulator ajaib
ini?
a. Sangat sistematis
b. Cukup sistematis
c. Kurang sistematis
d. Tidak sistematis
8. Apakah penanaman konsep membantu siswa lebih faham ?
a. Sangat membantu
b. Cukup membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
9. Apakah materi yang disajikan melalui media pembelajaran ini dapat
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar?
a. Sangat memotivasi
b. Cukup memotivasi
c. Kurang memotivasi
d. Tidak memotivasi
10. Bagaimana kemudahan bahasa untuk dipahami dalam media kalkulator ajaib?
a. Sangat mudah
b. Cukup mudah
c. Kurang mudah
d. Tidak mudah
D. Kritik dan Saran

Malang,

........................................
NIP.

Malang,

........................................
NIP.
INSTRUMEN PENILAIAN
AHLI DESAIN MEDIA PELAJARAN MATEMATIKA
“MEDIA PEMBELAJARAN KALKULATOR AJAIB MATERI
PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD/MI”

A. Pengantar
Dalam rangka penulisan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan di Prodi Pendididkan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, saya melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III MI
Al-Azhar Bandung Tulungagung.
Berkaitan dengan penelitian tersebut, saya bermaksud mengadakan uji
coba produk media yang sudah saya kembangkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk sehingga dapat dilakukan
perbaikan sebelum digunakan dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket berikut ini. Atas bantuan
Bapak/ Ibu, Saya sampaikan terima kasih.
Nama : ……………………………………………………………
NIP/NIK : …………………………………………………………...
Instansi : ……………………………………………………………
Pendidikan : ……………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………

B. Petunjuk Penilaian:
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada
alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai.
2. Jika diperlukan kritik dan saran Bapak/Ibu dapat dituliskan pada lembar
yang telah disediakan.
C. Keterangan:
Skala penilaian/tanggapan
1 2 3 4 5
Sangat tidak Cukup
Kurang baik Baik Sangat baik
baik baik

D. Lembar Penilaian
Nilai
No. ButirPertanyaan
1 2 3 4 5
Bagaimana ketertarikan pengemasan desain media
1
pembelajaran kalkulator ajaib?
Bagaimana kesesuaian gambar pada media
2
pembelajaran kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan ketertarikan desain papan kalkulator
3
ajaib?
Bagaimana dengan ketertarikan desain petunjuk guru
4
pada kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan ketertarikan desain pada bentuk
5
buah-buahan yang ada pada kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan kesesuaian pemakaian buah-buahan
6 yang digunakan pada media pembelajaran kalkulator
ajaib?
Bagaimana dengan ketertarikan kombinasi warna yang
7 digunakan dalam mendesain media dan petujuk dalam
kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan konsistensi penggunaan huruf,
8 gambar, spasi, dan pengetikan materi pada media dan
petunjuk guru dalam kalkulator ajaib?
Bagaimana ketepatan penempatan gambar pada kolom
9
papan kalkulator ajaib?
Nilai
No. ButirPertanyaan
1 2 3 4 5
Bagaimana kesesuaian penggunaan variasi warna pada
10
media kalkulator ajaib?

E. Kritik dan Saran

Malang,

........................................
NIP.
Soal Pre-test

UJI KOMPETENSI SISWA

Nama :
Kelas :
Sekolah :

Selesaikan soal-soal cerita berikut ini!

1. Pak Karman panen jagung delapan kali. Hasil tiap panen sebanyak 42 kg.

Berapa kilogram hasil jagung Pak Karman?

2. Di dalam gudang terdapat 6 karung berisi jagung. Setiap karung berisi 72

buah jagung. Berapakah jagung yang ada di gudang?

3. Seorang petani memanen apel nya 9 kali. Hasil setiap panennya 43 butir.

Berapa butirkah hasil apelnya?

4. Di dalam gudang terdapat 7 karung berisi ketela. Setiap karung berisi 59

buah ketela. Berapakah ketela yang ada di dalam gudang?

5. Pada tahun ini Pak Gani memanen padi sebanyak 13 karung. Setiap karung

padi beratnya 56 kg. Berapa kuintalkah panen padi Pak Gani?

Selesaikanlah soal-soal berikut dengan benar!

1. 15 x 14 =

2. 36 x 21 =

3. 28 x 15 =

4. 16 x 26 =

5. 20 x 42 =
Soal Post-test

UJI KOMPETENSI SISWA

Nama :
Kelas :
Sekolah :

Selesaikan soal-soal berikut ini!

1. Banyak siswa kelas tiga SD Merak adalah 48 anak. Setiap anak dapat

mengumpulkan 8 buah prangko bekas. Berapakah prangko bekas yang

terkumpul?

2. Berapakah hasil perkalian dari gambar di bawah ini?

X
3. Berapakah hasil perkalian dari gambar di bawah ini?

4. Sebuah sekolahan mempunyai 20 ruang kelas. Jika setiap ruang kelas

menampung 25 siswa. Berapakah jumlah siswa sekolah tersebut?

5. Ayah mempunyai 11 kolam, setiap kolam berisi 25 ekor ikan. Berapakah

total ikan yang dimiliki ayah?

Selesaikanlah soal-soal berikut dengan cara menggunakan kalkulator ajaib!

1. 12 x 13 =

2. 32 x 23 =

3. 23 x 17 =

4. 12 x 21 =

5. 16 x 25 =
Nilai Siswa Kelas III C sebagai Kelas Eksperimen

No Nama Siswa Pre-test Post-test


1 Kaffin Zakia Alhasimi 70
40
2 Zeyyina Kayyis Kaila 60
50
3 Ahmad Rohmatullah 80
50
4 M. Alfian Farhan Tamami 70
40
5 Elfan Aditia Arga 70
70
6 Khofifah Kurnia Izzati Robbi 90
70
7 Icha Marsatila S. 60 90
8 Ivan Akza Denata 100
80
9 Firda Dyah Larasati 100
80
10 Annisa Luthfia Zahron 90
60
11 Bilkaffa ‘aina Tazkiya 70
70
12 Krisna Adi Nugroho 80
50
13 Irfan Bagus Wijayanto 80
40
14 Saidatuna Reza Nurillah 80
40
15 Fitakul Ardiansyah 100
80

Nilai Siswa Kelas III B sebagai Kelas Kontrol

No Nama Siswa Pre-test Post-test


1 Agnes Widiya Juwita Sari 20 50
2 Anjani Perabu Dita 20 60
3 Haryo Bagas Koro 80 80
4 Yoga Eko Prasetio Aji 30 70
5 M. Firman Syah J.R 60 70
6 Dafi Thoriqotul Huda 60 90
7 Fira Cahya Febriana 70 80
8 Shalya Haggie Narah Suki 40 90
9 Rela Putri Piranti 70 70
10 Zahrotu Adhana Dewi 50 90
11 M. Eka Yuhga Pratama 70 50
12 Ovy Fika Anjeli Febriani 40 60
13 Ahmad Dzaqi Alfin R. 40 70
14 M. Faiq Zamzami 20 50
15 Muhammad Nurhadi Mustofa 20 40
Hasil Validasi ahli isi mata pelajaran Matematika

P Tingkat
No Pernyataan X xi Ket.
(%) Kevalidan
1 Bagaimanakah rumusan 3 4 75 Cukup Tidak
topik pada Valid Revisi
pengembangan media
pembelajaran kalkulator
ajaib ini?
2 Bagaimana kesesuaian 4 4 100 Valid Tidak
media pembelajaran Revisi
kalkulator ajaib dengan
Standar Kompetensi
Matematika kelas III
MI/SD?
3 Bagaimana kesesuaian 4 4 100 Valid Tidak
media pembelajaran Revisi
kalkulator ajaib dengan
Kompetensi Dasar
Matematika kelas III
MI/SD?
4 Bagaimana ketepatan 3 4 75 Valid Tidak
tujuan pembelajaran Revisi
dengan menggunakan
media pembelajaran
kalkulator ajaib?
5 Bagaimanakah 3 4 75 Valid Tidak
kesesuaian materi yang Revisi
disajikan pada
pengembangan media
kalkulator ajaib ini?
6 Bagaimana dengan 4 4 100 Cukup Tidak
tingkat relevansi media Valid Revisi
kalkulator ajaib dengan
kurikukulum yang
berlaku?
7 Bagaimana sistematik 3 4 75 Cukup Tidak
uraian isi pembelajaran Valid Revisi
dalam media kalkulator
ajaib ini?
8 Apakah penanaman 4 4 100 Valid Tidak
konsep membantu siswa Revisi
lebih faham?
9 Apakah materi yang 3 4 75 Cukup Tidak
disajikan melalui media Valid Revisi
pembelajaran ini dapat
memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih
giat belajar?
10 Bagaimana kemudahan 3 4 75 Cukup Tidak
bahasa untuk dipahami Valid Revisi
dalam media kalkulator
ajaib?

Hasil Validasi Desain Mata Pelajaran Matematika

Persen Tingkat
No Pernyataan ∑x ∑xi Ket.
(%) Kevalidan
Bagaimana 4 5 80 Valid Tidak
ketertarikan Revisi
pengemasan desain
1
media
pembelajaran
kalkulator ajaib?
Bagaimana 4 5 80 Valid Tidak
kesesuaian gambar Revisi
2 pada media
pembelajaran
kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan 5 5 100 Valid Tidak
ketertarikan desain Revisi
3
papan kalkulator
ajaib?
Bagaimana dengan 4 5 80 Valid Tidak
ketertarikan desain Revisi
4
petunjuk guru pada
kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan 3 5 60 Cukup Valid Tidak
ketertarikan desain Revisi
pada bentuk buah-
5
buahan yang ada
pada kalkulator
ajaib?
Bagaimana dengan 4 5 80 Valid Tidak
kesesuaian Revisi
pemakaian buah-
6 buahan yang
digunakan pada
media
pembelajaran
kalkulator ajaib?
Bagaimana dengan 4 5 80 Valid Tidak
ketertarikan Revisi
kombinasi warna
yang digunakan
7
dalam mendesain
media dan petujuk
dalam kalkulator
ajaib?
Bagaimana dengan 5 5 100 Valid Tidak
konsistensi Revisi
penggunaan huruf,
gambar, spasi, dan
8 pengetikan materi
pada media dan
petunjuk guru
dalam kalkulator
ajaib?
Bagaimana 4 5 80 Valid Tidak
ketepatan Revisi
penempatan
9
gambar pada kolom
papan kalkulator
ajaib?
Bagaimana 4 5 80 Valid Tidak
kesesuaian Revisi
10 penggunaan variasi
warna pada media
kalkulator ajaib?

Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran Matematika

P Tingkat
No Pernyataan X xi Ket.
(%) Kevalidan
1 Apakah kalkulator ajaib 5 5 100 Valid Tidak
ini memudahkan anda Revisi
dalam mengajar mata
pelajaran Matematika ?
2 Bagaimana kesesuaian 4 5 80 Valid Tidak
media pembelajaran Revisi
kalkulator ajaib dengan
Standar Kompetensi
Matematika kelas III
MI/SD?
3 Bagaimana kesesuaian 4 5 80 Valid Tidak
media pembelajaran Revisi
kalkulator ajaib dengan
Kompetensi Dasar
Matematika kelas III
MI/SD?
4 Bagaianaketepatan tujuan 5 5 100 Valid Tidak
pembelajaran dengan Revisi
menggunakan media
pembelajaran kalkulator
ajaib?
5 Apakah kalkulator ajaiab 4 5 80 Valid Tidak
ini dapat membuat siswa Revisi
aktif dalam
pembelajaran?
6 Apakah ukuran dan jenis 4 5 80 Valid Tidak
huruf yang digunakan Revisi
kalkulator ajaib mudah
dibaca?
7 Apakah dengan 4 5 80 Valid Tidak
menggunakan kalkulator Revisi
ajaib ini siswa
termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran
Matematika?
8 Bagaimana peran 4 5 80 Valid Tidak
kalkulator ajaib ini dalam Revisi
pembelajaran
Matematika?
9 Apakah kalkulator ajaib 5 5 100 Valid Tidak
ini membantu Anda Revisi
dalam menyampaikan
materi?
10 Bagaimana kejelasan 4 5 80 Valid Tidak
paparan materi pada Revisi
media kalkulator ajaib?
11 Bagaimana tingkat 5 5 100 Valid Tidak
kesesuaian antara gambar Revisi
media kalkulator ajaib
dan petunjuk guru?
12 Apakah media yang 4 5 80 Valid Tidak
disediakan sudah Revisi
memenuhi sebagai media
pembelajaran yang aktif?
Hasil Penilaian Angket Siswa Kelas Eksperimen Terhadap Media Pembelajaran Matematika

No. Pernyataan x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 Σx Σxi P Tingkat Ket.
(%) Kevalid
an
1. Apakah media
kalkulator ajaib
ini dapat 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 50 60 83,3 Valid Tidak
memudahkan Revisi
adik dalam
belajar?
2 Apakah dengan
penggunaan
media kalkulator
ajaib ini dapat 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 49 60 81,6 Valid Tidak
memberi Revisi
semangat dalam
belajar adik?
3. Apakah adik
mudah
memahami
bahan pelajaran 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 49 60 81,6 Valid Tidak
yang ada di Revisi
dalam media
kalkulator ajaib
ini?
Menurut adik,
4. bagaimana soal-
soal pada media 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 50 60 83,3 Valid Tidak
kalkulator ajaib Revisi
ini?
5. Bagaimanakah
jenis huruf dan
ukuran huruf
yang terdapat 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 54 60 90 Valid Tidak
dalam media Revisi
kalkulator ajaib
dan
petunjuknya?
6. Bagaimana
petunjuk yang
terdapat dalam 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 47 60 78,3 Cukup Tidak
media kalkulator Valid Revisi
ajaib ini?
7. Apakah bahasa
yang digunakan
dalam media 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 53 60 88,3 Valid Tidak
kalkulator ajaib Revisi
ini bisa
dipahami?

8. Apakah
tampilan media 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 54 60 90 Valid Tidak
kalkulator ajaib Revisi
ini menarik ?
9. Selama
menggunakan
media kalkulator
ajaib, apakah
adik 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 49 60 81,6 Valid Tidak
memerlukan Revisi
bantuan orang
lain seperti
teman, guru,
atau orang tua?
Jumlah 455 540
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Gajayana No. 50 Dinoyo Malang Telp. (0341) 551354

Nama : Mia Sukenti


NIM : 10140032
Judul Skripsi : Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian pada
Siswa Kelas III MI Al-Azhar Bandung Tulungagung

Pembimbing : Yeni Tri Asmaningtias, M.Pd

BUKTI KONSULTASI

No Tanggal/Bulan Hal yang Dikonsultasikan TandaTangan


1

Malang,04 Juli 2014


Mengetahui
Dekan FITK

Dr. H. Nur Ali, M. Pd


NIP. 196504031998031002
BIODATA MAHASISWA

Nama : Mia Sukenti

NIM : 10140032

Tempat, Tanggal Lahir : Tulungagung, 29 April 1992

Fak/Jur : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Tahun Masuk 2010

Alamat Rumah : Desa Sukoanyar RT/RW 01/01 Kec. Pakel

Kab. Tulungagung

No.Hp : 085791301435
DAFTAR RUJUKAN

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi . 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asnawir, dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

C. Riana, dkk. 2008. Komputer dan Media Pembelajaran Di SD. Departemen


Pendidikan Nasional, Jakarta.

Departemen Agama. 2008. Al Qur’an dan Terjemahan. Bandung: Diponegoro.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung:


PT Remaja Rosda Karya.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Matematika. Malang: UM Press.

Husein, Umar. 1999. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Jannah, Raodatul. 2011. Membuat Anak cinta Matematika dan Eksak Lainnya.
Jogjakarta: Diva Press.

Martiningrum, Ratih. 2013. Pengembangan media jarimatika bentuk powerpoint


dalam pembelajaran matematika materi perkalian siswa kelas II SDN
Kemantren 01 Jabung malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri
Malang.

Masni, dkk. Komparasi hasil belajar siswa diajarkan dengan bersusun pendek
dan kalkulator ajaib kelas IV SDN 16 Pontianak Timur. Artikel,
Pontianak: Universitas Tanjungpura.

106
107

Muhsetyo, G. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


Sadiman, Arief. 2001. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekomdikbud dan PT. Raja Grafindo
Persada.

Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Sanjaya,Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta: Kencana.

Soemanto, Wasty . 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sudjana Nana, dkk. 1997. Media Pengajaran penggunaan dan Pembuatannya.


Bandung: Sinar baru.

Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:CV,


Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad . 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Sriyanto, HJ. 2013. Membongkar Sulap Matematika. Yogyakarta: Sri Pustaka.

Trianto. 2007. Metode Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, User dan Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yusuf, Yasir dan Auliya, Umi. 2011. Sirkuit Pintar Melejitkan Kemampuan
Matematika & Bahasa Inggris dengan Metode Ular Tangga. Jakarta: Visi
Media.

Anda mungkin juga menyukai