Makalah Akhlak Kel 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP AKHLAK

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak

Dosen Pengampu Dr. H. Mufid, M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 1 Akhlak 5

Nama NIM

Muhammad Fahmi Aftoni 221330000969

Barrotuttaqiyyah 221330001019

Neila Ameliananda D.N 221330001020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah yang berjudul "Konsep Akhlak" ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi para mahasiswa dan pembaca serta dapat memenuhi ekspektasi
Bapak Dosen yang ingin mengetahui hasil pemahaman mahasiswa. Kami selaku
penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak,
terutama kepada Bapak Dr. H. Mufid, M.Ag. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Akhlak yang memberi kelapangan dalam pembuatan makalah.
Terlepas dari semua itu, kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan kata, kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh sebab itu dengan kami sangat berharap pembaca dapat memberi
segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang " Konsep Akhlak" ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jepara, 8 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Akhlak.........................................................................................3

B. Objek Kajian Akhlak....................................................................................4

C. Urgensi Akhlak dalam Kehidupan................................................................5

D. Norma Dasar dan Tolak Ukur Akhlak..........................................................8

E. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak.............................................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan, kita
mampu menilai seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat
terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku, akhlak, moral, dan
etika masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu.
Di era kemajuan IPTEK seperti saat ini, sangat berpengaruh
terhadap perkembangan akhlak, moral, dan etika seseorang. Kita amati
perkembangan perilaku seseorang pada saat ini sudah jauh dari ajaran
islam, sehingga banyak kejadian masyarakat saat ini yang cenderung
mengarah pada perilaku yang kurang baik.
Akhlak merupakan salah satu ajaran yang sangat diperhatikan
islam. Kata akhlak berasal dari bahasa arab khuluq yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Menurut Imam
Gazhali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tidak memerlukan
pertimbangan pikiran lebih dahulu. Untuk menciptakan akhlak manusia
tentulah melalui suatu pendidikan. Dalam hal ini pendidikan akhlak
merupakan dari semua pendidikan, karena pendidikan akhlak mengarah
pada terciptanya perilaku lahir dan batin manusia menjadi seimbang.

1
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar
belakang tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Apa pengertian Akhlak ?
2. Apa saja objek kajian akhlak ?
3. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan ?
4. Apa norma dasar dan tolak ukur akhlak ?
5. Apa saja manfaat mempelajari ilmu akhlak ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian tersebut, beberapa tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak.
2. Untuk mengetahui objek kajian akhlak.
3. Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui norma dasar dan tolak ukur akhlak.
5. Untuk mengetahui manfaat mempelajari ilmu akhlak.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni:
1. Bagi penyusun, sebagai wujud pemenuhan tanggung jawab dan
pembelajan mengenai Konsep Akhlak, objek kajian akhlak, urgensi
akhlak dalam kehidupan, norma dasar dan tolak ukur akhlak, manfaat
mempelajari ilmu akhlak.
2. Bagi Pembaca, dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan dapat
mengetahui tentang Konsep Akhlak, objek kajian akhlak, urgensi
akhlak dalam kehidupan, norma dasar dan tolak ukur akhlak, manfaat
mempelajari ilmu akhlak.
3.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari
bahasa arab yaitu akhlaqa yang bentuk jamaknya adalah khalaqa , ini
mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, perangai dan tabiat”. Kata
akhlak ini berakar dari kata khalaqa, yang artinya menciptakan. Kata
akhlak merupakan satu akar kata dengan khalaqa (pencipta), makhluqa
(yang diciptakan) dan khalaqa (penciptaan). Disini memberi makna
bahwa antara kehendak Allah sebagai khalaqa dan perlakuan seorang
makhluqa perlu adanya sebuah keterpaduan. Manusia harus menjalani
kehidupan ini sebagaimana diinginkan oleh Allah (khaliq), segala
perilaku, tindak tanduk, budi pekerti, tabiat manusia harus sesuai dengan
apa yang disukai Allah. Jika tidak sesuai dengan perintah Allah itu
berarti manusia menunjukkan kecongkakan, kesombongan, dan melawan
kehendak pencipta (Abdurrahman, 2016).
Dalam lisan al-arab, makna akhlak adalah perilaku seseorang yang
sudah menjadi kebiasaannya, dan kebiasaan atau tabiat tersebut selalu
terjelma dalam perbuatannya secara lahir. Pada umumnya sifat atau
perbuatan yang lahir tersebut akan memengaruhi batin seseorang. Akhlak
juga dapat dipahami sebagai prinsip dan landasan atau metode yang
ditentukan oleh wahyu untuk mengatur seluruh perilaku atau hubungan
antara seseorang dengan orang lain sehingga tujuan kewujudannya di
dunia dapat dicapai dengan sempurna.
Berikut ini ada beberapa definisi tentang akhlak menurut istilah
yang diutarakan oleh para ahli dalam bidangnya masing-masing.
1. Menurut Miqdad Yaljan: Akhlak adalah setiap tingkah laku yang
mulia, yang dilakukan oleh manusia dengan kemauan yang mulia
dan untuk tujuan yang mulia pula. Sedangkan manusia yang
memiliki akhlak adalah seorang manusia yang mulia dalam

3
kehidupannya secara lahir dan batin, sesuai dengan dirinya sendiri
dan juga sesuai dengan orang lain.
2. Menurut Ahmad Khamis: Akhlak adalah ajaran, sekumpulan
peraturan dan ketetapan, baik secara lisan ataupun tulisan yang
berkenaan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
sehingga dengan setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan itu
menjadikannya sebagai manusia yang baik.
Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya khuluqun yang
berarti perangai, tabiat, adat atau khulqun yang beararti kejadian, buatan,
ciptaan. Sehingga akhlak secara etimologi berarti suatu sistem perilaku
yang dibuat oleh manusia (hasbi, 2020).

B. Objek Kajian Akhlak


Akhlak islam itu sebenarnya adalah mencakup seluruh ajaran
islam. Karena adanya akhlak tersebut bermakna umum, maka untuk
menunjuk akhlak terkait dengan perbuatan-perbuatan spesifik-parsial
tertentu, maka digunakanlah istilah adab yang dapat diartikan sebagai
ettiquette. Adab atau ettiquette (etiket) tersebut merupakan suatu norma
akhlak (baik-buruk) yang melekat pada unit-unit tindakan atau perbuatan
tertentu, seperti perbuatan makan itu ada adab, menikah itu ada etiketnya,
tidur ada etiketnya, demikian juga orang beribadah (sholat, zakat, haji,
dll) ada adab atau etiketnya. Semua adab tersebut adalah tata krama,
aturan atau norma-norma dari masing-masing unit perbuatan yang
semuanya sudah diatur oleh islam, berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah
Rasul (Abd. Haris, 2007).
Cakupan isi akhlak islam itu amat luas, bahkan dapat berkembang
terus berdasarkan hasil ijtihad akhlaki (mungkin ingin meminjam istilah
fikih, yaitu ijtihad hukum islam/fikih) seiring dengan dinamika perbuatan
manusia itu sendiri. Akan tetapi, dalam kerangka studi dan
pengembangan matra dan dalam kerangka mengetahui objeknya, maka
akhlak dapat dikategorikan ke ruang lingkup dan juga matra akhlak,
terlebih dahulu harus ditegaskan bahwa secara aplikatif, akhlak adalah

4
berpusat pada manusia. Artinya, manusialah yang menjadi subjek akhlak.
Walaupun pada sisi lain, manusia juga menjadi objek atau sasaran akhlak
tersebut.
Sasaran perbuatan akhlak atau muara akhlak adalah ruang lingkup
pelaksanaan akhlak, yaitu tujuan dimanifestasikannya perbuatan akhlak.
Secara kategoris, ruang lingkup atau muara pelaksanaan perbuatan
akhlak islam itu ada 4 (empat): (1) akhlak terhadap Allah, (2) akhlak
terhadap sesama manusia, (3) akhlak terhadap diri sendiri, (4) akhlak
terhadap lingkungan (alam binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang
lain). Masing-masing dari lingkup akhlak tersebut memiliki mantra
sendiri-sendiri yang mesti dicermati. Matra akhlak adalah isi dari
masing-masing lingkup akhlak yang berisi satuan-satuan perbuatan
akhlak. Sebagai contoh, lingkup akhlak terhadap Allah adalah terdiri dari
(matra) satuan-satuan etikat (tatakrama), dan disebut sebagai adab
beribadah (berinteraksi atau berkomunikasi pengabdian) kepada allah.
Misalnya tatakrama beribadah, tata krama berdoa atau bermunajat kepada
Allah dan lain-lain (Amril, 2015).

C. Urgensi Akhlak dalam Kehidupan


Dalam semua ajaran Islam, akhlak memiliki kedudukan yang
istimewa dan sangat penting. Mempertahankan keberadaan manusia
sebagai makhluk yang bermartabat sesuai dengan kodratnya.

Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna dalam


agama Islam, yang titik tolaknya adalah Tuhan dan akal manusia. Islam
mengajak manusia untuk beriman kepada Tuhan dan mengakui bahwa
dialah pencipta, pemilik, pelindung, pembela, kekasih dan pemberi.
Rahmat yang penuh belas kasihan seluruh sifatnya, segala sesuatu yang
ada di dunia, dari berbagai fenomena dan semua makhluk dari berbagai
warna, benih dan binatang yang menyerap di dunia hingga langit yang
bertingkat-tingkat, semuanya adalah milik Tuhan dan dia berkuasa atas
mereka.

5
Di samping itu, agama Islam juga memuat pedoman hidup yang
paling sempurna bagi manusia dan ajaran-ajaran yang mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, semua itu termasuk dalam
ajaran Alquran yang diturunkan Allah dan Sunnah yang bersumber dari
nabi Muhammad, Semoga Tuhan yang memberkatinya dan memberinya
kedamaian. Percaya kepada Tuhan dan menyembahnya adalah sebuah
hubungan. Dan Tuhan, moralitas mengacu terutama pada hubungan orang
dengan orang lain, baik secara individu maupun kelompok, tetapi harus
diingat bahwa moralitas tidak terbatas pada hubungan orang dengan orang
lain, Tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan orang dengan segala
yang ada, dan kehidupan ini kemudian lebih mengatur hubungan antara
manusia dan Tuhan.

Untuk Menjelaskan kedudukan akhlak dalam Islam, perlu


dijelaskan bahwa ada tiga macam sendi dalam Islam yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat
diukur dengan penerapan ketiganya. Jenis prinsip seni yang mengandung:

1. Masalah aqidah yang meliputi keenam macam rukun iman dengan


kewajiban beriman kepada Allah malaikat-malaikatnya, hari akhir dan
qadar baik dan buruk yang telah ditentukannya.
2. Masalah syariah yang meliputi pengabdian hamba terhadap Tuhannya,
yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima dan muamalah juga
termasuk masalah Syariah.
3. Masalah Ihsan yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah
subhanahu wa ta’ala terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh
makhluk di dunia ini.

Di sini kita belajar kedudukan akhlak dalam Islam, yaitu seni


ketiga, yang tugasnya selalu mewarnai sikap dan perilaku manusia dengan
menunjukkan keimanan, ibadah dan muamalahnya kepada sesama
manusia. Di mata Allah, masyarakat Islam tidak boleh korup seperti
bangsa-bangsa sebelumnya, oleh karena itu rasulullah diutus untuk

6
menyempurnakan akhlak mulia sebagai ajaran Islam, yang bertujuan untuk
memperbaiki kepribadian seseorang. Karakter Mulia selalu lengkap.
Sendi-sendi iman yang mengarah pada kesempurnaan kepribadian
manusia.

Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa


dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:

1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak Yang mulia


sebagai misi pokok risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang
nanti pada hari kiamat.
4. Rasulullah SAW menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai
ukuran kualitas imannya.
5. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada Allah Swt.
6. Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah Swt. Memberikan
akhlak beliau.
7. Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan
akhlak.
Perhatikan ajaran Islam tentang membangun akhlak. Hal ini juga
terlihat pada kandungan Alquran yang sangat berkaitan dengan perintah
berbuat baik, berbuat adil, dan mencegah kejahatan.

Umat Islam yang siap untuk benar-benar menjadi “ummatan


wasathan” harus dibekali dengan tuntunan berupa ajaran akhlak mulia
yang harus mewarnai setiap aspek dan kehidupan karena sesungguhnya
ilmu komunikatif yang terbesar adalah ilmu “al akhlakul karimah” yang
menjadi dasar umat Islam. Akhlak Islam adalah untuk mencapai
kebahagiaan bagi individu di dunia dan di akhirat dan baik bagi
masyarakat muslim dengan mengarahkan agama mereka keagama yang
lebih bermoral dan ikatan yang kuat. Akhlak yang baik yang

7
menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku dan muamalah, sehingga ia
menjadi sumber pokok bagi tingkah laku yang utama dan akhlak mulia
dalam Islam. (Yunita, Pendidikan Akhlak Bagi Mahasiswa, 2023).

D. Norma Dasar dan Tolak Ukur Akhlak


1. Norma dasar
Norma adalah petunjuk langkah tingkah laku yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu
alasan (motivasi) tertentu dengan disertai sanksi. Sanksi adalah
ancaman/akibat yang akan diterima apa bila norma tidak dilakukan.
Macam-macam norma:
1) Norma agama: norma agama adalah aturan-aturan hidup yang
berupa perintah-perintah dan larangan-larangan, yang oleh
pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa.
Aturan-aturan itu tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara
manusia dengan Tuhan (ibadah), tapi juga hubungan horisontal,
antara manusia dengan sesama manusia.
2) Norma kesusilaan: norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup
tentang tingkah laku yang baik dan buruk, yang berupa "bisikan-
bisikan" atau suara batin yang berasal dari hati nurani manusia.
Berdasarkan kodrat kemanusiannya, hati nurani setiap manusia
"menyimpan" potensi nilai-nilai kesusilaan.
3) Norma kesopanan: norma kesopanan adalah aturan hidup
bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik dan tidak baik,
patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu
lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu. Norma ini
biasanya bersumber dari adat istiadat, budaya, atau niali-nilai
masyarakat.
4) Norma hukum: norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat
oleh lembaga negara yang berwenang, yang mengikat dan bersifat
memaksa, demi terwujudnya keterbitan masyarakat. Sifat
"memaksa" dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang

8
merupakan kelebihan norma hukum dibanding dengan ketiga
norna lain.
2. Tolak ukur akhlak
a. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus dijalani
seseorang, yaitu usaha mengosongkan diri dari perilaku atau akhlak
tercela. Hal ini dapat dicapai dengan menjauhkan diri sdari
kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan
dorongan hawa nafsu. Yang dimaksud dengan takhalli itu sendiri ialah
mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan
hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha
menguasai hawa nafsu. Takhalli (membersihkan diri dari sifat tercela)
para sufi dipandang penting karena semua sifat-sifat tercela
merupakan dinding-dinding tebal yang membatasi manusia dengan
tuhannya.
b. Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi atau menghiasi diri dengan jalan
membiasakan diri dengan sikap, perilaku, atau akhlak terpuji. Tahapan
tahalli ini dilakukan setelah jiwa dikosongkan dari akhlak-akhlak. Ada
beberapa cara untuk menghiasi diri kita untuk mendekatkan diri pada
Allah diantaranya: qona’ah, sabar, tawakkal hatinya, ridho, syukur,
masuk dalam kategori kriteria jiwa atau mental yang sehat.
c. Tajalli
Tajalli dapat dikatakan terungkapnya nur ghaib untuk hati.
Rasulullah Saw. bersabda: ada saat-saat tiba karunia dari tuhanmu,
maka siapkanlah dirimu untuk itu. Oleh karena itu, setiap calon sufi
mengadakan latihan jiwa, berusaha untuk membersihkan dirinya dari
sifat-sifat tercela, mengosongkan hati dari sifat yang keji ataupun dari
hal-hal duniawi, lalu mengisinya dengan sifat-sifat terpuji seperti:
beribadah, zikir, mengindarkan diri dari hal-hal yang dapat
mengurangi kesucian diri dari seluruh jiwa (hati) semata-mata hanya

9
untuk memperoleh tajalli yaitu menerima pancaran ilahi (Nasution,
2013).

E. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak


Ilmu akhlak sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, ilmu ini pantas untuk dipelajari dan dipahami secara
mendalam. Ilmu akhlak berarti akhlak yang berpijak dari pengetahuan,
yang digali dari berbagai pendekatan dan hasil-hasil penelitian.
Pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan menggali hikmah dari
pengalaman kehidupan manusia, perjalanan sejarah manusia dan
kebudayaan, serta dari cara pandang manusia terhadap lingkungan
disekitarnya.
Pendekatan tersebut termasuk pendekatan yang bersifat empiris,
yaitu pendekatan yang berpegang pada pengalaman sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Dalam pendekatan empiris, kebenaran adalah segala sesuatu
yang telah dialami dan bersifat objektif. Akhlak merupakan tindakan
kreatif yang penuh dengan cipta, karsa, dan karya, melalui pemberdayaan
akal budi yang luhur. Idealisme manusia seharusnya terus dipelihara, guna
menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran hakiki, yang berdampak pada
kehidupan manusia di dunia dan akhirat (Amin, 2016).
Hikmah mempelajari ilmu akhlak, adalah meningkatkan kehidupan
ketaraf lebih baik. diantara manfaat terbesar dalam memperlajari ilmu
akhlak sebagai berikut:
1. Peningkatan amal ibadah yang lebih baik, lebih khusyu’, dan lebih
ikhlas.
2. Peningkatan ilmu pengetahuan untuk meluruskan perilaku dalam
kehidupan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
3. Peningkatan kemampuan mengembangkan sumber daya diri, agar
lebih mandiri dan berprestasi.

10
4. Peningkatan kemampuan bersosialisasi, melakukan silaturrahmi, dan
membangun ukhuwah atau persaudaraan dengan sesama manusia dan
sesama muslim.
5. Peningkatan penghambaan jiwa kepada Allah SWT. yang
menciptakan manusia beserta alam dan isinya.
6. Peningkatan kepandaian bersyukur dan berterimakasih kepada Allah
SWT. atas segala nikmat yang telah diberikannya.
7. Peningkatan strategi beramal soleh, yang dibangun atas dasar
rasionalitas.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah ajaran, sekumpulan peraturan dan ketetapan, baik
secara lisan ataupun tulisan yang berkenaan tentang bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak sehingga dengan setiap tindakan dan perbuatan
yang dilakukan itu menjadikannya sebagai manusia yang baik.

Secara kategoris, ruang lingkup atau muara pelaksanaan perbuatan


akhlak Islam dan tasawuf itu ada 4 (empat): (1) akhlak terhadap Allah, (2)
akhlak terhadap sesama manusia, (3) akhlak terhadap diri sendiri, (4)
akhlak terhadap lingkungan.

Tolak ukur akhlak yang di bagi menjadi 3 tahap yaitu takhalli,


tahalli, dan tajalli. Adapun ciri-ciri tasawuf akhaki adalah melandaskan
diri pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, kesinambungan antara hakikat dengan
syariat, bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antartuhan dan
manusia, lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan.

B. Saran
Demikian materi yang dapat kami sampaikan mengenai materi
yang menjadi pokok-pokok pembahasan dalam makalah ini. Tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
pengetahuan dan referensi yang ada hubungan dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi kita semua serta menjadi sumber materi
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Haris. (2007). Pengantar Etika Islam . Sidoarjo: Alafkar Press.


Abdurrahman, M. (2016). AKHLAK Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia.
Jakarta: Grafindo Persaja.
Amin, S. M. (2016). ILMU AKHLAK. Jakarta: AMZAH.
Amril. (2015). Akhlak Tasawuf: Merentas Jalan Menuju Akhlak Mulia . Bandung:
Refika Aditama .
hasbi, m. (2020). AKHLAK TASAWUF . yogyakarta: TrustMedia Publishing.
Nasution, A. B. (2013). Akhlak Tasawuf: Pengenalan, pemahaman, dan
pendalamannya. Jakarta: Raja Grifindo Persada.
Yunita, Y. (2023). Pendidikan Akhlak Bagi Mahasiswa. Lombok Tengah : Pusat
Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.
Yunita, Y. (2023). Pendidikan Akhlak Bagi Mahasiswa. Lombok Tengah: Pusat
Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia .

13

Anda mungkin juga menyukai