Proposal Skripsi (4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PRPOSAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER


KELISTRIKAN BODI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PEMELIHARAAN LISTRIK SEPEDA MOTOR SISWA KELAS XI TBSM
SMK TUNAS WIYATA WAY TUBA

Diajukan kepada fakultas FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa


Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:

FERRI ANGGRIAWAN

NIM. 2017006073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

2023
HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER


KELISTRIKAN BODI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PEMELIHARAAN LISTRIK SEPEDAH MOTOR SISWA KELAS XI
TBSM SMK TUNAS WIYATA WAY TUBA

Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Tanggal : …………………………

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Slamet Priyanto, M.Pd. Sigit Purnomo, M.Pd.

NIDN: 0010065601 NIDN: 0524029301

Mengetahui,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dekan FKIP,

Dr. Siti Mariah, M.Pd.


NIDN. 0005126508
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga Tugas Akhir Skripsi dalam rangka memenuhi
sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Kelistrikan Bodi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pemeliharaan Listrik Sepedah Motor Siswa Kelas Xi
Tbsm Smk Tunas Wiyata Way Tuba ” dapat tersusun dengan lancar.

Penulis menyadari penyusunan tugas akhir skripsi ini dapat terlaksan dari
bantuan, dukungan, dorongan, semngat serta saran dan pendapat dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Pardimin, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sarjanawiyata


Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian ini.
2. Dr. Siti Mariah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan
izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
3. Drs. Ir. Suparmin, M.T., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pendidikan
Vokasional Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan otivasi kepada
penulis dalam penulisan proposal skripsi ini.
4. Dr. Slamet Priyanto, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam
penulisan proposal skripsi ini.
5. Sigit Purnomo, M.Pd. Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam
penulisan proposal skripsi ini.
6. Tisnawati, S.Pd., M.M., Kepala Sekolah SMK Tunas Wiyata Way Tuba yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di
sekolah tersebut.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu demi satu, yang dengan caranya
masing-masing telah berkontribusi dalam penelitian hingga penyusunan
proposal skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha semaksimal mungkin agar

proposal skripsi ini dapat selesai dengan baik, tetapi sebagai manusia penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan

saran yang membangun kami harapkan untuk kesempurnaan proposal skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis

pada khususnya.

Yogyakarta, 26 Januari 2023

Peneliti

Ferri Anggiawan
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... V
DAFTAR TABEL............................................................................................ VII
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... VIII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah............................................................................ 10
D. Fokus Pengembangan........................................................................... 11
E. Tujuan Pengembangan......................................................................... 11
F. Manfaat Pengembangan....................................................................... 11
1. Manfaat Teoritis............................................................................. 11
2. Manfaat Praktis............................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Pustaka...................................................................................... 13
1. Belajar............................................................................................ 13
2. Pembelajaran.................................................................................. 14
3. Pengembangan............................................................................... 16
4. Media Pembelajaran....................................................................... 17
5. Modul............................................................................................. 18
6. E-Modul......................................................................................... 37
7. Bahan Ajar E-Modul menggunakan Adobe Acrobat Reader PDF. 45
8. Materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)............................ 47
B. Kajian Penelitian yang Relevan........................................................... 48
C. Kerangka Pikir...................................................................................... 52
D. Pertanyaan Penelitian........................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan.......................................................................... 55
B. Prosedur Pengembangan...................................................................... 56
1. Define (Pendefenisian)................................................................... 58
2. Design (Perancangan).................................................................... 59
3. Tahap Pengembangan (Develop)................................................... 60
4. Tahap Penyebaran (Desseminate).................................................. 63
C. Definisi Operasional............................................................................. 63
D. Uji Coba Produk................................................................................... 64
1. Desain uji Coba.............................................................................. 64
2. Subjek Uji Coba............................................................................. 65
3. Waktu Uji Coba.............................................................................. 65
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data........................................... 65
1. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 65
2. Instrumen Pengumpulan Data........................................................ 66
F. Teknik Analisis Data............................................................................ 69
Daftar Pustaka.................................................................................................. 72
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2.1. Perbedaan Modul Cetak Dengan Modul Elektronik.............................38
Tabel 2.2. Kompetensi Dasar Sistem Suspensi Sepeda Motor..............................47
Tabel 3.1. Kisi-kisi Ahli Materi.............................................................................67
Tabel 3.2. Kisi-kisi Ahli Media..............................................................................68
Tabel 3.3. Skala Persentase Kelayakan..................................................................71
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Pikir...................................................................................54
Gambar 3.1 Model Pengembangan 4D.................................................................56
Gambar 3.2 Pengembangan Bahan Ajar Dengan Model 4D................................57
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Long Life Education, kalimat yang telah dikenal sejak dulu sampai saat
ini, apalagi bagi pemerhati pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat, itulah arti
bebas dari kalimat tersebut. Pentingnya pendidikan dalam hidup dan kehidupan
manusia telah menjadikannya salah satu kebutuhan pokok manusia. Manusia
yang tak mempunyai pendidikan bagaikan makhluk yang raganya saja seperti
manusia yang sudah meninggal (tidak berguna). Pendidikan umumnya berarti
daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa
tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, supaya kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita
didik selaras dengan dunianya. Ki Hadjar Dewantara (1977:14). Pendidikan
nasional menurut paham Taman Siswa ialah pendidikan yang beralaskan garis-
hidup dari bangsanya (cultureel - national) dan ditunjukkan untuk keperluan
perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajar negara dan
rakyatnya , agar dapar bekerja bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk
kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia. Ki Hadjar Dewantara (1977:15).
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun
maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak- anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setingi-tingginya. Oleh
karena itu, haruslah diingat bahwa pendidikan hanya suatu ”tuntunan” di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Ini berarti, bahwa hidup tumbuhnya anak-
anak itu terletak di luar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Anak-anak
itu sebagai makhluk, sebagai manusia, sebagai benda hidup jelas hidup dan
tumbuh menurut kodratnya sendiri. Kekuatan kodrati yang ada pada anak-anak
tidak lain adalah segala kekuatan di dalam hidup batin dan hidup lahir dari
anak-anak itu, yang ada karena kekuasaan kodrat. Kaum pendidik hanya dapat
menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. Ki Hadjar
Dewantara (1977:20-21).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 yaitu,usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menjelaskan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang hendak
dicapainya, rumusan tujuan pendidikan Nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsan. Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut tidaklah mudah, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan
pencapaian tujuan pendidikan, maka dari itu hal ini menjadi tugas dan
tanggung jawab dunia pendidikan untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan
yang baik, maka menjadi keharusan bagi pendidikan maupun pendidik untuk
memahaminya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam suatu pendidikan. Tanpa
perumusan tujuan, guru tidak dapat merancang pelajaran, tidak bisa mengukur
keberhasilan dari penyampaian pelajaran, dan sulit dalam mengorganisir
kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut terdapat satuan

pendidikan kejuruan yang termuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program

kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta

mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina

yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan

dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi

sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan

mengembangkan diri.

Salah satu dari banyaknya lembaga pendidikan formal di Indonesia, yang

sekarang sedang berkembang pesat adalah Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Definisi dari sekolah menengah kejuruan dijelaskan dalam Peraturan

Pemerintah No. 29 Tahun 1990 BAB I pasal (1) ayat (3) yaitu Pendidikan

menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah

yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan

jenis pekerjaan tertentu. Sesuai dengan UU Sidiknas No.20 Tahun 2003,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di dirikan dengan tujuan menyiapkan

lulusan yang siap untuk melajutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

dan memiliki keunggulan kompetensi untuk memasuki lapangan pekerjaan

tingkat menengah di dunia usaha /industri.


Jadi SMK harus dapat memberikan bekal untuk lulusan, baik ilmu

pengetahuan maupun keterampilan sehingga lulusan mampu untuk bersaing di

dunia kerja, dunia pendidikan, maupun di dunia bisnis. Salah satu tujuan

pendidikan kejuruan adalah menghasilkan lulusan yang berkompeten dan siap

kerja, maka diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Pendidikan menjadi

tolak ukur dalam perkembangan bangsa, sehingga menjadi faktor penting

penunjang suatu bangsa. Apabila suatu negara memiliki sistem Pendidikan

yang buruk atau masih cacat, maka perlu diselesaikan penyebab permasalahan

Pendidikan tersebut. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak

permasalahan Pendidikan yang ada.

Pada Data Pusat Statistik (BPS) per Austus 2022 yang menunjukkan

Tingkat Penganguran Terbuka (TPT) indonesia sebesar Indonesia tercatat

sebesar 5,86% pada Agustus 2022. Capaian itu menurun seiring pemulihan

ekonomi yang terus berlanjut. TPT pada Agustus 2022 mengalami penurunan

0,63% ketimbang periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada

Agustus 2021, TPT di Indonesia sebesar 6,49%. Nilai itu juga masih membaik

dibandingkan dua tahun lalu. Pada Agustus 2020, TPT Indonesia sempat

menyentuh 7,07% alias tertinggi semenjak pandemi Covid-19. Pada data

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam siaran persnya menyebut, dari jumlah

pengangguran di Indonesia lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

menjadi pengangguran tertinggi jika berdasarkan kategori tingkat pendidikan,

yakni mencapai 10,38 persen. Persentase tingkat pengangguran tertinggi

selanjutnya adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 8,35


persen, dan disusul oleh lulusan Diploma I/II/III sebesar 6,09 persen. TPT

terbesar tercatat pada kategori pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebesar 0,58 persen. Sebaliknya, kategori pendidikan SMK, Diploma I/II/III

dan Universitas mengalami penurunan. Penurunan TPT tertinggi tercatat

untuk kategori pendidikan Universitas sebesar 0,99 persen. Dari data diatas

seiring berjalannya dan berkembangnya teknologi semakin meningkatnya

pengangguran pada lulusan SMK yang hal ini tidak sesuai dengan tujuan

SMK yaitu menghasilkan lulusan yang berkompeten dan siap kerja.

Smk Tunas Wiyata Way Tuba merupakan sekolah menengah berbasis

kejuruan swasta yang bertempat di Kecamatan Way Tuba. sekolah tersebut

memiliki mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan sepeda motor serta sudah

menggunakan Kurikulum 2013 dan K13 revisi 2017, yang dimana guru

sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk lebih aktif pada kegiatan belajaran

di ruang kelas. Hasil wawancara dengan guru di jurusan Teknik Dan Bisnis

Sepeda Motor SMK Tunas Wiyata Way Tuba, diperoleh bahwa trainer media

pembelajaran kelistrikan bodi belum didapatkan, sehingga, trainer yang akan

dikembangkan mencakup komponen kelistrikan bodi yang dibuat lebih

flexsible dalam penggunaanya seperti kerangka papan tulis dilengkapi roda

supaya mudah dipindahkan.

Pengurangan jam pelajaran mengakibatkan jam praktikum berkurang dan

akibat dari kurikulum 2013 menghilangkan dalam penilaian sikap normatif

dan adaptif siswa. Oleh karena itu, banyak siswa yang cenderung kurang

memahami materi. Sebelumnya media pembelajaran yang digunakan guru


dalam penyampaian di awal materi berupa papan tulis dan video yang masih

membingungkan siswa. Hal ini berarti bahwa media pembelajaran berbentuk

trainer dalam penyampaian di awal materi dibutuhkan untuk menarik

perhatian siswa dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, siswa dikatakan

berhasil jika mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

“Tingkat keberhasilan pembelajaran dapat dikatakan kurang, apabila bahan

pembelajaran yang telah disampaikan kurang 75% dikuasai siswa (Sutikno,

2013, p. 163). Tingkat keberhasilan dalam pembelajaran Mata Pelajaran

Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor SMK Tunas Wiyata Way Tuba, dikatakan

kurang berhasil dapat dilihat dari hasil ujian akhir semester yang mendapatkan

nilai rata-rata 43,05 lalu juga nilai ujian yang dilaksanakan mendapatkan nilai

rata-rata 61,93 yang mencapai kkm hanya tiga siswa, jika dihasilkan dengan

persentase siswa yang mencapai KKM hanya 36% atau dibawah itu.

Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik dalam membuat suatu media

pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam bentuk trainer yang berisikan

secara lengkap mengenai instalasi penerangan kelistrik dengan penambahan

sumber pembangkit listrik baterai dan konversi PLN ke DC 12V. Trainer

dapat digunakan dalam pengaplikasian dan menyelesaikan persoalan di

instalasi listrik. Trainer ini dikemas dalam bentuk persegi panjang

menggunakan kerangka besi hollow 3x3 cm yang dilas secara kokoh

berbentuk seperti papan tulis berukuran 166 cm x 100 cm dengan bahan dasar

acrylic 5mm.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, tujuan penulis ini yaitu:

1) Membuat media pembelajaran berbentuk trainer untuk mata pelajaran

Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor di SMK Tunas Wiyata Way

Tuba;

2) Mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran instalasi kelistrikan

bodi kendaraan pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda

Motor di SMK Tunas Wiyata Way Tuba;

3) Mengetahui tingkat kelayakan jobsheet media pembelajaran kelistrikan

pada mata pelajaran instalasi penerangan Pemeliharaan Listrik Sepeda

Motor di SMK Tunas Wiyata Way Tuba;

4) Mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran dan jobsheet

kelistrika bodi pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda

Motor di SMK Tunas Wiyata Way Tuba ;

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, terdapat berbagai masalah dan

keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian maka perlu adanya

pembatasan masalah. Hal ini bermaksud supaya penelitian lebih berfokus,

maka peneliti hanya melakukan penelitian yang mecakup hal-hal berkaitan

dengan masalah pembelajaran pemeliharaan kelistrikan Sepeda Motor.

Masalah yang akan diteliti adalah kurang efektifnya pembelajaran trainer


kelistrikan bodi sepeda motor. Pada penelitian ini peneliti akan membatasi

pada materi kelistrikan bodi di SMK Tunas Wiyata Way Tuba.

D. Fokus Pengembangan

Berdasarkan uraian diatas identifikasi masalah dan batasan masalah diatas

fokus pengembangan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana proses mengembangkan trainer kelistrikan bodi pada mata

pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan sepeda motor di SMK Tunas

Wiyata Way Tuba?

2. Bagaimana kelayakan trainer kelistrikan bodi pada mata pelajaran

Semeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor di SMK Tunas Wiyata Way

Tuba?

E. Tujuan Pengembangan

Secara umum pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan trainer

kelisrikan bodi yang baik. Adanya tujuan khusus dari pengembangan ini

untuk:

1. Mengembangkan Treiner Kelistrikan Bodi pada mata pelajaran

Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor di SMK Tunas Wiyata Way

Tuba.

2. Bagaimana kelayakan trainer kelistrikan bodi pada mata pelajaran

Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor di SMK Tunas Wiyata Way

Tuba.

F. Manfaat Pengembangan

1. Manfaat Teoritis
a. Membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, sebagai

sumber belajar yang layak dan layak dan mudah dipahami serta

menambah bahan ajar mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan

Sepeda Motor pada materi Kelistrikan Bodi Sepeda Sepeda Motor

kelas XI SMK Tunas Wiyata Way Tuba.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti

selanjutnya yang mempunyai pembahasan penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam menyususn

serta mengukur kelayakan media ajar berupa trainer kelistrikan bodi mata

pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan sepeda Motor kelas XI pada materi

sistem penerangan Sepeda motor dan dapat dijadikan inspirasi untuk

penelitian selanjutnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERNYATAAN PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Belajar

Belajar merupakan sesuatu proses yang kompleks yang terjadi pada

diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar merupakan perubahan

perilaku yang disebabkan oleh pengalaman sehingga terdapat perubahan

tingkah laku paa dirinya. Menurut Slameto (2013:02) bahwa “Belajar

adalah ssuatu proses usahayang dilakukan sesorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Adapun

menurut Daryanto (2013:02) “Belajar ialah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan

2. Pengembangan

Media merupakan sebuah alat bantu untuk menampilkan informasi

yang terstruktural dengan memilikai dasar acuan yang kongkrit. Media

dalam hal ini merupakan dampak dari kemajuan teknologi dengan

pesatnya zaman sekarang. Menurut UU RI Nomor 18 tahun 2002,

pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilm pengetahuan yang telah

terbukti untuk manfaat, fungsi dan aplikasi ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah ada pembaharuan.

Tessmer & Richey

3. .

Anda mungkin juga menyukai