Denanda Rifqy Khairunnisa 202001500202 S8C

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KERESAHAN/MASALAH DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAIK SISWA/LAYANAN KONSELOR

NAMA : DENANDA RIFQY KHAIRUNNISA


NPM : 202001500202
KELAS : S8C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2024
A. Pendahuluan
Pengertian dari bimbingan konseling atau yang seringkali disingkat menjadi BK
ini adalah serangkaian aktivitas yang berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
pada konseling dengan cara tatap muka, baik itu secara individu ataupun kelompok
dengan memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan itu nantinya
diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan
yang dialami oleh konseling, yakni dengan cara terus-menerus dan sistematis. Bimbingan
konseling ini juga telah diatur di dalam Surat Keputusan Mendikbud No. 025/1995
mengenai Petunjuk Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Disini disebutkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan
yang ditujukan untuk peserta didik, baik itu individu ataupun kelompok supaya mandiri
dan tetap bisa berkembang secara optimal. Tak hanya itu saja, bimbingan yang diberikan
juga meliputi bimbingan sosial, karir, belajar, dan lainnya melalui berbagai macam
layanan dan juga kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pada
intinya, bimbingan konseling adalah sebuah proses interaksi antara konselor dan juga
konseli. Baik itu secara langsung ataupun tidak langsung dalam rangka membantu para
konseli supaya bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya atau bisa
memecahkan masalah yang sedang mereka alami. Selain itu, bimbingan konseling juga
bisa disebut sebagai salah satu upaya yang sistematis, objektif, berkelanjutan, dan logis,
serta terprogram yang mana dilakukan oleh para konselor untuk memberikan fasilitas
pengembangan konseli supaya mereka bisa mencapai kemandirian dan mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Konseling, dalam konteks sekolah tinggi, adalah bentuk dukungan khusus yang
dilakukan untuk mengatasi berbagai aspek dalam kesejahteraan siswa. Hal ini melibatkan
bimbingan profesional yang diberikan oleh konselor terlatih untuk membantu siswa alias
peserta didik dalam menavigasi tantangan emosional, akademis, dan pribadi yang sering
menyertai fase penting dalam hidup mereka. Konselor sekolah bertindak sebagai mentor,
pendengar, dan pendukung bagi siswa sehingga mereka bisa membagikan kekhawatiran
tanpa takut dihakimi. Pada akhirnya siswa dapat menemukan solusi yang dibutuhkan dan
bisa mengambil keputusan penting yang harus mereka ambil.
Pentingnya konseling bagi siswa tidak bisa diragukan lagi di tengah dinamika
kehidupan sekolah yang penuh tekanan dan tantangan. Konseling bukan hanya tentang
memberikan bantuan saat siswa menghadapi masalah, tetapi juga tentang memberikan
pandangan yang menyeluruh terhadap kesejahteraan mereka. Pada masa-masa kritis ini,
konselor memainkan peran penting dalam membantu siswa menavigasi tantangan
emosional, akademis, dan sosial yang mereka hadapi. Dengan dukungan yang sesuai
maka program bimbingan konseling akan membantu siswa dalam pengembangan
keterampilan hidup, pengelolaan stres, dan pengambilan keputusan yang tepat untuk
masa depan mereka. Oleh karena itu, konseling tidak hanya menjadi sebuah program,
tetapi menjadi landasan penting dalam mendukung pertumbuhan dan kesuksesan siswa
saat berada di dalam atau di luar sekolah. Sesi konseling di sekolah biasanya berfokus
pada area-area seperti:
1) Konseling sosial-emosional: Membantu peserta didik menavigasi kecemasan sosial,
hubungan, harga diri, dan tantangan emosional.
2) Konseling akademis: Memberikan bimbingan tentang pemilihan mata pelajaran,
keterampilan belajar, manajemen waktu, dan penetapan tujuan akademis.
3) Konseling karir: Menawarkan dukungan personal dalam menjelajahi pilihan karir,
memahami kekuatan dan minat, dan mempersiapkan siswa untuk musim kehidupan
selanjutnya di perguruan tinggi atau jalur vokasional.
4) Konseling perguruan tinggi: Membantu peserta didik dalam mendaftar perguruan
tinggi, beasiswa, bantuan keuangan, dan menavigasi kompleksitas proses penerimaan
perguruan tinggi.

B. Latar Belakang
Saat ini setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks,
penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi kehidupan
tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang
secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan
lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan
pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan
pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan
khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.
Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan untuk mengembangkan
potensi dan kompetensi hidup peserta didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi
mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli
betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan
secara langsung (tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan
konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu), dan diberikan secara
individual (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta
didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas
(jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
Dari hasil masalah umum yang maka ditemukan beberapa fenomena
permasalahan yang terjadi di Sekolah yang menyangkut dengan PTSDL yaitu:
1) Masalah yang sering terjadi pada konten prasyarat penguasaan materi adalah
ditemukan adanya siswa yang memiliki hambatan dan tidak menguasai materi
pelajaran yang telah diberikan guru dan siswa yang tidak mampu menjawab soal-soal
ulangan atau ujian karena kurangnya penguasaan materi pelajaran.
2) Masalah yang sering terjadi pada konten keterampilan belajar adalah siwa yang tidak
mencatat materi pelajaran yang telah diberikan guru, siswa mengalami kesulitan
terhadap materi yang memuat kata-kata dalam bahasa asing, siswa yang memiliki
kebiasaan mengganggu teman ketika belajar atau ribut ketika jam pelajaran
berlangsung, siswa yang sering lupa atau tidak membawa peralatan yang diperlukan
dalam belajar di sekolah, tidak menggunakan waktu luang untuk mendalami materi
pelajaran, tidak terbiasa memanfaatkan media elektronik untuk belajar dan siswa
yang tidak bisa mengatur waktu dengan tepat.
3) Masalah yang sering terjadi pada konten sarana dan prasarana belajar yaitu siswa
merasa tidak nyaman didalam kelas karena terasa panas, sarana belajar yang tidak
memadai di rumah dan ekonomi orang tua yang pas-pasan.
4) Masalah yang sering terjadi pada konten diri sendiri atau masalah pribadi siswa yaitu
siswa merasa tidak konsestrasi belajar dan motivasi belajarnya sangat rendah,
merokok di sekolah supaya terlihat keren oleh teman-temannya dan Siswa yang tidak
menghormati atau mengolok-olok gurunya.
5) Masalah yang sering terjadi pada konten lingkungan belajar dan sosio-emosional
yaitu siswa sering terlambat ke sekolah karena jarak tempuh antara rumah siswa ke
sekolah sangat jauh, Siswa yang tidak bisa bergaul dengan teman kelasnya, Sering
bolos sekolah karena ingin main bersama teman dan siswa yang merasa rendah diri
karena sering dibully.

Peran dan Fungsi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting untuk dapat kita ketahui dan pahami. Bimbingan dan Konseling
dalam pendidikan adalah suatu disiplin yang berfokus pada upaya membantu
individu, terutama siswa, dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan potensi
mereka di bidang akademik, sosial, emosional, dan karir. Bimbingan dan Konseling
dalam konteks pendidikan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang holistik dan
terintegrasi guna meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.
Pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan adalah untuk
memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan yang tepat untuk mengoptimalkan
potensi mereka, mengatasi masalah yang mungkin timbul, mempersiapkan diri untuk
masa depan, dan mencapai kesejahteraan. Peran dan fungsi Bimbingan dan Konseling
dalam pendidikan sangat penting dalam membantu siswa menghadapi berbagai
tantangan dan mengoptimalkan perkembangan mereka secara holistik.
Kemuliaan terbesar bagi seorang konselor adalah menjadi seorang yang dijadikan
panutan bagi para siswa. Konselor yang sadar akan dirinya menjadi panutan bagi para
siswa karena kekomplitannya akan penyelesaian masalah yang secara teoritis sangat
efektif dalam memandirikan siswa, akan terus berusaha dalam meningkatkan segala
aspek yang dibutuhkan siswa dalam pemunuhan pendidikan karakter. Sangatlah tidak
mustahil apabila seorang konselor dijadikan sebuah live model di Sekolah dan
sebagai cermin bagi para siswa. Karena didalam hidup mustahil seseorang tidak
mendapatkan suatu masalah, dan hanya seorang konselorlah yang sejatinya sangat
peduli terhadap para siswa.
Konselor membantu siswa dalam mengelola waktu belajar, merencanakan tujuan
akademik, dan meningkatkan motivasi belajar. Mereka memberikan bimbingan dalam
pemilihan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan potensi siswa.Konselor juga
membantu siswa mengembangkan strategi belajar yang efektif dan mengatasi
kesulitan belajar. Konselor membantu siswa menjelajahi pilihan karir,
mengidentifikasi minat, bakat, dan nilai-nilai pribadi mereka. Mereka memberikan
informasi tentang jalur karir, pelatihan atau pendidikan lanjutan yang diperlukan,
serta membantu siswa merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan karir
mereka. Konselor juga membantu siswa dalam menghadapi tantangan dalam memilih
karir yang tepat. Konselor membantu siswa dalam mengambil keputusan yang tepat,
baik terkait dengan pendidikan, karir, maupun kehidupan pribadi mereka. Mereka
memberikan informasi objektif, membantu siswa menganalisis pilihan, dan
mempertimbangkan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil.Konselor juga
membantu siswa mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang baik.
Perilaku negatif siswa korban broken home merupakan sebuah perilaku sosial
yang negatif dimana perilaku ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari orang
lain. Siswa broken home merupakan korban dari ketidakharmonisan yang terjadi
dalam sebuah keluarga yang berakibat anak kurang dalam hal mendap at kasih sayang
orangtuanya. Hal ini dapat berpengaruh pada mental seorang siswa dan juga
menyebabkan seorang siswa tidak mempunyai semangat lagi dalam hidupnya.
Perilaku negatif siswa korban home di lingkungan sekolah sampai saat ini masih terus
terjadi, seperti di SMP Negeri 5. Bentuk perilaku negatif siswa korban broken home
yang dilakukan oleh MA seperti sering membolos, berkelahi, merokok, berbohong
dengan memalsu surat ijin, merusak sarana dan lingkungan sekolah, tidak disiplin
dalam proses KBM, sering terlambat masuk kelas/sekolah, pakaian tidak sesuai
ketentuan sekolah, dan tidak mengerjakan tugas dari guru. Hal ini sejalan dengan
pendapat Lestari (2012) yang menjelaskan bahwa individu yang broken home
cenderung melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai sosial.
Tindakan tersebut dilakukan MA sebagai bagian dari pencarian pengakuan di
lingkungan sekitarnya. Ciri-ciri yang ditunjukkan siswa ini membuat siswa akan
bermasalah dengan belajarnya dan bukan tidak mungkin akan siswa akan ketinggalan
pada belajarnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Azis (2015) menjelaskan bahwa
banyak anak korban broken home tingkat SMP mengalami tekanan (depresi)
mentalnya, umur remaja memang sangat rentan dengan problema sosial terutama
karena dilatarbelakangi oleh keluarga yang broken.

C. Metode dan Pendekatan Konseling


Konseling memiliki pengertian sebagai pemberian bantuan oleh seorang ahli atau
konselor kepada orang yang bermasalah atau konseling untuk menyelesaikan
permasalahannya. Dalam lingkungan sekolah, kerap terjadi permasalahan seperti masalah
akademik, kenakalan siswa, dan sebagainya yang membutuhkan bimbingan konseling
yang tepat. Dalam melaksanakan bimbingan konseling, diperlukan pendekatan konseling
sebagai dasar dalam melakukan proses konseling. Dalam pendekatan konseling, para
konselor tidak hanya menggunakan satu metode saja. Berikut ini adalah beberapa metode
pendekatan bimbingan konseling yang dapat diterapkan di sekolah:
1) Konseling behavioral merupakan metode pendekatan konseling yang dilakukan untuk
mempelajari tingkah laku individu. Pendekatan konseling dengan metode behavioral
bertujuan untuk mewujudkan tingkah laku baru dan menghilangkan tingkah laku
sebelumnya yang maladaptif. Teknik yang dapat dilakukan dalam pendekatan
konseling behavioral adalah latihan asertif, desentisasi sistematis, pengkondisian
aversi, dan pembentukan tingkah laku model. Beberapa teknik tersebut diterapkan
sesuai kebutuhan dan kondisi para konseling. Latihan asertif ini dapat diterapkan pada
konseling yang kerap kesulitan dalam mendeskripsikan apakah tindakan yang
dilakukan benar. Dalam latihan asertif, konselor dapat melakukan permainan bermain
peran ataupun diskusi kelompok. Desentisasi sistematis dapat dilakukan untuk
membantu konseling menenangkan diri dan mengajarkannya untuk rileks. Untuk
fokus dalam menghilangkan kebiasaan buruk, konselor dapat melakukan teknik
pengkondisian aversi. Dengan teknik tersebut, konseling dapat dilatih kepekaanya
untuk merespon hal yang disenangi dengan kebalikan respon sebelumnya. Sedangkan
pembentukan tingkah laku model dilakukan dengan menunjukkan tingkah laku
melalui model audio, fisik, dan sebagainya yang bertujuan untuk memperkuat tingkah
laku yang sudah terbentuk. Dengan teknik tersebut, maka pendekatan konseling
behavioral ini cocok diterapkan di sekolah untuk mengatasi kenakalan pada siswa.
2) Pendekatan konseling kelompok dilakukan antara seorang atau beberapa konselor
dengan sekelompok konseling. Pendekatan konseling ini ditujukan agar konseling
mampu meningkatkan kemampuan dalam mengatasi dan menghadapi masalahnya.
Konseling kelompok bertujuan agar konseling dapat menemukan dan memahami
dirinya sendiri dan mengembangkan kemampuan komunikasi satu sama lain dalam
sebuah kelompok untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Para konseling dituntut
untuk lebih mampu memahami kebutuhan orang lain sehingga timbul kepekaan
dalam dirinya. Pendekatan konseling seperti ini sangat cocok diterapkan di sekolah,
terutama untuk mengatasi permasalahan antar siswa dalam satu kelompok.
3) Konseling individu merupakan pertemuan secara individual antara konselor dan
konseling. Dengan pendekatan konseling ini akan memunculkan hubungan saling
memahami dan mengenal tujuan bersama. Konselor akan lebih mudah dalam
membantu dan mengembangkan pribadi konseling. Pendekatan konseling ini
bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan, menghilangkan sesuatu yang tidak
diinginkan atau yang menghambat dan menimbulkan kerugian. Pendekatan seperti ini
juga sangat cocok diterapkan di sekolah untuk membangun interaksi yang lebih
mendalam antara siswa dan guru bimbingan konseling. Beberapa pendekatan
bimbingan konseling di atas sangat cocok diterapkan di sekolah untuk membantu
siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sebagai konselor, harus
memahami dan mengenali pribadi konseling dengan baik agar dapat mencapai tujuan
untuk menyelesaikan permasalahan bersama.

D. Tantangan dan Solusi


Penyusunan program sebagai bagian dari kegiatan BK merupakan salah satu
kegiatan manajemen. Aktivitas manajemen dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang
berkontribusi pada tujuan dan pencapaiannya sambil memberikan perhatian yang tepat
pada kualitas. sementara dikelola melalui proses yang berkualitas, hasil yang berkualitas
akan tercapai. Untuk memastikan bahwa program BK dibuat dengan memperhatikan
langkah-langkah dalam pengelolaan seperti pengkajian, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan layanan inti dan pendukung, serta evaluasi, maka langkah-langkah tersebut
harus diperhatikan dalam penyusunan program BK. Sehubungan dengan pemahaman
sebelumnya, maka perencanaan kegiatan bimbingan konseling di sekolah hendaknya
dipadukan dengan program pendidikan. agar pelaksanaan program ini dapat
meningkatkan kemampuan siswa secara utuh. Namun, pada kenyataannya, terdapat
beberapa masalah yang menghambat program bimbingan dan konseling untuk
berkembang. Diantaranya: tujuan bimbingan dan konseling tidak sejalan dengan tujuan
pendidikan; bimbingan dan konseling masih berpusat pada masalah pemrograman tidak
didasarkan pada penilaian kebutuhan sekolah tidak mendukung program bimbingan dan
konseling; kurangnya pemahaman tentang paradigma kolaborasi interprofessional di
satuan pendidikan; dan kurangnya dukungan dari sekolah. Sekolah juga menyediakan
sumber daya yang tidak memadai untuk inisiatif bimbingan dan konseling.
Solusinya yaitu Masih banyak SMA yang menyelenggarakan program Bimbingan
dan Konseling tidak berdasarkan komponen key programming, dan masih terdapat
kekurangan konten dalam program Bimbingan dan Konseling tersebut. Ini adalah
masalah yang sering terjadi di sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat. Sekolah
menengah ini adalah inspirasi awal keputusan untuk mengejar karir di bidang Bimbingan
dan Konseling sebagai jurusan. Selain itu, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
di sekolah menengah atas menjadi kekhawatiran kritis yang menjadi penghambat
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan tersebut. Hal ini
merupakan rintangan yang harus diatasi agar dapat berhasil melaksanakan layanan
bimbingan dan konseling. Bangunan dan fasilitas lainnya yang sedang dalam proses
pembangunan atau bahkan tidak ada. Permasalahan selanjutnya adalah individu yang
bekerja di sekolah untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling tidak selalu
saling bekerjasama. Akibatnya, petugas pelaksana layanan tidak selalu dapat membantu
layanan bimbingan dan konseling dengan cara yang paling efektif.

E. Studi Kasus
Mengelola transisi dari dunia pendidikan ke dalam dunia kerja merupakan
tantangan penting untuk lulusan sekolah. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki akses
informasi dan kesadaran bahwa ada peluang yang tersedia dan pilihan yang harus dibuat.
Bimbingan karir mendukung pengambilan keputusan karir tersebut dan dalam banyak
kasus memberikan keterampilan manajemen karir, memberdayakan individu untuk
membuat keputusan baik dan mandiri mengelola karir mereka. Oleh karena itulah,
lembaga TVET menyediakan bimbingan karir yang akan memberdayakan siswa dan
lulusan untuk mengambil keputusan karir, untuk lebih memanfaatkan strategis
kesempatan belajar yang ada dan untuk menerjemahkan kualifikasi yang diperoleh dan
pengalaman kerja ke dalam pekerjaan awal yang memberikan prospek pengembangan
karir. The SED-TVET melalui Bidang Kegiatan yang ada dalam lembaga TVET
memiliki keunggulan membantu SMK menjadi BETTER SCHOOL melalui Program
transisi sekolah ke dunia kerja untuk siswa dan lulusan. Beberapa produk yang
dikembangkan SED-TVET untuk mendukung SMK menjadi BETTER SCHOOL melalui
Program transisi sekolah ke dunia kerja , antara lain materi ajar Kompas Masa Depan dan
START (Materi Ajar bagi Guru SMK untuk Proses Transisi ke Dunia Kerja), sebuah
instrumen berbasis portofolio membantu siswa dalam mengeksplorasi kekuatan dan
minat mereka dalam interaktif dan partisipatif.
SMK Negeri 24 Jakarta merupakan salah satu sekolah menengah dari program
SED-TVET yang menerapkan dua produk tersebut yang dikembangkan oleh program
SED-TVET. Saat ini SMK Negeri 24 Jakarta memiliki 5 konselor dalam memberikan
layanan konseling, termasuk bimbingan karir, dengan dukungan sarana dan prasarana
yang memadai (misalnya tersedianya ruang konseling, fasilitas mengajar, koleksi buku
atau informasi tentang orientasi kejuruan), yang akan membuat siswa secara proaktif
menuntut layanan bimbingan karir dari konselor. Motivasi dan kapasitas SMK Negeri 24
Jakarta pada kenyataannya memiliki potensi besar untuk menjadi BETTER SCHOOL
melalui Program transisi sekolah ke dunia kerja bagi siswa dan lulusan dengan
menyediakan layanan / informasi kepada guru serta perusahaan mitra, menjadi pilot
dalam ujicoba dan pilot dalam penggunaan instrumen (Kompas Masa Depan dan
START) untuk sekolah-sekolah lain di Jakarta Timur.
F. Kesimpulan
Konsep bimbingan konseling SMA diharapkan dapat terlaksana di semua sekolah
di Indonesia. Peran serta bimbingan konseling dalam bimbingan akademik, bimbingan
karier dan bimbingan pribadi sosial baik dengan cara preventif maupun cara kuratif di
harapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan membantu menciptakan manusia
Indonesia seutuhnya serta membangun masyarakat Indonesia yang merupakan tujuan
pembangunan nasional Indonesia. Harapan yang paling utama dengan pelaksanaan
konsep bimbingan konseling SMA adalah siswa SMA mampu berperan positif dalam
hidup bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai