Bab 1-5 LPSN 2017
Bab 1-5 LPSN 2017
Bab 1-5 LPSN 2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upet adalah istilah bunga jantan pada tanaman kluwih yang sudah kering
dan jatuh ke tanah. Penduduk pada jaman dahulu memanfaatkan upet untuk
mengusir nyamuk, baik saat berkebun maupun saat berada di dalam ruangan.
Kemampuan upet sebagai obat pengusir nyamuk belum banyak diketahui oleh
orang-orang pada jaman sekarang. Banyaknya obat pengusir nyamuk yang
dijual bebas, mengakibatkan manusia memiliki ketergantungan yang tinggi
terhadap penggunaan obat nyamuk berbahan insektisida sintetis. Obat nyamuk
bakar berbahan kimia buatan memiliki dosis yang tinggi dan sangat ,berbahaya
bagi tubuh apabila kita menghirup asapnya.
Penggunaan insektisida sintetis, seperti obat nyamuk bakar, dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Bahaya insektisida sintetis
dapat menimbulkan kanker, gangguan saraf, gangguan permapasan, penurunan
fungsi organ reproduksi dan juga menimbulkan keracunan (Nikmah, 2016).
Peneliti beranggapan perlu dikembangkan cara-cara baru dalam pengendalian
serangga yang aman dan efektif. Pengendalian serangga dengan pemanfaatan
tanaman yang mengandung zat pestisida sebagai insektisida hayati dapat
menjadi solusinya.
Upet dapat dijadikan alternatif untuk bahan obat nyamuk bakar ramah
lingkungan, karena sifat bahan pestisidanya yang alami. Alasan peneliti memilih
melakukan penelitian ini, pertama, peneliti ingin membuktikan dugaan bahwa
upet mengandung zat kimia tertentu yang tidak disenangi serangga, khususnya
nyamuk, sehingga dapat digunakan untuk mengusirnya. Kedua, upet adalah
bunga kluwih yang mudah didapatkan dan saat ini belum ada yang
memanfaatkannya untuk bahan obat nyamuk, sehingga peneliti ingin mencoba
membuatnya menjadi obat nyamuk bakar dengan campuran bahan yang lain.
Ketiga, proses pembuatan upet menjadi obat nyamuk bakar sangat mudah dan
murah, pembuatannya manual, serta tidak menggunakan alat yang modern.
1 1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah kandungan zat kimia dalam upet, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai insektisida nabati?
2. Apakah upet efektif digunakan sebagai alternatif bahan obat nyamuk bakar
ramah lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan kandungan zat dalam upet, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida nabati.
2. Untuk mengetahui efektivitas upet sebagai alternatif bahan obat nyamuk
bakar ramah lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya tentang pemanfaatan upet sebagai alternatif bahan
obat nyamuk bakar yang ramah lingkungan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian
dan membuat karya ilmiah.
b. Bagi dunia pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik untuk
pengembangan pengetahuan, khususnya di bidang IPA dan lingkungan. .
2
BAB II
TELAAH PUSTAKA
4
Saponin membentuk larutan koloid dalam air dan juga membentuk busa
yang mantap, apabila dikocok serta tidak hilang dengan penambahan asam,
sehingga mempunyai ciri rasa yang pahit (Sukatiningsih, 2006). Saponin diberi
nama demikian, karena sifatnya menyerupai sabun, “sapo” berarti sabun.
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa jika
dikocok dengan air. Saponin diketahui sebagai antimikroba untuk menghambat
jamur dan menlindungi tanaman dari serangga. Selain itu, saponin juga bersifat
racun untuk beberapa hewan berdarah dingin (Najib, 2009).
D. Prosedur Penelitian
1. Uji Kandungan Saponin pada Upet
a. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Pisau; untuk memotong bahan.
b) Pengaduk; untuk mengaduk bahan.
6 6
c) Timbangan; untuk menimbang bahan.
d) Tabung reaksi; untuk mereaksikan filtrat.
e) Mangkok; untuk tempat menumbuk bahan.
f) Alu/mortar; untuk menghaluskan bahan.
g) Kertas saring; untuk menyaring bahan.
2) Bahan
a) Upet.
b) Air murni (aquades).
b. Langkah Pengujian
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mengambil upet dan memotong-motongnya.
3) Memasukkan potongan upet ke dalam mangkuk.
4) Menumbuk upet dengan mortar hingga halus.
5) Menambahkan aquades ke dalam sampel upet.
6) Mengaduk sampel.
7) Menyaring sampel filtrat atau sarinya.
8) Memasukan sari upet ke dalam tabung reaksi.
9) Menggoyang-goyangkan tabung reaksi.
10) Mengamati sampel dengan teliti, apabila terdapat buih yang banyak
dan tidak mudah hilang, maka sampel mengandung saponin.
b. Langkah Pembuatan
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Mengambil upet, memotong menjadi bagian-bagian kecil, dan
memblendernya menjadi serbuk.
3) Menyaring serbuk upet , sehingga didapatkan serbuk upet yang lebih
halus.
4) Menimbang serbuk upet dan serbuk arang kayu dengan
perbandingan 2 : 1.
5) Memasukkan serbuk upet dan serbuk arang kayu ke dalam
mangkuk, kemudian mengaduknya hingga tercampur rata.
6) Merekatkan campuran serbuk upet dan serbuk arang kayu dengan
lem kayu secukupnya, lalu diaduk kembali.
7) Melakukan pencetakan obat nyamuk bakar berbahan upet.
8) Mengeringkan obat nyamuk bakar berbahan upet dengan cara
dijemur.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Kandungan Saponin pada Upet
Hasil pengujian kandungan saponin pada upet dalam penelitian ini
sebagai berikut.
a. Serbuk upet yang sudah halus, setelah diberi air panas kemudian
dimasukkan tabung reaksi dan digoyang-goyangkan, maka larutan
berbusa dan tidak cepat hilang. Hal tersebut menunjukkan bahwa upet
mengandung saponin.
b. Endapan kuning pada larutan setelah didiamkan, menunjukkan bahwa
upet mengandung zat lain selain saponin, yaitu flavonoid.
9 9
Tabel 4.1 Hasil Uji Efektivitas Obat Nyamuk Bakar Berbahan Upet
Jumlah Jumlah
Jumlah Sampel Waktu
Nyamuk Lemas Nyamuk Mati
Nyamuk (Ekor) (Menit)
(Ekor) (Ekor)
20 1 4 16
15 1 5 14,50 36
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Dampak Obat Nyamuk Bakar Berbahan Upet pada Manusia
No Perlakuan Hasil uji
1 Asap dihirup Tidak membuat sesak di dada
2 Disentuhkan ke kulit Tidak menimbulkan gatal atau perubahan
warna merah pada kulit, tidak membekas
3 Asap terkena mata Tidak membuat pedih di mata
10
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Dampak Obat Nyamuk Bakar Berbahan Upet pada Hewan
No Nama Hewan Hasil Uji
Waktu (Menit)
1 Belalang 5 Lemas (menit ke-1)
2 Ikan 5 Mati (menit ke-4)
3 Semut 5 Mati (menit ke-2)
B. Pembahasan
1. Kandungan Zat dalam Upet
Sesuai hasil uji kandungan zat pada upet, maka upet terbukti
mengandung saponin yang ditandai dengan adanya busa pada larutan upet
setelah dikocok berulang kali. Upet juga mengandung zat flavonoid yang
ditandai dengan adanya endapan kuning pada larutan setelah didiamkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sukatiningsih (2006), bahwa saponin
membentuk larutan koloid dalam air dan juga membentuk busa yang
mantap, apabila dikocok serta tidak hilang dengan penambahan asam,
sehingga mempunyai ciri rasa yang pahit.
11
mampu menghancurkan butir-butir darah (bersifat hemolitik). Saponin tidak
bersifat toksin untuk manusia, apabiila ikan tersebut dikonsumsi. Tidak
toksinnya saponin untuk manusia dapat diketahui dari minuman, seperti bir
yang busanya disebabkan oleh saponin.
Belalang setelah menghirup asap obat nyamuk bakar terlihat lemas,
tetapi tidak sampai mati dan semut mengalami kematian dalam waktu cukup
singkat. Belalang dan semut mengalami keracunan setelah menghirup asap
obat nyamuk bakar berbahan upet, disebabkan sifat saponin yang hemolitik
dan iritatif pada saluran pernapasan serta lambung serangga. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa upet berpotensi sebagai insektisida nabati
untuk mengusir dan membunuh serangga, karena mengandung zat kimia
alami, yaitu saponin (Nikmah, 2016).
12
Gambar 4.2 Obat Nyamuk Bakar Berbahan Upet
Hasil uji coba nyala obat nyamuk bakar berbahan upet pada penelitian
ini didapatkan data bahwa obat nyamuk dengan diameter 1 cm dan panjang
15 cm setelah dinyalakan selama 5 menit panjangnya berkurang 0,5 cm atau
menjadi 14,50 cm. Apabila obat nyamuk tersebut akan digunakan dalam
waktu setengah malam (6 jam) atau 360 menit, maka dibutuhkan obat
nyamuk dengan panjang sekitar 36 cm. Penambahan serbuk arang kayu
sebagai bahan obat nyamuk bakar ikut meningkatkan kemampuan nyala
obat nyamuk, sehingga tidak mudah mati. Keseluruhan data hasil uji coba
nyala ini menunjukkan bahwa upet efektif digunakan sebagai bahan obat
nyamuk bakar, karena sifat waktu nyalanya yang lama.
13
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang upet sebagai alternatif bahan obat
nyamuk bakar ramah lingkungan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Upet mengandung zat saponin yang dapat berfungsi sebagai insektisida
nabati untuk membunuh nyamuk.
2. Upet efektif sebagai alternatif bahan obat nyamuk bakar ramah lingkungan,
karena terbukti mampu membunuh nyamuk, tidak bersifat toksin pada
manusia, dan memiliki waktu nyala yang lama.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti kemukakan berkaitan dengan penelitian yang
telah dilakukan sebagai berikut.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat kandungan zat kimia
selain saponin pada upet, misalnya flavonoid.
2. Pembuatan obat nyamuk bakar berbahan upet ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin pencetak untuk menyempurnakan bentuk dan kualitas
produk.
14 14
DAFTAR PUSTAKA
Fazriani, Sri Wafda. 2013. Filtrat Biji Kluwih (Arthocarpus Communis) Alternatif
Menormalkan pH Lambung dan Anti Bakteri. Diakses pada
http://Contoh_Lomba_Karya_Tulis_Ilmiah.htm, tanggal 5 Mei 2017, pukul
10.30 WIB.
15 15