Sap Penyakit Tifus - Dian Hartini S

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PENYAKIT TIFUS

Dosen Pembimbing : NS. Rogayah, Mkep

Disusun Oleh :

Dian Hartini Sopiyan

(21004)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR. SISMADI

TAHUN AJARAN 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara pembelajaran ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

PEMBIMBING MATERI

( NS. ROGAYAH, Mkep )

Mengetahui

Kaprodi D3 keperawatan STIKes Dr. Sismadi

( DIAN HARTINI SOPIYAN )


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan satuan acara pembelajaran yang
berjudul “PENYAKIT TIFUS”
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Poko Pembahasan : Penyakit Tifus


Sub Poko Pembahasan : Konsep Penyakit Tifus Dan Pencegahaan Penyakit Tifus
Sasaran : Masyarakat Sekitar
Hari/Tanggal : Senin, 16 April 2018
Tempat : kelurahan Majasari
Waktu : 45 Menit

A. Karakterisrtik Peserta Didik


Karakteristrik peserta didik adalah Masyarakat Sekitar yang belum mengerti tentang
Penyakit Tifus dan Pencegahan Penyakit Tifus.
B. Tujuan Instruksional
 Tujuan Instruksional umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharpkan pada masyarakat sekitar kelurahan
: LCD/Proyektor
majasari dapat mengetahui penyakit tifus dan pencegahan penyakit tifus
 Tujuan Instruksi khusus (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 45 menit diharapkan pada masyarakat
sekitar kelurahan majasari mampu mengetahu : : Moderator
a. Pengertian Penyakit Tifus
b. Penyebab Penyakit Tifus
c. Tanda Dan Gejala Penyakit Tifus : Penyuluh
d. Pencegahan Penyakit Tifus
☺☺☺ : Peserta
C. Materi ( terlampir )
Materi peuluahan yang akan disampaikan meliputi : ☺☺☺
1. Pengertian Penyakit Tifus
2. Penyebab Penyakit Tifus : fasillator
3. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus
4. Pencegahaan Penyakit Tifus
D. Media : Observer
 LCD / Proyektor
 Leaflet
E. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya Jawab
F. Setting Tempat
☺☺☺
☺☺☺

G. Pengornisasi
 Moderator :
 Penyuluh : DIAN HARTIINI SOPIYAN
 Fasilllator :
 Observer :
Pembagian tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya penyuluhan dari awal sampai selesai
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasillator : Memotivasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai selesai
H. Kegiatan Penyuluhan

N
Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
o
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan dir i 2. Mendengarkan dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
Pembukaan masyarakat sekitar tentang 3. Menjawab pertanyaan
1
( 5 menit ) penyakit tifus 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tentang tujuan memperhatikan
penyuluhan 5. Menyetujui kontrak
5. Membuat kontrak waktu waktu
1. Menjelaskan tentang
 Pengertian penyakit
tifus
 Penyebab penyakit tifus
1. Mendengarkan dan
 Tanda dan gejala
memperhatikan
Kegiatan Inti penyakit tifus
2 penjelasan penyuluhan
(25 menit )  Cara pencegahaan 2. Aktif bertanya
penyakit tifus 3. Mendengerkan
2. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
1. Menyimpulkan materi
yang disampaikan oleh
1. Mendengarkan
penyuluh
danmemperhatikan
Penutup 2. Mengevaluasi peserta atas
3 2. Menjawab pertanyaan
( 15 menit ) penjelasaan yang
yang diberikan
dismapaikan dan penyuluh
3. Menjawab salam
menanyakan kembali
3. Salam penutup

I. Evaluasi lisan
1. Apa pengertian dari penyakit tifus ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan penyakit tifus?
3. Sebutkan tanda dan gejala dari penyakit tifus ?
4. Serta bagimana cara pencegahan penyakit tifus ?
J. Materi
PENYAKIT TIFUS

A. Pengertian Penyakit Tifus


Tifus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan
gangguan kesadaraan ( FKUI, 1985 ).
Tifus adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebarkan darikotoran kemulut melalui
makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah. (Markum, 1991).
Tifus adalah suatu peyakit infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh kuman salmonella
typhosa. Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam thypoid ini cukup banyak,
tersebar dimana-mana, ditemukanhampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita oleh
anak berumur 5 sampai 9 tahun. Kurdangnya pemeliharaan kebersihan merupakan penyebab
paling sering timbulnya penyakit tifus. Pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi
makanan yang kurang bersih dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini.
B. Penyebab Penyakit Tifus
Penyeabab penaykit tifus adalah bakteri bernama salmonella typhosa. Sumber penyebab
penyakit ini, lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di bekas cucian gelas, sendok,
piring dan sebagianya dengan kondisi air cucian yang tidak diganti, serta tangan yang kotor.
Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun
kotoran.
Kurangnya pemeliharaan kebersihan marupakan penyebab paling sering timbul penyakit
tifus. Pola makan yang tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang kurang bersih dapat
menyebabkan timbulnya penyakit ini. Bakteri salmonella typhosa merupakan bakteri yang
bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor,
makan yang tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan kapan saja dapat menderita
penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena demam thypoid.
Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci tangan menjadi penyebab
terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup menular lewat air seni atau tinja penderita.
Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini
dan tempat-tempat kotor.
C. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi klinik pada anak
umumnya bervariasi demam adalah gejala yang paling utama diantara semua gejala di klinik.
Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakitb ini. Bahkan, gejalanya
menyerupai penyakit infeksi akut lainnya gejala yang muncul yaitu anatara lain :
1. Demam
2. Sering bengong
3. Tidur secara terus-menerus
4. Sakit kepala
5. Mual dan muntah
6. Nafsu makan menurun
7. Sakit perut
8. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari hari
9. Peningkatan sushu bertambah setiap hari
Setelah minggu kedua gejala berambha jelas dan dapat dikatakan sebagai ciri khas
dari penyakit tifus, yaitu anatara lain :
1. Demam yang dialami semakin tinggi
2. Lidah kotor
3. Bibir kering
4. Kembung
5. Penderita terlihat acuh tidak acuh
D. Pencegahan Penyakit Tifus
Sebelum terlambat langkah baiknya jika kita mengambil langkah-langkha
pencegahanagar terhfindar dari penyakit ini. Pencegahan tifus dapat kita lakukan mulai dari
hal yang sederhanan, seperti memperhatikan makan danminuman kit asehari-hari, hindari
jajan atau membeli makanan dan minuman di tempat yang kurang bersih, serta
mengkonsumsi makanan dan minuman yang benar-benar sudah dimasak. Air minum kita
konsumsi harus dimasak terlebih dahulu hingga mendidih (100° C). lindungi makanan kita
kita dari lalat, dan kecoa dan tikus karena hewan-hewan tersebut dapat membawa bakteri
salmonella typhosa yang merupakan penyebab tifus.
Selanjutnya, kita harus senantiasas memperhatikan kebersihan diri sendiri dan lingkungan
kita. Cucilah tanagan dengan sabun setelah ke WC/Toilet. Pembuangan kotoran manusia juga
harus pada tempatnya, jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga
mengundang lalat karena dapat membawa bakteri salmonella typhosa dari feses kemakanan.
Oleh karena itu, bila dirumah banyak lalat harus dibasmi sehingga tuntas untuk menghindari
dari penyebab bakteri penyebab tifus.
Selain dengan meperlihatkan kebersihan makanan dan lingkungan, saat ini pencegahan
terhadapat kuman salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinai bernama chotipa
(cholera-thypoid-parathypoid) atau tipa (thypoid-parathypoid). Vaksinasi dapat mencegah
kuman msuk dan berkembang biak. Vaksinais ini sebaiknya dilakukan terhadap seluruh
keluarga, bahkan untuk anak usia balita yang masih rentan dpat juga divaksinasi.
Penyakit tifus ini tidak boleh dianggap enteng. Penderita tifus dapat mengalami
komplikasi pendarahan pada usus halus dan usus halus berlubang, infeksi paru, infeksi
empedu. Pengobatan penderita tifus juga harus secara total. Pengobatan yang tidak tuntas,
membuat bkateri akan terus terbawa dan berkembang biak. Bahkan tingkat kemungkinan
kambuh lagi dapat mencapai 15%. Selain itu penyakit ini uga dpat kambuh sesudah d2
minggu pemberian antibiotic. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh penderita
tifus dalam upaya pencegahaan dan pemulihan kondisi dari penderita :
1. Harus berobat tuntas, artinya pada saat skait, hsrus istirahat total, makan makanan
yang lunak, dan antibiotic yang diberikan dokter hraus dihabiskan, sampai 7 hari
bebas demam. Dengan cara denikian, semua bakteri salmonella akan mati dan sisa
bakteri yan masih hidup dapat diatasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Jangan makan makanan yang kurang sehat dan tidak bersih, karena kemungkinan
tifus dapat menyerang kembali.
3. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan, seperti gizi yang baik, tidur 7-8jam sehari,
olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu selama 1 jam.
4. Bagi yan pernah mengalami penyakit tifus sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang
sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali dari pada orang yang
sama sekali belum menderita tifus.
DAFTAR PUSTAKA

A.Poter , Patricia, Pery, 2002, Keterampilan dan Prosedur Dasar, Mosby : Elserver Science.
Brunner & suddarth. 2002, Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakrta
JNPK_KR. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Penlayanan Kesehatan
Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai