Laporan Orde Reaksi
Laporan Orde Reaksi
Laporan Orde Reaksi
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
I. Judul Percobaan: Penentuan orde reaksi dan Tetapan laju reaksi.
II. Tujuan Percobaan:
1. Menentukan orde dan tetapan laju reaksi saponifikasi atau penyabunan etil
asetat.
Reaksi penyabunan dengan konsetrasi awal etil asetat dan ion hidroksida
yang sama memenuhi persamaan berikut:
r = k [CH3COOC2H5]m [OH]n
r = k [CH3COOC2H5]m+n
log r = log k + (m+n) log [CH3COOC2H5]
Dengan demikian nilai tetapan laju (k) dan orde reaksi (m+n) dapat
ditentukan dengan metodek grafik linear antara laju reaksi (r) dan konsentrasi etil
asetat yang bersisa pada selang waktu tertentu.
V. Prosedur Kerja:
1. Masing-masing 50 ml etil asetat dengan konsentrasi 0,02 M dimasukkan ke
dalam 2 labu Erlenmeyer tertutup ( Labu A dan Labu B)
2. Labu A dan B diletakkan dalam termostat, hingga suhu keduanya sama
3. Dimasukkan masing-masing 20 ml HCl 0,02 M ke dalam 6 labu Erlenmeyer
4. Ketika suhu Labu A dan B sama, NaOH ( Labu B) dengan etil asetat ( Labu A)
dicampurkan dengan cepat dan jalankan stopwatch ketika kedua larutan
tersebut bercampur.
5. Ketika stopwatch menunjukkan menit ke 3, 8, 15, 25, 40, dan 65 menit, 10 ml
larutan dititrasi menggunakan NaOH 0,02 M
6. Sisa campuran labu A dan B dipanaskan, kemudian didinginkan.
7. 10 ml larutan dititrasi menggunakan NaOH 0,02 M
VIII. Pembahasan:
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini membahas tentang
penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi yang telah dilakukan pada praktikum
dilaboratorium kimia tersebut. Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar pula, dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka
laju reaksinya semakin kecil pula. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi
atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi
dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan konsentrasi laju reaksi
terhadap konsentrasi pereaksi. Pada percobaan pertama yaitu membahas
tentang pengaruh konsentrasi pada penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
awal percobaan yaitu dua tabung reaksi yang diteteskan dengan larutan HCl
sebanyak 2 ml HCl 0,1 M, HCl 0,2 M dan HCl 0,3 M. ternyata pada masing-
masing tabung reaksi ketika ditambahkan dengan pita zink terdapat gelembung-
gelembung. Pada tabung reaksi ketiga larutan HCl 0,3 M memiliki gelembung
yang paling banyak dibanding dengan tabung reaksi HCl 0,2 M dan HCl 0,1 M.
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan
reaksi yang berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen campuran
zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi
kimia, karena molekul–molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang lainnya.
Dalam sistem heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang yang
bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul-
molekul atom-atom atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi telebih dahulu
bertumbukkan. Maka semakin luas permukaan suatu reaksi mak semakin cepat
reaksi itu berlangsung. Jika luas permukaan ini diperbanyak, dengan jalan
memperkecil ukuran partikel, maka laju reaksi menjadi lebih cepat. Pada
percobaan kedua yaitu membahas tentang pengaruh luas permukaan pada
penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi awal percobaan yaitu Masing-
masing gelas reaksi kimia ditambahkan dengan air sebanyak 50 ml, kemudian
pada masing-masing gelas kimia dimasukkan gula pasir halus, gula pasir dan gula
batu sebanyak 2 gram. Dan diaduk secara perlahan dan bersamaan dengan
mencatat waktu. Hasil pengamatan pertama pada percobaan reaksi tersebut yaitu
bahwa pada larutan gula halus yang dilarutkan dengan air sebanyak 2 gram dalam
waktu 2-3 detik Mudah larut, merupakan zat yang pelarutannya lebih cepat
terlarut dengan air dan menghasilkan warna yang berwarna putih keruh.
Sedangkan pada pengamatan kedua pada percobaan reaksi larutan tersebut yaitu
bahwa pada larutan gula pasir yang dilarutkan dengan air sebanyak 2 gram dalam
waktu 15 detik Mudah larut, merupakan zat yang kedua yang pelarutannya lebih
cepat terlarut setelah gula halus. Zat yang mudah larut dengan air dan
menghasilkan warna yang berwarna bening. Dan pada pengamatan yang ketiga
pada percobaan reaksi larutan tersebut yaitu bahwa pada larutan gula batu yang
dilarutkan dengan air sebanyak 2 gram dalam waktu 1 menit 50 detik, tidak
mudah terlarut dalam air membutuhkan waktu yang lama untuk melarutkannya.
Hasil dari percobaan tersebut yaitu larutan berwarna kuning cerah.
IX. Kesimpulan:
X. Daftar Pustaka:
Kusumawati, D., & Kurniasih, B. (2015). Buku Ajar Fisika Kimia SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.