Li Rafi Fajar
Li Rafi Fajar
Li Rafi Fajar
30102100139
Pelvis dari kata latin yang berarti waskom/pasu. Dibentuk oleh 4 tulang:
o Os. Coxae dextra et sinistra
o Os. Sacrum
o Os. Coccyges
Terdapat 3 persendian :
o Articulatio sacroiliaca dextra et sinistra
o Symphysis pubica
Pelvis dibagi oleh bidang yang miring yang melewati: promontorium ossis sacri
margo anterior ala ossis sacri, linea arcuata ossis ilia, linea pectinea ossis pubis
(pelvis ossis pubis), crista pubica, margo superior symphysis pubica, menjadi pelvis
major dan pelvis minor. Garis yang lewat bangunan-bangunan tersebut diatas dimana
bidang pemisah tersebut diatas lewat dikenal sebagai "linea terminalis"
o Pelvis major (False pelvis = panggul palsu/semu)
Terdapat diatas bidang yang melewati linea terminalis. Bangunan ini dibatasi
oleh ala sacri serta fossa iliaca di kanan dan kiri.
o Pelvis minor (True pelvis = panggul sejati/sebenarnya)
Terdapat di bawah bidang yang lewat linea terminalis. Disini lebih berupa
ruangan dibanding pelvis major dan disini sering disebut dengan
singkat : pelvis.
Perbedaan pelvis wanita dan pria
ORGAN GENITALIA LUNAK
Terdiri dari:
o Mons pubis/mons veneris/commisura labiorum anterior
Daerah yang membulat menonjol di depan symphysis ossis pubis. Terdiri atas
kumpulan lemak di bawah kulit. Sesudah pubertas daerah ini berambut
o Labia mayor
Sepasang lipatan kulit yang arahnya longitudinal, dimulai dari mons pubis ke
caudodorsal. Kedua lipatan tadi di linea mediana menimbulkan celah yang
merupakan pintu masuk ke dalam vestibulum vagina (rima pudendi)
Memiliki 2 facies :
Facies externa
Berambut, berpigmen, dan banyak mengandung glandula sebacea
Facies interna
Tak berambut serta licin
Diantara dua facies ini terdapat : jaringan ikat longgar, lemak, tunica dartos,
pembuluh pembuluh darah, limfe, dan syaraf, dan akhiran lig. Teres uteri.
Ke arah ventral, kedua labia seolah olah bertemu pada mons pubis, disebut
commisura labiorum anterior. Sebelah dorsal rima pudendi dan ventral
centrum tendineum perinea disebut commisura labiorum posterior
o Labia minor
Lipatan kulit yang terdapat di antara kedua labia majora, pada umumnya
ditutupi labia mayor. Kedua labia minor tidak mengandung lemak, kulitnya
halus, basah, pucat, dan tidak berambut. Kedua labia di sebelah dorsal
bertemu di linea meiana, disebut frenulum labiorum pudenda (fourchette).
Ke arah ventral kedua labia, membagi diri jadi dua bagian, yaitu : bagian
lateral menerus di sebelah dorsal glans clioridis dan dengan pihak lain
membentuk preputium clitoridis. Bagian medial, di linea mediana bertemu
dengan pihak lain di sebelah ventral clitoris disebut frenulum clitoridis
o Vestibulum Vagina
Merupakan ruangan yang terdapat di antara kedua labia minora. Di dalamnya
akan bermuara :
1) Ostium urethra externum
2) Ostium vagina
3) Muara ductus glandula ventibularis majors
4) Muara ductus glandula vestibularis minors
5) Muara glandula paraurethralis
Diantara ostium vagina dan frenulum labiorum pudenda, terdapat bagian dari
pada vestibulum vagina disebut fossa vestibuli
o Bulbus Vestibuli
Merupakan homolog dari bulbus spongiosa pada laki-laki tetapi tidak dilalui
oleh urethra. Bulbus ini jumlahnya sepasang yaitu kanan-kiri (pada laki-laki
satu). Merupakan jaringan erektil yang terdapat di sebelah kanan-kiri ostium
vagina. Bulbus vestibulae terdapat profundal dari m. Bulbospongiosum.
Bulbus ini ke arah dorsal membesar dan membulat, sedang ke arah ventral
menyempit dan berakhir sebagai pita yang menerus pada dataran ventral
corpus clitoridis dan bagian inilah yang homolog dengan corpus spongiosum
penis. Ujung dorsal kedua bulbus vestibulae menghadap glandula vestibularis
o Glandula Vestibularis Mayor
Merupakan homolog dari glandula urethralis Littre pada laki-laki, sedang
glandula urethralis pada wanita homolog dengan prostate pada laki-laki.
o Glandula Vestibularis Minor
Merupakan homolog dari glandula bulbourethralis pada laki-laki.
- Clitoris
Merupakan homolog dari penis laki-laki dan karena terdiri atas jaringan erektil maka
dapat juga menegang (erectio). Bedanya selain kecil, juga tidak dilalui urethra dan
sebagian besar tersembunyi di antara kedua labia minor. Susunan cavernanya hampir
Sama besarnya sehingga tidak begitu menegang seperti penis.
- Urethra feminine
Bentuk lebih lurus, mudah diregangkan dan terbentang, dari cervix vesicae, condong
ke ventral dan bermuara dalam vestibulum vagina. Juga melewati diaphragma pelvis
dan diaphragma urogenitale.
Fungsi : Sebagai alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ovum, sebagai
kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon (estrogen, progesteron, dan relaxin).
Letak : pada fossa ovarica (dinding lateral pelvis, di dorsal ligamentum latum), batas
fossa disebelah dorsalya adalah ureter dan a.hypogastrica dan di sebelah ventralmya
a.umbilicalis (lig.umbilicale laterale)
Tinggi :setinggi SIAS (spina iliaca anterior superior) dan sedikit disebelah
lateral linea lateralis
Morfologi :
o Facies
Facies medialis
Sebagian besar diliputi oleh tuba uterine dan pada beberapa tempt
menghadap lengkung-lengkung ileum.
Facies lateralis
Bersandar pada peritoneum yang menutupi fossa ovalis; peritoneum
ini dipisah oleh jaringan ikat extraperitoneal dari a/v obturatoris
dan n. obturatoris.
o Margo
Margo mesovaricus (margo anterior)
Dilekati oleh mesovarium dan margo in menghadap a. umbilicalis.
Pada margo ini terdapat pintu masuk pembuluh-pembuluh darah,
lymphe, dan saraf, disebut : Hilus ovaricus.
Margo libera (margo posterior)
Sebagian ditempati oleh tuba uterine dan sebagian dilekati ole lig.
Suspensorium ovarii.
o Ekstremitas
Extremitas uterine (inferior)
Dilekati oleh lig. ovarii propium, berbatasan dengan uterus
Extremitas tubaria (superior)
Berbatasan dengan fimbriae tuba uterina
Perlekatan-perlekatan :
o Mesovarium
Adalah suatu duplicatur mesenterium yang meluas ke dorsal dari lembar
dorsal lig. latum, ke margo mesovaricus.
o Lig. Suspensorium ovarii
Adalah pemadatan jaringan extraperitoneal yang terbentang dari ekstremitas
tubaria ke cranial menyilang vasa iliaca externa dan menghilang dalam
jaringan ikat yang menutupi m. psoas major.
Dalam ligamentum ini terdapat vasa ovarica dan plexus nervous ovaricus,
vasa lymphatica.
o Lig. Ovarii propium
Juga adalah pemadatan jaringan extraperitoneal yang membentang dari
ekstremitas uterina ke corpus uteri di sebelah dorsocaudal tempat masuknya
tuba uterina pada uterus.
Vaskularisasi :
o A. Ovarica cabang aorta abdominalis
Melepaskan cabang cabang ke ovarium melalui mesovarium dan melanjut ke
medial dalam lig. Latum uteri untuk memasok tuba uterine dan uterus. Kedua
cabang a. ovarica beranastomosis dengan arteria uterine
o V. ovarica dari plexus pampiniformis
Innervasi :
o Plexus ovaricus yang berhubungan dengan plexus uterine
- Tuba uterine
Menempati tepi cranial dan di dalam dua lembar ligamentum latum.
Terbagi atas 4 bagian, berturut-turut dari uterus ke ovarium yaitu :
o Pars uterine
Letaknya intramural, lumennya tersempit dan membuka dalam lumen uterus
sebagai ostium uterinum tubae.
o Isthmus tuba uterine
Terbentang dari uterus secara horizontal sampai setinggi extremitas uterinae
ovarii. Dindingnya tebal tetapi juga lumennya lebih lebar dari pars uterina.
o Ampulla tuba uterine
Merupakan bagian yang terpanjang dari tuba uterina, juga lumennya terlebar,
dindingnya tipis (tertipis dari pada bagian lain). Terlihat lebih berkelok-kelok.
Merupakan tempat terjadinya fertilisasi
o Infundibulum tuba uterine
Batas infundibulum dengan ampulla menyempit. Bentuk seperti corong yang
membuka ke ovarium, disebut ostium abdominale tuba uterinae. Pada tepi
ostium ini terdapat procesus-procesus, disebut: fimbra tuba. Salah satu ada
fimbria yang lebih besar dan melekat pada ovarium, disebut :
fimbria ovarica.
Vaskularisasi :
o A. uterine dan a. ovarium
o V. Uterina dan v. ovarica
Innervasi :
Sebagian plexus ovaricus dan Sebagian plexus uterina
- Uterus (histera)
Uterus atau Histera adalah organ muskular berbentuk piriformis (seperti buah pir)
yang terletak pada pelvis minor (pada wanita yang tidak hamil) yang berfungsi untuk
tempat implantasi blastocyst, tempat tumbuhnya janin, dan jalan lahir. Uterus terletak
dextroposisi (miring sedikit ke kanan) karena terdorong colon sigmoid.
Secara umum uterus dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
o Fundus uteri
bagian uterus yang convex ke segala arah yang terletak diatas dari cornu uteri
(tempat masuknya tuba uterina ke dalam uterus). Bagian ini bersintopi dengan
ileum dan terkadang dengan colon sigmoid. Selama masa kehamilan fundus
uteri mengalami perubahan ukuran dan letak tinggi sesuai
dengan usia kehamilan.
o Corpus uteri
bagian uterus yang terletak diantara fundus uteri dan isthmus uteri. Bagian ini
memiliki dua permukaan yaitu : facies intestinalis atau facies posterior dan
facies vesicalis atau faces anterior. Selain itu, corpus uteri memiliki margo
uteri yang menghadap ke lateral. Ruangan di dalam uterus disebut cavitas
uteri
o Isthmus uteri
bagian uterus yang menyempit. Pada masa kehamilan, bagian ini tertarik
keatas dan membentuk "segmen bawah rahim".
o Cervix uteri
bagian yang paling bawah dan berbentuk silindris. Cervix uteri terbagi
menjadi dua bagian, yaitu: portio supravaginalis cervicis (bagian yang
terletak diatas vagina) dan portio vaginalis cervicis (bagian yang masuk ke
dalam lumen vagina). Di dalam cervix uteri terdapat sebuah saluran yang
disebut canalis cervicis yang ke arah superior berhubungan dengan cavitas
uteri melalui ostium uteri interna dan ke arah inferior berhubungan dengan
lumen vagina melalui ostium uteri. Dinding canalis cervicis tidak rata karena
terdapat lipatan oblik yang disebut plica palmata
Vaskularisasi :
o A. uterine
o A. ovarica
o R. vaginalis
o R. ascendens
o Plexus venosus arteri yang bermuara ke v. Iliaca interna melalui v, uterine
Innervasi :
Plexus uterovaginalis
- Vagina
Vagina adalah tabung fibromuskular yang berfungsi sebagai alat kopulasi, saluran
untuk darah menstruasi, dan jalan lahir pada proses persalinan. Vagina kearah cranial
berhubungan dengan canalis cervicis melalui ostium uteri dan kearah caudal
berhubungan dengan vestibulum vaginae melalui ostium vagina yang ditutupi secara
tidak sempurna oleh suatu lipatan mukosa yang disebut hymen. Arah vagina condong
ke ventrocaudal, hampir sejajar dengan bidang yang melalui conjugata vera. Vagina
sangat mudah didilatasikan, terutama yang berada di sebelah cranial diafragma pelvis.
Karena portio vaginalis cervicis masuk kedalam lumen vagina, terdapat ruang
potensial yang mengelilingi portio vaginalis cervicis. Ruang ini disebur fornix
vaginae yang terbagi menjadi 4 pars, anterior, posterior, lateral dextra et sinistra.
Vagina memiliki 2 dinding (paries anterior et posterior) yang saling bersentuhan.
Vaskularisasi :
o Proximal : r. descendens a. uterine
o Distal L a. Vaginalis dan a. pudenda interna, a. rectalis media
o Plexus venosus vagina yang berhubungan dengan plexus venosus uteri dan
membentuk plexus venosus uterovaginal
Innervasi :
¼ bagian distal mendapat innervasi dari n. perineales cabang n. pudendus, sisanya
dari plexus uterovaginalis
Sumber :
- Netter, Frank H. 2016. Atlas Anatomi Manusia Bahasa Latin/ Indonesia Edisi 6.
Indonesia: Elsevier
- Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy:
Anatomy of the Human Body. Elsevier; 2014.
2) Tuba Uterina
- Dinding tuba uteria terdapat 3 lapisan:
1. Tunica mucosa lipatan-lipatan
2. Tunica muscularis tersusun atas otot sikuler (dalam) dan otot longitudinal
(luar)
3. Tunica serosa membrane peritoneum visceral
- Dilapisi oleh sel epitel kolumner simpleks (2 sel sel kolumner bersilia dan sel
kolumner tidak bersilia)
3) Uterus
- Fundus dan corpus uteri
Terdiri dari 3 lapisan dari dalam ke luar : endometrium, myometrium dan
perimetrium
a) Endometrium epitel kolumner simpleks, jaringan ikat lamina propia berupa
kolagen tipe III dan kaya akan fibroblast
b) Myometrium tersusun atas otot polos : longitudinal – sirkular – longitudinal
c) Perimetrium Sebagian besar ditutupi oleh tunica adventitia
4) Serviks Uteri
- Merupakan ujung terminal uterus yang menonjol
- Dilapisi epitel kolumner simpleks sekresi mucus
- Pada permukaan luar yang menonjol ke vagina dilapisi sel epitel squamous
kompleks non keratin
5) Vagina
- Terdiri dari 3 lapisan :
a) Tunica mucosa epitel kuboid simpleks (anak-anak). Pada masa pubertas,
epitel squamous kompleks (dewasa). Pada bagian distal tunica mucosa vagina
terdapat bagian yang membentuk suatu membrane yang melapisi orificum
hymen
b) Tunica muscularis
c) Tunica adventitia
Sumber:
Eroschenko, V. P. (2013). di Fiore's Atlas of Histology with Functional Correlations.
Kierszenbaum, Abraham L., Tres, Laura L. 2012. Histology and Cell Biology: An
Introduction to Pathology (3rd ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Mescher, A. L. (2016). Junqueira's Basic Histology Text & Atlas. Mc Grow Hill: Lange.
Tortora, G. J. (2014). Principles of anatomy and phisyology. USA: Wiley
3. bagaiamana siklus menstruasi serta fase fasenya ? (areta)
1. Fase haid
Darah haid dari uterus mengandung 50-150 mL darah, cairan jaringan, mukus, dan sel
epitel yang terlepas dari endometrium. Cairan ini terbentuk karena turunnya kadar
progesteron dan estrogen memicu pelepasan prostaglandin yang menyebabkan
arteriol spiral uterus berkonstriksi. Akibatnya, sel-sel yang didarahi oleh arteriol ini
mengalami kekurangan oksigen dan mulai mati. Akhirnya, keseluruhan stratum
fungsionalis terlepas. Pada waktu in endometrium sangatlah tipis, sekitar 2-5 mm,
karena hanya stratum basalis yang tersisa untuk regenerasi endometrium.
Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ringan ritmik miometrium
uterus, yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus
keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yag terlalu kuat akibat
produksi berlebihan prostaglandin menyebabkan dismenore (kram haid) yang
dialami sebagian wanita. Darah haid mengalir dari kavitas uteri melalui serviks dan
vagina ke eksterior
2. Fase praovulasi
Estrogen yang dibebaskan ke dalam darah oleh folikel-folikel ovarium yang tengah
tumbuh merangsang perbaikan endometrium; sel-sel stratum basal mengalami mitosis
dan menghasilkan stratum fungsionalis baru. Sewaktu endometrium menebal,
terbentuk kelenjar-kelenjar endometrium pendek lurus, dan arteriol menjadi
melingkar-lingkar dan memanjang sewaktu menembus stratum fungsionalis.
Ketebalan endometrium menjadi dua kali lipat, menjadi sekitar 4-10 mm. Dalam
kaitannya dengan siklus uterus, fase pravoulasi juga disebut fase proliferatif karena
endometrium sedang berproliferasi.
3. Fase ovulasi
Ovulasi, pecahnya folikel matang (graaf) dan pelepasan oosit sekunder ke dalam
rongga panggul, biasanya terjadi pada hari 14 dalam siklus 28 hari. Selama ovulasi,
oosit sekunder tetap dikelilingi oleh zona pelusida dan korona radiatanya. Tingginya
kadar estrogen selama bagian terakhir fase praovulasi menimbulkan efek umpan-
balik positif pada sel-sel yang mengeluarkan LH dan gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) serta menyebabkan ovulasi, sebagai berikut:
1) Konsentrasi estrogen yang tinggi merangsang peningkatan frekuensi pelepasan
GnRH dari hipotalamus. Keadaan ini juga secara langsung merangsang
gonadotrof di hipofisis anterior untuk menyekresi LH.
2) GnRH mendorong pelepasan FSH dan LH tambahan oleh hipofisis anterior.
3) LH menyebabkan pecahnya folikel matang (graaf) dan pengeluaran oosit
sekunder sekitar 9 jam setelah puncak lonjakan LH. Oosit yang dikeluarkan
tersebut dan sel-sel korona radiatanya biasanva tersapu ke dalam tuba uterina.
Dari waktu ke waktu, satu oosit lenyap ke dalam rongga panggul, tempat sel ini
kemudian mengalami disintegrasi.
4. fase pascaovulasi
Progesteron dan estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum mendorong
pertumbuhan dan menggulungnya kelenjar-kelenjar endometrium, vaskularisasi
endometrium superfisial, dan penebalan endometrium menjadi 12-18 mm (0,48-0,72
in.). Karena aktivitas sekretorik kelenjar endometrium, yang mulai menyekresi
glikogen, periode ini dinamai fase sekretorik siklus uterus. Perubahan-perubahan
yang bersifat persiapan ini memuncak pada sekitar 1 minggu setelah ovulasi, pada
saat ovum yang telah dibuahi diperkirakan tiba di uterus. Jika tidak terjadi fertilisasi,
kadar progesteron dan estrogen berkurang karena degenerasi korpus luteum.
Turunnya progesteron dan estrogen menyebabkan haid.
Sumber :
Tortora, G. J. (2014). Principles of anatomy and phisyology. USA: Wiley
Perubahan tubuh yang terjadi pada gadis selama masa pubertas, selain pembesaran
payudara, uterus, dan vagina sebagian disebabkan oleh estrogen, yang merupakan “hormon
feminisasi”, dan sebagian lagi disebabkan oleh tidak adanya androgen testis. Wanita
memiliki bahu yang sempit dan panggul yang lebar, paha menyatu, dan lengan melebar
(carrying angleyang lebar). Konfigurasi tubuh ini, ditambah distribusi lemak pada payudara
dan bokong, juga dijumpai pada pria kasim (yang dikastrasi). Pada wanita, laring
mempertahankan proporsi prapubertasnya dan suara tetap bernada tinggi. Wanita memiliki
lebih sedikit rambut tubuh dan rambut kepala lebih banyak, dan rambut pubis biasanya
memiliki karakteristik pola datar di puncaknya (escutcheon wanita). Namun, pertumbuhan
rambut pubis dan ketiak pada kedua jenis kelamin lebih disebabkan oleh androgen daripada
oleh estrogen.
Sumber : Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC
Sumber : DiVall SA, Radovick S. Perkembangan pubertas dan menarche. Ann NY Acad
Sci. 2008; 1135 :19-28.
Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2016.
Sumber :
Lauralee Sherwood. Human Physiology. From cells to systems. Ninth edition
9. bagaimana tanda-tanda perubahan sekunder pada saat pubertas dan menstruasi pada
wanita ? (siti)
Perubahan Primer:
Pertumbuhan payudara: Pertumbuhan payudara adalah salah satu tanda
pertama pubertas pada perempuan. Kelenjar susu di bawah kulit tumbuh dan
payudara menjadi lebih besar dan lebih berbentuk.
Pertumbuhan rambut kemaluan: Rambut kemaluan tumbuh di sekitar area
genital. Rambut ini mulai halus dan kemudian menjadi lebih kasar dan tebal
seiring perkembangan pubertas.
Perubahan Sekunder:
Pertumbuhan rambut di area tubuh lainnya: Rambut mulai tumbuh di area lain
seperti ketiak dan kaki. Pertumbuhan rambut ini terkait dengan peningkatan
hormon seks seperti estrogen.
Perubahan pada kulit: Kulit menjadi lebih berminyak karena peningkatan
produksi kelenjar minyak. Ini dapat menyebabkan jerawat dan kulit berminyak
pada beberapa remaja.
Perubahan bentuk tubuh: Tubuh mengalami perubahan bentuk saat pinggul
melebar, pinggang lebih terdefinisi, dan lemak terdistribusi secara berbeda di
berbagai area tubuh.
Pertumbuhan tulang: Tulang mengalami pertumbuhan dan penguatan selama
masa pubertas. Pertumbuhan tinggi tubuh juga terjadi selama periode ini.
Perubahan suara: Pada remaja perempuan, pita suara menjadi lebih panjang dan
lebih tebal, mengakibatkan perubahan suara yang lebih rendah dan lebih dalam.
Selain perubahan tubuh yang terkait dengan pubertas, ada juga tanda-tanda yang terjadi
selama menstruasi:
Perubahan pada rasa sakit: Beberapa wanita mengalami kram atau nyeri pada
perut bagian bawah selama menstruasi. Ini disebabkan oleh kontraksi rahim saat
lapisan endometrium terlepas.
Perubahan emosi: Beberapa wanita mengalami perubahan suasana hati atau
perasaan lebih sensitif secara emosional selama menstruasi, yang dapat
disebabkan oleh fluktuasi hormon.
Sherwood, (2010), Human physiology : from cells to systems (testimony of
Lauralee. Sherwood).