Li Rafi Fajar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Muhammad Rafi Fajar Satria

30102100139

1. bagaimana anatomi organ reproduksi wanita ? (melya)


ORGAN GENITALIA KERAS
- Pelvis

Pelvis dari kata latin yang berarti waskom/pasu. Dibentuk oleh 4 tulang:
o Os. Coxae dextra et sinistra
o Os. Sacrum
o Os. Coccyges
Terdapat 3 persendian :
o Articulatio sacroiliaca dextra et sinistra
o Symphysis pubica
Pelvis dibagi oleh bidang yang miring yang melewati: promontorium ossis sacri
margo anterior ala ossis sacri, linea arcuata ossis ilia, linea pectinea ossis pubis
(pelvis ossis pubis), crista pubica, margo superior symphysis pubica, menjadi pelvis
major dan pelvis minor. Garis yang lewat bangunan-bangunan tersebut diatas dimana
bidang pemisah tersebut diatas lewat dikenal sebagai "linea terminalis"
o Pelvis major (False pelvis = panggul palsu/semu)
Terdapat diatas bidang yang melewati linea terminalis. Bangunan ini dibatasi
oleh ala sacri serta fossa iliaca di kanan dan kiri.
o Pelvis minor (True pelvis = panggul sejati/sebenarnya)
Terdapat di bawah bidang yang lewat linea terminalis. Disini lebih berupa
ruangan dibanding pelvis major dan disini sering disebut dengan
singkat : pelvis.
Perbedaan pelvis wanita dan pria
ORGAN GENITALIA LUNAK

Organ genitales femininae externa


- Vulva/pubendum feminimum

Terdiri dari:
o Mons pubis/mons veneris/commisura labiorum anterior
Daerah yang membulat menonjol di depan symphysis ossis pubis. Terdiri atas
kumpulan lemak di bawah kulit. Sesudah pubertas daerah ini berambut
o Labia mayor
Sepasang lipatan kulit yang arahnya longitudinal, dimulai dari mons pubis ke
caudodorsal. Kedua lipatan tadi di linea mediana menimbulkan celah yang
merupakan pintu masuk ke dalam vestibulum vagina (rima pudendi)
Memiliki 2 facies :
 Facies externa
Berambut, berpigmen, dan banyak mengandung glandula sebacea
 Facies interna
Tak berambut serta licin
Diantara dua facies ini terdapat : jaringan ikat longgar, lemak, tunica dartos,
pembuluh pembuluh darah, limfe, dan syaraf, dan akhiran lig. Teres uteri.
Ke arah ventral, kedua labia seolah olah bertemu pada mons pubis, disebut
commisura labiorum anterior. Sebelah dorsal rima pudendi dan ventral
centrum tendineum perinea disebut commisura labiorum posterior
o Labia minor
Lipatan kulit yang terdapat di antara kedua labia majora, pada umumnya
ditutupi labia mayor. Kedua labia minor tidak mengandung lemak, kulitnya
halus, basah, pucat, dan tidak berambut. Kedua labia di sebelah dorsal
bertemu di linea meiana, disebut frenulum labiorum pudenda (fourchette).
Ke arah ventral kedua labia, membagi diri jadi dua bagian, yaitu : bagian
lateral menerus di sebelah dorsal glans clioridis dan dengan pihak lain
membentuk preputium clitoridis. Bagian medial, di linea mediana bertemu
dengan pihak lain di sebelah ventral clitoris disebut frenulum clitoridis
o Vestibulum Vagina
Merupakan ruangan yang terdapat di antara kedua labia minora. Di dalamnya
akan bermuara :
1) Ostium urethra externum
2) Ostium vagina
3) Muara ductus glandula ventibularis majors
4) Muara ductus glandula vestibularis minors
5) Muara glandula paraurethralis
Diantara ostium vagina dan frenulum labiorum pudenda, terdapat bagian dari
pada vestibulum vagina disebut fossa vestibuli
o Bulbus Vestibuli

Merupakan homolog dari bulbus spongiosa pada laki-laki tetapi tidak dilalui
oleh urethra. Bulbus ini jumlahnya sepasang yaitu kanan-kiri (pada laki-laki
satu). Merupakan jaringan erektil yang terdapat di sebelah kanan-kiri ostium
vagina. Bulbus vestibulae terdapat profundal dari m. Bulbospongiosum.
Bulbus ini ke arah dorsal membesar dan membulat, sedang ke arah ventral
menyempit dan berakhir sebagai pita yang menerus pada dataran ventral
corpus clitoridis dan bagian inilah yang homolog dengan corpus spongiosum
penis. Ujung dorsal kedua bulbus vestibulae menghadap glandula vestibularis
o Glandula Vestibularis Mayor
Merupakan homolog dari glandula urethralis Littre pada laki-laki, sedang
glandula urethralis pada wanita homolog dengan prostate pada laki-laki.
o Glandula Vestibularis Minor
Merupakan homolog dari glandula bulbourethralis pada laki-laki.

- Clitoris

Merupakan homolog dari penis laki-laki dan karena terdiri atas jaringan erektil maka
dapat juga menegang (erectio). Bedanya selain kecil, juga tidak dilalui urethra dan
sebagian besar tersembunyi di antara kedua labia minor. Susunan cavernanya hampir
Sama besarnya sehingga tidak begitu menegang seperti penis.

- Urethra feminine
Bentuk lebih lurus, mudah diregangkan dan terbentang, dari cervix vesicae, condong
ke ventral dan bermuara dalam vestibulum vagina. Juga melewati diaphragma pelvis
dan diaphragma urogenitale.

Organ genitalia feminine interna


- Ovarium

Fungsi : Sebagai alat reproduksi yang setelah dewasa menghasilkan ovum, sebagai
kelenjar endokrin yang mengeluarkan hormon (estrogen, progesteron, dan relaxin).
Letak : pada fossa ovarica (dinding lateral pelvis, di dorsal ligamentum latum), batas
fossa disebelah dorsalya adalah ureter dan a.hypogastrica dan di sebelah ventralmya
a.umbilicalis (lig.umbilicale laterale)
Tinggi :setinggi SIAS (spina iliaca anterior superior) dan sedikit disebelah
lateral linea lateralis

Morfologi :
o Facies
 Facies medialis
Sebagian besar diliputi oleh tuba uterine dan pada beberapa tempt
menghadap lengkung-lengkung ileum.
 Facies lateralis
Bersandar pada peritoneum yang menutupi fossa ovalis; peritoneum
ini dipisah oleh jaringan ikat extraperitoneal dari a/v obturatoris
dan n. obturatoris.
o Margo
 Margo mesovaricus (margo anterior)
Dilekati oleh mesovarium dan margo in menghadap a. umbilicalis.
Pada margo ini terdapat pintu masuk pembuluh-pembuluh darah,
lymphe, dan saraf, disebut : Hilus ovaricus.
 Margo libera (margo posterior)
Sebagian ditempati oleh tuba uterine dan sebagian dilekati ole lig.
Suspensorium ovarii.
o Ekstremitas
 Extremitas uterine (inferior)
Dilekati oleh lig. ovarii propium, berbatasan dengan uterus
 Extremitas tubaria (superior)
Berbatasan dengan fimbriae tuba uterina

Perlekatan-perlekatan :
o Mesovarium
Adalah suatu duplicatur mesenterium yang meluas ke dorsal dari lembar
dorsal lig. latum, ke margo mesovaricus.
o Lig. Suspensorium ovarii
Adalah pemadatan jaringan extraperitoneal yang terbentang dari ekstremitas
tubaria ke cranial menyilang vasa iliaca externa dan menghilang dalam
jaringan ikat yang menutupi m. psoas major.
Dalam ligamentum ini terdapat vasa ovarica dan plexus nervous ovaricus,
vasa lymphatica.
o Lig. Ovarii propium
Juga adalah pemadatan jaringan extraperitoneal yang membentang dari
ekstremitas uterina ke corpus uteri di sebelah dorsocaudal tempat masuknya
tuba uterina pada uterus.

Vaskularisasi :
o A. Ovarica cabang aorta abdominalis
Melepaskan cabang cabang ke ovarium melalui mesovarium dan melanjut ke
medial dalam lig. Latum uteri untuk memasok tuba uterine dan uterus. Kedua
cabang a. ovarica beranastomosis dengan arteria uterine
o V. ovarica dari plexus pampiniformis

Innervasi :
o Plexus ovaricus yang berhubungan dengan plexus uterine

- Tuba uterine
Menempati tepi cranial dan di dalam dua lembar ligamentum latum.
Terbagi atas 4 bagian, berturut-turut dari uterus ke ovarium yaitu :
o Pars uterine
Letaknya intramural, lumennya tersempit dan membuka dalam lumen uterus
sebagai ostium uterinum tubae.
o Isthmus tuba uterine
Terbentang dari uterus secara horizontal sampai setinggi extremitas uterinae
ovarii. Dindingnya tebal tetapi juga lumennya lebih lebar dari pars uterina.
o Ampulla tuba uterine
Merupakan bagian yang terpanjang dari tuba uterina, juga lumennya terlebar,
dindingnya tipis (tertipis dari pada bagian lain). Terlihat lebih berkelok-kelok.
Merupakan tempat terjadinya fertilisasi
o Infundibulum tuba uterine
Batas infundibulum dengan ampulla menyempit. Bentuk seperti corong yang
membuka ke ovarium, disebut ostium abdominale tuba uterinae. Pada tepi
ostium ini terdapat procesus-procesus, disebut: fimbra tuba. Salah satu ada
fimbria yang lebih besar dan melekat pada ovarium, disebut :
fimbria ovarica.

Vaskularisasi :
o A. uterine dan a. ovarium
o V. Uterina dan v. ovarica

Innervasi :
Sebagian plexus ovaricus dan Sebagian plexus uterina
- Uterus (histera)
Uterus atau Histera adalah organ muskular berbentuk piriformis (seperti buah pir)
yang terletak pada pelvis minor (pada wanita yang tidak hamil) yang berfungsi untuk
tempat implantasi blastocyst, tempat tumbuhnya janin, dan jalan lahir. Uterus terletak
dextroposisi (miring sedikit ke kanan) karena terdorong colon sigmoid.
Secara umum uterus dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
o Fundus uteri
bagian uterus yang convex ke segala arah yang terletak diatas dari cornu uteri
(tempat masuknya tuba uterina ke dalam uterus). Bagian ini bersintopi dengan
ileum dan terkadang dengan colon sigmoid. Selama masa kehamilan fundus
uteri mengalami perubahan ukuran dan letak tinggi sesuai
dengan usia kehamilan.
o Corpus uteri
bagian uterus yang terletak diantara fundus uteri dan isthmus uteri. Bagian ini
memiliki dua permukaan yaitu : facies intestinalis atau facies posterior dan
facies vesicalis atau faces anterior. Selain itu, corpus uteri memiliki margo
uteri yang menghadap ke lateral. Ruangan di dalam uterus disebut cavitas
uteri
o Isthmus uteri
bagian uterus yang menyempit. Pada masa kehamilan, bagian ini tertarik
keatas dan membentuk "segmen bawah rahim".
o Cervix uteri
bagian yang paling bawah dan berbentuk silindris. Cervix uteri terbagi
menjadi dua bagian, yaitu: portio supravaginalis cervicis (bagian yang
terletak diatas vagina) dan portio vaginalis cervicis (bagian yang masuk ke
dalam lumen vagina). Di dalam cervix uteri terdapat sebuah saluran yang
disebut canalis cervicis yang ke arah superior berhubungan dengan cavitas
uteri melalui ostium uteri interna dan ke arah inferior berhubungan dengan
lumen vagina melalui ostium uteri. Dinding canalis cervicis tidak rata karena
terdapat lipatan oblik yang disebut plica palmata

Uterus memiliki beberapa lapisan yaitu :


a. Perimetrium, adalah peritoneum yang melapisi uterus.
b. Myometrium, adalah lapisan tot uterus
c. Endometrium, adalah lapisan mukosa uterus

Uterus difiksasi oleh beberapa bangunan, yaitu :


a. Lig. latum uteri, terbentang dari margo uteri dan melekat ke dinding lateral dan
lantai pelvis. Bangunan ini terbagi meniadi 3 bagian, yaitu : (1) mesosalpinx,
yang melekat ke tuba uterine, (2) mesovarium, yang melekat ke ovarium (3)
mesometrium yang melekat ke uterus. Bangunan ini memiliki dua lamina. Lamina
anterior melanjut untuk melapisi diaphragma pelvis dan dinding lateral pelvis.
Sedangkan lamina posterior membentuk plica rectouterina yang terbentang dari
pars posterior fornix vagina ke rectum dan melanjut sebagai peritoneum yang
melapisi rectum. Diantara kedua lamina terdapat beberapa bangunan seperti :
1) Tuba uterina
2) Vasa ovarica
3) Lig. Ovarium proprium
4) A. uterine
5) Plexus venosus uterine
6) Epoophoron dan paroophoron
7) Lig. teres uteri
8) Lig. transversus cervicale
9) parametrium
b. Lig. Teres uteri
c. Lig. Transversus cervicis
d. Lig. Sacrouterina
e. Lig. Pubocervical
f. Parametrium
g. Paracolpium
h. Corpus perineal, diaphragma pelvis, dan otot otot perineum

Vaskularisasi :
o A. uterine
o A. ovarica
o R. vaginalis
o R. ascendens
o Plexus venosus arteri yang bermuara ke v. Iliaca interna melalui v, uterine

Innervasi :
Plexus uterovaginalis

- Vagina
Vagina adalah tabung fibromuskular yang berfungsi sebagai alat kopulasi, saluran
untuk darah menstruasi, dan jalan lahir pada proses persalinan. Vagina kearah cranial
berhubungan dengan canalis cervicis melalui ostium uteri dan kearah caudal
berhubungan dengan vestibulum vaginae melalui ostium vagina yang ditutupi secara
tidak sempurna oleh suatu lipatan mukosa yang disebut hymen. Arah vagina condong
ke ventrocaudal, hampir sejajar dengan bidang yang melalui conjugata vera. Vagina
sangat mudah didilatasikan, terutama yang berada di sebelah cranial diafragma pelvis.
Karena portio vaginalis cervicis masuk kedalam lumen vagina, terdapat ruang
potensial yang mengelilingi portio vaginalis cervicis. Ruang ini disebur fornix
vaginae yang terbagi menjadi 4 pars, anterior, posterior, lateral dextra et sinistra.
Vagina memiliki 2 dinding (paries anterior et posterior) yang saling bersentuhan.

Dinding vagina dari superficial ke profunda tersusun atas :


a. Tunica mucosa
Secara makroskopis terlihat lipatan-lipatan mukosa yang arahnya transversal,
terutama terlihat pada bagian distal vagina. lipatan-lipatan mucosa ini disebut
rugae vaginales. Pada wanita lanjut usia lipatan mukosa ini tampak menghilang.
Selain itu terdapat lipatan mukosa yang arahnya longitudinal pada paries anterior
et posterior vaginae yang disebut columna rugarum anterior et posterior. Pada
bagian distal vagina, terdapat salah satu columna rugarum anterior yang tampak
membesar karena berhubungan dengan urethra. Bangunan ini disebut carina
urethralis vagina.
b. Tunica muscularis
tersusun atas otot polos dan jaringan elastin.
c. Tunica fibrosa
Merupakan derivate dari fascia pelvis lamina visceralis yang meliputi vagina dan
di dalamnya banyak mengandung plexus venosus vagina. Sebagian kecil dinding
bagian proximal vagina selain tunica fibrosa juga diliputi oleh tunica serosa yang
ada di sebelah luarnya.

Vaskularisasi :
o Proximal : r. descendens a. uterine
o Distal L a. Vaginalis dan a. pudenda interna, a. rectalis media
o Plexus venosus vagina yang berhubungan dengan plexus venosus uteri dan
membentuk plexus venosus uterovaginal

Innervasi :
¼ bagian distal mendapat innervasi dari n. perineales cabang n. pudendus, sisanya
dari plexus uterovaginalis

Sumber :
- Netter, Frank H. 2016. Atlas Anatomi Manusia Bahasa Latin/ Indonesia Edisi 6.
Indonesia: Elsevier
- Richard L Drake; Wayne Vogl; Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy:
Anatomy of the Human Body. Elsevier; 2014.

2. bagaimana histologi organ reproduksi wanita ? (rizki)


ORGAN GENITALIA EKSTERNA
i. Labium Majus Vulvae
- Merupakan dua lipatan kulit yang disokong oleh jaringan adiposa dan lapisan otot
polos.
- Merupakan homolog dari skrotum (pada genitalia maskulina)
- Pada bagian luarnya dilapisi oleh rambut kasar dan galndula (sudorifera dan
sebasea)
ii. Labium Minus Vulvae
- Terletak di sebelah medial dan sedikit masuk daripada labium majus vulvae
- Merupakan homolog dari permukaan uretra pada penis pria
- Terbentuk dari jaringan ikat berongga  mengandung serat elastic
- Mengandung glandula sebasea dan kaya akan pembuluh vascular serta ujung-ujung
saraf
iii. Vestibulum
- Suatu celah yang dibentuk oleh labium majus dan labium minus
- Merupakan muara dari glandula Bartholin  penghasil mucus
- Pada seorang yang masih virgin  terdapat suatu lipatan yang menutupi Sebagian
atau seluruh vagina  hymen (tersusun atas epitel dan jaringan fibrovascular)
iv. Clitoris
- Terletak di lipatan superior labium minus vulvae
- Dilapisi suatu struktur yang disebut dengan preputium
- Merupakan homolog dari penis
- Dilapisi oleh epitel squamous kompleks dan badan erektil (terdapat pembuluh
darah, saraf sensorik, dan corpusculum Meisner dan pacini (sensitive terhadap
perangsangan seksual))
v. Mammae (Payudara)
- Tersusun atas kumpulan glandula sudorifera yang termodifikasi
- Glandula – glandula ini terbagi menjadi 15-20 lobus (dipisahkan jaringan adiposa)
 masing-masing lobus mnegandung ductus-ductus.
- Dinding ductus dilapisi oleh epitel kuboid simpleks dan pada bagian basalnya
memiliki sel myioepitel.
- Pada sekliling areola (putting)  struktur kulit tampak lebih gelap  akibat dari
letak kapiler pada lapisan dermal.
- Pada masa gestasi dan menyusui  warna putting menjadi lebih gelap 
pengaruh hormone esterogen dan progesterone

ORGAN GENITALIA INTERNA


1) Ovarium
- Dilapisi epitel superficial (kuboid atau kolumner simpleks). Epitel superficial
bukan merupakan epitel, tetapi merupakan sel mesotel yang termodifikasi dari
cavitas peritoneum
- Di bawah epitel terdapat jaringan ikat fibrosa  tunika albuginea
- Struktur internal ovarium terbagi menjadi cortex dan medulla
- Pada bagian korteks
1. Dilingkupi jaringan ikat stroma (jaringan fibroblast)
2. Terdapat folliculus-folliculus ovaricus primordialis
3. Pada masa pubertas ditemukan struktur corpus luteum (sel granulosa dan sel
theca)
- Pada bagian medulla
Tersusun atas jaringan ikat longgar yang kaya akan vaskuler

2) Tuba Uterina
- Dinding tuba uteria terdapat 3 lapisan:
1. Tunica mucosa  lipatan-lipatan
2. Tunica muscularis  tersusun atas otot sikuler (dalam) dan otot longitudinal
(luar)
3. Tunica serosa  membrane peritoneum visceral
- Dilapisi oleh sel epitel kolumner simpleks (2 sel  sel kolumner bersilia dan sel
kolumner tidak bersilia)
3) Uterus
- Fundus dan corpus uteri
Terdiri dari 3 lapisan dari dalam ke luar : endometrium, myometrium dan
perimetrium
a) Endometrium  epitel kolumner simpleks, jaringan ikat lamina propia berupa
kolagen tipe III dan kaya akan fibroblast
b) Myometrium  tersusun atas otot polos : longitudinal – sirkular – longitudinal
c) Perimetrium  Sebagian besar ditutupi oleh tunica adventitia
4) Serviks Uteri
- Merupakan ujung terminal uterus yang menonjol
- Dilapisi epitel kolumner simpleks  sekresi mucus
- Pada permukaan luar yang menonjol ke vagina  dilapisi sel epitel squamous
kompleks non keratin

5) Vagina
- Terdiri dari 3 lapisan :
a) Tunica mucosa  epitel kuboid simpleks (anak-anak). Pada masa pubertas,
epitel squamous kompleks (dewasa). Pada bagian distal tunica mucosa vagina
terdapat bagian yang membentuk suatu membrane yang melapisi orificum 
hymen
b) Tunica muscularis
c) Tunica adventitia
Sumber:
Eroschenko, V. P. (2013). di Fiore's Atlas of Histology with Functional Correlations.
Kierszenbaum, Abraham L., Tres, Laura L. 2012. Histology and Cell Biology: An
Introduction to Pathology (3rd ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Mescher, A. L. (2016). Junqueira's Basic Histology Text & Atlas. Mc Grow Hill: Lange.
Tortora, G. J. (2014). Principles of anatomy and phisyology. USA: Wiley
3. bagaiamana siklus menstruasi serta fase fasenya ? (areta)

1. Fase haid
Darah haid dari uterus mengandung 50-150 mL darah, cairan jaringan, mukus, dan sel
epitel yang terlepas dari endometrium. Cairan ini terbentuk karena turunnya kadar
progesteron dan estrogen memicu pelepasan prostaglandin yang menyebabkan
arteriol spiral uterus berkonstriksi. Akibatnya, sel-sel yang didarahi oleh arteriol ini
mengalami kekurangan oksigen dan mulai mati. Akhirnya, keseluruhan stratum
fungsionalis terlepas. Pada waktu in endometrium sangatlah tipis, sekitar 2-5 mm,
karena hanya stratum basalis yang tersisa untuk regenerasi endometrium.
Prostaglandin uterus yang sama juga merangsang kontraksi ringan ritmik miometrium
uterus, yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus
keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yag terlalu kuat akibat
produksi berlebihan prostaglandin menyebabkan dismenore (kram haid) yang
dialami sebagian wanita. Darah haid mengalir dari kavitas uteri melalui serviks dan
vagina ke eksterior

2. Fase praovulasi
Estrogen yang dibebaskan ke dalam darah oleh folikel-folikel ovarium yang tengah
tumbuh merangsang perbaikan endometrium; sel-sel stratum basal mengalami mitosis
dan menghasilkan stratum fungsionalis baru. Sewaktu endometrium menebal,
terbentuk kelenjar-kelenjar endometrium pendek lurus, dan arteriol menjadi
melingkar-lingkar dan memanjang sewaktu menembus stratum fungsionalis.
Ketebalan endometrium menjadi dua kali lipat, menjadi sekitar 4-10 mm. Dalam
kaitannya dengan siklus uterus, fase pravoulasi juga disebut fase proliferatif karena
endometrium sedang berproliferasi.

3. Fase ovulasi
Ovulasi, pecahnya folikel matang (graaf) dan pelepasan oosit sekunder ke dalam
rongga panggul, biasanya terjadi pada hari 14 dalam siklus 28 hari. Selama ovulasi,
oosit sekunder tetap dikelilingi oleh zona pelusida dan korona radiatanya. Tingginya
kadar estrogen selama bagian terakhir fase praovulasi menimbulkan efek umpan-
balik positif pada sel-sel yang mengeluarkan LH dan gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) serta menyebabkan ovulasi, sebagai berikut:
1) Konsentrasi estrogen yang tinggi merangsang peningkatan frekuensi pelepasan
GnRH dari hipotalamus. Keadaan ini juga secara langsung merangsang
gonadotrof di hipofisis anterior untuk menyekresi LH.
2) GnRH mendorong pelepasan FSH dan LH tambahan oleh hipofisis anterior.
3) LH menyebabkan pecahnya folikel matang (graaf) dan pengeluaran oosit
sekunder sekitar 9 jam setelah puncak lonjakan LH. Oosit yang dikeluarkan
tersebut dan sel-sel korona radiatanya biasanva tersapu ke dalam tuba uterina.
Dari waktu ke waktu, satu oosit lenyap ke dalam rongga panggul, tempat sel ini
kemudian mengalami disintegrasi.

4. fase pascaovulasi
Progesteron dan estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum mendorong
pertumbuhan dan menggulungnya kelenjar-kelenjar endometrium, vaskularisasi
endometrium superfisial, dan penebalan endometrium menjadi 12-18 mm (0,48-0,72
in.). Karena aktivitas sekretorik kelenjar endometrium, yang mulai menyekresi
glikogen, periode ini dinamai fase sekretorik siklus uterus. Perubahan-perubahan
yang bersifat persiapan ini memuncak pada sekitar 1 minggu setelah ovulasi, pada
saat ovum yang telah dibuahi diperkirakan tiba di uterus. Jika tidak terjadi fertilisasi,
kadar progesteron dan estrogen berkurang karena degenerasi korpus luteum.
Turunnya progesteron dan estrogen menyebabkan haid.

Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi


1. Hormon: Perubahan hormon dalam tubuh adalah faktor utama yang mempengaruhi
menstruasi. Hormon estrogen dan progesteron diproduksi dan dilepaskan oleh
ovarium dalam siklus menstruasi. Fluktuasi hormon ini mempengaruhi pertumbuhan
dan pelepasan endometrium (lapisan dalam rahim) serta pematangan telur.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan perubahan dalam panjang siklus
menstruasi, kualitas darah menstruasi, dan intensitas gejala seperti kram dan nyeri.
2. Usia: Siklus menstruasi dapat mengalami perubahan seiring dengan pertambahan
usia. Pada masa pubertas, siklus menstruasi mungkin belum stabil dan tidak teratur.
Setelah itu, siklus menstruasi cenderung menjadi lebih teratur dan konsisten. Namun,
menjelang menopause, siklus menstruasi cenderung menjadi tidak teratur lagi
sebelum berhenti sama sekali. Antara usia 40 dan 50 simpanan folikel di ovarium
yang tersisa mulai berkurang. Akibatnya ovarium kurang responsive terhadap
rangsangan hormon, terjadi penyusutan hormon estrogen meskipun penyimpanan
kadar FSH dan Lh tinggi di hipofisis posterior.
3. Aktivitas Fisik: Tingkat aktivitas fisik yang tinggi atau rendah dapat mempengaruhi
siklus menstruasi. Olahraga berlebihan atau latihan yang intens dapat menyebabkan
gangguan hormonal dan menyebabkan ketidakteraturan atau bahkan berhentinya
menstruasi (amenore). Amenore terjadi karena kurangnya sekresi gonadotropin-
releasing hormone (GnRH), yang menurunkan pengeluaran LH dan FSH. Akibatnya,
folikel ovarium tidak berkembang, ovulasi tidak terjadi, sintesis estrogen dan
progesteron menurun , dan haid bulanan tidak terjadi. Di sisi lain, kekurangan
aktivitas fisik atau gaya hidup yang sangat pasif juga dapat mempengaruhi siklus
menstruasi.
4. Pola Makan dan Nutrisi: Kekurangan nutrisi, terutama defisiensi zat besi, vitamin
B12, dan asam folat, dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Pola makan yang tidak
seimbang atau diet yang ekstrem, seperti diet rendah lemak atau diet ketat, juga dapat
memengaruhi siklus menstruasi. Kadar lemak yang rendah memengaruhi kadar
hormon leptin yang disekresi sel adiposa ikut terganggu.
5. Faktor Genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Jika anggota
keluarga, seperti ibu atau saudari, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau
memiliki riwayat dismenore, kemungkinan juga akan mengalami pengaruh yang
serupa.
6. Stres dan Emosi: Stres dan tekanan emosional dapat memengaruhi siklus menstruasi.
Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan hormon dan
mempengaruhi reguleritas menstruasi. Selain itu, gangguan makan, gangguan tidur,
dan perubahan berat badan yang signifikan juga dapat mempengaruhi siklus
menstruasi.
7. Penyakit dan Gangguan Medis: Beberapa penyakit dan gangguan medis, seperti
sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid, gangguan peradangan panggul,
atau gangguan reproduksi lainnya, dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

Sumber :
Tortora, G. J. (2014). Principles of anatomy and phisyology. USA: Wiley

4. bagaimana peran hormon yang berperan dalam proses menstruasi ? (areta)


Hormone Fungsi
Gonadotropin- - mengontrol siklus ovarium dan uterus
releasing hormone - merangsang pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
(GnRH) hormone (LH) dari hipofisis anterior
Follicle-stimulating - memulai pertumbuhan folikel
hormone (FSH) - FSH dan LH merangsang folikel ovarium untuk mensekresi estrogen
Luteinizing - merangsang perkembangan lebih lanjut dari folikel ovarium
hormone (LH) - merangsang sel teka dari folikel yang sedang berkembang untuk
memproduksi androgen
- memicu ovulasi dan kemudian mendorong pembentukan korpus luteum.
Korpus luteum akan memproduksi dan mensekresikan estrogen,
progesteron, relaksin, dan inhibin.
Estrogen - setelah menstruasi terjadi, estrogen merangsang proliferasi stratum
basalis untuk membentuk stratum fungsional baru yang menggantikan
stratum fungsional yang telah terkelupas
- menghambat baik pelepasan GnRH oleh hipotalamus maupun sekresi LH
dan FSH oleh hipofisis anterior
Progesteron - Progesteron, yang disekresikan terutama oleh sel-sel korpus luteum,
bekerja sama dengan estrogen untuk mempersiapkan dan memelihara
endometrium untuk implantasi ovum yang telah dibuahi
- Untuk mempersiapkan kelenjar susu untuk sekresi susu
- Kadar progesteron yang tinggi juga menghambat sekresi GnRH dan LH
Sumber :
Tortora, G. J. (2014). Principles of anatomy and phisyology. USA: Wiley

5. bagaimana perkembangan organ reproduksi wanita pada saat pubertas ? (affan)

Perubahan tubuh yang terjadi pada gadis selama masa pubertas, selain pembesaran
payudara, uterus, dan vagina sebagian disebabkan oleh estrogen, yang merupakan “hormon
feminisasi”, dan sebagian lagi disebabkan oleh tidak adanya androgen testis. Wanita
memiliki bahu yang sempit dan panggul yang lebar, paha menyatu, dan lengan melebar
(carrying angleyang lebar). Konfigurasi tubuh ini, ditambah distribusi lemak pada payudara
dan bokong, juga dijumpai pada pria kasim (yang dikastrasi). Pada wanita, laring
mempertahankan proporsi prapubertasnya dan suara tetap bernada tinggi. Wanita memiliki
lebih sedikit rambut tubuh dan rambut kepala lebih banyak, dan rambut pubis biasanya
memiliki karakteristik pola datar di puncaknya (escutcheon wanita). Namun, pertumbuhan
rambut pubis dan ketiak pada kedua jenis kelamin lebih disebabkan oleh androgen daripada
oleh estrogen.
Sumber : Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC

6. bagaimana proses oogenesis ? (zurifa)


7. bagaimana peristiwa menarche dan ovulasi ? (rafi)
MANARCHE
 Pubertas dimulai ketika GnRH disekresikan secara pulsatil oleh neuron
hipotalamus.
 Pelepasan GnRH yang berdenyut ini memungkinkan gonadotrof hipofisis
untuk melepaskan LH dan FSH. LH memulai produksi androstenedion dalam
sel teka ovarium, sedangkan FSH memungkinkan aromatase dalam sel folikel
untuk mensintesis estradiol.
 Peningkatan serum estradiol memungkinkan jaringan payudara membesar
dan memengaruhi pertumbuhan tulang linier dan fusi epifisis, memainkan
peran penting dalam percepatan pertumbuhan pubertas.
 Satu tahun sebelum pembungaan payudara, puncak LH yang lebih tinggi
terlihat secara eksklusif selama tidur, disebabkan oleh peningkatan amplitudo
pulsa dari pelepasan GnRH.
 Ketika kuncup payudara terjadi, amplitudo puncak LH meningkat 10 kali lipat
dan amplitudo denyut FSH berlipat ganda.
 Kemajuan pubertas dari tahap Tanner II ke III ditandai dengan peningkatan
lebih lanjut amplitudo denyut LH, peningkatan 20 hingga 40 kali lipat dari
tingkat prapubertas, yang mencerminkan peningkatan tingkat estradiol, yang
sekarang dapat dideteksi setiap saat.
 Setelah mencapai tahap Tanner IV, denyut LH, dan FSH menjadi diurnal dan
berangsur-angsur menjadi dewasa dengan pola denyut dewasa.
 Menarche terjadi menjelang akhir Tanner stadium IV setelah peningkatan
output estradiol harian selama setahun.
 Kadar estradiol yang tinggi saat ini memberikan umpan balik negatif pada
sumbu gonadotropik untuk menekannya, menyebabkan kadar estrogen siklik
dan perdarahan uterus.
 Pada saat menarche, umpan balik estradiol positif pada sumbu belum
terbentuk; ovulasi jarang terjadi.
 Perdarahan uterus terjadi dengan siklus yang bervariasi sampai mekanisme
lonjakan LH yang diinduksi estrogen matang dan siklus ovulasi terjadi. Proses
ini umumnya memakan waktu satu tahun atau lebih setelah menarche
menjadi sepenuhnya.
OVULASI
Folikel matang yang telah sangat membesar menonjol dari permukaan ovarium,
menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit
pada ovulasi. Pecahnya folikel ditandai oleh pelepasan enzim-enzim (dipicu oleh
lonjakan sekresi LH) dari sel folikel untuk mencerna jaringan ikat di dinding folikel.
Karena itu, dinding yang menonjol tersebut melemah sehingga semakin menonjol
hingga ke tahap ketika dinding tersebut tidak lagi mampu menahan isi folikel yang
cepat membesar. Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan meiosis
pertamanya. Ovum (oosit sekunder), masih dikelilingi oleh zona pelusida yang lekat
dan sel-sel granulosa (kini dinamai korona radiata, yang berarti "mahkota
memanear"), tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen oleh
cairan antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan cepat tertarik ke dalam oviduktus,
tempat fertilisasi dapat terjadi. Folikel-folikel lain yang sedang berkembang, tetapi
gagal mencapai kematangan dan berovulasi kemudian mengalami degenerasi dan
tidak pernah menjadi aktif kembali. Kadang-kadang dua (atau mungkin lebih) folikel
mencapai kematangan dan berovulasi hampir secara bersamaan. Jika keduanya
dibuahi, dihasilkan kembar fraternal. Karena kembar fraternal berasal dari ovum
yang berbeda dan dibuahi oleh sperma yang berbeda, mereka sama seperti saudara
kandung, tetapi dengan tanggal lahir yang sama. Kembar identik, sebaliknya, berasal
dari satu ovum yang dibuahi yang membelah sempurna pada awal masa
perkembangannya menjadi dua mudigah yang secara genetis identik. Pecahnya
folikel saat ovulasi menandakan berakhirnya fase folikular dan dimulainya fase luteal.

Sumber : DiVall SA, Radovick S. Perkembangan pubertas dan menarche. Ann NY Acad
Sci. 2008; 1135 :19-28.
Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 8. Jakarta: EGC; 2016.

8. bagaimana siklus ovarium ? (kak rafi)


Siklus ovarium
Setelah pubertas dimulai, ovarium secara terus-menerus mengalami dua fase secara bergantian:
fase folikular, yang didominasi oleh keberadaan folikel matang; dan fase luteal, yang ditandai
oleh adanya korpus luteum. Siklus ovarium rerata berlangsung 28 hari, tetapi hal ini bervariasi di
antara wanita dan di antara siklus pada wanita yang sama
Mekanisme :
Folikel primer (oosit primer dikelilingi oleh selapis sel granulosa) mulai berkembang 
dibawah pengaruh parakrin lokal, sel granulosa berpoliferasi dan membentuk zona
pelusida di sekitar oosit  jaringan ikat ovarium sekitar berdiferensiasi menjadi sel teka,
mengubah folikel primer menjadi folikel praantral  (FASE FOLIKULER) 
Hormon folikel-stimulasi (FSH) disekresi oleh kelenjar pituitary dan merangsang
pertumbuhan beberapa folikel (menjadi folikel sekunder) dalam ovarium  folikel
dominan menghasilkan hormon estrogen  (OVULASI)  folikel berkembang
menjadi folikel matang (banyak mengandung antrum, ovum tergeser ke salah satu sisi) 
estrogen memuncak  memicu peningkatan hormon luteinisasi (LH) oleh kelenjar
pituitary  folikel dominan pecah melepaskan sel telur yang matang dari ovarium (sel
telur masuk tuba falopi)  (FASE LUTEAL)  folikel yang pecah berubah menjadi
korpus luteum (di bawah pengaruh LH)  korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron yang membantu mempersiapkan rahim untuk kehamilan dengan
mempertahankan lapisan endometrium yang tebal 
- (jika pembuahan terjadi)  korpus luteum akan terus produksi progesteron untuk
mendukung perkembangan awal janin
- (jika pembuahan tidak terjadi)  korpus luteum akan mengecil  produksi
progesterone menurun  lapisan endometrium meuruh  menstruasi

Sumber :
Lauralee Sherwood. Human Physiology. From cells to systems. Ninth edition

9. bagaimana tanda-tanda perubahan sekunder pada saat pubertas dan menstruasi pada
wanita ? (siti)
Perubahan Primer:
 Pertumbuhan payudara: Pertumbuhan payudara adalah salah satu tanda
pertama pubertas pada perempuan. Kelenjar susu di bawah kulit tumbuh dan
payudara menjadi lebih besar dan lebih berbentuk.
 Pertumbuhan rambut kemaluan: Rambut kemaluan tumbuh di sekitar area
genital. Rambut ini mulai halus dan kemudian menjadi lebih kasar dan tebal
seiring perkembangan pubertas.

Perubahan Sekunder:
 Pertumbuhan rambut di area tubuh lainnya: Rambut mulai tumbuh di area lain
seperti ketiak dan kaki. Pertumbuhan rambut ini terkait dengan peningkatan
hormon seks seperti estrogen.
 Perubahan pada kulit: Kulit menjadi lebih berminyak karena peningkatan
produksi kelenjar minyak. Ini dapat menyebabkan jerawat dan kulit berminyak
pada beberapa remaja.
 Perubahan bentuk tubuh: Tubuh mengalami perubahan bentuk saat pinggul
melebar, pinggang lebih terdefinisi, dan lemak terdistribusi secara berbeda di
berbagai area tubuh.
 Pertumbuhan tulang: Tulang mengalami pertumbuhan dan penguatan selama
masa pubertas. Pertumbuhan tinggi tubuh juga terjadi selama periode ini.
 Perubahan suara: Pada remaja perempuan, pita suara menjadi lebih panjang dan
lebih tebal, mengakibatkan perubahan suara yang lebih rendah dan lebih dalam.

Selain perubahan tubuh yang terkait dengan pubertas, ada juga tanda-tanda yang terjadi
selama menstruasi:
 Perubahan pada rasa sakit: Beberapa wanita mengalami kram atau nyeri pada
perut bagian bawah selama menstruasi. Ini disebabkan oleh kontraksi rahim saat
lapisan endometrium terlepas.
 Perubahan emosi: Beberapa wanita mengalami perubahan suasana hati atau
perasaan lebih sensitif secara emosional selama menstruasi, yang dapat
disebabkan oleh fluktuasi hormon.
Sherwood, (2010), Human physiology : from cells to systems (testimony of
Lauralee. Sherwood).

Anda mungkin juga menyukai