PROPOSAL by Fredy

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PENGARUH PEMBELAJARAN FIQIH DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER


SISWA DI SMK PANCASILA

Di susun oleh:

Faidhon Rabbany

Nim : 212100006

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH JAKARTA

2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu proses untuk menghasilkan manusia berbudaya tinggi
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya di masyarakat. Namun dalam menjalani
pendidikan tidak mudah dan banyak masalah yang dihadapi dan harus diselesaikan. Oleh
karena itu, pendidikan perlu dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menyentuh sasaran
sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.1
Pendidikan juga merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena pendidikan mempunyai cakupan yang sangat luas. Selain mengasuh, mendidik atau
memelihara anak, pendidikan juga merupakan pengembangan keterampilan, pengetahuan
maupun kepandaian melalui pengajaran latihan-latihan atau pengalaman. Lebih jauh
pendidikan juga dapat mengembangkan intelektual serta akhlak peserta didik yang
dilakukan secara bertahap.2 Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengembangkan
segala aspek pribadi dan kemampuan.3
Peran pendidikan dalam hal ini adalah menyiapkan sumber daya manusia yang mampu
berpikir mandiri dan kritis (independent article thingking) dengan cara salah satunya adalah
membuat terobosan baru atau konsep baru yang biasa disebut dengan pendidikan
partisipatif yaitu pendidikan yang dalam prosesnya menekankan pada keterlibatan peserta
didik dalam pendidikan. Pendidik lebih berperan sebagai tenaga fasilitator. Keterlibatan
peserta didik dalam pendidikan tidak sebatas sebagai pendengar, pencatat, dan penampung
ide-ide pendidik tetapi lebih dari itu terlibat aktif dalam pengembangan diri sendiri.
Sebagai seorang pendidik, harus memiliki kemampuan memilih dan menerapkan
metode mengajar yang efektif, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh sebab itu
guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana yang menunjang
terciptanya tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, guru harus memiliki keterampilan dasar

1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Renika Cipta 2000), h. 20.

2
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993), h. 35.

3
Muhammad AR, Pendidikan di Alaf Baru “Rekontruksi atas Moralitas Pendidikan” (Yogyakarta: Primashophie,
2003), h. 63.
mengajar yang variatif dalam cara mengajarnya demi terwujudnya kualitas pendidikan
yang lebih baik dan lebih berorientasi pada siswa. 4
Menurut Nasution bahwa dalam proses belajar, pendidik harus menggunakan metode
yang tepat agar proses belajar dapat berjalan efektif.4 Selain itu, penggunaan berbagai
macam metode pembelajaran juga diharapkan dapat dikembangkan pada setiap bidang
studi pendidikan terutama pada bidang studi agama Islam, sebagaimana yang tercantum
dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan pendidikan
agama Islam yaitu:
Pasal 11 ayat (1) disebutkan: “Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah
terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejujuran, pendidikan luar biasa, pendidikan
kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik dan pendidikan professional”.
Pasal 37 ayat (1) disebutkan: “Pendidikan keagamaan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia”.5
Dari UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dapat dipahami
bahwa pendidikan agama Islam merupakan salah satu jalur pendidikan sekolah dan
bermaksud mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan peranannya sebagai pemeluk
agama yang benar-benar memadai. Pendidikan Islam juga sebagai suatu usaha membentuk
manusia. Adapun landasan-landasan pendidikan agama Islam yaitu:
1. Al-Quran
Al-Quran yaitu firman Allah swt., berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril
kepada Nabi Muhammad saw., yang di dalamnya terdapat ajaran berisi prinsip-prinsip
pokok berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu.
2. Sunnah
Sunnah yaitu perkataan, perbuatan dan pengakuan Rasul Allah swt., Sunnah
juga berisi aqidah dan syariat ataupun petunjuk untuk kemaslahatan hidup manusia
dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim
yang bertakwa.
3. Ijtihad

4 Nasution S, Kurikulum dan Pengajaran (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 54.

5
Undang-Undang RI No.20 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet.1 Jakarta: Sinar Grafika) h. 50.
Ijtihad adalah mengerahkan segala potensi dan kemampuan semaksimal
mungkin untuk menetapkan hukum-hukum syariah. Jika metode dikaitkan dengan studi
pendidikan Islam dapat membawa arti metode sebagai jalan untuk menanamkan
pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi yaitu pribadi
Islami. Untuk itu seorang pendidik harus mampu menggunakan metode pembelajaran
dengan tepat dan mampu mengkombinasikan berbagai macam metode pengajaran yang
ada. Diantara metode yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, dan sebagainya, sebagai salah satu elemen dalam pembelajaran,
utamanya dalam mata
4. pelajaran fikih.
Seperti yang diketahui bahwasanya metode adalah suatu ilmu yang
membicarakan tentang cara menyampaikan bahan pelajaran, sehingga dikuasai oleh
peserta didik dengan kata lain ilmu tentang pendidik mengajar dan peserta didik
belajar. Jadi, dengan demikian metode dapat pula diartikan sebagai jalan atau cara untuk
mencapai sesuatu.6
Kaitannya dengan mata pelajaran fikih ini adalah bagaimana seorang guru dapat
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan metode atau cara
yang tepat, agar hasil yang diharapkan sesuai dengan indikator pembelajaran.
Pembelajaran fikih di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Babul Khaer
Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba, sangat membantu siswa meningkatkan
pemahaman keagamaan tentang syariat Islam dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu,
pelajaran fikih ini harus diajarkan dengan jelas dan komunikatif, sehingga siswa dapat
menjelaskan, memahami dan menjadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter merupakan aspek yang tak terpisahkan dari setiap individu,
membentuk identitas mereka. Ini mencakup serangkaian fitur psikologis yang
memengaruhi kecenderungan dan keterampilan seseorang. Karakter baik seorang
individu harus dibentuk sejak awal masa pertumbuhannya. Banyak faktor yang
memengaruhi baik buruknya karakter seseorang, dengan pendidikan menjadi salah satu
upaya utama dalam membentuknya. Pendidikan memiliki peran krusial dalam
kehidupan, dari lingkungan keluarga hingga tingkat nasional, dan kualitasnya
berdampak langsung pada kualitas manusia yang dihasilkan. Bangsa yang maju atau
mundur seringkali ditentukan oleh kualitas pendidikan yang mereka berikan, karena itu,

6
Abu Ahmad, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Bandung: CV. Armico 1986), h. 9.
peningkatan kualitas manusia dan karakter yang baik sangat bergantung pada mutu
pendidikan yang diberikan (Muhardi, 2004).
Pendidikan karakter memiliki penekanan yang lebih terperinci daripada
pendidikan moral. Tujuan Pendidikan karakter tak sekadar membedakan antara benar
dan salah, melainkan usaha untuk menanamkan kebiasaan melakukan kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan untuk mengembangkan kesadaran, pemahaman
yang mendalam, serta kepedulian dan komitmen terhadap perbuatan baik. Pendidikan
karakter mengidentifikasi serangkaian nilai yang penting untuk ditanamkan pada setiap
individu, seperti sikap hormat, tanggung jawab, kejujuran, empati, keadilan, inisiatif,
keberanian, ketekunan, optimisme, dan integritas (Dimerman, 2009).

B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa masalah yang dpat dibahas dalam penelitian ini , antara lain
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran fiqih di SMK Pancasila?
2. Bagaimana pengembangan karakter siswa di SMK Pancasila?
3. Sejauh mana pengaruh pembelajaran fiqih terhadap pengembangan karakter siswa di
SMK Pancasila?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran fiqih di SMK Pancasila.
2. Untuk mengetahui pengembangan karakter siswa di SMK Pancasila.
3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran fiqih terhadap pengembangan karakter
siswa di SMK Pancasila.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang pendidikan agama dan pengembangan karakter siswa.
2. Manfaat Praktis
Bagi Guru: Memberikan wawasan tentang pentingnya pembelajaran fiqih dalam
pengembangan karakter siswa dan cara-cara mengoptimalkannya.
Bagi Siswa: Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya mempelajari fiqih
sebagai bagian dari pembentukan karakter.
Bagi Sekolah: Sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan
pembelajaran fiqih dan pendidikan karakter di SMK Pancasila.
E. Hipotesis
Pembelajaran fiqih memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengembangan
karakter siswa di SMK Pancasila.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode survei.
2. Populasi dan Sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK
Pancasila. Sampel diambil secara acak dengan teknik stratified random sampling.
3. Instrumen Penelitian: Kuesioner dan wawancara.
4. Teknik Analisis Data: Data dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan
inferensial.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

Anda mungkin juga menyukai