LAPORAN P2K WAwanFIKS

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN

PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)


KEGIATAN PROFESI KEGURUAN

UPT SMAN 11 MAROS

Oleh
ANDI GUNAWAN AZIS

105441101520

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Page | 1
LEMBAR PENGESAHAN
KEGIATAN PROFESI KEGURUAN

Laporan Program pemantapan Profesi Keguruan (P2K) berkaitan dengan


Kegitan Profesi Keguruan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar
di UPT SMAN 11 MAROS Tahun ajaran 2023/2024 dinyatakan diterima dan
disahkan
Yang melaksanakan kegiatan adalah :
Nama : Wahidatul Munandar
NIM 105441102020
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 24 Oktober 2023

Disahkan oleh,
Dosen Pembimbing Guru Pembimbing

Dr. Anin Asnidar, M.Pd Dayawi, S.Pd


NIDN. : NIP. 19731231 200604 1 016

Mengetahui,
Kepala Sekolah UPT SMAN 11 MAROS

Drs. M, Said, M.Pd


NIP : 19761012 199403 1 005

Page | 2
LEMBAR PENILAIAN AKHIR
PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)

Berdasarkan pengamatan dan Laporan Program Pemantapan Profesi Keguruan


(P2K) dan Kegiatan Kemasyarakatan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Nama : Andi Gunawan Azis
Nim 105441101520
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Maka guru pembimbing dan dosen pembimbing memberikan nilai akhir
berdasarkan Rubrik Penilaian Laporan Kegiatan Profesi Keguruan dan Kegiatan
Kemasyarakatan, sebagai berikut.
Nilai Akhir
Laporan Penilai
Rata2 Angka Huruf
Skor (Guru + (0.75xP2K)
Dosen) +
/2 (0.25xKK)
P2K Guru

Dosen
Keg. Dosen
Kemasyarakatan
A = 3.50 – 4.00, B = 3.00 – 3.49, C = 2.50 – 2.99, D = 2.00 – 2.49

Maros, 24 Oktober 2023

Disahkan oleh,

Dosen Pembimbing Guru Pembimbing

Dr. Anin Asnidar, M.Pd Dayawi, S.Pd


NIDN. : NIP. 19731231 200604 1 016

Page | 3
KATA PENGANTAR

Alhamduillah Puji Syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa

karena atas rahmat-Nyalah Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) oleh

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar di UPT SMAN 11 MAROS di

Kelurahan Baju Bodoa dapat terselesaikan dengan baik dan sekaligus dapat

menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu nya.

Program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) yang merupakan salah satu

persyaratan akademik di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya pada

Program Studi Pendidikan Biologi yang berorientasi pada penerapan dan penelitian

sekaligus Latihan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama

melaksanakan program pemantapan profesi keguruan (P2K) baik laporan

pelaksanaan proses belajar mengajar maupun hasil observasi diharapkan mampu

memberikan manfaat bagi para pembaca.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan Program Pemantapan Profesi

Keguruan (P2K) yang dilaksanakan selama 2 bulan efektif di Kelurahan Baju

Bodoa, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros. Penyusunan laporan ini tidak

terlepas dari bantuan pihak-pihak yang telah meluangkan waktunya sampai laporan

ini selesai. Oleh karena itu, melalui laporan ini, kami menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M,Ag. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

Page | 4
2. Bapak Erwin Akib M.Pd. Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Univeritas Muhammadiyah Makassar

3. Rahmatia Thahir S.Pd, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan

Biologi

4. Ibu Dr. Anin Asnidar, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktunya guna memberikan arahan dan bimbingan selama

Program berlangsung.

5. Bapak Dayawi S.Pd, Selaku Guru Pamong yang senantiasa memberikan arahan

serta waktunya guna melancarkan proses berjalannya Program Pemantapan

Profesi Keguruan (P2K).

6. Bapak Drs. M. Said M.Pd, Selaku Kepala UPT SMAN 11 MAROS

7. Bapak Ali Rusdy, S.T, Selaku Kepala Kelurahan Baju Bodoa

8. Bapak dan ibu guru beserta staf dan Tata Usaha UPT SMAN 11 MAROS atas

perhatian dan kerjasamanya dan dengan senang hati menerima dan membantu

kami dalam kegiatan observasi.

9. Masyarakat kelurahan Baju Bodoa dan rekan-rekan mahasiswa yang telah

banyak membantu dan bekerjasama selama Proses Program Pemantapan

Profesi Keguruan (P2K).

10. Kedua Orang Tua, Ayah dan Ibu tercinta atas segala doa yang telah diberikan

kepada penulis demi mencapai cita – cita.

Kami telah berupaya semaksimalnya namun keterbatasan kami, laporan ini

masih kurang sempurna. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang

Page | 5
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Maros, 24 Oktober 2023

Andi Gunawan Azis

Page | 6
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Penilaian
Kata Pengantar
Bab I PENDAHULUAN
A. Profil Proses Pembelajaran di kelas
B. Profil Hasil Belajar
C. Rumusan masalah berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil
belajar
D. Bentuk Tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah
E. Ada argumentasi logis pilihan Tindakan
F. Tujuan
Bab II KAJIAN PUSTAKA
Relevansi antara konsep/teori yang dikaji sesuai dengan permasalahan
A. Pembelajaran Inovatif
B. Model pembelajaran Problem Based Learning
C. Hipotesis
Bab III PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Jumlah Siswa, tempat, dan waktu pelaksanaan P2K
B. Langkah – Langkah pembuatan perangkat pembelajaran inovatif
seperti RPP dan alat evaluasi
C. Implmentasi RPP dan Evaluasi di kelas
Bab IV HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan
B. Pembahasan
Bab V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran – Lampiran
A. Lampiran 1 (Lampiran Kajian Pustaka)
B. Lampiran 2 (Rubrik Penilaian Laporan Kegiatan Pemantapan Profesi
Keguruan P2K Oleh Dosen Pembimbing)
C. Lampiran 3 Rencana Proses Pembelajaran)
D. Lampiran 4 (Lembar Observasi Penilaian Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran)
E. Lampiran 5 (Lembar Soal Pretest dan Posttest Siklus I dan II)
F. Lampiran 6 (Lembar Hasil Wawancara Siswa)

Page | 7
G. Lampiran 7 (Rubrik Penilaian Observer)
H. Lampiran 8 (Lembar Hasil Pretest dan Posttest Siklus I dan II siswa)
I. Lampiran 9 (Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas)

Page | 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas

Pendidikan sebagai proses peningkatan sumber daya manusia (SDM), hal

ini mendorong pemerintah untuk melakukan upaya perbaikan mutu

pendidikan. Pendidikan di Indonesia jauh mengalami ketertinggalan jika

dibandingkan dengan Negara lain. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia

disebabkan oleh beberapa faktor yakni: tidak meratanya tenaga pendidik di

sekolah-sekolah, kurangnya sarana dan prasarana, jumlah anggaran yang

belum memadai dan proses pembelajaran yang belum efektif.

Guru sebagai aktor dalam proses pembelajaran menjadi penentu dalam

berhasilnya proses belajar mengajar. Pembelajaran tidak hanya ada dalam

konteks guru – murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar

mengajar yang tidak dihadiri oleh guru secara fisik, dan dalam kata

pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha

yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses

belajar mengajar.

Guru sebagai pendidik membantu mendewasakan anak secara psikologis,

sosial, dan moral. Selain itu, sebagai pengajar dan pendidik juga mempunyai

tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru mempunyai peran

yang sangat besar dalam mengelola kelas. Kegiatan pembelajaran merupakan

bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk mengetahui

apakah pembelajaran itu efektif atau efisien, dapat diketahui melalui kegiatan

Page | 9
pembelajaran. Untuk itu pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

seyogyanya tahu bagaimana membuat kegiatan pembelajaran berjalan dengan

baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Guru yang kreatif harus mampu menggunakan metode pembelajaran yang

menyenangkan dan menarik untuk peserta didik karena metode pembelajaran

menjadi salah satu penentu dalam berhasilnya proses belajar mengajar di kelas.

Metode atau cara penyampaian materi merupakan bagian penting dari sub-

komponen pendidikan. Oleh karena itu, guru selalu dihadapkan dengan “suatu

pilihan” metode apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi materi pelajaran,

tingkatan kemampuan siswa, atau bahkan kelas/lingkungan, dan seterusnya.

Salah satu model pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan permintaan

kurikulum adalah pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif yang berbasis

masalah, menjadikan peserta didik dalam bertanggung jawab atas belajar

mereka dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaaan yang dihadapkan kepada mereka. Guru bertindak sebagai

fasilitator yaitu memberikan dukungan tidak mengarahkan peserta didik

terhadap hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.

Tugas guru dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi

pengetahuan dari guru kesiswa dan tugas siswa adalah menerima, mengingat

dan menghapal materi pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan anak

kurang berperan sehingga akhirnya nilai pun kurang dari yang diharapkan.

Pembelajaran Biologi di SMA berfungsi sebagai alat pembangunan diri

siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah

Page | 10
menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi

individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam

pembangunan nasional.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi seperti yang tercantum dalam

kurikulum, semua komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di

sekolah harus turut memberikan dukungan. Baik dari media, sumber belajar

maupun cara mengajar yang baik. Komponen yang terkait tersebut harus di

upayakan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat

mewujudkan proses belajar mengajar yang diharapkan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh observer dari guru pembimbing

mengenai keadaan siswa, bahwa proses pembelajaran biologi cukup

memprihatinkan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti banyak

sekali siswa yang bermain saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu,

banyak siswa yang keluar tiba-tiba saat proses pembelajaran berlangsung juga

siswa yang ribut di dalam kelas tanpa menghiraukan guru mata pelajaran

biologi dan kurangnya motivasi siswa serta dukungan dari keluarga dan

masyarakat masih terbilang rendah. Tidak hanya itu, mereka tidak mempunyai

dasar-dasar kemampuan dalam pelajaran biologi.

Program Pemantapan Profesi Keguruan atau yang sering disingkat menjadi

P2K berlokasi di UPT SMAN 11 Maros. Menempatkan penulis sebagai peneliti

untuk meninjau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Kelas yang dipilih

adalah kelas XI MIPA 1.

Page | 11
B. Profil Hasil Belajar di Kelas

UPT SMAN 11 Maros merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di

Kabupaten Maros yang menerapkan sistem kurikulum yaitu Kurikulum

Merdeka untuk kelas X dan kurikulum 2013 untuk kelas XI dan XII. UPT

SMAN 11 Maros sudah menerapkan beberapa model pembelajaran dalam

proses belajar mengajar khususnya pelajaran biologi.

Metode dan model pembelajaran menjadi salah satu penentu dalam

keberhasilan pembelajaran. Namun, hal tersebut tidak menjamin minat belajar

siswa terutama penguasaan materi biologi. Biologi merupakan salah satu

pelajaran yang kurang diminati siswa karena siswa beranggapan bahwa

pelajaran biologi sangat sulit dipahami karena mereka berfikir bahwa pelajaran

ini memuat banyak hafalan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh

penulis dalam proses pembelajaran diperoleh data bahwa siswa masih

terkendala dalam proses belajar mengajar.

Model pembelajaran yang ditetapkan oleh guru biologi untuk

membangkitkan atau menarik motivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran serta memicu kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

lainnya. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan siswa sehingga

indikator pencapaian dalam proses pembelajaran seringkali tidak tercapai

sehingga terjadi kerja kelompok yang kurang efektif, siswa cenderung kurang

bekerja sama dengan temannya dalam mengerjakan soal-soal dalam

membentuk kelompok belajar cenderung memilih teman yang dianggap lebih

Page | 12
dekat dibanding membentuk kelompok secara heterogen bahkan yang tidak

diinginkan yakni kerja kelompok yang hanya dikerjakan hanya satu orang saja.

Kurangnya pola interaksi sosial siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung dalam mengerjakan tugas kelompok menyebabkan siswa dalam

kelas cenderung belajar secara individual, kurang membantu temannya yang

memiliki kemampuan yang kurang dalam menerima materi dan kurang

mengerjakan tugas kelompok. Akhirnya berdampak pada siswa yang

kemampuannya lebih tinggi, sehingga di kelas jarang terjadi diskusi tentang

konsep atau materi pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis menawarkan salah satu

alternatif pemecahan masalah tersebut untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

memahami dan menguasai pembelajaran biologi yang bertujuan meningkatkan

hasil belajar siswa adalah melalui model pembelajaran Problem Based

Learning.

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mengacu pada

metode pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang

saling membantu dalam belajar. Ruang kelas merupakan suatu tempat yang

sangat baik untuk melakukan kegiatan pembelajaran inovatif. Di dalam ruang

kelas, para peserta didik dapat diberi kesempatan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. Peserta

didik juga diberi kesempatan untuk mendiskusikan masalah, menentukan

strategi pemecahannya, dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-

masalah lain yang telah dapat diselesaikan sebelumnya. inovatif

Page | 13
berbasis masalah mencakup suatu kelompok kecil peserta didik yang bekerja

sebagai team untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas

atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan Bersama lainnya.”

Pembelajaran yang inovatif diperhatikan dari perlakuan para peserta didik yang

duduk bersama di dalam kelompok-kelompok kecil dalam menyelesaikan

masalah secara bersama-sama. Di dalam kelas inovatif peserta didik belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta

didik yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan

satu sama lain saling membantu.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik membuat sebuah penelitian

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran

Problem Based Learning dalam Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MIPA 1 UPT

SMAN 11 Maros”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Apakah Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning

dalam Pembelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI

MIPA 1 UPT SMAN 11 Maros?”

D. Bentuk Tindakan untuk Memecahkan Masalah Sesuai dengan Masalah

Adapun yang dilakukan dalam penelitian memecahkan masalah yang ada di

kelas adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana

ketertarikan mereka terhadap pembelajaran biologi

Page | 14
2. Memilih model pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk

proses belajar mengajar yaitu Problem Based Learning.

3. Melakukan umpan balik (feedback)

4. Melakukan pretes

5. Melakukan tes akhir atau evaluasi untuk mengetahui ketercapaian

pembelajaran.

E. Ada Argumentasi Logis Pilihan Tindakan

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari biologi

kami memilih menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

diantara sekian banyak model pembelajaran. Problem Based Learning ini

secara tidak langsung melatih peserta didik untuk saling berbagi informasi,

mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan,

sehingga peserta didik lebih produktif dalam pembelajaran. Problem Based

Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat

mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka adapun tujuan

penelitian yaitu “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI

Page | 15
MIPA 1 dalam pelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning”.

Page | 16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Belajar

Teori Belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi di proses di dalam

pikiran siswa. berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu

pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil

belajar Al- Tabany, (2014).

1. Teori belajar konstruktivisme

Menurut teori konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi Pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun

sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa

untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan

mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi

mereka sendiri untuk belajar.

2. Teori perkembangan kognitif plaget

Menurut Plaget dalam Al-Tabany, (2014) perkembangan kognitif

Sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif manipulasi

dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

Page | 17
3. Teori pembelajaran social vigotsky

Vigotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk

pengetahuan sebagai hasil dari pikiran maupun kegiatan siswa sendiri

melalui bahasa.

B. Tinjauan Tentang Belajar Mengajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan

dalam dirinya. Belajar dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari

pengalaman baru. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan

bagi seseorang, baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Belajar menurut Skinner dalam Sutianah, (2021) adalah menciptakan

kondisi peluang dengan penguatan (reinforcement), sehingga individu

akan bersungguh – sungguh dan lebih giat belajar dengan adanya

ganjaran (Punishment) dan pujian (rewards) dari guru atas hasil

belajarnya.

Sedangkan menurut Widodo, (2018) menyatakan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut nyata dalam

seluruh aspek tingkah laku. Belajar adalah serangkaian aktivitas yang

dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan

dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran yang

sifatnya sedikit banyak permanen.

Page | 18
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu melalui

pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan serta perubahan

tingkah laku kearah yang lebih baik.

C. Model Problem Based Learning

Problem Based Learning dalam Bahasa Indonesia disebut pembelajaran

berbasis masalah (PBM). Pembelajaran berbasis masalah merupakan

penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan

konfrotasi terhadap dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu

yang baru dan kompleksitas yang ada.

Pengertian pembelajaran berbasis masalah yang lain adalah metode belajar

mengajar yang focus pemecahan yang nyata, proses dimana peserta didik

melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi

sebagai batu loncatan untuk infestigasi dan penyelidikan dan laporan akhir.

Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi

pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis. Pembelajaran

berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang

menyajikan masalah kontesktual sehingga merangsang peserta didik untuk

belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta

didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

Teknik belajar ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling cepat.

Selain itu, Teknik ini juga mendorong peserta didik untuk menentukan

Page | 19
semangat Kerjasama mereka. Teknik ini biasa juga digunakan untuk semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Problem Based

Learning adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru Santoso,

(2012). Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John

Dewey. Menurut Dewey, (2014) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi

antara stimulusndan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa

bantuan dan masalah, sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan

bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,

dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Model pembelajaran

berdasarkan masalah adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran

dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk

mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka

miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan

pengalaman baru Suyatno, (2010). Sedangkan menurut Arends, (2012)

menyatakan bahwa: “model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan

suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang

autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri”.

Page | 20
Berikut ini beberapa Langkah-langkah atau alur pembelajaran dalam

penggunaan model Problem Based Learning menurut Arends dalam Vebrianto

(2021) ada lima Langkah sebagai berikut:

1. Orientasi terhadap masalah

Guru menyajikan masalah nyata terhadap peserta didik.

2. Organisasi belajar

Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata

yang telah disajikan yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa

yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk

menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

3. Penyelidikan individual maupun kelompok

Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan

data/informasi melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai

alternatif penyelesaian masalah.

4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah

Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian

masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang

peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian

masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan atau power point.

5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah

Page | 21
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

Berikut ini beberap kelebihan model pembelajaran Problem Based

Learning menurut para ahli:

a. Aris Shoimin dalam Dewi (2019) berpendapat bahwa kelebihan model

pembelajaran Problem Based Learning diantaranya:

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan untuk memecahkan

masalah dalam situasi nyata.

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

melalui aktivitas belajar.

3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada

hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi

beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.

4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari

perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemampuan belajarnya sendiri.

7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah

dalam kegiatan diskusi atau presentase hasil pekerjaan mereka.

8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching.

b. Menurut suyanti, (2010), kelebihan dalam penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning diantaranya adalah:

Page | 22
1) Problem Based Learning dirancang utamanya untuk membentuk

pembelajaran dalam membangun kemampuan berfikir kritis,

pemecahan masalah, dan intelektual mereka dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk menyelesaiakan dengan pengetahuan

baru.

2) Membuat mereka menjadi pembelajar yang mandiri dan bebas.

3) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

memahami isi pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa.

4) Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

5) Membentuk siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, juga

dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadp

hasil maupun proses belajarnya.

6) Melalui Problem Based Learning dapat memperlihatkan kepada

siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara

berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti siswa, bukan hanya

sekedar belajar dari guru atau buku-buku.

7) Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar pada

Pendidikan formal berakhir.

Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning menurut

Aris Shoiming dalam Dewi (2019) berpendapat bahwa selain memiliki

Page | 23
kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning juga memiliki

kelemahan diantaranya sebagai berikut:

1. PBM tidak diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru

berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk

pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya

dengan pemecahan masalah.

2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi

akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

Sedangkan menurut suyanti, (2010), kelemahan dalam penerapan model

Problem Based Learning diantaranya adalah:

1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka akan merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan yang

sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin

pelajari.

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas adalah model

Problem Based Learning ini memerlukan waktu yang tidak sedikit,

pembelajaran dengan model ini membutuhkan minat dari siswa untuk

memecahkan masalah. Jika siswa tidak memiliki minat tersebut maka siswa

Page | 24
cenderung bersikap enggan untuk mencoba, dan model pembelajaran ini cocok

untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan pemecahan masalah.

D. Hipotesis

Berdasarkan pembahasan tersebut maka penulis menyatakan sebuah

hipotesis dari penelitian ini bahwa “Penerapan model Problem Based Learning

dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa XI MIPA

1 UPT SMAN 11 Maros”.

Page | 25
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini bertujuan sebagai

upaya guru atau praktisi dalam bentuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas. Penelitian ini berupa proses pengkajian bersiklus yang

terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

A. Jumlah Siswa, Tempat, dan Waktu Pelaksanaan P2K

1. Jumlah Siswa

Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI MIPA 1 dengan jumlah siswa

28 orang, 11 orang laki-laki dan 17 orang perempuan pada tahun ajaran

2023/2024.

NO. Urut Nama siswa P/L


1. A. FAHRI JULIANSYAH L
2. A. UMMU AZ ZAHRA P
3. FIRDAYANTI P
4. IQBAL L
5. IRMAYANTI P
6. JAMIL L
7. KARTINI P
8. KHAERULLAH L
9. M. YASIR L
10. MISKAH ARINIL ADENYNA NUSAR P
11. MUH. AIDYL L
12. MUH. FARHAN L
13. MUH. NUR ALIM BASRI L
14. MUH. ULIL AMRI L
15. MUH. ASRIEL FAREL L
16. MUNAWARAH P
17. NABILAH ANWAR P
18. NUR AZIZA P

Page | 26
19. NUR FADHILA WAHYU P
20. NUR HIKMAH P
21. NURKAMSIA P
22. NURUL MUTIARA P
23. PERTIWI P
24. RAMLAH P
25. SYABRINA DAMAYANTI P
26. TASIYA P
27. UBAIDILLAH L
28. YULIANI P

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT SMAN 11 Maros yang bertempat

di Pangkasalo, kelurahan Baju Bodoa, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten

Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan waktu efektif yang

dimulai dari tanggal 04 September 2023 sampai tanggal 04 November

2023.

B. Langkah-langkah Pembuatan Perangkat Pembelajaran Inovatif seperti

RPP dan alat evaluasi

Pada tahap pembelajaran yang inovatif peneliti memilih jenis penelitian

yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui

efektivitas penggunaan model Problem Based Learning untuk meningkatkan

hasil belajar biologi yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi secara berulang. Peneliti melakukan beberapa langkah-langkah dalam

Page | 27
pembuatan perangkat pembelajaran sebagai salah satu cara efektifnya proses

pembelajaran yang akan berlangsung di kelas.

1. Model Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengaplikasian ketiga istilah dalam rancangan dan proses

pembelajaran adalah sebagai berikut ;

a. Eksplorasi:

Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam

mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk

memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta

didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, medorong peserta didik

mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan

dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan

labolatorium. Kegi atan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi

adalah

Peserta didik:

1) menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan

2) mengumpulkan dan mengolah data

Guru:

1) menggunakan berbagai pendekatan saintifik

2) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar

3) melibatkan peserta didik secara aktif

b. Elaborasi

Page | 28
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca

dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat,

untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan

argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun

kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan

peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis,

menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan,

menyajikan hasil belajar. Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus

elaborasi adalah

Peserta didik:

1) melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara

individu maupun kelompok

2) menanggapi laporan atau pendapat teman

3) mengajukan argumentasi dengan santun

Guru:

1) memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis,

memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut

2) memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi

c. Konfirmasi:

Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap

apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar,

memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar

Page | 29
dengan menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi

yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk

menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya

untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih

bermakna. Setelah memperoleh keyakinan, maka peserta didik

mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang

kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesikan

masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus

konfirmasi:

Peserta didik : melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya

Guru:

1) memberi umpan balik positif kepada peserta didik

2) memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil

eksplorasi dan elaborasi

3) berperan sebagai narasumber dan fasilitator

4) memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil

ekplorasi

5) memberi motivasi kepada peserta didik

2. Model Pembelajaran Tipe Problem Based Learning

Langkah-langkah model pembelajaran inovatif tipe Problem Based

Learning adalah sebagai berikut :

a. Orientasi siswa pada masalah

Page | 30
Pertama-tama, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

perlengkapan yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif

memecahkan masalah yang dipilih.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipilih.

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi

yang sesuai dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan

serta pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan

menyiapkan bentuk laporan yang sesuai untuk menujukkan hasil

penyelidikan.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Langkah terakhir dari pelaksanaan Problem Based Learning adalah

guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan dan proses-proses yang sudah dilewati.

3. Alat Evaluasi

Alat atau bahan evaluasi adalah salah satu cara yang digunakan oleh

seorang guru dalam memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh

siswa, Adapun alat evaluasi yang digunakan oleh peneliti dalam

Page | 31
mengidentifikasi hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Observasi (keaktifan siswa).

Metode inquiry ini, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu

keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa

bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian

atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan

dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam

melakukan sebuah investigasi.

2. Tes

Tes yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Pretest

Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum memulai

pembelajaran, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa terkait materi yang akan disampaikan agar guru lebih mudah

menentukan model dan metode yang akan diterapkan dalam

pembelajaran.

b. Posttest

Posttest adalah tes yang dilakukan setelah proses

pembelajaran selesai sebagai bentuk evaluasi dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan penerapan model dan metode

pembelajaran serta mengukur hasil belajar siswa.

Page | 32
C. Implementasi RPP dan Evaluasi di Kelas

Siklus I

1. Perencanaan (planning)

a. Tim peneliti melakukan analisis silabus untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

pembelajaran inovatif Problem Based Learning.

b. Membuat rencana pembelajaran kooperatif dengan pendekatan paikem

c. Membuat instrument yang akan digunakan dalam siklus PTK

d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk observer

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 1 kali pertemuan untuk

Pretest, 2 kali pertemuan untuk pembahasan materi, dan 1 kali pertemuan

untuk Posttest. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah di

siapkan terkait dengan:

a. Waktu : Terbatas pada jam pelajaran biologi

Tidak terbatas, di luar jam pelajaran biologi

b. Tempat : Di dalam kelas

c. Pelaksanaan : - Guru peneliti

- Kolaborator

d. Substansi penilaian: Siklus I dan Siklus II.

3. Observasi (Observer)

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

Page | 33
b. Keaktifan siswa

c. Kemampuan siswa dalam memahami fungsi biologi berdasarkan materi

yang dipelajari.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi digunakan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan

siklus pertama. Refleksi dimaksudkan sebagai kegiatan menganalisis,

memahami dan membuat kesimpulan. Peneliti menganalisis hasil tindakan

siklus pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus kedua mencapai

kriteria keberhasilan berdasarkan hasil tes tindakan pertama.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. 1 kali

pertemuan untuk Pretest, 2 kali pertemuan untuk pembahasan materi dan 1 kali

pertemuan untuk Posttest. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan

sebagai refleksi untuk menindak lanjuti pelaksanaan penelitian pada siklus II

dengan upaya untuk memperbaiki kekurangan kekurangan dan kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada siklus I. Siswa yang belum mampu menguasai

materi yang ada dalam materi dengan baik maka diberikan perhatian khusus

dan diberikan pengertian terhadap kesalahan yang dilakukan pada siklus I.

Tahapan siklus II sama dengan siklus I yaitu tahap perencanaan (planning),

tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan (planning)

Page | 34
a. Tim peneliti melakukan analisis silabus untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan

pembelajaran inovatif Problem Based Learning.

b. Membuat rencana pembelajaran inovatif dengan pendekatan saintifik.

c. Membuat instrument yang akan digunakan dalam siklus PTK.

d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk observer.

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. 1 kali pertemuan

untuk Pretest, 2 kali pertemuan untuk pembahasan materi dan 1 kali

pertemuan untuk Posttest sebagai hasil dari siklus II.

a. Pertemuan Ke-1

Pelaksanaan Tindakan pertemuan pertama dilaksanakan dengan

kegiatan awal peneliti (sebagai guru) membuka salam, doa yang

dipimpin oleh ketua kelas , memeriksa kehadiran siswa serta

mengkondisikan siswa untuk siap dalam mengikuti proses

pembelajaran. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan pentingnya

materi yang dipelajari untuk memahami materi selanjutnya yaitu

macam-macam rangka dan persendian serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari serta menjelaskan kompetensi yang harus

dicapai dalam model Problem Based Learning.

b. Pertemuan ke- 2

Page | 35
Pelajaran di mulai dengan menanyakan kembali materi yang telah

diberikan pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan Posttest

sebagai hasil akhir dari siklus II.

3. Observasi (Observer)

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Keaktifan siswa

c. Kemampuan siswa dalam menulis kata fungsional berdasarkan

materi yang dipelajari.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi digunakan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan

siklus pertama. Refleksi dimaksudkan sebagai kegiatan menganalisis,

memahami dan membuat kesimpulan. Peneliti menganalisis hasil

tindakan siklus pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus

kedua mencapai kriteria keberhasilan berdasarkan hasil tes tindakan

pertama.

D. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,

digunakan 3 instrumen pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan tes.

1. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat

pembelajaran berlangsung, yaitu dari tahap awal sampai tahap akhir.

Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, dimana peneliti

ikut turut serta mengamati aktivitas siswa. Observasi juga dilakukan

Page | 36
peneliti dalam hal ini untuk mengamati guru mata pelajaran selama

pembelajaran berlangsung melalui pengamatan guru.

2. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa.

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam menerjemahkan jenis data dari hasil

observasi dan tes menjadi data kualitatif dalam bentuk deskriptif kualitatif, data

tersebut sebagai berikut:

1. Data hasil pengamatan aktifitas siswa dalam belajar

2. Data hasil belajar siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

memahami materi melalui tes

3. Data hasil wawancara siswa mengenai pembelajaran biologi.

Analisis data hasil tes belajar secara deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil belajar siswa. Untuk menganalisis data hasil tes belajar

menggunakan hasil belajar siswa kelas XI MIPA 1 UPT SMAN 11 MAROS

dapat digunakan rumus:

N. Gain Peningkatan Hasil Belajar

∑ 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑩𝒆𝒏𝒂𝒓
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 = 𝑋 100 %
∑ 𝑺𝒐𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏

Rumus N-Gain:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Adapun kategori nilai Uji N-Gain pada tabel 3.6 berikut ini:

Page | 37
Tabel 3.6 Kategori Perolehan Skor N-Gain

Batasan Kategori
𝒈>0,7 Tinggi
0,3 ≤g≤0,7 Sedang
g<0,3 Rendah
(Sumber : Ramadhani, dkk, 2020 :164)

Page | 38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penilaian Kegiatan Pembelajaran


1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Hasil Analisis Kuantitatif

Pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 1

kali pertemuan untuk Pretest, 2 kali pertemuan untuk mempelajari materi

dan 1 kali pertemuan untuk Posttes dengan memberikan soal Pretest

sebanyak 3 nomor essay kepada peserta didik sebelum memulai materi

dan memberikan kembali soal Posttest untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik. Adapun data data hasil belajar siklus I dapat dilihat pada

tabel 4.1.berikut ini:

Tabel 4.1 hasill Pretest dan posttest biologi siklus I kelas XI MIPA
1 SMAN 11 MAROS

No Jumlah Skor Pretest Jumla h Skor Posttest N. Gain


1. 50 80 60%
2. 40 80 66.66%
3. 50 90 80%
4. 40 70 50%
5. 50 90 80%
6. 50 80 80%
7. 40 70 50%
8. 40 80 66.66%
9. 50 90 80%
10. 50 90 80%
11. 50 80 60%
12. 20 60 50%

Page | 39
13. 40 70 50%
14. 20 50 37.5%
15. 70 90 66.66%
16. 40 70 50%
17. 50 80 60%
18. 50 10 60%
19. 50 80 60%
20. 50 80 60%
21. 50 70 40%
22. 40 70 33.33%
23. 40 - 66.66%
24. 40 70 33.33%
25. 20 50 37.5%
26. 70 90 66.66%
27. 50 70 40%
28. 40 80 66.66%
Hasil : 58.27%

Berdasarkan pada tabel 4.1 bahwa hasil Pretest sebagai tes awal

dan Posttest sebagai tes akhir pada siklus I secara keseluruhan

menunjukkan N.gain sebesar 58.27 %. Data tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar biologi siswa kelas XI MIPA 1 dalam kategori

kurang sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan, hal tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya karena masih

kurangnya perhatian siswa dengan melakukan aktivitas lain selama

proses pembelajaran berlangsung.

Page | 40
Oleh karna itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran

yang inovatif di dalam kelas yang di terapkan pada siklus II.

b. Hasil Analisis Kualitatif

Selama berlangsungnya penelitian pada siklus I tercatat sikap yang

terjadi pada setiap siswa terhadap pelajaran biologi. Sikap siswa tersebut

diperoleh dari lembar observasi yang dicatat pada pelaksanaan siklus.

Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan sikap

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas.

Adapun sikap siswa dari siklus I adalah sebagai berikut:

a) Masih ada siswa yang tidak hadir mengikuti pelajaran

b) Perhatian siswa pada siklus I ini masih berjalan seperti kurang

antusiasnya siswa dalam menyelesaikan tugas secara berkelompok dan

masih kurangnya kerjasama siswa dalam membantu temannya

menyelesaikan tugas secara berkelompok.

c) Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Siswa

lebih asyik dengan aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan

materi yang dipelajari.

d) Keaktifan siswa hanya terlihat dari siswa yang memiliki minat terhadap

pelajar biologi.

e) Pada siklus I siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya kurang

berani, bahkan ada kelompok yang kurang siap untuk mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya.

Page | 41
2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Hasil Analisis Kuantitatif

Pada siklus II ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, 1 kali

pertemuan posttest, 2 kali pertemuan untuk pembahasan materi dan 1 kali

pertemuan untuk tes hasil belajar. Adapun bentuk tes hasil belajar yang

dilakukan berupa Posttest sebanyak 3 nomor essay, sedangkan untuk

hasil Pretest diambil hasil Posttest siklus II – hasil Posttest siklus I.

Adapun hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 hasil Posttest siklus II biologi siswa kelas XI MIA


IBNU SINA SMA Negeri 4 Pangkep
No Jumlah Skor Pretest Jumlah Skor Posttest N. Gain
1. 20 10 100%
2. 10 9 88.88%
3. 20 10 100%
4. 10 8 77.77%
5. 10 10 100%
6. 20 10 100%
7. 10 8 77.77%
8. 30 9 100%
9. 20 9 85.71%
10. 20 9 87.5%
11. 20 10 100%
12. 30 9 85.71%
13. 30 10 100%
14. 40 9 83.33%
15. 30 10 100%
16. 10 8 77.77%

Page | 42
17. 20 10 100%
18. 20 10 100%
19. 30 10 100%
20. 10 9 88.88%
21. 2 9 87.5%
22. 20 9 87.5%
23. - 9 90%
24. 20 9 87.5%
25. 30 8 71.42%
26. 30 10 100%
27. 20 9 87.5%
28. 20 10 100%
Hasil : 91.59%

Berdasarkan pada tabel 4.2 bahwa hasil belajar biologi pada

siklus II secara keseluruhan adalah 91.59%. Data tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar biologi siswa mengalami peningkatan dengan

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa Kelas XI MIPA

SMAN 11 MAROS setelah dilakukan tindakan pembelajaran pada akhir

siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

f. Hasil Analisis Kualitatif

Selama penelitian berlangsung, selain terjadi peningkatan hasil

belajar biologi pada siklus I dan siklus II tercatat sejumlah perubahan

yang terjadi pada setiap siswa terhadap pelajaran Biologi. Adapun

perubahan sikap siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Page | 43
1) Semangat siswa memperhatikan pelajaran semakin terlihat,

walaupun masih ada beberapa siswa yang kadang melakukan

kegiatan lain ketika guru sedang menjelaskan.

2) Sudah terlihat keseriusan siswa dalam menyelesaikan soal-soal serta

sudah terlihat kekompakan dalam kelompoknya.

3) Keaktifan siswa dalam proses belajar menjawab pertanyaan maupun

bertanya tentang materi yang dibahas. Mereka saling bersaing ingin

kelompoknya yang unggul.

4) Siswa sudah mampu mengerjakan soal latihan dengan meminta

bimbingan dari guru serta bertanya kepada teman sekelompoknya.

5) Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan

mempresentasikan hasil kerjasama mereka.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran inovatif dengan model

Problem Based Learning yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini membuahkan

hasil yang signifikan yakni meningkatnya hasil belajar biologi di kelas XI MIPA

1 SMA NEGERI 11 MAROS

1. Refleksi Siklus I

Pada siklus I, semangat minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar dalam menjawab pertanyaan lisan guru, bertanya tentang materi

yang dibahas serta mengerjakan soal-soal dapat dikatakan masih kurang.

Page | 44
2. Refleksi Siklus II

Pada siklus II semangat dan keaktifan siswa semakin ditandai dengan

memperlihatkan kemajuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seluruh

kegiatan pada siklus II ini mengalami peningkatan walaupun masih ada

beberapa kegiatan yang mengalami penurunan tapi dibandingkan dengan

siklus I yang jauh lebih menurun.

Page | 45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian Tindakan kelas untuk meningkatkan hasil

belajar biologi melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada

siswa kelas XI MIPA 1 SMA NEGERI 11 MAROS, dapat diketahui bahwa:

1. Adanya peningkatan hasil belajar biologi siswa dari setiap siklus, yaitu

pada siklus I diperoleh hasil belajar sebesar 158.27% sedangkan pada

siklus II terjadi peningkatan hasil belajar biologi yang signifikan yaitu

91.59%.

2. Terjadinya peningkatan perhatian serta keaktifan siswa dalam proses

belajar mengajar.

3. Pembelajaran inovatif ini selain meningkatkan hasil belajar juga dapat

meningkatkan sifat kerjasama antara siswa, serta dapat menimbulkan rasa

percaya diri untuk menyelesaikan soal yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan

aplikasinya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal

yang disarankan antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai tindak lanjut penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning pada saat pembelajaran diharapkan kepada guru untuk lebih

memberikan keluwesan siswa untuk berekspresi dan berkreasi untuk dapat

Page | 46
menemukan sendiri dan menyimpulkan materi pembelajaran dalam

pelajaran.

2. Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran sangatlah

bagus, maka diharapkan kepada guru biologi agar dapat menerapkan model

pembelajaran ini dalam proses pembelajaran.

Page | 47
DAFTAR PUSTAKA

Al-tabany, T., I., Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual. Jakarta : PT Kharisma Putri Utama

Dewi, N., Rachmani & Ardiansyah, A., Satrio. 2019. Dasar Dan Proses
Pembelajaran Matematika. Klaten : PT Lakeisha

Sutianah, C. 2021. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : CV. Penerbit qiara Media

Vebrianto, R., dkk. 2021. Problem Based Learning. Riau : Dotplus Publisher

Widodo, J. 2018. Penerapan Problem Based Learning Dalam Implementasi


Kurikulum 2013. Surabaya : CV. Pustaka Media Guru

Page | 48
LAMPIRAN - LAMPIRAN

A. Lampiran 1 (Kajian Pustaka)

Page | 49
Page | 50
Page | 51
Page | 52
Page | 53
Page | 54
Page | 55
Page | 56
Page | 57
Page | 58
Page | 59
Page | 60
Page | 61
Page | 62
Page | 63
Page | 64
Page | 65
Page | 66
Page | 67
Page | 68
B. Lampiran 2 (Rubrik Penilaian Laporan Kegiatan Pemantapan Profesi
Keguruan P2K Oleh Dosen Pembimbing)

RUBRIK PENILAIAN LAPORAN KEGIATAN


PROGRAM PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
OLEH DOSEN PEMBIMBING

Nama : Andi Gunawan Azis


NIM 105441102020
Sekolah : UPT SMAN 11 MAROS
Program Studi : PENDIDIKAN BIOLOGI
Fakultas :FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
BAB Komponen Kriteria Skala Penilaian
1 2 3 4
A. Profil Proses
Pembelajaran
B. Profil Hasil Belajar
C. Rumusan Masalah
berdasarkan Profil
Proses Pembelajaran
Pendahuluan dan Hasil Belajar
I
D. Bentuk Tindakan
untuk Memecahkan
Masalah
E. Ada Argumentasi
Logis pilihan
Tindakan
F. Tujuan
Relevansi antara konsep/teori
Kajian
II yang dikaji dengan
Pustaka
permasalahan
A. Jelas Jumlah
siswa,tempat,dan
waktu pelaksanaan
P2K
Prosedur
III B. Pembuatan Membuat
Pelaksanaan
RPP dan Alat Evaluasi
1. Membuat RPP
berdasarkan standar
Kompetensi

Page | 69
2. Membuat alat evaluasi
berdasarkan tujuan
pembelajaran
C. Implementasi RPP
1. Implementasi RPP di
kelas minimal 4 kali
pertemuan
2. Implementasi alat
evaluasi di kelas
setelah 4 kali
pertemuan
pembelajaran
A. Hasil Pelaksanaan
1. Menyajikan hasil
setiap selesai evaluasi
dengan data lengkap
yang berisi penjelasan
tentang aspek
keberhasilan dan
kelemahan yang
terjadi.
Hasil 2. Perlu ditambahkan hal
Pelaksanaan yang mendasar yaitu
IV
dan perubahan pada diri
pembahasan siswa,lingkungan,guru
berupa perubahan
proses dan hasil
belajar
B. Pembahasan
Pembahasan dilakukan
dengan mengaitkan temuan
dengan Tindakan ,indikator
kebersihan ,serta kajian
teoritik dan empirik.
A. Kesimpulan
Menyajikan simpulan hasil
pelaksanaan (Potret
Kemajuan) sesuai dengan
tujuan
Simpulan dan
V B. Saran
Saran
Saran tindak lanjut diberikan
berdasarkan temuan dan
pembahasan hasil
pelaksanaan pembelajaran
inovatif di kelas

Page | 70
DAFTAR Daftar Pustaka relevan dan
PUSTAKA penulisannya sesuai ketentuan
Jumlah Skor 1, 2, 3

Keterangan ;Nilai; 1 = Kurang Sekali, 2= Kurang, 3= Baik, 4= Baik Sekali


…..
Skor Akhir Oleh Dosen = Z Skor ( 1+2+3+4 ) = =⋯
18 18

Maros, 30 Oktober 2023


Dosen Pembimbing

Dr. Anin Asnidar, M.Pd


NIDN.

Page | 71
C. Lampiran 3 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 11 Maros

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Sistem Gerak

Kelas/Semester : XI/1

Alokasi Waktu : 80 Menit

Pertemuan ke : 1
A. TUJUAN
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi jaringan penyusun
rangka, fungsi rangka, dengan berpikir kritis dengan baik.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN

 Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan


kesiapan belajar siswa lalu meminta ketua kelas untuk berdoa bersama

 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice


breaking)
 Guru memberikan stimulus mengenai topik yang akan di pelajari

 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan

KEGIATAN INTI
Orientasi peserta didik Guru menyajikan sebuah gambar rangka manusia dari
terhadap masalah platform dan bahan bacaan terkait sistem rangka
manusia

Page | 72
Mengorganisasi peserta Guru membagi dan mengorganisasi siswa dalam
didik beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah, dalam hak ini
mengamati masing jaringan penyusun rangka,
mengidentifikasi fungsi, macam –macam rangka serta
persendian.
Membimbing penyelidikan Peserta didik yang telah dibentuk dalam beberapa
individu maupun kelompok diarahkan untuk mendiskusikan,
kelompok mengumpulkan informasi, mempresentasikan, dan
saling bertukar informasi mengenai jaringan penyusun
rangka berdasarkan LKPD yang diberikan untuk
memecahkan masalah
Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil menyiapkan laporan, dokumentasi atau model dan
membantu mereka berbagi tugas dengan sesame
temannya
Menganalisis dan Guru membantu siswa melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses hasil evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang
pemecahan masalah mereka lakukan.
PENUTUP
 Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
 Guru memberikan penilaian untuk mengetahui tercapainya indikator
pembelajaran
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Berdoa dan memberi salam
C. PENILAIAN
- Sikap : Kehadiran dan keaktifan siswa dalam forum diskusi, berpikir
kritis serta menghargai pendapat teman
- Pengetahuan : Lembar kerja peserta didik
- Keterampilan : Kreativitas dan kualitas penyelesaian tugas
Maros, 30 Oktober 2023

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Dayawi, S.Pd
NIP. 19731231 200604 1 016

Page | 73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 11 Maros

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Sistem Gerak

Kelas/Semester : XI/1

Alokasi Waktu : 80 Menit

Pertemuan ke :2

D. TUJUAN
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi macam-macam
rangka, serta persendian, dengan berpikir kritis dengan baik.

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN

 Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan


kesiapan belajar siswa lalu meminta ketua kelas untuk berdoa bersama

 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice


breaking)
 Guru memberikan stimulus mengenai topik yang akan di pelajari

 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan

KEGIATAN INTI
Orientasi peserta didik Guru mengajak siswa untuk mengamati dan
terhadap masalah memperagakan kerja otot, misalnya mengangkat
lengan atau mengamati gambar/video peragaan
binaraga.
Mengorganisasi peserta Guru membagi dan mengorganisasi siswa dalam
didik beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah, dalam hal ini

Page | 74
mengamati masing macam –macam rangka serta
persendian.
Membimbing penyelidikan Peserta didik yang telah dibentuk dalam beberapa
individu maupun kelompok diarahkan untuk mendiskusikan,
kelompok mengumpulkan informasi, mempresentasikan, dan
saling bertukar informasi mengenai jaringan penyusun
rangka berdasarkan LKPD yang diberikan untuk
memecahkan masalah
Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyajikan hasil menyiapkan laporan, dokumentasi atau model dan
membantu mereka berbagi tugas dengan sesame
temannya
Menganalisis dan Guru membantu siswa melakukan refleksi atau
mengevaluasi proses hasil evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang
pemecahan masalah mereka lakukan.
PENUTUP
 Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
 Guru memberikan penilaian untuk mengetahui tercapainya indikator
pembelajaran
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Berdoa dan memberi salam
F. PENILAIAN
- Sikap : Kehadiran dan keaktifan siswa dalam forum diskusi, berpikir
kritis serta menghargai pendapat teman
- Pengetahuan : Lembar kerja peserta didik
- Keterampilan : Kreativitas dan kualitas penyelesaian tugas

Maros, 30 Oktober 2023

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Dayawi, S.Pd
NIP. 19731231 200604 1 016

Page | 75
D. Lampiran 4 (Lembar Observasi Penilaian Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran)

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM


PEMBELAJARAN (SIKLUS I)
Nama Sekolah : SMAN 11 Maros
Kelas : XI MIPA 1
Materi Pokok : Sistem Gerak
Petunjuk Pengisian
1. Ambillah posisi yang memudahkan anda untuk mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, tanpa mengganggu proses
pembelajaran tersebut
2. Perhatikan aktivitas siswa dalam kelas saat proses pembelajaran
berlangsung
3. Dengan melihat siswa yang aktif maka dapat dilihat presentase keaktifan
siswa
4. Menentukan skala penilaian ada lembar pengamatan dibawah ini

No Aspek Yang Diamati Pertemuan

I II III
1. Siswa menjawab salam guru dan
melakukan doa Bersama
2. Siswa menanggapi absensi dari guru
3. Siswa memperhatikan dan menanggapi
apresiasi dari guru
4. Siswa memperhatikan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Siswa memperhatikan guru dalam
membagi kelompok
6. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung
7. Siswa memperhatikan saat guru
memberikan tambahan atau penguatan
jawaban
8. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
9. Siswa memperhatikan penyampaian
guru untuk pertemuan selanjutnya
10. Siswa menjawab salam dan
mengucapkan hamdalah bersama-sama

Page | 76
Rata-Rata
Presentase
Hasil

𝑭𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝑨𝒔𝒑𝒆𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏


𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 = 𝑥 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂

Maros, 30 Oktober 2023


Observer

Andi Gunawan Azis

Page | 77
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN (SIKLUS II)
Nama Sekolah : SMAN 11 Maros
Kelas : XI MIPA 1
Materi Pokok : Sistem Gerak
Petunjuk Pengisian
1. Ambillah posisi yang memudahkan anda untuk mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, tanpa mengganggu proses
pembelajaran tersebut
2. Perhatikan aktivitas siswa dalam kelas saat proses pembelajaran
berlangsung
3. Dengan melihat siswa yang aktif maka dapat dilihat presentase keaktifan
siswa
4. Menentukan skala penilaian ada lembar pengamatan dibawah ini
No Aspek Yang Diamati Pertemuan

I II
1. Siswa menjawab salam guru dan
melakukan doa Bersama
2. Siswa menanggapi absensi dari guru
3. Siswa memperhatikan dan menanggapi
apresiasi dari guru
4. Siswa memperhatikan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Siswa memperhatikan guru dalam
membagi kelompok
6. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan temannya pada saat
pembelajaran berlangsung
7. Siswa memperhatikan saat guru
memberikan tambahan atau penguatan
jawaban
8. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
9. Siswa memperhatikan penyampaian
guru untuk pertemuan selanjutnya
10. Siswa menjawab salam dan
mengucapkan hamdalah bersama-sama
Rata-Rata
Presentase
Hasil

Page | 78
𝑭𝒓𝒆𝒌𝒖𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝑨𝒔𝒑𝒆𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 = 𝑥 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒊𝒔𝒘𝒂

Maros, 30 Oktober 2023


Observer

Andi Gunawan Azis

Page | 79
E. Lampiran 5 (Lembar Soal Pretest dan Posttest )

LAMPIRAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST

NO Kemampuan Materi Soal Pretest


Akhir Yang
Diharapkan
1. Mengidentifikasi Jaringan 1. Menjelaskan apa yang dimaksud
Jaringan Penyusun Penyusun Sistem rangka pada manusia?
Rangka Rangka 2. Menyebutkan jenis jaringan
penyusun rangka pada manusia!

2. Mengidentifikasi Fungsi 3. Mengemukakkan fungsi tulang


Fungsi Rangka Rangka pada manusia!

Page | 80
F. Lampiran 6 (Lembar Hasil Wawancara Siswa)

WAWANCARA SISWA
Nama :
Kelas :

NO KOMPONEN WAWANCARA INFORMASI YANG DIPEROLEH


1. Apa pendapat kalian tentang Ya, menurut saya sangat menyenangkan.
pembelajaran biologi setelah
diterapkan model pembelajaran
yang berbeda?
(menyenangkan/ tidak
menyenangkan)?
2. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru Belajar biologi dilakukan dengan diskusi dan
dalam menyampaikan tanya jawab sehingga banyak siswa yang
pembelajaran biologi? aktif untuk berpendapat.

3. Apakah bapak guru memberi Iya, guru sering memberikan kesempatan


kesempatan untuk bertanya baik bertanya maupun menjawab
ketika kalian kurang memahami
materi pelajaran?
4. Apakah kalian puas dengan hasil Saya puas dengan nilai yang saya dapatkan,
belajar yang telah karna cara belajar tersebut saya mampu
kalian peroleh? memahami materi pelajaran. Akan tetapi
saya sebagai siswa masih ingin
meningkatkan nilai mata pelajaran saya
5. Menurut kalian apakah ada Ada. Dengan mempelajari biologi saya
manfaat mempelajari biologi mampu mengetahui tentang makhluk hidup
dengan kehidupan sehari-hari? baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan.
Dengan kata lain belajar biologi sama
dengan mempelajari diri sendiri.

Page | 81
WAWANCARA SISWA
Nama :
Kelas :

NO KOMPONEN WAWANCARA INFORMASI YANG DIPEROLEH


1. Apa pendapat kalian tentang Menurut saya menyenangkan,
pembelajaran biologi setelah
diterapkan model pembelajaran
yang berbeda?
(menyenangkan/ tidak
menyenangkan)?
2. Bagaimana cara Bapak guru Tanya jawab dengan teman kelas
dalam menyampaikan
pembelajaran biologi?

3. Apakah bapak/ibu guru memberi Iya, guru memberikan kesempatan


kesempatan untuk bertanya
ketika kalian kurang memahami
materi selama pelajaran
berlangsung?
4. Apakah kalian puas dengan hasil Puas, dengan model pembelajaran ini saya
belajar yang telah lebih mampu memahami materi pelajaran.
kalian peroleh? tetapi nilai yang saya peroleh masih ingin
saya tingkatkan
5. Menurut kalian apakah ada Ada. Dengan mempelajari biologi saya
manfaat mempelajari biologi mempelajari tentang alam semesta beserta
dengan kehidupan sehari-hari? isinya yaitu makhluk hidup baik itu
manusia, hewan maupun tumbuhan

Page | 82
G. Lampiran 7 (Rubrik Penilaian Observer)

RUBRIK PENILAIAN OBSERVER

Nama :
Nama Sekolah :
Kriteria:

Belum Sesuai Sesuai


Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
A. Apersepsi dan Motivasi
Mengaitkan materi
pembelajaran sekarang
1 dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran
sebelumnya.
Mengajukan pertanyaan
2
menantang.
Menyampaikan manfaat
3
materi pembelajaran.
Mendemonstrasikan
4 sesuatu yang terkait dengan
materi pembelajaran.

B. Penyampaian Kompetensi
dan Rencana Kegiatan
Menyampaikan
5 kemampuan yang akan
dicapai peserta didik.
Menyampaikan rencana
kegiatan misalnya,
6
individual, kerja kelompok,
dan melakukan observasi.
C. Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran

Kemampuan menyesuiakan
7 materi dengan tujuan
pembelajaran.

Page | 83
Kemampuan mengkaitkan
materi dengan pengetahuan
8 lain yang relevan,
perkembangan Iptek , dan
kehidupan nyata.
Menyajikan pembahasan
9 materi pembelajaran
dengan tepat.

Penerapan Strategi
Pembelajaran yang Mendidik
Melaksanakan
pembelajaran sesuai
10
dengan kompetensi yang
akan dicapai.
Menfasilitasi kegiatan yang
memuat komponen
11
eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
Melaksanakan
12
pembelajaran secara runtut.
13 Menguasai kelas.
Melaksanakan
14 pembelajaran yang bersifat
kontekstual.
Melaksanakan
pembelajaran yang
15 memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif
(nurturant effect).
Melaksanakan
pembelajaran sesuai
16
dengan alokasi waktu yang
direncanakan.
Penerapan Pendekatan
scientific

Memberikan pertanyaan
17
mengapa dan bagaimana.
Memfasilitasi peserta didik
18
untuk mengamati.
Memancing peserta didik
19
untuk bertanya.

Page | 84
Memfasilitasi peserta didik
20
untuk menganalisis.
Menyajikan kegiatan
21 peserta didik untuk
berkomunikasi.

Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam
Pembelajaran

Menunjukkan keterampilan
22 dalam penggunaan sumber
belajar pembelajaran.
Menunjukkan keterampilan
23 dalam penggunaan media
pembelajaran.
Menghasilkan pesan yang
24
menarik.
Melibatkan peserta didik
dalam pemanfaatan
25
sumber belajar
pembelajaran.
Melibatkan peserta didik
26 dalam pemanfaatan
media pembelajaran.

D. Pelibatan Peserta Didik


dalam Pembelajaran

Menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik melalui
27
interaksi guru, peserta
didik, sumber belajar.
Merespon positif
28
partisipasi peserta didik.
Menunjukkan sikap
29 terbuka terhadap respons
peserta didik.
Menunjukkan hubungan
30 antar pribadi yang
kondusif.
Amat baik 86 s.d 100

Page | 85
Menumbuhkan keceriaan
atau antuisme peserta didik
31 dalam belajar.

F. Penggunaan Bahasa yang


Benar dan Tepat dalam
Pembelajaran

Menggunakan bahasa lisan


32
secara jelas dan lancar.
Menggunakan bahasa tulis
33
yang baik dan benar.

F. Penutup pembelajaran
Melakukan refleksi atau
membuat kesimpulan
34
dengan melibatkan peserta
didik.
Mengumpulkan hasil kerja
35
sebagai bahan portofolio.
Melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan
36
kegiatan berikutnya dan
tugas.
Jumlah
Nilai
Baik 70 s.d 85
Kurang Di bawah 70

Kesimpulan :

Refleksi

Page | 86
Rekomendasi :

Maros, 30 Oktober 2023

Observer

Andi Gunawan Azis

Page | 87
H. Lampiran 8 (Lembar Hasil Pretest dan Posttest)
1. Pretest

2. Posttest

Page | 88
Lampiran 8 (Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas)

Page | 89

Anda mungkin juga menyukai