Injuri Basket

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Program Edukasi Penanganan On-Site Finger Injury Pada Atlet Basket

Farid Rahman*, Calvin Hendrawan Roneta, Dhiva Luhtirani Yanitamara,


Muhammad Raihan Maulidan, Shureenzen Suci Syafatillah,
Dan Nimas Ayu Anggraeni, Arif Pristianto
Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia
*[email protected]

Abstrak: Basket menjadi salah satu olahraga yang memiliki peminat terbanyak, namun tak
jarang atlet yang menekuni olahraga tersebut harus mundur karena mengalami cedera yang
parah. Atlet yang kurang dalam memahami teknik-teknik dasar seperti (dribble, shooting,
pivot, lay-up, dll) yang berada di bola basket akan berisiko mengalami cedera. Salah satu
cedera yang sering terjadi pada atlet bola basket ialah mallet finger injury. Cedera ini
disebabkan oleh adanya deformitas yang disebabkan oleh adanya disrupsi dari tendon
ekstensor digitorum dan sering terjadi pada lingkungan olahraga dengan basis melempar.
Mallet finger injury yang mengenai atlet basket membuat atlet kesulitan dalam melakukan
gerakan ekstensi jari secara aktif, hal ini tentu berakibat fatal terhadap performa yang
dihasilkan, salah satunya ialah atlet yang berada di Unit Bola Basket Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Dalam upaya mencegah berkurangnya performa dan
keoptimalan permainan, perlu dilakukan treatment atau rehabilitasi saat berada di lapangan.
Perawatan on-site atau dilapangan tentunya memiliki prosedur yang harus diperhatikan.
Pemberian edukasi TOTAPS dan PEACE and LOVE kepada atlet UBB Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan cara menyampaikan materi serta melakukan simulasi
kepada atlet tersebut. Leaflet menjadi salah satu upaya tim pelaksana pengabdian
masyarakat dalam media penyampaian materi. Dalam sosialisasi tersebut, didapatkan hasil
bahwa atlet dapat memahami dan mempraktikkan secara tepat tentang penanganan on-site
mallet finger injury, dibuktikan dengan hasil skor pre dan post-test pemahaman atlet. Tim
pelaksana pengabdian masyarakat mampu mencapai tujuan utama pelaksanaan kegiatan
komunitas.
Kata kunci: basket; mallet finger injury; on-site; PEACE and LOVE; TOTAPS
Abstract: Basketball is one of the sports with the most enthusiasts, but it is not uncommon
for athletes who pursue the sport to retreat due to severe injuries. Athletes who lack
understanding of basic techniques such as (dribble, shooting, pivot, lay-up, etc.) in
basketball will be at risk of injury. One injury that often occurs in basketball athletes is a
mallet finger injury. This injury is caused by a deformity caused by disruption of the
extensor digitorum tendon and often occurs in a throwing-based sports environment.Mallet
finger injury that affects basketball athletes makes it difficult for athletes to perform active
finger extension movements; this is certainly fatal to the resulting performance, including
athletes in the Basketball Unit of Universitas Muhammadiyah Surakarta. To prevent
reduced performance and game optimization, it is necessary to perform treatment or
rehabilitation in the field. On-site or field treatment certainly has procedures that must be
considered. Providing TOTAPS, PEACE, and LOVE education to UBB athletes at
Universitas Muhammadiyah Surakarta by delivering material and conducting simulations
for these athletes. Leaflets are one of the efforts of the community service implementation
team in delivering material. In the socialization, the results showed that athletes can
understand and practice appropriately about the on-site handling of mallet finger injuries,
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

as evidenced by the pre and post-test scores of athletes' understanding. The community
service implementation team can achieve the main objectives of implementing community
activities.
Keywords: Basketball; Mallet Finger Injury; On-Site; PEACE and LOVE; TOTAPS

© 2024 Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Received: 15 September 2023 Accepted: 2 Januari 2024 Published: 6 Februari 2024


DOI: https://doi.org/10.20527/btjpm.v6i1.100162

How to cite: Rahman, F., Roneta, C. H., Yanitamara, D. L., Maulidan, M. R., Syafatillah,
S. S., Anggraeni, N. A., & Pristianto, A. (2024). Program edukasi penanganan on-site
finger injury pada atlet basket. Bubungan Tinggi Jurnal: Pengabdian Masyarakat, 6(1),
128-136.

PENDAHULUAN terjadi saat berada dalam proses latihan.


Bola basket merupakan salah satu cabang Selain atlet bola basket yang berada di
olahraga yang banyak diminati berbagai arena lapangan, ada juga atlet yang masih
kalangan. Olahraga basket ini dapat dalam lingkungan pendidikan saat
dijadikan sebagai sarana memperbaiki melakukan olahraga tersebut. Salah
dan merawat tubuh maupun hanya satunya ialah Unit Bola Basket
sekadar hobi. Pelaksanaan dari olahraga Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ini harus sesuai dengan kemampuan dari Komunitas bola basket tersebut berada
seseorang, karena jika berlebihan maka dibawah naungan Kampus Universitas
akan menimbulkan hal yang berakibat Muhammadiyah Surakarta, yang atletnya
fatal (Candra et al., 2021). Salah satunya terdiri dari kumpulan mahasiswa dari
ialah cedera yang sering terjadi pada jari- berbagai fakultas. Cedera yang umum
jari tangan sejumlah atlet. terjadi pada kalangan olahraga biasanya
Cedera olahraga dapat diartikan disebabkan oleh overuse dan traumatis
sebagai segala sesuatu bentuk kegiatan (Apriliano et al., 2021). Klasifikasi dari
yang melampaui batas maksimal tubuh finger injury bermacam-macam, salah
mampu menampung segala bebannya. satunya ialah mallet finger injury. Mallet
Secara fisiologis dikatakan bahwa cedera finger injury merupakan deformitas yang
juga terjadi akibat tidak seimbangnya disebabkan oleh adanya disrupsi dari
antara beban kerja dan kemampuan tubuh tendon ekstensor digitorum dan sering
melakukan aktivitas olahraga (Ihsan, terjadi pada lingkungan olahraga dengan
2017). Mallet finger adalah cedera yang basis melempar (Ashar et al., 2020) .
umum terjadi, baik berupa pecahnya Cedera ini menyebabkan tendon
tendon ekstensor pada saat insersi atau mengalami robekan atau ruptur.
fraktur avulsi yang melibatkan insersi Saat terkena mallet finger injury, atlet
terminal ekstensor tendon. Biasanya tidak mampu untuk melakukan ekstensi
disebabkan oleh pukulan yang kuat pada jari secara aktif. Sejumlah dari mereka
ujung jari yang menyebabkan fleksi tiba- takut dalam melakukan pengobatan atau
tiba atau cedera hiperekstensi (Cheung et penanganan saat mereka mengalami
al., 2012). Biasanya disebabkan karena cedera yang disebabkan oleh bola basket
adanya kesalahan teknik dasar saat tersebut. Pendidikan kesehatan
melakukan dribble, shooting, passing, merupakan upaya agar masyarakat dapat
catching, lay-up, pivot, dan beberapa menyadari dan mengetahui bagaimana
teknik saat bermain basket. cara mereka dalam memelihara
Kesalahan teknik tidak hanya terjadi kesehatannya, mencegah hal-hal yang
saat dalam sesi latihan saja, namun juga dapat merugikan dirinya, serta

129
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

mengetahui kemana seharusnya pergi yang diberikan, dan serangkaian tes dan
berobat apabila sakit (Rahman et al., latihan dapat memastikan kesiapan untuk
2022). kembali bermain (Bachoura et al., 2017).
Namun, tak jarang ditemukan atlet Kesalahan yang sering terjadi
yang kurang memahami tentang hal yang dikalangan atlet ialah mereka
sedang ia tekuni dan berakibat pada mengabaikan cedera yang muncul dan
munculnya cedera atau permasalahan selalu beranggapan bahwa itu semua
saat berada di lapangan, baik itu saat hanya cedera ringan, padahal apabila
latihan maupun pertandingan hal ini cedera tersebut diabaikan dan terus
sebagai permasalahan mitra yang paling ditambah dengan latihan maka akan
utama. Permasalahan yang terjadi pada berakibat fatal dan bisa saja membuat
mitra ialah mengenai cedera yang sering mereka gantung sepatu dari olahraga
terjadi pada atlet bola basket ialah Finger yang ditekuni. Tujuan
Injury atau cedera pada jari-jari tangan diselenggarakannya program ini ialah
yang tidak ditangani secara tepat. agar atlet lebih memahami bagaimana
Dalam melakukan olahraga pastinya penanganan yang tepat saat mereka
atlet dalam projek kali ini mengalami on-site mallet finger injury
diharpkamenginginkan performa tubuh karena apabila diabaikan akan
yang maksimal, karena dengan hal berdampak buruk pada performa atlet
tersebut akan membuktikan bahwa diri tersebut. Oleh karena itu, edukasi sangat
seorang atlet yang baik. Frekuensi latihan memberikan manfaat kepada atlet agar
atlet sangat mempengaruhi performa hal-hal buruk seperti cedera
yang dihasilkan saat melakukan latihan berkelanjutan dan penurunan performa
atau pertandingan. Penerapan dosis tidak terjadi pada atlet tersebut. Edukasi
latihan yang tepat juga akan mendukung yang dilakukan ialah memberikan
tercapainya tujuan dari latihan tersebut. sosialisasi terkait bagaimana
Pedoman FITT (Frequency, Interval, implementasi TOTAPS dan PEACE and
Time, dan Type) dapat digunakan untuk LOVE dalam penanganan on-site mallet
menentukan dosis latihan. Penentuan finger injury pada atlet basket.
dosis tersebut untuk mengetahui bahwa
semakin sering kita melakukan olahraga METODE
tanpa diberi interval atau jeda akan Pelaksanaan edukasi penanganan mallet
berisiko terhadap kebugaran jasmani. finger injury dengan TOTAPS dan
Oleh karena itu, panduan FITT ini dapat PEACE and LOVE dilaksanakan pada
menjadikan kita berada pada jalur pertengahan Mei 2023, dengan peserta
kebugaran dan kompnen latihan aerobic sebanyak 15 orang yang terdiri dari atlet
(Irawan et al., 2021). Tak jarang basket Universitas Muhammadiyah
beberapa atlet gagal dalam pertandingan Surakarta. Pelaksanaan kegiatan
karena terlalu lelah saat melakukan disesuaikan pada timeline yang sudah
latihan, dan gejala utama yang biasanya ditentukan seperti yang ditampilkan pada
dirasakan oleh atlet ialah penurunan Gambar 1.
jangkauan gerak atau Range of Motion
(Rahman et al., 2022). Kembali
berolahraga diperbolehkan setelah 8-12
minggu perawatan untuk memberikan
waktu yang cukup untuk penyembuhan
dan memulihkan kekuatan. Keterlibatan
terapis tangan memungkinkan
pelaksanaan analisis
kebutuhan/permintaan dari olahraga
Gambar 1 Alur kegiatan

130
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

Istirahat harus diminimalkan karena


Pemberian edukasi didukung oleh istirahat yang lama dapat mengganggu
media leaflet yang dibagikan kepada kekuatan dan kualitas jaringan. Rasa
setiap atlet, leaflet tersebut berisi materi sakit sinyal harus memandu penghentian
yang akan disampaikan oleh Tim PkM perlindungan. Elevation (peninggian):
pada program edukasi. Adapun materi Meninggikan posisi pada area yang
yang disampaikan antara lain: cedera lebih tinggi dari jantung bisa
mendorong fase healing lebih cepat, hal
TOTAPS itu untuk memudahkan aliran darah balik
Talk: Tanya keadaan atlet dengan ke jantung. Avoid Anti-Inflammatory
pertanyaan singkat mengenai rasa sakit Modalities: Untuk menghindari anti
yang dialami untuk mengetahui tingkat inflamasi modalitas Berbagai fase
kesadaran atlet. Observe: Observasi pada bantuan peradanganmemperbaiki
area yang terasa sakit pada atlet, lihat jaringan lunak yang rusak. Dengan
tanda tanda inflamasinya apakah cedera demikian, menghambat peradangan
akut atau trauma yang kronis untuk menggunakan obat-obatan dapat
mengetahui permasalahan apa yang berdampak negatif pada penyembuhan
terjadi dan untuk mengetahui intervensi jaringan jangka panjang, terutama bila
apa yang dibutuhkan. Touch: Lakukan dosis yang lebih tinggi digunakan.
palpasi pada area yang cedera pada atlet Compressing (penekanan): Melakukan
apakah terdapat tanda tanda inflamasi penekanan atau fiksasi pada regio yang
seperti odeme. Hal ini juga untuk mengalami cedera harus dilakukan, hal
mengetahui bagian mana tepatnya cedera tersebut bisa mencegah adanya cedera
yang terjadi. Dalam tahap ini kita harus lanjutan. Educate (mendidik): Untuk
mampu menganalisa dengan tepat agar mendidik pasien tentang manfaat
bisa melanjutkan langkah selanjutnya. pendekatan aktif untuk pemulihan.
Active Movement: Instruksikan atlet Modalitas pasif, seperti elektroterapi,
untuk melakukan gerak aktif pada area terapi manual atau akupunktur, di awal
otot yang cedera untuk mengetahui setelah cedera memiliki tidak signifikan
keterbatasan dan kualitas kemampuanya efek pada nyeri dan fungsi dibandingkan
apakah masih bisa dilanjutkan dengan pendekatan aktif, dan bahkan
pertandingan atlet tersebut. Passive mungkin produktif dalam jangka
Movement: Jika tidak terjadi limitasi panjang. Load (pembebanan): Untuk
pada gerak aktifnya, lakukan gerakan beban pendekatan aktif dengan gerakan
secara pasif pada area yang cedera untuk dan olahraga bermanfaat bagi
mengetahui adanya instabilitas pada kebanyakan pasien dengan gangguan
gerakan regio yang cedera. Skill Test: muskuloskeletal. Stres mekanis harus
Lakukan tes gerakan-gerakan olahraga ditambahkan lebih awal dan aktivitas
seperti menjinjit, berjalan, atau normal dilanjutkan segera setelah gejala
melompat sekalipun. Pada langkah ini muncul mengizinkan.
kita harus sudah menganalisa apakah Optimism (optimis): Untuk
seorang atlet tersebut mampu untuk optimisme, harapan pasien yang optimis
melanjutkanya (Al Banna et al., 2019). dikaitkan dengan hasil dan prognosis
yang lebih baik. Faktor psikologis seperti
PEACE and LOVE malapetaka, depresi dan ketakutan dapat
Protect (melindungi): Untuk melindungi menjadi penghalang untuk pemulihan.
atau membatasi pergerakan selama 1–3 Keyakinan dan emosi dianggap lebih
hari untuk meminimalkan perdarahan, menjelaskan variasi gejala setelah
mencegah distensi serat yang terluka dan keseleo pergelangan kaki daripada
mengurangi risiko memperparah cedera. tingkat patofisiologi. Vascularitation

131
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

(vaskularisasi): Untuk vaskularisasi materi. Leaflet sebagai media peraga


aktivitas kardiovaskular mewakili dapat dilihat pada Gambar 2.
landasan dalam pengelolaan cedera
muskuloskeletal. Mobilisasi dini dan
latihan aerobik meningkatkan fungsi
fisik, mendukung kembali bekerja dan
mengurangi kebutuhan pereda nyeri pada
individu dengan kondisi
muskuloskeletal. Exercise (latihan):
Latihan membantu memulihkan
Gambar 2 Media peraga
mobilitas, kekuatan dan proprioception
awal setelah cedera. Nyeri harus
Dalam melakukan edukasi, tim PkM
dihindari untuk memastikan perbaikan
juga melakukan uji coba yang bertujuan
optimal selama fase subakut pemulihan,
untuk mengetes pemahaman dari
dan seharusnya digunakan sebagai
responden ketika selesai diberikan
panduan untuk perkembangan latihan.
edukasi. Hal ini terbatas dikarenakan
(Dubois et al., 2020)
Dalam melakukan rangkaian jenjang pendidikan (Nisa et al., 2022).
Uji coba yang pertama ialah berkaitan
kegiatan PkM, tim PkM melakukan
media peraga leaflet saat menyampaikan dengan materi mengenai TOTAPS yang
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rincian pelaksanaan TOTAPS


TOTAPS Pelaksanaan Pemateri Atlet
T (Talk) “Mas area mana yang terasa sakit? Rasanya seperti
Calvin Adit
apa?”
O (Observe) Mengamati apakah ada tanda inflamasi, seperti oedem,
Calvin Adit
nyeri, kemerahan, dll.
T(Touch) Mempalpasi area yang mengalami cedera. Calvin Adit
A (Active Meminta atlet untuk melakukan gerakan aktif pada area
Movement) yang cedera, cek apakah ada keterbatasan. Calvin Adit
“Mas, coba jarinya digerakkan secara perlahan!”
P (Passive Lakukan gerakan pasif untuk mengetahui adanya
Calvin Adit
Movement) instabilitas.
S (Skills) “Mas coba berjinjit, lalu berjalan, dan berlari kecil” Calvin Adit

Selanjutnya uji coba TOTAPS tertera adapun rinciannya dapat dilihat pada
pada Gambar 3. Tabel 2. Adapun dokumentasi kegiatan
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Uji coba TOTAPS


Gambar 4 Uji coba PEACE and LOVE
Uji coba yang kedua ialah berkaitan
dengan materi PEACE and LOVE,

132
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

Tabel 2 Materi pemberian PEACE and LOVE


PEACE and LOVE Pelaksanaan Atlet
P: Protect “Nanti area jari yang cedera diberikan pelindung ya, jangan Adit
terlalu banyak bergerak”
E: Elevation “Jari yang mengalami cedera ditinggikan untuk melancarkan Adit
peredaran darah ya Mas!”
A: Avoid Anti “Sebaiknya hindari mengonsumsi obat-obat Pereda nyeri!” Adit
Inflamatory
C: Compression “Jari yang cedera bisa diberikan penekanan dengan perban Adit
untuk menghindari cedera lanjutan”
E: Educate Memberikan edukasi bagaimana pemulihan yang benar Adit
L: Load Pemberian beban pendekatan aktif Adit
lO: Optimism “Cedera ini akan pulih secara berpogres, saya minta anda Adit
untuk selalu berpikir positif!”
V: Vascularitation Memberikan vaskularisasi dini dan latihan aerobik Adit
E: Exercise “Bisa melakukan latihan ringan untuk meningkatkan fungsi Adit
dari fisik!”

HASIL DAN PEMBAHASAN finger injury bermanfaat untuk


Dalam keberlangsungan kegiatan peningkatan kualitas olahraga basket
komunitas yang Tim PkM lakukan, pada diri responden?.
sangat diperlukan adanya data yang Pemberian kuesioner digunakan
diperoleh sebelum dan sesudah untuk memperoleh data-data yang Tim
dilaksanakannya program edukasi atau PkM inginkan guna penyusunan laporan
sosialisasi. Hal ini berguna untuk kegiatan. Penilaian keberhasilan program
mengetahui hasil akhir dari program edukasi dapat dilihat dari hasil pre-test
tersebut, apakah berhasil atau tidak. dan post-test. Pelaksanaan pre-test ialah
Salah satu upaya untuk mendapatkan sebelum dilakukannya sosialisasi, hal ini
data setelah melakukan sosialisasi ialah bertujuan untuk mengetahui tingkat
dengan membagikan kuisioner dalam pemahaman beberapa atlet UBB terkait
google form yang berisi beberapa penanganan on-site mallet finger injury.
pertanyaan, kuisioner ini dibagikan Saat pelaksanaan edukasi pada atlet
kepada seluruh atlet UBB yang pada saat basket, peneliti juga memberikan
pekan lalu mengikuti sosialisasi. simulasi serta mempraktikkan terkait
Dalam kuesioner yang dibagikan, penanganan pada cedera. Hal tersebut
terdapat beberapa pertanyaan yang dapat bermanfaat untuk memberikan
diajukan oleh peneliti antara lain 1). pemahaman kepada atlet yang hadir pada
Apakah sebelum pemberian edukasi sosialisasi tersebut. Pemberian perlakuan
sudah mengetahui cara penanganan uji TOTAPS dan PEACE and LOVE
cedera akut? 2). Apakah responden sudah pada atlet basket untuk membuktikan
memahami dari penyampaian materi bahwa atlet basket Universitas
tentang penanganan cedera akut? 3). Muhammadiyah Surakarta sudah
Sudahkan respondena mempraktekan memahami tata cara dalam penanganan
penanganan cedera yang peneliti on-site mallet finger injury. Perawatan
sampaikan? 4). Berapa persen level on-site mallet finger injury sangat
pemahaman responden terkait sosialisasi diperlukan karena untuk menghindari
penanganan on-site mallet finger injury? imobilisasi yang cukup lama serta
5). Apakah menurut responden, melakukan fiksasi awal sebagai tahap
sosialisasi penanganan on-site mallet pertama dalam perawatan, karena apabila

133
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

diabaikan dapat berujung pada Tim PkM edukasikan kepada mereka, hal
opearative treatment (Lamaris et al., tersebut dibuktikan dengan adanya hasil
2017). dengan skor post-test lebih tinggi
Tim PkM memberikan kesempatan daripada pre-test. Beberapa atlet juga
kepada salah satu atlet untuk melakukan memberikan penjelasan atau seperti:
uji coba dan mempraktikkan apa saja Atlet Adit menjelaskan bahwa
yang telah disampaikan, dan hasilnya “program edukasi yang diberikan oleh
ialah atlet tersebut dalam mempraktikkan peneliti sangat bermanfaat bagi
secara lancar. Bukti lain sebagai penguat keberlanjutan olahraga yang ia
bahwa TOTAPS dan PEACE and LOVE tekuni, hal tersebut dikarenakan
dapat menjadi pilihan utama dalam dengan adanya sosialisasi tersebut
perawatan on-site mallet finger injury saya menjadi lebih memahami apa
ialah bahwa dalam penejelasan teknik saja yang harus saya lakukan jika
PEACE and LOVE terdapat informasi mengalami cedera dan hal tersebut
mengenai anti inflamasi yang berperan dapat meminimalisir untuk terjadinya
sebagai analgesik yang memiliki tugas cedera lanjutan”.
untuk media pereda nyeri (Khera et al., Atlet Duta memberikan pendapat
2021). Anti inflamasi memiliki beberapa bahwa “setelah memahami cara
jenis (steroid dan non steroid), tentu menangani cedera akut saat di
keduanya memiliki peran dan kegunaan lapangan, saya menjadi memahami
yang berbeda-beda (Manurung et al., tahap-tahap menangani cedera On-
2016). Pelaksanaan uji coba yang Site saat di lapangan menggunakan
dilakukan oleh peneliti dikarenakan prosedur TOTAPS”.
keterbatasan jenjang pendidikan. Dengan
demikian, Tim PkM berhasil dalam target Tidak hanya sampai disitu, peneliti
utama pemberian sosialisasi yaitu juga melakukan follow-up atau meninjau.
memberikan pemahaman terkait Rencana jangka panjang dalam kegiatan
penanganan on-site mallet finger injury. ini tidak hanya berhenti pada tahap
Adapun grafik peningkatan pemahaman sosialisasi atau edukasi saja. Namun
dari lima belas orang terkait pemahaman peneliti akan terus melakukan tinjau
penanganan on-site mallet finger injury ulang sebagai tindak lanjut dalam
sebelum diberikan edukasi dapat dilihat kegiatan komunitas yang Tim PkM
pada Gambar 5. lakukan. Adapun bentuk-bentuk follow-
up yang lakukan ialah a) Melakukan
pengecekan ulang mengenai materi yang
peneliti sampaikan, apakah mereka bisa
memahami dari materi yang diberikan
serta mempraktikkan setelah kegiatan
edukasi selesai. b) Memberikan
pendampingan secara daring berupa
konsultasi terkait permasalahan atau
pertanyaan dari atlet yang berada di mitra
Gambar 5 Skor pre-test dan post-test terkait materi yang diberikan. c) Tim PkM
pemahaman atlet mendatangi mitra saat sedang ada jadwal
berlatih, dan melakukan pengamatan ke
Pada Gambar 5 diperoleh bahwa atlet apakah mereka mampu
pada pelaksanaan program edukasi atlet mempraktikkan penanganan on-site
basket dengan menggunakan teknik mallet finger injury dengan TOTAPS dan
TOTAPS dan PEACE and LOVE dapat PEACE and LOVE atau tidak.
dipahami secara sempurna apa yang telah

134
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya cedera yang berisiko terjadi pada
keberlanjutan Tim PkM dengan mitra. olahraga basket harus dimiliki oleh atlet
Sehingga dalam kegiatan komunitas ini yang menekuni olahraga tersebut. Atlet
dapat tercipta hubungan baik antara Tim harus aktif dalam mencari informasi
PkM dengan atlet yang berada dalam terkait hal-hal yang berhubungan dengan
mitra tersebut. Keberlangsungan dari olahraga hingga cedera yang dapat
kegiatan komunitas yang dilakukan ditimbulkan dari olahraga tersebut.
tentunya memiliki hambatan dalam Setelah mengetahui apa saja cedera yang
proses pengerjaanya. Beberapa kendala berisiko, maka atlet dapat mempelajari
yang didapatkan ialah 1). Mencari waktu bagaimana penanganan yang tepat dan
yang tepat dalam memberikan edukasi, efisien agar tidak mengganggu
karena sering terjadi bentrok jadwal profesionalitas dari atlet tersebut.
antara Tim PkM dengan waktu latihan
dari atlet UBB 2). Dalam penyusunan DAFTAR PUSTAKA
media edukasi diperlukan riset yang Al Banna, D. (2019). Peran fisioterapi
mendalam terkait bagaimana strategi agar pada kesehatan olahraga. Retrived
atlet lebih mudah memahami dan From:
menangkap informasi yang disampaikan https://pkmgodean1.slemankab.go.id
3). Saat pelaksanaan sosialisasi beberapa Apriliano, N. B., Irani, N.S. (2021).
atlet sulit untuk diajak melakukan Survey cedera olahraga pada atlet
simulasi atau uji coba, jadi diperlukan cabang olahraga bola basket.
sistem tunjuk dalam proses ini. Conferences citradharma, 1(2), 179-
183
SIMPULAN Ashar, T.D., & Ismunandar, H. (2020).
Simpulan dalam kegiatan komunitas Mallet FINger. Majority, 9(1), 77-82.
yang dilakukan ialah keberhasilan Tim Bachoura, A., Ferikes, A. J., & Lubahn,
PkM dalam menyampaikan edukasi yang J. D. (2017). A review of mallet finger
menjadi tujuan utama tercapainya and jersey finger injuries in the
kegiatan komunitas. Untuk mencapai athlete. Current Reviews in
tujuan tersebut tentu harus menyiapkan Musculoskeletal Medicine, 10(1), 1–
berbagai upaya dan strategi dalam 9.
penyampaian edukasi. Media yang Candra, O., Dupri, D., Gazali, N.,
dipilih dalam penyampaian edukasi juga Muspita, M., & Prasetyo, T. (2021).
menjadi salah satu peran penting, karena Penerapan teknik price terhadap
media yang diberikan harus sesuai penanganan cedera olahraga pada
dengan subjek yang akan menjadi peserta atlet klub bola basket mahameru
dari Tim PkM. Pada kegiatan ini pekanbaru. Community Education
menggunakan media leaflet, edukasi, dan Engagement Journal, 2(2), 44-51.
simulasi dalam penyampaiannya. Cheung, J. P. Y., Fung, B., & Ip, W. Y.
Dengan media ini, peserta yang Tim PkM (2012). Review of mallet finger
ambil dapat dengan mudah memahami treatment. Hand Surgery, 17(03),
dan mempraktikkan edukasi yang 439–447.
diberikan. Media leaflet merupakan Dubois, B., & Esculier, J. F. (2020). Soft-
media yang mudah untuk menarik tissue injuries simply need PEACE
simpati responden. Karena responden and LOVE. British Journal of Sports
dalam kegiatan ini ialah atlet basket yang Medicine, 54(2), 72–73.
memiliki rentang usia remaja, jadi Ihsan, M. (2017). Survey cedera olahraga
responden mudah untuk memahami. pada atlet cabang olahraga bola basket
Dalam hal ini, dapat diketahui di club xyz junior medan labuhan.
bahwa pengetahuan tentang penanganan

135
Rahman et al./Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 6 (1) 2024 128-136

Jurnal Ilmu Keolahragaan, 16(1), 62- Nisa, K., Sholih, S., & Prabowo, A. S.
72. (2022). Pengembangan media
Irawan, J., Noval, W., Ambarsari, D.Y., bimbingan karir tower of career untuk
Wardani, F.S., Wijaya, E., Nuralim, meningkatkan perencanaan karir
P., Sakinah, S., Pratiwi, D.K., siswa smp. JURNAL EDUKASI:
Nasuka, M., (2021). Peningkatan Jurnal Bimbingan Konseling, 8(1),
pengetahuan tentang penerapan 62-69.
frekuensi, intensitas, tipe, dan waktu Rahman, F., Al-Hafidz, M. F., Alfarizy,
(fitt) dalam olahraga bersepeda pada M. H., Wulandari, N. D., Jannah, N.
klub gowes puri bolon indah. Abdi I., Kaidah, M. A. D., & Pristianto, A.
Geomedisains, 2(1), 51–60. (2023, January). Pencegahan
Khera, B. H., Chang, C., & Bhat, W. peningkatan cidera dan peningkatan
(2021). An overview of mallet finger kemampuan pada atlet di sekolah
injuries. Acta Bio Medica: Atenei sepak bola at farmasi blulukan. In
Parmensis, 92(5), 1-5. Prosiding University Research
Lamaris, G. A., & Matthew, M. K. Colloquium, 554-559.
(2017). The diagnosis and Rahman, F., Fathya, A., Surga, P. P. U.,
management of mallet finger Putri, F. N., Billa, A. S., Yanitamara,
injuries. Hand, 12(3), 223-228. D. L., & Pristianto, A. (2022).
Manurung, N. R. M., & Sumiwi, S. A. Edukasi cara mengatasi delayed onset
(2016). Aktivitas antiinflamasi muscle soreness (doms) pada
berbagai tanaman diduga berasal dari komunitas sepeda di tasikmadu. Bima
flavonoid. Farmaka, 14(2), 111-122. Abdi: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2(2), 254–258.

136

Anda mungkin juga menyukai