5657 22379 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No.

3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

Pengembangan Pariwisata Pantai Merta Sari Sanur Melalui Pemasaran Digital


dengan Konsep Tri Hita Karana untuk Mendukung Eco Tourism di Bali

I Komang Sumerta*, I Wayan Meryawan, Tjokorda Gde Agung Wijaya Kesuma


Suryawan, I Gusti Putu Agung Widyagoca, I Kadek Dwi Diatmika
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ngurah Rai
*Corresponding Author. Email: [email protected]

Abstract: This service activity aims to develop environment-based local Article History:
tourism destinations through digital marketing with the Tri Hita Karana concept Received: 24-07-2022
to support Eco Tourism in Bali. This service method uses education, training, Reviewed: 23-08-2022
mentoring, evaluation and sustainability. The results of this service show that Accepted: 10-09-2022
digital-based tourism marketing is able to provide awareness to the wider Published: 18-11-2022
community, especially domestic and international tourists about the existence
and facilities of tourist objects owned by Mertasari Beach. This tourist
awareness will be able to increase the level of tourist visits to Mertasari Beach
so that the economy of the surrounding community can also increase. Of course, Key Words:
the increase in tourist visits cannot be separated from tourism objects that must Tri Hita Karana; Eco
always provide a comfortable, clean and beautiful atmosphere in line with the Tourism; Digital
Palemahan concept in Tri Hita Karana. Marketing; Tourism.
Abstrak: Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan destinasi pariwisata Sejarah Artikel:
lokal berbasis lingkungan melalui pemasaran digital dengan konsep Tri Hita Diterima: 24-07-2022
Karana untuk mendukung Eco Tourism di Bali. Metode pengabdian ini Direview: 23-08-2022
menggunakan edukasi, pelatihan, pendampingan, evaluasi dan keberlanjutan. Disetujui: 10-09-2022
Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa pemasaran pariwisata berbasis digital Diterbitkan: 18-11-2022
ini mampu memberikan awareness kepada masyarakat luas khususnya
wisatawan domestik maupun internasional tentang keberadaan dan fasilitas
obyek wisata yang dimiliki Pantai Mertasari. Awareness wisatawan ini akan
mampu meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Pantai Mertasari Kata Kunci:
sehingga perekonomian masyarakat sekitar juga dapat meningkat. Tentunya Tri Hita Karana; Eco
meningkatnya kunjungan wisatawan tidak terlepas dari obyek wisata yang harus Tourism; Pemasaran
selalu memberikan suasana yang nyaman, bersih dan asri sejalan dengan konsep Digital; Pariwisata.
Palemahan dalam Tri Hita Karana.

How to Cite: Sumerta, I., Meryawan, I., Suryawa, T., Widyagoca, I., & Diatmika, I. (2022). Pengembangan
Pariwisata Pantai Merta Sari Sanur Melalui Pemasaran Digital dengan Konsep Tri Hita Karana untuk
Mendukung Eco Tourism di Bali. Jurnal Pengabdian UNDIKMA, 3(3), 420-427.
doi:https://doi.org/10.33394/jpu.v3i3.5657
https://doi.org/10.33394/jpu.v3i3.5657 This is an open-access article under the CC-BY-SA License.

Pendahuluan
Masa pandemi Covid-19 saat ini Bali mengalami dampak terburuk dari sisi ekonomi
dimana perekonomian Bali sebagian besar bergantung pada sektor parisiwata. Pembatasan
perjalanan serta kegiatan masyarakat memaksa Bali untuk menutup diri dari wisatawan baik
nasional maupun internasional, meskipun saat ini wisatawan domestik sudah mulai diijinkan
kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Berdasarkan data yang
publikasikan oleh Badan Pusat Statistik (2020) menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 ini
memberikan dampak negatif yang sangat besar pada sektor pariwisata Bali, hal ini
ditunjukkan dengan menurunya jumlah wisatawan domestik dan mancanegara. Pertumbuhan

Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 420
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

Ekonomi Bali mengalami penurunan terendah di Indonesia yaitu sebesar -9,31% jauh
dibawah rata-rata pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2020 sebesar -2,07%. Penurunan
perekonomian Bali yang begitu signifikan dan terburuk se-Indonesia mengindikasikan bahwa
industry pariwisata sangat rentan apabila dijadikan penopang utama perekonomian Bali,
sehingga diperlukan alternatif guna pembangunan perekonomian Bali kedepannya (Santosa
& Saraswati, 2020; Sumerta & Rai, 2021).
Pariwisata merupakan tulang punggung perekonomian Bali sebelum, saat dan sesudah
pandemic Covid-19. Bali memiliki berbagai destinasi pariwisata yang sangat potensial untuk
dikembangkan dan dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya adalah Pantai Merta Sari yang
terletak di Desa Sanur Kauh. Dalam laporan World Tourism Organization tahun 1996
mengemukakan bahwa walaupun pariwisata dapat memberikan manfaat yang tinggi bagi
kesejahteraan masyarakat, namun pariwisata pula dapat memberikan salah satu kerusakan
lingkungan terutama dalam hal pembangunan insfrastruktur yang dapat merusak alam.
Seiring dengan tuntutan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan serta kegiatan
pariwisata yang ramah lingkungan, Negara-negara yang memiliki kekayaan alam dan budaya
melalui mengembangkan jenis pariwisata ekologis atau yang lebih dikenal sebagai ekowisata
(Shasha et al., 2020).
Ekowisata ini lebih dari sekedar kelompok pecinta alam yang berdedikasi, sebagai
gabungan berbagai kepentingan yang muncul dari kepedulian terhadap masalah sosial,
ekonomi dan lingkungan. Bagaimana membuat devisa masuk kembali sehingga konservasi
alam dapat membiayai dirinya sendiri merupakan inti dari cabang baru ilmu ekonomi hijau
pembangunan berkelanjutan ini (Carvache-Franco et al., 2020). Pengembangan pariwisata
berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan pada tahun 1995
merupakan pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara
ekonomi, juga adil secara etika, dan sosial terhadap masyarakat. Artinya bahwa
pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan
kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan (Haryanto, 2013; Purnawan & Sardiana,
2018).
Kendala keterbatasan infrastruktur fisik dan dana tentu menjadi permasalahan di
beberapa desa wisata. Akan tetapi, kendala utama sebenarnya terletak dari manajemen
pengelolaan desa wisata itu sendiri, khususnya dalam implementasi dari aspek lingkungan
(Palemahan) dalam pengembangan Desa Wisata yang nantinya menjadi keunggulan utama
Desa Wisata tersebut dalam menarik wisatawan. Sejalan dengan peningkatan Gerakan
pengembangan ekowista, pemerintah Provinsi Bali sangat serius dalam mengembangkan
pariwisata yang berbasis pada kearifan lokal Bali. Bali yang sangat kental dengan budaya
lokal dan tradisi-tradisi yang terus dipegang teguh oleh masyarakatnya dalam setiap sendi –
sendi kehidupan bermasyarakat sehari-hari, menjadikan Bali memiliki pondasi yang sangat
kuat dal am pengembangan ekowisata pariwisata. Kearifan lokal Bali yang masih dipegang
teguh oleh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat di bali salah satunya adalah konsep
Tri Hita Karana (Mahyudin et al., 2020; Udayana, 2017).
Pariwisata saat ini terus diarahkan menuju kepada pariwisata yang berbasis
lingkungan untuk mendukung green economy serta berbasis kearifan lokal yang bisa menjadi
akar dari budaya serta pariwisata itu sendiri, salah satunya adalah konsep Tri Hita Karana
khususnya Palemahan yang menjasi konsep dasar atau filosofi masyarakat Hindu Bali dalam
berkehidupan bermasyarakat (Udayana, 2017). Pemasaran destinasi wisata perlu
memperhatikan strategi pemasaran berbasis digital, mengingat pergeseran perilaku
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 421
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

masyarakat dalam konsumsi terus berkembang seiring pesatnya kemajuan era digital,
sehingga perilaku konsumen dalam mencari informasi bagi pemasaran digital akan
memperhatikan informasi yang tersedia melalui sosial media antara lain melalui proses
Attention, Interest, Search, Action dan Share (Ištvanić et al., 2017; Nurwahidah et al., 2020;
Sumerta et al., 2019). Untuk mendapatkan siklus perilaku konsumen yang berbasis digital
perlu didukung dengan mengoptimalkan pemasaran melalui Search Engine Optimization
(SEO) untuk memaksimalkan pemanfaatan pemasaran digital salah satunya dengan
penggunaan Ads Word (Berman & Katona, 2013; Bhandari & Bansal, 2018; Karisma et al.,
2019).
Pariwisata Sanur merupakan bagian wilayah dari kecamatan Denpasar Timur, Kota
Denpasar memiliki wilayah pesisir yang cukup luas, membentang dari Utara mulai dari
pantai Padanggalak, Matahari Terbit, Sindu, pantai Karang, Duyung, Semawang sampai ke
Selatan, kemudian belok ke arah Barat menuju pantai Mertasari dan pantai Pengembak. Dan
Sanur menjadi salah satu objek wisata pantai populer yang dimiliki kota Denpasar. Yang
cukup menarik adalah semua wilayah pesisir pariwisata Sanur ini berpasir putih dan
menyajikan alam indah matahari terbit, termasuk jalan setapak yang menghubungkan pantai
tersebut bisa sebagai tempat rekreasi joging maupun wisata naik sepeda, terhubung dari
kawasan objek wisata pantai Padang Galak sampai pantai Mertasari yang terletak di wilayah
bagian Selatan pariwisata Sanur. Memang daya tarik pulau Dewata Bali ini lebih didominasi
oleh wilayah pesisir, sehingga jika membicarakan masalah wisata dan tour di Bali akan tidak
jauh-jauh dari pantai, seperti halnya pantai Mertasari yang berada di wilayah Sanur,
menyuguhkan pemandangan alam pantai indah dengan nuansa alam berbeda dengan tempat
lainnya, dari sini akan bisa menyaksikan alam indah matahari terbit atau sunrise. Pantai
Mertasari ini belum begitu familiar dan belum banyak dikenal bagi wisatawan sehingga
belum menjadi destinasi tujuan wisata utama di daerah Bali. Untuk memperkenalkan obyek
pariwisata pantai Mertasari Sanur tentu harus dikembangkan dengan menggunakan
pemasaran berbasis digital.
Namun demikian objek wisata di Bali ini, kepopulerannya masih di bawah pantai
Matahari terbit Sanur, walaupun bisa menyajikan hal yang sama dan bahkan lebih, dengan
berbagai gambaran tersebut mungkin nantinya tertarik untuk menikmati alam indah pantai
Mertasari. Berkunjung ke tempat wisata ini tidak dikenakan tiket masuk atau gratis. Pantai
Mertasari tergolong memiliki wilayah parkir paling luas dibandingkan pantai lainnya di
kawasan pariwisata Sanur, baik itu mobil ataupun sepeda motor, tersedia juga toilet. Jadi
suasana alam indah dan menarik yang ditawarkan di kawasan pariwisata Sanur Selatan ini
tergolong lebih tenang dan damai, karena tergolong lebih sepi pengunjung. Kawasan pantai
Mertasari ini terdapat tanah lapang yang cukup luas, yang sering digunakan bagi mereka yang
hobi bermain layang-layang, jika saat musimnya tiba diantara Juni dan Agustus, banyak
layang-layang diterbangkan oleh warga di sekitar terutama saat menjelang sore, dengan
ukuran dan bentuk yang bermacam-macam, sehingga menjadi pemandangan indah, apalagi
bagi anak-anak, hal ini bisa menjadi wisata atraksi lain penunjang pariwisata selain
pemandangan pantai yang sangat indah yang perlu diperkenalkan lebih luas lagi melalui
pemasaran berbasis sosial media dengan menggunakan ads words. Adapun pengabdian
masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan awarenesse wisatwan akan adanya obyek
wisata pantai mertasari melalui pengembangan obyek wisata dengan pemanfaatan media
sosial serta memperkuat konsep pariwisata yang diusung dengan mengangkat isu kearifan
lokal khususnya Tri Hita Karana dalam mewujudkan eco-tourism di Bali.

Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 422
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

Metode Pengabdian
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan di lapangan, maka metode
pengabdian yang digunakan adalah:
a) Metode Edukasi bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa permasalahan yang
dihadapi dan penyampaian solusi serta target capaian.
b) Metode Pelatihan yang ditujukan untuk memberikan keterampilan terhadap
penggunaan adsword serta pemasaran berbasis digital serta esensi dari pariwisata
berbasis palemahan (lingkungan)..
c) Metode Pendampingan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
memantapkan keterampilan mitra dalam mencapai tujuan atau target capaian program.
d) Metode Evaluasi program dengan tujuan untuk mengevaluasi berbagai tahapan
kegiatan sehingga dapat mempebaiki dan menyempurnakan pelaksanaan kegiatan di
lapangan
e) Metode Keberlanjutan program dengan tujuan memantau kegiatan di lapangan setelah
kegiatan berakhir agar tetap dapat dilanjutkan oleh mitra.
Tahap Persiapan
Tahapan ini meliputi studi pustaka, pengurusan ijin, observasi, penyampaian solusi
terhadap mitra, kordinasi dan pembagian tugas tim pelaksana, penetapan lokasi kegiatan
pelatihan, koordinasi jadwal kegiatan dengan mitra, penyiapan bahan dan alat yang
diperlukan sesuai tahapan kegiatan di lapangan.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan solusi yang telah disepakati, maka untuk mengatasi permasalahan yang
telah ditetapkan bersama yaitu: (a) Sosialisasi Pariwisata berbasis lingkungan bagi warga
masyarakat desa diikuti oleh seluruh stakeholder yang terkait seperti apartur desa dan
perwakilan warga. (b) Pendampingan dan pelatihan pemasaran digital dan penggunaan
adsword kepada warga, pendampingan ini juga bersifat personal dan terjadwal sehingga dapat
dilihat perkembangan engagement hasil dari penggunaan ads pada sosial media. (c)
Pelaksanaan kegiatan bakti sosial sadar kebersihan pesisir di wilayah Pantai. (d) Evaluasi
hasil pelaksanaan dilaksanakan dengan melakukan monitoring kegiatan secara berkala
minimal 1 kali dalam 1 bulan, serta melihat perkembangan keefektifan sosial media melalui
insight promosi yang dilakukan.

Hasil Pengabdian dan Pembahasan


Pantai Mertasari yang berlokasi di Desa Sanur Kauh yang tidak jauh dari pusat Kota
Denpasar memiliki garis pantai yang Panjang dan memiliki pasir putih yang indah. Area
pantai ini memiliki destinasi wisata yang menarik dengan adanya dream island serta berbagai
permainan atau olahraga air. Obyek wisata ini tentunya merupakan asset yang sangat
berharga bagi masyarakat desa sanur khususnya dan Provinsi Bali pada umumnya. Asset
yang begitu berharga ini perlu dijaga kelestariannya dengan mengembangkan pariwisata
berbasis “palemahan” atau lingkungan. Selain itu Konsep Tri Hita Karana yang merupakan
filosofi kehidupan masyarakat bali sangat relevant diterapkan sebagai sarana pengembangan
pariwisata. Konsep Tri Hita Karana yang merupakan kearifan lokal masyarakat Bali memiliki
makna yaitu 3 hal atau penyebab kesejahteraan (Wiwin, 2021).
Tiga konsep ini yaitu yang pertama adalah Prahyangan yaitu hubungan manusia
dengan Tuhan sang maha pencipta. Masyarakat dituntut untuk menjaga hubungan baik dan
menjaga keseimbangan dengan Tuhan sang maha pencipta. Tentunya sebagai daerah yang
sebagian besar masyarakatnya beragama Hindu, warga desa sanur kauh sangat
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 423
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

memperhatikan keberadaan wilayah-wilayah suci dimana Pura sebagai tempat suci dan
tempat persembahyangan umat hindu yang berada diwilayah obyek wisata pantai Mertasari
terus dijaga kelestariannya dan kesakralannya. Salah satu Pura yang berada di wilayah Pantai
Mertasari antara lain Pura Mertasari, Pura Dalem Pengembak, Pura Tirta Empul dan Pura
Dalem Suka Merta. Selain sebagai tempat suci persembahyangan umat Hindu, pura – pura ini
memiliki sejarah yang sangat unik dan dijadikan sebagai tuntunan hidup masyarakat sekitar.
Sehingga adanya Pura juga dapat menjadi destinasi wisata religi yang bisa dikembangkan
oleh Desa Sanur Kauh dengan segala keunikan dan peninggalan-peninggalan serta sejarah
dari Pura itu sendiri akan memberikan daya tarik wisata yang berbeda, sehingga pengunjung
tidak hanya saja disajikan pemandangan yang indah, melainkan wisata budaya dan sejarah
yang kental dengan kearifan lokal masyarakat Bali khususnya Desa Sanur Kauh.

Gambar 1. Pura Dalem Pengembak


Menjaga hubungan baik antara manusia dan Tuhan adalah wujud syukur akan segala anugera
yang telah diberikan khususnya anugerah akan keindahan alam pantai yang begitu
mempesona bagi wisatawan lokal maupun mancanegara (Dibya, 2020; Pradana, 2021).
Konsep Tri Hita Karana kedua yang harus dijalankan oleh masyarakat Bali yaitu
Pawongan yang merupakan menjaga hubungan harmonis antara manusia dengan manusia.
Konsep ini terimplementasi dari bagaimana masyarakat desa sanur kauh yang menjadi
pengelola obyek wisata Pantai Mertasari selalu melakukan musyawarah dalam merumuskan
dan mengembangkan program-program untuk kemajuan desa dengan mengoptimalkan
berbagai potensi desa yang ada salah satunya obyek wisata pantai Mertasari. Pengembangan
obyek wisata ini dikembangkan salah satunya dengan memanfaatkan pemasaran berbasis
digital dengan menggunakan adsword. Implementasi pelaksanaan ini masih dalam tataran
sosialisasi dan pengenalan sistem adsword dan pemasaran digital yang dilakukan di aula
Kantor Desa Sanur Kauh. Antusiasme masyarakat sangat terlihat dari diskusi yang begitu
hangat untuk kemajuan desa. Diskusi menghasilkan ide-ide serta gagasan-gagasan yang
saling mengisi antara satu sama lain untuk pengembangan desa khususnya obyek wisata yang
dimiliki oleh Desa. Penyelesaian suatu permasalahan yang dilakukan secara musyawarah
adalah inti dari konsep Pawongan hubungan manusia dengan manusia dalam Tri Hita
Karana. Konsep ini terimplementasi dengan baik dari kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini
sehingga musyawarah dan mufakat dapat terwujud dalam pengambilan kebijakan.

Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi di Kantor Desa Sanur Kauh

Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 424
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

Palemahan merupakan hubungan manusia dengan lingkungan yang menjadi bagian


dari konsep utama Tri Hita Karana. Pada konsep Palemahan ini masyarakat dituntut untuk
menjaga hubungan baik, keharmonisan, kebersihan dan kelestarian alam untuk kehidupan
yang berkelanjutan. Masyarakat bali tidak bisa terlepas dari alam, alam merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat Bali. Khususnya bagi umat hindu, wujud syukur pada lingkungan
/ alam tercermin dari adanya hari suci yang khusus untuk memuja kebesaran Tuhan atas
anugerah alam yang begitu indah. Hari suci tersebut disebut Tumpek Uduh, Pemujaan pada
Tumpek Uduh adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara
penguasa Tumbuh-tumbuhan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas kesuburan
tanaman hingga tumbuh baik dan menghasilkan buah atau bunga lebat. Tumpek wariga, juga
disebut tumpek bubuh, tumpek uduh, tumpek pengatag. Masyarakat desa sanur kauh juga
telah menerapkan konsep Palemahan ini dengan sangat baik, tercermin dari asrinya pesisir
pantai Mertasari yang merupakan salah satu obyek wisata andalan di Sanur. Menjaga
kelestarian dan kebersihan alam sekitar akan memberikan kenyamanan bagi para wisatawan
baik lokal maupun mancanegara.

Gambar 3. Kegiatan Bakti Sosial Sadar Kebersihan Pesisir Wilayah Pantai Mertasari
Berdasarkan hasil evaluasi dengan melakukan wawancara mendalam dengan para
stakeholder di desa sanur kauh, baik itu aparat desa, masyarakat desa sekitar pantai mertasari
sanur dan para pengujung, bahwa kebersihan lingkungan dan kelestarian alam di pantai
mertasari sanur sudah semakin membaik dan masyarakat sudah mulai semakin banyak yang
mengenal obyek pariwisata pantai mertasari sanur, sehingga berdampak juga pada
peningkatan usaha kecil warung-warung yang ada disekitar obyek wisata pantai mertasari
sanur.
Kegiatan ini selain memberikan penyuluhan bagi pengunjung pantai dan warga sekitar
dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan pantai agar terwujudnya pantai Mertasari yang
menjadi obyek wisata alam yang ramah lingkungan (eco-tourism), pada kesempatan yang
sama dilakukan juga aksi bakti sosial untuk melakukan kegaitan bersih-bersih pantai
disepanjang bibir pantai dan pura yang ada di area pantai mertasari. Pada kegaitan ini masih
banyak ditemukan sampah plastik yang dibuang sembarangan sehingga sangat berpotensi
akan merusak lingkungan sekitar. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pula sosialisasi dan
penyuluhan bagaimana pentingnya menjaga lingkungan untuk mewujudkan eco-tourism bagi
kawasan pantai mertasari sanur dengan langkah-langkah kecil seperti pemilahan sampah
berbasis sumber. Sehingga dengan terwujudnya eco-tourism akan memberikan dampak

Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 425
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Bentuk tindak lanjut guna
mempertahankan dan meningkatkan hasil pengabdian ini adalah dengan bersama-sama para
stakeholder baik itu pemerintah desa, masyarakat dan para pelaku wisata di lingkungan obyek
wisata mertasari sanur untuk melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala. Kegiatan ini
juga akan terus dilakukan pemantuan agar tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan kesadaran
wisatawan dan masyarakat untuk menjaga kelestarian alam untuk pariwisata berbasis
lingkungan yang berkelanjutan.

Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengabdian ini bahwa pemasaran pariwisata berbasis
digital ini mampu memberikan awareness kepada masyarakat luas khususnya wisatawan
domestik maupun internasional tentang keberadaan dan fasilitas obyek wisata yang dimiliki
Pantai Mertasari. Awareness wisatawan ini akan mampu meningkatkan tingkat kunjungan
wisatawan ke Pantai Mertasari sehingga perekonomian masyarakat sekitar juga dapat
meningkat. Tentunya meningkatnya kunjungan wisatawan tidak terlepas dari obyek wisata
yang harus selalu memberikan suasana yang nyaman, bersih dan asri sejalan dengan konsep
Palemahan dalam Tri Hita Karana.

Saran
Saran kepada para pelaku pariwisata di Bali khususnya di Pantai Mertasari Sanur, baik itu
perangkat desa, masyarakat desa dan para stakeholder yang terlibat langsung maupun tidak
langsung bagi pariwisata bahwa Implementasi Tri Hita Karana dalam pariwisata khususnya
Pantai Mertasari Menuju destinasi Eco-Tourism perlu dilakukan secara konsisten dan
termonitoring serta terkontrol secara berkala. Khususnya dalam implementasi Palemahan
dimana kesadaran masyarakat sekitar maupun pengujung yang merupakan wisatawan
domestik maupun internasional tidak selamanya memiliki pemahaman terhadap konsep Tri
Hita Karana yang sama, sehingga para pengelola perlu untuk memberikan pemahaman
konsep Tri Hita Karana yang dianut dalam pengembangan pariwisata Pantai Mertasari
kepada para pengujung yang datang untuk menikmati indahnya alam Pantai Mertasari.
Sehingga dengan demikian konsistensi dalam penerapan oleh setiap stakeholder yang terlibat
dalam pengembangan obyek wisatsa ini dapat memiliki peran dan pemahaman yang sama
dan turut serta menjaga obyek wisata agar mampu menuju eco-tourism yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka
Berman, R., & Katona, Z. (2013). The role of search engine optimization in search
marketing. Marketing Science, 32(4). https://doi.org/10.1287/mksc.2013.0783
Bhandari, R. S., & Bansal, A. (2018). Impact of Search Engine Optimization as a Marketing
Tool. Jindal Journal of Business Research, 7(1).
https://doi.org/10.1177/2278682117754016
Dibya, K. (2020). Pengembangan Pariwisata Berbasis Tri Hita Karana (Studi Pengembangan
Pariwisata Berkelanjutan di Bali). Maha Widya Duta.
Haryanto, J. T. (2013). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA, SOSIAL, DAN
LINGKUNGAN PENGEMBANGAN DESA WISATA DI PROVINSI
YOGYAKARTA. Jurnal Kawistara, 3(1). https://doi.org/10.22146/kawistara.3957
Ištvanić, M., Milić, D. C., & Krpić, Z. (2017). Digital marketing in the business environment.
International Journal of Electrical and Computer Engineering Systems, 8(2).
https://doi.org/10.32985/ijeces.8.2.4
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 426
Jurnal Pengabdian UNDIKMA: Vol. 3, No. 3 (November 2022)
Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat E-ISSN : 2722-5097
https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jpu/index Pg : 420-427
Email: [email protected]

Karisma, I. A., Darma Putra, I. N., & Wiranatha, A. S. (2019). The Effects of “Search Engine
Optimization” on Marketing of Diving Companies in Bali. E-Journal of Tourism.
https://doi.org/10.24922/eot.v6i1.47981
Mahyudin, M., Hidayat, H., Midu, A., & Hasriana, H. (2020). Pariwisata Menjadi Kekuatan
Baru Ekonomi di Desa Wawoangi. Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3).
https://doi.org/10.30651/hm.v1i3.5633
Nurwahidah, S., Angkasa, M. A. Z., & Kusuma, R. R. (2020). Formulasi Strategi
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) (Studi Kasus di Kabupaten
Sumbawa). PROSIDING SEMINAR NASIONAL IPPeMas, 1(1).
Pradana, G. Y. K. (2021). Aplikasi filosofi tri hita karana dalam pemberdayaan masyarakat
tonja di denpasar. Jurnal Abdi Masyarakat, 1(2). https://doi.org/10.22334/jam.v1i2.10
Purnawan, N. L. R., & Sardiana, I. K. (2018). PAKET WISATA EDUKASI SUBAK
UPAYA MENJAGA KEBERLANJUTAN POTENSI PERTANIAN DAN
PARIWISATA BERBASIS BUDAYA DI BALI. Jurnal Kawistara, 7(3).
https://doi.org/10.22146/kawistara.27879
Santosa, A., & Saraswati, L. A. N. (2020). Pariwisata Kerta Masa: Gagasan Alternatif
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Bali. … (Udayana Master Law Journal), 9(4),
723–738. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/JMHU.2020.v09.i04.p05
Shasha, Z. T., Geng, Y., Sun, H. ping, Musakwa, W., & Sun, L. (2020). Past, current, and
future perspectives on eco-tourism: a bibliometric review between 2001 and 2018. In
Environmental Science and Pollution Research (Vol. 27, Issue 19).
https://doi.org/10.1007/s11356-020-08584-9
Sumerta, I. K., & Rai, A. A. G. (2021). Pemetaan potensi usaha desa dan penerapan "
adwords " sebagai solusi menghadapi persaingan usaha pada BUMDes Bhuana
Amertha Sari Desa Tampaksiring , Gianyar . Penamas: Journal of Community
Service, 1(2), 77–89. https://doi.org/https://doi.org/10.53088/penamas.v1i2.225
Sumerta, I. K., Widyagoca, I. G. P. A., & Meryawan, I. W. (2019). Online consumer
behavior on using social media on E-commerce, based on the AISAS model approach.
Case study; Bukalapak, Tokopedia and Blili.com. International Journal of Advanced
Trends in Computer Science and Engineering, 8(1.5 Special Issue).
https://doi.org/10.30534/ijatcse/2019/4281.52019
Udayana, A. A. G. B. (2017). Marginalisasi Ideologi Tri Hita Karana Pada Media Promosi
Pariwisata Budaya Di Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 32(1).
https://doi.org/10.31091/mudra.v32i1.4
Wiwin, I. W. (2021). Implementasi Tri Hita Karana dalam Pengembangan Ekowisata Menuju
Pariwisata Berkelanjutan di Bukit Cemeng Kabupaten Bangli. Jurnal Kajian Bali
(Journal of Bali Studies), 11(2). https://doi.org/10.24843/jkb.2021.v11.i02.p06

Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 3. No. 3 (November 2022) Copyright © 2022, The Author(s) 427

Anda mungkin juga menyukai