Danang

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 98

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN DASAR PENGGUNAAN ALAT

PERBENGKELAN MATERI PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI


SMKN 2 DEPOK YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

DiajukankepadaFakultasteknikUniversitasNegeri Yogyakarta
UntukMemenuhiSebagaiPersyaratanGunaMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Oleh :
Danang Tri Atmaja
09518244031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

i
ii
iii
iv
MOTTO

“Sesuatu yang diperjuangan tidak akan pernah sia-sia”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (QS. Al – Baqarah :286)

v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah atas karunia Alloh SWT, saya bingkiskan karya

saya ini untuk:

 Ibu tercinta, Sartini, yang tanpa lelah mendukung saya dan mendoakan saya

hingga akhirnya skripsi ini telah selesai disusun.

 Bapak tercinta, Bambang Purwanto, S. Pd, yang telah mengorbankan tenaga

dan waktunya untuk membimbing saya dan bekerja keras untuk keluarga saya,

serta memberi masukan dan semangat hingga akhirnya skripsi ini telah selesai

disusun.

 Indah Hening Herdianti, yang tanpa lelah dan sabar membimbing saya,

mengajari saya, memberi saya semangat dan doanya agar saya selalu kuat dan

mampu menyelesaikan segala masalah hingga akhirnya skripsi ini telah

selesai disusun.

 Adikku tercinta dan kakakku tercinta, Ardian Yuliansyah dan Agustina Ayu

Purwanti, yang telah mendoakan saya dan memberi saya semangat hingga

akhirnya skripsi ini telah selesai disusun.

 Pembimbing saya Dr. Edy Supriyadi, yang telah sabar membimbing saya dan

meluangkan waktunya untuk saya serta memberikan banyak masukan hingga

akhirnya skrispsi ini telah selesai disusun.

 Sahabat-sahabatku, yang selalu mendampingi, membantu, memberikan

semangat untuk saya hingga akhirnya skripsi ini telah selesai disusun.

vi
 Sahabat-sahabaku, Pendidikan Teknik Mekatronika angkatan 2009, yang

memberikan referensi buku, masukan serta semangat untuk saya hingga

akhirnya skripsi ini telah selesai disusun.

Yogyakarta, Maret 2014


Penyusun,

Danang Tri Atmaja

vii
PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN DASAR PENGGUNAAN ALAT
PERBENGKELAN MATERI PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI
SMK N 2 DEPOK

Oleh:
Danang Tri Atmaja
NIM. 09518244031

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian Pengembangan Tes Keterampilan


Penggunaan Alat Perbengkelan (Multimeter) materi pelajaran teknik elektronika.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: (1) cara membuat perangkat tes
keterampilan yang memenuhi validitas dan reliabilitas (2) validitas dan reliabiltas
perangkat tes keterampilan yang dikembangkan dalam menggunakan alat
perbengkelan (3) ketercapaian siswa khususnya keterampilan dalam menggunakan
alat perbengkelan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Objek dalam penelitian ini
adalah perangkat tes keterampilan dasar penggunaan alat perbengkelan mata
pelajaran teknik elektronika. Perangkat tes dikembangkan berdasarkan silabus SMK
N 2 Depok dan disempurnakan berdasarkan masukan dari validator dan hasil uji
empiris sebanyak dua kali. Validator dalam penelitian ini adalah dosen ahli dan guru
mata pelajaran terkait. Sampel pelaku uji coba empiris yaitu sebanyak 32 siswa kelas
X SMK N 2 Depok.
Hasil penelitian yang diperoleh yakni: (1) perangkat tes keterampilan siswa
SMK jurusan Audio-Video dalam menggunakan alat perbengkelan (multimeter untuk
mengukur komponen elektronika), yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri
atas Jobsheet Lembar Latihan, Kisi-Kisi Penskoran, Pedoman Penskoran, Lembar
Penskoran Tes, dan Lembar Panduan Penyelenggaraan Tes (2) Pengujian tes
keterampilan secara empiris tahap pertama dan kedua dilakukan pada 32 siswa
jurusan Audio-Video SMK N 2 Depok di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil analisis
validasi butir tes dengan uji korelasi Pearson Product Moment diperoleh semua butir
soal valid. Reliabilitas butir tes dengan formula alpha (α) menunjukkan bahwa
koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.91 pada tahap pertama dan 0.79 pada tahap
kedua. Tingkat kesukaran butir soal pada tahap pertama yaitu berkisar antara 0.65-
0.73, sedangkan tahap kedua berkisar antara 0.71-0.78. (3) Perhitungan ketercapaian
keterampilan siswa uji coba empiris tahap pertama dan kedua penggunaan alat
perbengkelan diperoleh hasil pada kategori baik dengan frekuensi berturut-turut yaitu
62,50% dan 71,87%.

Kata Kunci: pengembangan tes, keterampilan siswa, alat perbengkelan, ketercapaian


keterampilan siswa.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin puji syukur kehadirat Alloh SWT yang


senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Pengembangan Tes Keterampilan Dasar
Penggunaan Alat Perbengkelan Materi Pelajaran Teknik Elektronika di SMK N 2
Depok‖.

Penyusunan laporan Tugas Akhir Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta yang dimaksudkan guna memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Program Studi Pendidikan
Teknik Mekatronika Universitas Negeri Yogyakarta.

Terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Edy Supriyadi selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak
memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas akhir
Skripsi ini.
2. Drs. Ima Ismara, M.Pd.M.Kes, Totok Heru TM, M.Pd dan Drs. Suparna selaku
Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan
sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Dra. Zamtinah, M.Pd dan Ariadie Chandra Nugraha, M.T selaku tim penguji yang
memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.
4. Drs. Ima Ismara, M.Pd.M.Kes dan Herlambang Sigit Pramono,ST.MCs selaku
Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasiitas selama proses
penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

ix
5. Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir
Skripsi.
6. Drs. Aragani Mizan Zakaria selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Depok Yogyakarta
yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam meleksanakn penelitian Tugas
Akhir Skripsi ini.
7. Para guru dan staf SMK N 2 Depok Yogyakarta yang telah memberi bantuan
memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi
ini.
8. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat
disebutkan di sini atas dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi
ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas
menjadi amaln yang bermanfaat dan mendapatkan balasn dari Allah SWT/Tuhan
Yang Maha Esa dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi
pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, Maret 2014


Penyusun,

Danang Tri Atmaja

NIM. 09518244031

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK.................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv


DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1


B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian................................................................................. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori ...................................................................................... 7
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ............................................... 7
2. Penilaian.......................................................................................... 9
3. Peran Evaluasi dalam Pembelajaran ............................................... 23
4. Tes Keterampilan .......................................................................... 27

xi
5. Alat perbengkelan.......................................................................... 36
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 52
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 53

BAB III. METODEPENELITIAN


A. Desain Penelitian ................................................................................. 56
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 59
C. Subjek Penelitian ................................................................................. 59
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 60
E. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 63
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ..................................................................................... 66
1. Pengembangan Tes ........................................................................ 66
2. Ketercapaian Keterampilan Siswa .................................................. 93
B. Pembahasan ...................................................................................... 119
1. Pengembangan Tes ...................................................................... 119
2. Ketercapaian Keterampilan Siswa ................................................ 123

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 128
B. Saran ................................................................................................. 131
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 134


LAMPIRAN ................................................................................................ 136

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Koefisien Alpha Cronbach ................................................... 63


Tabel 2. Kisi-kisi Tes Keterampilan .................................................... 70
Tabel 3. Lembar Penskoran Tes ............................................................. 74
Tabel 4. Validasi Dosen Ahli ................................................................. 79
Tabel 5. Validasi Guru Jurusan Audio-Video ........................................ 80
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Empiris Butir Soal Tahap Pertama .............. 85
Tabel 7. Koefisien Reliabilitas Perangkat Tes
Uji Coba Empiris Tahap Pertama ............................................. 86
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Empiris Butir Soal Tahap Kedua ................ 90
Tabel 9. Koefisien Reliabilitas Perangkat Tes
Uji Coba Empiris Tahap Kedua ............................................... 91
Tabel 10. Kategorisasi Skor Multimeter ................................................ 94
Tabel 11. Jumlah siswa dalam kategorisasi ............................................ 95
Tabel 12. Kategorisasi Skor resistor ....................................................... 96
Tabel 13. Jumlah siswa dalam kategorisasi ............................................ 97
Tabel 14. Kategorisasi Skor Kapasitor ................................................... 98
Tabel 15. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 100
Tabel 16. Kategorisasi Skor LDR......................................................... 101
Tabel 17. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 102
Tabel 18. Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian ............................. 103
Tabel 19. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 104
Tabel 20. Kategorisasi Skor Multimeter ............................................... 106
Tabel 21. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 107
Tabel 22. Kategorisasi Skor Resistor ................................................... 108
Tabel 23. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 109

xiii
Tabel 24. Kategorisasi Skor Kapasitor ................................................ 110
Tabel 25. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 112
Tabel 26. Kategorisasi Skor LDR......................................................... 113
Tabel 27. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 114
Tabel 28. Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian ............................ 115
Tabel 29. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 116
Tabel 30. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tahap Pertama....................... 117
Tabel 31. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tahap Kedua ......................... 118
Tabel 32. Kategorisasi Skor Semua Komponen .................................... 123
Tabel 33. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 124
Tabel 34. Kategorisasi Skor Semua Komponen .................................... 125
Tabel 35. Jumlah siswa dalam kategorisasi .......................................... 127

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Multimeter Analog ........................................................................ 37


Gambar 2. Urutan Gelang Resistor .................................................................. 40
Gambar 3. Kapasitor ....................................................................................... 43
Gambar 4. Contoh LDR .................................................................................. 47
Gambar 5. Sumber tegangan listrik yang disambungkan ke
penghantar ..................................................................................... 51
Gambar 6. Bagan kerangka berpikir penelitian ................................................ 55
Gambar 7. Histogram Kategorisasi Skor Multimeter ....................................... 95
Gambar 8. Histrogram Kategorisasi Skor Resistor.......................................... 98
Gambar 9. Histogram Kategorisasi Skor Kapasitor ....................................... 100
Gambar 10. Histogram Kategorisasi Skor LDR ............................................. 102
Gambar 11. Histrogram Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian ............... 105
Gambar 12. Histogram Kategorisasi Skor Multimeter ................................... 107
Gambar 13. Histrogram Kategorisasi Skor Resistor ...................................... 110
Gambar 14. Histogram Kategorisasi Skor Kapasitor...................................... 112
Gambar 15. Histogram Kategorisasi Skor LDR ............................................. 114
Gambar 16. Histrogram Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian ............... 117
Gambar 17. Histogram Kategorisasi Skor semua komponen ......................... 125
Gambar 18. Histogram Kategorisasi Skor semua komponen ......................... 127

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar observasi pembelajaran ................................................ 136


Lampiran 2. Hasil Wawancara ...................................................................... 138
Lampiran 3. Daftar subjek penelitian............................................................. 140
Lampiran 4. Silabus kelas X SMK N 2 Depok .............................................. 142
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 144
Lampiran 6. Kisi-Kisi Penskoran Tes Keterampilan ...................................... 147
Lampiran 7. Pedoman Penskoran Tes Keterampilan ...................................... 151
Lampiran 8. Lembar Penskoran..................................................................... 158
Lampiran 9. Pedoman Penyelenggaraan Tes ................................................. 160
Lampiran 10. Lembar Evaluasi Ahli.............................................................. 166
Lampiran 11. Jobsheet Mengidentifikasi Komponen Elektronika .................. 184
Lampiran 12. a Skor Keterampilan Siswa Uji Coba Empiris
Tahappertama ........................................................................ 202
Lampiran 12. b Korelasi Pearson Product Moment Dan Koefisien
Alpha Cronbach Coba Tahap Pertama ................................... 204
Lampiran 13. a Skor Keterampilan Siswa Uji Coba Empiris
Tahap kedua .......................................................................... 207
Lampiran 13. b Korelasi Pearson Product Moment Dan Koefisien
Alpha Cronbach Coba Tahap Kedua ...................................... 209
Lampiran 14. Kategorisasi Ketercapaian Keterampilan ................................. 212
Lampiran 15. Ketercapaian Keterampilan Uji Coba Empiris

Tahap Pertama ....................................................................... 218


Lampiran 16. Ketercapaian Keterampilan Uji Coba Empiris

Tahap Kedua.......................................................................... 223

xvi
Lampiran 17. Rerata Ketercapaian Keterampilan .......................................... 228
Lampiran 18. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Tahap Pertama

Dan Tahap Kedua .................................................................... 230


Lampiran 19. Tingkat Kesukaran Soal Tahap Pertama Dan Tahap

Kedua ...................................................................................... 234


Lampiran 20. Dokumentasi ........................................................................... 236
Lampiran 21. Surat Ijin ................................................................................. 238

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam

pendidikan. Menurut Syaiful Sagala (2006: 61), pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Eko Putro Widoyoko (2009: 2) menyatakan bahwa, sebagai bagian

yang penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam hendaknya

dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Penilaian dilakukan pada proses

pembelajaran. Dengan penilaian tersebut maka, guru akan mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dan memperoleh bahan

masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian,

efektivitas suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian

dalam proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian digunakan untuk menilai

kinerja siswa secara individu ataupun kelompok. Secara umum, penilaian

dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran

berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu.

Penilaian dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi

pada siswa. Penilaian yang dilaksanakan secara menyeluruh akan membantu

guru dalam mengukur ketercapaian kompetensi yang dimiliki siswa ditinjau

1
dari segala aspek, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penilaian dapat

membantu siswa dalam mengetahui dan selanjutnya memperbaiki kompetensi

mana yang belum dikuasainya.

Penilaian mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

Setiap siswa memiliki potensi kemampuan berpikir, keterampilan, dan sikap

namun tingkatannya dari satu siswa ke siswa yang lain dapat berbeda. Ada

siswa yang memiliki sikap kurang baik, namun mempunyai pengetahuan dan

keterampilan tinggi. Demikian sebaliknya ada siswa yang memiliki sikap baik,

namun mempunyai pengetahuan dan keterampilan rendah. Ada pula siswa

yang memiliki sikap biasa, demikian pula mempunyai pengetahuan dan

keterampilan biasa.

Guru dalam mengembangkan tes masih berorientasi pada materi, dan

hasil tes siswa belum dijadikan sebagai bahan refleksi perbaikan

pembelajaran. Ruang lingkup tes masih tertumpu pada aspek pengetahuan.

Tes yang diberikan oleh guru lebih banyak menekankan pada pengetahuan

siswa, sehingga hasil yang terukur hanya pengetahuan siswa saja, sedangkan

keterampilan yang dimiliki oleh siswa tidak terukur. Hal ini dapat disebabkan

karena belum tersedianya perangkat tes yang dapat digunakan untuk

mengukur keterampilan siswa. Pengukuran keterampilan siswa sangat penting

untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menggunakan keterampilannya

tersebut. Seluruh tindakan dalam proses belajar mengajar akan menciptakan

kondisi belajar yang lebih aktif.

2
Salah satu mata pelajaran pokok yang ada pada Jurusan Audio-Video

SMK adalah Teknik Elektronika. Mata pelajaran ini membutuhkan

keterampilan dan analisis. Dalam mata pelajaran ini terdapat kompetensi dasar

yaitu mengidentifikasi komponen elektronika pasif, aktif dan elektronika

optik. Sedangkan siswa SMK kelas X cenderung belum memahami semua

komponen elektronika dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pentingnya alat penilaian

terlaksanakannya pembelajaran untuk menuju ke arah perbaikan di setiap

pelaksanaan proses pembelajaran. Maka perlu dilakukan penelitian yang

berjudul ―Pengembangan Tes Keterampilan Dasar Penggunaan Alat

Perbengkelan Materi Pelajaran Teknik Elektronika di SMK N 2 Depok‖

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek kognitif, dan mengabaikan

aspek psikomotorik sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran.

b. Ketidaksesuaian perangkat tes pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

c. Adanya perbedaan antara tes pengetahuan dan keterampilan siswa.

d. Tes atau penilaian yang diberikan guru lebih banyak menekankan pada

pengetahuan siswa, belum pada keterampilan siswa

3
e. Belum tersedianya perangkat tes keterampilan dasar penggunaan alat

perbengkelan, sehingga perlu dikembangkan.

C. Pembatasan Masalah

Seperti diuraikan di muka bahwa terdapat beberapa permasalahan yang

ada pada SMK, terutama yang terkait dengan tes keterampilan menggunakan

alat perbengkelan. Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada

pengembangan tes keterampilan siswa SMK jurusan Teknik Audio-Video

dalam menggunakan alat perbengkelan pada materi pelajaran praktik

elektronika. Dalam materi pelajaran praktik elektronika dibatasi pada

subpokok bahasan mengidentifikasi komponen elektronika.

Instrumen yang dikembangkan akan sangat sesuai untuk SMK jurusan

Teknik Audio-Video. Siswa SMK yang dijadikan subjek uji coba

pengembangan instrumen adalah para siswa yang telah selesai mengikuti

pelajaran pada subpokok bahasan mengidentifikasi komponen elektronika.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut maka permasalahan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat perangkat tes berjudul ―Pengembangan Tes

Keterampilan Dasar Penggunaan Alat Perbengkelan Materi Pelajaran

Teknik Elektronika di SMK N 2 Depok‖ yang memenuhi validitas dan

reliabilitas?

4
2. Sejauh mana validitas dan reliabilitas perangkat tes keterampilan yang

dikembangkan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menggunakan

alat perbengkelan (multimeter untuk mengukur komponen elektronika)

yang dikembangkan dalam penelitian ini?

3. Berapa besar ketercapaian keterampilan siswa khususnya keterampilan

dalam menggunakan alat perbengkelan pada mata pelajaran teknik

elektronika?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Mengetahui cara membuat perangkat tes berjudul ―Pengembangan Tes

Keterampilan Dasar Penggunaan Alat Perbengkelan Materi Pelajaran

Teknik Elektronika di SMK N 2 Depok‖ yang memenuhi validitas dan

reliabilitas.

2. Mengukur validitas dan reliabiltas perangkat tes keterampilan yang

dikembangkan dalam menggunakan alat perbengkelan (multimeter untuk

mengukur komponen elektronika).

3. Mengukur ketercapaian keterampilan siswa khususnya keterampilan dalam

menggunakan alat perbengkelan pada mata pelajaran teknik elektronika.

5
F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara teoritis:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan pengetahuan untuk mengetahui efektif tidaknya

perangkat tes keterampilan dasar penggunaan alat perbengkelan yang

digunakan pada materi pelajaran teknik elektronika di SMK.

2. Bagi Pemerintah

Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan

membuat kurikulum yang baru dan efektif dalam pembelajaran di SMK.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Manfaat penelitian ini secara praktis:

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan hasil belajar

teknik elektronika siswa kelas X semester 1 di SMK.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif dalam

meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan sebagai referensi dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

1. Ika Prasetya Ningrum (2010) berjudul “Pengembangan Tes Alat Ukur”

diperoleh hasil bahwa perangkat tes alat ukur yang dibuat layak dan valid

dalam mengukur kemampuan siswa pada praktik elektronika. Perangkat

tes yang telah dikembangkan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

2. Sulistyawati (2013) berjudul “Pengembangan Perangkat Soal Mata

Pelajaran Mengaplikasikan Rangkaian Listrik Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Depok” diperoleh hasil rata-rata tingkat

kesukaran butir soal 0,546; tergolong sedang, rata-rata indeks daya

bedanya 0,579, masuk kategori baik, serta alpha atau koefisien

reliabilitasnya sebesar 0,823. Hasil uji coba empiris kedua rata-rata tingkat

kesukaran butir soalnya 0,668; rata-rata indeks daya bedanya 0,405; dan

koefisien reliabilitasnya sebesar 0,426. Hasil uji coba empiris ketiga rata-

rata tingkat kesukaran butir soalnya 0,385; rata-rata indeks daya bedanya

0,385; dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,651. Soal kemudian

1
diperbaiki berdasarkan analisis hasil uji coba empiris ketiga, dan kini soal

siap untuk digunakan.

3. Edy Supriadi (2003) berjudul “Pengembangan Tes Kompetensi Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen dalam menggunakan

Program Komputer Aplikasi Pengolah Kata” diperoleh hasil tes

kompetensi terdiri atas aspek proses dan hasil. Aspek proses terdiri atas 44

butir deskriptor. Tes kompetensi disusun dalam bentuk perangkat tes, yang

terdiri atas lembar kerja, pedoman penilaian, dan pedoman

penyelenggaraan tes. Pada uji coba empiris tahap pertama dan kedua

diperoleh koefisien keandalan yang dihitung dengan formula aplha (α)

berturut-turut sebesar 0.979 dan 0.978. Hasil analisis kesahihan konstruk

menunjukkan bahwa butir-butir deskriptor pada tes telah sesuai dengan

konstruk teori. Kesepuluh indikator tes kompetensi yang tersusun dalam

aspek proses dan hasil mampu menjelaskan konstruksi teori sebesar

80,33% pada kalibrasi pertama, dan 82,95% pada kalibrasi kedua.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran elektronika juga mempunyai tujuan untuk membekali

peserta didik dengan serangkaian keterampilan yang sangat diperlukan.

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan

kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan-kemampuan yang leih tinggi. Ketercapaian siswa

dalam suatu mata pelajaran dapat pula dilihat dari hasil evaluasi mengenai

keterampilan siswa yang dilakukan oleh guru pengampu.

2
Elektronika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa untuk dapat

menggunakan alat perbengkelan dengan baik. Siswa harus mempunyai

keterampilan dalam menggunakan alat perbengkelan.

Permasalahan yang sering terjadi adalah belum terukurnya keterampilan

siswa. Hal ini dikarenakan belum adanya pengembangan mengenai alat ukur

yang sesuai karakteristik mata pelajarannya. Melalui penelitian ini dengan

dikembangkannya tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan

(multimeter, resistor, kapasitor, LDR, baterai dan rangkaian arus serta

tegangan listrik) maka diharapkan akan dapat terukurnya keterampilan siswa

sub pokok bahasan mengidentifikasi komponen elektronika.

Sebagaimana diuraikan di atas dapat dinyatakan bahwa pengembangan

tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan (multimeter, resistor,

kapasitor, LDR, baterai dan rangkaian) yang tepat dapat membantu pendidik

untuk memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam

menggunakan alat perbengkelan.

Sebagai tes formatif, tes keterampilan bertujuan mengetahui aktivitas

siswa dan mengukur keterampilan siswa dalam menggunakan alat

perbengkelan. Skor yang diperoleh siswa akan memudahkan dalam menilai

sejauhmana siswa memahami materi praktik yang diberikan oleh guru. Selain

itu, siswa hasil tes unjuk kerjanya digunakan sebagai dasar untuk belajar dan

berlatih lebih terfokus pada indikator-indikator yang belum dikuasainya.

Menyusun spesifikasi perangkat soal meliputi penentuan tujuan, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pokok bahasan, kisi-kisi soal, tipe

3
soal, dan banyaknya soal keseluruhan maupun pada masing-masing bagian.

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator dirujuk dari silabus

mata pelajaran.

Menulis soal tes yang baik perlu memperhatikan kaidah penulisan soal

yang berlaku. Pada tahap ini peneliti menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada

kisi-kisi yang telah dibuat.

4
Soal yang telah ditelaah kemudian diuji secara rasional oleh para ahli.

Masukan dari para ahli akan membantu menyempurnakan soal. Setelah soal

diperbaiki dan siap untuk diuji secara empiris, sebelumnya perlu dilakukan uji

terbatas guna menjajaki respon peserta tes terhadap soal dan beberapa hal lain

terkait pelaksanaan tes. Uji coba empiris terhadap sampel yang telah

ditentukan idealnya dilakukan sebanyak dua kali. Analisis hasil uji coba

empiris akan memberikan informasi kualitas soal dan kualitas masing-masing

butir soal. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan acuan untuk menentukan

butir soal mana yang perlu diperbaiki atau diganti. Uraian kerangka berpikir

tersebut ditampilkan dalam bagan pada Gambar 6 sebagai berikut:

Pembelajaran elektronika di SMK

Penguasaan mata pelajaran

Mengambil keputusan Masih sebatas


dalam pembelajaran Penilaian
pengetahuan siswa

Perangkat Tes Mengukur keterampilan


Keterampilan (aspek psikomotorik)
siswa

Perlu dilakukan
Ditelaah oleh pakar Dilakukan uji coba
pengembangan baku
(ahli) empiris

Setelah dianalisis kemudian perangkat tes


diperbaiki dan dilakukan pengadministrasian
Gambar 6. Bagan kerangka berpikir penelitian

5
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Pengembangan Tes

Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat tes yang

digunakan untuk mengukur keterampilan penggunaan alat perbengkelan.

Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Depok dengan subjek penelitian

kelas X jurusan Teknik Audio-Video. Pengembangan tes meliputi;

spesifikasi tes, kisi-kisi tes, menulis butir soal, menelaah tes, perbaikan

tes, uji coba empiris tahap pertama, uji coba empiris tahap kedua, dan

penyempurnaan.

a. Spesifikasi Tes

Pengembangan spesifikasi tes mengacu pada silabus yang

kemudian dirumuskan ke dalam kisi-kisi soal. Berdasarkan silabus

kompetensi siswa SMK N 2 Depok jurusan Audio-Video dalam mata

pelajaran praktik Elektronika yaitu mengidentifikasi komponen

elektronika- semikonduktor, dan optik sesuai ‖data sheet‖.

Berdasarkan cakupan kompetensi tersebut, soal yang dibuat meliputi

kompetensi siswa terhadap praktik elektronika, sekilas tentang

komponen elektronika, alat untuk mengukur komponen, dan rangkaian

komponen elektronika.

Kompetensi siswa SMK jurusan Teknik Audio-Video dalam

praktik mengidentifikasi komponen elektronika adalah kemampuan

66
siswa, baik dalam ranah kognitif dan psikomotorik. Kedua ranah

tersebut ditunjukkan dalam proses praktik menggunakan multimeter

untuk mengidentifikasi komponen elektronika dan mengerjakan tugas-

tugas yang terkait dengan menghitung hambatan, kuat arus listrik, dan

tegangan listrik.

Kompetensi siswa pada ranah kognitif terkait dengan

pemahaman komponen elektronika dan multimeter. Kompetensi siswa

pada ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan siswa dalam

mengukur komponen elektronika menggunakan multimeter. Ranah

kognitif dan psikomotorik tidak terpisah secara diskrit, melainkan

terpadu menjadi satu kompetensi, yang ditunjukkan dalam perbuatan

siswa pada saat praktik elektronika baik dalam proses maupun kualitas

hasilnya.

Keterampilan siswa SMK jurusan Teknik Audio-Video dalam

praktik elektronika meliputi kemampuan pada aspek proses dan aspek

kualitas hasil pengerjaan tugas yang diberikan. Aspek proses pada

praktik elektronika mengukur komponen elektronika menggunakan

multimeter yaitu pada gerakan dasar dalam mengoperasikan

multimeter, mengukur rangkaian resistor seri dan paralel, pengujian

kapasitor, mengukur hambatan pada LDR, mengukur tegangan pada

baterai.

Aspek kualitas hasil siswa dalam praktik elektronika yaitu

kemampuan perseptual: dengan mengetahui komponen elektronika dan

67
mengetahui alat ukur multimeter, menunjukkan bagian alat ukur dan

menyebutkan bagian-bagian alat ukur tersebut, kemampuan untuk

mengembangkan gerakan mulai dari keterampilan sederhana sampai

pada keterampilan yang kompleks dan ketepatan dalam

mengoperasikan multimeter, kemampuan yang berkenaan dengan

komunikasi membacakan hasil ukur.

Langkah pertama dalam menyusun spesifikasi tesmenetapkan

isi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristikyang

harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah

dalam menulis soal, dan siapa saja yang menulis soal akan

menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama.

Penyusunan spesifikasi tes keterampilan dasar penggunaan alat

perbengkelan mencakup kegiatan berikut:

1) Menentukan tujuan tes

Dalam penelitian ini tujuan tes yang dikembangkan yaitu

tes formatif. Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan

tentang tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. masukan

ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini

dilakukan secara periodik sepanjang semester.Materi tes dipilih

berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau

subpokok bahasan. Jadi tes ini sebenarnya bukan untuk mentukan

keberhasilan belajar semata, tetapi untuk mengetahui keberhasilan

proses pembelajaran.

68
Dalam penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah

mengidentifikasi komponen elektronika, karena kompetensi dasar

dalam materi tersebut siswa harus mampu melakukan identifikasi

komponen yaitu mengukur dengan menggunakan

multimeter.Tujuan penyusunan tes keterampilan dasar penggunaan

alat perbengkelan yaitu mengetahui keterampilan siswa dalam

menggunakan alat perbengkelan. Peneliti kemudian merancang tes

keterampilan dengan mendefinisikan keterampilan-keterampilan

yang akan diukur. Hasil pendefinisian ini berupa kisi-kisi yang

digunakan untuk meyusun perangkat tes keterampilan.

2) Memilih bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes,

jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar

jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran

yang diujikan.Bentuk tes dalam penelitian ini yaitu tes uraian

objektif yang digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam

menggunakan alat perbengkelan.

3) Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakup materi

ujian, kelelahan peserta tes, dan pengalaman saat melakukan

tes.Pada umumnya tes tertulis menggunakan waktu 90 sampai 150

menit, untuk tes praktik bisa lebih dari itu. Dalam penelitian ini

waktu pengerjaan setiap siswa ±15menit.

69
Dalam menyusun spesifikasi tes, peneliti juga memilih

media atau alat perbengkelan apa saja yang digunakan dalam

penelitian ini. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

multimeter, resistor, kapasitor, LDR, baterai dan rengkaian.

b. Kisi-kisi tes

Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga

siapapun yang menulis soal akan menghasilkan isi dan tingkat

kesulitannya relatif sama. Matrik kisi penskoran soal terdiri dari dua

jalur, yaitu kolom dan baris. Kolom menyatakan tujuan pembelajaran,

sub pokok bahasan, ranah psikomotorik, dan indikator. Kisi-kisi

penskoran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Kisi-kisi Tes Keterampilan

No Tujuan Sub Ranah Indikator


Pembelajaran Pokok Psikomotorik
Bahasan
1. Membaca dan Komponen Kemampuan Memilih alat ukur
elektronika perseptual: multimeter yang
mengidentifikasi
dengan berfungsi mengukur
komponen mengetahui tegangan, arus dan
komponen hambatan
elektronika
elektronika dan
mengetahui alat
ukur multimeter
Kemampuan Mengecek
perseptual adalah kelengkapan
kombinasi komponen alat dengan
kemampuan cara menyebutkan
kognitif dan komponen-komponen
kemampuan dari alat ukur tersebut
motoris:
menunjukkan
bagian alat ukur
dan

70
No Tujuan Sub Ranah Indikator
Pembelajaran Pokok Psikomotorik
Bahasan
menyebutkan
bagian-bagian
alat ukur
tersebut.
Keterampilan Mengkalibrasi nol
pada gerakan pada skala multimeter
dasar dalam dengan memutar
mengoperasikan skrup yang terdapat
multimeter dibawah skala.
Memilih lingkup yang
diinginkan dapat
dipilih dengan cara
memutar tombol
pemilih yang terletak
di tengah.
Memilih saklar DC
atau AC sesuai jenis
komponen yang akan
diukur

Kemampuan di Memilih skala ohm


bidang fisik, meter, volt meter, atau
kemampuan ampere meter sesuai
untuk dengan jenis
mengembangkan komponen yang akan
gerakan mulai diukur
dari keterampilan
sederhana
sampai pada
keterampilan
yang kompleks
dan ketepatan
dalam
mengoperasikan
multimeter
Keterampilan Merapikan alat ukur
pada gerakan dan mengecek
dasar dalam kelengkapan
mengoperasikan komponen alat ukur
multimeter
Keterampilan Mengukur rangkaian
mengukur resistor seri dan

71
No Tujuan Sub Ranah Indikator
Pembelajaran Pokok Psikomotorik
Bahasan
rangkaian paralel
resistor seri dan
paralel
Keterampilan Mengaturselector
dalam pengujian pada bagian yang
kapasitor dipilih dengan skala
yang disesuaikan
besar kecilnya
kapasitansi yang
tertulis pada fisik
kapasitor (X1, X10
untuk kapasitor kecil
sedangkan untuk
kapasitor yng besar
gunakan skala X100
atau X1K)
Menghubungkanprobe
(jarum positif dan
negatif multimeter) ke
masing-masing kaki
kapasitor.
Pemasangan probe
dapat bolak-balik
Memperhatikan
pergerakan jarum
indikator pada
multimeter. Jika jarum
diam (tidak bergerak),
kemungkinan
kapasitor putus, jika
jarum menunjuk
angka 0 (Nol),
kemungkinan
kapasitor terhubung
singkat (short). Jika
jarum bergerak dan
menunjuk nilai
tertentu tetapi tidak
kembali ke semula,
kemungkinan
kapasitor bocor.Jika
jarum bergerak dan
menunjuk nilai

72
No Tujuan Sub Ranah Indikator
Pembelajaran Pokok Psikomotorik
Bahasan
tertentu kemudian
jarum tersebut
kembali ke semula,
kapasitor tersebut
masih bagus
Keterampilan Mengukur hambatan
dalam mengukur pada LDR dalam
hambatan pada keadaan gelap
LDR Mengukur hambatan
pada LDR dalam
keadaan terang
Keterampilan Mengukur tegangan
dalam mengukur pada baterai
tegangan pada
baterai
Keterampilan Mengukur arus pada
dalam mengukur skema yang telah
arus pada skema disediakan
yang telah
disediakan
2. Siswa dapat Komponen Kemampuan Menuliskan hasil ukur
elektronika yang berkenaan dan mengkonversi
membaca dan
dengan satuan ke SI
menuliskan hasil komunikasi
membacakan
pengukuran
hasil ukur
multimeter
berdasarkan
Satuan
Internasional
(SI)

73
c. Menulis Perangkat Tes

Perangkat tes keterampilan ini terdiri dari lembar pengamatan

dan jobsheet.

1) Lembar Pengamatan

Langkah selanjutnya adalah menuliskan butir tes.Penulisan

soal tes (Lembar Pengamatan) merupakan langkah penjabaran dari

indikator yang telah termuat dalam kisi-kisi keterampilan.Langkah

ini perlu dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes

keterampilan dapat berkualitas baik. Kualitas tes secara

keseluruhan sangat berpengaruh dengan tingkat kebaikan dari

masing-masing butir soal yang menyusunnya. Hasil dari

penjabaran menghasilkan 8 soal untuk multimeter, 3 soal untuk

resistor dan kapasitor, 2 soal untuk LDR dan baterai dan rangkaian.

Tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan dapat dilihat pada

tabel 3 berikut:

Tabel 3. Lembar Penskoran Tes

Multimeter
No Komponen Skor
4 3 2 1
1 Mampu memilih alat ukur dengan tepat dan cepat
2 Mampu mengecek kelengkapan komponen alat
dengan cara menyebutkan komponen-komponen dari
alat ukur tersebut
3 Mampu mengkalibrasi nol pada skala multimeter
dengan memutar skrup yang terdapat dibawah skala
4 Mampu memilih lingkup yang diinginkan dapat
dipilih dengan cara memutar tombol pemilih yang
terletak di tengah.
5 Mampu memilih saklar DC atau AC sesuai jenis

74
komponen yang akan diukur
6 Mampu memilih skala ohm meter, volt meter, atau
ampere meter sesuai dengan jenis komponen yang
akan diukur
7 Mampu merapikan alat ukur dan mengecek
kelengkapan komponen alat ukur
8 Mampu menuliskan hasil ukur dan mengkonversi
satuan ke SI
Resistor
No Komponen Skor
4 3 2 1
1 Mampu mengukur rangkaian resistor seri dan paralel
2 Mampu merapikan alat ukur dan mengecek
kelengkapan komponen alat ukur
3 Mampu menuliskan hasil ukur dan mengkonversi
satuan ke SI
Kapasitor
No Komponen Skor
4 3 2 1
1 Mampu mengaturselector pada bagian yang dipilih
dengan skala yang disesuaikan besar kecilnya
kapasitansi yang tertulis pada fisik kapasitor (X1,
X10 untuk kapasitor kecil sedangkan untuk kapasitor
yng besar gunakan skala X100 atau X1K)
2 Mampu menghubungkanprobe (jarum positif dan
negatif multimeter) ke masing-masing kaki
kapasitor. Pemasangan probe dapat bolak-balik
3 Mampu Memperhatikan pergerakan jarum indikator
pada multimeter
Light Dependent Resistor
No Komponen Skor
4 3 2 1
1 Mampu mengukur hambatan pada LDR dalam
keadaan gelap
2 Mampu mengukur hambatan pada LDR dalam
keadaan terang
Baterai dan Rangkaian
No Komponen Skor
4 3 2 1
1 Mampu mengukur tegangan pada baterai
2 Mengukur arus pada skema yang telah disediakan

75
Tabel 3 di atas menunjukkan komponen ranah kognitif dan

psikomotorik siswa dalam praktik elektronika. Skor dengan skala

1-4 dimana, saat siswa menunjukkan komponen yang sangat baik

maka siswa tersebut diberikan nilai 4, tetapi jika kurang diberikan

nilai 1 oleh guru dan observer. Hasil dari penilaian setiap

komponen kemudian dijumlah untuk melihat sejauh mana siswa

berhasil dalam kemampuan ranah kognitif dan psikomotoriknya

dalam mengidentifikasi komponen elektronika.

2) Jobsheet

Mengacu pada praktik elektronika kelas X jurusan Audio-

Video SMK N 2 Depok yang menggunakan jobsheet, maka dalam

membuat perangkat tes juga harus membuat jobsheet. Jobsheet

tersebut berisi materi dan lembar latihan (kerja) berisi pertanyaan-

pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktik.

Jobsheet digunakan oleh praktikan saat melakukan praktikum

sebagai media pendukung yang dimaksudkan sebagai alat bantu

dikalangan sekolah dan dipakai oleh peserta didik. Jobsheet

digunakan praktikan pada saat mengerjakan kerja praktek ataupun

praktikum agar praktikan lebih mudah mengerjakan apa yang

dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan. Manfaat

yang didapatkan praktikan bila menggunakan jobsheet saat kerja

praktek atau praktikum adalah membuat lebih memahami,

mengerti, dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan benar

76
sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang ada didalam jobsheet.

Karakteristik jobsheet yang baik adalah sebagai berikut; 1) mudah

dipahami, yang meliputi penjelasan, petunjuk, dan jenis pekerjaan,

2) mudah dibaca, yang meliputi gambar kerja dan ukuran yang

jelas, 3) mudah dikerjakan, maksudnya praktikan dapat langsung

mengerjakan pekerjaannya setelah memahami dan membaca

jobsheet.

Dari jobsheet yang telah dibuat, ada beberapa bagian-

bagian yang saling berhubungan dan memperjelas dalam membuat

jobsheet diantarannya sebagai berikut:

a) Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang

dimiliki setalah mendapatkan pembelajaran tentang hasil

prakteknya. Kompetensi digunakan untuk mengetahui konsep

dasar pengelasan. Kompetensi dapat digunakan untuk

memprediksi kinerja dengan baik. Hal ini didasarkan pada teori

perilaku klasik yang menjelaskan sebab-akibat (kausalitas)

dinyatakan sebagai niat, tindakan, dan hasil untuk memodelkan

kompetensi sebagai hubungan sebab-akibat. Kompetensi yang

diukur adalah keterampilan siswa dalam praktik

mengidentifikasi komponen-komponen elektronika.

77
b) Alat dan Kelengkapannya

Alat merupakan media pendukung yang sangat berperan

dalam proses kegiatan praktek. Tanpa ketersediaan alat, maka

kegiatan praktek sulit dan bahkan tidak bisa diselenggarakan.

Penyediaan peralatan tergantung tergantung ada jenis praktek

yang akan dilakukan. Adanya alat dan perlengkapan yang

lebih memadai, peserta didik akan cepat memahami maksud

dan tujuan yang ada dalam jobsheet.Adapun alat yang

digunakan dalam mengidentifikasi komponen elektronika yaitu

multimeter, sedangkan komponen yang diidentifikasi yaitu

resistor, kapasitor, LDR, baterai dan rangkaiannya.

d. Menelaah Tes

Soal yang telah dibuat kemudian ditelaah untuk mengetahui

kekurangan atau kesalahan dari soal tersebut. Telaah soal tes

keterampilan penggunaan alat perbengkelan dilakukan oleh dua dosen

ahli dari jurusan mekatronika dan dua guru dari jurusan video-audio.

Para pakar dan praktisi yang membahas dan memberikan masukan

untuk penyempurnaan perangkat tes keterampilan yang telah dibuat.

Perangkat tes ketermpilan penggunaan alat perbengkelan

divalidasi ahli oleh dua dosen jurusan Mekatronika Universitas Negeri

Yogyakarta dan satu guru dari jurusan Audio-Video SMK N 2 Depok.

Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan atau kekurangan

78
yang ada sebelum tes keterampilan diujikan di lapangan. Tahap

validasi ini, validator memberikan penilaian, komentar, dan saran

mengenai perangkat tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan.

Hasil validasi menunjukkan bahwa setelah melalui revisi perangkat tes

keterampilan penggunaan alat perbengkelan layak dan dapat

digunakan kepada peserta didik. Terdapat cukup banyak tanggapan

dan masukan terhadap rancangan jobsheet, lembar penskoran, dan

materi yang terkait .Berdasarkan masukan dari ahli, dilakukan

perbaikan perangkat tes.

e. Perbaikan Tes

Langkah berikutnya adalah melakukan perbaikan-perbaikan

tentang bagian soal tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan

yang masih belum baik. Ada beberapa soal sudah baik sehingga tidak

perlu direvisi, beberapa butir perlu direvisi, dan beberapa yang lain

harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang

diharapkan.Tabel 4 di bawah ini menunjukkan masukan dalam

validasi.

Tabel 4.Validasi Dosen Ahli

Validator Masukan Perbaikan


1. Judul pada Judul: Pedoman Penskoran
lembar pedoman Keterampilan Siswa dalam
penskroan Menggunakan Alat Perbengkelan
seharusnya ditulis Elektronika (Multimeter, Resistor,
alat ukur dan Kapasitor, LDR, Baterai dan Rangkaian)
komponennya

79
Validator Masukan Perbaikan
2. Menambahkan K3 alat ukur dan buat pengukur yang
K3 pada jobsheet ada pada jobshett telah ditambahkan dan
dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman
184

Tabel 5 menunjukkan masukan dari validasi ahli guru jurusan

audio-video dan perbaikan yang telah di revisi kembali.

Tabel 5.Validasi Guru jurusan Audio-Video

Validator Masukan Perbaikan


1. Menambahkan Materi multimeter analog yang ada pada
materi multimeter jobshett telah ditambahkan dan dapat
analog dan dilihat pada Lampiran 11 halaman 184
menghapus
materi multimeter
digital karena di
SMK
menggunakan
multimeter analog

Hasil telaah tes ketermpilan menunjukkan beberapa

kekurangan yang telah disebutkan pada tabel 4 dan 5. Oleh karena itu,

dilakukan beberapa perbaikan terhadap tes keterampilan sebagai

berikut:

1) Perbaikan pada aspek penulisan judul

Agar penguji (guru dan observer) dapat memahami Lembar

Latihan pada Jobsheet, maka dilakukan penyederhanaan judul dan

kalimat yang sesuai dengan isi dari materi tes

keterampilan.Perbaikan pada judul tersebut dimaksudkan agar

80
mengarah pada penulisan kalimat yang ringkas, padat, jelas, dan

komprehensif sehingga mudah dimengerti.Sebelumnya, judul yang

digunakan masih terlalu panjang dan ambigu sehingga sulit

dimengerti dan tidak sesuai dengan isi materi yang diujikan. Judul

yang sesuai akan membuat penguji lebih paham sebelum membaca

isi materi tersebut.

2) Penambahan K3 pada jobsheet

K3merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.Dimna kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik

itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.Agar peserta

tes berada dalam keadaan aman di tempat praktik, maka harus

mempunyai pemahaman yang baik mengenai K3.Keselamatan

bukan hanya untuk diri peserta sendiri tetapi juga untuk lingkungan

sekitar.Dalam rancangan jobsheet awal belum ada materi mengenai

K3 maka dari itu perlu adanya penambahan materi tersebut yang

dapat digunakan siswa sebagai dasar keselamatan ketika

melaksanakan praktik.

3) Penambahan materi multimeter analog dan menghapus materi

multimeter digital

Penambahan materi multimeter analog pada Jobsheet

dimaksudkan agar peserta tes (siswa) dapat mengetahui bagaimana

penggunaan multimeter tersebut.Dalam praktik mengidentifikasi

81
komponen elektronika pasif, aktif dan elektronika optik siswa

masih menggunakan multimeter analog, maka dari itu pada

jobsheet perlu menambahkan materi-materi terkait dan menghapus

materi multimeter digital.

Langkah berikutnya setelah memperbaiki yaitu merakit

butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes keterampilan

penggunaan alat perbengkelan yang terpadu.

f. Uji Coba Empiris Tahap Pertama

Pelaksanaan uji coba tes keterampilan penggunaan alat

perbengkelan dikelas X SMK N 2 Depok, dengan jumlah siswa 32.

Tes yang telah disusun diujikan kembali. Dalam pelaksanaan tes

keterampilan penggunaan alat perbengkelan memerlukan pemantauan

atau pengawasan agar tes tersebut benar-benar sesuai dengan ketentuan

yang telah digariskan. Pelaksanaan tes dilakukan secara hati-hati agar

tujuan tes tersebut benar-benar dapat tercapai.

Peneliti kemudian melakukan uji coba.Uji coba dilakukan

untuk semakin memperbaiki kualitas soal dan mendapatkan data

empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah dikembangkan.

Uji coba tahap pertama dalam penelitian ini dilakukan pada

tanggal 16 September 2013 di SMK N 2 Depok Sleman jurusan

Audio-Video dengan jumlah siswa 32 orang. Uji coba dilakukan oleh

peneliti dengan bantuan observer yang bertugas menilai siswa dalam

hal keterampilan menggunakan multimeter untuk mengukur komponen

82
elektronika.Observer pada uji coba empiris tahap pertama berjumlah 7

orang.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa terdapat beberapa instruksi

dalam Jobsheet Lembar Latihan yang masih sulit dipahami beberapa

siswa, terutama uraian instruksi pada mengukur komponen LDR

menggunakan multimeter. Di samping itu, memerlukan waktu yang

relatif lama untuk memahami isi Lembar Latihan pada Jobsheet yaitu

sekitar 20-25 menit.Hal tersebut tentu melebihi dari waktu yang telah

ditentukan yaitu ± 15 menit. Hal ini juga terutama karena

kekurangjelasan beberapa instruksi yang ada pada Jobsheet Lembar

Latihan. Penjelasan dari penilai (observer) ternyata dapat memudahkan

peserta tes dalam memahami isi dan instruksi tes.Oleh karena itu,

dalam pelaksanaan tes di sekolah perlu penjelasan secara memadai

oleh guru/ penilai pada awal pelaksanaan tes keterampilan.

Pengujian secara empiris tahap pertama terhadap perangkat tes

keterampilan siswa SMK jurusan Teknik Audio-Video dalam

menggunakan alat perbengkelan dimaksudkan untuk mengetahui:

1) Keandalan tes, yaitu konsistensi atau keajegan tes tersebut dalam

mengukur keterampilan siswa SMK jurusan Teknik Audio-

Videodalam menggunakan alat perbengkelan.Keandalan suatu alat

ukur merupakan konsistensi atau keajegan alat ukur tersebut dalam

mengukur apa yang diukur. Suatu alat ukur memiliki keandalan

yang sempurna jika hasil pengukuran berulang kali terhadap subjek

83
yang sama menunjukkan hasil atau skor yang sama. Keandalan tes

dianalisisdengan menggunakan keandalan alpha (α) dari Cronbach.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 16.00 for Windows.

2) Kelayakan Jobsheet Lembar Latihan, Lembar Penskoran Tes

Keterampilan, dan Pedoman Penskoran TesKeterampilan dari

aspek materi. Kelayakan instrumen tes keterampilan dilihat dari

hasil telaah ahli yaitu dua dosen jurusan Teknik Elektro dan satu

guru jurusan Teknik Audio-Video. Selain hasil telaah, kelayakan

juga dilihat dari analisis butir soal dengan menggunakan uji

korelasi Pearson Product Momentdan keandalan alpha (α) dari

Cronbach.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment. Untuk mengetahui validitas item angket

digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

Maksudnya adalah harga rxy menunjukan indeks korelasi antara

dua variabel yang dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung

tiga makna, yaitu: (1) ada tidaknya korelasi, (2) arah korelasi, dan

(3) besarnya korelasi. Harga yang diperoleh dikonsultasikan

dengan harga kritik product moment dengan ketentuan, apabila

harga r hitung ≥ r tabel maka instrumen tersebut valid. Tabel 6 di

bawah ini menunjukkan hasil validitas butir soal uji coba tahap

pertama.

84
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Empiris Butir Soal Tahap Pertama

Correlations

Total
Pearson
Correlation N
Butir1 0.694 32
Butir2 0.756 32
Butir3 0.720 32
Butir4 0.584 32
Butir5 0.578 32
Butir6 0.776 32
Butir7 0.535 32
Butir8 0.805 32
Butir9 0.689 32
Butir10 0.409 32
Butir11 0.729 32
Butir12 0.502 32
Butir13 0.569 32
Butir14 0.569 32
Butir15 0.655 32
Butir16 0.672 32
Butir17 0.569 32
Butir18 0.585 32
Total 1 32

Suatu butir dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Nilai r

tabel untuk jumlah data (N) = 32, df = N-2, maka dihasilkan df =

30 dan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r

tabel sebesar 0,349. Nilai r hitung pearson semua butir soal masing-

masing > r table, sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir soal

valid.Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.a

halaman 202.

85
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan

analisis butir soal Cronbach's Alpha untuk mengetahui kekurangan

dari perangkat tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan.

Melalui analisis butir soal tes ini maka akan diketahui validitas dan

reliabilitas butir soal. Tabel 7 dibawah ini menunjukkan hasil uji

coba tahap pertama.

Tabel 7. Koefisien Reliabilitas Perangkat Tes Keterampilan

Penggunaan Alat Perbengkelan pada Uji Coba Empiris

Tahap Pertama

No Perangkat Tes Keterampilan Jumlah Koefisien

Soal Reliabilitas

1 Multimeter 8 0. 897

2 Resistor 3 0. 704

3 Kapasitor 3 0.709

4 LDR 2 0.931

5 Tegangan pada baterai dan arus 2 0.902

pada rangkaian

Dari hasil analisis reliabilitas semua komponen

menunjukkan koefisienCronbach's Alphas ebesar 0.913. Menurut

Sugiyono (2008: 257), semakin tinggi koefisen Alpha mendekati

angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas sebuah

instrumen.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pada uji coba

86
tahap pertama, instrumen tes keterampilan siswa SMK jurusan

Teknik Audio-Video dalam menggunakan alat perbengkelan

memiliki keandalan memadai, layak atau valid dan reliable. Hasil

analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.a halaman

202.

Dalam pelaksanaan uji coba empiris tahap pertama di

sekolah terungkap bahwa, penambahan materi penjelasan antara

lain komponen yang diukur perlu dilakukan. Penambahan

penjelasan dimaksudkan agar peserta tes mudah memahami

Lembar Latihan pada jobsheet.

g. Perbaikan Tes

Hasil uji coba empiris tahap pertama menunjukkan beberapa

kekurangan yang ada pada perangkat tes tersebut. Oleh karena itu,

dilakukan perbaikan terhadap perangkat tes keterampilan sebagai

berikut:

1) Perbaikan pada aspek keterbacaan perangkat tes

Agar peserta tes dapat memahami Lembar Latihan dengan

benar dalam waktu yang relatif singkat, maka dilakukan

penyederhanaan isi dan kalimat khususnya yang ada pada langkah

kerja praktik dan uraian latihan (tugas). Perbaikan isi dan penulisan

kalimat pada perangkat tes tersebut diusahakan mengarah pada

penulisan kalimat yang ringkas, padat, jelas dan komprehensif

87
sehingga mudah dimengerti. Untuk memahami langkah kerja dan

uraian tugas, peserta memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Agar penguji dapat melakukan pengamatan dan penilaian

secara lebih sistematis, maka pada pedoman penskoran dilengkapi

dengan penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan penguji pada

setiap deskriptor. Dengan demikian diharapkan penguji dapat lebih

cermat dan tepat dalam melakukan pengamatan dan penilaian, baik

selama proses pengerjaan praktik, maupun hasil pengerjaan tugas

mengukur, mengkonversi dan menghitung.

2) Perbaikan pada penyelenggaraan

Dalam pelaksanaan uji coba empiris tahap pertama

terungkap bahwa, belum ada pedoman penyelenggaraan tes.

Penyelenggaraan tes mencakup keseluruhan kegiatan pelaksanaan

tes antara lain meliputi bahan dan peralatan yang harus disiapkan,

tata letak meja untuk menguji, koordinasi dengan penguji, dan

proses pelaksanaannya. Pedoman penyelenggaraan tes merupakan

kelengkapan perangkat tes yang penting, karena digunakan sebagai

pedoman bagi penyelenggaraan tes, yaitu sekolah yang dalam hal

ini SMK atau pihak yang ingin menggunakannya.

88
h. Uji Coba Empiris Tahap Kedua

Uji coba tahap kedua dalam penelitian ini dilakukan pada

tanggal 23 September 2013 di SMK N 2 Depok Sleman jurusan

Audio-Video dengan jumlah siswa 32 orang. Hasil dari uji coba tahap

kedua selanjutnya dianalisis menggunalan analisis butir soal uji

korelasi Pearson Product Moment dan reliabilitas Cronbach's Alpha.

Melalui analisis butir soal tes ini maka akan diketahui validitas dan

reliabilitas butir soal.Observer pada uji coba empiris tahap pertama

berjumlah 6 orang.Perbedaan observer pada uji coba tahap pertama

dan kedua ini yaitu satu orang tidak dapat hadir dikarenakan sakit.

Secara umum, pelaksanaan uji coba empiris tahap kedua cukup

lancar dan berlangsung sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang

perlu disampaikan selama pelaksanaan uji coba tahap kedua sebagai

berikut:

1) Penguji (guru dan observer) dapat memahami dengan baik

instrumen tes dan mekanisme pelaksanaanya, meskipun dalam

beberapa hal yang terkait dengan instruksi dan deskriptor yang ada

pada perangkat tes masih perlu penjelasan.

2) Siswa pada umumnya dapat memahami instruksi yang ada pada

Jobsheet Lembar Latihan sehingga dapat mengerjakan tugas

memilih dan mengukur komponen elektronika, meskipun ada

beberapa instruksi yang belum jelas sehingga perlu penjelasan.

89
3) Pelaksanaan uji coba tahap kedua berlangsung lancar dan tertib,

namun memerlukan waktu yang relatif lebih lama, yaitu sekitar

160 menit dari alokasi waktu 140 menit yang direncanakan.

4) Penilaian terhadap keterampilan siswa mencakup proses dapat

dilakukan oleh penguji (guru dan observer).

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment. Tabel 8 di bawah ini menunjukkan hasil

validitas butir soal uji coba tahap pertama.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Empiris Butir Soal Tahap Kedua

Correlations

Pearson
Correlation N
Butir1 0.694 32
Butir2 0.756 32
Butir3 0.720 32
Butir4 0.584 32
Butir5 0.578 32
Butir6 0.776 32
Butir7 0.535 32
Butir8 0.805 32
Butir9 0.689 32
Butir10 0.409 32
Butir11 0.729 32
Butir12 0.502 32
Butir13 0.569 32
Butir14 0.569 32
Butir15 0.655 32
Butir16 0.672 32
Butir17 0.569 32
Butir18 0.585 32
Total 1 32

90
Dapat dilihat bahwa nilai r tabel untuk jumlah data (N) =

32, df = N-2, maka dihasilkan df = 30 dan dengan menggunakan

taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r tabel sebesar 0,349. Nilai r

hitung pearson semua butir soal masing-masing > r table, sehingga

dapat dikatakan bahwa semua butir soal valid.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis butir soal tes

tersebut dengan menggunakan koefisien Cronbach's Alpha maka

akan diketahui validitas dan reliabilitas butir soal. Tabel 9 di

bawah ini menunjukkan hasil uji coba tahap pertama.

Tabel 9. Koefisien Reliabilitas Perangkat Tes Keterampilan

Penggunaan Alat Perbengkelan pada Uji Coba Empiris Tahap

Kedua

No Perangkat Tes Keterampilan Jumlah Koefisien

Soal Reliabilitas

1 Multimeter 8 0.802

2 Resistor 3 0.748

3 Kapasitor 3 0.489

4 LDR 2 0.643

5 Tegangan pada baterai dan arus 2 0.806

pada rangkaian

91
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas semua komponen

menunjukkan koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0,867. Hasil

analisis uji coba empiris tahap kedua ini menunjukkan tingkat

hubungan kuat dan dinyatakan layak atau valid dan reliable dalam

mengukur keterampilan siswa. Hasil analisis selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 13. b halaman 209.

Pada uji coba empiris tahap kedua terungkap bahwa

terdapat berberapa kelemahan pada perangkat tes, terutama

masalah penulisan kalimat yang kurang jelas dan alokasi waktu. Di

dalam uji coba empiris memang tidak dilakukan identifikasi dan

kajian secara cermat mengenai tingkat kecerdasan dan penguasaan

materidari peserta tes. Namun demikian, terlepas dari

kemungkinan keragaman keterampilan siswa, dilakukan perbaikan

pada penggunaan kalimat yang lebih jelas, ringkas, dan sederhana

sehingga mudah dipahami oleh semua peserta tes, baik yang

termasuk keterampilan atau kecerdasannya rendah maupun tinggi.

Dalam pedoman penyelenggaraan tes sudah cukup jelas

mengenai kegiatan dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Tetapi,

alokasi waktu pada saat uji coba empiris tahap kedua tetap relatif

lebih lama yaitu sekitar 160 menit dari alokasi waktu 140 menit

dari yang direncanakan.

92
i. Penyempurnaan

Berdasarkan masukan dari hasil uji coba empiris tahap kedua

dilakukan penyempurnaan sebagai berikut:

1) Sehubungan dengan penulisan kalimat yang kurang jelas, maka

dilakukan penyempurnaan pada penggunaan istilah dan

menggunakan kalimat yang ringkas, padat, jelas dan komprehensif

sehingga mudah dimengerti.

2) Sehubungan dengan alokasi waktu pada pedoman penyelenggaraan

tes, maka dilakukan penyempurnaan pada perencanaan kegiatan

yang dilakukan dengan seminimal mungkin tanpa mengurangi

waktu pengerjaan siswa yaitu dengan cara menyusun tempat untuk

tes sebelum masuk waktu tes. Hal tersebut tentu akan mengurangi

kegiatan pada perencanaan alokasi waktu yang dibutuhkan.

2. Ketercapaian Keterampilan Siswa

a. Tingkat Ketercapaian Uji Coba Empiris Tahap Pertama

Penggunaan Alat Perbengkelan

Hasil data empirik dari soal tes keterampilan penggunaan alat

perbengkelan kemudian dilakukan analisis statistik deskriptif. Data

skor ketercapaian siswa dalam mengguankan alat ukur dapat

diklasifikasikan dalam lima tingkatan, seperti dijelaskan pada bab

sebelumnya.

93
1) Multimeter

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria

skor.Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 8 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 32.Nilai rerata ideal (M) sebesar 20 dan standar

deviasi (SD) sebesar 4. Hasil analisis skor multimeter adalah

sebagai berikut:

Tabel 10.Kategorisasi Skor Multimeter

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 26 Sangat Baik

2 22 ≤ X < 26 Baik

3 18 ≤ X < 22 Cukup

4 14 ≤ X < 18 Kurang

5 X ≤ 14 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelanmultimeter dengan bantuan programSPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 23,5; rata-rata (mean) sebesar

23,06; modus sebesar 26; Standar Deviasi sebesar 4,17; nilai

terendah yang dipeoleh siswa sebesar 13; nilai tertinggi sebesar 31.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan

frekuensi siswa 10 orang atau 31,25%. Kategori baik paling besar

dengan frekuensi 12orang atau 37,5%. Kategori cukup dengan

frekuensi 7 orang atau 21,875%.Kategori kurang dengan frekuensi

94
3 orang atau 9,375%.Kategori sangat kurang dengan frekuensi 0.

Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 23,06), maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan (multimeter) termasuk kategori baik. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman

212. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11 dan gambar 7

histrogram berikut ini:

Tabel 11. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi (%)


(jumlah siswa)
Sangat Baik 10 31,25
Baik 12 37,5
Cukup 7 21,875
Kurang 3 9,375
Sangat kurang 0 0
Total 32 100
(seluruh siswa)

95
Skor yang diperoleh siswa

Gambar 7. Histogram Kategorisasi Skor Multimeter

2) Resistor

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 3 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 12 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 7,5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1,5.Hasil analisis skor resistor

adalah sebagai berikut:

Tabel 12.Kategorisasi Skor Resistor

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 9.75 Sangat Baik

96
No Nilai Kategorisasi

2 8.25≤X<9.75 Baik

3 6,75≤X<8.25 Cukup

4 5,25≤X<6,75 Kurang

5 X≤5,25 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan resistor dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 9,0; rata-rata (mean) sebesar

9,06; modus sebesar 9,0; Standar Deviasi sebesar 1,63; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 5; nilai tertinggi sebesar 12.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan

frekuensi siswa 11orang atau 34,75%. Kategori baik dengan

frekuensi 13 orang atau 40,625%. Kategori cukup dengan frekuensi

6 orang atau 18,75%. Kategori kurang dengan frekuensi 0.

Kategori sangat kurang dengan frekuensi 2orang atau 6,25%.

Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 9,06), maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan (resistor) termasuk kategori baik. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 212. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 13 dan gambar 8 histrogram

berikut ini

97
Tabel 13. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(jumlah siswa) (%)
Sangat Baik 11 34,75
Baik 13 40,625
Cukup 6 18,75
Kurang 0 0
Sangat kurang 2 6,25
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa

Gambar 8.Histrogram Kategorisasi Skor Resistor


3) Kapasitor

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 3 dan skor tertinggi

98
yang dicapai siswa 12 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 7,5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1,5. Hasil analisis skor kapasitor

adalah sebagai berikut:

Tabel 14.Kategorisasi Skor Kapasitor

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 9.75 Sangat Baik


2 8.25≤X<9.75 Baik
3 6,75≤X<8.25 Cukup
4 5,25≤X<6,75 Kurang
5 X≤5,25 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan kapasitor dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 8,0; rata-rata (mean) sebesar

8,13; modus sebesar 8,0; Standar Deviasi sebesar 1,56; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 4; nilai tertinggi sebesar 12.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan

frekuensi 4 atau 12,5%. Kategori baik dengan frekuensi 6 atau

18,75%. Kategori cukup dengan frekuensi 18atau 56,25%.

Kategori kurang dengan frekuensi 3 atau 9,75%. Kategori sangat

kurang dengan frekuensi 1 atau 3.125%.Berdasarkan nilai rata-rata

(μ = 8,13), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian

siswa dalam penggunaan alat perbengkelan (kapasitor) termasuk

99
kategori baik. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 14 halaman 212. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

15 dan gambar 9 histrogram berikut ini:

Tabel 15. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(Jumlah (%)
siswa)
Sangat Baik 4 12,5
Baik 6 18,75
Cukup 18 56,25
Kurang 3 9,75
Sangat 1 3.125
kurang
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa


Gambar 9.Histogram Kategorisasi Skor Kapasitor

100
4) LDR

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria

skor. Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 2 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 8 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1. Hasil analisis skor LDR adalah

sebagai berikut:

Tabel 16.Kategorisasi Skor LDR

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 6,5 Sangat Baik

2 5,51≤X<6,5 Baik

3 4,5≤X<5,51 Cukup

4 3,5≤X<4,5 Kurang

5 X≤3,5 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan LDR dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 6,0; rata-rata (mean) sebesar

5,25; modus sebesar 6,0; Standar Deviasi sebesar 1,37; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 2; nilai tertinggi sebesar 8.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan

frekuensi 3 atau 9,375%.Kategori baik paling besar dengan

101
frekuensi 16 atau 50%. Kategori cukup dengan frekuensi 2 atau

6,25%. Kategori kurang dengan frekuensi 9 atau 28,125%.

Kategori sangat kurang dengan frekuensi 2 atau 6,25%.

Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 5,25), maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan (LDR) termasuk kategori baik. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 212. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 dan gambar 10 histrogram

berikut ini:

Tabel 17. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(Jumlah siswa) (%)
Sangat Baik 3 9,375
Baik 16 50
Cukup 2 6,25
Kurang 9 28,125
Sangat 2 6,25
kurang
Total 32 100

102
Skor yang diperoleh siswa
Gambar 10.Histogram Kategorisasi Skor LDR

5) Baterai dan Rangkaian

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 2 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 8 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1. Hasil analisis skor baterai dan

rangkaian adalah sebagai berikut:

Tabel18.Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian

No Nilai Kategorisasi
1 X ≥ 6,5 Sangat Baik
2 5,51≤X<6,5 Baik
3 4,5≤X<5,51 Cukup
4 3,5≤X<4,5 Kurang

103
No Nilai Kategorisasi
5 X≤3,5 Sangat Kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan multimeter dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 5,0; rata-rata (mean) sebesar

4,90; modus sebesar 6,0; Standar Deviasi sebesar 1,49; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 2; nilai tertinggi sebesar 8.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan

frekuensi 3 atau 6,25%. Kategori baik dengan frekuensi 11 atau

34,375%.Kategori cukup dengan frekuensi 4 atau 12.5%.Kategori

kurang dengan frekuensi 10 atau 31.25%.Kategori sangat kurang

dengan frekuensi 4 atau 12.5%.Berdasarkan nilai rata-rata (μ=

4,90), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa

dalam penggunaan alat perbengkelan (baterai dan rangkaian)

termasuk kategori baik. Hasil perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 14 halaman 212. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 19 dan gambar 10 histrogram berikut ini:

Tabel 19. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(Jumlah siswa) (%)
Sangat Baik 3 6,25

Baik 11 34,375

104
Kategorisasi Frekuensi Proporsi
(Jumlah siswa) (%)
Cukup 4 12.5

Kurang 10 31.25

Sangat Kurang 4 12.5

Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa

Gambar 11.Histogram Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian

b. Tingkat Ketercapaian Uji Coba Empiris Tahap Kedua

Penggunaan Alat Perbengkelan

Hasil data empirik dari soal tes keterampilan penggunaan alat

perbengkelan kemudian dilakukan analisis statistik deskriptif. Data

skor ketercapaian siswa dalam mengguankan alat ukur dapat

diklasifikasikan dalam lima tingkatan, seperti dijelaskan pada bab

sebelumnya.

105
1) Multimeter

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 8 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 32 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 20

dan standar deviasi (SD) sebesar 4. Hasil analisis skor multimeter

adalah sebagai berikut:

Tabel 20.Kategorisasi Skor Multimeter

No Nilai Kategorisasi
1 X ≥ 26 Sangat Baik
2 22 ≤ X < 26 Baik
3 18 ≤ X < 22 Cukup
4 14 ≤ X < 18 Kurang
5 X ≤ 14 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan multimeter dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 25,0; rata-rata (mean) sebesar

25,03; modus sebesar 24,0; Standar Deviasi sebesar 2,65; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 19; nilai tertinggi sebesar 31.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasilsangat baik

frekuensi 13 atau 40,625%.Kategori baik frekuensi 16 atau

50%.Kategori cukup dengan frekuensi 3 atau 9,375%.Kategori

kurang dengan frekuensi 0.Kategori sangat kurang dengan

106
frekuensi 0.Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 25,03), maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan

alat perbengkelan (multimeter) termasuk kategori baikLebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 21 dan gambar 10 histrogram

berikut ini:

Tabel 21. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi (%)


(Jumlah siswa)
Sangat Baik 13 40,625
Baik 16 50
Cukup 3 9,375
Kurang 0 0
Sangat 0 0
Kurang
Total 32 100

107
Skor yang diperoleh siswa

Gambar 12. Histrogram Kategorisasi Skor Multimeter

2) Resistor

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 3 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 12 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 7,5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1,5. Hasil analisis skor multimeter

adalah sebagai berikut:

Tabel 22.Kategorisasi Skor Resistor

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 9.75 Sangat Baik

108
No Nilai Kategorisasi

2 8.25≤X<9.75 Baik

3 6,75≤X<8.25 Cukup

4 5,25≤X<6,75 Kurang

5 X≤5,25 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan resistor dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 9,0; rata-rata (mean) sebesar

8,97; modus sebesar 9,0; Standar Deviasi sebesar 1,80; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 3; nilai tertinggi sebesar 12.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasilfrekuensi 10 atau

31,25%. Kategori baik dengan frekuensi 15 atau 46,875%.

Kategori cukup dengan frekuensi 4 atau 12,5%. Kategori kurang

dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori sangat kurang dengan

frekuensi 1 atau 3,125%.Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 8,97),

maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam

penggunaan alat perbengkelan (resistor) termasuk kategori baik.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 23 dan gambar 13

histrogram berikut ini:

109
Tabel 23. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi (%)


(jumlah siswa)
Sangat Baik 10 31,25
Baik 15 46,875
Cukup 4 12,5
Kurang 2 6,25
Sangat Kurang 1 3,125
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa

Gambar 13. Histrogram Kategorisasi Skor Resistor

110
3) Kapasitor

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 3 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 12 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 7,5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1,5. Hasil analisis skor kapasitor

adalah sebagai berikut:

Tabel 24. Kategorisasi Skor Kapasitor

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 9.75 Sangat Baik


2 8.25≤X<9.75 Baik
3 6,75≤X<8.25 Cukup
4 5,25≤X<6,75 Kurang
5 X≤5,25 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan kapasitor dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 9,0; rata-rata (mean) sebesar

8,97; modus sebesar 9,0; Standar Deviasi sebesar 1,79; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 4; nilai tertinggi sebesar 12.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasilsangat baik dengan

frekuensi 12 atau 37,5%. Kategori baik memperoleh nilai paling

besar dengan frekuensi 14 atau 43,75%. Kategori cukup dengan

111
frekuensi 3 atau 9,375%.Kategori kurang dengan frekuensi 1 atau

3,125%. Kategori sangat kurang dengan frekuensi 2 atau 6,25%.

Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 8,97), maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan (kapasitor) termasuk kategori baik. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 25 dan gambar 14 histrogram berikut ini:

Tabel 25. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi (%)


(jumlah siswa)
Sangat Baik 12 37,5
Baik 14 43,75
Cukup 3 9,375
Kurang 1 3.125
Sangat 2 6,25
Kurang
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa


Gambar 14.HistrogramKategorisasi Skor Kapasitor

112
4) LDR

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 2 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 8 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1. Hasil analisis skor LDRadalah

sebagai berikut:

Tabel 26.Kategorisasi Skor LDR

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 6,5 Sangat Baik

2 5,51≤X<6,5 Baik
3 4,5≤X<5,51 Cukup

4 3,5≤X<4,5 Kurang

5 X≤3,5 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan multimeter dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diperoleh median sebesar 6,0; rata-rata (mean) sebesar

5,47; modus sebesar 6,0; Standar Deviasi sebesar 1,16; nilai

terendah yang dipeoleh sebesar 2; nilai tertinggi sebesar 8.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasilsangat baik dengan

frekuensi 3 atau 9,375%.Kategori baik nilai paling besar dengan

frekuensi 17 atau 15,625%.Kategori cukup dengan frekuensi 5atau

113
15,625%. Kategori kurang dengan frekuensi 6 atau 18,75%.

Kategori sangat kurang dengan frekuensi 1 atau

3,125%.Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 5,47), maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan

alat perbengkelan (LDR) termasuk kategori baik. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 27 dan gambar 15 histrogram berikut ini:

Tabel 27. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi (%)


(jumlah siswa)
Sangat Baik 3 9,375
Baik 17 53,125
Cukup 5 15,625
Kurang 6 18,75
Sangat Kurang 1 3,125
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa


Gambar 15.HistrogramKategorisasi Skor LDR

114
5) Baterai dan Rangkaian

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai

terendah yang mungkin didapat siswa adalah 2 dan skor tertinggi

yang dicapai siswa 8 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 5

dan standar deviasi (SD) sebesar 1. Hasil analisis skor baterai dan

rangkaian adalah sebagai berikut:

Tabel28.Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 6,5 Sangat Baik


2 5,51≤X<6,5 Baik
3 4,5≤X<5,51 Cukup
4 3,5≤X<4,5 Kurang

5 X≤3,5 Sangat Kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan baterai dan rangkaian dengan bantuan program SPSS

16.0 for Windows, diperoleh median sebesar 5,0; rata-rata (mean)

sebesar 5,09; modus sebesar 4,0; Standar Deviasi sebesar 1,47;

nilai terendah yang dipeoleh sebesar 2; nilai tertinggi sebesar 8.

Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik

memperoleh nilai dengan frekuensi 5 atau 15,625%.Kategori baik

dengan frekuensi 11 atau 34,375%.Kategori cukup dengan

115
frekuensi 4 atau 12.5%.Kategori kurang dengan frekuensi 10 atau

31.25%. Kategori sangat kurang dengan frekuensi 3 atau 9,375%.

Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 5,09), maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan (baterai dan rangkaian) termasuk kategori baik.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 29 dan gambar 16

histrogram berikut ini:

Tabel 29. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(jumlah siswa) (%)

Sangat Baik 5 15,625

Baik 11 34,375

Cukup 4 12.5

Kurang 10 31.25

Sangat Kurang 3 9,375

Total 32 100

116
Skor yang diperoleh siswa

Gambar 16. Histrogram Kategorisasi Skor Baterai dan Rangkaian

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Analisis tingkat kesukaran butir soal dilakukan pada uji coba tes tahap

pertama dan kedua. Hasil analisis dari 16 butir soal menunjukkan bahwa

butir soal tingkat kesukarannya memenuhi syarat butir soal yang baik.

Butir soal dengan nomor 1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16 kategori tingkat

kesukarannya tergolong mudah. Butir soal nomor 2, 3, 7, 13, 14 tergolong

sedang. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada tabel 30 berikut:

Tabel 30. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tahap Pertama

No
Mean TK Kesimpulan
Soal
1 3.59 0.72 Mudah
2 3.47 0.69 Sedang
3 3.44 0.69 Sedang
4 3.53 0.71 Mudah
5 3.56 0.71 Mudah
6 3.66 0.73 Mudah

117
No
Mean TK Kesimpulan
Soal
7 3.5 0.7 Sedang
8 3.56 0.71 Mudah
9 3.59 0.72 Mudah
10 3.53 0.71 Mudah
11 3.53 0.71 Mudah
12 3.53 0.71 Mudah
13 3.25 0.65 Sedang
14 3.47 0.69 Sedang
15 3.56 0.71 Mudah
16 3.53 0.71 Mudah

Pada tahap kedua hasil analisis dari 16 butir soal menunjukkan bahwa

semuya butir soal tergolong mudah. Hal ini dikarenakan subjek penelitian

pada tahap pertama dan kedua sama. Siswa sebagian besar sudah paham

tentang tugas yang diberikan. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 31 berikut:

Tabel 31. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tahap Kedua

No
Mean TK Kesimpulan
Soal
1 3.78 0.76 Mudah
2 3.72 0.74 Mudah
3 3.88 0.78 Mudah
4 3.84 0.77 Mudah
5 3.91 0.78 Mudah
6 3.69 0.74 Mudah
7 3.53 0.71 Mudah
8 3.75 0.75 Mudah
9 3.75 0.75 Mudah
10 3.63 0.73 Mudah
11 3.63 0.73 Mudah
12 3.63 0.73 Mudah
13 3.63 0.73 Mudah

118
No
Mean TK Kesimpulan
Soal
14 3.66 0.73 Mudah
15 3.88 0.78 Mudah
16 3.88 0.78 Mudah

B. Pembahasan

1. Pengembangan Tes

Secara umum dapat dinyatakan bahwa perangkat tes keterampilan

siswa SMK jurusan teknik Audio-Video dalam menggunakan alat

perbengkelan yang telah dikembangkan berdasarkan kajian teoritik dan

telaah para ahli serta diuji coba empiris, sesuai dan dapat diaplikasikan

pada SMK jurusan teknik Audio-Video.Jikia dibanding konsep dan

rancangan awal dari perangkat tes, terdapat cukup banyak perbaikan dan

pengembangan sebagai hasil dari uji coba rasional dan uji coba empiris

baik tahap pertama dan tahap kedua.Pengembangan tersebut mencakup isi,

fokus, dan format penyusunan kisi-kisi instrumen dan butir-butir soal,

kejelasan judul dan kalimat perintah pada Jobsheet Lembar Latihan

sehingga peserta tes dapat dengan mudah memahaminya.Peneliti juga

seharusnya menambahkan pedoman penyelenggaraan tes agar keseluruhan

kegiatan pelaksanaan tes dapat diketahui dan dipahami oleh penguji dan

sekolah.

119
a. Validasi Ahli

Perangkat tes yang dikembangkan adalah perangkat tes

keterampilan penggunaan alat perbengkelan.Sebelum diuji cobakan ke

lapangan, perangkat tes tersebut divalidasi oleh dua dua dosen ahli dari

jurusan mekatronika dan dua guru dari jurusan video-audio.Masing-

masing ahli memberikan masukan atau saran-saran guna memperbaiki

perangkat tes keterampilan tersebut.Hasil validasi menyatakan bahwa

perangkat tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan dapat

digunakan setelah melalui revisi.

b. Uji Coba Empiris Tahap Pertama

Pengujian validasi dan reliabilitas perangkat tes sebelum

digunakan untuk penelitian sesungguhnya perlu dilakukan, karena

untuk mengetahui kelayakan dari perangkat tes yang akan digunakan.

Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat tes keterampilan

penggunaan alat perbengkelan layak digunakan.Hasil uji korelasi uji

korelasi Pearson Product Momentdikatakan valid jika nilai rhitung> dari

rtabel. Nilai r tabel untuk jumlah data (N) = 32, df = N-2, maka

dihasilkan df = 30 dan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

diperoleh nilai r tabel sebesar 0,349. Nilai r hitung pearson semua butir

soal masing-masing > r table, sehingga dapat dikatakan bahwa semua

butir soal valid.Dari menggunakan analisis butir soal Cronbach's

Alpha reliabilitas masing-masing perangkat adalah 0. 897 untuk

120
multimeter, 0. 704untuk resistor, 0.709 untuk kapasitor, 0.931 untuk

LDR, 0.902 untuk baterai dan rangkaian.

c. Uji Coba Empiris Tahap Kedua

Uji lapangan tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan

dilakukan di SMK N 2 Depok Sleman, kelas X jurusan Audio-Video

dengan jumlah siswa 32 orang.Hasil uji validasi lapangan ini

menunjukkan tes keterampilan penggunaan alat perbengkelan layak

digunakan.Hasil uji korelasi uji korelasi Pearson Product

Momentdikatakan valid jika nilai rhitung> dari rtabel. Nilai r tabel untuk

jumlah data (N) = 32, df = N-2, maka dihasilkan df = 30 dan dengan

menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r tabel sebesar

0,349. Nilai r hitung pearson semua butir soal masing-masing > r table,

sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir soal valid. Dari

menggunakan analisisreliabilitas masing-masing perangkat adalah

0.802 untuk multimeter, 0.748 untuk resistor, 0.489 untuk kapasitor,

0.643 untuk LDR, 0.806 untuk baterai dan rangkaian.

Keandalan instrumen tes keterampilan tergolong tinggi, baik

dari hasil penilaian ahli maupun uji coba empiris tahap pertama dan

kedua.Koefisien keandalan koefisien Cronbach's Alphasebesar 0.931

pada tahap pertama dan sebesar 0.806 pada tahap kedua. Keandalan

suatu alat ukur merupakan konsistensi atau keajegan alat ukur tersebut

dalam mengukur apa yang diukur. Makin tinggi atau mendekati 1.00,

maka makin dekat nilai skor amatan ke nilai komponen skor yang

121
sesungguhnya, sehingga nilai skor amatan dapat digunakan sebagai

pengganti komponen skor yang sesungguhnya.Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa hasil pengukuran dengan menggunakan tes

keterampilan ini menunjukkan keterampilan yang mendekati

sesungguhnya dari peserta tes.

Namun demikian, sumber kesalahan yang perlu diestimasi

adalah faktor yang mengukur atau melakukan pengamatan.Mereka

yang melakukan pengamatan atau pengukuran harus dapat

dipercaya.Keragaman kemampuan dan pemahaman penguji (guru dan

observer) sangat berpengaruh terhadap keandalan tes keterampilan

ini.Oleh karena itu, untuk menjamin diperolehnya keandalan yang

tinggi maka penggunaan instrumen tes keterampilan di sekolah harus

hati-hati.Dalam hal ini, praktisi atau guru yang menjadi penguji harus

memiliki penguasaan terhadap materi mengidentifikasi komponen

elektronika pasif, aktif dan elektronika optik secara baik, memahami

isi perangkat tes, dan mampu menggunakannya dalam pelaksanaan tes

keterampilan di sekolah.

Keandalan dan kelayakan tes berkaitan dengan sejauhmana tes

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes keterampilan yang

dikembangkan ini memiliki keandalan yang memadai, baik keandalan

isi hasil penilain ahli dan keandalan hasil analisis uji coba empiris.

Keandalan ini dilihat pada kesesuaian antara materi tes dengan materi

yang seharusnya diajarkan atau dikuasai siswa. Instrumen tes ini

122
dikembangkan berdasarkan pada materi keterampilan yang ada pada

Kurikulum SMK edisi 2013, dan kajian teoritik yang mendukung

kompetensi tersebut. Hasil penilaian para ahli menunjukkan instrumen

tes ini valid dan layak digunakan di SMK jurusan Audio-Video.

2. Ketercapaian Keterampilan Siswa

a. Tingkat Ketercapaian Uji Coba Empiris Tahap Pertama Penggunaan

Alat Perbengkelan

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai terendah

yang mungkin didapat siswa adalah 18 dan skor tertinggi yang dicapai

siswa 72 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 45dan standar

deviasi (SD) sebesar 9. Hasil analisis skor semua komponen adalah

sebagai berikut:

Tabel 32.Kategorisasi Skor Semua Komponen

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 58,5 Sangat Baik

2 49,5 ≤ X < 58,5 Baik

3 40,5 ≤ X < 49,5 Cukup

4 31,5 ≤ X < 40,5 Kurang

5 X ≤ 31,5 Sangat kurang

123
Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows,

diperoleh median sebesar 53,50; rata-rata (mean) sebesar 50,41; modus

sebesar 54,0; Standar Deviasi sebesar7,93; nilai terendah yang

dipeoleh sebesar 26; nilai tertinggi sebesar 61. Berdasarkan pada

kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik dengan frekuensi 2 atau

6,25%. Kategori baik dengan frekuensi 20 atau 62,5%. Kategori cukup

dengan frekuensi 8 atau 25%.Kategori kurang dengan frekuensi 0.

Kategori sangat kurang dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Berdasarkan

nilai rata-rata (μ= 50,41), maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

ketercapaian siswa dalam penggunaan alat perbengkelan termasuk

kategori baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 31 dan gambar

17 histrogram berikut ini:

Tabel 33. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(jumlah siswa) (%)
Sangat Baik 2 6,25
Baik 20 62,5
Cukup 8 25
Kurang 0 0
Sangat Kurang 2 6,25
Total 32 100

124
Skor yang diperoleh siswa
Gambar 17.HistogramKategorisasi Skor Semua Komponen

b. Tingkat Ketercapaian Uji Coba Empiris Tahap Kedua Penggunaan

Alat Perbengkelan

Tingkat tinggi rendahnya skor ditetapkan pada kriteria skor.

Berdasarkan skor data dengan rentang 1 sampai 4, maka nilai terendah

yang mungkin didapat siswa adalah 18 dan skor tertinggi yang dicapai

siswa 72 sehingga didapat nilai rerata (M) sebesar 45dan standar

deviasi (SD) sebesar 9. Hasil analisis skor semua komponen adalah

sebagai berikut:

Tabel 34.Kategorisasi Skor Semua Komponen

No Nilai Kategorisasi

1 X ≥ 58,5 Sangat Baik

2 49,5 ≤ X < 58,5 Baik

3 40,5 ≤ X < 49,5 Cukup

125
No Nilai Kategorisasi

4 31,5 ≤ X < 40,5 Kurang

5 X ≤ 31,5 Sangat kurang

Berdasarkan analisis data responden penggunaan alat

perbengkelan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows,

diperoleh median sebesar 55,50; rata-rata (mean) sebesar 53,53; modus

sebesar 56,0; Standar Deviasi sebesar 6,67; nilai terendah yang

dipeoleh sebesar 33; nilai tertinggi sebesar 63. Dari analisis tersebut

dapat dilihat bahwa adanya peningkatan nilai responden.Peningkatan

tersebut setelah beberapa perbaikan pada perangkat tes

dilakukan.Berdasarkan pada kategorisasi, diperoleh hasil sangat baik

memperoleh nilai dengan frekuensi 5 atau 15,625%.Kategori baik

memperoleh nilai paling besar dengan frekuensi 23 atau 71,875%.

Kategori cukup dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori kurang

dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori sangat kurang dengan

frekuensi 0. Berdasarkan nilai rata-rata (μ= 53,53), maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa dalam penggunaan alat

perbengkelan termasuk kategori baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 33 dan gambar 18 histrogram berikut ini:

126
Tabel 35. Jumlah siswa dalam kategorisasi

Kategorisasi Frekuensi Proporsi


(jumlah siswa) (%)
Sangat Baik 5 15,625
Baik 23 71,875
Cukup 2 6,25
Kurang 2 6,25
Sangat 0 0
Kurang
Total 32 100

Skor yang diperoleh siswa

Gambar 18.HistogramKategorisasi Skor Semua Komponen

127
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

dapat disimpulkan:

1. Tes keterampilan siswa SMK jurusan Audio-Video dalam menggunakan

alat perbengkelan (multimeter untuk mengukur komponen elektronika),

yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas Jobsheet Lembar

Latihan, Kisi-Kisi Penskoran, Pedoman Penskoran, dan Lembar

Penskoran Tes, dan Lembar Penyelenggaraan Tes. Pengembangan tes

meliputi; spesifikasi tes, kisi-kisi tes, menulis butir soal, menelaah tes,

perbaikan tes, uji coba empiris tahap pertama, uji coba empiris tahap

kedua, dan penyempurnaan. Keterampilan yang diukur oleh tes meliputi

kemampuan pada aspek proses yang terdiri dari lima indikator. Aspek

proses mengukur keterampilan siswa pada saat menggunakan multimeter

dalam mengidentifikasi dan mengukur kompponen elektronika yaitu

resistor, kapasitor, LDR, baterai dan rangkaian.

2. Pengujian tes keterampilan secara empiris tahap pertama dilakukan pada

32 siswa jurusan Audio-Video SMK N 2 Depok di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Hasil analisis butir tes menunjukkan bahwa 18 butir

deskriptor tes telah memenuhi persyaratan kesahihan butir. Hal tersebut

128
ditunjukkan dari hasil validitas empiris dengan menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment. Nilai r tabel untuk jumlah data (N) = 32, df =

N-2, maka dihasilkan df = 30 dan dengan menggunakan taraf signifikansi

5% diperoleh nilai r tabel sebesar 0,349. Nilai r hitung pearson semua butir

soal masing-masing > r table, sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir

soal valid. Selain itu, keandalan tes dengan formula alpha (α)

menunjukkan bahwa koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0. 913.

Berdasarkan hasil uji coba empiris tahap pertama dapat dinyatakan bahwa

pada uji coba tahap pertama, instrumen tes keterampilan siswa SMK

jurusan Teknik Audio-Video dalam menggunakan alat perbengkelan

memiliki keandalan memadai, layak atau valid dan reliable.

3. Tes keterampilan secara empiris tahap kedua dilakukan pada siswa yang

sama pada saat uji coba tahap pertama. Hasil analisis butir tes telah

memenuhi persyaratan kesahihan butir, hal tersebut ditunjukkan dari hasil

validitas empiris dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product

Moment. Nilai r tabel untuk jumlah data (N) = 32, df = N-2, maka

dihasilkan df = 30 dan dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

diperoleh nilai r tabel sebesar 0,349. Nilai r hitung pearson semua butir soal

masing-masing > r table, sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir soal

valid. Selain itu, keandalan tes dengan formula alpha (α) menunjukkan

bahwa koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.797.

4. Analisis tingkat kesukaran butir soal dilakukan pada uji coba tes tahap

pertama dan kedua. Tingkat kesukaran butir soal pada tahap pertama

129
yaitu berkisar antara 0.65-0.73, sedangkan tahap kedua berkisar antara

0.71-0.78. Hasil analisis dari 16 butir soal menunjukkan bahwa butir soal

tingkat kesukarannya memenuhi syarat butir soal yang baik. Butir soal

tahap pertama dengan nomor 1, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16 kategori

tingkat kesukarannya tergolong mudah. Butir soal nomor 2, 3, 7, 13, 14

tergolong sedang. Tahap kedua hasil analisis dari 16 butir soal

menunjukkan bahwa semua butir soal tergolong mudah. Hal ini

dikarenakan subjek penelitian pada tahap pertama dan kedua sama. Siswa

sebagian besar sudah paham tentang tugas yang diberikan.

5. Hasil perhitungan ketercapaian keterampilan uji coba empiris tahap

pertama penggunaan alat perbengkelan, maka pada kategori sangat baik

dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori baik dengan frekuensi 20 atau

62,5%. Kategori cukup dengan frekuensi 8 atau 25%. Kategori kurang

dengan frekuensi 0. Kategori sangat kurang dengan frekuensi 2 atau

6,25%.

6. Perhitungan ketercapaian keterampilan uji coba empiris tahap kedua

penggunaan alat perbengkelan, mdiperoleh hasil kategori sangat baik

dengan frekuensi 5 atau 15,625%. Kategori baik dengan frekuensi 23 atau

71,875%. Kategori cukup dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori

kurang dengan frekuensi 2 atau 6,25%. Kategori sangat kurang dengan

frekuensi 0. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat ketercapaian siswa

dalam penggunaan alat perbengkelan sudah baik dan peringkat tes

130
keterampilan penggunaan alat perbengkelan sudah baik serta layak untuk

digunakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian, maka yang dapat

disarankan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perangkat tes keterampilan ini akan menjadi lebih baik apabila

dilengkapi dengan sistem penilaian berbasis komputer. Dalam hal ini,

perlu dikembangkan perangkat lunak atau program yang akan

mengolah skor keterampilan siswa menjadi nilai akhir dan status

kelulusan pada uji unjuk kerja tersebut, serta memberikan informasi

pada sub-bab keterampilan atau pada indikator apa saja yang sudah

dikuasai, dan yang belum dikuasai oleh siswa. Format penilaian

seperti itu dapat digunakan sebagai umpan balik, baik pada siswa

maupun guru. Bagi siswa, umpan balik terhadap hasil tes unjuk

kerjanya digunakan sebagai dasar untuk belajar dan berlatih lebih

terfokus pada indikator-indikator yang belum dikuasainya. Demikian

juga bagi guru akan dapat lebih memfokuskan pembelajarannya pada

sub-bab keterampilan yang sebagian besar belum dikuasai oleh para

siswanya. Disamping itu, perhitungan melalui komputer akan lebih

cepat dan akurat. Guru atau penguji hanya mengisikan skor-skor tiap

indikator pada format penilaian berbasis komputer, sehingga

menghemat banyak waktu dan tenaga.

131
2. Berdasarkan pada kisi-kisi instrumen dan jobsheet lembar latihan

yang ada pada pedoman penskoran, perlu dikembangkan lembar

latihan yang lebih banyak dan variatif. Sesungguhnya hal ini dapat

dilakukan dengan relatif lebih mudah, karena hanya tinggal

mengembangkan isi dan konteks naskah tugasnya. Oleh karena itu,

disarankan kepada para guru yang mengajar mata pelajaran teknik

elektronika untuk mengembangkan naskah tugas sesuai konteks

materi jurusan Audio-Video dengan tetap mengacu pada kisi-kisi

instrumen dan pedoman penskoran.

C. Keterbatasan Penelitian

Perangkat tes keterampilan yang telah dikembangkan ini bersifat

komprehensif, sistematis, dan mudah digunakan untuk menguji keterampilan

siswa SMK jurusan Audio-Video dalam mengidentifikasi komponen

elektronika. Meskipun perangkat tes ini dikembangkan untuk siswa SMK

jurusan Audio-Video, sesungguhnya dapat digunakan oleh pihak manapun

sejauh untuk mengukur keterampilan menggunakan alat perbengkelan. Namun

demikian, beberapa keterbatasan tes keterampilan ini antara lain sebagai

berikut:

1. Keberhasilan penggunaan perangkat tes keterampilan ini tergantung juga

pada penguji (dalam penelitian ini adalah guru dan observer). Jika

penguji tidak menguasai secara memadai mengenai komponen

elektronika, dan atau tidak memahami perangkat tes ceara baik, maka ada

132
kemungkinan hasil pengukurannya tidah sahih. Kemampuan dan

kecermatan penguji dalam mengamati dan menilai setiap butir indikator

sangat menentukan kesahihan hasil pengukurannya.

2. Jumlah observer saat uji coba empiris tahap kedua yang tidak sesuai

dengan jumlah observer saat uji coba pertama. Hal ini disebabkan karena

satu observer sakit dan tidak dapat hadir saat uji coba kedua. Oleh karena

itu, hasil pengamatan saat uji coba kedua kurang maksimal.

3. Alokasi waktu dan kegiatan pada pedoman penyelenggaraan tes

sebaiknya dikurang dalam hal kegiatan tata letak meja, agar waktu yang

dibutuhkan siswa untuk tes lebih efisien.

133
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Kusnandar. (2011). Pekerjaan Mekanik Elektro SMK. Bandung: CV


Armico

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata


Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyususnan Instrumen Tes dan NonTes.


Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

Edy Supriadi. (2003). Pengembangan Tes Kompetensi Siswa di Sekolah Menegah


Kejuruan Bisnis dan Manajemen dalam Menggunakan Program
Komputer Aplikasi Pengolah Kata. Disertasi. Jakarta: PPS-UNJ

Eko P. Widiyoko.(2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Handoko Riwidikdo. (2009). Statistika untuk Penelitian Kesehatan dengan


Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Ika Prasetya Ningrum. (2010). Skripsi Pengembangan Tes Alat Ukur. Skripsi.
Yogyakarta: FMIPA-UNY

Mundilarto. (2010). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: P2IS2

Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press
Oemar Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

O'Malley, J. Michael, and Lorraine Valdez Pierce. (1996). Authentic Assessment


for English Language Learning: Practical Approaches for
Teachers. New York: Addison-Wesley Publishing

134
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17: 2010, Pasal 78

Peraturan Pemerntah Republik Indonesia Nomor 17: 2010, Pasal 80

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan


Nasional, 2007

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: rineka Cipta

Sulistyawati. (2013). Pengembangan Perangkat Soal Mata Pelajaran


Mengaplikasikan Rangkaian Listrik Siswa Kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Depok. Skripsi. Yogyakarta: FT-UNY

Syaiful Sagala. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

135

Anda mungkin juga menyukai