Bab 3 Sim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siska Fatmawati

NIM : 2022620007
Kelas : 4A-AKT
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

RANGKUMAN MATERI BAB 3


A. Transformasi Digital
Transformasi Digital merupakan proses pengubahan berbagai kegitan dan proses ke dalam
bentuk digital, sehingga dapat dilakukan melalui teknologi komputasi dan system informasi
(Westerman, Bonnet, & Mc Afee 2014).Westerman dkk (2014) merancang sebuah matriks yang
menggambarkan hubungan antara kemampuan digital (digital capabilities) dengan kemampuan
kepemimpinan (Leadership capabilities).
Digital capabilities (kemampuan digital): satu set elemen transformasi digital yang
diimplementasikan oleh organisasi, termasuk asset strategis dan investasi digital yang digunakan
untuk menciptakan elemen tersebut.
Leadeship capabilities (kemampuan kepemimpinan): kemampuan para eksklusif senior
mendorong perubahan di seluruh organisasi. Ini termasuk menciptakan dan mengkomunikasi visi,
membangun mekanisme tata kelola dan pengukuran, dan membangun budaya untuk memanfaatkan
system informasi.

B. Tata Kelola Sistem Informasi


The Australian Standard for Corporate Governance of Informatin and Communication
Tecnology (Standar Australia untuk Tata Kelola Perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi)
mendefinisikan Tata Kelola Perusahaan TIK sebagai ”Sistem penggunaan TIK saat ini dan masa
depan yang diarahkan dan dikendalikan, termasuk mengevaluasi dan mengarahkan rencana
penggunaan TIK untuk mendukung organisasi dan memantau penggunaan TIK untuk mencapai
rencana, termasuk strategi dan kebijakan menggunakan TIK dalam sebuah organisasi.
Tujuan Utama tata kelola Informasi dan teknologi (TI) adalah untuk:
a. Memastikan bahwa penggunaa informasi dan teknologi menghaslkan nilai bisnis,
b. Mengawasi kinerja manajemen dan
c. Mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan informasi dan teknologi
Beberapa jenis tata kelola sistem informasi yang dapat dipilih oleh manajemen di antaranya adalah:
 Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah kerangka kerja
untuk mengembangkan, menerapkan, mamantau, dan memperbaiki tata kelola dan praktik
manajemen teknolgi informasi
 IT Governance Institute (ITGI) adlah sebuah lembaga ISACA yang menyediakan penelitian,
publikasi, dan sumber daya mengenai tata kelola TI dan topik terkait:
 IT Service Management (ITSM) merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi (TI) yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
 VAL IT (nilai dari investasi TI) adalah kerangka kerja yang menguraikan tata kelola praktik
terbaik untuk investasi bisnis teknologi informasi.

C. IT Service Management
IT Service Management (ITSM) merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi untuk merencanakan, merancang, menyampaikan, mengoperasikan dan mengendalikan
teknolgi informasi (TI) yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. ITSM diarahkan
oleh kebijakan, diorganisasi dan disusum terstruktur dalam proses dan prosedur. Dengan demikian,
perhatian terhadap penerapan layanan TI yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dilakukan oleh
penyedia layanan TI melalui kmbinasi orang, proses dan teknologi informasi yang tepat.
1. Hubungan antara ITSM dan ITIL
Manajemen layanan TI sering disamakan dengan Information Technolgy Infrastructure
Library (ITIL), walaupun ada berbagai standar dan kerangka kerja yang berkontribusi terhadap
keseluruhan disiplin ITSM. ITIL berasal dari publikasi resmi bandan pemerintah Inggris (awalnya
bernama CCTA, kemudian berubah menjadi OGC, dan terakhir menjadi Cabinet Office atau Kantor
Kabinet).
Versi kerangka kerja ITIL saat ini adalah edisi 2011. Edisi 2011 merupakan revisi dari edisi
sebelumnya yang dikenal dengan nama ITIL versi 3. ITIL versi 3 merupakan upgrade besar dari
versi 2 (2001). Sedangkan versi 2 berorientasi proses (dibagi menjadi dua kelompok: dukungan
layanan dan pemberian layanan), versi 3 berorientasi pada layanan.
Dalam ITIL V3, berbagai proses ITIL dikelompokkan menjadi lima tahap siklus hidup
layanan, yaitu:
 Strategi layanan
 Perancangan layanan
 Transisi layanan
 Operasi layanam dan
 Peningkatan layanan berkelanjutan
2. Hubungan ITIL dengan Rerangka Lainnya
ITIL dapat dikaitkan dengan berbagai rerangka kerja atau standar lain yang juga berkaitan
dengan sistem informasi perusahaan. Pertama, ITIL bersama-sama dengan ISO 15504 dan CMMI,
sama-sama digunaka untuk mengembangkan COBIT.
Di sisi lain, ITIL dan COBIT ditambah ISO/IEC 20000 sama-sama digunakan untuk
membuat rerangka kerja yang lebih ringkas dibanding COBIT, yaitu FitSM. Standar kualitas
manajemen ada di ISO 9000, sedang standar manajemen keamanan sistem informasi diatur oleh
ISO/IEC 27000. Standar dan rerangka kerja diwakili oleh ITIL, ISO/IEC 20000. FistSM dan
COBIT. Sedangkan model kematangan teknik perangkat lunak diatur oleh IS 15504 dan CMMI.
3. Alternatif selain ITIL
USMBOKTM (Universal Service Management Body of Knowledge) adalah serangkaian
publikasi dan rujukan untuk para profesional yang bekerja di organisasi penyedia layanan yang
perlu merancang praktik terpusat dan relevan dari konsumen berdasarkan pada bisnis layanan yang
sukses. USMBOK dikenal dengan pendekatan ”di luar” untuk pengelolaan layanan TI.
FitSM - Standar pengelolaan layanan ringan di infrastruktur TI federasi. FitSM mencoba
menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dan lebih dapat direalisasikan terhadap ITSM,
terutama untuk oganisasi TI berukuran kecil hingga menengah. Semua bagian FitSM diterbitkan di
bawah lesensi Creative Commons.
ISO/IEC 20000-1 adalah standar manajemen layanan (SMS). Ini menentukan persyaratan
bagi penyedia layanan untuk merencanakan, menetapkan, menerapkan, mengoperasikan ,
memantau, meninjau, memelihara, dan memperbaiki SMS.
COBIT 5 adalah satu-satunya kerangka bisnis untuk tata kelola dan pengellaan perusahaan
TI. Ini menyediakan prinsip, praktik, alat analisisi, dan model yang dapat diterima secara glbal
untuk membantu meningkatkan kepercayaan dan nilai dari sistem informasi.
Microsoft Operations Framework (MOF) 4.0 memeberikan panduan yang relevean, praktis
dan dapat ditindaklanjuti untuk profesional TI saat ini. Kerangka kerja gratis yang dapat diunduh
mencakup keseluruhan siklus pengelolaan layanan TI, yang memberikan pengetahuan kepada
malayanan TI yang andal dan hemat biaya.
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja yang terdiri atas
metode terperinci dan seperangkat alat pendukungnya, yang dugunakan untuk mengembangkan
arsitektur perushaan. TOGAF dapat dimanfaatkan oleh organisasi atau perusahaan yang ingin
mengembangkan arsitektur organisasi atau perusahaan untuk digunakan di dalam organisasi
tersebut.
Integrated Service Management (ISM) menyediakan layanan manajemen yang moderm
dengan proses dan terutama orang-orang dan konsistensi prduk, standar dan mudah untuk mengatur
dan untuk mengemudi. Melalui pendekatan terpadu untuk mengelola panggilan, escalations, proyek
dan tingkat keamanan.

D. Data dan Informasi


Data adalah representasi atau wakil suatu objek. Data diciptakan untuk mempermudah
komunikasi dan pemrosesan data. Tanpa data, kita harus menggunakan kalimat panjang-lebar untuk
menggambarkan seorang mahasiswa. Agar dapat menggambarkan objek yang diwakilnya, data
harus dipilih paling sesuai. Dalam contoh di atas, akan sulit kiranya kalau kita mencatat mahasiswa
berdasarkan warna rambutnya. Contoh yang paling mudah adalah nomor mahaiswa, karen atidak
ada data yang sama.
Data yang akurat, bila diproses akan menghasilkan informasi yang juga akurat. Informasi
akurat sangat berguna untuk membuat keputusan, baik bagi manajemen maupun orang lain.
Informasi adlah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk membuat keputusan. Data tidak
hanya akan diolah menjadi informasi, tetapi masih dapat memiliki pengaruh yang panjang.
Sekumpulan informasi yang selalu diperoleh secara berulang-ulang akan menjadi pengetahuan.

E. Kualitas Informasi
Informasi dapat berguna bagi pemakainya atau bisa juga tidak berguna sama sekali. Hal ini
tergantung kepada kualitas informasi tersebut. Informasu akan berguna apabila kualitas baik.
Baik buruknya kualitas informasi dipengaruhi oleh tiga penentu, yaitu;
 Isi informasi
 Waktu penyajian
 Bentuk infrmasi
Ketiga penentu kualitas tersebut sebenarnya dapat dikendalikan oleh manajemen, sehingga
manajemen harus menjaga agar penentu (variabel) tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi.

1. Isi Informasi
Isi informasi adalah berbagai hal yang dilaporkan. Isi laporan yang baik haruslah memenuhi
persyaratan berikut:
a. Akurasi atau ketepatan (accuracy), yaitu ketepatan informasi dengan objek yang
diwakilinya.
b. Relevansi (relevance), yaitu kesesuain antara informasi dengan masalah.
c. Kelengkapan (completeness), cukup tidaknya informasi digunakan sebagai bahan
keputusan.
d. Ringkas, (conciseness), yaitu jumlah informasi yang harus ditampilkan, tanpa berlebihan
e. Lingkup atau cakupan (scope),informasi semua objek harus disampaikan.
f. Kinerja informasi (performance),seberapa sering informasi berguna bagi pembuat
keputusan.
2. Waktu Penyajian
Kualitas informasi dapat dipengaruhi oleh waktu penyajian yang terlambat disajikan misalnya
setelah pembuatan keputusan dilakukan), tidak ada gunanya. Berbagai kualitas informasi yang
berhubungan dengan waktu adalah sebagai berikut.
a. Ketepatan waktu (timeliness), adalah saat informasi disampaikan kepada pembuat
keputusan yakni pada saat akan dilakukan analisis.
b. Keterkinian (currency) informasi, yaitu informasi harus benar-benar mencerminkan
keadaan paling baru.
c. Frekuansi (frequency) disampaikannya informasi kepada manajemen, harus sesuai dengan
frekuensi pembuatan keputusan oleh manajemen.
d. Cakupan waktu (time period) harus sesuai dengan informasi yang diperlukan.
3. Bentuk Informasi
Tiap jenis informasi memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memerlukan bentuk
yang berbeda pula. Informasi yang berhubungan dengan rentang waktu akan lebih mudah bila
dipahami dengan grafik berbentuk kurva. Pemilihan bentuk informasi akan sangat mempengaruhi
keberhasilan pembaca informasi. Bentuk-bentuk informasi diuraikan di bawah ini.
a. Kejelasan (clarity) adalah seberapa jelas dan seberapa tajam informasi dapat dipahami
pembaca.
b. Rincian (detail) laporan harus dapat disampaikan atau dapat disediakan bila diperlukan
pembacanya.
c. Urutan (order) urutan informasi, sangat menentukan kemudahan pembaca laporan. Laporan
piutang harus ditampilkan berdasarkan urut tanggal atau urut saldo, bukan urut abjad.
d. Cara penyajian (presentation), bisa dlakukan dengan grafik, dengan warna, dengan kata-
kata, dengan perbandingan, dengan garis runtutan, dan sebagainya.
e. Sarana (media) pelaporan. Informasi dpata dolaporkan memlaui berbagai media, misalnya e-
mail, laporan tercetak atau buku, tampilan di layar, laporan melalui pesan singkat ditelepon
seluler, informasi berbentuk film di disk, atau tampilan di internet.
F. Informasi Sebagai Sumber Daya
Informasi menentukan kualitas keputusan. Informasi yang menyesatkan menyebabkan
keputusan yang dibuat manajmeen menjadi keliru. Informasi yang baik tidka hanya diperlukan oleh
manajemen perusahaan, tetapi juga diperlukan oleh pihak internal dan eksternal lainnya. Informasi
yang dihasilkan oleh perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini,
informasi menjadi suatu sumber daya yang sama pentingnya dengan sumber daya yang lain seperti
dana, aktiva, dan sumber daya manusia.
1. Pengolahan Data dan Pengolahan Informasi
Data merupakan bahan baku informasi. Data adalah fakta yang belum berguna bagi pembuat
keputusan. Agar berguna, data harus diolah, sehingga menjadi informasi. Kegiatan penglahan data
biasanya meliputi sebagian atau semua langkah berikut ini seperti menghitung secara aritmatika,
statistika, mengurutkan, mengelompokkan, memilah-milah, dan mengabaikan data yang tidak
diperlukan. Tergantung pada karakteristik dan jumlah data dan jumlah data dan informasi yang
diharapkan.
Setelah data diolah menjadi pengolahan data menjadi informasi, sebenarnya dapat diolah
lagi menjadi informais yang jauh lebih berguna. Proses pengubahan informasi menjadi informasi
baru dilakukan dengan pengolahan informasi.
2. Sistem Informasi sebagai Competitive Advantage
Para manajer melihat komputer dan pengolahan data sebagai kegiatan pendukung
manajemen dan bukan hanya sebagai kegiatan rutin. Informasi bukan hanya sekedar menjadi bahan
pembuatan keputusan, tetapi lebih dari itu, informasi diubah menjadi kekuatan untuk memenangkan
persaingan dan merebut pasar, atau disebut competitive advantage.
Sistem informasi tidak hanya dirujukan untuk para manajer atau pengguna di dalam
perusahaan saja, tetapi juga meluas untuk para pelanggan, pemasok, dan siapa saja yang terkait
dengan perusahaan. Sistem bukan lagi merupakan sesuatu yang terbatas, tetapi menjadi yang
terbuka.
3. Pengaruh SI terhadap Bnetuk Perusahaan
Pada dasarnya, perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi harus dapat
memiliki keunggulan dibanding perusahaan yang masih menjalankan pencatatan secara manual.
Beberapa keunggulan tersebut di antaranya adalah mampu mengahsilkan informasi yang akurat
dengan lebih cepat, mampu memberi respon dan menbuat keputusan lebih cepat, mampu
penyesuaikan diri dengan kondisi baru dengan lebih cepat.
Pada tahap berikutnya, sistem informasi akan membawa perusahaan ke arah global seperti
yang juga dialami leh perusahaan-perusahaan global. Perusahaan global adalah perusahaan yang
sudah dipengaruhi oleh kondisi-kondisi global, sehingga juga harus dapat beradaptas dengan
lingkungan global.

G. Divisi Sistem Informasi


Dalam suatu perushaan atau organisasi, harus ada satu bagian atau divisi yang
bertanggungjawab terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi. Pengembangan
meliputi perencanaan, pembangunan, hingga pengimplementasian sistem informasi, sehingga siap
dipakai. Pemeliharaan meliputi berbagai kegiatan untuk menjaga agar kinerja sistem informasi tetap
seperti yang diharapkan. Semakin besar perusahaan atau semakin kompleks transaksi yang terjadi di
dalamnya, semakin besar pula tanggung jawab dan peran divisi sistem informasi.
Apabila perusahaan ingin membentuk departemen sistem informasi, hal penting yang harus
dilakukan adalah menentukan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang tegas. Kesalahan yang
terjadi di berbagai perusahaan adalah departemen sistem informasi menjadi ”departemen juru
ketik”, yang harus membantu departemen yang lain yang memiliki data. Padahal departemen sistem
informasi memiliki fungsi strategis.

Anda mungkin juga menyukai