Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Kebijakan Fiskal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tria Agustina Siregar

NPM : 2201200290

Dosen Pengampu :

Mata Kuliah :

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Kebijakan Fiskal

Adalah kebijakan penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk


memperbaiki keadaan ekonomi. Kebijakan pemerintah dengan menggunakan belanja negara dan
perpajakan dalam rangka menstabilkan perekonomian.

Instrumen kebijakan Fiskal

 Belanja/ Pengeluaran negara (G)


 Perpajakan (T)

Tujuan kebijakan Fiskal

1) Untuk meningkatkan produksi nasional dan pertumbuhan ekonomi


2) Mencapai suatu tingkat harga umum yang stabil dan wajar
3) Untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran atau mengusahakan
kesempatan kerja

Definisi APBN

1) Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR.
2) APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember).
3) APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan
dengan UU.

Penyusunan APBN

Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada
DPR. Setelah melalui pembahasan, DPRmenetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-
lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Pelaksanaan APBN
 Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih
lanjut dengan Peraturan Presiden.
 Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat
mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus
mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
 Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggar an berakhir, Presiden menyampaikan RUU


tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan Keuangan yang
telah diperiksa oleh BPK

Struktur APBN:

1. Pendapatan Negara dan Hibah


Penerimaan Dalam Negeri, terdiri atas:
Penerimaan Perpajakan, terdiri atas
 Pajak Dalam Negeri, terdiri atas Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Cukai dan pajak lainnya.
 Pajak Perdagangan Internasional, terdiri atas Bea Masuk dan Tarif Ekspor.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), terdiri atas:
 Penerimaan SDA (Migas dan Non Migas)
 Bagian Laba BUMN
 PNBP lainnya
Hibah
Hibah mempunyai pengertian bantuan yang berasal dari swasta, baik dalam
negerieri maupun luar negeri, dan pemerintah luar negeri
2. Belanja Negara
Belanja terdiri atas dua jenis:
1) Belanja Pemerintah Pusat
Adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan
Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan
tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja
Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan
Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana),
dan Belanja Lainnya.
2) Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian
masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
 Dana Bagi Hasil
 Dana Alokasi Umum
 Dana Alokasi Khusus
 Dana Otonomi Khusus

Pembiayaan APBN

Pembiayaan meliputi:

1) Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang


Negara, serta penyertaan modal negara.
2) Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
 Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek
 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.

Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah dengan tujuan pemerataan atau mengurangi ketimpangan kemampuan
keuangan antar daerah.

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada provinsi
si/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan Peme rintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional

Asumsi APBN

Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro,


yaitu:

1) Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah


2) Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)
3) Inflasi (%)
4) Nilai tukar rupiah per USD
5) Suku bunga SBI 3 bulan (%)
6) Harga minyak indonesia (USD/barel)
7) Produksi minyak Indonesia (barel/hari)

Fungsi APBN

 Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas
perekonomian.
 Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan
 Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

Prinsip penyusunan APBN

Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:

1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.

2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.

3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunnan APBN adalah:

1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.

2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.

3. Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan


kemampuan atau potensi nasional.

Azas penyusunan APBN

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:

 Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.


 Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas.
 Penajaman prioritas pembangunan
 Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara

Empat sasaran utama Kebijakan Fiskal

a. Menciptakan stimulus fiskal


Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran penerimaan manfaat yang lebih tepat,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan administratif dan menciptakan
mekanisme penyaluran dana secara transparan.
b. Memperkuat Basis Penerimaan
Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui perbaikan administrasi dan
struktur pajak, ekstraensif kasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan
saham BUMN, penjualan asset BPPN.
c. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan Upaya untuk menunjang program
rekapitalisasi dan penyehatan perbankan dilakukan dengan memasukkan biaya
restruktursiasi perbankan ke dalam APBN.
d. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit
 Pemerintah tetap mempertahankan prinsip untuk tidak menggunakan pembiayaan def sit
anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri.
 Pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari luar negeri, yang diperboleh dari lembaga
keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF serta sejumlah negara
sahabat secara bilateral, terutama dalam kerangka CGI.

Anda mungkin juga menyukai