Farmakologi XI Anestesi, Hipnotik, Sedatif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

ANESTESI

Eli Ernawati
Farmakologi Kelas 11
SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA
1. ANESTESI
UMUM
ANESTESI UMUM

Anestesi umum adalah obat yang dapat


menimbulkan efek anestesi atau narkosa
(Yunani, an = tanpa, aesthesis = perasaan)
yakni suatu keadaan depresi umum
berbagai pusat di SSP yang bersifat
reversible dan seluruh perasaan dan
kesadarannya ditiadakan sehingga mirip
keadaan pingsan
TARAF NARKOSA
(Tahapan dalam proses anestesi)
Taraf
Taraf Taraf Taraf
pelumpuhan
analgesi eksitasi anestesia
sumsum tulang

Kesadaran atau Kesadaran hilang Refleks mata Kerja jantung


rasa nyeri seluruhnya, terjadi hilang, napas dan pernapasan
berkurang kegelisahan otomatis dan terhenti
teratur seperti
tidur, pelemasan
otot
Tujuan narkosa adalah untuk
mencapai taraf anastesia dengan
sedikit mungkin kerja ikutan
atau efek samping, oleh karena
itu taraf pertama sampai ketiga
adalah yang paling penting
sedangkan taraf ke empat harus
dihindari.
Pada proses recovery (sadar
kembali) terjadi dengan urutan
taraf terbalik dari taraf ketiga
sampai kesatu.
PERSYARATAN ANESTESI
Beberapa syarat penting yang harus
dipenuhi oleh suatu anestetika umum
adalah:
1. Berbau enak dan tidak merangsang
selaput lendir
2. Mula kerja cepat tanpa efek samping
3. Sadar kembalinya tanpa kejang
4. Berkahasiat analgetik baik dengan
melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan kapiler
selama waktu pembedahan
Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama
digunakan suatu anestetika pokok dengan penambahan suatu
obat pembantu, yang bertujuan untuk menghindarkan atau
memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat
anestetikanya, seperti:
1. Sebelum narkose (premedikasi), diberikan obat-obat
sedatif (klorpromazin, morfin dan pethidin) guna
meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik
(atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan
2. Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot
(tubokurarin, galamin, dll)
3. Setelah narkose (post medikasi), diberikan obat-obat
analgetika (methampyron, dll), sedativa (lminal, dll) dan
anti emetika (klorpromazin HCl)
Penggolongan Anestesi Umum

Menurut penggunaanya anestetika


umum dapat digolongkan menjadi 2,
yaitu :
1. Anestetika injeksi, contohnya
diazepam, barbital ultra short acting
(tiopental dan heksobarbital), dll
2. Anestetika inhalasi, diberikan sebagai
uap melalui saluran pernafasan.
Contohnya eter, dll
Teknik Pemberian
1. Sistem terbuka, yaitu dengan penetesan
langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut
atau hidung penderita, contohnya eter dan
trikloretilen.
2. Sistem tertutup, yaitu dengan menggunakan
alat khusus yang menyalurkan campuran gas
dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang
dikeluarkan dimasukan kembali (bertujuan
memperdalam pernafasan dan mencegah
berhentinya pernafasan atau apnea yang dapat
terjadi bila diberikan dengan sistem terbuka).
Karena pengawasan penggunaan anestetika
lebih teliti maka cara ini banyak disukai,
contohnya siklopropan, N2O dan halotan
3. Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan
kedalam mulut, batang tenggorokan atau
trachea dengan memakai alat khusus seperti
pada operasi amandel
NO GENERIK DAGANG PABRIK
1 Diaethyl Aether Aether Anaestheticus Kimia Farma

2 Ketamin Hidroklorida Ketalar Parke Davis

(Ketamini
Hydrochloridum)
3 Tiopental Natrium Pentothal Sodium Abbot

(Thiopentalum Natricum)

4 Enflurane Athrane Abbot

5 Halothanum Fluothane Zenecca


2. ANESTESI
LOKAL
Anestetika lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pada
pembedahan kecil
Anestetika lokal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Anestetika permukaan, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri
dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa
nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler mata
atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa
nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambeien/wasir
2. Anestetika filtrasi, yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius
ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan
gigi)
3. Anestetika blok atau penyaluran saraf, yaitu dengan penyuntikan di
suatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah
anestesi yang luas, misalnya pada pergelangan tangan atau kaki
Persyaratan Anestesi Lokal
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan
permanen terhadap susunan saraf
sentral
3. Toksisitas sistemisnya rendah
4. Efektif pada penyuntikan dan
penggunaan lokal
5. Mula kerja dan daya kerjanya singkat
untuk jangka waktu cukup lama
6. Larut dalam air dengan menghasilkan
larutan yang stabil dan tahan
pemanasan (proses sterilisasi)
Penggolongan Anestesi
Secara kimiawi anestetika lokal dibagi 3
kelompok, yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain,
benzokain, buvakain, tetrakain dan
oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain,
prilokain, mepivikain, bupivikain,
cinchokain dll
3. Serba-serbi, contohnya etil klorida, fenol
dan benzilalkohol.
Selain kokain, semua obat tersebut diatas
dibuat sintetis.
Efek samping penggunaan anestetika lokal terjadi akibat
khasiat dari kardio depresifnya (menekan fungsi jantung)
dengan jalan menghambat pernafasan dan sirkulasi darah,
mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
NO GENERIK DAGANG PABRIK

1 Lidokain Hidroklorida Pehacain Phapros

(Lidocaini Extracain Ethica


Hydrochloridum)
Xylocain Zenecca

2 Prokain Hidroklorida Prokain HCl Ethica

(Procaini Hydrochloridum)
HIPNOTIK
SEDATIF
Eli Ernawati
Farmakologi Kelas 11
SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA
INSOMNIA
Insomnia adalah kondisi tidak bisa tidur
disebabkan kebiasaan tidur yang tidak tetap
dan tidak teratur.
Disebabkan oleh faktor: batuk, rasa nyeri,
sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan,
kecemasan, depresi dan minum kopi dan
alkohol untuk menahan kantuk.
Faktor penyebab inilah yang pertama-tama
harus dihilangkan dengan obat-obatan yang
sesuai seperti: antitussiva, analgetika, obat-
obat vasodilator, antidepresiva, sedativa atau
transquilizer.
Bila penanganan diatas tidak berhasil, barulah digunakan obat-obat
hipnotika dengan dosis serendah mungkin. Hipnotika ini efektif dalam
mempercepat dan memperpanjang waktu tidur dengan mengurangi
frekwensi bangun dan memperbaiki kualitas tidur. Penggunaannya
sebaiknya dihentikan segera setelah penderita dapat tidur normal untuk
mencegah habituasi dan adiksi.

Hipnotika atau obat tidur berasal dari kata hypnos yang berarti tidur,
adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat
mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau
menyebabkan tidur.
Sedativa adalah obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP
tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah
kejang-kejang.
Persyaratan Obat Tidur
1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan dengan tidur normal
2. Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf
pusat maupun organ lainnya kecil
3. Tidak tertimbun dalam tubuh
4. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negatif pada keesokan harinya
5. Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
Efek samping Hipnotik Sedatif
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang
mirip dengan morfin, antara lain:
1. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contohnya
flurazepam, kloralhidrat dan paraldehida
2. Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturat
3. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti
mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya
golongan benzodiazepin dan barbiturat
4. Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotika
bersifat lipofil
5. Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan dan bahaya
bunuh diri, contohnya glutetimid dan derivatnya, metaqualon
dan derivatnya serta golongan barbiturat
Penggolongan Hipnotik Sedatif
Secara kimiawi, obat-obat hipnotika digolongkan
sebagai berikut :
1. Golongan barbiturat, seperti fenobarbital,
butobarbital, siklobarbital, heksobarbital dan
lain-lain
2. Golongan benzodiazepin, seperti
klordiazepoksid, flurazepam, nitrazepam,
flunitrazepam dan triazolam
3. Golongan alkohol dan aldehida, seperti
kloralhidrat dan turunannya serta paraldehida
4. Golongan bromida, seperti garam bromida
(kalium, natrium dan amonium) dan turunan
urea seperti karbromal dan bromisoval
5. Golongan lain, seperti buspiron, senyawa
piperindindion (glutetimida) dan metaqualon
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai