ANESTESI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

ANESTESI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
William Morton , tahun 1846 di Boston , pertama kali menggunakan obat anestesi dietil eter
untuk menghilangkan nyeri selama operasi. Di jerman tahun 1909, Ludwig Burkhardt,
melakukan pembiusan dengan menggunakan kloroform dan ether melalui intravena, tujuh tahun
kemudian, Elisabeth Brendenfeld dari Swiss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin
secara intravena.
Sejak diperkenalkan di klinis pada tahun 1934, Thiopental menjadi Gold Standard dari obat
obat anestesi lainnya, berbagai jenis obat-obat hipnotik tersedia dalam bentuk intavena, namun
obat anestesi intravena yang ideal belum bisa ditemukan. Penemuan obat obat ini masih terus
berlangsung sampai sekarang.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi
2. Mampu memahami pengertian obat anastesi
3. Mampu menguraikan tipe obat anastesi
4. Mampu mengidentifikasi dosis pemberian obat anastesi
5. Mampu mengidentifikasi efek samping dari penggunaan obat anastesi
C. Manfaat Penulisan
1. Dapat menjelaskan pengertian obat anestesi
2. Sebagai referensi bahan bacaan materi obat anestesi
3. Dapat menambah pengetahuan tentang obat anestesi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anestesi
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang
mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan
seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.
B. Anestesiologis
Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis
anestesiologi selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-
waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.
Lima rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:
1) Mempertahankan jalan napas
2) Memberi napas bantu
3) Membantu kompresi jantung bila berhenti
4) Membantu peredaran darah
5) Mempertahankan kerja otak pasien
C. Tipe Anestesi
Beberapa tipe anestesi adalah sebagai berikut :
1. Anastetika umum
Anastesi umum adalah obat yang dapat menimbulkan anastesia atau narkosa (yunani =
tanpa, aesthesis = perasaan), yakni suatu keadaan depresi umum dari pelpagai pusat di SSP yang
bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip
keadaan pingsan.
1) Penggolongan Anestesi Umum
Berdasarkan cara penggunaanya, anastesi umum dapat dibagi dalam lima kelompok, disini
hanya dibicarakan dua yang terpenting, yakni :
a. Anastetika Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran, scuofluran. Obat-obat ini
diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah resepsi yang cepat melalui
paru paru seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru (alveoli) yang biasanya dalam
keadaan utuh. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anastesi.
b. Anastetika Intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin, dan propofol. Obat obat
ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rectal, tetapi resorpsinya kurang
teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anastesi total, atau memeliharanya, juga
sebagai anastesi pada pembedahan singkat
2) Mekanisme Kerja
Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing masing sangat
berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa
sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat cepatnya, obat ini pada permulaan harus
diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudia diturunkan sampai hanya sekadar memelihara
keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran (ekshalasi). Keuntungan anastetika-inhalasi
dibandingkan dengan anastesi-intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah
kedalaman anastesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi. Kebanyakan
anastesi umum tidak di metabolisasikan oleh tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan
zat-zat faali. Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anastetika umum di bawah
pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini
mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan
anastesia.
3) Efek Samping
Hampir semua anastetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping dan yang terpenting
adalah :
a. Menekan pernapasan, yang ada pada anastesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran
dan isofluran. Efek ini paling ringan pada N2O dan eter.
b. Sistem kardiovaskuler, terutama oleh halotan, enfluran dan isofluran. Efek ini juga ditimbulkan
oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang SS simpatis, maka efek keseluruhannya menjadi
ringan.
c. Merusak hati dan ginjal, terutama senyawa klor, misalnya kloroform.
d. Oliguri (reversibel) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu
dihidratasi secukupnya.
e. Menekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pasca-bedah.
4) Teknik Pemberian Obat Inhalasi
Di antara banyak cara pemberian anstetika inhalasi, ada beberapa cara yang paling sering
digunakan, yakni :
a. Sistem Terbuka : Cairan terbang (eter, kloroform, trikloretilen) diteteskan tetes demi tetes ke atas
sehelai kain kasa di bawah suatu kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien.
b. Sistem Tertutup : Suatu mesin khusus menyalurkan campuran gas dengan oksigen ke dalam
suatu kap, di mana sejumlah CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali.
c. Insuflasi : Gas atau uap ditiupkan ke dalam mulut atau tenggorok dengan perantaraan suatu
mesin. Cara ini berguna pada pembedahan yang tidak menggunakan kap, misalnya pada
pembedahan pengeluaran amandel (tonsil lectomia).
5) Zat-zat Tersendiri
a. Eter (F.I) : diethylether, Ether ad narcosin
b. Trikloretilen : trilene, Cl2C = CCl
c. Nitrogenoksida : gas tertawa
d. Halotan : Fluothane
e. Enfluran : Enthrane, Alyrane
f. Propofol : diprivan
g. Ketamin : Ketalar
h. Tiopental (F.I) = thiopentone, penthiobarbital, pentothal
i. Midazolam : dormicum
j. Droperidol : thalamonal
2. Anastesi local
Anastesi lokal atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan local
merintangi secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin. Banyak
persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian, tetapi efeknya tidak reversible dan
menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf.
Anastesi local pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu
tumbuhan alang-alang di pegunungan Andes (Peru).
1) Persyaratan
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai
anastetikum local, antara lain :
a. Tidak merangsang jaringan
b. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
c. Toksisitas sistemis yang rendah
d. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lender
e. Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
f. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terdapat sterilisasi
2) Penggolongan Anestesi Lokal
Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus-
amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester (alcohol) atau
amida dengan suatu gugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar
daya kerja anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.
Anastetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sebagai
berikut :
a. Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain, dan cinchokain
c. Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida. Semua obat tersebut di atas adalah sintetris kecuali
kokain yang alamiah.
3) Mekanisme Kerja
Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya dengan
jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf
ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol dan barbital,
anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas
membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini
disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-
saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi,
ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, sehingga akhirnya terjadi
kehilangan rasa setempat secara reversible.
4) Efek-efek Lain
Selain khasiat anatetikanya anastetika local masih memiliki sejumlah efek lain, antaralain
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls.
a. Menekan SSP
b. Menekan sistem kardiovaskuler
c. Vasodilatasi
5) Kinetik
Resorpsinya dari kulit dan selaput lender dapat berlangsung sangat cepat dan baik, misalnya
pada kokain, lidokain, prilokain dan tetrakain. Distribusinya pun berlangsung dengan pesat ke
semua organ dan jaringan. Sebaliknya, resorpsi prokain di kulit buruk, sehingga tidak berguna
dalam sediaan local. Kecepatan daya kerja dan lamanya ditentukan oleh lipofilitas, pKa, derajat
pengikatan pada protein dan derajat vasodilatasinya.
6) Farmakokinetik
Struktur obat anestetika lokal mempunyai efek langsung pada efek terapeutiknya. Semuanya
mempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik) yang berhubungan melalui rantai alkil ke gugus
yang relatif hidrofilik (amina tertier). Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:
a. kadar obat dan potensinya
b. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan
c. kecepatan metabolism
d. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.
Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) + anestetika lokal dapat menurunkan aliran darah lokal
dan mengurangi absorpsi sistemik. Vasokonstriktor tidak boleh digunakan pada daerah dengan
sirkulasi kolateral yang sedikit dan pada jari tangan atau kaki dan penis. Golongan ester (prokain,
tetrakain) dihidrolisis cepat menjadi produk yang tidak aktif oleh kolinesterase plasma dan
esterase hati. Bupivakain terikat secara ekstensif pada protein plasma.
7) Farmakodinamik
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf.
Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti jantung. Efeknya terhadap saluran
Na+ jantung adalah dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu (biasanya yang
dipakai lidokain). Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan yang terinfeksi
dibanding jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis metabolik lokal, dan
menurunkan pH.
8) Nama-nama Obat
a. Prokain
b. Lidokain
c. Dibukain
d. Mepivakain HCl
e. Piperakain HCl
f. Tetrakain
g. Prilokain HCL
h. Bupivakain
9) Efek samping
Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardio-depresifnya
(menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah.
Anastetika local dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi yang sering kali berupa
exantema, urticaria, dan bronchopasme alergis sampai ada kalanya shock anafilaktis yang dapat
mematikan. Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat kelompok ester prokain dan tetrakain,
yang karena itu tidak digunakan lagi dalam sediaan local. Rekasi hipersensitasi tersebut
diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid) yang terbentuk melalui hidrolisa. PABA ini
dapat meniadakan efek antibakteril dari sulfonamide, yang berdasarkan antagonisme persaingan
dengan PABA, oleh karena itu terapi dengan sulfa tidak boleh dikombinasi dengan penggunaan
ester-ester tersebut.
10) Penggunaan
a. Parenteral
Anastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana anastesia umum tidak
perlu atau tidak diinginkan. Jenis anatesia local yang paling banyak digunakan sebagai suntikan
adalah sbb :
Anastesia Infiltrasi
Anastesia Konduksi
Anastesia Spinal (intrathecal)
Anastesia epidural
Anatesia Permukaan
b. Oral
Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit
tenggorok) juga dalam bentuk tetes-mata untuk mengukur tekanan intraokuler atau
mengeluarkan benda asing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar dan
dalam pil-taruh anti-wasir. Senyawa ester sering menimbulkan reaksi alergi kulit, maka
sebaiknya dugunakan suatu senyawa-amida yang lebih jarang mengakibatkan hipersensitasi.
3. Anestesi regional
Pembiusan regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh
blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya. Pembiusan lokal
atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh
manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila
digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu
penyembuhan operasi.
Anestesi jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk kasus bedah yang pasiennya perlu dalam
kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping operasi yang lebih besar, bila pasien tak sadar.
Misalnya, pada persalinan Caesar, operasi usus buntu, operasi pada lengan dan tungkai.
Caranya dengan menginjeksikan obat-obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa
nyeri ke otak yaitu saraf utama yang ada di dalam tulang belakang. Sehingga, obat anestesi
mampu menghentikan impuls saraf di area itu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi dilakukan oleh seorang
dokter spesialis anestesi atau anestesiologis.
B. Saran
Sebaiknya dalam penggunaan obat anesetesi harus memperhatikan dosis dan keadaan si pasien,
sehingga dapat mengurangi resiko efek samping yang ditimbulkan oleh obat tersebut.
Diposkan oleh sean di 00.36
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika meelakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.Istilah anestesi pertama kali
di gunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun1846.
Ada beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya kesadaran sedangkan jenis yang lain
hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakaianya tetap sadar. Dan
pembiusan lokal adalah suatu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia
dan tampa menyebabkan manusiakehilangan kesadaran.Obat bius ini bila di gunakan dalam
oprasi tidak membuat lama waktu penyembuhkan oprasi.Anestesi hanya di lakukan oleh dokter
spesialis anestesi atau anestesiologis.Dokter spesialis anestesiologis selama pembedahan
berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktudapat terjadi perubahanyang
memerlukan penanganan secepatnya.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk mengemukakan teknik-teknik pemberian anestesi
dalam dunia kedokteran selain itu dapat juga diketahui keuntungan dan kerugian dari berbagai
macam teknik anestesi sehingga dapat ditentukan teknik yang terbaik yang akan digunakan dan
untuk menghindari terjadinya komplikasi-komplikasi akibat injeksi anestesi

C. MANFAAT PENULISAN
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
anestesis.komponen-komponen dan cara penggunaan dalam bidang kesehatan serta menerapkan
tujuan dari penulisan makalah sebagai acuan dalam memberikan pelayanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos, "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat anestasi umum
tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-
operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan
juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000).

B. TUJUAN ANESTESI
Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan
pembiusan total.
Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis,
mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain yang berkaitan
dengan tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari pemberian premedikasi
adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi.
Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan nyeri harus
diperhatikan betul pada pra bedah.
Tujuan anastesi adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa sakit.Memblokir impuls
saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di
bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti
bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi
dengan opioid atau narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang
diperlukan bius lokal.
Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan dorongan untuk bertahan
atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan pasien akan melakukan modifikasi terhadap
manifestasi efek somatic tersebut dan menerima keadaan yaitu dengan Nampak tenang. Reaksi
saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat disembunyikan oleh pasien. Rasa takut
dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis untuk menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam
tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan
sebagian karena naiknya katekolamin dalam sirkulasi.
C. JENIS ANESTESI
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut
geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit.
Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu proses penyembuhan luka.

2. Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan
yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang terletak
lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).

3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik dan
terapi.

4. Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai tulang dada
hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi perut bagian bawah,
perineum atau tungkai bawah.

5. Anestesi Epidural
Anestesi epidural (blokade subarakhnoid atau intratekal) disuntikkan di ruang epidural yakni
ruang antara kedua selaput keras dari sumsum belakang.

6. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat yang
berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.
D. CARA PEMBERIAN
Obat penghilang rasa sakit epidural diberikan dalam beberapa cara :
1. Injeksi dengan top-up : Anestesi akan disuntikkan dengan obat penghilang rasa sakit ke dalam
tabung untuk mematikan bagian bawah perut pasien.
2. Infus kontinu : Anestesi yang mengatur kateter epidural. Ujung tabung terpasang pada pompa,
yang akan menghilangkan rasa sakit pada punggung pasien terus-menerus.

E. MEKANISME KERJA ANESTESI


Mencegah timbulnya konduksi impuls saraf
Meningkatkan ambang membran, eksitabilitas berkurang dan kelancaran hantaran terhambat.
Meningkatkan tegangan permukaan selaput lipid molekuler.
Resistensi Bius
Ketika dilakukan anestesi, terkadang dapat terjadi seseorang tak mendapatkan efek bius seperti
yang diharapkan. Atau, yang kerap disebut resisten terhadap obat bius. Beberapa kondisi yang
bisa menyebabkan seseorang resisten terhadap obat bius di antaranya:
1. Pecandu alcohol
2. Pengguna obat psikotropika seperti morfin, ekstasi dan lainnya
3. Pengguna obat anelgesik

Agar Obat Bius Optimal & Aman


Untuk menghindari terjadinya efek samping dan resistensi terhadap obat bius, sebaiknya pasien
benar-benar memastikan kondisi tubuhnya cukup baik untuk menerima anestesi.
1. Menghentikan penggunaan obat anelgetik, paling tidak 1-2 hari sebelum dilakukan prosedur
anestesi.
2. Menghentikan konsumsi obat-obatan yang berefek pada saraf pusat seperti morfin, barbiturat,
amfetamin dan lainnya,
3. paling tidak 1-3 hari sebelum anestesi dilakukan.
4. Berhenti mengonsumsi alkohol paling tidak 2 minggu sebelum penggunaan anestesi,
5. Berhenti merokok setidaknya 2 minggu sebelum anestesi dilakukan. (nova/lia)

F. CARA PENGGUNAAN ANESTESI


Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga memiliki cara penggunaan
yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup melalui
alat bantu nafas. Beberapa cara penggunaan anestesi ini di antaranya :

1. Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide, dapat dimasukkan
melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di
otak, otot jantung, serta paru-paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada
pasien.
Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi besar yang belum
diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap
dalam kondisi tak sadar selama operasi dilakukan.

2. Injeksi Intravena
Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil) dan propofol adalah
obat-obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena. Obat-obatan ini menimbulkan efek
menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan
sehingga membuat pasien tak sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan ditambahkan
bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah.

3. Injeksi Pada Spinal/ Epidural


Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam
ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada
paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah.
Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada epidural,injeksi dapat
dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika diperlukan
perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya
bisa dilakukan dalam sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan.

4. Injeksi Lokal
Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk menghasilkan
efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari
saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa.

G. SIFAT ANESTESI
Tidak mengiritasi / merusak jaringan saraf secara permanen
Batas keamanan harus lebar
Larut dalam air
Stabil dalam larutan
Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
Indikasi & Keuntungan anastesi lokal
Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
Tekniknya relatif sederhana dan prosentase kegagalan dalam penggunaanya relatif kecil.
Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat pembengkakan.
Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan sederhana serta obat yang digunakan relatif murah.
Dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki pada daerah anatomi tertentu.Mula kerja harus
sesingkat mungkinDurasi kerja harus cukup lama.

H. TIPE ANESTESI
Beberapa tipe anestesi adalah :
Pembiusan total hilangnya kesadaran total
Pembiusan lokal hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil
daerah tubuh).
Pembiusan regional hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.

I. MANFAAT ANESTESI
Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri
Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi untuk kondisi operasi yang
sangat nyeri, kemampuan dokter gigi dalam menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat
sementara merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi
Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses operasi yang bebas nyeri
sebagian besar menggunakan anestesi local, mempunyai metode yang aman dan efektif untuk
semua pasien operasi dentoalveolar.
Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan menggunakan anestesi umum

atau lokal, efek anestesi yang berlanjut sangat penting untuk mengurangi ketidaknyamanan
pasien.

J. KEUNTUNAN DAN KERUGIAN


Keuntungan :
Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.
Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks
Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu jam dan jika pasien setuju
dapat diperpanjang sesuai kebutuhan operasi gigi minor atau adanya kesulitan dalam prosedur
Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan pasca anestesi
Pasien-pasien dengan penyakit serius, misalnya penyakit jantung biasanya dapat mentolerir
pemberian anestesi lokal tanpa adanya resiko yang tidak diinginkan.
Kerugian :
Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan
Menimbulkan rasa gatal atau demam
Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut

K. EFEK SAMPING
Ada beberapa macam efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan diantaranya :
Penurunan tekanan darah.
Sakit kepala (juga dikenal sebagai tulang punggung sakit kepala).
Pada bayi,mungkin membuat penurunan tekanan darah.
Sakit kepala juga sangat jarang, tetapi mungkin dapat terjadi.
Reaksi terhadap obat-obatan yang berlebihan, sepert ruam.
Pendarahan jika pembuluh darah yang secara tidak sengaja rusak.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi Anastesi adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa sakit.Memblokir
impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi
di bagian bawah tubuh.Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti
bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi
dengan opioid atau narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang
diperlukan bius lokal.
Anestesi juga mempunyai beberapa cara penggunaannya yaitu :
1. Melalui pernapasan
2. Injeksi Intravena
3. Injeksi pada spinal/epidural
4. Injeksi Lokal
B. SARAN
Dengan makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat memahami tentang Anestesi agar lebih
mengetahui tujuan dan manfaat Anestesi.

Anda mungkin juga menyukai