Laporan Biodiversita Iv Karang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perairan laut dangkal di daerah tropik dicirikan dengan ditemukannya

hutan bakau (mangrove), padang lamun (sea grass beds) dan terumbu karang

(coral reefs). Selain memiliki sumber daya keanekaragaman hayati yang

tinggi, ketiga ekosistem perairan laut dangkal ini mempunyai nilai dan fungsi

yang sangat penting dalam menjamin kawasan pesisir dan pantai. Keterkaitan

antara ketiga ekositem perairan dangkal ini sangat berarti,antara lain dalam

kehidupan hewan-hewan dan sumber nutrien. Hutan bakau merupakan daerah

pembesaran bagi berbagai jenis-jenis ikan terumbu, karena pergerakan air

laut membawa nutrien yang dihasilkan di hutan bakau sehingga memperkaya

nutrien didaerah padang lamun dan terumbu karang.

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang

penting karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di

dalam ekosistem terumbu karang ini bisa hidup lebih dari 300 jenis karang,

yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluh-puluh jenis moluska,

crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya. Terumbu karang

mempunyai fungsi yang sangat banyak baik kehidupan ini baik dilihat dari

aspek fisik ataupun dari aspek ekonomi. Peran fungsi terumbu karang bagi

manusia kian hari semakin penting sehingga semakin bertambahnya nilai

ekonomis maupun kebutuhan masyarakat akan sumberdaya yang ada di

terumbu karang seperti ikan, udang lobster, tripang dan lainlain, maka
aktivitas yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi tersebut

semakin besar pula.

Terumbu karang sebagai salah satu komponen utama sumber daya pesisir

dan laut, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan

segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam

yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas

terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah kurang lebih

75.000 km2 mewakili 15% terumbu karang dunia, yang tersebar luas dari

perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dilakukan praktikum yang

berjudul Identifikasi Keanekaragaman Organisme Laut (Karang).

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai betikut:

1. Bagaimana cara mengidentifikasi bagian-bagian karang?

2. Apa saja jenis-jenis karang?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi bagian-bagian karang.

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis karang.


D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi bagian-bagian karang.

2. Dapat mengetahui jenis-jenis karang.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Terumbu karang

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem yang paling kompleks

dan khas di daerah tropis. Produktivitas dan keanekaragaman hayati yang

tinggi merupakan ciri dari ekosistem ini, selain itu perpaduan yang baik dari

bentuk-bentuk kehidupan yang ada menghasilkan panorama yang bernilai

estetika tinggi. Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat

penting baik dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga

penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan

hidupnya dari perikanan laut dangkal (Hartoni, 2012, dkk).

B. Ekosistem Kerumbu Karang

Terumbu karang sebagai suatu ekosistem termasuk dalam

organisme-organisme karang merupakan masyarakat organisme yang hidup

di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup

kuat menahan gaya gelombang laut. Terumbu karang dibangun dari endapan-

endapan masif kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang

pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Coridaria, ordo

Scleractinia yang bersimbiosis dengan zooxantellae dan sedikit tambahan

alga berkapur serta organisme lain yang mensekreksi kalsium karbona

(Supriharyono dan Indrawan, 2011).


C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang

Kehadiran jenis karang batu di suatu lokasi tergantung pada

kondisi perairan setempat seperti cahaya matahari, salinitas, temperatur,

pergerakan arus, substrat dan kecerahan air. Substrat merupakan salah satu

faktor penting dalam menunjang kehadiran karang batu di suatu peraira

(Nugraha, dkk, 2016).

D. Manfaat terumbu karang

Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang bermacam-

macam, dapat diklasifikasikan menurut fungsinya, yaitu: Fungsi pariwisata,

Terumbu karang memiliki keanekaragaman jenis biota sangat tinggi dan

sangat produktif, dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam. Keindahan

karang, kekayaan biologi dan kejernihan airnya membuat kawasan terumbu

karang terkenal sebagai tempat rekreasi. Fungsi perlindungan pantai, Jenis

terumbu karang yang berfungsi untuk melindungi pantai adalah terumbu

karang tepi dan penghalang. Jenis terumbu karang ini berfungsi sebagai

pemecah gelombang alami yang melindungi pantai dari erosi, banjir pantai,

dan peristiwa perusakan lainnya yang diakibatkan oleh fenomena air laut.

Fungsi biodiversitas, ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas dan

keanekaragaman jenis biota yang tinggi. Keanekaragam hidup di ekosistem

terumbu karang per unit area sebanding atau lebih besar dibandingkan dengan

hal yang sama di hutan tropis (Uas, dkk, 2017).


E. Kondisi terumbu karang

Kondisi Terumbu Karang Indonesia yang dikenal sebagai negara

kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumberdaya alam hayati laut yang

sangat potensial. Salah satunya adalah sumberdaya terumbu karang yang

hampir tersebar di seluruh perairan Indonesia. Luas terumbu karang Indonesia

saat ini adalah 42.000 km2 atau 16,5 % dari luasan terumbu karang dunia,

yaitu seluas 255.300 km2.Dengan estimasi di atas Indonesia menduduki

peringkat terluas ke-2 di dunia setelah Australia, yang mempunyai luasan

terumbu karang sebesar 48.000 km. Namun demikian apabila dilihat dari sisi

keanekaragaman hayati, terumbu karang Indonesiamerupakan pusat

keanekaragaman hayati dunia dengan 70 genera dan 450 spesies (Ali, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 28 april 2019 pukul

07:30-selesai WITA, Bertempat di perairan TanjungTiram, Konawe selatan,

kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1.Alat dan kegunaan


No Nama alat Kegunaan
1 2 3
1. Alat tulis Untuk mencatat jenis-jenis fauna dan karang
yang ada di laut
2. Toples plastik Untuk menyimpan fauna yang ditemukan.
3. Kamera Untuk mendokumentasikan fauana yang
ditemukan.
4. Buku identifikasi faunadan Untuk membandingkan fauna dan flora yang
flora di daerahperairan ditemukan jika jenisnya tidak diketahui.
14. Scuba diving Untuk melihat keanekaragaman di perairan
dalam dan alat menyelam
6. Pipa Untuk membuat transek

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Melakukan observasi awal pada lokasi pengamatan.
2. Menentukan lokasi pengamatan karangdi daerah perairan.
3. Mengamati sampel karang beserta biota asiasi yang ditemukan.
4. Mengambil sampel untuk diamati dengan menggunakan buku identifikasi .
5. Dokumetasikan karang beserta biota asiasi yang ditemukan.
6. Mencatat keterangan pada lembar kerja pengamatan.
B. Pembahasan

A. Acropora

Acropora ditemukan di perairan jernih memiliki bentuk tubuhnya

berkoloni dan bercabang dengan warna cokelat. Bentuk percabanganya

lebih dari satu dengan percabangan yang tegak yang pendek. Karang ini

di temukan sekitar 3-5 meter. Terlihat baha karang ini tumbuh dengan

berkelompok dan memiliki tinggi yang berbeda, ada terumbu karang yang

memiliki tinggi pendek dan tinggi tegak keatas.

B. A.gemmifera

A.gemmifera memiliki bentuk berkoloni dan membdar

dengan cabang yang banyak dan bergtigi di setiap cabangnya. Warna

karng di yaitu orens dan crem. Bentuk tubuhnya seperti bunga yang

mekar, ukuran tubuh karang ini sekitar 10 cm. Terlihat bahwa karang ini

hanya terdapat satu koloni atau hanya membentuk bulatan. Menurut

(Agustina, dkk, 2016) Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman

3-15 meter. Ciri-ciri Koloninya berbentuk digitata, percabangan tebal,

aksial koralit berukuran kecil, Radial koralit memiliki 2 ukuran biasanya

berbaris. Warna karang ini yaitu jingga, biru, krem atau coklat. Ujung

cabang berwarna biru atau putih.


C. Chaetodonlunula

` Menurut (Madduppa, 2006) Ikan kepe-kepe (Chaetodonlunula)

merupakan ikan terumbu yang mudah dikenali di terumbu karang. Ikan ini

memiliki mulut yang lancip dan rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi

kecil tajam mirim sisir untuk mencari makanannya dicelah- celah karang

batu. Pergerakan yang cepat dan bentuk warna yang jelas juga merupakan

salah satu alasan pemberian nama pada grup ikan ini. Peneliti

mengusulkan beberapa kemungkinan fungsi dari warna-warna dramatis

dan bentuk pewarnaan yang umumnya didominasi oleh kuning, hitam dan

putih. Untuk beberapa ikan kepe-kepe, khususnya spesies yang

mempunyai hubungan yang dekat dengan habitat yang sama, pengenalan

spesies mungkin penting pada saat identifikasi pasangan. Beberapa spesies

hidup berpasangan dan mempunyai wilayah teritori tertentu yang sesuai

dengan pewarnaanya yang berguna untuk menyamar dari pemangsaan.

Beberapa lainnya, pewarnaan penting untuk perlindungan dari predator.

ikan kepe-kepe umumnya aktif pada siang hari (diurnal), dan mencari

tempat perlindungan di habitat terumbu pada malam hari.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi awal pada lokasi pengamatan, menentukan lokasi

pengamatan karang di daerah perairan, mengamati sampel karang beserta

biota asiasi yang ditemukan, mengambil sampel untuk diamati dengan

menggunakan buku identifikasi, mendokumetasikan karang beserta biota

asiasi yang ditemukan, mencatat keterangan pada lembar kerja pengamatan.

2. Jenis-jenis karang yang terdapat pada perairan tanjung tiram yaitu karang

A. Gemmifera dan Acropora

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai untuk

praktikan sebaiknya memperhatikan arahan para asisten terlebih dahulu

sebelum melakukan praktikum agar dalam praktikum tidak terjadi kekeliruan.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, E., dan Mardiansyah, M.A., 2016, Karakteristik Speies Karang di


Perairan Rinon Pulo Breueh, Jurnal Prosiding Seminar Nasional, 2(3):
43-60
Ali, N.S., 2017, Perkembangan Kondisi Terumbu Karang di Pulau Kapoposang
Tahun 2009-2015 Kabupaten Pangkep, Universitas Hasanuddin:
Makassar
Hartoni., damar, A., dan Wardianto, Y., 2012, Kondisi Terumbu Karang di
Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampng, Jurnal Maspari, 4(1): 46-57
Madduppa, H.H., 206, Kajian Ekobiologi Ikan Kepe-Kepe (Chetodon
Octofasciatus, BLOCH 1787) Dalam Mendeteksi Kondisi Ekosistem
Terumbu Karang di Pulau Petondan Timur, Kepulauan Seribu, Jakarta,
Institut Pertanian Bogor: Bogor
Nugraha, A.M., Purnama, D., Wilopo, M.D., dan Johan, Y., 2016, Kondisi
Terumbu Karang di Tanjung Gosongseng Desa Kahyapu Pulau
Enggano Provinsi Bengkulu, Jurnal Enggano, 1(1): 43-56
Suryati., Supriharyono., dan Indrawan., 2011, Kondisi Terumbu Karang dengan
Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulaun
Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Jurnal Buletin Oseanografi
Marina, 1(4): 106-119
Uas, W., Litaay, M., Priosambodo, D., dan Moka, W., 2017, Genera Karang Kera
di Pulau Barrang Lompo dan Bone Batang Berdasarkan Metode
Identifikasi Coral Finder, Jurnal Biologi Makassar, 2(2): 35-51

Anda mungkin juga menyukai