Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

ALACRITY : Journal Of Education

Volume 3 Issue 2 Juny 2023


http://lpppipublishing.com/index.php/alacrity

Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam

Sasmita Chairuna¹, Uli Ramadani Siagian², Zulkifli Dalimunthe³, Robby


Ardhana⁴
1,2,3,4 MAS Hidayatullah Tanjung Morawa, Indonesia

Corresponding Author : [email protected]


ABSTRACT
Writing this article aims to find out how the nature of students in
Islamic education. One important component in an educational
process is students. Adab which defines students as people who are
studying or studying in educational institutions, and are called
ARTICLE INFO students, santri to students. This study uses a qualitative research
Article history: method that is library research which uses books and other literature
Received as the main object, and uses a descriptive method in analyzing the
04 April 2023 data. This descriptive analysis method provides clear, objective and
Revised systematic descriptions and explanations. This research found that
15 May 2023 every student must take part in a particular type of education or
Accepted system to grow and develop himself. Learners are people who are in a
10 Juny 2023 phase of growth and development both physically and psychologically
who need guidance from an educator. Students in searching for life
values, must get full guidance from educators. According to Islamic
education, children are born in a state of fitrah and the natural
surroundings will give color to the value of their life, and determine
how their condition will be in the future.
Kata Kunci Nature, Students, Islamic Education

PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk menjalankan
kehidupan di dunia dan juga diakhirat. Tujuannya agar manusia dapat
menjalankan kehidupan dengan baik, dan agar ilmu yang didapat menjadi
perantara ke akhirat. Pendidikan Islam merupakan proses mengajar,
membimbing, dan membina akhlakul karimah untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Imam Gozali menyatakan bahwa pendidikan agama dan
akhlak adalah sarana yang paling utama, ia melihat bahwa ilmu itu keutamaan
dan melebihi segala-galanya (Hanum, 2020). Disamping sebagai tujuan
pendidikan Islam secara umum diorientasikan untuk membentuk insan kamil,
insan kaffah, dan mampu menjadi khalifah Allah Swt (Nuryanto, 2010).
Menurut Abdul Fattah Jalal, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah (Jalal, 1988). Oleh karena itu pendidikan
melibatkan pendidik dan peserta didik sebagai subjek yang dapat
menyelenggarakan pendidikan. Pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab dalam upaya mengembangkan, mengajarkan, dan membimbing ilmu

10
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

kepada peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan dan mampu


menunaikan tugas-tugas kemanusiaan. Sedangkan peserta didik adalah orang
yang dalam proses belajar untuk menemukan ilmu. Setiap manusia wajib untuk
menuntut ilmu melalui pendidikan dengan bersungguh-sungguh agar
mendapatkan keridhoan Allah dalam mencari ilmu.
Dalam penulisan artikel yang berjudul hakikat peserta didik dalam
pendidikan Islam ini akan membahas beberapa pembahasan yang semuanya
berdasarkan pendidikan Islam mengenai hal tersebut, seperti pengertian
peserta didik, tugas dan kewajiban peserta didik, etika peserta didik, dan
hakikat peserta didik.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) yang menggunakan
buku-buku dan literatur- literatur lainnya sebagai objek yang utama. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang ada pada
dalam teks yang akan diteliti. Metode analisis deskriptif ini memberikan
gambaran dan keterangan yang jelas, objektif dan sistematis. Pendekatan
kualitatif yang didasarkan pada langkah awal yang ditempuh dengan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan kemudian dilakukan klasifikasi
dan deskripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapatkan
pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau
individu yang mengalami perubahan perkembangan sehingga masih
memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta
sebagai bagian dari struktural proses pendidikan (Darmiah, 2021).
Dalam perspektif Islam ada beberapa kata yang bisa disebut peserta didik
yaitu murid, tholib al-'ilm (jamaknya at-thullab), tilmidz (jamaknya talamidz). Kata
murid berarti orang yang memerlukan pendidikan. Kata tilmidz diartikan juga
murid, berarti orang yang berguru kepada seseorang untuk mendapatkan
pengetahuan. Kata tholib al-‘ilm yang berarti pencari atau penuntut
pengetahuan. Namun kata tholib al-‘ilm sering digunakan untuk menyebut para
pelajar pada tingkat pendidikan menengah atau mahasiswa di perguruan
tinggi.

11
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

Selain istilah-istilah diatas merujuk pada nomenklatur Islam kata


mutarobbi, muta'alim, dan muta'addib yang juga digunakan untuk menyebut
peserta didik. ketiga istilah ini pada hakikatnya melekat dalam diri setiap
manusia yang sedang berada dalam proses pertumbuhan atau perkembangan
menuju tingkat kesempurnaan atau sesuatu yang dipandang sempurna,
manusia yang sedang berada dalam proses membelajarkan diri atau watak,
sikap, dan karakter kediriannya sebagai al-ins, al-basyar atau bani adam (Rifa’i,
2018).
Dalam persepektif filsafat pendidikan Islam, hakikat anak didik atau
peserta didik terdiri dari beberapa macam:
a. Anak didik adalah darah daging sendiri, orang tua adalah pendidik bagi
anak-anaknya maka semua keturunannya menjadi anak didiknya di
dalam keluarga.
b. Anak didik adalah semua anak yang berada di bawah bimbingan
pendidik di lembaga formal maupun nonformal.
c. Anak didik secara khusus adalah orang-orang yang belajar di lembaga
pendidikan tertentu yang menerima bimbingan, pengarahan, nasihat,
pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan proses
kependidikan (Basri, 2009).
Menurut Abu Ahmadi, peserta didik adalah anak yang belum dewasa,
yang memerlukan usaha, bantuan, dan bimbingan orang lain agar dapat
melaksanakan tugasnya sebagai umat manusia, warga negara, dan sebagai
suatu pribadi atau individu. (Hamadi, 2001).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik
adalah anak didik yang memerlukan bimbingan dan arahan seseorang untuk
mendapatkan pengetahuan, baik perubahan perkembangan fisik, membentuk
kepribadian, watak, sikap atau karakter, proses kedewasaan, dan mampu
menunaikan tugas-tugas kemanusiaan, baik itu dalam lembaga formal maupun
nonformal.
Tugas dan Kewajiban Peserta Didik
Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang
diinginkan maka setiap peserta didik hendaknya mengetahui tugas dan
kewajibannya. Menurut Asma Hasan Fahmi tugas dan kewajiban yang harus
dipenuhi peserta didik diantaranya (Fahmi, 1979), yaitu:
a. Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum
menuntut ilmu.
b. Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh dengan
berbagai sifat keimanan.
c. Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.

12
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

d. Peserta didik hendaknya belajar secara bersungguh-sungguh dan tabah


dalam belajar.
Al-abrasyi menyebutkan ada 12 kewajiban peserta didik (Al-Ghazali,
1992), yaitu:
a. Peserta didik mesti membersihkan hati Nya karena belajar menuntut
ilmu merupakan ibadah.
b. Meniatkan dan mengisi jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah dan
tidak sombong.
c. Bersedia jauh dari keluarga ketika belajar ketempat yang jauh demi
mendatangi guru.
d. Tidak terlalu sering menukar nukat guru atau berganti ganti guru
kecuali atas pertimbangan yang matang.
e. Menghormati guru karena Allah.
f. Tidak melakukan aktivitas yang Dapat menyusahkan Guru.
g. Jangan membuka aib dan senantiasa memaafkan guru.
h. Bersungguh-sungguh.
i. Menjalin ukhuwah dan kasih sayang sesama peserta didik.
j. Bergaul Dengan baik.
k. Setiap peserta didik senantiasa mengulangi pelajarannya.
l. Ada tekad dan belajar sepanjang hayat.
Ali bin Abi Tholib menyatakan ada enam perkara yg mutlak bagi peserta
didik (Muhaimin, 1993), keenam hal tersebut, yaitu:
a. Kecerdasan
b. Kemauan
c. Sabar/ bersungguh-sungguh
d. Memiliki harta/ sarana dan fasilitas
e. Petunjuk Guru
f. Waktu yang panjang
Selain itu, menuntut ilmu bagi peserta didik juga harus disadari oleh
motivasi karena Allah SWT, dan selama menuntut ilmu harus meninggalkan
hal-hal yang dilarang-Nya. Hal itu pernah dialami Imam Syafi'i yang meminta
nasehat pada gurunya yaitu Imam Waki' (Hanum, 2020).
“Aku mengadu kepada guru Waki' tentang sulitnya menghapal pelajaran. Guruku
waki' menasehatiku untuk meninggalkan perbuatan maksiat. Dan menjelaskan
kepadaku bahwa sesungguhnya ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan
diberikan kepada orang yang melakukan maksiat”.
Etika Peserta Didik
Etika merupakan norma atau nilai yang menjadi dasar bagi seseorang
dalam berperilaku. Sedangkan etika peserta didik merupakan norma atau

13
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

perilaku yang harus dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ibn jam’ah, etika penuntut
ilmu dibagi menjadi tiga, yaitu etika personal (adab al-nafs), etika dalam
kegiatan belajar, dan etika interaksi dengan guru (Asari, 2020).
Segala hal yang harus dipenuhi peserta didik dalam proses belajar
mengajar tersebut diuraikan oleh Al-Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad
(Amin, 2019), yang dapat diringkas sebagai berikut:
a. Peserta didik hendaklah menjauhkan diri dari perbuatan keji, munkar,
dan maksiat. Dengan itu, akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, baik
dunia maupun akhirat. Sementara peserta didik yang tidak dapat
menghindarkan diri dari perbuatan maksiat, hanya akan memperoleh
ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia, karena perbuatan maksiat
itu merupakan racun ilmu pengetahuan bagi kehidupan akhirat.
b. Seorang peserta didik hendaknya senantiasa berusaha mendekatkan diri
kepada Allah. Demikian itu tidak akan terwujud kecuali dengan
menyucikan jiwa serta melaksanakan ibadah kepadanya.
c. Seorang peserta didik hendaknya memusatkan perhatiannya atau
konsentrasi terhadap ilmu yang sedang dikaji dan dipelajarinya, ia
zuhud dengan cara mengurangi ketergantungannya pada masalah
keduniaan
d. Seorang peserta didik tidak menyombongkan diri dengan ilmunya dan
tidak menentang dengan pendidiknya, tetapi menyerah sepenuhnya
kepada pendidik dengan keyakinan kepada segala nasihatnya.
Sebagaimana seorang sakit yang bodoh yakin kepada dokter yang ahli
dan berpengalaman. Seharusnya seorang peserta didik itu tunduk
kepada pendidiknya, mengharap pahala dan kemuliaan dengan tunduk
kepadanya.
e. Hendaklah setiap pesertaa didik tidak melibatkan diri dalam perdebatan
atau diskusi tentang segala ilmu pengetahuan, baik yang bersifat
keduniaan, maupun keakhiratan sebelum terlebih dahulu mengkaji dan
memperkukuh pandangan dasar-dasar ilmu itu.
f. Hendaknya seorang peserta didik tidak meninggalkan suatu mata
pelajaran pun dari ilmu pengetahuan yang terpuji, selain dengan
memandang kepada maksud dan tujuan dari masing-masing ilmu itu.
Kemudian, jika ia berumur panjang, maka dipelajarinya secara
mendalam. jika tidak, maka diambilnya yang lebih penting serta
disempurnakan, dan dikesampingkannya ilmu yang lain.
g. Seorang peserta didik hendaklah tidak memiliki suatu bidang ilmu
pengetahuan dengan serentak.

14
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

Hakikat Peserta Didik


Peserta didik secara formal adalah manusia jasmani dan rohani yang
sedang dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah
fisik, perkembangan adalah mental Pertumbuhan dan perkembangan ini
merupakan ciri seorang peserta didik yang memerlukan bimbingan dari
seorang pendidik (Rahmayulis, 2008).
Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral dalam proses belajar mengajar (Hanum, 2020). Dalam peserta
didik adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu ada dalam
perkembangan, jadi bukan hanya anak-anak yang diasuh dalam kasih sayang
orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak yang dalam masa sekolahnya,
melainkan mencakup manusia secara keseluruhannya (Aziz, 2004)
Peserta didik harus diajarkan tarbiyyah, ta’lim, ta’dib, tadris, tazkiya, dan
tahdzib agar mereka memiliki kemampuan berpikir logis, rasional, dapat
bertanggung jawab, dan dapat membedakan hal yang baik dan buruk. Peserta
didik dalam menuntut ilmu juga harus memiliki kesabaran dalam belajar dan
tidak boleh menyombongkan diri terhadap ilmu yang ia miliki. Seperti dalam
surah al-Kahfi ayat 66-80, yang dapat diambil kesimpulan bahwa betapa
banyak ilmu yang dimiliki seseorang tapi tidak dibenarkan untuk
menyombongkannya didepan orang lain apalagi kepada Allah Swt, apabila ia
sombong maka ilmu tersebut akan sia-sia.
Adapun beberapa macam yang harus diketahui oleh peserta didik agar
ilmu yang dipelajari bermanfaat dan diridhoi Allah Swt, yaitu :
a. Peserta didik harus membersihkan hatinya dari sifat yang tercela.
b. Mempunyai tekad dan semangat yang kuat untuk menuntut ilmu.
c. Dapat menghargai pendidik dengan baik.
d. Istiqomah dan selalu berdoa kepada Allah Swt agar dimudahkan segala
urusan.
Menurut Maragustam, peserta didik dalam pendidikan Islam adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan menjadi manusia yang mempunyai ilmu, iman, taqwa serta
berakhlak mulia sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai pengabdi/
beribadah kepada Allah dan sebagai khalifah (Maragustam, 2016). Maka dari
itu, peserta didik haruslah sepenuhnya dibimbing oleh pendidik dengan
ajaran-ajaran islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Quran
Surah Saba: 28, yaitu :

15
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

َ‫س ْل ٰنكَ ا اَِّل َكا ٓ فاةً لِلناا ِس بَ ِشي ًْرا اونَ ِذي ًْرا او ٰلـك اِن ا َ ْكث َ َر الناا ِس ََّل يَ ْعلَ ُم ْون‬
َ ‫َو َم ۤا ا َ ْر‬
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua
umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu
menjadikan manusia sempurna serta utuh (insan kamil) dan untuk
mencapainya manusia harus berusaha terus menerus melalui berbagai
kegiatan pendidikan hingga akhir hayatnya. Baik itu melalui pendidikan yang
diselenggarakan secara formal atau informal (Darmiah, 2021).
Menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan kedunia dalam keadaan
lemah dan suci (fitrah) sedangkan lingkungannya akan memberi corak
warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik
(Zuhairini, 1995). Dalam dunia tasawuf peserta didik adalah orang yang
mendapatkan ilmu dan bimbingan dalam menjalankan ibadahnya dengan
mencurahkan seluruh perhatian dan usahanya untuk itu. Dalam hadis nabi
dijelaskan bahwa:
“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah
(kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, Majusi (HR. Muslim) .
Dari hadis tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap anak yang lahir
kedunia sudah mempunyai potensi (fitrah)masing-masing dan pembawaan
maksudnya ialah kemampuan- kemampuan.
Didalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik ialah makhluk
Allah yang memiliki beberapa potensi (fitrah) yang belum berkembang dan
belum mencapai taraf kematangan, baik dari aspek fisik,mental, spiritual,
intelektual maupun psikisnya. Oleh karena itu, peserta didik senantiasa
memerlukan bimbingan dari pendidik agar dapat mengembangkan potensinya
dengan sempurna dan mengarahkannya kepada kedewasaan (Syah, 2013).
Konsep ajaran Islam manusia pada hakikatnya ialah makhluk ciptaan Allah
yang secara biologis diciptakan melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung melalui proses yang bertahap.
Ada beberapa macam pengertian dari hakikat peserta didik dalam
pendidikan Islam yaitu:
a. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa akan
tetapi memiliki dunianya sendiri sehingga tidak bisa disamakan dengan
pembelajaran orang dewasa.
b. Peserta didik adalah orang-orang dengan kebutuhan mental dan fisik
yang perlu dipenuhi. Peserta didik adalah makhluk tuhan dengan

16
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

perbedaan individu (diferensiasi individual) yang dihasilkan baik dari


faktor pembawaan maupun lingkungan tempat mereka berada.
c. Peserta didik adalah manusia yang memiliki referensiasi periodesasi
perkembangan dan pertumbuhan.
d. Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur utama, yakni
jasmani dan rohani.
e. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang
dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia memiliki bentuk yang sebaik-
baiknya, sangat indah dan sempurna dibandingkan makhluk lain ciptaan Allah
hingga manusia dinilai sebagai makhluk lebih mulia, karena manusia
merupakan makhluk yang mampu mendidik, dapat di didik dengan baik,
maka dari itu manusia dianugerahi sejumlah potensi yang dapat
dikembangkan. Begitulah gambaran tentang pandangan Islam mengenai
hakikat manusia yang dijadikan acuan pandangan mengenai hakikat peserta
didik dalam pendidikan Islam (Jalaluddin, 2003).

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia wajib
untuk menuntut ilmu melalui pendidikan dengan cara bersungguh-sungguh
agar mendapatkan keridhoan Allah dalam mencari ilmu. Pendidikan
melibatkan peserta didik sebagai subjek yang dapat menyelenggarakan
pendidikan. Peserta didik adalah anak didik yang memerlukan bimbingan dan
arahan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, gunanya sebagai
pembenbentukan kepribadian, sebagai proses kedewasaan, dan mampu
menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya, baik itu dalam lembaga formal
maupun nonformal.
Dalam hal ini peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan
saja, tapi juga diwajibkan untuk mengetahui bagaimana tugas, kewajiban dan
etikanya dalam menuntut ilmu. Salah satunya adalah etika peserta didik yang
merupakan norma atau perilaku yang harus dilakukan peserta didik dalam
proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimana
dalam menuntut ilmu peserta didik harus bisa menyeimbangkan etika personal
(adab al-nafs), etika dalam kegiatan belajar, dan etika interaksi dengan guru.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Moh Ali. (2004), Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Al-Ghazali. (1992). Ihya’ Ulumuddin, Jilid I. Mesir: Dar Al-Hadist.

17
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18

Amin. (2019). Etika Peserta Didik Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Asari, Hasan. (2020). Etika Akademis Dalam Islam. Jakarta: Kencana.
Basri, Hasan. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Darmiah. (2021). Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Mudarrisuna, Media Kajian Pendidikan Agama Islam. 11(1). Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry.
Fahmi, Asma Hasan. (1979). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Hamadi. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Indra saputra. (2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
At-Tadzkiyyah Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 6. Lampung.
Jalal, Abdul Fattah. (1988). Azas-azas Pendidikan Islam. Terjemahan Herry Noer
Ali. Bandung: Diponegoro.
Jalaluddin, Rakhmat. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Maragustam. (2016). Filsafat Pendidikan Islam Menuji Pembentukan Karakter
Menghadapi Arus Global. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Muhaimin, Abdul Mujib. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Karya.
Nuryanto, Agus. (2010). Isu-isu Kritis dalam Pendidikan Islam (Perspektif
Paedagogik Kritis). Jurnal Kajian Islam Interdisipliner. 9(2). Yogyakarta:
Pascasarjana UIN Sunan Kalija.
OK, Azizah Hanum. (2020). Filsafat Pendidikan Islam. Medan Tembung: CV.
Scientifik Corner Publishing.
Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rifa’i, Muhammad. (2018). Manajemen Peserta Didik (Pengolaan Peserta Didik
Untuk Efektivitas Pembelajaran). Medan: CV. Widya Puspita.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Zuhairini. (1995). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Copyright Holder :
© Sasmita. (2023).
First Publication Right :
© ALACRITY : Journal Of Education
This article is under:

Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional

18

Anda mungkin juga menyukai