Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk menjalankan
kehidupan di dunia dan juga diakhirat. Tujuannya agar manusia dapat
menjalankan kehidupan dengan baik, dan agar ilmu yang didapat menjadi
perantara ke akhirat. Pendidikan Islam merupakan proses mengajar,
membimbing, dan membina akhlakul karimah untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Imam Gozali menyatakan bahwa pendidikan agama dan
akhlak adalah sarana yang paling utama, ia melihat bahwa ilmu itu keutamaan
dan melebihi segala-galanya (Hanum, 2020). Disamping sebagai tujuan
pendidikan Islam secara umum diorientasikan untuk membentuk insan kamil,
insan kaffah, dan mampu menjadi khalifah Allah Swt (Nuryanto, 2010).
Menurut Abdul Fattah Jalal, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah (Jalal, 1988). Oleh karena itu pendidikan
melibatkan pendidik dan peserta didik sebagai subjek yang dapat
menyelenggarakan pendidikan. Pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab dalam upaya mengembangkan, mengajarkan, dan membimbing ilmu
10
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah penelitian
kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) yang menggunakan
buku-buku dan literatur- literatur lainnya sebagai objek yang utama. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang ada pada
dalam teks yang akan diteliti. Metode analisis deskriptif ini memberikan
gambaran dan keterangan yang jelas, objektif dan sistematis. Pendekatan
kualitatif yang didasarkan pada langkah awal yang ditempuh dengan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan kemudian dilakukan klasifikasi
dan deskripsi.
11
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
12
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
13
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
perilaku yang harus dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Ibn jam’ah, etika penuntut
ilmu dibagi menjadi tiga, yaitu etika personal (adab al-nafs), etika dalam
kegiatan belajar, dan etika interaksi dengan guru (Asari, 2020).
Segala hal yang harus dipenuhi peserta didik dalam proses belajar
mengajar tersebut diuraikan oleh Al-Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad
(Amin, 2019), yang dapat diringkas sebagai berikut:
a. Peserta didik hendaklah menjauhkan diri dari perbuatan keji, munkar,
dan maksiat. Dengan itu, akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, baik
dunia maupun akhirat. Sementara peserta didik yang tidak dapat
menghindarkan diri dari perbuatan maksiat, hanya akan memperoleh
ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan dunia, karena perbuatan maksiat
itu merupakan racun ilmu pengetahuan bagi kehidupan akhirat.
b. Seorang peserta didik hendaknya senantiasa berusaha mendekatkan diri
kepada Allah. Demikian itu tidak akan terwujud kecuali dengan
menyucikan jiwa serta melaksanakan ibadah kepadanya.
c. Seorang peserta didik hendaknya memusatkan perhatiannya atau
konsentrasi terhadap ilmu yang sedang dikaji dan dipelajarinya, ia
zuhud dengan cara mengurangi ketergantungannya pada masalah
keduniaan
d. Seorang peserta didik tidak menyombongkan diri dengan ilmunya dan
tidak menentang dengan pendidiknya, tetapi menyerah sepenuhnya
kepada pendidik dengan keyakinan kepada segala nasihatnya.
Sebagaimana seorang sakit yang bodoh yakin kepada dokter yang ahli
dan berpengalaman. Seharusnya seorang peserta didik itu tunduk
kepada pendidiknya, mengharap pahala dan kemuliaan dengan tunduk
kepadanya.
e. Hendaklah setiap pesertaa didik tidak melibatkan diri dalam perdebatan
atau diskusi tentang segala ilmu pengetahuan, baik yang bersifat
keduniaan, maupun keakhiratan sebelum terlebih dahulu mengkaji dan
memperkukuh pandangan dasar-dasar ilmu itu.
f. Hendaknya seorang peserta didik tidak meninggalkan suatu mata
pelajaran pun dari ilmu pengetahuan yang terpuji, selain dengan
memandang kepada maksud dan tujuan dari masing-masing ilmu itu.
Kemudian, jika ia berumur panjang, maka dipelajarinya secara
mendalam. jika tidak, maka diambilnya yang lebih penting serta
disempurnakan, dan dikesampingkannya ilmu yang lain.
g. Seorang peserta didik hendaklah tidak memiliki suatu bidang ilmu
pengetahuan dengan serentak.
14
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
15
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
َس ْل ٰنكَ ا اَِّل َكا ٓ فاةً لِلناا ِس بَ ِشي ًْرا اونَ ِذي ًْرا او ٰلـك اِن ا َ ْكث َ َر الناا ِس ََّل يَ ْعلَ ُم ْون
َ َو َم ۤا ا َ ْر
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua
umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam yaitu
menjadikan manusia sempurna serta utuh (insan kamil) dan untuk
mencapainya manusia harus berusaha terus menerus melalui berbagai
kegiatan pendidikan hingga akhir hayatnya. Baik itu melalui pendidikan yang
diselenggarakan secara formal atau informal (Darmiah, 2021).
Menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan kedunia dalam keadaan
lemah dan suci (fitrah) sedangkan lingkungannya akan memberi corak
warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik
(Zuhairini, 1995). Dalam dunia tasawuf peserta didik adalah orang yang
mendapatkan ilmu dan bimbingan dalam menjalankan ibadahnya dengan
mencurahkan seluruh perhatian dan usahanya untuk itu. Dalam hadis nabi
dijelaskan bahwa:
“Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah
(kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, Majusi (HR. Muslim) .
Dari hadis tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap anak yang lahir
kedunia sudah mempunyai potensi (fitrah)masing-masing dan pembawaan
maksudnya ialah kemampuan- kemampuan.
Didalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik ialah makhluk
Allah yang memiliki beberapa potensi (fitrah) yang belum berkembang dan
belum mencapai taraf kematangan, baik dari aspek fisik,mental, spiritual,
intelektual maupun psikisnya. Oleh karena itu, peserta didik senantiasa
memerlukan bimbingan dari pendidik agar dapat mengembangkan potensinya
dengan sempurna dan mengarahkannya kepada kedewasaan (Syah, 2013).
Konsep ajaran Islam manusia pada hakikatnya ialah makhluk ciptaan Allah
yang secara biologis diciptakan melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung melalui proses yang bertahap.
Ada beberapa macam pengertian dari hakikat peserta didik dalam
pendidikan Islam yaitu:
a. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa akan
tetapi memiliki dunianya sendiri sehingga tidak bisa disamakan dengan
pembelajaran orang dewasa.
b. Peserta didik adalah orang-orang dengan kebutuhan mental dan fisik
yang perlu dipenuhi. Peserta didik adalah makhluk tuhan dengan
16
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap manusia wajib
untuk menuntut ilmu melalui pendidikan dengan cara bersungguh-sungguh
agar mendapatkan keridhoan Allah dalam mencari ilmu. Pendidikan
melibatkan peserta didik sebagai subjek yang dapat menyelenggarakan
pendidikan. Peserta didik adalah anak didik yang memerlukan bimbingan dan
arahan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, gunanya sebagai
pembenbentukan kepribadian, sebagai proses kedewasaan, dan mampu
menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya, baik itu dalam lembaga formal
maupun nonformal.
Dalam hal ini peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan
saja, tapi juga diwajibkan untuk mengetahui bagaimana tugas, kewajiban dan
etikanya dalam menuntut ilmu. Salah satunya adalah etika peserta didik yang
merupakan norma atau perilaku yang harus dilakukan peserta didik dalam
proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimana
dalam menuntut ilmu peserta didik harus bisa menyeimbangkan etika personal
(adab al-nafs), etika dalam kegiatan belajar, dan etika interaksi dengan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Moh Ali. (2004), Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Al-Ghazali. (1992). Ihya’ Ulumuddin, Jilid I. Mesir: Dar Al-Hadist.
17
ALACRITY : Journal Of Education
Volume 3, Issue 2, Juny 2023
Page : 10 - 18
Amin. (2019). Etika Peserta Didik Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Asari, Hasan. (2020). Etika Akademis Dalam Islam. Jakarta: Kencana.
Basri, Hasan. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Darmiah. (2021). Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Mudarrisuna, Media Kajian Pendidikan Agama Islam. 11(1). Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry.
Fahmi, Asma Hasan. (1979). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Hamadi. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Indra saputra. (2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
At-Tadzkiyyah Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 6. Lampung.
Jalal, Abdul Fattah. (1988). Azas-azas Pendidikan Islam. Terjemahan Herry Noer
Ali. Bandung: Diponegoro.
Jalaluddin, Rakhmat. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Maragustam. (2016). Filsafat Pendidikan Islam Menuji Pembentukan Karakter
Menghadapi Arus Global. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Muhaimin, Abdul Mujib. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Karya.
Nuryanto, Agus. (2010). Isu-isu Kritis dalam Pendidikan Islam (Perspektif
Paedagogik Kritis). Jurnal Kajian Islam Interdisipliner. 9(2). Yogyakarta:
Pascasarjana UIN Sunan Kalija.
OK, Azizah Hanum. (2020). Filsafat Pendidikan Islam. Medan Tembung: CV.
Scientifik Corner Publishing.
Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rifa’i, Muhammad. (2018). Manajemen Peserta Didik (Pengolaan Peserta Didik
Untuk Efektivitas Pembelajaran). Medan: CV. Widya Puspita.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Zuhairini. (1995). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Copyright Holder :
© Sasmita. (2023).
First Publication Right :
© ALACRITY : Journal Of Education
This article is under:
18