TP 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERSONAL 2

WEEK 7

1. Apa tujuan manajer keuangan memilih proyek investasi untuk perusahaan?


Jelaskan bagiamana proses penganggaran modal, dan bagaimana hal tersebut
dapat membantu manajer mencapai tujuan mereka?
Jawaban:

Manajer keuangan memiliki tujuan utama dalam memilih proyek investasi


untuk perusahaan untuk mencapai pertumbuhan dan profitabilitas jangka
panjang. Beberapa tujuan utama tersebut meliputi:
1. Maksimisasi Nilai Pemegang Saham: Manajer keuangan bertanggung
jawab untuk memilih proyek investasi yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan, yang pada akhirnya akan menguntungkan pemegang saham.
2. Pengembalian Investasi: Memilih proyek investasi yang dapat
memberikan pengembalian yang memadai dan konsisten terhadap
investasi yang telah dilakukan.
3. Diversifikasi Risiko: Mengelola risiko dengan memilih sejumlah proyek
investasi yang berbeda untuk mengurangi risiko terkonsentrasi.
4. Pertumbuhan Perusahaan: Memilih proyek investasi yang mendukung
pertumbuhan perusahaan baik dari segi kapasitas produksi, ekspansi
pasar, atau peningkatan efisiensi.

Proses penganggaran modal adalah tahapan yang kompleks dalam


pengambilan keputusan investasi. Berikut adalah langkah-langkah utama
dalam proses penganggaran modal:
1. Identifikasi Peluang Investasi
Manajer keuangan mengidentifikasi peluang investasi yang mungkin, baik
melalui penelitian internal maupun eksternal. Ini melibatkan penilaian
terhadap proyek-proyek baru atau pengembangan yang membutuhkan
pendanaan.
2. Penilaian Proyek
Setelah identifikasi, proyek-proyek tersebut dinilai berdasarkan kriteria
finansial dan non-finansial. Kriteria finansial meliputi estimasi arus kas
masa depan, tingkat pengembalian yang diharapkan (IRR), payback
period, dan nilai sekarang bersih (NPV). Kriteria non-finansial mencakup
faktor-faktor seperti dampak lingkungan, citra perusahaan, dan aspek
sosial.
3. Penganggaran Modal
Setelah penilaian, manajer keuangan membuat penganggaran modal yang
memutuskan alokasi dana untuk proyek-proyek yang telah dinilai.
Penganggaran ini berdasarkan prioritas, risiko, dan kontribusi yang
diharapkan terhadap tujuan strategis perusahaan.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Proses penganggaran modal tidak berakhir setelah alokasi dana. Manajer
keuangan terus memantau kinerja proyek berdasarkan proyeksi awal.

Financial Management
Evaluasi dilakukan secara teratur untuk memastikan proyek berjalan
sesuai rencana dan memberikan nilai tambah yang diharapkan.

Bagaimana Hal Ini Membantu Manajer Mencapai Tujuan Mereka?


1. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya: Penganggaran modal membantu
manajer mengalokasikan sumber daya secara efektif ke proyek-proyek
yang memberikan pengembalian terbaik, sehingga mendukung
pertumbuhan perusahaan.
2. Pengelolaan Risiko: Dengan mengevaluasi risiko dan memilih proyek
yang sesuai dengan toleransi risiko perusahaan, manajer dapat mengelola
risiko secara lebih efektif.
3. Peningkatan Efisiensi Operasional: Proyek-proyek investasi yang dipilih
dengan baik dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan,
mengurangi biaya produksi, atau meningkatkan kapasitas produksi.
4. Penilaian Kinerja: Dengan memantau kinerja proyek secara teratur,
manajer dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan
bahwa proyek-proyek tersebut memberikan hasil sesuai yang diharapkan.

Dengan demikian, proses penganggaran modal tidak hanya membantu dalam


pemilihan proyek investasi yang tepat, tetapi juga mendukung pencapaian
tujuan strategis jangka panjang perusahaan secara keseluruhan.

5. Kelemahan apa yang umumnya terkait dengan penggunaan payback period


untuk mengevaluasi investasi yang diusulkan? Bagaimana metode discounted
payback periode mengatasi kelemahan ini?
Jawaban:

Kelemahan Umum dari Penggunaan Payback Period untuk Mengevaluasi


Investasi:

1. Tidak Memperhitungkan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money):


o Payback period tidak memperhitungkan bahwa uang yang diterima
atau dibayarkan pada waktu yang berbeda memiliki nilai yang
berbeda. Ini berarti metode ini tidak memperhitungkan potensi
penghasilan dari uang yang diterima lebih awal atau biaya
kesempatan dari uang yang diinvestasikan.

2. Mengabaikan Arus Kas Setelah Periode Payback:


o Metode ini hanya fokus pada seberapa cepat investasi dapat
dikembalikan dan mengabaikan arus kas yang dihasilkan setelah
periode payback. Ini bisa menyebabkan pengabaian proyek yang
mungkin menguntungkan dalam jangka panjang tetapi memiliki
payback period yang lebih lama.

3. Tidak Mengukur Profitabilitas Total:

Financial Management
o Payback period tidak memberikan informasi tentang total
profitabilitas atau keuntungan dari proyek investasi. Ini hanya
mengukur risiko likuiditas dalam jangka pendek.

4. Tidak Memberikan Gambaran tentang Risiko:


o Payback period tidak memberikan informasi yang memadai
tentang risiko yang terkait dengan investasi. Ini hanya memberikan
fokus pada kecepatan pengembalian modal tanpa
mempertimbangkan variabilitas arus kas atau ketidakpastian
proyek.

Cara Metode Discounted Payback Period Mengatasi Kelemahan Ini:

1. Memperhitungkan Nilai Waktu Uang:


o Discounted payback period menggunakan diskon arus kas masa
depan ke nilai sekarang (present value), yang memperhitungkan
nilai waktu uang. Dengan mendiskontokan arus kas, metode ini
memberikan penilaian yang lebih akurat tentang kapan investasi
akan benar-benar memberikan nilai kembali dalam nilai sekarang.

2. Fokus pada Arus Kas Diskonto:


o Dengan memperhitungkan arus kas yang didiskontokan, metode ini
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kapan arus kas
masuk cukup untuk mengembalikan investasi awal, dengan
mempertimbangkan faktor inflasi dan biaya modal.

3. Evaluasi Jangka Panjang:


o Meskipun masih fokus pada periode pengembalian modal,
discounted payback period memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang kapan arus kas yang dihasilkan cukup untuk
menutup investasi awal setelah mempertimbangkan biaya waktu
uang. Ini mengurangi kecenderungan untuk mengabaikan proyek
yang mungkin menguntungkan dalam jangka panjang.

4. Risiko dan Profitabilitas yang Lebih Baik:


o Dengan mempertimbangkan arus kas yang didiskontokan, metode
ini memberikan penilaian yang lebih realistis tentang risiko dan
profitabilitas proyek. Ini membantu dalam mengidentifikasi proyek
yang tidak hanya mengembalikan modal dengan cepat tetapi juga
memberikan keuntungan dalam jangka panjang setelah
mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian.

Metode payback period tradisional memiliki kelemahan signifikan, terutama


karena tidak memperhitungkan nilai waktu uang dan mengabaikan arus kas
setelah periode payback. Metode discounted payback period mengatasi
kelemahan ini dengan mendiskontokan arus kas masa depan, sehingga
memberikan penilaian yang lebih akurat tentang nilai proyek investasi dan

Financial Management
membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih
terinformasi.

6. Mengapa penting untuk mengevaluasi proyek penganggaran modal


berdasarkan arus kas tambahan?
Jawaban:

Arus kas tambahan (incremental cash flow) adalah arus kas yang dihasilkan
oleh suatu proyek atau investasi yang tidak akan ada jika proyek tersebut
tidak dilakukan. Ini mencakup semua perubahan arus kas yang terjadi sebagai
hasil langsung dari keputusan investasi tersebut.

Pentingnya Arus Kas Tambahan dalam Penganggaran Modal

1. Pengukuran Kinerja yang Akurat:


o Membedakan antara Kas Operasional dan Investasi: Arus kas
tambahan membantu memisahkan arus kas yang dihasilkan oleh
proyek baru dari arus kas yang sudah ada sebelumnya. Ini
memberikan gambaran yang jelas tentang kontribusi spesifik
proyek tersebut terhadap keseluruhan keuangan perusahaan.
o Menghindari Double Counting: Dengan fokus pada arus kas
tambahan, perusahaan dapat menghindari penghitungan ganda
yang bisa terjadi jika arus kas yang sudah ada diikutsertakan dalam
analisis.
2. Penilaian Keuntungan Proyek:
o Keputusan Investasi yang Lebih Baik: Menggunakan arus kas
tambahan memungkinkan perusahaan untuk menilai apakah proyek
tersebut memberikan keuntungan tambahan yang cukup besar
dibandingkan dengan investasi yang dilakukan. Ini membantu
dalam menentukan kelayakan proyek.
o Return on Investment (ROI): Menilai proyek berdasarkan arus
kas tambahan membantu dalam mengukur ROI yang sebenarnya
dari proyek tersebut, karena hanya arus kas yang benar-benar
dihasilkan oleh proyek yang diperhitungkan.
3. Analisis Risiko yang Lebih Akurat:
o Penilaian Risiko Proyek: Dengan memisahkan arus kas
tambahan, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi dan
menilai risiko spesifik yang terkait dengan proyek tersebut.
Misalnya, risiko ketidakpastian pendapatan dan biaya yang
langsung terkait dengan proyek baru.
o Manajemen Risiko yang Lebih Baik: Evaluasi berdasarkan arus
kas tambahan memungkinkan perusahaan untuk merencanakan
strategi mitigasi risiko yang lebih efektif.
4. Perencanaan Keuangan dan Anggaran:
o Forecasting dan Proyeksi yang Lebih Tepat: Perusahaan dapat
membuat proyeksi keuangan yang lebih akurat dengan hanya

Financial Management
mempertimbangkan arus kas tambahan, yang membantu dalam
perencanaan anggaran dan pengelolaan keuangan jangka panjang.
o Optimasi Penggunaan Sumber Daya: Dengan memahami arus
kas tambahan, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya
(modal dan tenaga kerja) dengan lebih efisien, memastikan bahwa
mereka diinvestasikan dalam proyek yang benar-benar
menguntungkan.
5. Pengambilan Keputusan yang Berbasis Data:
o Data-Driven Decisions: Evaluasi berdasarkan arus kas tambahan
memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih objektif dan
berbasis data, mengurangi pengaruh faktor subjektif dan emosional
dalam proses pengambilan keputusan.
o Komparabilitas Proyek: Ini memungkinkan perusahaan untuk
membandingkan berbagai proyek dengan menggunakan dasar yang
konsisten dan objektif, memudahkan dalam memilih proyek yang
paling menguntungkan.

Mengevaluasi proyek penganggaran modal berdasarkan arus kas tambahan


sangat penting karena memberikan gambaran yang jelas tentang kontribusi
proyek terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ini memungkinkan
pengukuran yang akurat, penilaian keuntungan yang sebenarnya, analisis
risiko yang tepat, perencanaan keuangan yang efisien, dan pengambilan
keputusan yang berbasis data. Dengan demikian, perusahaan dapat membuat
keputusan investasi yang lebih baik dan memaksimalkan nilai pemegang
saham.

7. Apa tiga jenis arus kas proyek yang mungkin ada untuk proyek tertentu? Apa
perbedaan keputusan ekspansi dan penggantian? Jelaskan. Buat diagram dan
jelaskan tiga jenis arus kas proyek untuk proyek penganggaran modal.
Jawaban:

Tiga Jenis Arus Kas Proyek

1. Arus Kas Awal (Initial Cash Flow):


o Ini adalah arus kas yang terjadi pada awal proyek, biasanya
berupa investasi awal untuk membeli aset, biaya penelitian dan
pengembangan, dan biaya pemasangan. Arus kas ini sering kali
berupa arus keluar (pengeluaran) karena melibatkan
pengeluaran modal yang besar di awal proyek.

2. Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow):


o Arus kas ini terjadi selama masa operasional proyek. Ini
mencakup pendapatan dari operasi proyek dikurangi biaya
operasional seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya
pemeliharaan. Arus kas ini bisa berupa arus masuk

Financial Management
(pendapatan) dan arus keluar (pengeluaran) yang terkait dengan
operasional sehari-hari.

3. Arus Kas Akhir (Terminal Cash Flow):


o Arus kas ini terjadi pada akhir proyek, mencakup nilai sisa aset
(salvage value), biaya penutupan proyek, dan arus kas dari
likuidasi aset. Ini bisa berupa arus masuk jika ada nilai sisa dari
aset yang dijual atau arus keluar jika ada biaya penutupan yang
harus dibayar.

Perbedaan Keputusan Ekspansi dan Penggantian

 Keputusan Ekspansi:
o Tujuan: Meningkatkan kapasitas produksi atau memperluas
jangkauan pasar.
o Implikasi: Membutuhkan investasi baru dalam aset seperti
pabrik baru, peralatan tambahan, atau teknologi baru.
o Risiko: Biasanya lebih tinggi karena melibatkan pasar baru atau
teknologi yang belum diuji.
o Contoh: Membuka pabrik baru di lokasi yang berbeda untuk
meningkatkan produksi.

 Keputusan Penggantian:
o Tujuan: Mengganti aset lama yang tidak efisien atau usang
dengan yang baru.
o Implikasi: Biasanya lebih hemat biaya dan risiko karena aset
baru sering kali lebih efisien atau lebih andal daripada yang
digantikan.
o Risiko: Biasanya lebih rendah karena melibatkan penggantian
aset yang sudah ada dengan yang lebih baik.
o Contoh: Mengganti mesin produksi tua dengan mesin baru
yang lebih efisien dan hemat energi.

Diagram dan Penjelasan Tiga Jenis Arus Kas Proyek

Financial Management
Berikut adalah diagram yang menggambarkan tiga jenis arus kas proyek
untuk proyek penganggaran modal:

 Arus Kas Awal: Meliputi semua pengeluaran awal yang diperlukan


untuk memulai proyek. Contohnya adalah investasi awal dalam bentuk
pembelian aset, biaya penelitian dan pengembangan, serta biaya
pemasangan.
 Arus Kas Operasional: Mencakup semua arus kas yang terkait dengan
operasi harian proyek. Ini melibatkan pendapatan dari penjualan produk
atau jasa, serta biaya operasional seperti bahan baku, tenaga kerja, dan
pemeliharaan.
 Arus Kas Akhir: Meliputi arus kas yang terjadi pada akhir proyek,
seperti nilai sisa dari aset yang dijual, biaya penutupan proyek, dan arus
kas dari likuidasi aset.

Dengan memahami tiga jenis arus kas ini, perusahaan dapat membuat
keputusan yang lebih baik terkait investasi modal dan manajemen proyek.

8. Bagaimana Net Present Value (NPV) digunakan untuk membandingkan


proyek? Apa yang menyebabkan konflik dalam peringkat proyek melalui

NPV dan Internal Rate of Return (IRR)? Secara teori dan praktik, metode
mana yang lebih baik, NPV atau IRR?

Financial Management
Jawaban:

Net Present Value (NPV) adalah metode yang digunakan dalam analisis
investasi untuk menentukan nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh
suatu proyek, dikurangi dengan investasi awal. NPV digunakan untuk
membandingkan proyek dengan cara menghitung selisih antara arus kas
masuk dan arus kas keluar yang didiskontokan ke nilai sekarang dengan
menggunakan tingkat diskonto tertentu.

Menggunakan NPV untuk Membandingkan Proyek

1. Penghitungan Arus Kas: Identifikasi semua arus kas masuk dan keluar
yang terkait dengan proyek selama masa hidupnya.
2. Tingkat Diskonto: Pilih tingkat diskonto yang sesuai untuk
mendiskontokan arus kas. Tingkat diskonto ini biasanya adalah biaya
modal atau tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh investor.
3. Diskonto Arus Kas: Diskontokan setiap arus kas ke nilai sekarang
c
menggunakan rumus: NPV= ∑ t – I, di mana c t adalah arus kas pada
¿¿
periode t, r adalah tingkat diskonto, dan I adalah investasi awal.
4. Keputusan Investasi: Proyek dengan NPV positif dianggap
menguntungkan dan dapat dipertimbangkan untuk diambil. Jika
membandingkan beberapa proyek, proyek dengan NPV tertinggi biasanya
dipilih karena memberikan nilai tambah terbesar.

Konflik Peringkat antara NPV dan IRR

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang membuat NPV
dari semua arus kas sebuah proyek sama dengan nol. Ini mewakili tingkat
pengembalian yang diharapkan dari proyek.

Konflik peringkat antara NPV dan IRR dapat terjadi karena beberapa alasan:

1. Perbedaan Skala Proyek: NPV memperhitungkan nilai absolut dari arus


kas, sedangkan IRR hanya memperhitungkan tingkat pengembalian.
Proyek dengan NPV lebih besar mungkin memiliki IRR lebih kecil dan
sebaliknya, terutama jika proyek-proyek tersebut berbeda skala (jumlah
investasi awal berbeda).
2. Waktu Arus Kas: IRR dapat memberikan hasil yang berbeda jika arus
kas proyek bersifat tidak konvensional (misalnya, arus kas masuk dan
keluar terjadi lebih dari sekali selama proyek). NPV lebih konsisten dalam
mengevaluasi arus kas yang tidak konvensional.
3. Tingkat Diskonto yang Berbeda: IRR menggunakan satu tingkat
diskonto, sedangkan NPV dapat menggunakan tingkat diskonto yang
berbeda untuk setiap periode, yang lebih realistis dalam beberapa kasus.

Teori dan Praktik: NPV vs IRR

Financial Management
Secara teori dan praktik, NPV dianggap lebih unggul daripada IRR karena
beberapa alasan:

1. Konsistensi dengan Nilai Tambah: NPV secara langsung menunjukkan


peningkatan nilai bagi pemegang saham, sedangkan IRR hanya
menunjukkan tingkat pengembalian.
2. Penanganan Tingkat Diskonto Berbeda: NPV dapat menggunakan
tingkat diskonto yang berbeda untuk berbagai periode, sedangkan IRR
mengasumsikan tingkat pengembalian tetap yang mungkin tidak realistis.
3. Keputusan Investasi yang Lebih Jelas: NPV memberikan keputusan
yang lebih jelas karena menunjukkan nilai tambah dalam bentuk moneter,
sementara IRR bisa ambigu dalam beberapa situasi (misalnya, proyek
dengan banyak IRR).

Namun, IRR masih sering digunakan dalam praktik karena beberapa alasan
praktis:

1. Kemudahan Interpretasi: IRR lebih mudah dipahami dan dijelaskan


karena dinyatakan sebagai persentase, yang intuitif bagi banyak manajer
dan pemangku kepentingan.
2. Konsistensi dengan ROI: Banyak perusahaan terbiasa menggunakan
ukuran pengembalian investasi (ROI) yang serupa dengan IRR.

Dalam praktik, kedua metode ini sering digunakan secara bersamaan untuk
memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kelayakan proyek.
Meskipun NPV secara teori lebih baik, tapi menurut saya IRR tetap menjadi
alat yang berguna dalam analisis investasi.

KASUS
9. Dibawah ini adalah data yang berkaitan dengan proyek yang akan diambil
perusahaan. Karena keterbatasan dana, perusahaan perlu memilih salah
satu diantara proyek di bawah ini.
Project A Project B
Initial Investment (250,000.00) (250,000.00)

YEAR CASH INFLOW


1 75,000 100,000
2 75,000 75,000
3 75,000 75,000
4 75,000 45,000
5 75,000 50,000
Cost of Capital: 10%

Hitunglah :
a. Payback periode

Financial Management
b.
Discounted Payback Periode
c.
NPV
d.
IRR
e.
Apabila anda manajer dari perusahaan tersebut, proyek mana yang
akan anda ambil, jelaskan alasannya.
Jawaban:

a. Payback periode

Payback Period adalah waktu yang diperlukan untuk menutupi


investasi awal dari arus kas masuk.

Project A

 Tahun 1: $75,000
 Tahun 2: $75,000 + $75,000 = $150,000
 Tahun 3: $150,000 + $75,000 = $225,000
 Tahun 4: $225,000 + $75,000 = $300,000

Payback period untuk Project A adalah 4 tahun karena investasi awal


$250,000 telah tertutup pada akhir tahun ke-4.

Project B

 Tahun 1: $100,000
 Tahun 2: $100,000 + $75,000 = $175,000
 Tahun 3: $175,000 + $75,000 = $250,000

Payback period untuk Project B adalah 3 tahun karena investasi awal


$250,000 telah tertutup pada akhir tahun ke-3.

b. Untuk menghitung Discounted Payback Period, kita mendiskontokan


arus kas menggunakan cost of capital (10%).

Arus kas terdiskonto untuk setiap tahun:

Project A

10. PT. Jaya Bersama hendak mengganti mesin produksinya dengan yang
baru, dengan harapan mesin baru dapat menghasilkan lebih banyak
produk. Dibawah ini adalah data2 dari mesin baru dan mesin lama yang
dimiliki perusahaan :
Mesin
Baru Mesin Lama
Harga beli

Financial Management
600,000 500,000

Instalasi 50,000

Harga jual 350,000

Harga jual setelah 5 tahun 50,000 20,000

Umur mesin 3

Increase in Current Asset 100,000

Increase in Current Liabilities 75,000

Book Value 200,000

Revenue Year 1 3,300,000 2,800,000

Revenue Year 2 3,300,000 2,750,000

Revenue Year 3 3,300,000 2,850,000

Revenue Year 4 3,300,000 2,400,000

Revenue Year 5 3,300,000 2,250,000

Expense Year 1 2,500,000 2,000,000

Expense Year 2 2,500,000 1,900,000

Expense Year 3 2,500,000 2,500,000

Expense Year 4 2,500,000 1,950,000

Expense Year 5 2,500,000 1,800,000


Depresiasi 5 tahun. Tarif pajak 25%
Ditanyakan, buatlah perhitungan:
a. Initital Cash Flow
b. Operating Cash Flow mesin lama dan mesin baru
c. Periodic Cash Flow
d. Terminal Cash Flow
e. Timeline dari cash slow perusahaan

***

Financial Management

Anda mungkin juga menyukai