Resume Emosi Dan Motivasi Serta Hubungannya Dengan Tingkah Laku Manusia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RESUME

EMOSI, MOTIVASI DAN TINGKAH LAKU

Disusun Oleh:
Novyta Thien (2315040258)

Dosen Pengampu:
Andhika Anggawira, M.Psi Psikoligi

PRODI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG
1445H/2024M
A. Emosi
1. Pengertian Emosi
Dalam kegiatan sehari-sehari kita akan melakukan sesuatu dengan alasan
tertentu, dengan kata lain ada dorongan, baik yang berasal dari dalam diri sendiri
maupun dorongan dari luar, dorongan tersebut bisa saja muncul tanpa kita
sadari. Dengan adanya motivasi dorongan tersebut, kita akan melakukan
kegiatan dengan lebih menggunakan perasaan. Mungkin tanpa kita sadari hal
tersebut dapat mebuat kita melakukan sesuatu dengan melibatkan emosi dan
perasaan. Setiap perilaku yang dihasilkan oleh masing-masing individu tentu
memiliki alasan yang berbeda, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
yang mendorong setiap individu melakukan hal tersebut dan bisa dikarenakan
oleh adanya reaksi kimia
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penyusun berharap dapat menjelaskan
kepada seluruh pembaca dengan jelas mengenai hal di atas agar setiap individu
dapat mengetahui macam-macam emosi yang terdapat pada manusia dan yang
dimaksud dengan dorongan di atas. Dengan begitu kita dapat mengetahui
bagaimana setiap individu mengekspresikan emosi dan motivasi tersebut, walau
mungkin dapat bersifat universal. Dengan kita mempelajari hal tersebut, kita
akan mengetahui apa saja dan bagaimana reaksi dari manusia jika dihadapkan
dalam suatu keadaan. Dengan kata lain kita sebagai makhluk sosial dapat lebih
peka dengan lingkungan sekitar jika dihadapkan dengan situasi dan waktu yang
berbeda.
Dari segi etimologi, emosi berasal dari kata bahasa latin “movere”
yang berarti “menggerakkan, bergerak”. ini menunjukkan bahwa emosi itu
punya andil dalam mendorong manusia untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Jadi, emosi adalah pola reaksi kita terhadap suatu kejadian yang spesifik. Jadi
setiap ada kejadian tertentu yang cukup spesifik, setiap manusia cenderung akan
bereaksi sama. Contohnya, tiba-tiba mendengar suara keras otomatis akan
merasakan emosi kaget, atau ketika putus dengan pacar biasanya akan
merasakan emosi sedih. Meskipun semua orang cenderung punya emosi dan
reaksi yang cukup serupa bukan berarti perilaku yang di tampilkan ikut serupa
juga. Karena emosi juga dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan
budaya contohnya orang timur dan barat sebenarnya berbeda dalam
pengekspresian emosinya seperti dalam sebuah perayaan atau selebrasi
kemenangan. Orang barat mereka akan cenderung lebih individualis dalam
mengekspresikan emosinya mereka lebih merasa emosi bangga dengan
pencapaian diri sendiri, sedangkan orang timur sebaliknya.

Dibawah ini dijelaskan beberapa definisi emosi menurut beberapa tokoh:


a. Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psychology, emosi adalah
sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mancakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari
perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan,
perasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh
perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
b. Menurut Darwis (2006:18) mendefinisikan emosi sebagai suatu gejala
psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah
laku, serta mengejawantah dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan
secara psikofisik karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika
emosi bahagia meledak-ledak, ia secara psikis memberi kepuasan, tapi
secara fisiologis membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki terasa
ringan, juga tak terasa ketika berteriak puas kegirangan, Namun hal-hal
yang disebutkan ini tidak spesifik terjadi pada semua orang dalam seluruh
kesempatan. Kadangkala orang bahagia, tapi justru meneteskan air mata,
atau kesedihan yang sama tidak membawa kepedihan yang serupa.
c. Menurut M. Ali dan M. Asrori (2008: 62-63), emosi termasuk ke dalam
ranah afektif. Emosi banyak berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis lainnya,
seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran,dan kehendak. Individu akan
akan mampu melakukan pengamatan yang baik jika disertai dengan emosi
yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan yang positif
terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif pula.
Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atatu tanggapan negatif
terhadap sesuatu objek, jika disertai oleh emosi yang negatif terhadap objek
tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Emosi

Daniel Goleman (1995) Dalam M. Ali dan M. Asrori (2008:62-63)


mengidentifikasi sejumlah kelompok emosi , yaitu sebagai berikut:

a. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar,


jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan,
tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
b. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi.
c. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas,
perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan
pobia.
d. Kenikmatan, di dalamnya meliputi kebahagiaan, gembira, ringan puas, riang,
senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa
terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania.
e. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan,
kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
f. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan
mau muntah
h. Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal,
hina, aib, dan hati hancur lebur.
3. Fungsi Emosi

Berhubungan dengan fungsi emosi, Coleman dan Mammen (1974, dalam


Rakhmat, 1994) menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi :

a. Emosi adalah sebagai pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita


tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan
bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisai energi kita; marah
menggerakkan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk lari,
dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
b. Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Bagaimana keadaan diri kita
dapat diketahui dari emosi kita. Jika marah, kita mengetahui bahwa kita
dihambat atau diserang orang lain, sedih berarti kita kehilangan sesuatu
yang kita senangi, bahagia berarti memperoleh sesuatu yang kita senangi,
atau menghindar dari hal yang dibenci.
c. Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal,
tetapi juga membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Ungkapan
emosi dapat diketahui secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa
pembicaraan yang menyertakan seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih
hidup, dinamis, dan lebih menyenangkan.
d. Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita. Kita
mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat
walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita
memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to
move. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force (forsa
pengerak). Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berkaitan dengan faktor-faktor lain. Hal yang dapat mempengaruhi motif
disebut motivasi. Motovasi merupakan keadaan dalam diri individu atau
arganisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai


tiga aspek yaitu :

1. Keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan


bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani,karena keadaan
lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
Teori-teori motivasi

a. Teori psikoanalisis

Psikoanalisis merupakan metode untuk menangani ganguan mental


dan motivasi manusia. Teori ini berawal dari terbitnya buku Freud
Interpretation of Dreams dan kemudian berkembang secara bertahap.
Paparan lengkap tentang teori ini membutuhkan pembahasan panjang lebar
mengenai perubahan-perubahannya. Namun,saat ini cukup bagi kita untuk
membahas teori tersebut secara garis besar.

1.) Dorongan naluriah Freud yakin bahwa semua perilaku berasal


dari dua kelompok naluri yang bertentangan yaitu naluri
kehidupan, yang meningkatkan hidup dan pertumbuhan
seseorang, dan naluri kematian, yang mendorong kearah
kehancuran.
2.) Perilaku Yang Dapat Mengungkapkan Adanya Motif Tak Sadar
Meskipun para penulis dan para pakar filsafat telah lama
mengakui adanya kembali tak sadar terhadap tingkah laku
manusia, Freud merupakan orang pertama yang menaruh
perhatian terhadap peranaan penting motif tak sadar dalam
perilaku manusia. Dia menetapkan beberapa bentuk perilaku yang
dapat mengekspresikan motif tak sadar:
a.) Dalam mimpi, kita sering mengekspresikan impuls dan
keinginan tak sadar.
b.) Kesalahan pengucapan dan kelakuan tak sadar yang dapat
“membuka rahasia” dan mengungkapkan motif yang
tersembunyi.
c.) Gejala penyakit (terutama sakit mental) sering kali
muncul untuk memenuhi kebutuhan tak sadar.
b. Teori belajar sosial
Teori belajar sosial menekankan interaksi antara perilaku dan
lingkungan, yang memusatkan diri pada pola perilaku yang dikembangkan
individu untuk menguasai lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah.

1.) Belajar dari orang lain( VICARIOUS LAERNING)

Teori belajar sosial juga menekankan makna penting belajar


dari orang lain,atau belajar melalui observasi. Beberapa pola perilaku
dipelajari melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain dan
observasi terhadap akibat yang ditimbulkannya.

2.) Pengaturan diri (SELF-REGULATION)

Suatu perilaku tertentu menimbulkan akibat ekstelnal, tetapi


juga menimbulkan reaksi evaluasi diri.

c. Teori pengurangan dorongan

Cara lain untuk melihat motivasi adalah melalui konstruk dorongan


dan kebutuhan. Sebuah dorongan atau drive adalah keadaan tergugah yang
terjadi karena adanya kebutuhan fisiologis. Pada umumnya, para psikolog
menganggap bahwa kebutuhan sebagai sesuatu yang mendasari dorongan
kita. Anda mungkin memiliki kebutuhan akan air, dorongan yang
menyertainya adalah perasaan haus anda.

d. Teori penggugahan optimal

Pada awal abad ke-20, dua psikolog mendeskripsikan bahwa


penggugahan optimal memang ada. Dalam rumusan mereka dikenal sebagai
hukum YerkeDodson (Yerkes-Donson law) dinyatakan bahwa kinerja akan
muncul dalam kualitas terbaik ketika berada dalam kondisi menggugah
menengah, dan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.

2. Jenis-jenis Motivasi

Ada 3 jenis tingkatan motivasi:

a. Motivasi yang didasarkan pada ketakutan (fear motivation) sebagai


contoh seorang anak belajar karena takut dimarahi oleh orang tua nya.
b. Motivasi karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation)
sebagai contoh seorang pelajar yang belajar karena ingin mendapatkan
nilai yang bagus.
c. Motivasi yang didorong dalam diri (inner motivation) sebagai contoh
seorang pelajar yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dalam menuntut
ilmu.

3. Siklus Motivasi
Motivasi memiliki 3 komponen penting yang saling berhubungan erat satu
sama lain diantaranya:
a. Keadaan yang mendorong(kebutuhan), hal ini muncul pada diri manusia
ketika mereka merasa memiliki ketidak seimbangan atas apa yang
mereka dapatkan dengan apa yang mereka butuhkan.
b. Tingkah laku, untuk memenuhi ketidak seimbangan tersebut manusia
akan memiliki dorongan dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.
c. Tujuan, tingkah laku yang dilakukan seseorang mengarahkan pada
pencapaian tujuan itu sendiri.

4. Sumber-sumber motivasi
a. Motivasi intrinsic
Merupakan motif-motif yang timbul dari dalam diri seseorang
tersebut atas dorongan tertentu. Sebagai contoh keika kita minum saar
merasa haus.
b. Motivasi ekstrinsik
Merupakan motif-motif yang timbul atas dorongan dari luar diri
seseorang. Sebagai contoh malam ini Rina belajar karena besok pagi
akan diadakan ujian.
Dari pembahasan ini terdapat beberapa teori para ahli yang dapat
mendukung pemaparan diatas, diantaranya:

a. Teori Motivasi Herzberg (Teori dua faktor)


Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
b. Teori kebutuhan Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow, yang merupakan seorang psikologi
pada tahun 1943. Mengungkapkan jika 5 kebutuhan manusia tersebut
berdasarkan hirarkinya. Dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar
hingga mencapai kebutuhan yang paling tinggi. Hal-hal ini dibahas
dalam teori Hirarki Kebutuhan. Berikut ini 5 kebutuhan manusia yang
dibahas di dalamnya.
1) Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan manusia yang berupa makanan,
minuman, pakaian, udara, tempat tinggal, dan kebutuhan kebutuhan
lainnya yang digunakan untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang paling dasar.
2) Kebutuhan Keamanan, merupakan kebutuhan dari rasa aman akan
kekerasan fiisk ataupun psikis. Misalnya saja seperti lingkungan
yang bebas polusi, rasa aman dari kekerasan dan ancaman, dan
lainnya.
3) Kebutuhan Sosial, dalam hal ini kebutuhan untk mencintai dan
dicintai. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga tentunya
membutuhkan orang lain di dalam kehidupan mereka.
4) Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan ini biasanya ada setelah
kebutuhan fisiologis, sosial, dan keamanan sudah terpenuhi. Setiap
orang tentunya ingin diakui dan dihargai orang lain.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang
tertinggi. Biasanya kebutuhan ini merupakan kebutuhan seseorang
yang ingin memenuhi ambisi pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Abdul. 2010 . “Peran Motivasi Dalam Mengukir Prestasi”. Makalah.


Bandrus. Moh. Faktor-Faktor Pribadi Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia.

HM, Ely Manizar. 2016. Mengelola Kecerdasan Emosi. Jurnal Radenfatah.


Nadhiroh, Yahdinil Firda. 2015. Pengendalian Emosi : Kajian Religio-
Psikologis tentang Psikologi Manusia dalam Jurnal Saintifika Islamica Volume
2 No.1 (hlm. 54-62).
Nasruddin, Iman. Emosi dan Aspek. Jurnal Emosi dan implikasinya.
P, Emmanuela Felicia. 2017. Emosi Psikologi Umum. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai