Jurnal Analisis Standar Proses
Jurnal Analisis Standar Proses
Jurnal Analisis Standar Proses
MENENGAH PERTAMA
1
Pendahuluan Indonesia bukan perkara mudah. Sebagian
Pendidikan Indonesia dihadapkan pada sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan
berbagai tantangan, baik tantangan internal memiliki keterbatasan pemahaman dan
maupun tantangan eksternal. Tantangan keterampilan menerapkan standar. Dengan
internal adalah banyak sekolah yang belum bergulirnya kebijakan untuk menerapkan
memenuhi delapan Standar Nasional standar mutu sumber daya pendidikan tidak
Pendidikan (SNP). Sementara tantangan berkembang dengan sendirinya.
eksternalnya adalah globalisasi yang telah Salah satu bukti nyata direncanakan
merambah ke semua aspek kehidupan dan dilaksanakannya standar-standar tersebut
masyarakat, dan diberlakukannya dapat dilihat dari pelaksanaan proses
Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tahun pembelajaran. Kegiatan ini merupakan inti
2015, sehingga berimplikasi pada semakin dari pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh
terbukanya persaingan antar negara-negara karena itu, kegiatan pembelajaran harus
ASEAN. Saat ini data kualitas pendidikan dikelola dengan baik oleh pelaku pendidikan
Indonesia berada di urutan ke 109 dunia dari terutama guru. Pengelolaan dalam kegiatan
174 negara, sementara pada level Asia, pembelajaran disebut dengan manajemen
Indonesia berada pada urutan ke-17 dari 17 pembelajaran.
negara di bawah Vietnam (survei Political Standar proses pembelajaran
and Economic Risk Consultant (PERC)). merupakan salah satu standar yang selalu
Pada survei lain yang dilakukan oleh OECD dilakukan perbaikan dan peningkatan secara
(Organisation for Economic Co - operation berkelanjutan karena perannya yang sangat
and Development) pada tahun 2015, strategis dalam menjamin mutu pendidikan.
Indonesia menempati peringkat ke-69 dari Dalam hal ini, SMPN 1 Cisaat tidak hanya
76 negara. sekedar menyelenggarakan pembelajaran
Pemerintah Indonesia sesungguhnya saja, namun juga menjamin bahwa proses
telah menetapkan standar yang harus dicapai pembelajaran harus berkualitas. Kualitas
oleh sekolah untuk menjaminkan proses pembelajaran dinyatakan dalam
pelaksanaan di lapangan, yang meliputi bentuk pemenuhan dan pencapaian standar-
Standar kompetensi lulusan (SKL), standar standar dalam pembelajaran. Standar-standar
isi, standar proses, standar pendidik dan tersebut akan menjadi pedoman seluruh
tenaga kependidikan, standar pengelolaan, aktivitas proses pembelajaran, mulai dari
standar sarana dan prasarana, standar perencanaan, pelaksanaan dan monitoring
pembiayaan, dan standar penilaian. Pada /evaluasi. Pengembangan mutu pembelajaran
tingkat pelaksanaannya sekolah harus melalui serangkaian kegiatan yang tersistem
merencanakan dan melaksanakan standar- tersebut dilakukan untuk menjamin
standar tersebut agar mutu pendidikan dapat ketercapaian tujuan-tujuan kurikulum yang
ditingkatkan. telah ditetapkan.
Penerapan standar sebagai kondisi Dari pengertian tersebut ada beberapa
yang dinamis. Idealnya target yang hal yang perlu di garis bawahi. Pertama,
ditetapkan makin lama, makin tinggi. Dalam SNP yang berarti standar ini berlaku untuk
beberapa waktu belakangan ini masalah yang setiap lembaga pendidikan formal pada
sedang sekolah hadapi makin jelas. Ternyata, jenjang pendidikan tertentu dimanapun
menerapkan standar nasional pendidikan di pendidikan itu berada secara nasional.
2
Kedua, standar proses pendidikan berkaitan jawaban atau informasi yang dilakukan
dengan pelaksanaan pembelajaran, yang dengan memberi pertanyaan langsung
berarti dalam standar proses pendidikan responden berkaitan dengan 21 indikator
berisi tentang bagaimana seharusnya proses standar proses kepada pendidik dan tenaga
pembelajaran berlangsung. Ketiga, standar kependidikan di sekolah. 3) Dokumentasi,
proses diarahkan untuk mencapai standar dokumentasi digunakan untuk mencari data
kompetensi lulusan. melalui beberapa arsip dan dokumentasi,
Standar Proses untuk Satuan surat kabar, majalah, jurnal, buku, dan
Pendidikan Dasar dan Menengah benda-benda lainnya yang relevan.
merupakan salah satu acuan utama bagi Jenis data dalam penelitian ini adalah
satuan pendidikan dalam keseluruhan proses data primer dan data sekunder. Data primer
penyelenggaraan pembelajaran, mulai dari adalah data yang diperoleh langsung oleh
perencanaan proses pembelajaran, peneliti, yaitu data standar proses yang
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian diperoleh melalui observasi menggunakan
hasil pembelajaran dan pengawasan proses lembar Instrumen standar proses. Data
pembelajaran. Pemberlakuan standar proses sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
pada satuan pendidikan diharapkan dapat dari sumber yang sudah ada, yaitu
meningkatkan mutu lulusan dalam mencapai dokumentasi, data inventaris sekolah dan
standar kompetensi lulusan yang pada wawancara dengan pihak sekolah. Data
akhirnya mampu meningkatkan mutu dikumpulkan dengan teknik observasi dan
pendidikan. analisis dokumen.
Standar proses merupakan variabel Analisis data hasil observasi dilakukan
yang perlu diperhatikan untuk dapat dengan cara mengkompilasi dan
menghasilkan output yang memiliki kualitas menginterpretasikan secara kualitatif.
kompetitif. Maka dari itu sangat diperlukan Analisis data hasil wawancara diberi skor
terjadinya suatu proses pendidikan atau sehingga diperoleh skor total yang
pembelajaran yang optimal. Untuk menunjukkan tingkat ketercapaian indikator-
menjadikan proses pembelajaran tersebut indikator pada standar proses. Analisis data
optimal, diperlukan berbagai usaha untuk hasil pengumpulan dokumen dilakukan
perbaikan dan peningkatan, termasuk dengan untuk melengkapi hasil pengolahan data
melakukan penjaminan mutu proses observasi dan wawancara. Hasil analisis data
pembelajaran. secara keseluruhan akan dijadikan bahan
untuk menyusun kesimpulan dan
Metode Penelitian rekomendasi.
Metode yang digunakan dalam Instrumen memuat 21 butir
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pernyataan, masing-masing memiliki bobot
populasi pada penelitian ini adalah SMPN 1 butir yang berbeda-beda tergantung
Cisaat di Kabupaten Sukabumi. Teknik dukungannya terhadap pembelajaran
pengumpulan data menggunakan observasi, bermutu. Bobot butir pernyataan terendah
dokumentasi dan wawancara. adalah 1, dan bobot butir pernyataan
Dalam penelitian ini digunakan 3 tertinggi adalah 5. Definisi operasional bobot
teknik pengumpulan data, yaitu: 1) butir adalah:
Observasi, melakukan penelitian lapangan.
2) wawancara, yakni metode pengumpulan
3
a. Bobot 1 adalah bobot minimal untuk proses dan masalah serta tindak lanjut
mendukung fungsi butir dalam proses perbaikan capaian indikator Standar Proses
pembelajaran agar dapat berlangsung. sebagai berikut.
b. Bobot 2 adalah bobot yang mendukung 1. Profil Ketercapaian Indikator Standar
fungsi butir tersebut dalam proses Proses
pembelajaran yang layak. Gambar 1. Profil Ketercapaian Indikator
c. Bobot 3 adalah bobot yang mendukung Standar Proses
4
kenam yaitu menyangkut kualitas langkah pendahuluan, Model pembelajaran
pengelolaan kelas oleh guru. Seperti halnya yang sesuai dengan karakter siswa itu 91-100
disimpulkan oleh Dicke et al (2015) bahwa guru menggunakan model yang sesuai. Guru
kemampuan dalam pengelolaan kelas akan menggunakan metode pembelajaran sesuai
berpengaruh kepada kemampuan pedagogic dengan karakteristik siswa 91-100. Media
tenaga pendidikan pemula. Demikilan pula pembelajarannya pun 91-100 Guru
menurut Wolff (2017) menyimpulan bahwa menggunakan media yang sesuai. Sumber
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas belajar yang sesuai dengan karakteristik
mempengaruhi perlaku dan disiplin peserta sisiwa dan mata pelajaran mencapai 91-100.
didik. Berkaitan dengan upaya meningkatkan Dalam pendekatan pembelajaran sesuai
kemampuan pengelolaan kelas, Piwowar et dengan karakteristik siswa, lalu guru
al (2013) memberikan solusi bahwa untuk bersama siswa dalam mengakhiri
meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran itu melalukan 4 langkah-
kelas diperlukan pelatihan khusus. langkah penutup. Guru juga menggunakan
Berdasarkan hasil analisis data dan pendekatan penialaian autentik dalam
beberapa hasil penelitian tentang jumlah penilaian proses pembelajaran. Guru juga
peserta didik dalam kelas dan pengelolaan memanfaatkan penilaian autentik dalam
kelas, maka dapat dilakukan upaya-upaya merencanakan program remidial, pengayaan,
yang berkaitan dengan kebijakan maupun pelayanan, konseling, perbaikan proses
teknik pedagogic. Jumlah peserta didik pembelajaran.
dalam satu kelas (rombongan belajar) Berdasarkan perbandingan dan analisis
hendaknya dibatasi, yaitu maksinal 32. hasil penelitian yang telah dilakukan pada
Jumlah peserta didik dalam satu kelas sangat SMPN 1 Cisaat dan penelitian sejenis maka
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan diperoleh informasi tentang kelemahan yang
pembelajaran dan hasil belajar. Demikian dialami oleh beberapa SMP, yaitu guru
pula untuk meningktakan kemampuan merasa kesulitan dalam merancang
pengelolaan kelas, setiap tenaga pendidik pembelajaran aktif bagi peserta didik, guru
harus mendapatkan pelatihan khusus. merasa kesulitan dalam menentukan metode
Profil ketercapaian 21 (duapuluh satu) yang tepat sesuai dengan karakteristik
indikator standar proses dapat ditunjukkan peserta didik, guru merasa kurang mampu
melakui hasil wawancara bersama Wakasek menginovasikan media pembelajaran.
Kurikulum di SMPN 1 Cisaat memberikan Untuk membantu ketercapaian peroleh
keterangan terkait ketercapain indikator Standar Proses keikutsertaan guru-guru
yakni SMPN 1 Cisaat selalu memuat 9 dalam wadah MGMP, dan kemampuan guru
komponen dalam silabus lalu 100% beliau menerjemahkan satuan kurikulum ke dalam
mengaskan bahwa mata pelajaran memakai proses pembelajaran kepada peserta didik
RPP dan Silabus secara lengkap dan secara aplikatif. maka dapat diketahui bahwa
sistematis, sesuai dengan 4 ketentuan dalam penerapan standar proses yang sesuai dengan
mengalokasikan waktu dan beban mekanisme peraturan perundangan-
belajar.Mengenai buku teks pelajaran, proses undangan dalam sistem pendidikan nasional
pembelajaran 100% menggunakan buku adalah tercapainya proses pembelajaran yang
teks. efektif, efisien dan berkualitas.
Untuk pembelajaran di SMPN 1 Cisaat 2. Komposisi Kualifikasi Standar Proses
selalu memakai langkah-langkah dengan 5
5
Adapun komposisi kualifikasi standar kebiasaan. Indikator yang belum optimal
sarana dan prasarana dapat ditunjukkan dicapai dalam penelitian ini adalah indikator
dengan diagram grafik berikut : kesebelas yaitu menyangkut kualifikasi
rombongan belajar halnya disimpulkan oleh
Komposisi Kualifikasi dari Reski (2016), bahwa prestasi kerja guru yang
Standar Proses baik akan membawa pengaruh pada proses
B D
belajar mengajar di sekolah dan prestasi
5% 5% peserta didik di sekolah. Tidak optimalnya
prestasi kerja guru disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu Kualifikasi
pendidikan.pengalaman kerja dan disiplin
A kerja. Demikian pula Oyama (2015) kriteria
90%
guru penentu yang memiliki faktor paling
A B C D E besar dan kemudian di buat suatu sistem
pendukung keputusan untuk menentukan
Berdasarkan deskripsi data pada
penerima beasiswa dengan
Gambar 2, maka pembahasannya bahwa,
metode Analytical Hierarchy Process.
SMPN 1 Cisaat melaksanakan proses
Proses pembelajaran, mulai dari
pembelajaran dengan jumlah siswa
perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
rombongan itu tidak mencapai kualifikasi 32
pengawasan, kegiatan tindak lanjut serta
orang tetapi maksimalnya 38 orang
faktor pendukung dan penghambat
alasannya karena membuldaknya peminat
pembelajaran merupakan aspek terpenting
masuk ke SMPN 1 Cisaat sehingga adanya
dalam penyelenggaraan pendidikan di
kebijakan-kebijakan dari Dinas untuk
sekolah. Itulah sebabnya mutu pendidikan di
memberikan siswa tambahan sampai
sekolah dapat diukur dari aspek ini. Pertama,
maksimal 38 orang siswa.
menyangkut efektivitas perencanaan
Indikator yang belum optimal dicapai
pembelajaran menyangkut silabus maupun
dalam penelitian ini adalah indikator keenam
RPP pada SMPN tersebut, bahwasanya
yaitu menyangkut kualifikasi rombongan
perencanaan merupakan salah satu tahapan
belajar halnya disimpulkan oleh Barliana
penting dalam sistem pembelajaran.
(2017) Kebijakan untuk meningkatkan rasio
3. Alternatif Solusi Untuk Menjawab
jumlah siswa perlu didukung oleh kebijakan
Tantangan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
guru, infrastruktur, diversifikasi
dikemukakan diatas diketahui bahwa
keterampilan dan penyerapan lulusan di
keterlaksanan standar proses ikut
pasar kerja. Demikian pula Fahmi (2017)
dipengaruhi oleh perencanaan program
Pengamatan perilaku untuk memperoleh data
pengajaran yang memadai dan utuh.
karakteristik siswa yang menjadi acuan
Keutuhan program pengajaran tampak jelas
dalam penyusunan konsep desain interior
dari tersedianya Intrumen perangkat
ruang pembelajaran.
pembelajaran guru. Perangkat pembelajaran
Dalam pengelolaan kelas yang baik
dalam hal ini merupakan pedoman teknis
yang melakukan 10-11 kriteria karena ada
untuk pencapaian tujuan program pengajaran
salah satu guru yang belum bisa
kepada peserta didik di kelas. Oleh karena
bersosialisasi dan belum menjadi suatu
itu, penyusunan program pengajaran mutlak
6
dilakukan guru pada saat akan melaksanakan Djohar, Pengembangan Pendidikan
tugas pokok dan fungsi utamanya. Nasional Menyongsong Masa Depan
Berpijak pada temuan penelitian Yogyakarta : Grafika Indah, 2006.
sebagaimana telah dikemukakan, dapat Dicke, Theresa, Jill Elling, Annett Schmeck,
diketahui bahwa penerapan standar proses and Detlev Leutner. "Reducing reality
yang sesuai dengan mekanisme peraturan shock: The effects of classroom
perundangan-undangan dalam sistem management skills training on
pendidikan nasional adalah tercapainya beginning teachers." Teaching and
proses pembelajaran yang efektif, efisien dan Teacher Education 48 (2015): 1-12.
berkualitas. Efektif dalam arti mampu Fahmi, Erwin Feisal, Jenny Ernawati, and
memanfaatkan potensi sumber daya manusia Rinawati P. Handajani. "Kriteria
dan sarana prasarana yang tersedia di Interior Ruang Pembelajaran Siswa
sekolah secara tepat guna, efisien dalam SDLB-C Yang sesuai dengan
makna mampu meminimalisir kelemahan Karakteristik Siswa Tunagrahita
yang dimiliki menjadi kekuatan pendorong Ringan (Studi Kasus SDLB Pembina
dalam optimalisasi proses pembelajaran, Tingkat Nasional Bagian C
serta berkualitas dalam arti memampukan Malang)." Jurnal Mahasiswa Jurusan
peserta didik memperoleh prestasi belajar Arsitektur 5, no. 4 (2017).
yang baik. Menteri Pendidikan Nasional Republik
Simpulan Indonesia. Peraturan Menteri
Berdasarkan temuan tersebut, maka Pendidikan Nasional Republik
disarankan bagi kepala sekolah sebaiknya Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
menyelenggarakan pengawasan dan evaluasi tentang Standar Proses untuk Satuan
pembelajaran secara rutin, dengan Pendidikan Dasar dan menengah
perencanaan dan pemetaan terlebih dahulu, (2007).
sehingga dapat meningkatkan peran guru Nyoman Dantes, Supervisi Akademik dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Kepala Kaitannya dengan Penjaminan Mutu
sekolah perlu menyelenggarakan pelatihan Pendidikan. Makalah disampaikan
dan diskusi rutin untuk perbaikan pada Workshop Penjaminan Mutu para
pembelajaran agar guru dapat menyelesaikan Kepala Sekolah se Kabupaten
permasalahan ketika proses pembelajaran Karangasem, 28 Oktober 2008.
berlangsung. Bagi guru diharapkan secara Oyama, Sunggito, Ernawati Ernawati, and
rutin dapat mengevaluasi perencanaan Paulus Mudjihartono. "Analisis
pembelajaran yang disesuaikan dengan Kriteria Sistem Pendukung Keputusan
kondisi peserta didik dan karakterisktik Beasiswa Belajar Bagi Guru
materi pelajaran. Menggunakan Metode Analytic
Hierarchy Process (AHP)." Jurnal
Daftar Pustaka Dinamika Informatika 5, no. 1 (2015).
Arikunto, S. Prosedur penelitian: suatu Sugiyono. Metode penelitian pendidikan
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
Cipta, 2010. R & D. Bandung: Alfabeta, 2014.
BBC, Ranking Pendidikan Dunia Tahun Sule, Samuel Sardauna. "Effects Of
(2015). Diakses tanggal 20 Februari Assignment And Class Size On
2019 pukul 10:26. Secondary School Students’
7
achievement In Mathematics." ATBU
Journal of Science, Technology and
Education 4, no. 2 (2016): 9-16.
Sill Desta, Tinjauan Segi Kualitas dan
Kuantitas Problematika Pendidikan di
Indonesia. Diakses tanggal 20 Februari
2019 pukul 10:08.
Time, Prime. "Star,(2003). State wide class
size studies." Review of Educational
Research 73: 321-368.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Jakarta: Kencana, 2001.
Wolff, Charlotte E., Halszka Jarodzka, and
Henny PA Boshuizen. "See and tell:
Differences between expert and novice
teachers’ interpretations of problematic
classroom management events."
Teaching and Teacher Education 66
(2017): 295-308.