Makalah Audit Sektor Publik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Audit Sektor Publik ” Survei Awal Karakter
Industri/Bidang/Organisasi yang Akan Di Audit”
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan Survei Awal Karakter
Industri/Bidang/Organisasi yang Akan Di Audit.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari seluruh pihak selalu penulis harapkan
untuk penyempurnaan penulisan ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang berperan
dalam penyusunan makalah ini.

Kupang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompleksitas operasi yang terdapat paa suatu organisasi saat ini mungkin sulit dan
membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap dapat mengetahui
kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemeudian
mereka ketahuipada saat audit telah selesai. Survei awal dapat menjadi terbaik bagi auditor
untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk kesuksesan
audit.
Walaupun survei awal dapat menjadi saranayang baik untuk menganalisis karyawan dan
sistem, namun bisa juga sebuah “pencarian yang tidak beraturan”. Audior internal harus
memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survei awal bisa produktif. Survei
awal yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat
akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi sangat
tergantung pada survei. Jika survei awal direncanakan an dilaksanakan dengan baik, maka
survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang
efektif, melainkan juga menjadi penetu keberhasilan audit.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana survei awal karakter industri/bidang/organisasi yang akan diaudit?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui survei awal karakter industri/bidang/organisasi yang akan diaudit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI SURVEI AWAL KARAKTER INDUSTRI/ BIDANG/ ORGANISASI YANG


AKAN DIAUDIT
1. Karakter Industri/ Bidang/ Organisasi Sektor Publik
Standar pemeriksaan mensyaratkan pemeriksa untuk memperoleh pemahaman
mengenani entitas yang diperiksa dan melakukan komunikasi dengan entitas yang
diperiksa. Standar pemeriksaan memberi kesempatan untuk memperluas pihak yang
akan diajak berkomunikasi tentang hal yang bekaitan dengan informasi tertentu
selama perencanaan pemeriksaan, termaksud kemungkinan adanya pembatasan dalam
pelaporan, untuk mengurangi risiko salah interpretasi atas laporan hasil pemeriksaan.
Oleh karena itu, pemeriksa diharapkan mampu menggunakan pertimbangan
profesionalnya untuk menentukan bentuk, isi, dan intensitas komunikasi.
Pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang karakter industri/ bidang/
organisasi sektor publik harus dimiliki oleh auditor. Dengan pemahaman dan
pengetahuan yang cukup akan karakter industri/ bidang/ organisasi, maka dengan
sendirinya auditor dapat dengan mudah memahami peristiwa-peristiwa, transaksi-
transaksi, dan praktik-praktik yang dapat berpengaruh secara signifikan pada laporan
organisasi sektor publik.
Berikut disampaikan beberapa contoh bagaimana pemahaman atas bisnis dan
aktivitas operaional untuk memastikan mutu yang tinggi atas jasa yang diberikan
kepada klien
a. Mengembangkan harapan atas laporan keuangan
Mengembangkan harapan atas laporan keuangan (developing expectation
of financial statement) melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja bisnis
untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Kesadaran terhadap kecendrungan dan faktor-faktor persaingan
membantu auditor dalam mengembangkan harapan atas laporan keuangan dan
untuk mengevaluasi risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
b. Pengaruh industri terhadap sistem informasi
Pemahaman atas bisnis dan industri atau jika di dalam organisasi sektor
publik adalah kegiatan operasional organisasi tersebut akan membantu seorang
auditor memahami masalah-masalah sistem informasi yang penting bagi seorang
klien. Selanjutnya, auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila
sistem indormasi dan pengendalian internal perusahaan atau organisasi sektor
publik berbeda dari praktik pada umumnya.
c. Mengevalusi kelayakan estimasi akuntansi
Banyak elemen dalam laporan keuangan mencakup estimasi akuntansi
yang berkaitan dengan kinerja bisnis atau aktivitas utama organisasi sektor publik.
Penegtahuan tentang bisnis dan industri atau aktivitas utama dari organisasi sektor
publik akan membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi
serta representasi manajemen. Akan sangat sulit sekali untuk mengevaluasi aspek
laporan keuangan yang lebih bersifat subjektif tanpa memahami penggerak
ekonomi yang mendasari organisasi sektor publik.
d. Dasar untuk jasa bernilai tambah
Beberapa anggota tim audit bisanya memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang sifnifikan dalam melaksanakan audit di organisasi sektor publik serta
memahami sumber daya dan proses inti yang diperlukan agar organisasi dapat
berperan dengan baik. Pemahaman ini sangat membantu dalam menilai kelayakan
laporan keuangan. Selain itu juga pengetahuan ini juga membuat auditor mampu
memberikan bantuan yang bernilai bagi manajemen dan dewan direksi misalnya
dalam menenukan pantauan ukuran kinerja dan dukungan sistem informasi
terhadap manajemen.
2. Tujuan Survei Awal
Tujuan survei awal adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran umum
auditan. Perolehan informasi dan gambaran umum auditan akan memberikan manfaat
berupa pemahaman yang lebih mendalam mengenai dasar hukum/ peraturan yang
berlaku, masalah-masalah keuangan dan informasi di lapangan yang lain, dan
masalah-masalah yang belum terpecahkan. Kegiatan yang dilakukan dalam survei
awal ini adalah memperoleh, menelaah, dan mendokumentasikan informasi dasar
auditan melalui berbagai teknik pelaksanaan.
Dari survai awal ini auditor akan berupaya untuk memperoleh informasi yang
akurat tentang lingkungan organisasi yang akan diaudit, terutama berkaitan dengan
struktur dan operasi organisasi, lingkungan manajemen organisasi, serta kebijakan,
standar dan prosedur kerja. Informasi mengenai ketiga hal tersebut dapat membantu
auditor dalam menentukan langkah perencanaan audit berikutnya, yaitu:
a. Menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail
b. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk hal-hal yang bersifat
material
c. Mendesain langkah-langkah audit secara efisien dan menghindari
kesalahan.
3. Objek Survei Awal
Agar proses audit menjadi suatu bagian yang dapat dipahami, suatu definisi atas
objek audit sektor publik, diperlikan. Auditor sektor publik sangat berkepentingan
dengan aktivitas entitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini merupakan
perhatian utama auditor sektor publik selama pelaksanaan pekerjaan audit.
Objek audit lainya adalah pengorganisasian entitas. Pengorganisasian di sini
meliputi du aspek yaitu bagaimana hubungan eksternal dan hubungan internal yang
ada dalam organisasi. Dalam aspek hubungan eksternal, auditor harus familiar dengan
klien-klien organisasi. Lebih dari itu, auditor harus mengetahui perbedaan dan
persamaan antara entitas yang menjadi klienya dengan entitas-entitas lainya. Auditor
juga harus mengetahui aspek-aspek yang menjadi keunikan organisasi.
Aspek hubungan internal suatu organisasi, atau dapat juga disebut sebagai
struktur organisasi, juga menjadi perhatian utama auditor. Struktur organisasi adalah
divisi kerja dalam organisasi dan orang-orang yang melakukan pekerjaan dalam divisi
tersebut. Kelemahan dalam struktur organisasi internal dapat meneybabkan terjadinya
perekaman akuntansi yang tidak tepat, menyesatkan, dan mungkin menimbulkan
kecurangan.
Aspek yang menjadi objek survei awal dari klien dapat berupa bidang usaha
klien, status hukum perusahaan, kebujakan akuntansi, neraca komparatif dan
perbandingan penjualan, laba/rugi tahun lalu dan sekarang, kontak klien,
permasalahan akuntansi, audit, dan perpajakan yang ada di lapangan. Aspek-aspek
dari klien tersebut dapat menjadi objek survei awal tim audit guna memperoleh
informasi dan gambaran umum mengenai auditan.
4. Kertas Kerja Survei Awal
Kertas kerja survei awal digunakan sebagai alat bantu bagi auditor saat
melakukan persiapan survei awal, merekam semua informasi yang dikumpulkan, dan
menyiapkan pengelolaan data atau informasi yang telah terkumpul. Kertas kerja
survei awal memuat informasi tentang rencana kerja auditor, seperti berikut ini:
a) Nama staf, meliputi:
 Nama partner
 Nama manajer
 Nama supervisior
 Nama senior
 Nama junior
b) Waktu pemeriksaan, informasi yang berkaitan dengan waktu pemeriksaan
yang disajikan dalam kertas kerja survei awal dapat berupa:
 Waktu dimulai pemeriksaan
 Lama waktu pemeriksaan
 Deadline (selesai kapan, dikirim kemana, ampainya kapan, kepada
siapa laporan itu dikirim)
 Anggaran (jumlah jam kerja dan biaya audit)
c) Jenis jasa yang diberikan
General audit, special audit, bantuan administrasi, menyusun neraca/ laba
rugi, perpajakan.
d) Bantuan yang dapat diberikan klien
 Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
 Membuat skedul:
 Aging schedule
 Rincian harga tetap
 Rincian utang dan piutang
 Rincian biaya yang masih harus dibayar

e) Jadwal kegiatan
 Jadwal kerja per bulan
 Siapa yang mengerjakan
 Berapa jam waktu yang dibutuhkan
f) Bagian penutup
Pada bagian akhir perlu dicantumkan:
 Dibuat oleh:
 Di-review oleh:
 Disetujui oleh: (harus disetujui oleh mitra)
1) Regulasi yang terkait
Regulasi yang berkaitan dengan survei awal karakter industri saat
pelaksanaan audit adalah regulasi tentang tim audit dan kebijakan audit. Regulasi
tentang tim audit akan memperjelas nama-nama yang akan melakukan survei
awal/ pemeriksaan awal terhadap entitas. Sedangkan regulasi tentang kebijakan
audit akan berkaitan dengan lingkup survei awal yang akan dilakukan
berdasarkan kebijakan audit tersebut.
Regulasi mengenai organisasi yang akan diaudit juga perlu menjadi
perhatian bagi tim auditor. Regulasi dari organisasi yang akan diaudit daoat
digunakan sebagai bahan pertimbangan saat menguji kepatuhan organisasi
terhadap regulasi yang berlaku bagi organisasi yang bersangkutan. Regulasi
survei awal audit dapat diatur dalam undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri keuangan, dan lainya.
Di Indonesia, regulasi lain yang menjadi dasar saat melakukan survei awal
karakter industri organisasi sektor publik yang akan diaudit adalah peraturan BPK
RI No.1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Proses
pemeriksaan harus sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara,
termaksud didalamnya adalah saat survei awal karakter industri/ organisasi yang
hendak diaudit.
2) Dokumen pelaporan dan perencanaan dari organisasi yang akan diaudit
Dokumen pelaporan dan perencanaan dari organisasi yang akan diaudit
dapat memberikan banyak informasi dan gambaran bagi tim audit tentang
organisasi yang akan diaudit. Berbagai informasi keuangan, sumber daya yang
tersedia, potensi, aktivitas operasi, prosedur, kebijakan dan permasalahan
organisasi sektor publik yang akan diaudit dapat diperoleh atau terungkap dari
dokumen pelaporan dan perencanaan dari organisasi yang bersangkutan.
Dokumen yang perlu dikumpulkan agar tim audit dapat memperoleh informasi
dan gambaran yang lengkap mengenai kondisi organisasi yang akan diaudit,
antara lain:
a. Laporan keuangan dan kinerja tahun yang akan diaudit dan tahun
sebelumnya
b. Laporan audit tahun lalu
c. Kertas kerja audit tahun sebelumya
d. Dokumen sistem akuntansi dan kebijakan akuntansinya
e. Dokumen sumber daya yang tersedia bagi organisasi sektor publik
f. Dokumen perencanaan organisasi untuk tahun sebelum, saat dan setelah
audit dilakukan
g. Dokumen publikasi lain yang dikeluarkan organisasi seperti buku teks
dan majalah organisasi yang bersangkutan.
3) Laporan industri atau bidang organisasi yang akan diaudit
Laporan indutri atau bidang organisasi yang akan diaudit merupakan salah
satu sumber informasi penting bagi tim auditor dalam rangka meperoleh
gambaran dan pemahaman yang utuh mengenai kondisi organisasi yang
sesungguhnya. Tim auditor sebisa mungkin memperoleh laporan yang diterbitkan
oleh organisasi yang akan diaudit, baik laporan keuangan, kinerja ataupun bentuk
laporan khusus organisasi yang lainya yang berhubungan dengan tujuan audit.
Dari laporan industri tau bidang organisasi yang akan diaudit tersebut dapat
dilakukan analisis dalam kaitanya dengan tujuan pelaksanaan audit tersebut.
4) Kompilasi analisis dan interpretasi regulasi, dokumen dan laporan
Regulasi, dokumen-dokumen organisasi, hasil pengamatan dan laporan-
laporan organisasi yang telah dikumpulkan oleh tim audit kemudian akan
dilakukan interpretasi dan analisis. Proses interpretasi dan analisis akan
menentukan adanya ketidaksesuaian yang akan dilaporkan atau ditindaklanjuti.
Hasil interpretasi dan analisis masing-masing regulasi, dokumen dan laporan
selanjutnya dikompilasi atau dihimpun menjadi sebuah kerangka awal untuk
melaksanakan proses audit. Kerangka awal inilah yang menjadi dasar untuk
melakukan tahapan berikutnya.
5) Daftar pertanyaan wawancara
Daftar pertanyaan wawancara dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pertanyaan terbuka (open-ended)
Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang
diwawancarai untuk menanggapi. Mereka terbuka dan bebas menjawab.
Jawaban dapat berupaa dua kata atau dua paragraf.
b. Pertanyaan tertutup ( close-endded)
Pertanyaan tertutup membatasi jawaban orang yang diwawancarai.
Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam ujian.
Responden diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak
punya kesempatan menulis tanggapan responden sendiri.
Jenis pertanyaan tertutup khusus lainya adalah pertanyaan dua
pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya
memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti “ya”
atau “tidak”, “benar” atau “salah”, “setuju” atau “tidak setuju”.
6) Beberapa struktur dalam wawancara
a. Struktur piramida
Dengan menggunakan bentuk ini, pihak yang bertanya mulai
menanyakan pertanyaan-pertanyaan mendetail, biasanya berupa
pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan
mengajukan peranyaan-pertanyaan terbuka dan membuka jawaban-
jawaban yang lebih umum.
b. Struktur corong
Struktur ini memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan
umum dan terbuka, lalu membatasi jawaban dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup.

c. Struktur berbentuk wajik


Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus, kemudian
menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan
yang sangat spesifik
B. SISTEM PELAKSANAAN SURVEI AWAL KARAKTER INDUSTRI/ BIDANG/
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Survei pendahuluan merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi (tanpa
melakukan verifikasi secara rinci) mengenai bagian atau fungsi yang akan diaudit dengan
tujuan untuk:
1. Lebih memahami aktifitas klien
2. Mengidentifikasi area/ bidang yang memerlukan penekanan khusus dalam audit
3. Memperoleh informasi awal sebagai bahan untuk melaksanakan pekerjaan
lapangan (field work)
4. Menentukan apakah perlu melakukan audit lebih lanjut
Dengan kata lain, survei pendahuluan berguna untuk memahami lebih baik
mengenai tujuan, proses, risiko dan pengendalian dari bagian/ fungsi yang akan diaudit.
Dalam pelaksanaanya, survei pendahuluan meliputi langkah/ kegiatan pokok, yaitu:
1. Penyelidikan awal
Penyelidikan awal meliputi kegiatan review atas kertas kerja audit
terdahulu. Temuan audit sebelumnya (yang relevan), bagan organisasi, dokumen
permanen, dan dokumen lain yang dapat membantu auditor dalam memahami
bagian/ fungsi yang diaudit.
2. Pertemuan terbuka dengan manajemen klien
Kegiatan tersebut bertujuan untuk (1) menyampaikan informasi bagaimana
audit akan dilakukan; (2) mendapatkan jawaban dalam bentuk kerja sama; (3)
memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, dan ; (4)
membangun kredibilitas auditor. Dalam pertemuan tersebut, auditor tidak
membicarakan prosedur audit dengan klien, melainkan hanya membicarakan
prosedur audit dengan klien, melainkan hanya membicarakan jenis-jenis dokumen
yang akan direview, pegawai yang akan diwawancara, kegiatan/ fasilitas yang
akan diobservasi, dan jika diperlukan beberapa teknik audit yang bersifat umum.
3. Penelaahan atas dokumen yang ada pada klien
Sekalipun auditor dapat memperoleh informasi dari dokumen resmi pada
tahap awal penyelidikan, mempelajari dokumen tambahan lainya tetap diperlukan
untuk memperoleh informasi yang telah dimutakhirkan yang mengindikasikan
adanya perubahan-perubahan pada bagian/ fungsi yang akan diaudit. Dalam hal ini
auditor harus mempelajari dokumen yang mendeskripsikan kebijakan dan
prosedur yang sedang berjalan/ dilaksanakan, bagan organisasi, bagan arus
operasi, deskripsi dan spesifikasi pekerjaan/ tugas, laporan kinerja, dan regulasi
pemerintah yang relevan.
4. Observasi
Observasi pada survei pendahuluan terdiri atas:
a. Pengamatan lapangan yang diarahkan kepada fasilitas, peralatan, pegawai dan
operasi/kegiatan dilakukan secara singkat/ selintas dan bersifat umum dengan
tujuan untuk memperoleh ggambaran mengenai objek yang diamatinya.
Manajemen klien biasanya akan mengiringi/ mendampingi auditor dan
memberikan penjelasan secara umum mengenai objek yang diamati.
b. Review atas kegiatan tertentu secara bertahap dari awal sampai akhir (walk-
throughs). Bentuk observasi tersebut biasanya dilakukan pada operasi yang
bersifat kompleks dan berguna untuk mengetahui secara komprehensif (a)
bagaimana program/ aktivitas dilaksanakan; (b) manfaat/ guna dari setiap
tahapan proses/ kegiatan; (c) hasil dari proses/ kegiatan dalam kerangka
pencapaian tujuan organisasional, (d) kekuatan dan kelemahan pengendalian.
5. Penyiapan bagan arus
Kegiatan tersebut merupakan langkah yang penting untuk mendeskripsikan
klien secara komprehensif dalam bentuk analisis visual.
6. Review analitis
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio dan
kecendrungan atas data keuangan dan membandingkanya dengan data periode
sebelumnya atau dengan rata-rata industri, atau dengan kriteria lain yang relevan.
Tujuan dilakukanya review analitis adalah untuk:
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai operasi klien dalam
bentuk kuantitatif.
b. Menandai variasi dan kecendrungan yang signifikan.
c. Memperoleh petunjuk mengenai area spesifik yang mengandung potensi
masalah.
d. Mengarahkan audit pada area yang perlu mendapatkan perhatian khusus
dan memiliki tingkat risiko yang tinggi.
7. Pembuatan laporan/ risalah survei
Laporan/ risalah survei pendahuluan berisi mengenai informasi yang
menunjukan identifikasi mengenai;
a. Persolan/ masalah yang harus ditindaklanjuti dengan melakukan
pekerjaan lapangan guna memecahkan persoalan/ masalah tersebut.
Informasi yang terkandung di dalamnya merupakan bahan untuk
menyusun/ mengembangkan program audit.
b. Informasi mengenai temuan audit yang dapat ditindaklanjuti oleh
manajemen meskipun pengujian substantif belum dilakukan. Informasi
demikian umumnya diringkas dan dibicarakan dengan manajemen klien,
dan bila manajemen klien menganggap bahwa berdasarkan informasi
tersebut suatu perbaikan/ penyempurnaan dapat langsung dilakukan,
maka auditor menyusun laporan yang berkenaan dengan hal tersebut.
c. Informasi mengenai estimasi waktu dan sumber daya (staf auditor dan
anggaran) yang diperlukan bila pekerjaan lapangan harus dilakukan.
Selama survei pendahuluan, auditor harus mengumpulkan informasi esensial yang
umumnya diklasifikasikan berdasarkan fungsi manajemen, yaitu:
1. Informasi yang berkenaan dengan perencanaan:
a. Tujuan suatu aktivitas/ bagian, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangka panjang.
b. Kebijakan, petunjuk/ instruksi, prosedur.
c. Anggaran.
d. Progrram/ proyek/ penelitian khusus yang akan dilaksanakan.
e. Perencanaan khusus yang sedang dilaksanakan.
f. Gagasan penyempurnaan yang belum dikembangkan operasionalisasinya.
g. Mekanisme penetapan tujuan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan
atau membantu penetapan tujuan organisasi.
2. Informasi yang berkenaan dengan pengorganisasian:
a. Bagan/ struktur organisasi.
b. Deskripsi dan spesialisasi pekerjaan.
c. Hubungan kerja diantara bagian-bagian organisasi.
d. Lay out fasilitas, penempatan dan catatan aktiva berikut kondisinya.
e. Perubahan organisasional yang dilakukan.
f. Lokasi dan fungsi ruang (terutama kantor) berikut ukuranya/ luas bidang.
3. Informasi yang berkenaan dengan pengarahan/ pengaturan:
a. Instruksi operasi kepada pegawai berikut informasi mengenai apakah
instruksi tersebut jelas dan dapat dipahami.
b. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab.
c. Retriksi kemampuan organisasional dalam peenetapan tugas.
4. Informasi yang berkenaan dengan pengendalian:
a. Standar, dan pedoman kinerja.
b. Signal/ tanda-tanda yang mengindikasikan adanya pemborosan, kemewahan,
pekerjaan yang belum diselesaikan, kelebihan peralatan atau bahan baku,
pegawai yang menganggur, perbaikan atau pengerjaan kembali yang
signifikan, limbah yang berlebihan, dan kondisi kerja yang buuk.
c. Laporan keuangan dengan fokus identtifikasi kecendrungan, perbandingan
anggaran dan realisasinya, kemajuan yang mempertimbangkan batas waktu
dan biaya, serta peningkatan atau penurunan produktivitas.
d. Aktivitas dan prosedur yang bersifat khusus seperti penyerahan/ pemberian
kontrak, penilaian aplikasi pinjaman/ utang berikut mekanisme
persetujuanya, penjualan aktiva organisasi, penggunaan jasa leasing/
pebiayaan aktiva, dan dengar pendapat dengan pegawai.

Selanjutnya, dalam penyususnan program audit (untuk program audit individual)


auditor harus memfokuskan perhatianya terhadap informasi yang menandakan adanya
masalah atau potensi masalah, yaitu:

1. Duplikasi pekerjaan/ usaha, dan duplikasi catatan.


2. Pembelian/ pembelanjaan yang tidak dianggarkan.
3. Pertanggungjawaban yang tidak diterima atas tugas yang telah ditetapkan.
4. Pekerjaan/ aktivitas yang tidak diotorisasi.
5. Pengendalian yang tidak dilaksanakan atas suatu pekerjaan/ aktivitas.
6. Pola organisasi yang tidak praktis dan manajemennya bergaya mewah (dalam
mengelola organisasi).
7. Pegawai yang tidak memiliki latar belakang pendidikan, keahlian, dan tidak
pernah mengikuti diklat sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukanya.
8. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya yang tidak efektif
9. Catatan dan laporan yang jarang dikonsultasikan dan tujuanya tidak jelas,
pelaporan yang tidak diperlukan, atau tembusan laporan yang tidak perlu.
10. Pekerjaan yang belum diselesaikan dengan volume yang berlebihan.
11. Standar dan anggaran yang digunakan sebagai pedoman kerja.
12. Instruksi yang tidak jelas.
13. Keberatan yang diajukan oleh masyarakat, rendahnya kualitas bahan atau
pelayanan, lamanya waktu pelayanan.
14. Biaya perbaikan atau pengerjaan kembali yang berlebihan.
C. SIKLUS PELAKSANAAN SURVEI AWAL KARAKTER INDUSTRI/ BIDANG/
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
1. Persiapan Instrumen Survei
Pada tahap persiapan instrumen survei, tim audit mempersiapkan berbagai
perlengkapan dan peralatan, jenis informasi yang ingin diperoleh dari kegiatan survei,
teknik survei dan personil yang bertugas melakukan survei. Perumusan tujuan survei
dan penyusunan langkah kerja survei dilakukan pada tahap pra survei oleh tim audit.
Pada tahap ini koordinasi dengan entitas auditan harus dilakukan agar tujuan survei
dapat tercapai secara maksimal.
Beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada saat survei awal
karakter industri meliputi angket, kuesioner, wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Data yang sudah diperoleh tersebut kemudian dicatat dan disajikan
dalam kertas kerja audit. Penyiapan format kertas kerja audit harus dimulai pada tahap
persiapan survei.
2. Pertemuan Dengan Organisasi yang Akan Diaudit
Survei tim audit terhadap organisasi yang akan diaudit didahului dengan adanya
pertemuan antara ketua dan anggota tim audit dengan pihak organisasi teraudit.
Pertemuan pembukaan ini memiliki beberpa tujuan, yaitu:
a. Memperkenalkan anggota tim audit kepada pimpinan teraudit.
b. Menyampaikan ringkasan metode dan prosedur yang akan digunakan dalam
melaksanakan audit.
c. Menegaskan hubungan formal antara tim audit dan teraudit.
d. Mengkonfirmasi jadwal petemuan-pertemuan dan penutupan audit.
e. Mengklarifikasi setiap rencana audit yang dirasa masih belum jelas.
3. Pelaksanaan Survei
Pada tahapan pelaksanaan survei pendahuluan audit, tim audit berusaha
mengumpulkan semua informasi yang diperlukan oleh tim audit. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan survei ini, meliputi: mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan survei, interpretasi dan telaah data, identifikasi potensi dan kelemahan,
dan membuat kesimpulan. Hasil pengamatan dan adat disusun dalam kertas kerja audit
survei awal. Informasi data dan hasil pengamatan yang telah terkumpul kemudian
diinterpretasikan dan ditelaah. Jika ditemukan ada ketidaksesuaian maka pendalaman
atau tindak lanjut dapat dilakukan oleh tim audit. Selanjutnya identifikasi potensi
kelemahan pelaksanaan operasioanal dan unsur sitem pengendalian manajemenya.
Setelah semua dilakukan, langkah terakhir adalah membuat kesimpulan hasil survei
pendahuluan. Dari kesimpulan ini tim audit diharapkan sudah memiliki kerangka awal
yang kuat untuk melanjutkan proses audit berikutnya.
D. TEKNIK PELAKSANAAN SURVEI AWAL KARAKTER INDUSTRI/ BIDANG/
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.
Teknik pelaksanaan survei awal karakter industri/ bidang/ organisasi sektor publik
ad dua yaitu wawancara dan kuesioner. Berikut adalah penjelasanya:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada objek audit. Hasil wawancara dicatat
oleh auditor sebagai data audit. Wawancara ada dua macam:
a. Wawancara Tatap Muka
Adalah komunikasi langsung dimana auditor ada dalam situasi bertatap
muka dan melakukan proses tanya jawab secara langsung dengan responden/
pihak terkait pada organisasi yang diaudit. Materi pertanyaan disiapkan terlebih
dahulu agar sesuai dengan tujuan survei awal. Wawancara tatap muka
mempunyai keunggulan dan kelemahan, yaitu:

Teknik Wawancara Tatap Muka


Keunggulan Kelemahan
1. Memungkinkan responden memperoleh 1. Memerlukan biaya dan waktu
umpan balik yang banyak
2. Dapat mengkonfirmasi jawaban yang 2. Responden enggan memberikan
lebih kompleks informasi karena tidak mengenal
3. Waktu relatif lebih longgar Peneliti
4. Semua pertanyaan relatif memperoleh 3. Memungkinkan terjadinya bias
jawaban pewawancara
5. Memungkinkan menggunakan alat 4. Adanya keterbatasan geografis
bantu visual
6. Partisipasi responden umumnya tinggi
b. Wawancara Melalui Telepon
Merupakan metode pengumpulan data dimana pertanyaan auditor dan
jawaban responden diampaikan melalui telepon. Hasil pengumpulan data
melalui metode ini sama dengan wawancara tatap muka.

Berikut adalah keunggulan dan kelemahan dari teknik wawancara melalui telepon:

Teknik Wawancara Melalui Telepon


Keunggulan Kelemahan
1. Waktu pengumpulan data relatif cepat 1. Auditor tidak dapat mengamati ekspresi
2. Biaya relatif lebih rendah dibandingkan responden pada saat meberikan tanggapan
wawancara tatap muka 2. Respinden setiap saat dapat menolak
3. Memperoleh tanggapan segera dari responden untuk menanggapi pertanyaan dengan
memutuskan hubungan telepon
3. Lamanya wawancara relatif terbatas
4. Responden enggan atau menolak untuk
diwawancarai

2. Kuesioner
Merupakan pengumpulan data primer diamana pertanyaan auditor dan jawaban
responden disampaikan melalui tulisan. Teknik ini memberikan tanggung jawab
kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat
didistribusikan kepada responden dengan diantar langsung, dikirim melalui pos,
faksimil, atau surat elektronik. Berikut adalah keunggulan dan kelemahan teknik
kuasioner:

Teknik Kuesioner
Keunggulan Kelemahan
1. Memungkinkan pengumpulan data dari 1. Tingkat tanggapan responden umumnya
responden yang secara geografis terpencar lebih rendah
2. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat 2. Tanggapan responden tidak sesuai dengan
dibuat relatif lebih banyak terutama jika maksud pertanyaan dalam kuesioner
dibandingkan dengan teknik wawancara 3. Responden kemungkinan mengisi
3. Mengurangi terjadinya bias auditor kuesioner secara tidak lengkap
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang karakter industri/ bidang/
organisasi sektor publik harus dimiliki oleh auditor. Dengan pemahaman dan
pengetahuan yang cukup akan karakter industri/ bidang/ organisasi, maka
dengan sendirinya auditor dapat dengan mudah memahami peristiwa-peristiwa,
transaksi-transaksi, dan praktik-praktik yang dapat berpengaruh secara
signifikan pada laporan organisasi sektor publik. Tujuan survei awal adalah
untuk memperoleh informasi dan gambaran umum auditan.

Survei pendahuluan berguna untuk memahami lebih baik mengenai tujuan,


proses, risiko dan pengendalian dari bagian/ fungsi yang akan diaudit. Dalam
pelaksanaanya, survei pendahuluan meliputi langkah/ kegiatan pokok, yaitu:
Penyelidikan awal, Pertemuan terbuka dengan manajemen klien, Penelaahan
atas dokumen yang ada pada klien, dan observasi. Teknik pelaksanaan survei
awal karakter industri/ bidang/ organisasi sektor publik ad dua yaitu wawancara
dan kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2014. Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai