Syarat Wisuda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 135

EFEKTIVITAS KONSELING MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN

DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA BARU
KABUPATEN PASAMAN BARAT

SKRIPSI

OLEH :
FITRIALIS
NASUTION
NIM: 221015201213

YAYASAN PENDIDIDKAN SUMATERA BARAT


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI ILMU KEBIDANAN
TAHUN 2024
EFEKTIVITAS KONSELING MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA BARU
KABUPATEN PASAMAN BARAT

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan


(S.Keb) Dalam Program Studi Sarjana Kebidanan

OLEH :
FITRIALIS
NASUTION
NIM:221015201213

YAYASAN PENDIDIDKAN SUMATERA


BARAT UNIVERSITAS SUMATERA
BARAT
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN PRODI ILMU
KEBIDANAN
iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Efektifikas Konseling Menyusui Terhadap Pengetahuan dan


Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2024.

Nama : Fitrialis Nasution

NPM 221015201213

Skripsi Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan di hadapan


tim Penguji Skripsi Program Sarjanan Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sumatera Barat dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Program Studi Sarjana Kebidanan UNISBAR Lubuk Alung.
Lubuk Alung, April 2024
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Hanifa Zaini, S SST, M.Keb) (Gusmadewi,Amd. Keb,


SKM,M.Kes) NIDN:1014049202 NIDN:1012087501

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

( Ns. Dini Qurrata Ayuni )


NIDN: 1010078001

iv
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
SKRIPSI, MEI 2024

FITRIALIS NASUTION
221015201213

EFEKTIVITAS KONSELING MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DESA BARU KABUPATEN PASAMAN BARAT
x + 75 Halaman + 5 Tabel + 1 gambar + 12 lampiran

ABSTRAK

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa


makanan tambahan. Cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah di
Puskesmas Desa Baru (38.8%). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas konseling menyusui terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang
pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2024.
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain
penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan pretest-
posttest one group design. Penelitian ini dilakukan pada bulan November
2023 sampai dengan April 2024. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu
menyusui yang memiliki bayi umur 0-6 bulan sebanyak 134 dan sampel
sebanyak 40.
Hasil penelitian efektifitas konseling terhadap pengetahuan ibu
menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Desa Baru Tahun 2024 (p=0.002) dan efektifitas konseling terhadap sikap ibu
menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Desa baru Tahun 2024 (p=0.028).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa ada efektifitas
konseling menyusui terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian
ASI Eksklusifdi Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2024. Disarankan kepada petugas kesehatan agar lebih
memberikan konseling dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
serta sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Konseling, Pengetahuan dan Sikap.


Daftar Pustaka: 2013 – 2021

v
FACULTY OF HEALTH SCIENCES, UNIVERSITY OF WEST
SUMATERA UNDERGRADUATE MEDICINE STUDY PROGRAM
THESIS, MEI 2024

FITRIALIS NASUTION
221015201213

THE EFFECTIVENESS OF BREASTFEEDING COUNSELING ON


MOTHER'S KNOWLEDGE AND ATTITUDES REGARDING EXCLUSIVE
BREASTFEEDING IN THE WORKING AREA OF THE NEW VILLAGE
PUSKESMAS WEST PASAMAN REGENCY
x + 75 pages + 5 tables + 1 figures + 12 attachments

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is the provision of breast milk alone for 6


months without additional food. Exclusive breastfeeding coverage is still low
in Desa Baru Health Center (38.8%). This study aims to determine the
effectiveness of breastfeeding counseling on mothers' knowledge and
attitudes about exclusive breastfeeding in the Working Area of Puskesmas
Desa Baru Regency in 2024.
This type of research is an analytic study with a quasi-
experimentresearch design with a pretest-posttest one-group design. This
research was conducted from November 2023 to April 2024. The population
in this study were all breastfeeding mothers who had babies aged 0-6 months
as many as 134 anda sample of 40.
The results of the study showed the effectiveness of counseling on the
knowledge of breastfeeding mothers about exclusive breastfeeding in the
Desa Baru Health Center Working Area in 2024 (p=0.002) and the
effectiveness of counseling on the attitude of breastfeeding mothers about
exclusive breastfeeding in the Desa Baru Health Center Working Area in
2024 (p=0.028).
This study concludes that there is an effectiveness of breastfeeding
counseling on the knowledge and attitudes of mothers about exclusive
breastfeeding in the Working Area of Puskesmas Desa Baru, Pasaman Barat
Regency in 2023. It is recommended that health workers provide more
counseling and counseling to improve the knowledge and attitudes of
breastfeeding mothers in exclusive breast feeding.

Keywords: Exclusive Breast feeding,Counseling,Knowledge,and Attitude


Bibliography: 2013-2021

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektifikas Konseling Menyusui

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif

Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2024”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Studi Sarjana Kebidanan UNISBAR Lubuk Alung.

Selama penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan, maka dari itu perkenankan peneliti menyampaikan

rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada. Pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih:

1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM Selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sumatera Barat

2. Ibu Dr.Hj. Nurtati, SE, MM Selaku Rektor Universitas Sumatera Barat

Lubuk Alung.

3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni, SKM. M. Kep selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Universitas Sumatera Barat yang telah memberikan izin

dalam penyusunan skripsi ini

4. Ibu Bd. Rahmatul Ulya, SST.M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana

Kebidanan Universitas Sumatera Barat Lubuk Alung.

5. Ibu Hanifa Zaini. S, SST, M.Keb selaku Pembimbing I yang Telah

Memberikan Arahan, Masukan Dan Kemudahan Dalam Pembuatan

vii
Skripsi Ini

6. Ibu Gusmadewi, Amd. Keb, SKM. M. Kes selaku Pembimbing II

yang Telah Memberikan Arahan, Masukan Dan Kemudahan Dalam

Pembuatan Skripsi Ini

7. Seluruh Staf dan Dosen pengajar Universitas Sumatera Barat yang

telah banyak memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

8. Bapak Hajran Huda, SKM. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Pasaman Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan

pengambilan data.

9. Ibu Zulfa Yanti, S.Tr.Keb. Kepala Puskesmas Desa Baru Kecamatan

Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat yang telah memberikan

izin untuk survey awal dan melakukan penelitian.

10. Teristimewa dalam hidup peneliti adalah dukungan moril maupun

materil yang telah diberikan oleh suami tercinta Abdullah, kepada

ayah dan Ibu tercinta Hardalis dan Salmiah, kepada anak-anak yang

luar biasa Fizia Naura dan Abyan Altezza, Kepada adik ipar

sekaligus bestie yang sudah banyak ikut andil , Hamidah, S.Pd

Beserta teman- teman seperjuangan yang selalu memberikan

semangat dan motivasi serta doa demi sukses dan berjalan lancarnya

pendidikan peneliti.

11. Seluruh teman seperjuangan Prodi Kebidanan Universitas Sumatera

Barat (UNISBAR) Lubuk Alung, terima kasih atas bantuan dan

kerja samanya selama ini.

viii
Akhir kata, Peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Peneliti mendoakan semoga budi baik

bapak dan ibu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

akan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.

Desa Baru, 25 Mei 2024

(Fitrialis Nasution)

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii
ABSTRAK...........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................8
E. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10


A. ASI Eksklusif..............................................................................................10
B. Konsep Konseling Menyusui......................................................................28
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ibu dalamPemberian ASI Eksklusif....30
D. Tingkat Pengetahuan...................................................................................35
E. Sikap...........................................................................................................40
F. KerangkaTeori............................................................................................44

BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................45


A. Kerangka Konsep.......................................................................................45
B. Defenisi Operasional..................................................................................45
C. Hipotesis.....................................................................................................46

BAB IV METODE PENELITIAN......................................................................47


A. Jenis dan Desain Penelitian.........................................................................47
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................47
C. Populasi dan Sampel...................................................................................49
D. Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................50
E. Etika Penelitian............................................................................................52
F. Bahan Penelitian atau Instrumen Penelitian.................................................51
G. Jenis dan Teknis Pengumpulan Data...........................................................51
H. Teknik Pengolahan Data.............................................................................54
I. Analisis Data...............................................................................................55

x
BAB V HASIL PENELITIAN...............................................................................57
1. Analisis Univariat...............................................................................................57
2. Analisis Bivariat..................................................................................................58

BAB VI PEMBAHASAN.......................................................................................61
A. Analisis Univariat.........................................................................................61
B. Analisis Bivariat...........................................................................................63

BAB VII PENUTUP...............................................................................................68


A. Kesimpulan...................................................................................................68
B. Saran.............................................................................................................69

DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DARTAR TABEL
No. Tabel Halaman

Tabel 2. 1 Komposisi Kandungan ASI...............................................................16

Tabel 2.2 Pengukuran Sikap...............................................................................42

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................45

Tabel 3.2 Data Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru........................................................................52

Tabel 4.1 Rata- rata Pengetahuan Ibu Menyusui Sebelum dan Sesudah
dilakukan Konseling Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat..................................................................57

Tabel 4.2 Rata-Rata Sikap Ibu Menyusui Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Konseling Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat.................................................................58

Tabel 4.3 Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan Ibu tentang


Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Paukesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat.................................................................58

Tabel 4.4 Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Sikap Ibu tentang Pemberian
ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Pasaman Barat...................................................................................59

Bagan 2.1 Kerangka Teori..................................................................................44

Bagan 3.1 Kerangka Konsep.............................................................................45

xii
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambat 2.1 Teknik Menyusui yang Benar..............................................27

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 3 Surat Izin Survey data awal

Lampiran 4 Permohonan Menjadi

Responden

Lampiran 5 Format Persetujuan (Informed Cosent)

Lampiran 6 Kisi-Kisi

Kuesioner Lampiran 7

Kuesioner

Lampiran 8 Leaflet

Lampiran 9 Kurikulum

Vitae

Lampiran 10 Lembar Bimbingan

Skripsi Lampiran 11 Master

Tabel

Lampiran 12 Dokumentasi Pemberian Konseling Menyusui

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Air Susu

Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak

dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral)

(Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu

emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam

anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna

sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif selama enam bulan

pertama hidup bayi adalah yang terbaik (Marfiani, 2018).

Sumber nutrisi untuk kualitas dan kuantitas terbaik untuk bayi

terdapat dalam kandungan ASI eksklusif. ASI Eksklusif adalah air susu

yang diberikan kepada bayi langsung setelah lahir sampai 6 bulan tanpa

tambahan makanan atau minuman lain. Pada proses pemberian ASI

eksklusif terjadi banyak gangguan yang diakibatkan kurangnya

pengetahuan, rasa percaya diri, dukungan keluarga serta lingkungan

sekitar. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada bayi sampai

umur 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain (Sari, dkk,

2020).

Apabila dilihat dari segi psikologis, interaksi antara ibu dan bayi

akan menumbuhkan ikatan kasih sayang dan rasa nyaman yang akan

timbulkarena adanya sentuhan kulit darikeduanya (skin to skin contact).


Bayi pun akan merasa aman karena mendengar denyut jantung ibu

yang didengarnya sejak dalam kandungan (Nurrahman, 2018).

Dampak yang terjadi apabila ASI tidak diberikan secara eksklusif,

proses pematangan sistem imun akan terganggu dan menyebabkan bayi

mudah terserang infeksi (Wasiah, 2019). Selain itu memiliki risiko

kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang

mendapat ASI eksklusif. Bayi yangmendapat ASI eksklusif 14 kali

lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama

kehidupan dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif

(Harmia, 2021).

Periode emas merupakan periode terpenting dimulai dari dalam

kandungan sampai berusia 2 tahun, karena pada periode tersebut terjadi

pertumbuhan otak sangat pesat yang sangat menentukan kualitas hidup

selanjutnya sampai anak menjadi dewasa. Dampak yang terjadi akibat

gangguan tumbuh kembang pada periode ini, terutama gangguan

perkembangan otak anak tidak dapat diperbaiki lagi (irreversible),

sehingga pemberian makan yang optimal untuk pemenuhan gizi anak

pada periode tersebut sangat penting dalam menunjang perkembangan

otak (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019).

Namun sampai sekarang masih banyak ibu yang tidak memberikan

ASI Ekslusif kepada bayi sampai usia 6 bulan. Berbagai faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI pada bayi. Diantaranya adalah tingkat

pengetahuan ibu dan sikap ibu. Ibu yang tidak mengetahui pentingnya

pemberian ASI Ekslusif tidak akan termotivasi untuk memberikan ASI

2
kepada anaknya (Nurmala, 2018). Selain itu sumber informasi yang

didapat dari media ataupun orang lain mampu mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Pada saat seseorang mendapatkan pengetahuan

dalam proseses pendidikan kesehatan dibantu menggunakan media,

agar pesan kesehatan dapat diterima dengan baik (Triana, 2018).

Masalah ibu tidak termotivasi memberikan ASI ekslusif salah

satunya karena pengetahuan ibu yang kurang tentang pentingnya

pemberian ASI Ekslusif. Rendah nya pengetahuan dan beberapa mitos

yang ada di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi suksesnya

dalam pemberian ASI secara eksklusif. Kepercayaan diri ibu yang

merasa tidak mempunyai kecukupan dalam produksi ASI untuk

memenuhi kebutuhan bayi menjadi faktor utama ibu tidak memberikan

ASI eksklusif. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Anjaswati (2020) yang menyatakan ada hubungan pengetahuan dengan

pemberian ASI Ekslusif .

Selain pengetahuan, masalah kurang berhasilnya pemberian ASI

Ekslusif juga dipengaruhi oleh sikap ibu. Ibu yang bersikap negative

terhadap pemberian ASI Ekslusif dapat mempengaruhi keberhasilan

program ASI Eksklusif. Pada saat sekarang masih banyak ibu yang

beranggapan bahwa pemberian ASI saja tidak dapat mencukupi

kebutuhan bayi sehingga mereka memilih untuk menambah susu

formula sebagai pelengkap nutrisi bayi. Hal ini tentu saja akan

mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 0 – 6 bulan. Hal

3
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2020) yang

menyatakan ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif.

Sementara sikap ibu yang positif atau setuju dalam pemberian ASI

Eksklusif dikarenakan pemahaman dan pengalaman yang didapat

sehingga ibu lebih memilih memberikan ASI dari pada harus

memberikan susu formula.

Menurut survey yang telah dilakukan olehWorld Health

Organization (WHO) 2019 mengungkapkan hanya sekitar 44,1% bayi

dengan umur 0-6 bulan di dunia yang diberi ASI Ekslusif

sedangkanpada tahun 2020pemberian ASI eksklusif di dunia berkisar

49,2%.WHO menargetkan tahun 2025 angka ASI Eksklusif meningkat

menjadi 50%. Sehingga dapat disimpulkan dari kedua survey tersebut

pemberian asi Ekslusif masih rendah dan belum mencapai target

(WHO, 2020).

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan capaian ASI ekslusif yaitu dengan

memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada ibu sejak hamil

tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi. Upaya ini dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai ASIE kslusif

kepada ibu hamil sehingga pengetahuan ibu dapat meningkat dan sikap

ibu terhadap pentingnya ASI Ekslusif juga mengarah kepositif seperti

ibu akan beranggapan bahwa pemberian ASI Ekslusif kepada bayi

sangat penting (Triana, 2018).

4
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh NovinYetiani

(2020) tentang Pengaruh penyuluhan pemberian ASI Ekslusif terhadap

peningkatan pengetahuan dan sikap ibu didapatkan adapengaruh

penyuluhan pemberian ASI Ekslusif terhadap peningkatan pengetahuan

dan sikap ibu.

Berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2019

persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 74.5% dan kembali

mengalami penurunan pada tahun 2020 yaitu 67.74%. Namun capaian

ini belum mencapai target yang sudah diatur yaitu 95% (Kemenkes,

2020).

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat padatahun 2019

cakupan bayi yang diberi ASI Ekslusif usia 6 bulan 64,87% , pada

tahun 2020 cakupan yang diberi ASI Ekslusifusia 6 bulan yaitu 65,22%

dan pada tahun 2021 kembali terjadi peningkatan pemberian ASI

Ekslusif di Provinsi Sumatera barat yaitu 71.37%. Meskipun telah

terjadi peningkatan dalam3 tahun terakhir tetapi cakupan ini belum

mencapai standar pemberian ASI Eksklusif Provinsi Sumatera Barat

yaitu 85% (Dinkes Jambi, 2021).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun

2021 dari 21 puskesmas yang ada diKabupaten Pasaman Barat,terdapat

3 Puskesmas dengan cakupan terendah yaitu Puskesmas Parit

Malintang sebesar 49.1%,cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Silaping

5
sebesar 46,5% sedangkan cakupan pemberian ASI Eksklusif Puskesmas

Desa Baru ialah capaian terendah hanya 38,8% (Dinkes Kab. Pasaman

Barat, 2021). Dari data laporan Puskesmas Desa Baru terdapat 17

posyandu yang aktif dan telah melakukan konseling tentang ASI

eksklusif serta melatih kader untuk melakukan penyuluhan ditiap

posyandu tentang ASI eksklusif akan tetapi hasil di lapangan masih

menunjukkan angka yang rendah, terdapat 134 bayi umur 0-6 bulan,

sedangkan yang mendapat ASI Ekslusif hanya 52 bayi saja, prevalensi

ini masih berada dibawah target indikator kinerja gizi Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera barat dan Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti

dengan melakukan wawancara kepada 10 ibu menyusui yang memiliki

bayi usia 0-6 bulan di Posyandu Desa Sako dua diketahui bahwa 8 dari

10 ibu menyusui tidak memberikan ASI Ekslusif, tidak mengetahui

bahwa ASI ekslusif sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan

pekembangan anak. Salah satu upaya untuk melakukan perubahan

perilaku masyarakat, mengubah gaya hidup dan kualitas hidup yang

lebih baik dengan melibatkan masyarakat adalah melalui konseling oleh

petugas kesehatan yang kompeten.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti telah melakukan penelitian

Tentang Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan dan

Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Tahun 2024.

6
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Efektiftas Konseling Menyusui

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2024.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Desa baru Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2024.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukan

Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

b. Diketahui rata-rata sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan

konseling Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

c. Diketahui Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan

Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

d. Diketahui Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Sikap Ibu

7
Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mampu mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pada

perkuliahan. Hasil Penelitian dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi Peneliti dalam melakukan Penelitian, khususnya

Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap Pengatahuan dan Sikap

Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

2. Bagi Puskesmas Desa Baru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada Puskesmas Desa Baru untuk memotivasi ibu menyusui

dalam pemberian ASI Eksklusif sehingga lebih meningkatkan

derajat kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru.

Bagi Masyarakat Manfaat hasil penelitian ini yaitu agar

masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai pentingnya

pemberian ASI Eksklusif pada Bayi.

3. Bagi Pendidikan

Sebagai dokumentasi bagi pendidikan sertasebagai bahan

acuan bagi Mahasisa UNISBAR Lubuk Alung sehingga dapat menjadi

pedoman bagi Peneliti selanjutnya.

8
E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitan ini membahas tentang efektifitas konseling menyusui

terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif

di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2024. Tujuan dalam penelitian ini diketahui efektifitas konseling

menyusui terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2023. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik

dengan desain penelitian quasi eksperiment atau eksperimen semu,

dengan rancangan pretest-posttest one group design. Penelitianini telah

dilaksanakan pada bulan November 2023 sampai dengan April 2024.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang

memiliki bayi umur 0-6 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Desa Baru sebanyak 134 ibu menyusui dan sampel sebanyak 40 ibu

menyusui yang didapat menggunakan rumus Lemeshow. Dengan data

yang digunakan adalah data primer yaitu dengan menggunakan

kuesioner, analisis data secara univariat dan bivariat dengan

menggunakan uji test paired.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

1) Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa

tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim selama 6 bulan Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 33Tahun 2012 pada ayat 2 diterangkan

Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI. Eksklusif

adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6

(enam) bulan, tanpa menambah dan/atau mengganti dengan makanan

atau minuman lain (Maryunani, 2018).

Nutrisi merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan

yang optimal yang dijadikan indikator dari keberhasilan atas

pemberian asupan gizi yang baik (Sjarif et al., 2014). Air Susu Ibu

(ASI) dikategorikan sebagai makanan terbaik bayi yang merupakan

karunia Tuhan dan tidak dapat ditiru oleh para ahli makanan

manapun karena komposisinya selalu berubah yang disesuaikan

dengan pertumbuhan bayi dari hari ke hari (Pratiwi & Mardiana,

2016).

Menyusui sesering mungkin sesuai keinginan bayi 8 (delapan)

sampai dengan 12 (dua belas) kali atau lebih dalam 24 jam. Pada saat

menyusu biarkan bayi selesai dari satu payudara sampai bayi melepas

10
sendiri sebelum memberikan payudara yang lain agar bayi

mendapatkan ASI akhir (hind milk) Protein yang kaya akan lemak.

Keuntungan menyusui semau bayi, antara lain :

a. Produksi ASI lebih bayak

b. Berat badan bayi naik lebih cepat

c. Pola menyusui lebih mudah terbentuk (maryunani, 2018)

2) Komposisi ASI

Kandungan ASI tidak memiliki tandingan, karna ASI

mengandung Zat gizi secara khusus yang berguna untuk menungjang

dari satu payudara sampai bayi (maryunani, 2018)

a. Lemak

Lemak dalam ASI merupakan lemak sederhana, sehinga

mudah melewati saluran lisozim bayi, kadar senyawa

lisozimpada ASI adalah berbentuk kolesterol yang berguna untuk

memaksimalkan metabolisme kolesterol dalam tubuh saat usia

dewasa.

b. Karbohidrat

Jenis karbohidrat yang paling penting didalam ASI berada

dalam bentuk laktosa. Laktosa yang berada pada saluran

pencernaan bayi laktosa akan diuraikan menjadi galaktosa dan

glukosa.

11
c. Protein

Protein dalam ASI terdiri dari asam amino yaitu kasein,

laktalbumin, dan laktoglobulin yang sekaligus berperan sebagai

antibodi bagi bayi, keistimewaan ASI dibandingkan dengan PASI

adalah ASI mengandung asam amino Sistin, dan Taurin.Sistin

berperan dalam pertumbuhan fisik bayi dan Taurin berfungsi

dalam proses pertumbuhan otak.

d. Garam Mineral

ASI memiliki kandungan mineral yang tinggi dari ASI. Hal

ini untuk menyesuaikan fungsi ginjal bayiyang masih terbatas.

ASI mengandung Fe bentuk senyawa sederhana sehingga usus

halus dapat menyerap dengan baik.. Jenis mineral vital

lainnyaberkembang di dalam ASI,ialah senyawa (seng) atau Zn,

senyawa ini berguna bagi tubuh bayi untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan karena senyawa sengberperan

sebagai kata lisator (pemacu) pada proses – proses metabolism

dalam tubuh juga berperan dalam membentuk antibodydi dalam

tubuh bayi, meningkatkan imunitas/kekebalan bayi terhadap

berbagai penyakit tertentu.

e. Vitamin

ASI memiliki kandungan berbagai jenis vitamin,

diantaranya: vitamin A, karoten,vitamin D, vitamin E, vitamin

K, vitamin C (asam askorbat), kolin, biotin, inositol, asam

nikotinat

12
(niasin), riboflavin (vitamin B2), oksitosin (vitamin B3), thiamin

(vitamin B1), asam folat dan sianokobalamin (vitamin B12).

f. Anti Bodi

Didalam ASI terdapatimmunoglobulin, dan yang terutama

adalah VA yang berfungsi sebagai antiseptic intestinal paint yang

melindungi permukaan usus bayi terhadap invasi atau masuknya

mikroorganisme pathogen juga berfungsi sebagai antibodi yang

melindungi saluran pencernaan dan usus.

ASI berisi antibodi–antibodi yang mencegah terjadinya

gangguan pencernaan bayi (diare) oleh bakteri shigella. Anak

yang tidak mendapatkan ASI lebih berpeluang menderita diare

oleh invasibakteri–bakteripatogen, karena tidak memiliki

kekebalan tubuh yang mampu melawan bakteri – bakteri

tersebut. Imunitas (kekebalan) seluler yang terkandung didalam

ASI memacu pertumbuhan mikro organisme yang tumbuh

didalam ususbayi, sehingga berkompetisi dengan bakteri–bakteri

Patogen tertentu.

g. Lactobacillus bifidus

Lactobacillus birfidulis ialah species bakteri yang terdapat di

dalam usus bayimemiliki tingkat perkembangan yang cepat,

karena ASI berisi bifidus yang memilik ikandungan yang tinggi

di dalam kolostrum lactobacillus Bifidus yang menguraikan

senyawa laktosa berubah menjadi asam laktat serta asetat yang

13
dapat menghambat perkembangan mikroorganisme seperti

Escherchia coli patogen, staphylococcus aureus, shigella dan

protozoa tertentu.

h. Laktoferin

Laktofein berfungsi untuk menunda aktivitas

mikroorganisme karena terikat dengan zat besi.

i. Sel- sel darah putih (leukosit)

Setiap millimeter ASI mengandung kurang lebih 4000

leukosit. Pada kolostrum,konsentrasinya bisa lebih tinggi lagi. Di

dalam ASI, leukosit dapat berada dalam bentuk makrofag dan

limfosit. Makrofag melawan infeksi bakteri ataupun zat asing-

asing yang masuk kedalam usus bayi dengan mekanisme

fagositosi, yaitu dengan menyelubungi (memakan) bakteri atau

zat-zat asing.

j. Enzim

Air susu ibu mengandung enzim – enzim yang melancarkan

pencernaan bayi yang tidak berfungsi secara optimal. Enzim –

enzim yang terkandung didalam ASI juga berperan sebagai anti

bakteri, misalnya: Enzim katalase, lisozim dan enzim peroksidase.

Enzim lisosim bekerja secara bakteolitik menghancurkan

membranesel bakteri entero baker (patogen) dan mempunyai

efek antiviral anti virus. Konsentrasi enzim lisozimdidalam ASI

300 kali lebih tinggi dibandingkan antibodi susu sapi. Enzim

14
preoksidasi berperan sebagai antibodi terhadap bakteri

streptococcus (Maryunani, 2018).

k. Hormon

Didalam ASI terkandung berbagai jenis hormone yaitu:

1. Epedemal Growth Factor (EGF) bermanfaat dalam

peningkatansel sel epitel yang teregenerasi melalui saluran

pencernaan.

2. Adrenokortiko Hormone (ACTH) bermanfaat dalam

memproduksi hormon yang mengelola pencernaan

karbohidrat.

3. Thyroid Stimulating Hormone (TSH) bermanfaat dalam

mengelompokkan (pertumbuhandengan penimbunan mineral

kalsium tulang).

4. Kortikosteroid, berfungsi untuk produksi ASI, eritropoetin,

berfungsi mengatur pembentukan sel darah merah (eritrosit),

kekurangan ini dapat menyebabkan anemia berat) (Frasser,

2012).

15
Tabel 2.1
Komposisi kandungan
ASI

Kandungan Kolostrum Transisi ASI Matur

Energi (Kgkla) 57, 0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/100ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglobulin:

IgA(mg/100ml) 335,9 - 119,6

IgG (mg/100ml) 5,9 - 2,9

IgM (mg/100ml) 17,1 - 2,9

Lisosim (mg/100ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin (mg/100ml) 420-520 - 250-270

3. Macam-macam ASI

Berdasarkan Maryunani (2018), ASI terdiri dari 3

stadium, diantaranya:

a. Kolostrum

Kolostrum ialah air susu yang keluar pertama kali sebelum

dan sesudah melahirkan disekresioleh kelenjer mammae yang

memuat tissue debris dan residual yang berada dalam duktus dan

alveoli dari kelenjer mammae.

16
Kolostrum ialah ASI yang dihasilkan pada saat hari 1-3

setelah bayi lahir, yang berbentuk cairan kental yang sedikit

kuning, kandungan terdiri dari sel- sel lemak epitel. Manfaat dari

kolostrum diantaranya adalah sebagai berikut:

• Membersihkan usus sehingga usus pencernaan mudah

menerima makanan.

• Memuat gamma globulin suatu jenis protein yang dapat

melindungi dari infeksi. Terdapat zat antibodi yang dapat

melindungi tubuh bayi dari beberapa penyakit infeksi dalam

waktu sampai 6 bulan.

b. ASI Transisi

ASI transisi yaitu ASI matang yang keluar dari hari keempat

sampai kesepuluh yang mengandung kabohidrat dan lemak dan

volume ASI mulai banyak keluar sehingga terjadinya perubahan

warna pada ASI.

c. ASI matur

ASI mature disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, ASI

Mature berwarna putih kekuning-kuningan mengandung casineat,

karoten dan riboplafum.

4. Manfaat ASI Eksklusif dan Menyusui

Menurut Walyani (2015), manfaat ASI Eksklusif berikut:

a. Manfaat Bagi Bayi

1. ASI sebagai nutrisi

17
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan

dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah

makanan bayyang paling sempurna baik kualitas maupun

kuantitasnya melalui penatalaksanaan menyusui yang

benar, ASIsebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6

bulan.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

ASI sebagai kekebalan bayi baru lahir secara

alamiah mendapatkan zat kekebalan dari ibunya melalui

plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat sekali

menurun segera setelah bayi lahir, padahal bayi sampai

usia beberapa bulan tubuh bayi belumdapat membentuk

sendiri zat kekebalan secara sempurna. Oleh karena itu,

kadar zat kekebalan di dalam tubuh bayi menjadi

rendah.Hal ini akan tertutupi jika bayi mengkonsumsi

ASI.

ASI mengandung zat kekebalan yang akan

melindungi bayi dari bahaya penyakit dan infeksi,

seperti: diare, infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit

alergi. Angka morbiditas dan mortalitas bayi yang diberi

ASI eksklusif jauh lebih kecil disbanding bayi yang tidak

mendapat ASI eksklusif.

18
3. ASI meningkatkan kecerdasan bayi

Bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai dengan

usia 2 tahun adalah periode di mana terjadi pertumbuhan

otak yang sangat pesat. Periode ini tidak akan terulang

lagi selama masa tumbuh kembang anak. Oleh karena itu

kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya

agar otak bayi dapat tumbuh optimal dengan kualitas

yang optimal.

Pertumbuhan otak adalah faktor utama yang

mempengaruhi perkembangan kecerdasan. Sementara itu

pertumbuhan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisiyang

diberikan kepada bayibaik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Nutrisi utama untuk pertumbuhan otak

antara lain: Taurin, Lactosa, DHA, AA, Asam Omega-3,

dan Omega-6. Semua nutrisi yang dibutuhkan untuk itu,

bisa didapatkan dari ASI.

4. ASI meningkatkan jalinan kasih saying

Pada waktu menyusu, bayi berada sangat dekat

dalam dekapan ibunya. Semakin sering bayi berada dalam

dekapan ibunya, maka bayi akan semakin merasakan

kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman, tentram,

dan nyaman terutama karena masih dapat mendengar

detak jantung ibunya yang telah dikenalnya sejak dalam

19
kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi inilah

yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan

membentuk ikatan yang erat antara ibu dan bayi

Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu ASI

mudah dicerna karena mengandung enzim pencernaan

sehingga bayi yang diberi ASI tidak mengalami obstipasi

(sembelit), dan ASI tidak memberatkan fungsi saluran

pencernaan dan ginjal yang belum sempurna.

ASI juga menunjang perkembangan motoric

sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan,

membantu pembemtukan rahang yang bagus,

meningkatkan daya pengelihatan dan kepandaian bicara,

mencegah obesitas (kegemukan) pada bayi, dan

mencegah anemia akibat kekurangan zat besi. Selain itu,

ASI mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker

pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan

menderita penyakit jantung.

b. Manfaat menyusui bagi ibu

1. Mengurangi pendarahan dan anemia setelah melahirkan serta

mempercepat pemulihan rahim ke bentuk semula.

Menyusui bayi segera setelah melahirkan akan

meningkatkan kadar oksitosin di dalam tubuh ibu. Oksitosin

berguna untuk proses konstriksi/penyempitan pembuluh

20
darah di rahami sehingga pendarahan akan lebih cepat

berhenti kemungkinan terjadinya perdarahan dapat

berkurang. Hal ini juga dapat mengurangi terjadinya anemia

pada ibu. Selain itu kadar oksitosin yang meningkat juga

sangat membantu mempercepat rahim kembali mendekati

ukuran seperti sebelum hamil.

2. Menjarangkan kehamilan

Menyusui/memberikan ASI pada bayi merupakan

cara kontrasepsi alamiah yang aman, murah, dan cukup

berhasil.

3. Lebih cepat melangsingkan Kembali

Menyusui memerlukan energy yang besar. Tubuh

ibu akan mengambil sumber energy dari lemak-lemak yang

tertimbun selama hamil terutama di bagian paha dan lengan

atas,sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih

cepat kembali ke berat badan semula.

4. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya

kanker payudara dan akan mengurangi risiko ibu terkena

penyakit kanker indung telur.

5. Lebih ekonomis dan murah

ASI adalah jenis makanan bermutu yang murah dan

sederhana yang tidak memerlukan perlengkapan menyusui

21
sehingga dapat menghemat pengeluaran. Bayi yang diberi

ASI eksklusif mempunyai daya tahan tubuh yang kuat,

sehingga bayi akan terhindar dari berbagai macam penyakit

dan infeksi. Hal tersebut akan menghemat pengeluaran untuk

berobat ke dokter atau rumah sakit.

6. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI sangat mudah diberikan tanpa harus

menyiapakan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci

botol. ASI mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat

langsung diminumkan pada bayi, tanpa perlu khawatir

terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan saja,

dimana sajadan tidak perlu takut persediaan habis.

sehingga bayi akan terhindar dari berbagai macam penyakit

dan infeksi. Hal tersebut akan menghemat pengeluaran

untuk berobat ke dokter atau rumah sakit.

7. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI sangat mudah diberikan tanpa harus

menyiapakan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci

botol. ASI mempunyai suhu yang tepat sehingga dapat

langsung diminumkan pada bayi, tanpa perlu khawatir

terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan saja,

dimana sajadan tidak perlu takut persediaan habis.

22
8. Portable dan praktis

ASI mudah dibawa ke mana-mana (portabel), siap

kapan saja dan di mana saja bila dibutuhkan. Pada saat

berpergian tidak perlu membawa peralatan untuk membuat

susu dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak

atau menghangatkan susu serta tidak perlu takut basi

karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan pernah basi.

9. Memberikepuasan kepada ibu

Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan merasa

puas, bangga dan bahagia yang mendalam

c. Manfaat ASI bagi Keluarga

1. Ibu dan anak tidak mudah sakit sehingga

meminimalisir pengeluaran untuk berobat.

2. Tidak ada biaya untuk membeli susu formula dan bahan

bakar serta alat untuk pemberian susu formula.

3. Meminimalisi risiko kehamilan karena kelahiran

bisa dijarangkan bila ibu memberikan ASI eksklusif.

4. Menghemat waktu karena tidak perlu membeli dan

mempersiapkan susu formula.

d. Manfaat bagi negara

1. Menghemat devisa

2. Mengurangi polusi

23
3. Menghemat subsidi Kesehatan

5. Tanda Bayi Cukup ASI

Menurut Nugroho, dkk (2014), bayi usia 0-4 bulan atau

6 bulan dapat dinilai cukup pemberian ASI nya bila keadaan

sebagai berikut:

 Berat badan lahir telah pulih kembali setelah

bayi berusia 2 minggu

 Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai

dengan kurva pertumbuhan normal

 Bayi banyak ngompol,sampai 6 kali atau lebih

dalam sehari

 Tiap menyusui, bayi menyusu dengan kuat tetapi

kemudian melemah dan bayi tertidur

 Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan

dibandingkan sebelum disusukan.

6. Upaya Memperbanyak ASI

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), upaya untuk

memperbanyak ASI antara lain:

 Pada minggu-minggu pertama harus lebih

sering menyusui untuk merangsang produksinya.

 Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali

menyusui, juga untuk merangsang produksinya.

 Biarkan bayi menghisap lama pada tiap buah dada,

24
makin banyak dihisap makin banyak rangsangan nya.

 Jangan terburu-buru memberi susu formula bayi sebagai

tambahan. Perlahan- lahan ASI akan cukup diproduksi.

 Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari)

baik berupa susu maupun air putih, karena ASI yang

diberikan pada bayi mengandung banyak air

 Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas,

baik untuk menunjang pertumbuhan dan menjaga

kesehatan bayinya. Ibu yang sedang menyusui harus

dapat tambahan energy, protein, maupun vitamin dan

mineral. Pada 6 bulan pertama masa menyusui saat bayi

hanya mendapat ASI saja, ibu perlu tambahan nutrisi

700 kalori/hari.Bulan berikutnya 500 kalori/ hari dan

haun kedua 400 kalori/hari.

 Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan

tegang dan kurang tidur dapat menurunkan produksi

ASI.

 Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka

dapat dicoba dengan pemberian obat pada ibu, seperti

tablet Moloco B12 untuk menambah produksi ASI nya.

7. Cara menyusui yang benar

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), teknik menyusui

adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu

25
kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut.

Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui, duduklah dengan posisi

yang enak dan santai, pakailah kursi yang ada sandaran punggung

dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar bayi tidak

terlalu jauh dari payudara ibu.

a. Cara memasukkan putting susu ibu ke mulut bayi

Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan

kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi

menghadap kebadan ibu.Lengan kiri bayi diletakkan

diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang

pantat/paha kanan bayi, sangga payudara kanan ibu dengan

empat jari tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak

menutupi bagian yang berwarna

hitam(areolamamae),sentuhlahmulut bayi dengan putting

payudara ibu, tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar.

Masukkan putting payudara secepatnya ke dalam mulut bayi

sampai bagian yangberwarna hitam.

b. Teknik melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10

menit, lepaskan hisapan bayi dengan cara:

 Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut

mulut bayi

26
 Menekan dagu bayi kebawah

 Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya

membuka

 Jangan menarik putting susu untuk melepaskan

c. Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI

Setelah bayi melepaskan hisapannya, senawakan bayi

sebelum menyusukan dengan payudara yang lainnya dengan

cara:

 Sandarkan bayi di pundak ibu, tepuk punggungnya

dengan pelan sampai bayi bersendawa.

 Bayi di telungkupkan di pangkuan ibu sambil digosok

punggungnya.

Gambar 2.1
Teknik menyusui yang
benar
(Portaledukasi,2018)
8. Penyimpanan ASI

Menurut Saleha (2013), ASI yang dikeluarkan dapat disimpan

untuk beberapa saat dengan syarat sebagai berikut:

27
1) Diudara bebas/terbuka :6-8 jam

2) Dilemaries (4℃) : 24 jam

3) Dilemaripendingin/ beku (-18℃) : 6 bulan

ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastik,termasuk plastik

klip, 80- 100cc. ASI disimpan dalam frezeer dan sudah dikeluarkan

sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 2hari. ASI beku perlu dicairkan

lagi dahulu dalam lemari es 4 derajat celcius. ASI beku tidak boleh di

masak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam dalam air

hangat

B. Konsep Konseling Menyusui

1) Pengertian Konseling

Konseling adalah pekerjaan prefesional yang diberikan oleh

seorang konselor kepada klien melalui tatap muka secara langsung

agar dapat mengubah perilaku klien menjadi lebih baik. Orang yang

memberi konseling disebut sebagai konselor sedangkan yang

menerima konseling disebut klien atau konseli (Nurbaya, 2021).

Konseling Menyusui berarti berarti proses dan interaksi

antara konselor dengan klien dalam hal ini ibu dan keluarganya.

Konseling menyusui bertujuan membantu ibu agar mampu mengenali

kondisinya. Selain itu konseling menyusui bertujuan untuk

memberdayakan klien agar dapat memberikan ASI secara optimal

dengan tetap memberikan kebebasan kepada klien untuk mengambil

28
keputusan atas situasi yang dihadapinya (Nurbaya, 2021).

2) Tujuan Konseling

Konseling menyusui bertujuan untuk membantu mengatasi

masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Dalam proses konseling,

konselor akan memberikan berbagai informasi yang relevan untuk

mengatasi masalah klien. Konseling menyusui juga bertujuan

membantu klien mengubah perilaku menjadi lebih baik terkait

menyusui dan pola asuh secara membangun hubungan interpersolan

yang baik sebagai bentuk dukungan pada klien.

3) Manfaat Konseling Menyusui

Konseling menyusui terbukti dapat meningkatkan rasa

percaya diri ibu, menjaga emosi dan psikologi ibu dalam mengambil

keputusan–keputusan terkait pemberian ASI. Dengan kepercayaan

diri yang baik,ibu akan merasa ibu akan merasa yakin dengan

kemampuannya dalam menyusui dan mampu melakukan manajemen

emosi yang baik. Berbagai studi literatur telah menyebutkan bahwa

pemberian konseling menyusui meningkatkan pengetahuan tentang

manfaat ASI, serta mengubah sikap dan perilaku ibu dalam pemberia

ASI.

Studi menyebutkan bahwa ibu yang memiliki breastfeeding

self- efficacy yang tinggi berpeluang lebih besar menyusui secara

29
ekslusif lebih lama dibanding ibu yang memiliki breastfeeding self-

efficacy rendah (chrzan-detkos et al., 2021). Konseling menyusui juga

terbukti meningkatkan perilaku ibu dalam hal penyediaan makanan

secarahigienis dengan memperhatikan sanitasi yang baik. Hal ini

kemudian berpengaruh pada peningkatan asupan makanan bergizi

pada anak yang berdampak positif pada tumbuh kembang anak. Selain

itu akan mengurangi risiko anak mengalami masalah gizi termasuk

stunting (Nurbaya, 2021).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ibu dalam Pemberian

ASI Eksklusif

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2014) Perilaku manusia

berasal dari tingkat kesehatan itu dipengaruhi dari dua faktor pokok antara

lain pertama faktor perilaku dan kedua faktor diluar perilaku. Dimana

perilaku tersebut terbentuk atas tiga factor yaitu factor predisposisi, factor

penguatdan faktor pemungkin.

1. Faktor Predisposisi (PredisposiFactor)

Merupakan faktor paling dasar yang dari dalam diri

seseorang ataupun kelompok yang akhirnya menjadi pendorong

atas terjadinya suatu perilaku. Faktor ini terwujud dalam

pengetahuan, sikap, pendidikan.

a. Pengetahuan

Perilaku orang dalam memberikan ASI ekslusif serta susu

formula didapatkan melalui pengalaman ataupun informasi. Hal

30
ini didukung juga dengan penelitian Novita (2021) yang

menyatakan bahwa pengetahuan ibu yang baik berpotensi 5,47

kali lebih tinggi dalam memberikan ASI ekslusif dibandingkan

dengan memberikan susu formula kepada bayinya. Penelitian

yang dilakukan (Amalia, 2021) juga memperoleh hasil yang

sama. Ibu dengan pengetahuan yang baik mendapatkan

kemungkinan 6,7 kali lebih besar untuk memberikan ASI

Ekslusif kepada anaknya dari ibu yang berpengetahuan rendah.

Dan ibu yang berpengetahuan tinggi tidak mau memberikan susu

formula untuk bayinya karena ibu tersebut mengetahui

pentingnya pemberian ASI untuk bayi.

b. Motivasi

Bayi yang selalu menangis saat minta disusui merupakan

penyebab datangnya persepsi negatif ini terjadi karena

pertambahan umurbayi mengakibatkan bayi membutuhkan cairan

yang lebih banyak. Sehingga bayi lebih sering minta disusui, hal

inilah yang membuat ibu berpendapat bahwa bayi membutuhkan

minuman berupa susu formula bahkan diberi makanan padat

(Dewi dan Wawan, 2013)

c. Pendidikan

Menurut Novita (2015) bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan ibu miliki maka semakin banyak pula ibu yang tidak

melakukan pemberian ASI kepada bayinya. Hal tersebut

31
disebabkan ibu yang Tingkat pendidikannya yang tinggi akan

memiliki kesibukan diluar rumah sehingga sering meninggalkan

bayinya dan memilih susu formula, sementara ibu yang tingkat

pendidikannya yangrendah lebih banyak menghabiskan waktu di

dalam rumah sehingga lebih banyak mendapatkan kesempatan

untuk memberikan ASI kepada bayinya. Hal tersebut didukung

oleh penelitian (Nurjanah, 2015) yang menyatakan proporsi

pemberian ASI pada ibu yang berpendidikan rendah lebih tinggi

dari ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor pemungkin ialah faktor yang memungkinkan atau

yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Dalam penelitian ini

faktor pemungkin/pendukung meliputi pada pekerjaan, pendapatan

keluarga, ketersediaan waktu, tersedianya fasilitas kesehatan,

sumber informasi.

a. Pekerjaan

Menurut Roesli (2013), ibu yang bekerja masih

memiliki kesempatan dalam pemberian ASI Ekslusif,

walaupun cuti yang diberikannya hanya 3 bulan, memiliki

pengetahuan yang baiktentang menyusui, adanya alat untuk

memerah ASI, serta dukungan ditempat kerja, hal tersebut

dapat mendukung ibu tetap memberikan ASI secara Ekslusif.

Berdasarkan
32
penelitian (Insani, 2015) hasilyang didapatkan bahwa 52,5 %

ibu bekerja memiliki pengetahuan tentang ASI yang baik dan

47,5% mempunyai pengetahuan kurang baik. Selain itu ada

juga ibu yang bekerja memilih susu formula untuk bayinya

dengan alasan ibu tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat

memerah ASI sehingga ibu menjadikan susu formula sebagai

solusi alternatif dalam pemenuhan ASI untuk bayinya.

b. Pendapatan keluarga

Pemberian ASI Ekslusif cenderung tidak berhasil

pada ibu dengan pendapatan keluarga menengah keatas.

Hal ini terjadi karena kemampuan ibu dalam membeli susu

formula sebagai alternatif pengganti ASI sehingga mereka

akan mengganti pemberian ASI dengan susu formula.

c. Ketersediaan waktu

Ketersediaan waktu ibu salah satu faktor yang

mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada

bayi. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan ibu dimana ibu

yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk bayi

sehingga mereka akan lebih cenderung tidak memberikan

ASI kepada bayi mereka. Hal ini dapat memicu target

pemberian ASI eksklusif tidak tercapai (Nilda, 2016).

33
d. Tersedianya fasilitas Kesehatan

Tersedianya fasilitas kesehatan sebagai sarana

tempat menunjang kesehatan masyarakat salah satunya

tentang perkembangan bayi dimasa yang akan datang.

Tersedianya fasilitas kesehatan dapat menjadi wadah untuk

melakukan penyuluhankepada ibu yang memiliki bayiusia

0– 6 bulan agar memberikan ASI saja kepada bayi sehingga

dengan harapan target pemberian ASI eksklusif dapat

tercapai.

e. Sumber Informasi

Ibu mengambil pilihan susu formula untuk diberikan

kepada bayinya karena sibuk terhadap pekerjaannya serta

takut penyakit yang dideritanya akan tertular kepada

bayinya.

3. Faktor Penguat (ReinforcingFactors)

Faktor penguat merupakan faktor yang mendorong atau

yang memperkuat seseorang dalam terbentuknya perilaku.

Perilaku pemberian ASI Ekslusif pada bayi dipengaruhi oleh

peran petugas kesehatan atau kader dan keluarga.

a. Dukungan Kader

Dukungan kader sangat mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif pada bayi. Jika kader berperan aktif dengan

34
cara memberikan motivasi kepada ibu tentang pentingnya

pemberian ASI maka ibu akan termotivasi dalam

memberikan ASI contohnya kader memberikan informasi

kepada ibu tentang manfaat ASIuntuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

b. Dukungan Orang Terdekat (Keluarga)

Dukungan keluarga berpengaruh dalam pemberian

ASI eklsusif dibuktikan dengan suatu penelitian yang

menyatakan 13% responden memutuskan memberikan ASI

atau susu formula dipengaruhi oleh ibunya, teman, saudara

perempuannya serta lingkungan disekitarnya. Keputusan

dalam memberkan ASI sering juga dipengaruhi oleh orang

tua, suami, teman serta lingkungan disekitar dibandingkan

pengetahuan.

D. Tingkat Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (Hidayat, 2016).

35
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoadmodjo, 2014)

a) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu, Oleh sebab

itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan

dan sebagainya.

b) Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu

terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi

orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang

objek yang diketahui tersebut.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan apabila seseorang

yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi lain.

36
d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampaipada

tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, mengelompokan, membuat diagram terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan kepada suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu

hubungan yang logis dari komponen- komponen pengetahuan yang

dimiliki. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinyadidasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri.

2. Faktor–factor yang mempengaruhipengetahuan seseorang

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

37
1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat

memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada Akhirnya makin banyak pula pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjuang kehidupan nya dan kehidupan keluarga,

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dan juga dengan bertambahnya umur

seseorang akan terjadi perubahan pada aspekpsikis dan psikologis

(mental).Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

38
ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat

pematangan fungsi organ.Padaaspek psikologis dan mental taraf

berfikir seseorangsemakin matangdan dewasa (Muthia, 2018).

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal dan pada akhirnya Diperoleh pengetahuan yang

lebih dalam.

5) Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan,

namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan

maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif (Muthia, 2018).

6) Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan (Muthia, 2018).

7) Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

39
b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

3. Kategori Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2013), tingkat pengetahuan dikategorikan

menjadi tiga kategori dengan nilai sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik: nilai 76-100

b. Tingkat pengetahuan cukup : nilai 56-75

c. Tingkat pengetahuan kurang: nilai≤ 56

D. Sikap

1) Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan

terhadap suatu objek atau suatu cars. yang menyatakan adanya tanda

untuk menyenangi objek tersebut. Sikap sering diperoleh

daripengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang

lain. Sikap yang positif terhadap nilai kesehatan tidak selalu terwujud

tindakan nyata (Notoadmodjo, 2014). Sikap bukan suatu tindakan atau

aktifitas, tetapi merupakanpredisposisi tindakan perilaku. Sikap ini

40
merupakan reaksi tertutupseseorang terhadap objck yang dapat meliputi

perasaan mendukungatau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung ataumenolak (unforable) pada suatu objek.

2) Komponen Pokok Sikap

Komponen pokok sikap adalah sebagai berikut:

• Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

• Kehidupan emosional atau evaluasit erhadap suatu objek

• Kecendcrungan untuk bertindak (Tendofbehave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk

sikapyang utuh (total Attitude). Dalam penentuan sikap ini,

pengetahuan, pikiran, dan emosi memegang peranan penting.

3) Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu:

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau

danmemperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya serta mengeljakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan berarti orang menerima ide

tersebut.

41
c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengadakan atau mendjskusikan

suatu masalah.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah terpilih

dengan segala resiko (Notoadmodjo, 2014).

4) Pengukuran Sikap

Untuk mengukur sikap, pendapat nan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena social di gunakan skala likert

item

- item instrument yang di susun dapat berupa pertanyaan atau

peryataan yang mempunyai gradasi dari jawaban sangat positif

sampai sangat negatif. Seperti: sangat setuju, setuju,tidak setuju,

sangat tidak setuju.

Tabel 2.2
Pengukuran Skala Likert
Pernyataan positif Skor Peryataannegatif Skor

Sangat setuju 4 Sangat setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak setuju 2 Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

Sumber : Notoadmodjo,2014 Sikap dinilai dengan cara skala likert 4

tingkat. Hasil kuisioner diolah pada butir pernyataan untuk kategori

(Notoadmodjo, 2014).

42
a. Pernyataan positif

Adalah jika responden setuju atas pernyataan yang diberikan

dengan rincian skor sebagai berikut: Sangat setuju (SS) = 4, Setuju (S)

= 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.

b. Pernyataa nnegatif

Adalah jika responden tidak setuju atas pernyataan yang

diberikan, dengan rincian skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) = 1,

Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.

5) Kategori tingkat sikap

Menurut Azwar (2013) cara menentukan skor sikap individu adalah

dengan menghitung mean atau rata-rata matematika nilai nilai tersebut,

yaitu:

X=(∑◻ /◻ )

Keterangan:

X : skor sikapS:jumlahn ilai F:banyak nilai

Bila ≥ mean : sikap positif Bila<mean :sikap negatif

43
E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan mengacu kepada teori

Lawrence green sebagai berikut :

FaktorPredisposisi

Pengetahun
Sikap
Usia ibu
Motivasi

Faktorpendukung
Sosialbudaya
lingkungan
Tingkatstress
Perawatanpayudara PemberianASI
Konseling
paritas
Menyusui Eksklusif

Faktorpendorong

Dukungan suami
DukunganKeluarga
Peran petugas
kesehatan

Bagan 2.1
(Sumber: KerangkaTeori Perilaku Kesehatan menurut Lawrence
Green 1980 dalam Noto atmodjo, 2014) (Safitri, 2016).

44
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuandansikap ibu
Tentang Pemberian ASI Konseling menyusui
Eksklusif

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional

Variabel Defenisi Alat Cara Ukur Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur Ukur

Pengetahuan Hasil mengetahui Kuesioner Angket Skor Rasio


tentang dan ini terjadi
pemberian asi setelah
ekslusif responden
melakukan
penginderaan
sebelum dan
sesudah
konseling
Sikap tentang Sikap ibu tentang Kuesioner Angket Skor Rasio
pemberian pentingnya
asi pemberian asi

Ekslusif Proses Leaflet Wawancara (+) / (-) -


Konseling komunikasi 2
(menyusui) arah untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
sikap agar dapat
mengatasi
masalah

Tabel 3.2
Defenisi Operasioonal

45
C. Hipotesis Penelitian

Terdapat dua macam hipotesa yaitu hipotesa nol (Ho) dan

hipotesa alternative (Ha). Secara umum hipotesa nol (Ho) diungkapkan

sebagai tidak terdapatnya hubungan (signifikan) antara dua variabel.

Hipotesa alternative (Ha) menyatakan ada hubungan antara dua variabel

atau lebih. Dalam penelitian ini hipotesa yang dirancang oleh peneliti

adalah :

Ha : Ada efektivitas konseling menyusui terhadap pengetahuan ibu

tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2024.

Ho : Ada efektivitas konseling menyusui terhadap sikap ibu

tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2024.

46
BAB IV
METODE
PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain eksperiment

semu (quasi eksperiment) dengan rancangan One group Pre-Test dan

Post-Test, yaitu dengan melakukan pengukuran pengetahuan dan

sikap sebelum dan setelah dilakukan konseling ibu menyusui.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Efektifitas

Konseling Menyusui terhadap Pengetahun dan Sikap Ibu Tentang

Pemberian ASI Eksklusif Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru

Kabupaten Pasaman BaratTahun 2023.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Desa Baru

Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Provinsi

Sumatera Barat. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan November

2023 sampai dengan Bulan April 2024.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

menyusui yang memiliki bayi umur 0-6 bulan dan merupakan

masyarakat yang tinggal serta menetap pada saat penelitian

berlangsung di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru Kecamatan

47
Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera

Barat sebanyak 134 responden.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang

sesuai dengan kriteria inklusi.

Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus :

Lemeshow (1997), yaitu:

n= N. Z21-α/2 .P(1-P)
d2 (N-1)+(Z1—α/1)2.P(1-
P)
Keterang
an:
n : Besar Sampel
Z21-α/2 : Derajat kemakanaan yang digunakan
yaitu95%
=1.96
P : Proporsi suatu kasus
tertentu terhadap populasi 50% (0,5)

d : Derajat penyimpangan
terhadap populasi yang diinginkan
10% (0,1)
N : Besar populasi sebanyak 134 responden

Maka :
n= 134.1.96 .0,5 (1-0,5)
(0,1)2 . (134– 1)+1.96.0,5(1-0,5)

n = 65.66
1,82
n= 36.07 = 36

48
Menurut perhitungan sampel dengan menggunakan rumus

diatas didapatkan jumlah sampel sebanyak 36 responden. Untuk

menghindari sampel dropout, maka sampel cadangan sebesar 10%

(4 responden) dari sampel minimal sehingga besar sampel dalam

penelitian ini sebanyak 40 responden.

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi:

1) Ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang

berada di Wilayah kerja puskesmas Desa Baru dan

bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan

menandatangani lembar persetujuan yang telah

disiapkan.

2) Ibu bisa berkomunikasi dengan baik

3) Ibu bisa menulis dan membaca serta mampu menjawab

pertanyaan kuesioner dengan baik

b. Kriteria eksklusi

1) Ibu yang tidak menyusui bayi nya usia 0-6 bulan

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental

sampling artinya siapa yang berada di lokasi Penelitian pada saat

Penelitian dilakukan maka dia dijadikan sampel penelitian.

49
E. Etika Penelitian

a. Informed Consent (PersetujuanResponden)

Informed consent diberikan kepada responden sebelum

melakukan penelitian agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya.

b. Anonymity (Tanpa nama)

Anonymity merupakan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data atau kuesioner. Penelitian hanya memberikan

kode pada lembar mengumpulan data tersebut.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality kerahasiaan hasil penelitian, semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

d. Respect for justice and inclusiveness (Keadilan dan

inklusivitas) Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan

keadilan, memenuhi prinsp keterbukaan, penelitian dilakukan

secara jujur, hati- hati profesional, berperikemanuasiaan dan

memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan,kecermatan, intimitasi, psikologis secara perasaan

religius subjek penelitian. Lingkungan penelitian dikondikasikan

agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur

penelitian. Prinsip keadilan menekankan sejauh

50
mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban

secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan

pilihan bebas masyarakat.

e. Balancing Harns and Benefis (Mempertimbangkan manfaat

dan kerugian yang ditimbulkan)

Peneliti melaksanakan penelitia sesuai dengan prosedur

penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal

mungkin bagi subjek penelitian dan dapat digenerasikan di tingkat

populasi (beneficence). Penelitian menimbulkan dampak yang

merugikan bagi subjek (non maleficence). Apabila intervensi

penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan

maka subjek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah

terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subjek

penelitian.

F. Bahan Penelitian/Instrument Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

diambil berdasarkan media yang gunakan saat melakukan konseling

yaitu leaflet tentang ASI.

G. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data primer dalam penelitian didapatkan langsung dari

responden melalui pengisian kuesioner untuk melihat

51
pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Ekslusif

dengan memilih langsung jawaban yang telah tersedia dan

jawaban yang benar.

2) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pencatanan dan pelaporan

atau lembar observasi yang dibutuhkan yang ada di tempat

penelitian. Data sekunder diperoleh melalui data jumlah ibu

menyusuiyang memiliki bayi 0-6 bulan yang di dapat dari

posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru. Terdapat

134 bayi umur 0-6 bulan, sedangkan yang mendapat ASI

Ekslusif hanya 52 bayi, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.1
Data Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Desa Baru

Nama Posyandu Jumlah bayi Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan


No. yangberusia 0-6 yang mendapatkan ASI
Bulan Eksklusif
1 Posyandu Desa Kampung Baru 19 12
2 Posyandu Desa 7 2
Kampung Mesjid
3 Posyandu Desa Air Napal 4 1
4 Posyandu DesaTaming Batahan 4 1
5 Posyandu Desa Pasir Panjang 13 6
6 Posyandu Desa Sidomulyo 6 2
7 Posyandu Desa 10 2
Banjar Jaya
8 Posyandu Desa Sukorejo 9 3
9 Posyandu Desa Karang Rejo 9 3
10 Posyandu Desa Pintu Padang 7 1
11 Posyandu Desa Gunung Tua 5 1

52
12 Posyandu Desa Simpang Tolang 3 2
13 Posyandu Desa Silayang 8 3
14 Posyandu Desa Muara Mais 9 4
15 Posyandu Desa Pagaran Tengah 6 2
16 Posyandu Desa 6 2
Siduampan
17 Posyandu Desa Muara Air 9 3
Tolang
Total 134 52

H. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan Langkah

– Langkah sebagai berikut :

a. Proses kegiatan penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan

secara akademis, kemudian peneliti mempersiapkan surat

permohonan izin melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas

Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat.

b. Setelah mendapatlan izin, selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan

penelitian kepada calon responden. Setelah memahami tujuan

penelitian, peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian. Kemudian peneliti meminta kontrak

waktu pertemuan dan menyampaikan prosedur penelitian.

c. Peneliti memberikan informasi mengenai konseling menyusui terhadap

penegtahuan dan sikap responden tentang ASI ekslusif.

d. Penjelasan tentang format persetujuan dan setelah responden

mempelajari terlebih dahulu pertanyaan yang telah diberikan dan

menjelaskan bila ada keraguan dari pertanyaan yang diberikan.

53
e. Setelah dilakukan konseling kemudian minta responden mengisi

lembar kuesioner sebelum dan sesudah perlakuan sehingga dapat

dilakukan analisa terhadap intervensi tersebut.

I. Teknik Pengolahan data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya

dilakukan pengolahan data.

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing

Semua data sudahdiisi dengan lengkap.

b. Coding

Tahap ini merupakan kegiatan memberikan pengkodean

dimulai dari kode responden, memberikan kode pada setiap

pertanyaan dan mengubah jawaban menjadi untuk pengetahuan

1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Data sikap diberi

kode 1-4 mengikuti jawaban dengan skala likers.

c. Entery

Data yang sudah diberi coding dientrikan kedalam master

tabel

d. Tabulating

Data yang sudah dientri kemudian ditabulasi dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

54
e. Cleaning

Semua data yang telah ditabulating sudah terbebas dari

kesalahan.

J. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menilai

pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif yang

didapatkan dalam nilai Mean, Standar deviasi, min – max. Analisis

univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran karakteristik

responden serta menggambarkan frekuensi dari masing-masing variabel

penelitian, baik variabel bebas maupun variabel terikat pengetahuan

dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan konseling menyusui.

b. Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan analisis bivariat, peneliti melakukan uji

normalitasdatauntuksetiapvariabel yang berskala numeric, dimanauji

normalitas adalah syarat penggunaan uji parametric uji t dependent

analisis bivariat. Uji normalitas data yang digunakan adalah uji Sapiro

Wilk karena besar sampel pada penelitian ini adalah kurang dari 50

responden dan jika besar sampel lebih dari 50 maka uji yang dipakai

Kolmogorrov Sumirnof. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila

nilai probabilitas pada hasil uji lebih dari 0,05 (p >0,05). Uji t tes

(paired t test) dapat digunakan pada analisis bivariat apabila data

berdistribusi normal, sehingga uji bivariat yang digunakan untuk

55
mengidentivikasi pengaruh variabel bebas berskala numerik dengan

variabel terkait berskala numerik adalah Uji t tes (paired t test). Jika

data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon.

c. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang

di duga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2014). Analisis

bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel,

baik berupa komperatif, asosiatif maupun koleratif. Terdapat uji

parametik dan non parametik pada analisis bivariat. Jika hasil

sebaran data adalah normal maka uji hipotesa menggunakan statistika

parametrik (paired t test dan t independent test), namun jikia tidak

normal maka dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik yaitu

wilcoxon dan man with ney u test dengan batas kemaknaan α =

0.05. Pada hasil penelitian uji hipotesis yang digunakan adalah uji-

t(paired sample test), Apabila dari uji statistik didapatkan p- value ≤

dari (0,05) maka dapat disimpulkan ada efektifitas konseling

menyusui terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian

ASI Eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2024, sehingga Ha diterima, sedangkan apabila

p- value > dari (0,05) tidak adaefektifitas konseling menyusui

terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif

di wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2024, sehingga Ho gagal ditolak (Notoatmodjo 2014).

56
BAB V
HASIL
PENELITIAN

1. Analisis Univariat

a. Rata-rata Pengetahuan ibu Sebelum dan Sesudah dilakukan


Konseling Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
Tabel 4.1
Rata-Rata Pengetahuan ibu Sebelum dan Sesudah dilakukan
Konseling Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat

Pengetahuan Ibu
Mean SD Min-Max N
Sebelum 11.88 1.908 6-18 40
Konseling
Sesudah 14.28 2.738 11-18 40
Konseling
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui rata-rata pengetahuan ibu sebelum

dilakukan konseling menyusui adalah 11.88 dengan standar deviasi 1.908

dan setelah dilakukan konseling adalah 14.28 dengan standar deviasi

2.738. Pengetahuan Ibu Terendah sebelum konseling adalah 6 dan tertinggi

adalah 18, sedangkan pengetahuan ibu terendah sesudah konseling adalah

11 dan tertinggi adalah 18.

b. Rata-rata Sikap ibu Sebelum dan Sesudah dilakukan Konseling


Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
Tabel 4.2
Rata-Rata Sikap ibu Menyusui Sebelum dan Sesudah dilakukan
Konseling Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman barat

57
Sikap Ibu

Mean SD Min-Max N

Sebelum 64.00 2.353 59-66 40

Konseling

Sesudah 71.23 2.506 68-78 40

Konseling

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui rata-rata sikap ibu sebelum

dilakukan konseling adalah 64.00 dan sesudah dilakukan konseling

adalah 71.23 sedangkan standar deviasi sebelum konseling adalah 2,353

dan sesudah konseling 2,506. Sikap ibu terendah sebelum konseling

adalah 59 dan tertinggi adalah 66, sedangkan sikap ibu terendah

sesudah konseling adalah 68 dan tertinggi adalah 78.

2. Analisis Bivariat

a. Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan Ibu


Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
Tabel 4.3
Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan Ibu tentang
Pemberian ASI Eksklusif Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman barat

Variabel Mean SD N p value


Pengetahuan 11.88 1.908 40 0.002
IbuSebelum
Konseling

Pengetahuan 14.28 2.738 40


IbuSesudah
Konseling

Peningkatan 2.4

58
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui pengetahuan ibu sebelum

konseling adalah 11.88 dan sesudah konseling 14.28 terjadi peningkatan

2.4, dengan standar deviasi sebelum konseling 1.908 dan sesudah

konseling 2.738. Hasil uji paired test didapatkan hasil P value 0,002

yang berarti adanya efektifitas konseling menyusui terhadap

pengetahuan ibu tentang pemberian asi eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman barat Tahun 2024.

b. Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap Sikap Ibu Tentang


Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat
Tabel 4.4
Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap Sikap Ibu Tentang
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman barat

Variabel Mean SD N p value


Sikap Ibu 64.00 2.353 40 0.028
Sebelum
Konseling

Sikap Ibu 71.23 2.506 40


Sesudah
Konseling

Peningkatan 7.23

Berdasarkan Tabel 4.6 peneliti dapat menjelaskan dari 40

orang responden rata-rata sikap ibu sebelum konseling adalah 64.00

dan sesudah konseling 71.23, terjadi peningkatan 7.23 dengan standar

deviasi sebelum konseling 2.353 dan sesudah konseling 2.506.

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui variabel sikap ibu didapat p

59
value 0028 yang berarti adanya efektifitas konseling menyusui

terhadap sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Desa Baru Barat Kabupaten Pasaman barat Tahun 2024.

60
BAB VI
PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

a. Rata-rata Sikap ibu Sebelum dan Sesudah dilakukan Konseling

Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 40

responden didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu sebelum

dilakukan konseling yaitu 11.88 dengan standar deviasi 1.908 sebelum

dilakukan konseling pengetahuan terendah yaitu 6 dan tertinggi yaitu 18.

Sedangkan rata- rata pengetahuan ibu sesudah dilakukan konseling yaitu

14.28 dengan standar deviasi 2.738 setelah dilakukan konseling

pengetahuan terendah yaitu 11 dan tertinggi yaitu 18.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil

dari panca indera. Menurut Gondhoyoewono. T dalam (Ety Sofia

Ramadhan, 2014) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan

kesehatan, yang dilakukan dengan meyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehinga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti,

tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada hubungannya

dengan kesehatan. Penyuluhan juga merupakan suatu proses belajar non

61
formal kepada sekelompok masyarakat tertentu. Pengetahuan

mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku ibu karena

melalui pengetahuan akan membawa pemahaman yang mendalam pada

ibu tentang dampak baik atau buruknya memberikan ASI secara

eksklusif. Seterusnya, pemahaman ini yang akan menjadi dasar bagi ibu

untuk berperilaku memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

Asumsi peneliti, hasil penelitian didapatkan bahwa ada

perbedaan setelah dilakukan konseling. Pengetahuan ibu meningkat

setelah dilakukan konseling, responden dapat mencerna informasi

dengan baik dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemberian

ASI Eksklusif. Pengetahuan sebagai hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

yaitu indrapenglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

b. Rata-rata Sikap ibu Sebelum dan Sesudah dilakukan Konseling

Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 40 responden didapatkan

bahwa rata-rata Sikap ibu sebelum dilakukan konseling yaitu 66.00

dengan standar deviasi 2.353 sebelum dilakukan konseling sikap

terendah yaitu 59 dan tertinggi yaitu 66. Sedangkan rata- rata sikap ibu

sesudah dilakukan konseling yaitu 71.23 dengan standar deviasi 2.506

setelah dilakukan konseling sikap terendah yaitu 68 dan tertinggi yaitu

78.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Deswani (2017) tejadi

peningkatan skor sikap pada responden dengan besar peningkatan

62
skor1.324 pada nilai T= 8.043. Salah satu upaya untuk meningkatkan

pemberian ASI Eksklusif dapat dilakukan melalui kegiatan promosi

dengancara penyuluhan dan konseling pemberianASI. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Nugraha et al., (2017).

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan

sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungan suatu obyek, orang,

kelompok, lembaga, nilai melalui hubungan antar individu, hubungan di

dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi,

dan sebagainya (Suyuhyati, 2019). Sikap dapat bersifat positif dapat

pula bersifat negatif.

Asumsi peneliti, sikap positif yang memberikan ASI eksklusif

pada bayi dilakukan karena ibu memiliki pengetahuan yang baik dan

memiliki lebih banyak waktu di rumah sehingga mampu untuk lebih

fokus memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Konseling menyusui

yang dilakukan dapat membantu klien mengubah sikap menjadi lebih

baik terkait menyusui dan pola asuh secara membangun hubungan

interpersolan yang baik sebagai bentuk dukungan pada klien.

2. Analisis Bivariat

a. Efektifitas Konseling Menyusui terhadap Pengetahuan Ibu

Tentang Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 40

responden didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI sebelum dilakukan konseling yaitu 11.88 dengan standar

63
deviasi 1.908 Sedangkan rata- rata pengetahuan ibu sesudah dilakukan

konseling yaitu 14.28 dengan standar deviasi 2.738. Berdasarkan hasil

uji paired test sehingga didapatkan hasil P value 0,002 yang berarti

adanya efektifitas konseling menyusui terhadap pengetahuan ibu tentang

pemberian asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rinda

Kusumaningrum, n.d. (2018) konseling memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pengetahuan ibu dan pola pemberian ASI bayi. Hasil

penelitian Puspitasari etal.,n.d.(2019) menunjukkan bahwa konseling gizi

seimbang dengan buku saku memberikan pengaruh signifikan terhadap

perilaku ibu (pengetahuan, sikap dan praktik) dengan masing-masing p =

0,005, p = 0,000 dan p = 0,038.

Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil

dari panca indera. Menurut Gondhoyoewono. T dalam (Ety Sofia

Ramadhan, 2014) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan

kesehatan, yang dilakukan dengan meyebarkan pesan, menanamkan

keyakinan, sehinga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti,

tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada hubungannya

dengan kesehatan. Penyuluhan juga merupakan suatu proses belajar non

formal kepada sekelompok masyarakat tertentu. Pengetahuan

mempunyai peran yang sangat penting dalam perilaku ibu karena melalui

pengetahuan akan membawa pemahaman yang mendalam pada ibu

tentang dampak

64
baik atau buruknya memberikan ASI secara eksklusif.

Asumsi peneliti, intensitas konseling juga merupakan salah satu

yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu, sehingga semakin

sering terjadi kontak antara ibu dan konselor maka semakin sering ibu

mendapatkan informasi yang secara tidak langsung meningkatkan

pengetahuan ibu. Manfaat lain dari intensitas konseling yang sering

adalah adanya pengulangan informasi yang menjadi faktor pendukung

dalam pemahaman ibu terhadap informasi tersebut. Informasi yang

sering dan berulang-ulang dapat meningkatkan retensi pengetahuan

seseorang. Pemberian ASI eksklusif tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

pendidikan ibu, tetapi juga tingkat pengetahuan yang ibu miliki

mengenai ASI eksklusif. Pengetahuan yang didapatkan oleh ibu yaitu

berasal dari edukasi yang berkesinambungan.

b. Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap Sikap ibu Tentang

Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 40

responden didapatkan bahwa rata-rata sikap ibu tentang pemberian ASI

sebelum dilakukan konseling yaitu 64.00 dengan standar deviasi 2.353

Sedangkan rata- rata sikap ibu sesudah dilakukan konseling yaitu 71.23

dengan standar deviasi 2.506. Berdasarkan hasil uji paired test sehingga

didapatkan hasil P value 0,028 yang berarti adanya efektifitas konseling

menyusui terhadap sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024.

65
penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugraha et al., (2017)

ada pengaruh konseling gizi terhadap tindakan ibu dalam pemberian

MP-ASI sebelum dan sesusahintervensi. Sejalan dengan penelitian

Puspitasari et al., n.d. (2019) Hasil penelitian menunjukkan bahwa

konseling gizi seimbang dengan buku saku memberikan pengaruh

signifikan terhadap perilaku ibu (pengetahuan, sikap dan praktik) dengan

masing-masing p= 0,005, p = 0,000 dan p = 0,038.

Penelitian (Liliana et al., 2017) menunjukkan terdapat perbedaan

kemampuan menyusui yang signifikan antara kelompok intervensi

dengan kelompok control setelah diberikan konseling laktasi(pvalue

0.012<0.05;RR1.917)dan terdapat perbedaan keberhasilan dalam

pemberian ASI yang signifikan antara kelompok intervensi dengan

kelompok control setelah diberikan konseling(pvalue

0.006<0.05;RR2.500).

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan

sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungan suatu obyek, orang,

kelompok, lembaga, nilai melalui hubungan antar individu, hubungan di

dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi,

dan sebagainya (Suyuhyati, 2019). Sikap dapat bersifat positif dapat pula

bersifat negatif.

Asumsi peneliti, hail penelitian menunjukkan bahwa ada

pengaruh konseling sikap ibu sebelum dan sesudah dilakukan konseling,

salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan capaian ASI

66
ekslusif yaitu dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada

ibu sejak hamil tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi.

Upaya ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai

ASI Ekslusif kepada ibu hamil sehingga pengetahuan ibu dapat

meningkat dan sikap ibu terhadap pentingnya ASI Ekslusif juga

mengarah ke positif seperti ibu akan beranggapan bahwa pemberian ASI

Ekslusif kepada bayi sangat penting.

67
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan judul ―Efektivitas Konseling Menyusui Terhadap Pengetahuan

dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024‖, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rata-rata pengetahuan ibu setelah dilakukan konseling menyusui

terjadi peningkatan dimana sebelum dilakukan konseling menyusui

terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Desa

Baru Kabupaten Pasaman Barat adalah 11.88 dan sesudah dilakukan

konseling menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat adalah 14.28

2. Rata-rata sikap ibu setelah dilakukan konseling terjadi peningkatan

dimana sebelum dilakukan konseling menyusui terhadap pemberian

ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten

Pasaman Barat adalah 64.00 dan sesudah dilakukan konseling

menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat 71.23.

3. Setelah dilakukan uji paired test diketahui efektifitas konseling

menyusui terhadap pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten

68
Pasaman Barat p=0.002. Artinya sangat efektif dilakukan konseling

karena dapat meningkatkan pengetahuan ibu menyusui tentang

pemberian ASI Eksklusif.

4. Setelah dilakukan uji paired test diketahui efektifitas konseling

menyusui terhadap sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat

p=0.028 yang artinya konseling juga sangat efektif dalam

meningkatkan sikap ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada

bayinya.

B. Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

acuan bagi Puskesmas desa baru agar instansi pelayanan kesehatan

lebih meningkatkan penyuluhan edukasi teknik menyusui terhadap

ibu menyusui.

2. Meningkatkan promosi kesehatan tentang pentingnya ASI ekslusif

secara benar baik secara langsung maupun melalui berbagai macam

media. Agar masyarakat lebih mau memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya.

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan mengkaji variabel yang berbeda

yang diteliti

69
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Anisa. (2013). "Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Kabupaten Bogor". Jurnal Pengabdian Kesehatan
Masyarakat Vol. 1(1).

Arikunto,S.(2013)―Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.Edisi Revisi.


Jakarta:PT.Rineka Cipta

Astuti,Isroni.(2013)."Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui".


Jurnal Health Quality.Vol.4(1).

Anjaswati, (2020). Hubungan Dukungan Ibu Mertua Terhadap Pemberian Asi


Eksklusif Di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta. Skripsi
thesis, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

A. Wawan dan Dewi, (2013),Teoridan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan


Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika

Deswani. (2017). Inovasi pendampingan pemberian Asi pada ibu pascasalin


meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui.

Dewi,Uke (2016). ―Pengaruh Karakteristik Ibu Terhadap Pemberian ASI


Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Nurul Trianawati, SST
Surabaya‖. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 9 No 2 Agusutus 2016.

Ety Sofia Ramadhan. (2014). Efektifitas Metode Cermah dan Bermain dalam
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Pengetahuan Siswa/I
SDN 064026 Ladang Bambu Medan Tuntungan 2014.

Harmia, Elvira. (2021). "Hubungan Promosi Susu Formula Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Di Kabupaten Kampar". Jurnal Doppler. Vol. 5(1).

Hartini,Susi. 2014. ―Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Keberhasilan ASI


Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Kasihan II Yogyakarta.
Skripsi. STIKes ‗Aisyiyah Yogyakarta.

Hidayat, C.W. Suhartono. Dharminto. 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-


Jurnal),Volume4,Nomor3,Juli2016(ISSN:2356-3346).Tersedia dalam
http://ejurnal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm.

IDAI.(2013).Nilai NutrisiAirSusuIbu.IDAI.

Junaedah. 2020. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Badak. Skripsi.

70
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2016). Riset Kesehatan

Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2018).Riset Kesehatan

Dasar. Kemenkes. 2018. Profil Kesehatan Indonesia.

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf Diakses pada tanggal
02 Februari 2023

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2019). Riset Kesehatan Dasar.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021).Riset Kesehatan


Dasar.Laktasi. TransMedia Info.

Liliana, A., Hapsari, E. D., Nisman, W. A., Kesehatan, F. I., & Yogyakarta,
R. (2017). Pengaruh konseling laktasi terhadap pengetahuan
kemampuan dan keberhasilan ibu dalam pemberian asi *). 4(April),

Marfiani. (2018). Efektifitas Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lalowaru Tahun 2018. Skripsi. Kendari

Maryunani,A.(2018).Inisiasi Menyusui Dini,ASI Eksklusif dan Manajemen

Notoadmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, (2021). ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI


Eksklusif di Desa Lunggaian Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten
OKU Tahun 2021:Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, Jambi
22(1).
Nugraha, D., Salam, A., Yuli Laraeni,dan, Jurusan Gizi, A., Kemenkes
Mataram,P., Jurusan Gizi, D., Jl Praburangkasari Dasan Cermen, I.,
& Kota Mataram, S. (2017). Pengaruh Konseling Gizi Terhadap
Tindakan Ibu Dalam Pemberian Mp-Asi Dan Berat Badan Balita
Gizi Kurang 6-24 Bulan Di Desa Sesela Wilayah Kerja Puskesmas
Gunungsari Kabupaten LombokBaraT (Vol. 2, Issue 2).
http://jgp.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/homeTelp./Fax.

Nugroho,T.,dkk.(2014).Buku ajarasuhan kebidanan nifas(askeb3).


Yogyakarta:Nuha Medika

Nurahman,E (2018),Buku Saku Keperawatan,Jakarta,Puspa Suara.

Nurbaya (2021), Konseling Menyusui. Banda Aceh,Aceh.Syariah

Kuala
71
Universitas Press.
Nurmala,(2018).Hubungan Pengetahuan dan sikap dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pancuran Tujuh Kecamatan
Medan Tembung. Skripsi. Universitas Sari Mutiara.

Pratiwi, D. M., & Mardiana. (2016). ―Analisis Faktor Penghambat


Pemanfaatan Ruang Menyusui di Tempat Kerja pada Pekerja
Wanitadi PT.Daya Manunggal‖.Unnes Journal of Public
Health,5(2),100–109.

Purwanto.(2018).Teknik Penyusunan Instrumen Uji Validitas Dan Reliabilitas.


Magelang:Staia Press

Purwoastuti,E & Walyani,E.S.(2015).Asuhan Kebidanan Masa Nifas &


Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Puspitasari, R., Dewa Nyoman, I. S., Pudjirahaju, A., & Anom Aswin, A.
(N.D.). Konseling Gizi Seimbang Dengan Buku Saku Terhadap
Perilaku Ibu, Pola Makan Serta Tingkat Konsumsi Energi Dan
Protein Baduta Stunting Effect of Balanced Nutrition
Counselingwith Pocket Books on MotherBehavior, Dietary Patterns
and Energy and Protein Consumption Levels Of Stunted Children
Under Two. In OKTOBER (Vol. 8, Issue 2).

Rahayu, H. (2018). Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan dan Pola


Asuh Ibu Balita Gizi Kurang. Feletehan Health Journal, 5 (1)
(0254)

Rahma, A., Nuradhiani, A., Studi Gizi, P., Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Gresik, F., Kedokteran, F., & Sultan Ageng
Tirtayasa Banten, U. (n.d.). Peningkatan Pengetahuan Tentang
Pemberian Asi Eksklusif Dan Pendampingan Balita Gizi Buruk Dan
Stunting Di Gresik, Jawa Timur Improvement Of Knowledge
About Administration Of Exclusive Breastfeeding And Nutritional
Counselling For Undernutrition And Stunting Toddlers In Gresik,
East Java. In Ghidza Media Journal Oktober 2019 (Vol. 1, Issue 1).

Rinda Kusumaningrum,astutik pudjirahaju. (n.d.). Konseling Gizi Terhadap


Pengetahuan Gizi Dan Sikap Ibu, Pola Makan Serta Tingkat
Konsumsi Energi Dan Protein Balita Gizi Kurang Nutrition
Counseling on Mother‗s Nutrition Knowledge and Attitude, Eating
Pattern and Consumption Level of Energy and Protein o. In MEI
(Vol. 4, Issue 1).

RoesliU.,(2013).Panduan Inisiasi Menyusui DiniPlus ASI


Eksklusif.Jakarta:Pustaka Bunda

72
Saleha S. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta:
SalembaMedika; Sari,YantiRdkk.(2020)."Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0
6Bulan".JurnalKebidanan.Vol.6(2).doi: 10.33024/jkm.v6i2.1726

Sjarif, D.R et al. (2014). Obesitas Anak dan Remaja. Dalam Buku Ajar Nutrisi
Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Sjarif, D.R., Lestari, E.D.,
Mexitalia, M., Nasar, S.S. (Eds). Cetakan Pertama. Jakarta, Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Tumangger, F. 2020. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sering KecamatanMedan
Tembung. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

UNICEF, WHO, & World Bank. (2020). Levels and trends in child
malnutrition:Key findings of the 2020 Edition of the Joint Child
Malnutrition Estimates. Geneva: WHO, 24(2), 1–16.

UNICEF, WHO, & World Bank. (2020). Levels and trends in child malnutrition:Key
findings of the 2020 Edition of the Joint Child Malnutrition Estimates.
Geneva: WHO, 24(2), 1–16

Wasiah, A. 2019. "Analisa Faktor IMD, Dukungan Suami dan Promosi Susu
Formula Terhadap Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif".
JurnalKebidanan Universitas Islam Lamongan.Vol.11(1).
https://doi.org/10.30736/midpro.v11i1.93

WHO. (2019).Infant And YoungChild Feeding.Geneva.

Wuryanti, A. (2013). Pengaruh Konseling terhadap Peningkatan


Pengetahuan, Motivasi, Sikap dan Perilaku Pemberian ASI
Ekslusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Wuryantoro.
Universitas Sebelas Maret.

73
LAMPIRAN 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April


1 Pengajuan Judul Proposal
2 ACC Judul Proposal
3 PengambilanDataAwal
4 Konsul BAB I–III beserta Lampiran
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Penelitian
8 Konsultasi Skripsi
9 Sidang Skripsi
1 Perbaikan Skripsi
1 Pengumpulan Skipsi

PembimbingI PembimbingII Mahasiswa

(Hanifa Zaini,S.SST,M.Keb) (Gusmadewi, SKM, (Fitrilais Nasution)


M.Kes)

74
LAMPIRAN 2

75
LAMPIRAN 3

76
LAMPIRAN 4

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Orangtua Responden
di
Wilayah Kerja puskesmas Desa
Baru Dengan Hormat,

Saya mahasiswa Sarjana Kebidanan Universitas Sumatera Barat :


Nama : FITRIALIS NASUTION
Nim 221015201213

Akan melakukan penelitian tentang” Efektivitas Konseling Menyusui terhadap


Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024” untuk itu saya
mengharapkan bapak/ibuk untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya berharap
kuisioner ini dapat diisi sesuai dengan pengetahuan bapak/ibu.

Saya sangat menghargai kesediaan bapak/ibuk untuk meluangkan waktu dalam


pengisian kuesioner ini dan menandatangani lembaran persetujuan. Atas kesediaan dan
kerja sama bapak/ibuk sebagai wali responden, saya ucapkan terimakasih.

Desa Baru,
2024 Peneliti

(Fitrialis Nasution

77
LAMPIRAN 5

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(informed consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
S1 Kebidanan Universitas Sumatera Barat yang berjudul ―Efektivitas Konseling Menyusui
terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024”. Tanda tangan saya
menunjukan saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini.

Pa, 2024

Responden

( )

78
LAMPIRAN 6

KISI-KISI KUESIONER

Efektivitas Konseling Menyusui Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang

Pemberian Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2024

No Variabel Pertanyaan Item Soal Jumlah


Soal
1 Pengetahuan Pengertian ASI 1,2,3 3
Pengertian ASI 4 1
Eksklusif
Pengertian dan 5,6,7 3
manfaat
kolostrum
ManfaatASI 8,9,10, 11 4
Kandungan 12, 13, 14 3
dan komposisi
ASI
ProduksiASI 15,16 2
Posisi Menyusui 17, 18 2
ASIPerah 19,20 2
2 Sikap Pernyataan 1,2,3,5,6,8,10,11,13 11
Positif 15,17
Pernyataan 4,7,9,12,14,16,18,19,20 11
Negatif 21,22

79
Keterangan nilai untuk pengetahun dan sikap ibu

Nomor urut responden :1-40 Tingkat

pendidikan ibu :

1 =SD
2 =SMP
3 =SMA
4 =Perguruan Tinggi

PekerjaanIbu:
1 =IRT 4 =Petani
2=PNS 5=Buruh
3=Swasta 6=Lain-lain

Pengetahuan 1=Jawaban
Benar 0=Jawaban Salah

Sikap Positif :

Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangattidak setuju 1

SikapNegatif:

Sangat setuju 1
Setuju 2
Tidak setuju 3
Sangat tidak setuju 4

80
LAMPIRAN 7

KUESIONER

Efektivitas Konseling Menyusui Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang

Pemberian Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2024

Nomor Responden:

Petunjuk Pengisian

 Isilah titik dibawah ini dan beri tanda check list (√) pada salah satu kolom
kurung ( ), beritanda silang (x) sesuai dengan jawaban yang menurut ibu benar.
 Bila ada yang kurang mengertidapat ditanyakan kepada peneliti.

A. Karakteristik Responden
1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu :
3. Pendidikan Ibu :( ) SD ( )SMP
( ) SMA ( )Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan :( ) IRT ( ) PNS


( ) Swasta ( ) Petani
( ) Buruh ( ) DLL
5. Alamat :
6. No. Hp :

Identitas Bayi
1. Nama Bayi :
2. Umur Bayi :
3. Anak ke :
4. Jenis kelamin :

81
B. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

Apakah kepanjangan dari ASI?


a. Aku Sayang Ibu
b. Anak Sayang Ibu
c. Air Susu Ibu
d. Air Suka

Ibu

(Jawaban:c)

2. Apakah yang dimaksud dengan ASI?


a. Suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh
unsur kebutuhan bayi
b. Suatu jenis makanan yang dicampurkan dengan
buah yang sudah dihaluskan
c. Suatu jenis makanan yang dicampur dengan madu
d. Cairan yan gmengandung zat gizi yang
diperlukan ibu
(Jawaban : a)

3. Kapan sebaiknya ASI mulai diberikan pada bayi?


a. 2 harisetelah persalinan
b. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai bayi berusia
2 tahun
c. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai bayi berusia
6 bulan
d. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai berusia
6 bulan dengan tambahan makanan/minuman
(Jawaban:b)

4. Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif?


a. Makanan alamiah bagi bayi sampaiusia 2 tahun.
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia6 bulan.
c. Pemberian ASI sajatan patambahan cairan lain ataumakanan padat sampai
usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan
padat sampai usia 2 tahun.

(Jawaban:c)

5. Kolostrum adalah?
a. Air susu ibu yang keluar setelah 2 haripersalinan
b. Air susu ibu yang pertama kali keluar berwarna kekuningan
82
c. Air susu ibu yang basi
d. Air susu ibu yang kotor dantidak baik buat kesehatan

83
(Jawaban : b)

6. Salah satu kegunaan kolostrum adalah.?


a. Sumber nutrisi bagi bayi
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Meningkatkan kecerdasan
d. Membersihkan zat yang tidak terpakai dariusus bayi yang baru
lahir (Jawaban:b)
7. Padahari keberapa ASI mengandung Kolostrum?
a. 1-2
b. 1-4
c. 1-10
d. 1-30

(Jawaban:b)

8. Apakah manfaat ASI bagibayi?


a. Mencegah bayi daririsiko kanker
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi
d. Semua

diatasbenar

(Jawaban : d)

9. Manfaat ASI bagi ibu?


a. Membantu ibu untuk membentuk ikatan batin
b. Menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula
c. Mengurangi pendarahan setelah persalinan, diet alami bagi ibu, dan
mencegah risiko kanker payudara
d. Semua
Benar e.
(Jawaban: d)
10. Pemberian ASI dapa tmencegah penyakit.?
a. Diare daninfeksi saluran pernapasan (batuk)
b. Kanker
c. Kecacingan
d. Demam

(Jawaban:a)

11. Pemberian makanan sebelum bayi berusia 6 bulan


dapat meningkatkan resiko?
a. Alergi
84
b. Demam
c. Ruam Kulit

85
d. Infeksi

Mata

(Jawaban:a)

12. Apa saja zat-zat yang terkandung dalam ASI?


a. Karbohidrat,protein,lemak,zat antibody (penyangkal penyakit),
b. Vitamin dan mineral
c. Proteindan lemak saja
d. Semua

diatasbenar

(Jawaban : d)

13. ASI mengandung Asam Amino dan DHA yang


berfungsi untuk?
a. Kekebalan tubuh
b. Kecerdasan
c. Kekuatan tulang
d. Kekuatan

otot

(Jawaban : b)

14. Bila bayi sedang mengalami diare maka sebaiknya..


a. ASI harus dihentikan dan digantisusu formula
b. ASI dihentikan dan diberi setelah diare berhenti
c. ASI tetap diberikan sesuai kemauan bayi
d. ASI diberikan dengantambahan makanan

lain (Jawaban : c)

15. Salah satu faktor yang mempengaruhi produk ASI?

a. Makanan,dan kondisi psikologis ibu (stress)


b. Isapan bayi dan kesehatan ibu
c. Kemauan ibu menyusui
d. Keinginan bayi untuk

menyusui(Jawaban: b)

16. Frekuensi menyusui bayi diberikan....


a. Berdasarkan permintaan bayi (setidaknya 8 x sehari)
b. Berdasarkan kemauan ibu
c. Pagi,siang dan pada malam hari
86
d. Pada saat bayi

menangis (Jawaban : a)

17. Tanda perekatan yang baik saat menyusui adalah?


a. Mulut bayi mengisap pada bagian putting susu ibu

87
b. Dagu tidak menempel ke payudara
c. Mulut bayi terbuka lebar dan sebagian areola masuk
kemulut bayi
d. Ibu merasakann yerisaat menyusui bayinya

(Jawaban:c)

18. Posisi menyusui yang tepat adalah

a. Bayi didekap penghadap ibu dan perut bayi tidak


menempel pada perut ibu
b. Kepala bayi lebih tinggi daripada payu dara
c. Topang badan bayi, kepala,leher, bokong pada1garis lurus
d. Kaki bayi berada diperut

ibu (Jawaban: c)

19. ASI yang sudah diperah dapat diberikan menggunakan....


a. Dodot karet
b. Sendok
c. Gelas berukuran besar
d. Sedotan

(Jawaban: b)

20. ASI perah sebaiknya disimpan ?


a. Difreezer selama 2 minggu sampai 4 bulan
b. Ditermos pada suhu dan kemasan yang benar
c. Dalam dodot dan disimpan dalam lemari es
d. Semuanya

benar

(Jawaban: d)

88
C. Sikap Ibu
 SS :Jika ibu Sangat Setuju dengan pernyataan dalamkolom
 S: Jika ibu Setuju dengan pernyataan dalam kolom
 TS : Jika ibu Tidak Setuju dengan pernyataan dalam kolom
 STS : Jika ibu Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan dalam kolom

No Pertanyaan SS S TS STS Pernytaan


(+)/(-)
1. Ibu yang berhasil menyusui +
anak sebelumnya akan menunjang
pemberian ASI pada anak
Berikutnya
2. Menyusui secara eksklusif tidak +
Merepotkan ibu.
3. Menyusui meningkatkan rasa +
percaya diri ibu.
4 Memberikan ASI pada bayidapat -
meningkatkan stres pada ibu
5. Menyusui dilakukan dengan +
perasaan senang.
6. Menyusui secara eksklusif +
dapat meningkatkan jalinan
kasih sayang antara ibu dan
Anak
7. ASI berwarna kuning yang -
keluar diawal persalinan
Merupakan ASI yang kurang
baik
8. ASI eksklusif lebih praktis +
berbanding susu formula.
9. ASI diberikan dengansusu formula -
Lebih baik untuk meningkatkan
berat badan bayi
10. ASI sebaiknya diberikan pada +
bayi sampai usia 2 tahun
11. Bayidiberi ASI saja tanpa +
makanan tambahan lain sampai
usia6 bulan.
12. Memberi madu pada bayi dapat -
meningkatkandaya tahantubuh bayi

89
13. Bayi yang sakit tetap diberikan +
ASI
14. Bayi yang mengalami diare -
sebaiknya diberikan susu
formula
15. Makanan pendamping sebaiknya +
diberikan ketika bayi berusia lebih
dari
6 bulan.
16. Makananpendamping ASI -
Sebaiknya bertekstur padat
17. ASI perah merupakan pilihan +
Terbaik saat bayi tidak bersama
ibu
18. ASI yang disimpan di freezer hanya -
bertahan 2 jam setelah Disimpan

19. ASI yang baru diperah dan -


tidak segera diminum oleh bayi
harus Segera dibuang
20. Bayi sebaiknya -
menggunakan Dodot saat
memberikan ASI perah
21. Manfaat ASI perah tidak -
sama dengan ASI yang
diberikan langsung dari
Payudara ibu
22. ASI perah harus menggunakan -
alat Pompa asi dengan kualitas
baik

90
LAMPIRAN 8

LEAFLET

90
91
92
KOLOSTRUM

• Aoa itu kolostrurn


PUSKESMAS
Kolostrum adalah ma kanan pertama
GUNUNGLABU
untuk bayi baru lahir yang keiuar dari
payudara ibu, sebelum air susu ibu
(ASi). Kolostrum memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan bayi, salah
satunya adalah membantu memipE::-
fi<ua-t: dciya tahan tubuh bayi. lsi Kandungan Kolostrum
Kolostrum sudah mu lai
diproduksi sejak masa kehamilan Cairan kolostrum yang dihasilkan oleh
hingga 1-4 hari setelah melah1rkan. ibu menyusui bervariasi. Kolostrum
Warna dan tekstur kolostrum sedtkit yang keluar biasanya berj,umlah 2-20
berbeda dari ASI. Kolostrum berwarna mililiter per menyusui pad a 3 hari
kuning keemasan dan teksturnya Iebih pertama, tergantung pada frekuensi
menyusui dalam 24 jam pertama
setelah persalinan.

kental. Di dalam kolostrum terkandung ASI DAN


sel darah putih dan zat
pembe_ntuk _kekebalan _tubuh · .. . OLOSTRUM
K·.•
yang disebut 1munoglobu!1n. Zat
pembentuk kekebalan tubuh
berper an penting da!
am membantu tubuh bayi meliawan

93
bakteri, jamur, dan virus p

94
enyebab infeksi. seksi kesga dan gizi

95
Nutrlsl yang terkandung
dalamASI
Menurut Rekomendasi WHO da
kebijakan Nasional standar emas
pembertan makanan bayi dan • Protein
• Laktoferim
anak usia dini ada!ah: lnisiasi
Menyusu Dini (IMD), Pemberian • Secretory lg A
• Lisozim
Air Susu lbu (ASQ Ekslusif
• Bifidus Factor
yakni pemberian ASI saja seg'era
setelah lahir sampai usia 6 bulan, • L emak
sejak usra 6 bulan, selain ASI • V1tt11n1n
bayi diberi makan pendampfllg • Karbohidrat
ASI (MP-ASI), dan lanjutkan
pemberian ASI sampai anak usia
Tahapan Produksi AS!
2 tahun atau iebih,

Produksi ASI dimulai selama


kehamilan. Ketika bayi lahir, ibu
hanya akan memiliki sedikit ASI
untuk satu atau dua hari pertama.

Dalam dua minggu pertama setelah


bayi lahir, ASI berkembang melalui
tiga tahap utama, yaitu:

• KOLOSTRUM
• ASI TRANSISI
• ASI MATANG

96
LAMPIRAN 9

KURIKULUMVITAE

Nama : Fitrialis Nasution

Tempat / tanggal lahir : Kampung mesjid Baru/ 17 Juli


1989 Alamat : Jorong Kampung Mesjid, Ranah
Batahan, Kabupaten Pasaman Barat,
Provinsi Sumatera Barat
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin

RIWAYAT PENDIDIKAN

JENJANG NAMASEKOLAH TAHUN TAMAT


PENDIDIKAN
SD SDN 10 Kampung Baru 2001

SMP SMP N 2 Ranah batahan 2004

SMA SMA N 8 Padang 2007

D3 Akbid Puteri Andalas Padang 2010

RIWAYAT PEKERJAAN

TAHUN PEKERJAAN

2012 – 2017 PTT Kementrian Kesehatan


Penempatan DiKabupaten Pasaman Barat
Kecamatan Ranah Batahan Jorong Kampung
Mesjid Baru

97
LAMPIRAN 10
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa :Fitrialis


Nasution NIM
22101520
1213
Prodi : Sarjana
Kebidanan Dosen Pembimbing II
:Gusmadewi,SKM.M.Keb

Judul Proposal :―Efektivitas Konseling Menyusui Terhadap


Pengatahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2023‖.

No Tanggal Bimbingan Saran Tanda


Tangan
1 11-01-2024 KonsulBAB Perbaikitujuanumu,tujuan
I- III khusu

2 27-01-2024 Konsul  Perbaiki


BAB I-III penggunaan
bahasa skripsi
 Perbaiki jenis dan
teknik pengambilan
Data
3 20-03-2024 Konsul BAB  Melengkapi
IV-VI data univariat,
uji
validasidandata
bivariat

98
LAMPIRAN 11 MASTER TABEL
EFEKTIVITAS KONSELING MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN
ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA BARU KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2024

Pengetahuan Ibu
No. Sikap Ibu
Umur Pendidikan Pekerjaan Usia Pretest Posttest Pretest Posttest
Ibu Ibu Ibu Bayi
(Thn)
1 30 1 5 1 10 13 63 71
2 36 2 1 1 7 15 63 69
3 22 2 1 1 10 12 62 67
4 23 3 4 1 11 14 65 69
5 28 3 4 1 12 13 61 66
6 32 1 1 2 13 14 65 72
7 37 2 1 2 11 12 61 72
8 35 2 1 3 10 13 65 74
9 21 2 1 3 12 12 60 72
10 20 3 1 3 15 15 63 78
11 24 3 1 3 15 16 62 74
12 25 3 4 3 9 14 63 71
13 22 3 4 3 14 14 63 72
14 26 3 5 4 11 11 65 72
15 28 4 3 4 17 17 68 76
16 40 2 1 4 12 17 65 74
17 25 3 4 4 10 11 65 70
18 36 4 2 5 18 18 66 71
19 38 1 1 5 11 12 67 7
20 38 4 2 6 17 17 65 74

99
22 24 3 2 6 15 15 65 74
23 28 2 1 7 15 18 68 73
24 24 3 1 4 12 13 67 71
25 25 3 1 4 11 14 66 69
26 25 3 1 4 10 12 64 70
27 30 3 4 7 11 13 63 72
28 29 3 4 6 12 16 59 70
29 28 2 1 6 12 14 66 72
30 27 2 1 3 14 15 62 70
31 35 2 1 3 13 14 60 69
32 40 3 1 4 13 14 60 69
33 38 3 1 4 9 13 64 67
34 35 2 1 4 9 13 64 69
35 21 3 1 3 12 13 65 70
36 22 3 1 3 6 15 68 71
37 38 2 1 2 8 17 65 69
38 31 2 1 2 10 17 65 70
39 30 2 1 1 13 16 64 70
40 30 2 1 1 16 16 61 71
Jumlah 475 571 2.560 2.779
Mean 11.88 14.28 64.00 71.23
StandarDevias 1.908 2.738 2.353 2.506
Minimal 6 11 59 66
Maksimal 18 18 68 78

10
0
OUTPUT SPSS
ANALISIS
UNIVARIAT

UMUR IBU
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20-30 26 65.0 65.0 65.0
TAHUN
>30TAHUN 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

PENDIDIKAN IBU
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 3 7.5 7.5 7.5
SMP 15 37.5 37.5 45.0
SMA 19 47.5 47.5 92.5
PERGURUAN 3 7.5 7.5 100.0
TINGGI
Total 40 100.0 100.0

PEKERJAAN IBU
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid IRT 27 67.5 67.5 67.5
PNS 3 7.5 7.5 75.0
SWASTA 1 2.5 2.5 77.5

PETANI 7 17.5 17.5 95.0


BURUH 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

101
USIA BAYI

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 7 17.5 17.5 17.5
2 4 10.0 10.0 27.5
3 10 25.0 25.0 52.5
4 10 25.0 25.0 77.5
5 2 5.0 5.0 82.5
6 5 5.0 5.0 87.5
7 2 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

PENGETAHUAN IBU
Sebelum konseling Sesudah konseling
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 11.88 14.28
Median 12.00 14.00
Std. Deviation 1.908 2.738
Minimum 6 11
Maximum 18 18

SIKAP IBU
Sebelum konseling Sesudah konseling
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 64.00 71.23
Median 64.50 71.00
Std. Deviation 2.353 2.506
Minimum 59 66
Maximum 68 78

102
UJI NORMALITAS PENGETAHUAN IBU
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PENGETAHUAN .132 40 .078 .976 40 .538
SEBELUM
KONSELING
PENGETAHUAN .157 40 .014 .946 40 .054
SETELAH
KONSELING
a.Lilliefors Significance Correction

UJI NORMALITAS SIKAP IBU


Testsof Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
SIKAPSEBELUM .165 40 .008 .958 40 .139
KONSELING
SIKAPSETELAH .129 40 .094 .966 40 .257
KONSELING
a.Lilliefors Significance Correction

103
ANALISIS BIVARIAT
Paired Samples Statistics
Std.
Mean N Std. Deviation Error
Mean
Pair1 PENGETAHUAN IBU 11.88 40 1.908 .433
SEBELUM
KONSELING
PENGETAHUAN IBU 14.28 40 2.738 .302
SETELAH
KONSELING

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair1 PENGETAHUAN 40 .478 .002
SEBELUM
DAN
SESUDAH
KONSELING

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair1 SIKAPSEBELUM 64.00 40 2.353 .372
KONSELING
SIKAPSETELAH 71.23 40 2.506 .396
KONSELING

Paired Samples Correlations


Correlatio
N N Sig.
Pair1 SIKAPSEBELUM 40 .348 .028
KONSELING &
SIKAP
SETELAH
KONSELING

104
LAMPIRAN 13

DOKUMENTASI

105
106
ARTIKEL PENELITIAN

NAN TONGGA HEALTH AND NURSING

ISSN: xxx xxx

EFEKTIVITAS KONSELING MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA BARU KABUPATEN
PASAMAN BARAT

Fitrialis Nasution 1, Hanifa Zaini2, Gusmadewi3


1,2 ,3
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Barat,
Indonesia Email: [email protected]
Info Artikel ABSTRAK
Sejarah Artikel: ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan. Cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah di Puskesmas
Diterima 6 Juni 2024
Desa Baru (38.8%). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas
Disetujui 10 September
konseling menyusui terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian
2024
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman
Dipublikasi Oktober 2024
Barat Tahun 2024. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
desain penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan
Kata Kunci : pretest- posttest one group design. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Asi eksludif, konseling, November 2023 sampai dengan April 2024. Populasi dalam penelitian ini
pengetahuan dan sikap seluruh ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0-6 bulan sebanyak 134 dan
sampel sebanyak 40. Hasil penelitian efektifitas konseling terhadap
pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Corresponding author :
Puskesmas Desa Baru Tahun 2024 (p=0.002) dan efektifitas konseling
[email protected] terhadap sikap ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Desa baru Tahun 2024 (p=0.028). Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah bahwa ada efektifitas konseling menyusui terhadap
pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusifdi Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2024. Disarankan
kepada petugas kesehatan agar lebih memberikan konseling dan penyuluhan
untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap ibu menyusui dalam pemberian
ASI Eksklusif.

ABSTRACT
Keywords : Exclusive breastfeeding is the provision of breast milk alone for 6 months
without additional food. Exclusive breastfeeding coverage is still low in Desa
Exclusive Breast Baru Health Center (38.8%). This study aims to determine the effectiveness
feeding,Counseling,Knowldge, of breastfeeding counseling on mothers' knowledge and attitudes about
and Attitude exclusive breastfeeding in the Working Area of Puskesmas Desa Baru
Regency in 2024. This type of research is an analytic study with a quasi-
experimentresearch design with a pretest-posttest one-group design. This
research was conducted from November 2023 to April 2024. The population
in this study were all breastfeeding mothers who had babies aged 0-6 months
as many as 134 anda sample of 40. The results of the study showed the
effectiveness of counseling on the knowledge of breastfeeding mothers about
exclusive breastfeeding in the Desa Baru Health Center Working Area in
2024 (p=0.002) and the effectiveness of counseling on the attitude of
breastfeeding mothers about exclusive breastfeeding in the Desa Baru Health
Center Working Area in 2024 (p=0.028). This study concludes that there is
an effectiveness of breastfeeding counseling on the knowledge and attitudes
of mothers about exclusive breastfeeding in the Working Area of Puskesmas
Desa Baru, Pasaman Barat Regency in 2023. It is recommended that health
workers provide more counseling and counseling to improve the knowledge
©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved
1
and attitudes of
breastfeeding mothers in
exclusive breast feeding.

©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved


2
ARTIKEL PENELITIAN

lingkungan sekitar. ASI eksklusif merupakan


PENDAHULUAN
pemberian ASI saja pada bayi sampai umur 6
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan
Tahun 2012 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
lain (Sari, dkk, 2020).
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
Dampak yang terjadi apabila ASI tidak
dilahirkan selama enam bulan, tanpa
diberikan secara eksklusif, proses pematangan
menambahkan dan/atau mengganti dengan
sistem imun akan terganggu dan
makanan atau minuman lain (kecuali obat,
menyebabkan bayi mudah terserang infeksi
vitamin dan mineral) (Profil Kesehatan
(Wasiah, 2019). Selain itu memiliki risiko
Indonesia, 2018). Air Susu Ibu (ASI) adalah
kematian karena diare 3,94 kali lebih besar
suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
dibandingkan bayi yang mendapat ASI
laktosa, dan garam-garam anorganik yang
eksklusif. Bayi yangmendapat ASI eksklusif
disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup
berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI
dalam enam bulan pertama kehidupan
eksklusif selama enam bulan pertama hidup
dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI
bayi adalah yang terbaik (Marfiani, 2018).
eksklusif (Harmia, 2021).
Sumber nutrisi untuk kualitas dan kuantitas Periode emas merupakan periode terpenting
terbaik untuk bayi terdapat dalam kandungan dimulai dari dalam kandungan sampai berusia
ASI eksklusif. ASI Eksklusif adalah air susu 2 tahun, karena pada periode tersebut terjadi
yang diberikan kepada bayi langsung setelah pertumbuhan otak sangat pesat yang sangat
lahir sampai 6 bulan tanpa tambahan makanan menentukan kualitas hidup selanjutnya sampai
atau minuman lain. Pada proses pemberian anak menjadi dewasa. Dampak yang terjadi
ASI eksklusif terjadi banyak gangguan yang akibat gangguan tumbuh kembang pada
diakibatkan kurangnya pengetahuan, rasa periode ini, terutama gangguan perkembangan
percaya diri, dukungan keluarga serta otak anak tidak dapat diperbaiki lagi
©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved
3
ARTIKEL PENELITIAN

(irreversible), sehingga pemberian makan Sebelum 11.88 1.908


Konseling
yang optimal untuk pemenuhan gizi anak Sesudah 14.28 2.738
Konseling
pada periode tersebut sangat penting dalam
Berdasarkan Tabel 1 diketahui
menunjang perkembangan otak (Kementrian
rata-rata pengetahuan ibu sebelum
Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
dilakukan konseling menyusui adalah
Masalah ibu tidak termotivasi memberikan
11.88 dengan standar deviasi 1.908 dan
ASI ekslusif salah satunya karena
setelah dilakukan konseling adalah 14.28
pengetahuan ibu yang kurang tentang
dengan standar deviasi 2.738.
pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Rendah
Pengetahuan Ibu Terendah sebelum
nya pengetahuan dan beberapa mitos yang ada
konseling adalah 6 dan tertinggi adalah
di lingkungan masyarakat dapat
18, sedangkan pengetahuan ibu terendah
mempengaruhi suksesnya dalam pemberian
sesudah konseling adalah 11 dan
ASI secara eksklusif. Kepercayaan diri ibu
tertinggi adalah 18.
yang merasa tidak mempunyai kecukupan
Tabel 2. Rata-rata Sikap ibu
dalam produksi ASI untuk memenuhi
Sebelum dan Sesudah dilakukan
kebutuhan bayi menjadi faktor utama ibu
Konseling Menyusui Terhadap
tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Anjaswati (2020) yang menyatakan ada
Pasaman Barat
hubungan pengetahuan dengan pemberian

ASI Ekslusif.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rata-rata Pengetahuan ibu Sebelum
dan Sesudah dilakukan Konseling
Menyusui Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat.
4
Mean SD

Sebelum 64.00 2.3

Konseling

©Nan h g. AMll irni-gMhatsx d N


TongMgeaanHealt S D
and N ursin reserve

5
ARTIKEL PENELITIAN

Sesudah 71.23 2.506 D6a8r-i78 penelitian ang didasari


man
pengala
Konseling seseorang. d4a0n
terbuktibahwa
PEMBAHASAN perilaku y

Rata-rata Sikap ibu Sebelum dan

Sesudah dilakukan Konseling

Menyusui Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian

dapat dilihat bahwa dari 40 responden

didapatkan bahwa rata-rata

pengetahuan ibu sebelum dilakukan

konseling yaitu 11.88 dengan standar

deviasi 1.908 sebelum dilakukan

konseling pengetahuan terendah yaitu

6 dan tertinggi yaitu 18. Sedangkan

rata- rata pengetahuan ibu sesudah

dilakukan konseling yaitu 14.28

dengan standar deviasi 2.738 setelah

dilakukan konseling pengetahuan

terendah yaitu 11dan tertinggi yaitu

18.Penelitian ini sejalan dengan teori

yang menyatakan bahwa pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting

dalam m©embentuk tindakan


6
Nan Tongga Health andoleh
Nursing. All rights
pengetahuan reserved
lebih langgeng pada ibu tentang dampak baik atau

daripadaperilaku yang tidak

didasari pengetahuan

(Notoatmodjo,

2014).Pengetahuan adalah kesan

dalam pikiranmanusia sebagai

hasil dari panca indera.Menurut

Gondhoyoewono. T dalam (Ety

Sofia Ramadhan, 2014)

Penyuluhankesehatan adalah

kegiatan pendidikan kesehatan,

yang dilakukan dengan

meyebarkan

pesan, menanamkan

keyakinan, sehinga masyarakat

tidak hanya sadar, tahu dan

mengerti, tetapi juga mau dan

mampu melakukan anjuran yang

ada hubungannya dengan

kesehatan. Penyuluhanjuga

merupakan suatu proses belajar

non formal kepada sekelompok

masyarakat tertentu. Pengetahuan

mempunyai peran yang sangat

penting dalam perilaku ibu karena

melalui pengetahuan akan

membawa pemahaman yang

mendalam
7
ARTIKEL PENELITIAN

buruknya memberikan ASI KESIMPULAN

konseling terjadi peningkatan dimana


Berdasarkan hasil
sebelum dilakukan konseling menyusui
penelitian yang telah dilakukan oleh
terhadap pemberian ASI Eksklusif di
peneliti dengan judul ―Efektivitas
wilayah kerja Puskesmas Desa Baru
Konseling Menyusui Terhadap
Kabupaten Pasaman Barat adalah 64.00
Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
dan sesudah dilakukan konseling
Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah
menyusui terhadap pemberian ASI
Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Pasaman Barat Tahun 2024‖, maka dapat
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
disimpulkan sebagai berikut:
71.23.
Rata-rata pengetahuan ibu setelah
Rata-rata sikap ibu setelah dilakukan
dilakukan konseling menyusui terjadi
konseling terjadi peningkatan dimana
peningkatan dimana sebelum dilakukan
sebelum dilakukan konseling menyusui
konseling menyusui terhadap pemberian
terhadap pemberian ASI Eksklusif di
ASI Eksklusif di wilayah kerja
wilayah kerja Puskesmas Desa Baru
Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Kabupaten Pasaman Barat adalah 64.00
Pasaman Barat adalah 11.88 dan sesudah
dan sesudah dilakukan konseling
dilakukan konseling menyusui terhadap
menyusui terhadap pemberian ASI
pemberian ASI Eksklusif di wilayah
Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten
Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat
Pasaman Barat adalah 14.28

DAFTAR PUSTAKA
Rata-rata sikap ibu setelah dilakukan

Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI


Amalia, Anisa. (2013). "Pengetahuan, Sikap,
©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved
5
ARTIKEL PENELITIAN

Eksklusif di Kabupaten Bogor".


YoungChild Feeding.Geneva.
Jurnal Pengabdian Kesehatan

Masyarakat Vol. 1(1).

Arikunto,S.(2013)―Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik”.Edisi

Revisi. Jakarta:PT.Rineka Cipta

Astuti,Isroni.(2013)."Determinan Pemberian

ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui".

Jurnal Health Quality.Vol.4(1).

Maryunani,A.(2018).Inisiasi

Menyusui Dini,ASI Eksklusif dan

Manajemen

Notoadmodjo, S. (2014). Promosi

Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, (2021). ―Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif di Desa Lunggaian Kecamatan

Lubuk Batang Kabupaten OKU Tahun

2021:Jurnal Ilmiah Universitas

Batanghari, Jambi 22(1).

WHO. (2019).Infant And


©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved
6
Wuryanti, A.(2013).

Pengaruh Konseling terhadap

Peningkatan Pengetahuan, Motivasi,

Sikap dan Perilaku Pemberian ASI

Ekslusif pada Ibu Menyusui di

Puskesmas Wuryantoro. Universitas

Sebelas Maret.

©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved


7
ARTIKEL PENELITIAN

©Nan Tongga Health and Nursing. All rights reserved


8

Anda mungkin juga menyukai