Muhamad Amin (14530065) 1-1-92

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 92

PERAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROPAGANDA PADA KASUS

BENDERA INDONESIA TERBALIK DI SEA GAMES 2017

STUDI KASUS MAHASISWA UIN JURUSAN JURNALISTIK ANGKATAN


2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) dalam Jurusan Jurnalistik

Diajukan Oleh:

MUHAMAD AMIN

NIM 14530065

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
2018

i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Rabbmu tidak akan pernah mengabaikan doa dan usaha dari hamba yang memiliki

kemauan kuat

(Muhamad Amin)

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Bapakku Syarifudin Umar Rahimakumullah dan Ibuku Titik Sahati

Rahimakumullah, Semoga Allah SWT kelak mempertemukan kita di

Jannahnya, Aaminyarabb.

 Keluargaku Alumni warnet Muslim, Iwan Rinaldi, Lukata Yovanda, Janero

Desen, Adi Nugraha, Hendri Wiranata yang telah memberikan inspirasi dan

mendukungku.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat, taufik, hidayah serta ridhonya, sehingga dalam

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapat kemudahan.

selanjutnya shalawat beriringakan salam tak lupa diaturkan kepada suri teladan,

junjungan umat manusia, teladan yang sempurna yakni Nabi Muhammad S A W,

semoga pula shalawat ini tersampaikan kepada keluarganya, para sahabat, tabi’in.

tabi’tabi’in. serta kita semua yang senantiasa berusaha menjalankan sunnahnya

hingga kita bisa mendapatkan syafaat Rasulullah di yaumul akhir nanti. Aamiin…

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa dala penyusunan skripsi dengan judul

PERAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROPAGANDA PADA KASUS

BENDERA INDONESIA TERBALIK DI SEA GAMES 2017 (Studi kasus

mahasiswa UIN Raden Fatah jurusan Jurnalistik angkatan 2014) tidak akan terwujud

dan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, serta bimbingan dari berbagai

pihak. oleh karena itu, peneliti mengucapkan haturan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Sirozi, M.A Ph. D selaku Rektor UIN Raden Fatah beserta staf

Rektorat yang telah memberikan ranah untuk menempuh kegiatan-kegiatan

yang menopang selama perkuliahan baik itu dibidang akademik maupun non

akademik.

vi
2. Bapak Dr. Kusnadi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Raden Fatah Palembang, sekaligus menjadi orang tua yang telah

memberikan banyak sekali ilmu serta menjadi panutan di Fakultas.

3. Ibu Sumaina Duku, M.Si selaku ketua Jurusan Jurnalistik yang senantiasa

dengan senang hati melayani urusan perkuliahan kami.

4. Bapak Drs. Aliasan, M.Pd.I selaku pembimbing pertama yang telah bersedia

meluangkan waktunya serta selalu memberikan masukan dan saran hingga

penyusunan skripsi ini selesai.

5. Ibu Muzaiyanah, M.Pd selaku pembibing kedua, terimakasih atas kesabaran

ibu membimbing hingga skripsi ini selesai, saya meminta maaf jika pernah

membangkang atau menyakiti hati ibu, baik sengaja maupun tidak sengaja.

6. Bapak Taufik Akhyar, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa

membimbing dari awal masa perkuliahan sampai dengan selesainya skripsi

ini.

7. Teman-teman Jurusan Jurnalistik angkatan 2014, yang tidak dapat

disebutkan satu- persatu.

Palembang, Juli 2018


Penulis

Muhamad Amin
NIM.14530065

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
F. Kerangka Teori................................................................................... 8
G. Metode Penelitian............................................................................ 11
H. Sistematik Penulisan ....................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Massa dan New Media ................................................ 15


1. Karakteristik New Media.......................................................... 18
B. Media Sosial .................................................................................... 19
1. Karakteristik Media Sosial ....................................................... 21
C. Instagram ......................................................................................... 23
1. Fitur-fitur Instagram ................................................................. 25
2. Kelebihan Instagram ................................................................ 27

viii
3. Kelemahan Instagram ............................................................... 28

D. Propaganda ...................................................................................... 29
1. Teknik Propaganda................................................................... 29
2. Jenis Propaganda ...................................................................... 34
3. Sistem Propaganda Dilakukan ................................................. 35
4. Media Propaganda .................................................................... 36
BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang 39


B. Gambaran Umum Fakultas Dakwah dan Komunikasi .................... 42
C. Gambaran Umum Prodi Jurnalistik.................................................. 52
1. Visi Dan Misi Prodi Jurnalistik .................................................. 53
2. Tujuan Dan Sasaran .................................................................... 54
3. Tujuan Program Studi ................................................................. 55
4. Keadaan Dosen ........................................................................... 55
5. Keadaan Mahasiswa ................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Proses Instagram Sebagai Media Propaganda .......................... 58


2. Peranan Instagram Sebagai Media Propaganda ....................... 60

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................................... 71
B. Saran................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 73

LAMPIRAN

ix
ABSTRAK

Kasus Bendera Indonesia yang terbalik di buku pedoman Sea Games 2017 di
Malaysia menjadi tranding topic di media sosial, salah satunya di Instagram, hal
tersebut menuai pro dan kontra di masyarakat, sehigga peneliti mencoba meneliti
kasus tersebut dengan judul Penelitian Peran Instagram sebagai media propanda pada
kasus bendera Indonesia terbalik di Sea Games 2017 (Studi kasus mahasiawa UIN
Raden Fatah jurusan Jurnalistik 2014), dengan rumusan masalah bagaimana peran
Instagram sebagai media propaganda dan bagaimana prosesnya. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana peran Instagram sebagai alat propaganda dan
bagaimana proses propaganda dalam Instagram itu sendiri. Sebagai dasar penelitian,
penelitian ini menggunakan dasar teori Prof. Dr.H.C.J. Duykur yang memberikan
rumusan menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi pikiran atau perasaan
manusia sedemikian rupa. Sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan
data sekunder, yang mana sistem mendapatkan data yang akurat dengan cara
observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan di analisa dengan
metode deskriptif kualitatif yaitu menguraikan, menjelaskan secara mendalam seluruh
permasalahan yang dirumuskan dalam pokok masalah secara tegas dan jelas,
sehingga penelitian dapat dipahami dengan mudah. Kemudian disajikan dalam bentuk
motode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh secara observasi dan
wawancara adalah pertama, setelah melihat unggahan gambar di Instagram ada
perubahan sikap yang terjadi terhadap mahasiswa jurnalistik 2014, seperti membenci,
kecewa, bahkan terpancing emosi terhadap Negara Malaysia. kedua mahasiwa
menyadari melalui media sosial di zaman yang berkembang ini, pengaruh Instagram
sangat dirasakan dan dianggap sebagai alat yang cocok untuk melakukan propaganda,
baik propaganda positif maupun negatif.

Kata Kunci : Media Sosial, Instagram, Propaganda.

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi sangat pesat terjadi, salah satunya

teknologi yang menciptakan media sosial yang banyak diminati oleh masyarakat,

berkembangnya teknologi komunikasi, tentu memberikan dampak positif dan negatif,

tergantung dengan si pemilik akun media sosial tersebut, akan digunakan seperti apa

media sosial yang dimilikinya. Instagram adalah salah contoh satu dari sekian banyak

media sosial yang saat ini banyak digandrungi oleh masyarakat, pengguna Instagram

tidak terbatas usia, dari anak-anak hingga dewasa pun ikut menikmati media sosial

ini. Dengan kata lain, majunya teknologi komunikasi, tidak bisa dipisahkan dengan

jaringan Internet. dengan jaringan internet, orang dimanapun berada, dapat

mengakses segala informasi yang diperlukannya1

Instagram adalah salah satu Media sosial yang saat ini menjadi primadona,

beragam manfaat yang bisa petik dengan menggunakan Instagram, didalam Instagram

sudah tentu berisi Propaganda. dari pengertiannya propaganda sendiri berasal dari

Bahasa latin odern Propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan. arti

propaganda tersebut kemudian dimaknai secara konstektual sebagai rangkain pesan

yang bertujuan untuk mepengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau

1
Hidajanto Jamal dan Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Penyiaran, (Jakarta : Kencana 2011),
hlm 40

1
2

sekelompok orang. Sudah dipastikan isi Instagram itu sendiri adalah membujuk,

mengajak, mempengaruhi si pemakai Instagram itu sendiri.

Propaganda yang dilancarkan melalui media memang memiliki dampak

sangat dahsyat. Propaganda dalam seketika bisa membentuk khalayak target

pemberitaan menjadi berkubu kubu. Bersitegang, bahkan bisa sampai menimbulkan

chaos jika ditunjukan untuk tujuan negatif, namun disamping itu, untuk tujuan positif

propaganda juga bisa digunakan mengarahkan kepublik melakukan hal hal kebaikan.

Kedahsyatan propaganda ibarat tajamya mata pisau memiliki dua sisi positif dan

negatif yang bisa dimafaatkan oleh pemegangnya untuk kebaikan dan keburukan. 2

Istilah propaganda mulai muncul pada abad keenam belas, digunakan pertama kali

oleh gereja katolik saat reformasi. Berbagai kelompok membelot dari gereja katolik,

dan jamaat tersebut adalah bagian dari gereja kontra reformasi, tujuan dari

propaganda adalah mengubah cara orang berprilaku.3

Popaganda bersifat persuasif atau mengajak, banyak cara yang digunakan

komunikator (penyampai pesan) dalam melakukan propaganda, bisa dengan

menggunakan cara rayuan, ajakan dengan iming-iming tertentu, atau pun himbauan

yang disebar media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram. Semua itu dilakukan

agar komunikan (penerima pesan) dengan senang hati melakuan sesuatu yang telah

2
Andi Youna dan Zulmi Savitri, Propaganda Media Teori dan Studi Kasus Aktual. (Jakarta :
Wacana Media 2015), hlm 9.
3
Inge Hutangalung, Teori- Teori Komunikasi dalam Pengaruh Psikologi.(Jakarta : Indeks
2015), hlm 24.
3

diinginkan oleh komunikator. Secara tidak langsung Instagram yang saat ini dengan

pengguna lebih banyak dari media sosial lainnya merupakan media yang paling subur

untuk melakukan propaganda, baik itu propaganda baik, propaganda buruk, maupun

propaganda jahat.

dengan symbolic interaction, yang dimaksudkan suatu propaganda yang

menggunakan lambang lambang komunikasi yang penuh arti yaitu Bahasa (lisan dan

tulisan), gambar-gambar, tanda tanda isyarat-isyarat, dan telah dirumuskan di encode

sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa komunikan untuk menerima pesan

dan kemudian memberikan reaksinya yang pada akhirnya menumbuhkan efek atau

hasil seperti yang telah direncanakan atau ditetapkan komunikator.4

Instagram adalah wadah yang tepat untuk melakuan propaganda, olehnya

Instagram lebih fokus ke poto dan vidio yang berdurasi pendek, dibandingkan dengan

media sosial lainnya yang lebih fokus pada kicauan perkataan atau status, sehingga

intagram lebih mudah digunakan dan dinikmati, serta dapat digunakan sebagai alat

untuk membujuk, mempengaruhi bahkan membuat masyarakat berkelompok-

kelompok dan saling bermusuhan.

Sebagai bagian dari sebuah proses komunikasi, tentunya propaganda sangat

tepat (sesuai tujuan yang dikehendaki propagandis) di dalam mempengaruhi sikap

4
Santoso Sastropoetro, Propaganda Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa, ( Bandung :
Penerbit Alumni 1991), hlm 37.
4

dan prilaku orang lain. Ini disebabkan propaganda hanya sekedar alat untuk

menyapaikan pesan dari satu orang ke orang lain.5

Merujuk dari penjelasan di atas penulis tertarik unuk membahas propaganda

di media sosial, terkhusus media sosial Instagram, dalam kasus bendera Indonesia

terbalik di Sea Games 2017 di Malaysia. Pada tahun 2017 negara Malaysia secara

tidak sengaja telah mencetak bendera Negara Indonesia secara terbalik di pesta akbar

olahraga Sea Games di Malaysia, berita tersebut tersebar di semua media, termasuk

media sosial Instagram. Kejadian tersebut tentu saja membuat geram warga

Indonesia, mengingat Indonesia dan Malaysia adalah kedua Negara yang beberapa

kali terlibat konflik.

Selama Orde Baru berkuasa di Indonesia, hubungan kedua Negara tersebut

cenderung tenang dan bersahabat, namun ketika Orde Baru runtuh, maka hubungan

kedua Negara tersebut kembali memanas. berbagai permasalahan mulai dari tenaga

kerja Indonesia, pulau Sipadan dan Ligitan serta perebutan Ambalat. 6.

Skripsi ini mencoba membahas tentang peran Instagram sebagai media

propaganda dalam kasus bendera terbalik di Sea Games 2017 dengan studi kasus

mahasiswa Jurnalistik 2014 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah

Palembang.

5
Nurudin, Komunikasi Propaganda, ( Bandung : PT Reaja Rosdakarya Rosda 2002), hlm 15.
6
Efantino dan arifin, Ganyang Malaysia, (Yogyakarta : Bio Pustaka 2009), hlm X.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat menarik

rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah tersebut yaitu:

1. Bagaimana Proses Instagram Sebagai Media Propaganda dalam merubah sikap

dan sudut padang Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Prodi Jurnalistik

Angkatan 2014 melihat Kasus Bendera Indonesia Terbalik di Sea Games 2017 ?

2. Bagaimana peran Instagram Sebagai Media Propaganda Pada Kasus Bendera

Indonesia Terbalik di Sea Games 2018 bagi mahasiswa UIN Raden Fatah

Palembang Prodi Jurnalistik Angkatan 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana proses propaganda yang terjadi di media sosial

Instagram.

2. Untuk mengetahui peran Instagram Sebagai Media Propaganda Pada Kasus

Bendera Indonesia Terbalik di Sea Games 2017 bagi mahasiswa UIN Raden

Fatah Palembang Prodi Jurnalistik angkatan 2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu : manfaat teoritis dan manfaat

praktis
6

1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini, berguna untuk sumbangan pemikiran dalam

bidang Jurnalistik.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat baik dari kalangan mahasiswa

maupun dari kalangan lainnya, bahwa aplikasi Instagram dapat dijadikan sebagai

sarana Propaganda.

b. Merupakan persyaratan akademis untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

c. Dapat dijadikan referensi selanjutnya dan memberikan informasi serta

pengetahuan kepada pihak akademisi dan peneliti mengenai Peran Instagram

Sebagai Media Propaganda.

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi Mahir Pratama jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan komunikasi

Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang angkatan 2012 dengan judul

Propaganda dalam film (Analisis semiotika tentang perlawanan Dalam Film The

Hunger Games : Mockingjay Part I Karya Francis Lawrance ). Kesimpulan dari

Skripsi ini diketahui makna denotasi dan konotasi serta mitos yang merepresentasikan
7

tentang persuasif, propaganda dan perlawanan dalam film The hunger Games :

Mocking Jay Part I dalam film tersebut.7

Skripsi Kurnia mahasiswa Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang

dengan judul skripsi Propaganda Barat Dalam Film (Analisis Semiotik Film

Submission) dalam hal ini Kurnia membahas apa makna denotasi, konotasi dan mitos

yang merepresentasikan kedudukan perempuan dalam Islam pada film Submission

dan bagaimana mengtahui berapa banyak bentuk propaganda Barat terhadap Islam

yang terdapat dalam Film Submission, sehingga diketahui bentuk propaganda dalam

film tersebut.8

Skripsi Shaum Akbar Razaka Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, dengan judul ―Propaganda di Media Online” dalam skripsinya Akbar

membahas adakah Propaganda putih dalam pemberitaan Donald Trump di media

online BBCindonesia.com periode Maret – Mei 2016. Kesimpulan skripsi tersebut

tidak menemukan propaganda putih dalam pemberitaan Donald Trump.9

Ketiga skripsi diatas, membahas tentang propaganda, seperti propaganda

film dan media online, sama seperti pembahasan peneliti yang membahas tentang

propaganda media, sedangkan letak perbedaannya yaitu di objek penelitian serta

kasus yang diteliti.

7
Mahir Pratama, ( Propaganda dalam Film ( Analisis Semiotika Tenatng perlawanan dalam
Film The Gunger Games : Mockingjay Part I Karya Francis Lawrance) hlm 9.
8
Kurnia (Propaganda Barat Dalam film (Analisis semiotic Film Submission) hlm 6.
9
Shoum Akbar Razaka (Propoganda di Media Online) hlm 6.
8

F. Kerangka Teori

1. Media Sosial dan Media Online

Media sosial (social media) telah menjadi bagian dari kehidupan manusia

modern saat ini, diperkirakan yang menjadi tren adalah 3S, yakni Social, Share, and

Speed.

Social adalah bagaimana seseorang terhubung dengan orang lain dan saling

berbagi, Share adalah bagaimana seseorang membagikan pengalamannnya kepada

orang lain, melalui teks, foto, video, apapun itu, memalui jejaring sosial. Speed

adalah bagaimana jejaring sosial bisa memberikan informasi yang sangat cepat,

melebihi kecepatan wartawan menuliskan berita.10

Menurut Michelle Chmielewski yang tertulis pada buku komunikasi antar

personal karangan Alo Liliweri. Media sosial adalah media yang tidak bicara tentang

apa yang orang lakukan atau orang katakan tetapi tentang apa yang orang lakukan dan

katakana bersama-sama tentang sesuatu di dunia dan dipertukarkan ke seluruh dunia,

atau media yang dapat mengkomunikasikan sesuatu pada saat yang sama ke segala

arah karena dukungan oleh teknologi digital.11

Dalam perpektif studi media atau komunikasi massa, media online menjadi

objek kajian teori media baru (new media), yaitu istilah yang mengacu pada

10
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online : Panduan Mengelola Media Online
(dilengkapi Kiat Blogger,Teks dan Tips Media Sosial, ( Bandung : Nuansa Cendikia, 2012), hlm 103.
11
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Budaya, (Jakarta : Kencana Premedia Group, 2015 ) hlm
288.
9

permintaan akses ke konten ( isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap

perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan

pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi real – time.

New media merupakan penyederhanaan istilah (simpli fikasi) terhadap

bentuk media di luar lima media massa konvensional, televisi, radio, majalah, koran,

dan film. Sifat new media adalah cair (fluids), konektivitas individual, dan menjadi

sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan.12

2. Instagram
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini.

Kata Insta berasal dari kata instan, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih

dikenal dengan sebutan foto instan. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara

instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata gram berasal dari

kata telegram, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi

kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah

foto dengan menggunakan jaringan internet. Kegunaan utama instagram adalah sebagai

tempat untuk mengunggah dan berbagai foto-foto kepada pengguna lainnya. foto yang

telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat di simpan di dalam idevice tersebut.

Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek

yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.13

12
Asep Samsul M. Romli, Jurnalistik Online, ( Bandung : Nuansa Cendikia, 2012 ), hlm
31.
13
Bimo Mahendra, Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram (sebuah perspektif Kounikasi),
Jurnal Visi Komunikasi Volume / 16 No. 01, Mei 2017, hlm 155.
10

Kehadiran media siber dipandang sebagai bentuk cara komunikasi baru,

diantara jenis media siber yaitu media sosial (Social Media), merupakan media yang

digunakan untuk mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas, atau bahkan

pendapat pengguna.14

3. Propaganda

Menurut Harold D. Laswell dalam tulisannya Propaganda (1937) mengatakan

propaganda adalah teknik untuk mempengaruhi kegiatan manusia dengan

memanipulasikan refresentasikannya. Namun, Ralp D. Casey mengatakan

propaganda modern adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar

untuk memantapkan sesuatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan

dengan suatu dokterin atau program dan di pihak lain, merupakan usaha yang sadar

dari lembaga lembaga komunkasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat

objektivitas dan kejujuran.15

G. Metodologi Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Beni Ahmad

Saebani dalam bukunya metodelogi Penelitian penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk memeliti kondisi objek ilmiah, (sebagai lawannya

eksperimen), yaitu peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

14
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, (Jakarta : Kencana Prenamedia Group, 2014),
hlm 23.
15
Narudin. Op.cit. hlm 10
11

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.16

b. Sumber data

1. Data primer, merupakan data yang diperleh dari sumber data pertama

dilapangan.17 dalam penelitian ini data primernya yaitu mahasiswa Jurnalistik

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua. Data

sekunder ini untuk melengkapi data primer, dan biasanya data sekunder ini

sangat membantu peneliti bila data primer terbatas atau sulit diperoleh.18

c. Teknik pengumpulan data

1. Observasi

Menurut Racmat Kriyanto, dalam bukunya, Prosedur Teknik Praktis Rise

Komunikasi, observasi adalah interaksi (prilaku) dan terapan yang terjadi

diantara subjek yang diriset.19 Observasi dilakuan dengan mengadakan

pengamatan kepada mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014 UIN Raden Fatah

Palembang.

16
Beni Ahmad Saebani, metodeogi penelitian, (Bandung : Pustaka Setia 2008). Hal.122
17
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis riset komunikasi : Disertai contoh praktis riset media,
Publik Relation, Advertising, komunikasi Organisasi, komunikasi Pemasaran, (Jakarta: kencana,
2006), hal. 41.
18
Ibid, hlm 24
19
Ibid, hlm 24.
12

2. Wawancara

Menurut Burhan Bungin, ―wawancara mendalam secara umum adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab

sambal bertatap muka anatara pewancara dan informan atau oaring yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoan wawancara.‖

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua

jenis pertanyaan yang telah dibuat oleh penulis sebagai panduan (interview

guide). dan kedua wawancara tidak terstruktur, yaitu menggunakan pertanyaan-

pertanyaan yang muncul serta sepontan dan merupakan perkebangan dari daftar

pertanyaan yang ada, sifatnya informal.20 adapun awancara ini akan dilakukan

kepada mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014 UIN Raden Fatah Palembang.

3. Dokumentasi

Menurut Bungin, teknik dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sisol untuk menelusuri data

historis. Penggalian sumber data lewat studi dokumen menjadi pelengkap bagi

proses penelitian kualitatif. Bahkan menurut guba dan Lincoln (2005) tingkat

kredibilitas suatu hasil penelitian kualitatif sedikit banyaknya ditentukan oleh

penggunaan dan pemanfaatan dokumen yang ada. Berdasarkan berbagai

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber data

20
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi dan Ekonomi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen, Dan Pemasaran, (Jakarta : Prenada Media Group, 2013), hlm 133.
13

yang diperguanakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,

film, gambar (foto) dan karya-karya monumental yang semuanya itu memberikan

informasi bagi proses penelitian21

H. Sistematika penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka pembahasan dalam skripsi ini

dibagi dalam lima bab dengan perincian sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metode penelitian dan sistematika tulisan.

BAB II: Kerangka Teori

Pada bab ini dipaparkan beberapa teori yang herhubungan dengan topik

pembahasan yang meliputi sebagai berikiut : media sosial (Instagram), dan

Propaganda.

BAB III: Deskripsi wilayah penelitian

Pada bab ini dipaparkan tentang pejelasan wilayah penelitian, sejarah singkat

wilayah penelitian, dan jumlah aktif mahasiswa yang akan di teliti.

21
Imam Gunawan, metode penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, ( Jakarta : Bumi Aksara
2013), hlm. 177—178.
14

BAB IV: Hasil penelitian

Pembahasan mengenai proses Instagram sebagai media propaganda dan

bagaimana perannya pada kasus bendera Indonesia terbalik di Sea Games 2017.

BAB V: Adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.


15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Massa dan New Media.

Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang ciri dari

komunikasi massa (mass communication), yang dilakukan melalui media massa

seperti televisi atau koran. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses

penggunaan sebuah media massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas

untuk tujuan memberi informasi, menghibur atau membujuk. 22

Media baru adalah konsep yang menjelaskan kemampuan media yang

dengan dukungan perangkat digital dapat mengakses konten kapan saja, di mana

saja sehingga memberikan kesempatan bagi siapa saja baik sebagai penerima,

pengguna untuk berpartisipasi aktif, interaktif, dan kreatif terdapat umpan balik

pesan yang pada gilirannya membentuk komunitas / masyarakat baru melalui isi

media. Aspek penting lain dari media baru, selain mengharuskan adanya perangkat

digital maka lahirlah media yang berbasis digital yakni media yang berkemampuan

melakukan manipulasi, kemampuan bekerja dalam jaringan (termasuk jaringan

padat), serta mempunyai compressible terhadap informasi (pesan)

22
Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa,Tri Wibowo (Jakarta : Prenamedia Group, 2008),
hlm 450.

15
16

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan. Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lainnya. Sedangkan

perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keberanian, dan sebagainya yang timbul

dari lubuk hati seseorang. Pada era modern seperti sekarang komunikasi massa

yang paling popular adalah komunikasi massa melalui media internet atau yang

sering kita sebut dengan online media.

Dalam Komunikasi Massa, menurut Cangara selalu melibatkan peran media,

atau alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

komunikator kepada khalayak. Pengertian media massa sendiri adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber ke khalayak (penerima)

dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio,

dan televisi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa

merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator

kepada khalayak yang berjumlah besar secara serempak.23

Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan

perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan

media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa,

masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat

yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan

23
Bimo Mahendra, Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram (sebuah perspektif Kounikasi),
Jurnal Visi Komunikasi Volume / 16 No. 01, Mei 2017, hlm 153-154.
17

yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya

orang perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan

pembaca.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya telah berkembang

media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti

internet dan telepon selular.

New media atau media baru merupakan sarana perantara yang baru dilihat

dari segi waktu, manfaat, produksi, dan distribusinya. Salah satu ciri yang menonjol

adalah adanya interaksi antara manusia dengan komputer dan internet. Bentuknya

beragam mulai dari web, blog, online social network, dan online forum.

Kehadiran media baru tak lepas dari prediksi McLuhan yang mengatakan

dunia akan menjadi satu desa global (global village) dimana produk produk yang

ada akan menjadi cita rasa semua orang. Global Village menjelaskan bahwa tidak ada

lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke

belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat. Global Village adalah konsep

mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianalogikan menjadi

sebuah desa yang sangat besar. McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal

tahun 60-an dalam buku nya yang berjudul Understanding Media: Extension of A

Man.24

24
Ibid, hlm 154.
18

Manuel Castells mengatakan, bahwa bukanlah sebuah desa yang dikatakan

seragam, melainkan masyarakat dalam jaringan global yang saling terhubung lewat

New Media, Network society. Menurutnya, media tidak lagi merupakan media massa

melainkan menjadi media jaringan, atau jaringan interaktif multimedia, yang akan

menjadikan komunikasi dunia suatu jaring-jaring raksasa, suatu dunia yang

saling terhubung. Teori Castells tentang network society adalah sebuah bentuk

jaringan yang mewakili morfologi sosial baru sebuah masyarakat dan penyebaran

logika networking secara substansial memodifikasi operasi dan hasil di dalam proses

produksi, pengalaman, kekuasaan, dan budaya.

1. Karakteristik New Media

a. Mudah dimanipulasi. hal ini sering kali mendapat tanggapan negatif dan

menjadi perdebatan, karena media baru memungkinkan setiap orang untuk

memanipulasi dan merubah berbagai data dan informasi dengan bebas.

b. Bersifat networkable, artinya, konten-konten yang terdapat dalam media

baru dapat dengan mudah dishare dan dipertukarkan antar pengguna lewat

jaringan internet yang tersedia.

c. Bersifat compressible, konten-konten yang ada dalam media baru dapat

diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. Hal ini

memberi kemudahan untuk menyimpan konten-konten tersebut dan

membagikannya kepada orang lain.


19

d. Padat, dimana kita hanya membutuhkan space yang kecil untuk menyimpan

berbagai konten yang ada dalam media baru. Sebagai contoh, kita hanya

memerlukan satu PC yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk dapat

menyimpan berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia dalam PC tersebut.

e. Imparsial, konten-konten yang ada dalam media baru tidak berpihak pada

siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Karena itulah media

baru seringkali disebut sebagai media yang sangat demokratis.25

B. Media Sosial

Secara sederhana istilah media bisa dijelaskan sebagai alat komunikasi

sebagai definisi yang selama ini diketahui. terkadang pengertian media ini

cenderung lebih dekat terhadap sifatnya yang massa karena terlihat dari berbagai

teori yang muncul dalam komunikasi massa. dalam upaya guna memahami media

beroperasi ada tiga ungkapan untuk melihat media. pertama, media sebagai saluran

yaitu yang membawa pesan atau dalam contoh nyatanya suara yang ada di radio.

Kedua, media bahasa yaitu bermakna bahwa media memiliki sesuatu yang unik

yang bisa mewakili ekspresi atau mengandung suatu pesan. Ketiga, media sebagai

lingkungan yaitu media tidak bisa dipandang pada teks semata tetapi dilihat dari

dalam segi konteks itu sendiri.

25
Ibid, hlm 154.
20

Kata sosial dalam media sosial secara teori semestinya didekati oleh ranah

sosiologi. Inilah yang menurut Fuch ada beberapa pertanyaan dasar ketika melihat

kata sosial, misalnya terkait dengan informasi dan kesadaran.

Menurut Durkhem, sosial merujuk pada kenyataan sosial, bahwa setiap

individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat.Pernyataan

ini menegaskan bahwa pada kenyataannya media dan semua perangkat lunak

(software) merupakan sosial dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari

proses sosial.26

Teori ini menekankan bahwa media sosial merujuk pada kenyataan sosial

bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada

masyarakat, dalam hal ini setiap individu melakukan aksi dan keikutsertaan dalam

masyarakat yang tentunya didalamnya terjadi proses komunikasi dan media sosial

sebagai alat dari proses sosial dan juga media sosial merupakan satukesatuan sebagai

proses sosial yang didalamnya terkait dari proses komunikasi secara keseluruhan.

Dua pengertian dasar media dan sosial telah dijelaskan, berdasarkan teori-teori

sosial yang dikembangkan oleh Durkheum, Waber, Tonies, maupun Marx, dapat

disimpulkan individu dengan perangkat media. Karakteristik dalam kerja komputer

26
Rulli Nasrullah, Media Sosial (Simbiosa Rekatama Media : Bandung, 2015), hlm 3--8.
21

dalam web.1.0 berdasarkan pengenalan individu terhadap individu lain yang berada

dalam sebuah sistem jaringan27

1. Karakteristik media sosial

a. Jaringan (Network)

Kata jaringan bisa dipahami dalam terminology bidang teknologi seperti

ilmu komputer yang berarti infrastuktur yang menghubungkan antara komputer

maupun perangkat keras (hardware) lainnya. koneksi ini diperlukan karena

komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk didalamnnya

perpindahan data.

b. Informasi (information)

Informasi menjadi entisas yang penting dari media sosial. Sebab tidak

seperti media media lainnya di internet, pengguna media sosial mengkreasikan

representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi

berdasarkan informasi. Bahkan, informasi menjadi semacam komoditas dalam

masyarakat informasi.

c. Arsip (Archive)

Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang

menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan

melalui perangkat apa pun. Setiap informasi apapun yang diunggah di Facebook,

27
Ibid, hlm 8.
22

sebagai contoh, informasi itu akan terus tersimpan dan dengan mudahnya akan bisa

diakses.

d. Interaksi (Inteactivity)

Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna.

Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower)

di internet semata, tetapi juga harus dibangun dengan interaksi antar pengguna

tersebut

e. Simulasi (Simulation) sosial

Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat

di dunia virtual. Meski pada awal pembahasan buku ini media sosial didekati dengan

teori-teori sosial, media sosial memiliki keunikan dan pola yang banyak kasus bisa

berbeda dan titik dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real. Misalnya, pengguna

media sosial bisa dikatakan sebagai warga negara digital yang berlandaskan

keterbukaan tanpa adanya batasan-batasan.

f. Konten oleh pengguna (User Generateed Content)

Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh pengguna atau lebih

populer disebut dengan usergenerated content (UGC). Term ini menunjukan bahwa

di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau
23

pemilik akun. Contoh bagaimana karakteristik media sosial ini bekerja bisa dilihat

dari jenis-jenis media sosial.28

Media merupakan media yang berbentuk jaringan yang didalamnya terdapat

aplikasi dan salah satu contoh dari media sosial adalah Instagram. Aplikasi ini

merupakan bagian dari media sosial yang di gunakan untuk berkomunikasi secara

luas dengan menggunakan akun.

C. INSTAGRAM

Instagram secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi mobile

berbasis iOS, Android dan Windows Phone dimana pengguna dapat membidik, meng-

edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama Instagram dan jejaring sosial

lainnya.

Foto atau video yang dibagikan nantinya akan terpampang di feed pengguna

lain yang menjadi follower Anda. Sistem pertemanan di Instagram menggunakan

istilah following dan follower. Following berarti Anda mengikuti pengguna,

sedangkan follower berarti pengguna lain yang mengikuti Anda. Selanjutnya setiap

pengguna dapat berinteraksi dengan cara memberikan komentar dan memberikan

respon suka terhadap foto yang dibagikan.29

28
Ibid, hlm 16.
29
https://dailysocial.id/post/apa-itu-instagram, di akses pada tanggal 04 April 2018, pukul
08.30 Wib.
24

Instagram awalnya dikembangkan oleh startup bernama Burbn Inc yang

dimotori oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Di tangan keduanya Instagram

sukses membuat raksasa jejaring sosial Facebook bertekuk lutut sehingga

bersedia membelinya seharga $1 miliar, akuisisi itu terjadi pada 9 April 2012.

Instagram adalah sebuah aplikasi media sosial yang memungkinkan pengguna

untuk mengambil poto dan video, menerapkan fitur digital (pemberian efek pada

poto), dan membagikannya keberbagai media sosial, termasuk Instagram itu sendiri.

Foto dan video yang dibagikan nantinya akan terpampang di feed followers yang

mengikuti.

Sistem pertemanan di Instagram menggunakan sistem following dan followers

seperti di twiter, following berarti anda mengikuti pengguna, sedangkan followers

berarti pengguna lain yang mengikuti, selanjutnya setiap pengguna dapat berinteraksi

dengan cara memberikan komentar dan memberikan respon suka terhadap foto yang

dibagikan.

Instagram berasal dari pengertian dan keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata

Insta berasal dari kata Instan. Seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih

dikenal dengan sebutan foto instan. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto

secara secara instan, seperti polaroid didalam tampilannya. Sedangkan kata gram

berasal dari kata Telegram yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada

orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto
25

dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan

dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan gabungan dari

kata instan dan telegram.30

Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook mengambil alih

Instagram dengan nilai hampir satu milar dolar dalam bentuk tunai dan saham. Pada

tanggal 11 Mei 2016. Instagram memperkenalkan tampilan baru Sekaligus ikon baru

merupakan kamera sederhana pelangi hidup dalam bentuk gradien.

Gambar 2.1
Ikon lama dan Baru Instagram31

1. Fitur-fitur yang ada di Instagram :

a. Kamera

Fitur kamera memungkinkan pengguna Instagram tidak hanya bisa

mengunggah foto dari galeri. Tapi dapat juga langsung membidik atau merekam

30
Skripsi Ikhsan Tila Mahendra, Peran Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan
Kepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten
Bekasi, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, 2017), hlm 21-22.
31
https://goo.gl/image/tecuWq, diakses pada tanggal 27 April 2018, Pukul 08:19 WIB.
26

momen dari dalam aplikasi kemudian mengedit, memberi caption baru

membagikannya.

b. Editor

Editor adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk memoles foto yang

dijepret lewat kamera perangkatnya. Di sini akan dijumpai 10 tool editor tingkat

lanjut untuk mengatur kembali pencahayaan. Kontras dan satursi semudah

menggerakkan Jamari tangan. Di update terbaru Instagram tidak lagi mengharuskan

foto berwujud kotak, tapi sudah mendukung pilihan portrait dan juga landscape.

Memberikan keleluasan kepda pengguna saat ingin membagikan foto dengan sudut

tangkapan lensa yang lebih besar.

c. Tag dan Hashtag

Fitur ini sebagaimana jejaring sosial pada umumnya memiliki fungsi untuk

menandai teman atau mengelompokkan dalam satu label.

d. Caption

Caption berfungsi layaknya deskripsi, disinilah pengguna bisa memberikan

sepatah dua patah kata soal poto yang diunggah. Di samping tentunya menambahkan

hashtag.
27

e. Integrasi ke media sosial

Instagram juga memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto atau video

ke jaringan sosial lain seperti Facebook, Twitter, dan Flicrk. Bila tool ini diaktifkan

maka setiap kali foto dibagikan, secara otomatis Instagram juga akan membagikannya

ke jaringan sosial yang sudah terhubung.

f. Instastory

Instastory adalah fitur terbaru dari Instagram, yang mengambil format

snapchat dimana unggahan hanya akan bertahan selama 1 hari dengan durasi

maksimal 10 detik.

g. Explore

Fitur yang menampilkan konten yang dilihat Following atau Follower

pengguna. 32

Sebagai sebuah media sosial yang digunakan oleh khalayak ramai, tentunya

Instagram memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut penjabaran

kelebihan dan kekurangan Instagram :

2. Kelebihan Instagram :

a. Mudah digunakan

32
Ibid, hlm 21--24.
28

Kemudian yang ditawarkan Instagram menjadikannya media yang cepat

menarik minat masyarakat untuk menggunakannya, memposting foto atau video,

mengikuti, mengomentari, memberi like, hingga searching sesuai hashtag pun bisa

dilakukan dengan praktis.

b. Media utama berupa foto

Menjadi media sosial yang unggul pada hal posting melalui foto, membentuk

media ini menyampaikantampilan serta kwalitas foto yang baik, visual yang menjadi

daya tarik utama Instagram untuk digunakan.

c. Koneksi dengan media sosial yang lain

Kelebihan Instagram yang memberikan koneksi dengan beberapa sosial media

berbentuk kemudahan tersendiri untuk para penggunanya.

3. Kelemahan Instagram

a. Spaming

Kemudian yang diberikan Instagram dalam hal berinteraksi, membentuk

sosial media ini sangat rawan spamming. Umumnya spamming banyak terlihat pada

bagian komentar. Namun bisa disiasati menggunakan menggunakan private di akun

agar tidak sembarang orang bisa berkomentar di postingan.


29

b. Tidak adanya konten penyaring konten

Dengan kemudahan yang diberikan Instagram membuat siapa saja bisa

memiliki akun Instagram. Hal tersebut tentunya menjadikan Instagram sangat mudah

dimasuki orang-orang yang ingin menyebarkankan konten-konten yang buruk.33

D. PROPAGANDA

Teori Duyker dalam Winkler Prins Encylopadle mengemukakan,

menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi perasaan atau pikiran manusia

sedemikian rupa, sehingga tingkah laku yang timbul karena pengaruh itu sesuai

dengan keinginan dari propagandis.34

Dengan menggunakan teori Duyker, Instagram yang menggunakan gambar

atau unggahan sebagai lambang dapat merubah pikiran dan perasaan pengguna

Instagram itu sendiri.

1. Teknik Propaganda

Untuk mencapai sasaran dan tujuannya, propaganda seperti halnya

komunikasi, sangat membutuhkan teknik. Sebab dengan teknik yang tepat akan

menghasilkan capaian yang optimal seperti yang diharapakan oleh propagandis. Ini

juga sangat berkait erat dengan objek sasaran yang dituju. Berikut teknik propaganda

33
Ibid, hlm 21--25.
34
Sastropoetro Santoso, Propaganda Salah Satu bentuk Komunikasi Massa, (Alumni :
Bandung, 1991), hlm 17.
30

a. Name Calling

Name calling adalah propaganda dengan memberikan sebuah ide atau lebel

yang buruk. Tujuannnya adalah agar orang menolak dan menyangsikan ide tertentu

tanpa mengoreksinya / memeriksanya terlebih dahulu. Salah satu ciri yang melekat

pada teknik ini adalah propagandis menggunakan sebutan-sebutan yang buruk pada

lawan yang dituju.ini dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menurunkan derajad

seseorang atau kelompok tertentu. Sebutan, jahanam, biang kerok, provakator, Partai

Komunis Indonesia (PKI), gerakan pengacu keamanan (GPK). Menjadi ciri khas

yang melekat pada teknik ini. Teknik ini biasa digunakan dalam propaganda lisan.

b. Glittering Generalities

Glittering Generalities adalah mengasosiasikan sesuatu dengan suatu kata

bijak yang digunakan untuk membuat kita menerima dan menyetujui hal itu tanpa

memeriksanya terlebih dahulu.

Teknik propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan

mengidentifikasikan dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan agung. Dengan

kata lain propagandis berusaha menyanjung dirinya mewakili sesuatu yang luhur dan

agung. Ungkapan kata-kata ― demi keadilan dan kebenaran‖ menjadi salah satu teknik

propaganda ini. Sekedar contoh adalah ― demi keadilan dan keadilan, maka

demokrasi harus ditegakkan dalam semua bentuknya‖ yang pernah sangat marak

ketika era reformasi tiba dan banyak diteriakan oleh mahasiswa.


31

c. Transfer

Transfer meliputi kekuasan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang lebih

dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat sesuatu lebih bisa diterima.

Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan memakai pengaruh

seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan berwibawa dalam lingkungan

tertentu. Propagandis dalam hal ini mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh

secara psokologi terhadap apa yang sedang dipropagandakan. Partai demokrasi

Indonesia – Perjuangan (PDI-P) dalam berbagai kesempatan (terutama menjelang

pemilu) sering memakai pengaruh bung Karno yang sangat dikagumi dan berwibawa

bagi masyarakat Indonesia (juga dilingkungan tertentu seperti gologa nasionalis)

karena dia sebagai proklamator, intelektual dan orator ulung.

d. Testimonials

Testimonials berisi perkataan manusia yang dihormati atau dibenci bahwa ide

atau program/produk adalah baik atau buruk. Propaganda ini sering digunakan dalam

kegiatan komersial, meskipun juga bisa digunakan untuk kegiatan politik.

Dalam teknik ini digunakan nama seorang terkemuka yang mempunyai

otoritas dan prestise sosial tinggi di dalam menyodorkan dan meyakini sesuatu hal

dengan jalan menyatakan bahwa hal tersebut didukung oleh orang-orang terkemuka

tadi.
32

Hal ini bisa diamati dalam propaganda iklan. Iklan mie instan karomah

memakai KH Zainudin MZ dengan ungkapan alhamdulillah, sekarang sudah ada

karomah. Iklan ini seolah menganggap hanya karomahlah yang didukung oleh

seorang kiai (dan bisa jadi mengklaim yang paling halal).

e. Plain Folk (perendahan diri)

Adalah propaganda dengan menggunakan cara memberi identifikasi terhadap

suatu ide. Teknik ini mengidentikan yang dipropagandakan milik atau mengabdi pada

komonikan. Misal dengan kata-kata milik rakyat atau dari rakyat. Golkar pernah

mempropagandakan Soeharto sebagai milik rakyat serta dikehendaki rakyat. Sifat

merakyat sering dimunculkan dalam propaganda ini. Propaganda ini banyak

digunakan untuk mengambil simpati rakyat.

f. Card Stacking (pemalsuan)

Meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau kepalsuan, ilustrasi atau

kebingungan dan masuk akal atau tidak masuk akal suatu pernyataan agar

memberikan kemungkinan terburuk atau terbaik untuk suatu gagasan, program,

manusia dan barang.

Teknik propaganda yang hanya menonjolan hal-hal atau segi baiknya saja,

sehingga publik hanya melihat satu sisi saja. Program pak Harto adalah Bapak

Pembangunan yang pernah dicanangkan oleh Ali Moertopo selah mengklaim hanya
33

dialah pelopor dan penggerak pembangunan di Indonesia dengan menafikan sisi

buruknya.

g. Bandwagon Technique ( Hura-Hura)

Teknik ini dilakukan dengan menggembor-gemborkan sukses yang dicapai

oleh seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi. Dalam bidang ekonomi, teknik

ini digunakan untuk menarik minat pembeli akan suatu produk tertentu yang laku

keras dipasaran. Sebuah perusahaan minuan ringan dengan semboyan inilah generasi

pepsi, memberi kesan bahwa seluruh generasi minuan produk itu.

Propaganda ini mengajak kepada khalayak untuk secara beramai ramai

menyetujui suatu gagasan atau program. Dengan terlebih dahulu meyakinkan mereka

bahwa kawan-kawan lainnya pun kebanyakan telah menyetujuinya.

h. Reputable Mounthpiece

Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai

kenyataan. Teknik ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menjunjung

pemimpin, akan tetapi tidak lulus. Bung Karno pernah diangkat sebagai waliyul amri

dan panglima besar revulusi. Teknik ini dilakukan karena ada ambisi seseorang atau

sekelompok orang yang ingin aman dilingkaran kekuasaan. Dengan mengemukakan

yang baik-baik saja sehingga, sang pemimpin jadi lupa diri. Ini dimungkinkan sebab

dengan cara lain tidak bisa dilakukan. Maka jalan memuji yang pada prinsipnya ingin

menjatuhkan pun dilakukan.


34

i. Using All Forms Of Persuations

Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan rayuan, himbauan

dan iming-iming. Teknik propaganda ini sering digunakan dalam kampanye pemilu.

Di Indonesia untuk mendapatkan simpati masyarakat, ada sebuah partai politik yang

menjanjikan pada masyarakat untuk mengenyam pendidikan gratis jika partainya

menang. Ada pula, partai politik yang menjanjikan akan mengaspal jalan jika warga

di daerah tersebut memenangkan partai tertentu.35

2. Jenis Propaganda

a. White Propaganda (Propaganda Putih)

Adalah Propaganda yang diketahui sumbernya. Propaganda jenis ini juga

dinamakan over propaganda atau propaganda terbuka. Propaganda yang dilakukan

secara terang terangan itu dapat diketahui dengan mudah, terutama dari media massa,

baik dalam ajang kemiliteran, politik maupun ekonomi. Semasa peperangan. Dalam

ajang politik, propaganda yang terang terangan menunjukan sumbernya dapat

dijumpai pada saat kampanye menjelang pemilihan umum. Sedangkan dalam bidang

ekonomi dapat ditemukan dalam periklanan yang sering pula disebut commercial

propaganda atau propaganda komersial.

b. Black Propaganda (Propaganda Hitam)

35
Nurudin, Komunikasi Propaganda, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya Rosda, 2002), hlm
29--34.
35

Propaganda yang menunjukan sumbernya, tetapi bukan sumber yang

sebenarnya, sering juga disebut covert propaganda (propaganda terselubung).

Propaganda yang dilancarkan seperti itu, bagaikan lempar batu sembunyi tangan,

dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai perbuatan yang buruk, karena bersikap

pengecut. Karena propaganda ini bersifat terselubung, sehingga tidak diketahui

sumbernya, maka jika ada orang yang menilai kegiatan itu tidak etik, tidak akan

diketahui kepada siapa tuduhan itu sebenarnya di alamatkan.

c. Gray Propaganda (propaganda kelabu)

Yang melancarkan propaganda jenis ini menghindari identifikasi, baik sebagai

sumber yang bersahabat, maupun sumber yang mempunyai sikap permusuhan. Ada

ahli lain yang menganggap propaganda jenis ini tidak lebih dari propaganda hitam

atau propaganda terselubung yang kurang mantab.36

3. Sistem Propaganda Dilakukan

1. Menggunakan simbol-simbol (symbolic interaction)

Propaganda jenis ini menggunakan lambang-lambang komunikasi yang penuh

arti, yaitu Bahasa lisan ataupun tulisan dan isyarat-isyarat. Ketiganya telah

dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa komunikan untuk

menerima pesan dan kemudian memberikan reaksi seperti yang diharapkan oleh

komunikator.

36
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, ( PT. Remaja Posdakarya : Bandung, 2015),
hlm 160-161.
36

2. Menggunakan perbuatan nyata (Propaganda of the dead)

Propaganda jenis ini, menggunakan tindakan nyata, untuk memaksa

komunikan menerima pesan dan melakukan tindakan seperti apa yang diharapkan

oleh kounikator37

4. Media Propaganda

1. Media Massa

Salah satu unggulan media ini adalah jangkauan yang luas. Peran media

massa dalam propaganda bisa dikatakan sangat efektif. Sampai-sampai Napoleon

Bonaparte harus mengurangi surat kabar dari 13 buah menjadi 4 buah saja dengan

melarang pers mengkritik kebijakan pemerintah.

2. Buku

Buku menjadi sangat efektif karena sangat mempengaruhi pemikiran

seseorang. Dan pemikiran akan mempengaruhi sikap dan prilaku. Di Indonesia

bentuk propaganda yang dilakukan dengan buku adalah pelaksanaan dan sosialisasi

pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P4). Bahkan karena semangatnya

untuk membentuk prilaku pancasilais pemerintah memaksa setiap instansi atau

membentuk kegiatan baru harus didahului dengan penataran P4 dari pendidikan dasar

hingga pendidikan tinggi.

37
Andi dan zulmi Savitri, Propaganda Media, (Mitra Wacana Media : Jakarta, 2015), hlm 18.
37

3. Film

Film juga bisa dijadikan media propaganda. Di Indonesia propaganda lewat

film nyata terlihat dalam pemutaran film Penghianatan G 30 S/PKI yang pada zaman

pemerintah Soeharto setiap setahun sekali (malam 30 September) diputar di stasiun

TVRI. sekitar tahun 80 an atau awal kemunculan film ini siswa-siswa sekolah wajib

menontonnya. Pesan yang dikandung dalam propaganda film tersebut adalah bahwa

bangsa Indonesia harus waspada bahaya laten terhadap PKI. Dan Soeharto

digambarkan satu satunya pahlawan dalam menumpas pemberontakan itu.

4. Selembaran

Selembaran ini biasanya digunakan oleh kelompok tertentu yang ada dalam

masyarakat untuk mempengaruhi kebijakan publik pemerintahnya. Di Indonesia

menjelang dan pasca jatuhnya Soeharto (20 Mei 1998) banyak selembaran muncul.

Dari isinya cukup beragam dari yang menolak Soeharto, ajakan berdemontrasi,

menciptakan clean government sampai himbauan pembersihan Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN). Bahkan selembaran ini tidak hanya beredar di kampus-kampus

tetapi juga merabah ke tengah masyarakat umum.38

38
Ibid, hlm 35--37.
38

Media massa menjadi satu-satunya cara yang praktis untuk menyebarluaskan

pesan-pesan, dan menjadi pembawa propaganda baru sejalan dengan

perkembangannya.39

Pertanyaan mengenai bagaimana peran Instagram sebagai media Propaganda

Pada Kasus Bendera Indonesia Terbalik di Sea Games 2017 mahasiswa Jurnalistik

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang angkatan 2014.

1. Apa yang anda ketahui tentang Negara Malaysia ?

2. Pernah mendengar, melihat, mendapatkan informasi mengenai hal bendera

kebangsaan Negara Indonesia yang di buat terbalik di Sea Games 2017

oleh Negara Malaysia ?

3. Apa tanggapan anda dengan terjadinya terbaliknya bendera Indonesia ?

4. Bagaimana menurut anda melihat fenomena seperti itu ?

5. Apa yang semestinya dilakukan setelah terjadinya kejadian tersebut ?

6. Tanggapan setelah dan sebelum melihat postingan ?

7. Adakah perubahan sikap, sudut pandang, tingkah laku ?

8. Apa yang ingin anda lakukan setelah melihat postingan di Instagram

mengenai bendera kebangsaan Negara Indonesia yang di buat terbalik ?

39
James E. combs dan Nimmo, Propaganda Baru, (PT Remaja Rosdakarya : Bandung,
1994), hlm 53.
39

9. Bagaimana sikap anda terhadap Negara Malaysia yang membuat bendera

Indonesia terbalik di Sea Games 2017 setelah dan sebelum melihat

postingan di Instagram ?

10. Seberapa besar pengaruh propaganda di aplikasi Instagram ?

11. Apakah anda merasa terpropaganda oleh Instagram, setelah melihat

Postingan tersebut ?
40

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Singkat UIN Raden Fatah Palembang

Pada sejarahnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah

Palembang diresmikan pada tanggal 13 Nopember 1964, di Gedung Dewan

Perwakilan Rakyat Propinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan surat Keputusan

Menteri Agama Nomor 7 Tahun 1964 tanggal 22 Oktober 1964.40

Asal–usul berdirinya IAIN Raden Fatah erat kaitannya dengan keberadaan

lembaga–lembaga pendidikan tinggi agama Islam yang ada di Sumatera

Selatan dengan IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah di

Jakarta. Cikal bakal IAIN awalnya digagas oleh tiga orang ulama, yaitu K.H.A.

Rasyid sidik, K.H. Husin Abdul Mu’in dan K.H. Siddik Adim pada saat berlangsung

muktamar Ulama se Indonesia di Palembang tahun 1957.

Gagasan tersebut mendapat sambutan luas baik dari pemerintah maupun

peserta muktamar. Pada hari terakhir muktamar, tanggal 11 September 1957

dilakukan peresmian pendirian Fakultas Hukum Islam dan pengetahuan Masyarakat

yang diketuai oleh K.H.A. Gani Sindang Muchtar Effendi sebagai Sekretaris.

40
www.uinradenfatah.ac.id/sejarah-uin-raden-fatah-Diakses Pada Hari Senin Tanggal 12
Februari 2018 Pukul 22.26 WIB.

40
41

Setahun kemudian dibentuk Yayasan Perguruan Tinggi Islam

Sumatra Selatan (Akte Notaris No. 49 Tanggal 16 Juli 1958 ) yang pengurusnnya

terdiri dari Pejabat Pemerintah, ulama dan tokoh- tokoh masyarakat.

Pada tahun 1975 s.d tahun 1995 IAIN Raden Fatah memiliki 5 Fakultas, tiga

Fakultas di Palembang, yaitu Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas

Ushuluddin, dan dua Fakultas di Bengkulu. yaitu fakultas Ushuluddin di Curup dan

Fakultas Syariah di Bengkulu. Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya

pengembangan kelembagaan perguruan tinggi agama Islam, maka pada tanggal 30

juni 1997, yang masing-masing ke dua fakultas di tingkatkan statusnya menjadi

sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), yaitu STAIN Curup dan STAIN

Bengkulu.

Dalam perkembangan berikutnya IAIN Raden Fatah membuka dua Fakultas

baru, yaitu Fakultas Adab dan Fakultas Dakwah berdasarkan Surat keputusan Menteri

Agama R.I Nomor 103 tahun 1998 tanggal 27 Februari 1998. Cikal bakal Fakultas

Adab dimulai dari pembukaan dan penerimaan mahasiswa Program Studi (Prodi)

Bahasa dan Sastra Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam pada tahun Akademik

1995/1996.

Pendirian Program Pasca sarjana pada tahun 2000 mengukuhkan IAIN Raden

Fatah sebagai institusi pendidikan yang memiliki komitmen terhadap pencerahan

masyarakat akademis yang selalu berkeinginan untuk terus menimba dan

mengembangkan ilmu-ilmu keislaman multidisipliner.


42

Uin Raden Fatah Palembang mempunyai visi, misi dan tujuan dalam tujuan

tersebut mempunyai arti makna yang berbeda-beda yaitu:

1. VISI UIN Raden Fatah Palembang yaitu:


Menjadi Universitas Berstandar Internasional, Berwawasan Kebangsaan, dan

Berkarakter Islami.

2. Adapun Misi UIN Raden Fatah Palembang yaitu:

1. Melahirkan sarjana dan komunitas akademik yang berkomitmen pada mutu,

keberagamaan, dan kecendekiawanan.

2. Mengembangkan kegiatan Tri Dharma yang sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, relevan dengan kebutuhan bangsa, dan berbasis pada

tradisi keilmuan Islam yang integralistik.

3. Mengembangkan tradisi akademik yang universal, jujur, objektif, dan bertanggung

jawab.

Selain memiliki Visi dan Misi UIN Raden Fatah memiliki tujuan, yaitu:

1. Memberikan akses pendidikan yang lebih besar kepada masyarakat, dalam rangka

meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan Tinggi.

2. Menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif, profesional, terampil,

berakhlakul karimah, dan berintegritas.

3. Menghasilkan karya-karya akademik yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas

hidup masyarakat.
43

Tujuan tersebut sesuai dengan tugas pokok IAIN yang tercantum dalam

Peraturan Pemerintah No.33/1985, yakni menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran di atas perguruan tingkat menengah yang berdasarkan kebudayaan bangsa

Indonesia dan secara ilmiah memberikan pendidikan pada masyarakat di bidang ilmu

pengetahuan agama Islam sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku.

Tujuan itu diperinci menjadi : (1) Tujuan eksistensial, yakni memberikan

pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat universitas serta menjadi pusat untuk

memperdalam dan memperkembangkan ilmu pengetahuan agama Islam. (2). Tujuan

institusional, yakni membentuk sarjana muslim yang ahli dalam ilmu agama Islam

dan ilmu-ilmu lainya yang berkaitan, yang bertaqwa dan beraklak mulia, yang cakap

dan trampil serta bertanggung jawab atas kesejahteraan umat, bangsa dan negara.

B. Gambaran Umum Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Fakultas dakwah dan Komunikasi awalnya bernama Fakultas Dakwah.

Keberadan Fakultas Dakwah sendiri tidak terlepas dari Fakultas Ushuludin IAIN

Raden Fatah Palembang, dimana sejak tahun 1976 Fakultas Ushuludin telah

mengembangkan jurusan yang sebelumnya hanya ada satu jurusan saja, yaitu jurusan

perbandingan Agama, ditambah satu jurusan yaitu Dakwah.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan

adanya pengembangan Fakultas di lingkungan IAIN Raden Fatah Palembang untuk

menambah berbagai disiplin ilmu sebagai pelengkap keilmuan yang berhubungan

dengan agama Islam, sehubungan dengan hal tersebut menjelang tahun akademik
44

1995/1996 Fakultas Ushuludin jurusan Dakwah membentuk program studi

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Sebagai langkah awal untuk pendirian Fakultas Dakwah, maka

dilaksanakanlah rapat senat Fakultas Ushuludin pada tanggal 23 Februari 1995. Dari

hasil rapat tersebut ditetapkan Tim persiapan pendirian Fakultas Dakwah dengan SK

Dekan Nomor : IN/ 4/III.2/PP.07.660/1995 Tanggal 16 Februari 1995 dengan

personil sebagai berikut : Ketua Drs. Komaruddin Sahar, Sekertaris Drs. Taufik

Yusuf, Anggota Drs. H.M. Yamin Maris, Drs. H. Abdullah Yahya, Drs. Thohlon

Abdul Rauf, Drs. Saifullah Rasyid, MA, Drs. Turmudzi Ds.41

Selanjutya pada tanggal 10 Agustus 1995 Fakultas Ushuludin IAIN Raden

Fatah Palembang kembali mengadakan siding senat dengan hasil keputusan bahwa :

pada tahun akademik 1995/1996 mahasiswa yang akan mendaftar jurusan Dakwah

adalah sebagai mahasiswa program studi KPI dan BPI. Mahaiswa inilah yang

merupakan cikal bakal mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang.

Upaya untuk mendirikan Fakultas Dakwah dan selanjutnya yaitu dengan

membentuk pengelola program sebagai berikut : Ketua Pengelola Drs. Komaruddin

Sahar, Sekertaris Drs. H.M Kamil Kamal, Anggota Drs. H. Thohloh Abdul Rauf, Drs.

Basyaruddin Hamdan, Drs. Asmawi.

41
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Mahasiswa, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Uin
Raden Fatah Palembang, hlm 1.
45

Sebagai usaha untuk mempepercayai proses pendirian Fakultas Dakwah dan

Adab di lingkungan IAIN Raden Fatah Palembang, dibentuklah Tim gabungan

pendirian Fakultas Dakwah dan Adab, dengan SK Rektor Nomor : XXXIII tahun

1995. Personelnya sebagai berikut :

Ketua : Drs.H.M. Yamin Maris

Sekertaris : Drs. H. Saifullah Rasyid, MA

Anggota : 1. Drs. H. Ali Ahmad Zen

2. Drs. Komaruddin Sahar

3. DR. J. Syuthi Pulungan, MA42

Dalam pertemuan tim gabungan tersebut dengan Rektor IAIN Raden Fatah

Drs. Moh. Said, MA disepakati bahwa kedua Fakultas yang akan didirikan itu

hendaknya mempersiapkan mahasiswa-mahasiswanya dan menyusun proposal untuk

dikirim ke Menteri Agama RI guna merealisasikannya.

Langkah berikutnya Tim menyebarkan angket ke Pesantren-Pesantren serta

MAN /MAS yang ada di wilayah Sumatra Selatan. Disamping itu dilaksanakan juga

studi banding ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Sunan Gunung JAti

Bandung serta IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1-9 Desember 1995.

Dari fakulas Dakwah diwakili oleh Drs. Komaruddin Sahar dan Drs. H. M. Kamal

42
Ibid, hlm 2.
46

Kamal. Kesemuanya dilakukan dalam rangka studi kelayakan berdirinya Fakultas

Dakwah.

Berdasarkan hasil angket dan studi banding yang telah dilaksanakan tersebut,

maka dibuatlah proposal dan kemudian diajukan kepada Menteri Agama RI.

Disamping itu, Rektor IAIN Raden Fatah telah mengeluarkan SK No. B/II-

i/UP/212/1997 tentang struktur Badan Pengelola Persiapan Fakultas Dakwah IAIN

Raden Fatah Palembang, yakni sebagai berikut :

Ketua : Dr. Aflatun Muchtar, MA

Wakil Ketua : Drs. Komaruddin Sahar

Wakil Ketua : Drs. H. M. Kamil Kamal

Anggota : 1. Mirwan Fasta, S.Ag

2. Ahmad Darmawan

Pada tahun akademik 1997/1998 badan pengelola persiapan Fakultas Dakwan

mulai mempersiapkan jadwal kuliah. Di samping itu dosen- dosen Fakultas

Ushuludin mengadakan konsulidasi dengan mahasiswa Fakultas Ushuludin jurusan

Dakwah angkatan 1995/1996 dan 1996/1997 dengan membagi dua jurusan yaitu
47

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

(BPI).43

Pada tanggal 27 Februari 1998 dengan SK menteri Agama RI No. 103 Tahun

1998 berdirilah Fakultas Dakwah di IAIN Raden Fatah Palembang dan baru

diresmikan oleh Rektor IAIN Raden Fatah pada tanggal 13 Juli 1998.

Berdasarkan SK Rektor Nomor : IN/4/1.2/KP.07.6/140/1998 tanggal 14 Mei

1998 ditetapkanlah pelaksanaan harian tugas Dekan Fakultas Dakwah IAIN Raden

Fatah dan pembantu-pembantunya yaitu :

Dekan : Dr. Aflatun Muchtar, MA,

Pembantu Dekan I : Drs. H.M. Kamil Kamal

Pembantu Dekan II : Dra. Dalinur M. Nur,

Pembantu Dekan III : Drs. Komaruddin Sahar,44

Sedangkan pengangkatan staff jurusan ditetapkan dengan SK Rektor Nomor :

IN/4/1.2/KP.06.6?145/1998 sebagai berikut : Ketua Jurusan KPI Drs. M. Amin,

Sekertaris Jurusan KPI Dra. Hamidah, M.Ag, Ketua Jurusan BPI Drs. Musrin HM,

Sekertaris Jurusan BPI DRa. Eni Murdiati.

43
Ibid, hlm 3.
44
Ibid, hlm 4.
48

Akan tetapi hal serupa ini tidak berlangsung lama karena Dr. Aflatun

Muchtar, MA yang menjadi Dekan Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang

terpilih sebagai pembantu Rektor IAIN Raden Fatah bidang kemahasiswawaan, oleh

karena itu sebagai pelaksana tugas harian Dekan ditunjuk Drs. H.M Kamil Kamal.

Dengan keluarnya S Menteri Agama RI tentang Dekan dan pembantu Dekan

Fakultas Dakwah, maka secara difinitife terhitung mulai tanggal 4 Oktober 2000

kepemimpinan Fakultas Dakwah sebagai berikut :

Dekan : Drs. H.M Kamil Kamal

Pembantu Dekan I : Drs. Amin S.

Pembantu Dekan II : Dra. Dalinur M. Nur

Pembantu Dekan III : Drs. Komaruddin Sahar

Karena Drs. Amin S, terpilih sebagai pembantu Dekan I Fakultas Dakwah dan

DRA. Hamidah, M.Ag mengikuti pendidikan program S3 di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, maka posisi Kajur dan Sekjur KPI tidak terisi. Untuk mengatasi

hal ini Drs. M. Amin S merangkap jabatan, sebagai PDI dan Kajur KPI dan Sekjur

dipilihlah Dra. Hj. Choriyah. Berikutnya setelah Dra.Hamidah M. Ag kembali, maka

diusulkan untuk menjadi kajur KPI menggantikan posisi Drs. Amin S sehingga

struktur jurusannya sebagai berikut : Ketua jurusan BPI Drs. Musrin HM, Sekertaris
49

Jurusan BPI Dra. Eni Murdiati, Ketua Jurusan KPI Dra. Hamidah, M.Ag, Sekertaris

Jurusan KPI Dra. Hj. Choriyah.45

Dengan selesainya masa tugas Drs. H.M Kamil Kamal sebagai Dekan

Fakultas Dakwah, maka berdasarkan SK Rektor, terhitung mulai tanggal 26 Agustus

2004 jabatan Dekan di jabat oleh DRA. Hmidah, M.Ag, karena Dra. Hamidah, M.Ag

terpilih dua priode sebagai Dekan Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang.

Adapun struktur dekanat priode 2004-2008 :

Dekan : Dr. Hamidah, M.Ag

Pembantu Dekan I : Drs. M. Hatta Wahid, M.Pd.I

Pembantu Dekan II : Dra. Hj. Choiriyah, M.Hum

Pembantu Dekan III : Drs. Musrin, H.M

Pada priode 2008-2012 kepemimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

masih dibawah kepemimpinan Dr. Hamidah, M.Ag dibantu oelh para pembantu

Dekan yang lama dan Dekan yang baru, yaitu :

Dekan : Dr. Hamidah, M.Ag

Pembantu Dekan I : Drs. Hatta A. Wahid, M. Pd.I

Pembantu Dekan II : Dra. Hj. Choiriyah, M.Hum

45
Ibid, hlm 5.
50

Pembantu Dekan III : Dra. Eni Murdiati, M.Hum

Ditengah perjalanan kepemimpinan Dr. Hamidah, M.Ag, tepatnya pada tahun

2011 terjadi perubahan Dekan I karena yang bersangkutan yakni Drs. Hatta Wahid,

M.Pd.I meninggal dunia, maka dipilihlah Dr. Kusnadi M.A sebagai PAW pembantu

Dekan I Priode 2009-2013.46

Sehubungan beredarnya kabar bahwa IAIN Raden Fatah Palembang akan

melakukan trasformasi menjadi UIN Raden Fatah Palembang, dipandang perlu

Fakultas Dakwah mengadakan perubahan nama dengan pertimbangan bahwa dalam

rangka pemerataan pendidikan dan mendukung trasformasi IAIN Raden Fatah

menuju Universitas Islam Negri (UIN) Raden Fatah Palembang, maka pada tanggal 9

Maret 2010 dengan nomor surat. 03/v.2/Kp.01.2/108/2010 pihak Fakultas

mengusulkan kepada Rektor untuk perubahan nama Fakultas Dakwah menjadi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang.

Setelah masa kepemimpinan DR. Hamidah, MA berakhir, berdasarkan hasil

sidang senat Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang

tanggal 20 Juni 2012, terpilihlah Dekan Dakwah dan Komunikasi yang baru dengan

masa jabatan dari tahun 2012-2016 yaitu Dr. Kusnadi, MA.

Berdasarkan surat keputusan Rektor IAIN Raden Fatah Palembang dengan

nomor surat. 03/1.1/Kp.07.5/477/2012 tanggal 23 Agustus 2012 telah ditetapkan Dr.

46
Ibid, hlm 5.
51

Kusnadi, MA dengan jabatan sebagai Dekan Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden

Fatah Palembang, dan telah dilantik oleh Rektor IAIN Raden Fatah Palembang pada

tanggal 28 Agustus 2012.47

Dengan dilantiknya Dr. Kusnadi, MA sebagai Dekan, maka jabatan pembantu

Dekan bidang akademik mengalami kekosongan, oleh karena itu dipandang perlu

untuk mengangkat PAW (Pembantu Antar Waktu), dan Achmad Syarifuddin, M.A

terpilih sebagai pejabat antar waktu 2009-2013. Adapun pembantu Dekan bidang

Administrasi dan keuangan, serta bidang kemahasiswaan masih berlaku dan baru

berakhir pada Januari 2013, setelah masa kerja pembantu Dekan berakhir pada

Januari 2013. Setelah masa kerja pembantu Dekan berakhir maka dipih ulang melalui

siding senat januari 2013, sebagai pembantu Dekan I : Achmad Syarifuddin, M.A,

pembantu Dekan II : Aminullah Cik Sohar, M.Pd.I, pembantu Dekan III : Drs,

M.Amin, M.Hum.

Setelah masa para wakil Dekan periode 2009-2012 berakhir maka perlu

dilakukan pemilihan ulang. Setelah melalui proses pemilihan calon wakil Dekan,

maka yang terpilih adalah : Achmad Syarifudin, M.A Sebagai Dekan I, lalu Drs.

Aminullah Cik Sohar, M.Pd.I sebagai wakil Dekan II, dan Drs M. Amin S., M.Hum

sebagai wakil Dekan III. Adapun komposisi di jurusan adalah sebagai berikut : Kajur

KPI : Manalullaili, M.Ed, lalu Mohd. Aji Isnaini sebagai sekertaris Jurusan KPI, pada

jurusan BPI, ketua jurusannya adalah Neny Noviza, M.Pd dan Ainur Rofik, M.Si

47
Ibid, hlm 6.
52

sebagai sekertaris Jurusan. Adapun prodi Jurnalistik, diketuai oleh Dra. Nuraida,

M.Ag dan Suryati, M.Pd sebagai sekertaris nya. 48

Sehubungan dengan perubahan status IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden

Fatah dan perubahan status sekaligus juga struktur organisasi baru, baik ditingkat

Universitas maupun tingkat Fakultas. Adapun struktur organisasi ditingkat Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang adalah :

Dekan : DR. Kusnadi, MA.

Wakil Dekan I : DR. H. Abdul Razzaq. MA.

Wakil Dekan II : Dra. Hj. Dalinur M Nur, MM.

Wakil Dekan III : Manalullaili, M.Ed.

Sedangkan, struktur di tingkat Program Studi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang adalah :

Kaprodi KPI : Anita Trisiah, M. sc.

Kaprodi BPI : Neni Noviza, M. Pd.

Sekprodi BPI : Hj. Manah Rasmanah, M.Si.

Kaprodi Jurnalistik : Sumaina Duku, M.Si

Sekprodi Jurnalistik : Mirna Ari Mulyani, M.Pd.

48
Ibid, hlm 7.
53

Kaprodi Si : Ruliansyah, M. Kom.

Sekprodi SI : Rusmala Santi, M. Kom.

Seiring dengan peralihan status IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah

dan seiring dengan tuntutan pasar, maka pertahun 2016/2017 dibuatlah dua Jurusan

baru di Fakultas Dakwah dan Kounikasi UIN Raden Fatah Palembang dengan

struktur organisasi sebagai berikut :

Kaprodi PMI : Mohd Aji Isnaini, MA.

Sekprodi PMI : Muzaiyanah, M. Pd.

Kaprodi MD : Candra Darmawan, M. Hum.

Sekprodi MD : Anang Walian, MA. Hum.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi awalnya hanya memiliki 3 Jurusan yaitu

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI),

tetapi pada tahun 2010 Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini sesuai dengan

perkembangannya, Fakultas ini menambah dua jurusan yaitu Sistem Informasi (SI)

dan Jurnalistik dan kemudian sesuai dengan tuntutan pasar tahun 2016/2017 dibuatlah

dua jurusan baru yaitu Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Manajemen

Dakwah (MD).
54

C. Gambaran Umum Prodi Jurnalistik

Jurusan Jurnalistik merupakan pecahan dari Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam awalnya Jurnalistik hanya merupakan konsentrasi atau hanya matakuliah yang

sifatnya khusus sejak berdirinya jurusan KPI. tetapi, pada perkembangannya

Jurnalistik pada tahun 2009 menjadi jurusan (Prodi) sesuai dengan SK yang ditrunkan

oleh Derektur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj.I/787/2009 pada tanggal 23

Desember 2009 maka Jurnalistik dinyatakan resmi menjadi jurusan atau program

studi (Prodi).49

Pada awal pendiriannya, jurusan Jurnalistik menampung sebanyak14 orang

mahasiswa, yang terdiri dari 8 mahasiswa perempuan dan 6 mahasiswa laki-laki.

tahun inilah Jurnalistik resmi menjadi prodi. pada tahun berikutnya, jurusan

Jurnalistik menerima 22 peserta didik, lalu pada tahun 2012 Jurnalistik menerima 94

mahasiswa, pada tahun 2013 berjumlah 71 mahasiswa dan tahun 2014 berjumlah 122

mahasiswa.

Tanggal 26 April jurusan Jurnalistik di tetapakan telah terakreditasi C.

Melalui surat edaran yang ditetapakan Direktur Pendidikan Islam Nomor

SE/DJ.I/PP.00.9/42/2013 tentang izin penyelenggaraan dan akreditasi program studi

walaupun belum divusitasi badan Akreditasi Nasional Perguran Tinggi.

49
Skripsi Yucika Putri, Persepsi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Terhadap
Penggunaan Aplikasi OLX Sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (UIN Raden Fatah Palembang :
jurusan Jurnalistik, 2017), hlm 68.
55

1. Visi dan Misi Prodi Jurnalistik

a. Visi

Menjadi pusat studi jurnalistik yang unggul dan berkarakter islami di tahun

2020.

b. Misi

1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran ilmu jurnalistik

terutama jurnalistik radio, film, televisi, dan surat kabar.

2. Melakukan penelitian dalam media masa yang didasarkan dengan nilai-nilai

Islami.

3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat terutama dala profesi jurnalistik

baik elektronik maupun printed media.50

Dengan adanya Visi Misi diatas, maka diharapkan mahasiswa sebagai

pemegang amanah, agar menjadi seorang jurnalis yang professional, menjalankan

profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan Sasaran jurusan Jurnalistik adalah :

50
Tim Pembuat Katalog, Buku Katalog Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi
(Palembang : NoerFikri, 2014) hlm 8.
56

a. dalam penyusunan tujuan dan sasaran program studi jurnalistik dimulai dari

analisis eksternal dan internal program studi dan mengacu kepada visi dan misi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

b. Tujuan dan sasaran program studi jurnalistik disusun pada saat pembentukan

program studi dengan melibatkan pihak yang berkopenten, yaitu ketua program

studi, dosen-dosen yang ada pada program studi serta pihak fakultas.

c. Menciptakan proses pembelajaran yang dinamis, progresif dan kondusif sehingga

tercapai hasil (output) yang mumpuni dalam bidang jurnalistik. mempersiapkan

tenag-tenaga professional pada jenjang strata satu (S1) yang memiliki intelektual

yang tinggi serta dibalut dalam bingkai islami.

d. Formulasi dan tujuan program studi kemudian disosialisasikan kepada seluruh

civitas akademika Fakultas Dakwah dan Komunikasi

3. Tujuan Program Studi

1. Memiliki kemampuan dalam bidang jurnalistik serta agamis

2. Terampil dalam mencari, mengolah, menulis, dan menyampaikan berita, laporan

melalui media cetak dan elektronik dengan kode etik juranalistik.

3. Memahami fungsi dan hakikat hukum yang mengatur media masa

4. Mampu mengolah dan mengembangkan usaha pemberitaan media cetak dan

elektronik.51

51
Dokumentasi, Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang.
57

4. Keadaan Dosen

Untuk bisa mengetahui keadaan dosen prodi jurnalistik, penulis

menggunakan data tentang dosen di dokumentasi. hal tersebut dapat dilihat pada table

berikut :

NO NAMA JENIS NIP

KELAMIN

1 Drs. Aliasan, M.Pd L 19610828199110 11 001

2 Sumaina Duku, M.Si P 1982011620091 22 002

3 Indrawati, S.S.M.Pd P 1975100720090 12 003

4 M.Amin Sihabuddin, L 1959040319830 31 000

M.Hum

5 Dra. Nuraida, M. Ag. P 19670413 199503 2 001

6 Indrawati, SS., M. Pd. P 19751007 200901 2 003

Tabel 3.1 Daftar Dosen Jurnalistik Dakwah dan Kounikasi


UIN Raden Fatah Palembang

Selain dosen tetap diatas, tenaga pengajar di jurusan Jurnalistik juga

dilengkapi dengan dosen kontrak BLU berikut :

1. Muslimin, M.I.Kom

5. Keadaan Mahasiswa

Jumlah mahasiswa jurusan jurnalistik yang dapat dilihat dari table berikut :
58

TAHUN AJARAN AKADEMIK TOTAL MAHASISWA

2010/2011 14

2011/2012 22

2012/2013 94

2013/2014 71

2014/2015 123

2015/2016 147

2016/2017 140

Jumlah 611

Tabel 3.2 Data Mahasiswa Jurusan Jurnalistik tahun 2010-201852

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Berikut ini merupakan hasil analisis dari hasil dan wawancara yang telah

peneliti lakukan dengan narasumber. Dalam bab ini, penulis menyajikan hasil

penelitian yang diperoleh, dengan menggunakan hasil observasi, Interview, dan

dokumentasi. dan disajikan dengan cara kualitatif deskriptif, adapun masalah yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah peranan Instagram sebagai media propaganda

pada kasus bendera Indonesia terbalik di Sea Games 2017 dengan Studi Kasus

Mahasiswa Jurnalistik 2014 UIN Raden Fatah Palembang.

52
Data diperoleh dari BAAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang. di peroleh pada hari Selasa 24 April 2018 Pukul : 10.00 WIB.
59

1. Proses Instagram sebagai media propaganda

Ilmu komunikasi, adalah ilmu yang mempelajari pernyataan antar manusia

yang bersifat umum, dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti. dimaksud

dengan pernyataan bersifat umum adalah pernyataan yang dapat diketahui oleh siapa

saja, tidak bersifat rahasia dan memenuhi peryaratan. lambang lambang yang

mempunyai arti adalah isyarat-isyarat Bahasa (lisan atau tulisan) tanda tanda dan

gambar.53

Dalam prosesnya, propaganda yang dilakukan dengan Instagram yaitu

sebagai berikut :

KOMUNIKATOR INSTAGRAM PESAN KOMUNIKAN


PEMILIK AKUN MEDIA POSTINGAN MAHASISWA

57

EFEK

Sumber : Diolah dari data lapangan

Uraian :

53
Santoso Satropoetro, Propaganda salah satu bentuk komunikasi massa, (Alumni :
Bandung, 1991) hlm. 87
60

1. Komunikator : Penyampai pesan atau penyebar pesan, dalam hal ini dilakukan

oleh pemilik akun Instagram.

2. Media : Sarana pesan disampaikan, yaitu dengan menggunakan Instagram.

3. Pesan : lambang-lambang yang dimengerti, seperti bahasa, isyarat, tanda-

tanda, gambar-gambar, termasuk dengan Postingan di Instagram.

4. Komunikan : Penerima pesan yang sekaligus tujuan dari proses komunikasi, pada

penelitian ini, peneliti meneliti mahasiswa Jurnalistik tahun ajaran 2014 UIN

Raden Fatah sebagai Komunikan atau penerima pesan.

5. Efek : Perubahan yang terjadi terhadap penerima pesan, disinilah peran

propanda terlihat, baik perubahan sikap, sudut pandang dan yang lainnya.

2. Peranan Instagram sebagai Media Propaganda

Media sosial telah menjadi suatu fenomena yang besar di era digital ini. hal

yang harus diakui bahwa peranannya sangat besar dalam membentuk pola pikir,

pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk juga dapat merubah sikap

seseorang, terhadap sesuatu yang di dapat dalam media sosial tersebut. Yang

demikian tidak terlepas dari majunya zaman yang saat ini semakin berkembang, dan

mudahnya suatu informasi yang didapat dengan satu genggaman saja.


61

Gambar 4.1 Postingan Bendera Indonesia terbalik.54

Media sosial Instagram memiliki peranan yang sangat besar dalam merubah

sikap, mempengaruhi, merubah pola pikir, mengajak kepada sesuatu yang diinginkan

oleh propagandis. Hal ini terlihat dari penelitian yang telah dilakukan dengan

menunjukan postingan-postingan di Instagram yang terkait dengan pembahasan

kepada mahasiswa Jurnalistik angkatan 2014 UIN Raden Fatah Palembang.

Dalam akun Twitter pribadinya yang di repost ulang di Instagram Menteri

Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menuliskan, Pembukaan #SEAgame2017 yang

54
Akun Instagram @jeki_julian_amin diakes 04 April 2018 Pukul 11.05 WIB
62

bagus tapi tercederai dengan keteledoran fatal yang amat menyakitkan. Bendera kita

merah putih. Astaghfirullah.

Setelah terjadinya insiden tersebut, ramai di Instagram mengunggah gambar

yang di anggap sebagai bentuk kekecewaan warga Indonesia.

Berikut peneliti paparkan hasil wawancara dengan Mahasiswa Jurnalisktik

Berdasarkan penjelasan dari Informan pertama, sebelum melihat postingan

tersebut pandangan dirinya terhadap Negara Malaysia sangat positif bahkan dirinya

membanggakan Negara Malaysia lebih dari negaranya sendiri (Indonesia), dari

infrastuktur, kedispilinan dan kemajuan. Namun setelah dirinya melihat postingan

bendera Indonesia yang terbalik di Malaysia, perubahan sikap terjadi, dirinya merasa

tersinggung dan kecewa sehingga merubah sikap yang sebelumnnya positif menjadi

negative terhadap Negara Malaysia itu sendiri. Peran Instagram sebagai media

Propaganda sangatlah terbukti, sebagai mana yang terjadi kepada Deni Wahyudi saat

dirinya melihat postingan Instagram terkait bendera Indonesia terbalik, perubahan

sikap dari sebelum melihat postingan higga melihat sangat berbeda, sikap yang

sebelumnya membanggakan Negara Malaysia, merubah total membenci dan kecewa

terhadap Negara Malaysia. Bahkan informan ini menerangkan Negara Indonesia yang

ia cintai tidak pernah merusak ataupun menyakiti hingga meremehkan Negara


63

Malaysia, tapi mengapa sebaliknya, dirinya sangat kecewa, terhadap apa yang telah

Negara Malaysia lakukan55

Hal serupa juga disampaikan informan kedua, dirinya melihat Negara

Malaysia adalah sebuah Negara yang lebih maju jika dibandingkan Negaranya

sendiri. Hal tersebut menurutnya adalah sebuah prestasi yang lebih maju jika

dibandingkan dengan negaranya, namun setelah melihat kejiadan tersebut melalui

media sosial Instagram, dirinya tersinggung dan merasa di permainkan. Bahkan

dirinya sangat kecewa dengan apa yang Negara Malaysia lakukan terhadap

Negaranya, hal tersebut tentu membuat dirinya merasa ilfil atas apa yang dilakukan

Negara Malaysia, kekcewaan rasa benci merubah hal positif menjadi negatif.56

Gambar 4.2 wawancara mahasiswa UIN Raden Fatah

55
Deni Wahyudi, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
56
Nabila, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik C, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
64

Menurut informan ketiga, melihat dari sisi keagamaan dirinya merasa kagum

dengan Negara Malaysia, namun jika dilihat dari sisi pemerintahan dirinya kurang

setuju. diakuinya, dirinya mengetahui berita tentang bendera Indonesia terbalik dari

televisi dan media sosial Instagram. Melihat hal tersebut pandangan negatif terhadap

Negara tersebut ada, namun hal tersebut tidak mempengaruhi pandangannya yang

mengkagumi Negara Malaysia dari sisi keagamaannya. dirinya mengkritisi panitia

penyelenggara bagaimana hal tersebut dapat terjadi, namun hal tersebut dapat di

manfaatkan jika memang ada kesalahan atau unsur ketidak sengajaan, dan kita jangan

membesar-besarkan kejadian tersebut57

Gambar 4.3 bentuk propaganda di Instagram

57
Fernando Okta Reza, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
65

Informan ke empat berpendapat, Negara Malaysia tidak bisa di pungkiri lebih

maju jika dibandingkan Negara Indonesia, sehingga membuat dirinya mengkagumi

Malaysia dengan prestasi tersebut. di analogikannya Negara Indonesia sebagai orang

tua, jika dibuat terbalik apapun alasannya hal tersebut tidak bisa dibenarkan, dirinya

sangat menyayangkan hal tersebut, Negara yang lebih maju dari negaranya dapat

melakukan kesalahan fatal, menurutnya ini adalah sebuah penghinaan dan

meremehkan bangsa Indonesia, diakuinya, Instagram sangat berperan sebagai alat

untuk berpropaganda, tergantung penggunanya, untuk hal positif atau negatif.58

Serupa apa yang dikatakan informan ke lima, menurutnya lambang Indonesia

sangat detail terlihat secara terbalik dalam kejadian itu, melihat fenomena ini dirinya

merasa sedih, kecewa dan merasa diremehkan, kejadian seperti ini sudah

menyangkut harga diri, dimana lambang Negara sudah menjadi dirinya sendiri. di

akuinya sebelum melihat postingan tersebut, dirinya merasa biasa saja terhadap

Negara Malaysia, namun setelah melihat kejadian tersebut di Instagram, dirinya

merasa di khianati dari Negara tetangga yang seharusnya itu tidak terjadi.

Melihat kejadian tersebut, dirinya mencoba lebih meningkatkan prestasi agar

dapat membanggakan negaranya, mengenai Instagram sebagai alat propaganda

dirinya mengaku Instagram benar benar efektif sebagai alat propaganda, dimana

58
Rusmiati, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jrnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
66

masyarakat bisa menggunakannya dan mengambil informasi informasi dari Instagram

itu sendiri, serta dapat merubah pola pikir penggunanya. 59

Informan ke enam mengatakan dirinya mengetahui, sejak dahulu bangsa

Indonesia dan Malaysia pernah ada perang dingin, mungkin fenomena ini bisa jadi

dari kelanjutan perang dingin tersebut. dirinya tidak dapat menerima dengan kejadian

tersebut. menurutnya perjuangan untuk memerdekakan Negara Indonesia dengan

tetesan darah dan keringat pahlawan. sehingga membuat dirinya merubah sikap dan

sudut pandang terhadap Negara Malaysia. Namun sebagai warga negara yang baik,

untuk melakukan balas dendam sangat tidak di anjurkan namun harapannya agar

Negara Indonesia dapat menindak tegas kejadian ini dan tidak terulang di kemudian

hari. 60

59
Rohmi, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
60
Adwinda Febriani, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
67

Gambar 4.4 wawancara mahasiswa UIN Raden Fatah

Informan ke tujuh ini bisa di katakan cukup anarkis, dirinya sangat kecewa

melihat kejadian tersebut. Menurutnya sebagai Negara yang maju hal seperti ini tidak

patut terjadi. Negara adalah jiwa raganya, untuk mendapatkan kemerdekaan RI ada

tumpah darah pahlawan. bahkan dirinya siap untuk berperang dengan Negara

Malaysia jika memang itu perlu dilakukan. dirinya menambahkan meskipun Negara

Malaysia sudah meminta maaf, namun sakit di dalam hati tidak akan bisa di

hilangkan dan akan selalu membekas, hal ini menunjukan informasi yang didapat di

Instagram dapat merubah sikap dan tingkah laku.61

Informan ke delapan berpendapat, Negara Malaysia sering mengklaim banyak

budaya budaya Indonesia, seperti pengakuan batik, dan masih banyak lagi, hal ini

membuat dririnya kesal dan marah. melihat kasus bendera negaranya terbalik,

menurutnya Ini merupakan sebuah kasus besar yang mencakup Negara. Dirinya

menilai pemerintah hanya menselesaikan sebatas perundingan, sehingga setiap kasu

Indonesia dengan Malaysia sebatas perundingan dan tidak membuat efek jera Negara

Malaysia, sehingga akan menimbulkan kasus-kasus yang lainnya. Kekecewannya

61
Lukata Yovanda, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 27 April 2018.
68

terhadap Negara Malaysia sudah sejak dahulu dan ditambah dengan kejadian-

kejadian seperti ini.62

Begitu juga yang di sampaikan informan ke Sembilan, menurutnya hal seperti

ini sangat di sayangkan terjadi, seharusunya pihak panitia sebagai penyelenggara

harus lebih teliti memeriksa dan lebih serius dengan apa yang sudah menjadi

tugasnya (panitian Sea Games 2017) dirinya sangat kecewa dengan kejadian ini,

Indonesia adalah Negara besar, pengorbanan untuk mendapatkan kemerdekaannya

berbeda dengan Negara Malaysia, ada pertumpahan darah. Hal seperti ini sudah

membahas tentang harga diri Negara, seharusnya pemerintah harus tindak tegas

kejadian seperti ini agar tidak terjadi di Negara manapun. dan menjadi pelajaran

untuk Negara lainnya. ditambahkannya, melihat melihat postingan di Instagram

dirinya menganngap wajar jika ada yang memosting balasan. karena itu bentuk dari

kekecewaan warga Negara, dan dirinya memiliki cara tersendiri untuk mebalas rasa

kekecewaan itu, namun tidak di luapkan di media sosial.63

. Informan ke sepuluh juga berpendapat, dirinya mengetahui berita tersebut

di media online dan menurutnya, hal demikian sangat fatal terjadi, jika dilihat dari

kejadiannya dapat disimpulkan antara sengaja dan tidak sengaja, namun setelah

Negara Malaysia meminta maaf dan dikatakan itu merupakan ketidaksengajaan.

62
Iwan Rinaldi, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 26 April 201
63
Fachra Fadlin, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 23 April 2018.
69

Menagggapi hal tersebut dirinya kecewa dengan apa yang dilakukan Negara

Malaysia, namun tidak untuk membalas kejadian tersebut. Sebagai warga Negara

yang baik sudah sepatutnya masyarakat bersikap baik pula, dan jangan mudah untuk

di adu domba. Diakuinya, secara pribadi Negara Malaysia sudah berkurang satu poin

dimatanya, informan ini mengakui di jaman sekarang ini Instagram sangat berhasil

dalam berpropaganda, dimana ketika ada suatu kejadian yang viral, maka kebanyakan

netizen Indonesia yang berkomentar. dan Instagram sangat berperan dalam

melakukan komunikasi propaganda, meskipun dampaknya baik ataupun buruk.64

Informan ke sebelas menanggapi kasus terbaliknya bendera Indonesia di buku

panduan Sea Games 2017 merupakan hal yang sangat disayangkan dan jangan sampai

terjadi di event lainnya, kejadian tersebut viral di media sosial sehingga membuat

dirinya merasa dilecehkan oleh Negara Malaysia, mengingat event Sea Games

merupakan event internasional dan disaksikan oleh banyak Negara dunia,

ditambahkannya sangat wajar apa yang menjadi viral di media sosial dan menyangkut

harga diri Negara, masyarakat yang menyaksikannya menjadi marah dan kecewa,

karena hal tersebut tidak patut dilakukan oleh Negara yang lebih dulu maju oleh

Negara Indonesia.65

64
Nadia Elrani, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik C, Wawancara Tanggal 23 April 2018.
65
Hendri Wiranata, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 01 Agustus 2018.
70

Gambar 4.5 menunjukan postingan propaganda di Instagram kepada informan

Seperti tanggapan dari informan ke sebelas, informan ke dua belas ini merasa

kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Negara maju seperti Malaysia,

diakuinya hubungan Malaysia dan Indonesia sangat baik dan juga sebagai Negara

tetangga, namun apa yang telah dilakukan oleh nagara Malaysia sengat disayangkan

dan menodai perasaan Negara tetangganya yang juga serumpun, media sosial

menurutnya sangat berguna untuk mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang

sehingga dapat digunakan oknum sebagai propaganda negatif atau buruk.66

Meskipun dapat dimaafkan menurut informan ke 13, kejadian seperti ini akan

terjadi lagi dikemudian hari jika tidak ada ketegasan dari Negara yang menjadi

korban, rasa kecewa tetap ada dan sudut pandang kepada Negara Malaysia akan

membekas didalam hati, sebuah lambang Negara tidak sepatutnya di cetak terbalik,

masyarakat dan saya pribadi sudah tentu merasa disakiti dengan kejadian tersebut.

66
Janero Desen, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 01 Agustus 2018.
71

informan ke 13 ini juga terprovokasi setelah postingan di Instagram terkait

terbaliknya bendera Indonesia di Sea Games 2017 Malaysia. 67

67
Muhamad Jakaswarna, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan Jurnalistik A, Wawancara Tanggal 01 Agustus 2018.
72

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang dilaksanakan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden

Fatah Palembang tentang peran Instagram sebagai media propaganda pada kasus

bendera Indonesia terbalik di Sea Games 2017, dapat diambil beberapa kesimpulan.

Kesimpulan tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Proses Instagram dalam merubah sikap

Propaganda yang dilakukan di Instagram yaitu Komunikator menggugah

gambar (pesan berupa simbol) dengan media Insatagram sebagai alat, diterima

oleh komunikan, sehingga menimbulkan efek dari pesan yang diterima, seperti

terprovokasi, perubahan sikap, tingkah laku, bahkan menghujat.

2. Peran Instagram,

Keikutsertaan Instagram sebagai media baru yang berpengaruh dalam

merubah sikap, pola tingkah laku serta sudut pandang mahasiswa Jurnalistik 2014,

setelah melihat unggahan gambar terkait dengan bendera Indonesia terbalik yang

di unggah di Instagram, keseluruhan mahasiswa berubah sikap, hal ini

menjunjukan peran Instagram sebagai media propaganda sangat besar atau

berpengaruh.

72
73

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat di sampaikan saran sebagai berikut :

1. Informasi yang didapat melalui media sosial Instagram sangat deras, sehingga

disaat mendapatkan informasi agar mengklarifikasi informasi tersebut.

2. Pengguna Instagram dapat dapat diartikan sebagai pisau bermata dua, apa yang

di sebarkan melalui Instagram dapat berdampak positif dan negatif. Bijaklah

dalam menggunakan media sosial.

Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti berkaitan dengan media

sosial Instagram dan propaganda, yaitu:

1. Meneliti persepsi Mahasiswa terhadap media bullying di Media Sosial

Instagram.

2. Meneliti tingkat penggunaan Instagram sebagai media propaganda putih (White

Propaganda) di kalangan Mahasiswa.

3. Meneliti antisipasi Black Propaganda di media sosial Instagram.


DAFTAR PUSTAKA

Jamal Hidajanto dan Fachrudin Andi. Dasar-Dasar Penyiaran, Jakarta: Kencana.


2011.
Hutangalung, Inge. Teori-Teori Komunikasi Dalam Pengaruh Psikologi. Jakarta:
Indeks. 2015.
Santoso, Sastropopoetro. Propaganda salah satu bentuk komunikasi Massa.Bandung:
Alumni. 1991.
Andi Youna Bachtiar dan Zulmi Savitri. Propaganda Media Teori dan Studi Kasus
Aktual. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2015.

Nurudin. komunikasi Propaganda. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2001.

Efantino dan Arifin. Ganyang Malaysia. Yogyakarta: Bio Pustaka. 2009.

Beni Ahmad, Saebani. Metodeogi Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. 2008.

Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis riset komunikasi,Disertai Contoh Praktis Riset


Media, Publik Relation, Advertising, komunikasi Organisasi, komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana. 2006.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi dan Ekonomi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Prenada Media Group.
2013.
Gunawan,Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Kencana Prenadamedia group.
2015.

M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Online, Bandung: Nuansa Cendekia. 2012.

Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group. 2014.
Combs James E dan Nimmo. Propaganda Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
1994.
Youna Bachtiar Andi dan Zulmi Savitri. Propaganda Media. Jakarta: Mitra Wacana
Media. 2015.
Nasrullah Rulli, Media Sosial, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015.
Vivian Jhon, Teori Komunikasi massa, Jakarta : Prenamedia Group, 2008.
Tim Penyusun Buku Panduan Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Tahun
2013-2016, Pedoman Akademik Mahasiswa, 2014.

Tim Pembuat Katalog, Buku Katalog Mahasiswa, Palembang : NoerFikri, 2014


Uchjana Effendi Onong, Ilmu Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Posdakarya, 2015.

Skripsi :

Mahir Pratama, Propaganda Dalam Film ( Analisis Semiotika Tentang perlawanan


dalam Film The Gunger Games : Mockingjay Part I Karya Francis Lawrance
,Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Raden Fatah
Palembang, 2016.

Kurnia, Propaganda Barat Dalam Film (Analisis semiotic Film Submission),


(Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Raden Fatah
Palembang.
Shaum Akbar Razaka, Propaganda di Media Online, (Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Ikhsan Tila Mahendra, Peran Media Sosial Instagram Dalam Pembentukan
Kepribadian Remaja Usia 12-17 Tahun di Kelurahan Kebalen Kecamatan
Babelan Kabupaten Bekasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2017.

Internet :

https://dailysocial.id/post/apa-itu-instagram, di akses pada tanggal 04 April 2018,


pukul 08.30 wib

https://goo.gl/image/tecuWq, diakses pada tanggal 27 April 2018, Pukul 08:19 WIB

Jurnal :

Mahendra Bimo, Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram (Sebuah Perspektif


Kounikasi), Jurnal Visi Komunikasi Volume / 16 No. 01, Mei 2017.
LAMPIRAN

A. Postingan terkait propaganda di Instagram :


B. Wawancara narasumber

Anda mungkin juga menyukai