Katalog Bussines Plan Dan Karya Tulis Ilmiah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 128

KATALOG BUSSINES PLAN DAN KARYA TULIS ILMIAH

SLAWIR ”KRUPUK DAUN KEMANGI”

 TUJUAN BISNIS
Tujuan Bisnis dari Kupuk daun kemangi “SLAWIR” adalah:
1. Memanfaatkan daun kemangi yang ada di sekitar lingkungan kita yang kurang di manfaatkan.
2. Menambah nilai jual dari daun kemangi.
3. Menghasilkan produk yang memiliki nilai gizi.
4. Menambah minat masyarakat untuk mengkonsumsi daun kemangi.

 DESKRIPSI BISNIS
Gambaran sumber bahan baku

Manfaat daun kemangi:

Daun kemangi selain di gunakan untuk memasak, dapat digunakan sebagai salad.
kemangi memiliki ciri yang khas tetapi memiliki aroma yang sangat kuat. Daun kemangi
biasanya dimakan bersamaan dengan sayuran lain seperti daun kol, cabe dan irisan
mentimun.

Khasiat dan manfaat Daun kemangi untuk Kesehatan

Daun kemangi jika di gunakan untuk kesehatan, memiliki berbagai macam manfaat.
Salah satunya adalah jika Anda memiliki masalah dengan bau pada mulut atau bau badan,
Anda bisa makan salad kemangi setiap hari yang segar secara teratur. Tapi jika Anda tidak
menyukai rasanya, Anda dapat membuat jus dari daun kemangi ini yang dicampur dengan
daun kunyit dan daun beluntas lalu minum secara teratur setiap hari.

Kemudian penelitian oleh Pusat Tanaman Baru Dan Produk Tanaman dari Purdue
University di Amerika Serikat membuktikan bahwa daun kemangi juga dapat mengatasi
penyakit seperti sakit sembelit, sakit ginjal, flu, sakit di kepala, sakit diare, dan sakit usus
cacing.

Penelitian juga menghasilkan bahwa daun kemangi mempunyai manfaat untuk


mengatasi sakit maag, kelelahan pada tubuh, sakit perut, kembung, terjadi kram dan masuk
angin. Aroma kemangi yang sangat khas, sehingga juga bisa digunakan sebagai obat anti
nyamuk.

Daun kemangi ini sering disuling, itu karena daun kemangi mengandung minyak
esensial dari kelas tinggi yang akan hilang dalam waktu sekitar 24 jam bila digunakan pada
tubuh. Daun kemangi juga dapat meringankan rasa sakit dan membuat tubuh kita lebih
segar, sehingga sangat baik sebagai aroma minyak pijat. Namun, jika Anda adalah
perempuan hamil sebaiknya tidak menggunakan minyak ini karena bisa menyebabkan risiko
keguguran.

Manfaat daun kemangi yang berikutnya adalah untuk masalah pencernaan, seperti
infeksi usus, gejala muntah, sakit pada kepala dan demam, serta radang perut ke atas. Daun
kemangi juga mengandung zat Eugenol dan Apigenin fenkhona yang berfungsi untuk
memfasilitasi ereksi, dan arginin substansi yang mampu mencegah kemandulan pada pria.

Saat ini, sangat marak makanan ringan berbentuk kripik dengan berbagai variasi
tingkat kepedasan di kalangan masyarakat. Peluang bisnis yang memiliki potensi besar ini
mengakibatkan banyaknya produsen kripik yang ikut mencoba peruntungan di pasar kripik
pedas. Bahkan dasar yang digunakan bervariasi, mulai dari singkong, kentang, dan lain-lain.
Akhirnya, banyak merek-merek baru yang muncul di pasar makanan ringan kripik pedas.

Daun kemangi dengan aroma yang khas menjadi pilihan utama produsen untuk terjun
di pasar makanan ringan jenis kripik. Alasan produsen menjadikan kemangi sebagai bahan
dasar karena daun kemangi sangat mudah di jumpai dan harganya murah. Selain itu, jika
daun kemangi dijadikan keripik maka akan tercipta rasa yang khas dari keripik tersebut.

- METODE PEMBUATAN KRUPUK DAUN KEMANGI “SLAWIR” ADALAH:


Bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Daun Kemnagi
Sedangkan bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan keripik kemangi adalah
sebagai berikut :
1. Tepung terigu
2. Tepung tapioka
3. Garam secukupnya
4. Bawang putih yang dihaluskan
5. Air mendidih
6. Minyak goring
Proses Pembuatan Krupuk Kemangi “ Slawir” :
1. Pilih daun kemangi dengan warna hijau tua.
2. Pisahkan daun kemangi dengan batangnya lalu cuci hingga bersih dengan air mengalir.
3. Haluskan daun kemangi dengan menggunakan blender serta beri sedikit air.
4. Rebus hasil daun kemangi yang telah halus hingga mendidih.
5. Campur semua bahan hingga menjadi adonan yang kalis.
6. Bentuk adonan menjadi bulat memanjang dengan ukuran ± 15cm.
7. Kukus adonan tersebut agar menjadi matang selama 30 menit, lalu tiriskan sebentar agar
dingin.
8. Setelah dingin, iris tipis-tipis adonan menggunakan pisau atau agar lebih bagus gunakan pisau
pemotong wortel.
9. Keringkan keripik dibawah sinar matahari langsung selama ± 2hari.
10. Goreng keripik dengan api sedang hingga mengembang dan tiriskan.
11. Bungkus keripik dengan plastik dan beri label agar penampilan lebih menarik.
12. Keripik kemangi telah siap dipasarkan.

 PEMASARAN
Sasaran utama untuk produk “KERIPIK KEMANGI” adalah sekitar lingkungan
tempat produksi, outlet-outlet di sekitar sekolah, serta toko oleh-oleh khas Malang.Selain
dipasarkan diwilayah Malang, produk ini juga akan dipasarkan diwilayah Surabaya, Kediri,
Blitar, serta daerah-daerah lainnya. Sedangkan metode pemasarannya melalui media cetak
seperti pemberian selebaran tentang produk di tempat umum atau keramaian seperti pasar,
perkantoran ,pameran , serta media elektronik seperti lewat internet , radio dll.

 ANALISIS RESIKO BISNIS


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut:
a.Strength (Kekuatan) : kemampuan yang dimiliki adalah:
1) Bahan baku mudah diperoleh
2) Produk yang ditawarkan unik dan beraneka ragam
3) Proses pembuatannya cukup mudah
b. Weakness (Kelemahan): kekurangan yang dimiliki adalah kurangnya kemampuan
manajerial
c.Opportunities (Peluang) : faktor eksternal yang mendukung kelancaran bisnis antara lain:
1) Masyarakat di lingkungan sekitar yang cenderung konsumtif
2) Daya beli masyarakat yang relatif tinggi
3) Belum banyak pesaing
d.Threat (Hambatan) : Faktor eksternal yang harus diatasi adalah kepercayaan masyarakat
tentang kelayakan konsumsi masih kurang.

 KEUANGAN DAN ASUMSI YANG MENDASARI PROYEK KEUANGAN


Rancangan biaya untuk pelaksanaan program adalah
- Biaya Produksi

Jenis Produksi per Biaya satuan Jumlah

Hari Bulan

Daun Kemangi 2 kg 60 kg Rp. 7.500,00/kg Rp. 15.000,00

Tepung Terigu 3 kg 90 kg Rp. 7.500,00/1kg Rp. 22.500,00

Tepung 6 kg 180 kg Rp. 6.000,00/1kg Rp. 36.000,00


Tapioka

Garam 1,5 ons 15ons Rp. 2.000/bks Rp. 2.000,00

Bawang putih 0,5 kg 15 kg Rp. 10.000,00/kg Rp. 5.000,00

Minyak goreng 3 liter 90 liter Rp. 11.500,00/liter Rp. 34.500,00

Total Rp. 115.000,00

Perhitungan biaya Produksi per hari:


2 kg Daun Kemangi + Tepung = 2 kg krupuk Daun Kemangi
2 kg Daun Kemangi = 100 kemasan @ 200 grm/ kemasan
2 kg / 200 gram (per kemasan) = Rp. 3000/kemasan
1. .Komponen Bahan Habis
 Daun Kemangi 2 kg Rp. 15.000
 Tepung tapioka 6 kg Rp. 36.000
 Tepung terigu 3 kg Rp. 22.500
 Bawang putih Rp. 5.000
 Garam Rp. 2.000
 Kemasan + label @kemasan Rp. 5.000
 Minyak goreng 3 liter Rp. 34.500
2.Transportasi
 Pengadaan bahan baku Rp. 15.000
4.Pemasaran dan promosi Rp. 5.000 +
Total Rp. 140..000

100 kemasan = @Rp. 3000,- = Rp. 300.000


Laba = Total Produksi – Harga Jual Produksi
= Rp. 300.000,- – Rp. 140.000,-
= Rp. 160.000,-/tiap produksi
DOKUMENTASI

Bubur daun kemangi di campur dengan adonan tepung kanji diaduk/diuleni

Di bentuk dan di kukus setelah dikeringkan menghasilkan krupuk daun


kemangi “ SLAWIR” dan di goreng
Design Kemasan:

Ys !
Bahan :
MINUMAN FUNGSIONAL T-BEY “ TEH DAUN MURBEI”
Tujuan Bisnis
Adapun tujuan dari Perencanaan Bisnis “T-Bey” adalah:
1. Pemanfaatan daun murbei yang selama ini masih kurang dimanfaatkan
2. Mengetahui proses pemanfaatan daun murbei, jahe serta kayu manis menjadi minuman
celup instan sehingga mampu meningkatkan sumber antioksidan dan nilai jual produk
“T-BEY Antioksidan”.
3. Meningkatkan nilai tambah dan nilai jual dari produk olahan daun murbei
4. Menghasilkan produk minuman fungsional
5. Mengetahui strategi untuk meraih peluang pasar.
6. Mengetahui sistem distribusi yang tepat untuk produk minuman celup instan sebagai
sumber antioksidan.

 Deskripsi Bisnis
1. Gambaran Sumber Bahan Baku
Daun Murbei merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam produk ini, serta
penambahan jahe, dan kayu manis diharapkan terjadi penambahan sinergisme antioksidan.
Daun Murbei banyak didapati karena adanya peningkatan jumlah industri yang bergerak
dibidang pengolahan teh. Selain itu, jahe dan kayu manis yang merupakan rempah-rempah
juga banyak ditemui terutama pasar tradisional. konsumsi minuman teh masyarakat
Indonesia juga cukup tinggi. Hal tersebut menyebabkan timbulnya minuman fungsional
yang sumber antioksidan.
Daun murbei banyak mengandung
2. Gambaran Potensi Pasar
Produk minuman fungsional, berupa minuman celup adalah produk yang memiliki
jangkauan pasar yang cukup luas. Pemilihan desain kemasan merupakan faktor penting
untuk meraih peluang pasar. Produk dapat dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Hal tersebut merupakan indikator bahwa produk tersebut diterima dan disukai oleh pasar.
“T-BEY Antioksidan” tidak hanya merupakan produk yang memberikan efek
kesehatan kepada penggunanya namun juga dapat digunakan sebagai “special gif” atau
buah tangan untuk orang yang penting bagi pengguna. Dengan melihat sasaran pasar yang
cukup menjanjikan bukan tidak mungkin produk ini akan berkembang menjadi produk yang
diminati oleh masyarakat sasaran.

3. Gambaran Usaha
Kegiatan usaha ini dilakukan dalam skala Usaha Kecil Menengah dengan area
pemasaran di kota Malang. Usaha ini merupakan usaha awal dan mencoba merintis menjadi
usaha yang lebih besar baik dari segi area pemasaran maupun total produksi.
4. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program kreatifitas ini melalui beberapa prosedur yang
dijabarkan sebagai berikut:

Tahap Persiapan Produksi

Tahap Produksi

Tahap Pemasaran

Tahap Persiapan Produksi


Sebelum masuk dalam tahap produksi terdapat beberapa persiapan-persiapan yang harus
Evaluasi Kegiatan
dilakukan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan efisien serta mampu
mempertahankan mutu produk secara optimal. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
 Survey pasar

Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat pemesanan bahan baku dan bahan
pengemas yang paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara kontinue dengan
standar kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan
analisa terhadap tempat-tempat potensial untuk pemasaran hasil produksi.
 Pembuatan desain produk

Pembuatan desain produk dilakukan untuk mendapatkan produk akhir yang sesuai
dengan keinginan konsumen. Desain produk dilakukan dengan pembuatan desain
kemasan yang menarik dan unik.
 Pembelian alat-alat pendukung produksi

 Dilakukan pembeliaan alat-alat yang akan digunakan sebagai penunjang terlaksananya


kegiatan usaha.

 Perancangan sistem produksi

Dilakukan perancangan sistem produksi dengan pembuatan jadwal produksi,


perancangan tata letak alat produksi dan sistem penyimpangan produk agar proses
produksi dapat berjalan secara efektif dan efesien.
 Uji coba produksi

Uji coba produksi dilakukan untuk menentukan apakah proses produksi sudah efektif
dan efisien.
 Pemesanan bahan baku dan bahan pengemas

Pemesanan bahan baku dilakukan setelah melakukan survey pasar dan dilakukan secara
kontinue sesuai dengan jadwal produksi serta memiliki spesifikasi yang sesuai dengan
standar kualitas permintaan.
Tahap Produksi
 Pembuatan Bubuk Jahe dari Jahe Emprit Segar
Alat yang dibutuhkan adalah pisau,baskom, loyang, vacum driyer, blender, ayakan 60
mesh.
Bahan yang digunakan jahe emprit segar yang diperoleh dari Pasar Besar Malang.
 Pembuatan Bubuk Teh Murbei dari daun murbei
Alat yang digunakan adalah blender,baskom, sendok plastik, shieve shaker 60 mesh.
Bahan yang digunakan daun murbei.
 Pembuatan Bubuk Kayu Manis dari Batang Kayu Manis
Alat yang digunakan adalah blender,baskom, sendok plastik, shieve shaker 60 mesh.
Bahan yang digunakan batang kayu manis didapatkan dari Pasar Tumpang.
 Pengemasan Primer

Alat pengemas adalah kantong celup.


Bahan seperti bubuk jahe emprit, bubuk teh hijau dan bubuk kayu manis dilakukan
formulasi kemudian dimasukkan dalam kantong celup dan disealer.

 Pengemasan Sekunder

Kantong celup berjumlah 15 dimasukkan dalam kemasan sekunder berupa kertas karton
yang merupakan kemasan paling luar dan sekaligus sebagai sponsor atau informasi
produk “T-BEY Antioksidan”.
Diagram alir Pembuatan “T-BEY Antioksidan” :
Bubuk Jahe Bubuk daun Murbei bubuk kayu Manis

JaheEmprit Segar Daun Murbei Batang kayu


manis
Sortasi di Keringkan di blender

Pencucian Diblender lalu diayak diayak

Pengirisan
Bubuk Teh Murbei Bubuk
kayu
dikeringkan dengan Vacum driyer manis
(600C selama 8 jam)

Penghalusan dengan blender

Pengayakan dengan shieve shaker 60 mesh

Bubuk Jahe

Di campur
Di kemas

Pelabelan

Di
 Pemasaran pasarkan

Sasaran pasar utama untuk produk “T-BEY Antioksidan” adalah sekitar lingkungan
SMA Diponegoro ,outlet-outlet sekitar sekolah ,Oleh-oleh khas Malang, cafe-cafe, pujasera,
dan penjual minuman seperti warung kopi di daerah malang. Mengingat produk minuman
digunakan di tempat-tempat tersebut. Selain dipasarkan di wilayah malang produk ini juga
akan di pasarkan di wilayah kota malang seperti surabaya, sidoarjo , kediri dan kota-kota
lainnya yang mudah jangkauannya. Sedangkan metode pemasarannya melalui media cetak
seperti pemberian selebaran tentang produk di tempat umum atau keramaian seperti pasar,
perkantoran ,pameran , serta media elektronik seperti lewat internet , radio dll.

Tahap Pemasaran
Pemasaran dilakukan secara bertahap mulai dari area pemasaran yang lebih sempit
hingga area pemasaran yang lebih luas. Perluasan area pemasaran dilakukan apabila
pemasaran tahap pertama berjalan sesuai dengan target yang ditentukan dan terjadi
peningkatan pada kapasitas produksi. Pada perluasan pemasaran tersebut mulai dilakukan
strategi pemasaran secara spesifik agar pemasaran berjalan secara efektif dan efisien.
Tahapan yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan usaha ini adalah
 Penyebaran pamflet untuk mengenalkan produk pada masyarakat
 Mencari link pemasaran
 Mendistribusikan hasil produk kepada masyarakat secara langsung maupun lewat jasa
pemesanan
 Membuka stand pameran
 Melalui media elekronik seperti di internet berupa website
 Membuka outlet di sekitsar sekolahan

 Keuangan dan asumsi yang mendasari proyek Keuangan


1. RANCANGAN BIAYA
Rancangan biaya untuk pelaksanaan program adalah
1. Biaya Produksi

Jenis Produksi per Biaya satuan Jumlah

Hari Bulan

Daun Murbei 5 kg 50 kg Rp. 50.000,00/1kg Rp. 2.500.000,00

Jahe Emprit 10 kg 30 kg Rp. 30.000,00/1kg Rp. 900.000,00

Kayu Manis 3 kg 30 kg Rp. 24.000,00/1kg Rp. 720.000,00

Gula 2 kg 20 kg Rp. 14000,00/ kg Rp. 280.000,00

Total Rp. 4.400.000,00

2. Biaya peralatan

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

Philips blender Rp. 400.000.00 1 buah Rp. 400.000,00

Wadah/ loyang Rp. 10.000 5 buah Rp. 50.000,00

Pengayakan 60 mesh Rp. 20.000 4 buah Rp. 80.000,00

Pisau Rp. 10.000 2 buah Rp. 20.000,00

Keranjang rotan Rp. 6.000 2 buah Rp. 12.000,00

Plastik Rp. 2500 5 buah Rp. 12.500,00

Total Rp. 674.500,00


3. Biaya Transportasi dan komunikasi

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

Transportasi belanja bahan baku Rp.150.000/bulan 3 bulan Rp. 450.000,00

Total Rp. 450.000,00

4. Biaya Desain dan Kemasan

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah


X-banner Rp. 50.000,00 2 bh Rp. 100.000,00
Spanduk Rp. 66.000,00 1 bh Rp. 66.000,00
Kertas karton Rp. 1 kotak Rp. 25.000,00
25.000,00/kotak
Kantong Celup 30 kantong Rp. Rp. 100.000,00
100.000/Roll
Gelas plastik Rp 500,00/cup 100 cup Rp. 50.000,00
Total Rp. 341.000,00

5. Pembuatan laporan

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah


Kertas A4 70 gram Rp.30.000/rim 1 rim Rp. 30.000,00
Tinta Rp. 20.000/kotak 1 kotak Rp. 20.000,00
Penjilitan laporan Rp. 3.500/ jilid 5 jilid Rp.17.500,00
Fotocopy Rp 100/lembar 75 lembar Rp. 7.500,00
Dokumentasi kegiatan Rp. 20.000 Rp.20.000,00
Total Rp.95.000,00

6. Biaya lain-lain

Jenis Satuan Kebutuhan Jumlah


Listrik 1500/jam 12 jam Rp. 100.000,00
Air Rp. 50.000,00
Tenaga kerja 3 orang Rp. 50.000,00 Rp. 150.000,00
Total Rp. 300.000,00
7. Rekapitulasi Biaya

Jenis Jumlah
1. Biaya produksi Rp 4.400.000,00
2. Biaya peralatan Rp 674.500,00
3Transportasi dan komunikasi Rp 450.000,00
4. Desain Rp. 341.000,00
5. Pembuatan Laporan Rp. 95.000,00
6. Biaya lain-lain Rp. 300.000,00
Total Rp 6.260.500,00

 Analisis Risiko Bisnis


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut:
a.Strength (Kekuatan) : kemampuan yang dimiliki adalah:
1) tren masa kini yaitu mnegonsumsi makanan atau minuman fungsional
2) Bahan baku mudah diperoleh
3) Produk yang ditawarkan unik dan beraneka ragam
4) Proses pembuatannya cukup mudah
b. Weakness (Kelemahan): kekurangan yang dimiliki adalah kurangnya kemampuan manajerial
c.Opportunities (Peluang) : faktor eksternal yang mendukung kelancaran bisnis antara lain:
1) Masyarakat di lingkungan sekitar yang cenderung konsumtif
2) Daya beli masyarakat yang relatif tinggi
3) Belum banyak pesaing
d.Threat (Hambatan) : Faktor eksternal yang harus diatasi adalah kepercayaan masyarakat
tentang kelayakan konsumsi masih kurang.
LAMPIRAN
Analisa Usaha
1. Investasi

Philips blender 1x Rp. 389.500,00 Rp. 400.000,00


2. Biaya
(usia ekonomis 2 tahun)
Tetap
Wadah/ loyang 2 x Rp. 20.000,00 Rp. 50.000,00
(usia ekonomis 2 tahun) (fixed
Pengayakan 60 mesh 2 x Rp. 20.000,00 Rp. 80.000,00 cost)
(usia ekonomis 2 tahun)
Pisau 2x Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
Wadah/ loyang 50.000:2:12
(usia ekonomis 2 tahun) Rp. 2.083,00
Keranjang rotan60 mesh
Pengayakan 2 x Rp. 6.000,00
80.000:2:12 Rp.
Rp. 12.000,00
3.333,00
(usia ekonomis 2 tahun)
Pisau 20.000:2:12 Rp. 833,00
Sewa tempat produksi 1x 2.000.000 Rp. 2.000.000,00
selama 1 tahunrotan
Keranjang 12.000:2:12
(usia ekonomis 1 tahun) Rp. 500,00

Sewa gedung outlet Total 2.000.000:1:12 Rp.


Rp. 2.562.000,00
170.000,00

Total Rp. 413.853,00


Biaya penyusutan alat
t
Peralatan Rp. 500.000,00

Promosi dan pemasaran Rp. 200.000,00

Listrik Rp. 50.000,00

Tenaga kerja @2 orang Rp. 600.000,00

Lain-lain Rp. 100.000,00


3. biaya tidak tetap (vari-
Total Rp1.450.000,00 abel cost)

Jenis Produksi per Biaya satuan Jumlah

Hari Bulan

Daun murbei 5 kg 50 kg Rp. 50.000,00/1kg Rp. 2.500.000,00

Jahe Emprit 3 kg 30 kg Rp. 30.000,00/1kg Rp. 900.000,00

Kayu Manis 3 kg 30 kg Rp. 24.000,00/1kg Rp. 720.000,00

Kemasan 200 pack 6000 pack Rp. 500/bungkus Rp. 3.000.000,00

Kantong teh celup 3 rol Rp. 100.000/rol Rp. 300.000,00

Total Rp. 7.420.000,00

a) biaya produksi
= biaya tidak tetap + biaya tetap
= Rp. 4.400.000,00 + Rp. 413.853,00
= Rp. 4.813.853,00
b) - hasil usaha ( serbuk / bungkus )
=jumlah produksi x harga jual
= 20 bungkus x Rp 3000
= Rp. 400.000,00 x 30 hari = Rp. 18.000.000,00
c) Keuntungan
=hasil usaha – biaya produksi
=Rp12.000.000,00. – Rp 4.813.853,00
= Rp. 7.186.147,00
d) jangka waktu pengembalian Modal
=(investasi + biaya produksi ): keuntungan x lama produksi
=( Rp. 2.562.000,00. + Rp. 4.813.853,00) : Rp. 7.186.147,00 x 1 bulan
= 1,0
Artinya ,modal akan kembali setelah produksi ± 1 bulan
e) R/C
=Hasil usaha : biaya produksi
= Rp12.000.000,00 : Rp. 4.813.853,00
= 2,5
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang di kelurkan untuk produksi menghasilkan penerimaan
sebesar 2,5 rupiah.
f) Benefit Cost Ratio
= keuntungan : biaya produksi
= Rp. 7.186.147,00 : Rp. 4.813.853,00
=1,5
Artinya setiap saru rupiah yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan keuntungan
sebesar 1,5 rupiah
g) break event point (bentuk bungkus )
= biaya tetap : (harga jual –harga per unit )
= Rp. 413.853,00 : ( Rp.2000,00 – Rp.1302,00 )
=593 bungkus
Dokumentasi:

Daun teh murbei Disangrai ± 2


Pengeringan dengan sinar matahari jam

Serbuk teh daun


murbei

Jahe di Di keringkan dengan sinar Di


matahari atau di sangrai

Kayu manis di Di
Di timbang daun teh murbei,
jahe, dan kayu manis
Dengan perbandingan:
Daun teh murbei 70%
Di masukkan dalam kantong Kantong teh “T-BEY”

teh celup

Di masukkan dalam
kemasan

Desin Kemasan
KRIPIK KULIT SINGKONG “PAPIN”
TUJUAN BISNIS
Adapun tujuan dari Perencanaan Bisnis plan dari kripik kulit singkong “PAPIN” adalah:
7. Pemanfaatan kulit singkong yang selama ini hanya di buang saja/kurang pemanfaatan-
nya
8. Meningkatkan nilai tambah dan nilai jual dari produk olahan dari kulit singkong
9. Menciptakan cemilan baru, yaitu kripik kulit singkong “PAPIN” aneka rasa yang sehat
untuk dikonsumsi.
10. Melaksanakan metode pelaksanaan produksi cemilan kripik kulit singkong “PAPIN”
11. Mengetahui dan menerapkan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk mengem-
bangkan dan memperkenalkan produk baru kepada masyarakat.

 DESKRIPSI BISNIS
Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi
makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar, bahkan
di kamar pribadi disediakan cemilan khusus sebelum tidur. Banyak jenis cemilan yang biasa
dikonsumi oleh masyarakat, mulai dari snack yang mengandung banyak perasa buatan
bahkan pewarna sitensis yang tidak baik untuk kesehatan kita. Padahal masih banyak jenis
cemilan lain yang sehat bagi tubuh kita, seperti gethuk, kripik tela, tape tela, dan tela goreng
yang berbahan baku dari singkong, cemilan ini tentu lebih menyehatkan dibanding dengan
cemilan yang mengandung zat-zat berbahaya.
Banyaknya usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan ringan/cemilan
berbahan baku singkong, seperti tape singkong, gethuk, telatela, dan kripik singkong, telah
menginspirasi kami untuk memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari industri tersebut, yaitu
limbah kulit singkong yang tidak digunakan lagi oleh pengusaha makanan. Bagian dari kulit
singkong yang dianggap limbah dari singkong ini juga masih memiliki kandungan
karbohidrat. Pemanfaatan limbah singkong untuk diolah menjadi cemilan merupakan salah
satu bentuk untuk mengatasi limbah kulit singkong.
Bila di masyarakat telah dikenal makanan yang berasal dari singkong kemudian
dijadikan Kripik Singkong, maka kami berinovasi untuk menghasilkan cemilan baru dari
kulit singkong dengan nama KRIPIK KULIT SINGKONG “PAPIN” . Cemilan ini
merupakan salah satu jawaban atas keinginan masyarakat yang menginginkan cemilan yang
lezat, enak, dan berbeda dengan yang lain namun tetap memperhatikan aspek kesehatannya,
karena tidak mengandung zat-zat berbahaya.
KRIPIK KULIT SINGKONG “PAPIN” ini dibuat dari kulit singkong yang menjadi
limbah dari para pengusaha makanan yang berbahan baku singkong. Cemilan ini akan kami
kemas semenarik mungkin agar mampu menarik minat masyarakat untuk mencobanya dan
akhirnya menjadikan KRIPIK KULIT SINGKONG “PAPIN” sebagai cemilan di rumah
mereka. Produk yang kami tawarkan adalah cemilan baru dan tentunya lebih sehat
dibandingkan cemilan-cemilan yang ada di pasaran karena tidak mengandung bahan kimia
yang berbahaya bagi kesehatan. Di samping itu, kami berusaha menyajikan produk dengan
penyajian menarik dan kemasan yang higienis. Dengan demikian kami dapat memenuhi
harapan masyarakat dalam menyajikan cemilan yang menyehatkan dan bebas dari bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Usaha ini dimulai dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang
memanfaatkan singkong sebagai bahan baku usahanya. Oleh karena itu, usaha ini tidak akan
membutuhkan alokasi dana yang terlalu besar utuk memperoleh bahan baku.
Langkah yang kami tempuh dalam pengelolaan produksi antara lain:
1. Desain produk
Untuk kemasan produk, kami memilih untuk menggunakan plastik untuk yang akan
dititipkan ke warung atau kantin, serta kantong kertas pembungkus makanan untuk
pemasaran di outlet kantin sekolahan. Selain terjaga kehigienisannya, plastik ini juga
membuat tampilan penyajian lebih menarik dan lebih praktis. Untuk meningkatkan kualitas
output, kami akan mencoba resep-resep baru dan mencoba untuk selalu mengikuti
perkembangan selera masyarakat. Akan tetapi kami akan tetap konsisten pada tujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat pencinta jenis makanan ringan.
2. Pertimbangan utama penentuan lokasi usaha.
Lokasi usaha yang kami pilih adalah dekat dengan lingkungan kampus dan
pemukiman kost mahasiswa, dengan pertimbangan lokasi tersebut dekat dengan konsumen
yang akan dituju.

3. Pengawasan kualitas
Untuk proses pengawasan, dilakukan terhadap bahan baku, proses dan juga produk
jadi. Pengawasan bahan baku dilakukan dengan menjaga kesegaran bahan baku yang
digunakan untuk pembutan kripik kulit singkong “PAPIN” dengan cara membeli langsung
bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut di industri rumah tangga yang menghasilkan limbah
kulit singkong.
Untuk pengawasan proses akan dilakukan dengan memperhatikan kebersihan dapur
dan juga alat-alat yang digunakan. Sedangkan pada pengawasan produk jadi dilakukan rasa
standar pada makanan makanan yang diolah. Selain itu kami akan memastikan tidak
digunakannya bahan-bahan aditif yang membahayakan kesehatan pelanggan.
Metode Pelaksanaan Produksi Langkah-langkah pembuatan kripik Kulit Singkong
“PAPIN”:
a.Kulit singkong dibersihkan dari tanah dan kulit yang berwarna kecoklatan, sampai benar-
benar bersih, sehingga nantinya didapatkan kulit singkong yang berwarna putih.
b. Kulit singkong tersebut dicuci sampai bersih dan dipotong kecil-kecil.
c. Kulit singkong yang sudah bersih direbus dengan menggunakan air dicampur
d.Kulit singkong yang sudah direbus ditiriskan dan direndam selama 1 malam dengan
bumbu bawang putih dan garam yang sudah di haluskan.
e.Kulit singkong yang sudah direndam kemudian dijemur
f.Setelah kering kemudian digoreng dan matang, kulit diangkat dan ditiriskan. Kemudian
kulit singkong diberi bumbu perasa sesuai dengan pilihan rasa.
g. kulit singkong dikemas dengan menggunakan plastik

 PEMASARAN
a.Analisis Peluang Pasar
1) Kandungan gizi dalam kulit singkong
Kulit singkong yang dianggap sebagai sampah ternyata mempuyai kandungan gizi
yang cukup tinggi. Disamping mengandung karbohidrat, kulit singkong juga mengadung
energi dan nutrisi penting yang lain. Dalam 100 gram kulit singkong adalah sebagai berikut:
protein 8,11 gram; serat kasar 15,20 gram; pektin 0,22 gram; lemak 1,29 gram; kalsium 0,63
gram (Rukmana, 1997). Hal itu merupakan salah satu kelebihan dari kulit singkong, dan
kekurangan kulit singkong adalah adanya kandungan racun alami pada bahan tersebut
(singkong) yang biasa disebut HCN. Kandungan racun HCN tersebut dapat berkurang
melalui beberapa perlakuan, diantaranya dengan cara perebusan, perendaman, pemanasan,
pengeringan dan fermentasi (Rukmana, 1997).
2) Gaya hidup masyarakat
Makanan ringan kerap kali menjadi makanan wajib dalam keluarga, sehingga kripik
kulit singkong “PAPIN” merupakan salah satu alternatif makanan ringan yang bisa dijadikan
sebagai cemilan.
b. Penentuan Daerah Pemasaran
Pemasaran dari produk kripik kulit singkong “PAPIN” akan dimulai di kantin SMA
DIPONEGORO. Jika produk kami telah diterima masyarakat kami akan membuat brand
untuk produk tersebut sebagai hak paten.
c. Strategi Produksi
Dalam strategi poduksi, kami membangun kerjasama dengan pengusaha yang
mengunakan bahan baku singkong, seperti pengusaha geblek, gethuk, tape, kripik
singkong, dan lain-lain. Selain itu, kripik kulit singkong “PAPIN” dikemas dengan
plastik sehingga menjaga kehigienisan produk.
d. Strategi Promosi dan Pemasaran
Strategi yang akan kami lakukan dalam promosi dan pemasaran antara lain:
1) Menjaga kualitas dan kehigienisan produk dengan mencuci bersih kulit singkong yang
akan diproduksi dan mengemas produk dengan plastik.
2) Menjaga kebersihan lokasi produksi maupun tempat penyajian termasuk alat-alat yang di-
gunakan.
3) Promosi yang menarik namun tetap sesuai dengan realita seperti menyebarkan pampflet,
promosi dari mulut ke mulut dan media elektronik (SMS, email, facebook)
4) Meningkatkan teknologi pengelolaan dan kemampuan manajerial.
 KEUANGAN DAN ASUMSI YANG MENDASARI PROYEK KEUANGAN
KRIPIK KULIT SINGKONG “PAPIN”
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
(Untuk Sekali Produksi)
Biaya Bahan Baku
Bahan baku 5 kg @ Rp 1.000,- Rp 5.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah tenaga kerja Rp 10.000,00
Biaya Overhead
Bumbu Rp. 2.000,00
Minyak goreng ½ liter Rp. 6.000,00
Gas Rp. 15.000,00
Plastik pembungkus + label Rp. 500,00 +
Total biaya produksi Rp. 38.500 ,00
Menghasilkan 25 kemasan 200 gram @Rp. 3000,- = Rp. 75.000,-/25 kemasan

Harga Pokok Produksi per Unit = Rp. 3000,-


Laba = Harga Produksi - Total Biaya Produksi
= Rp. 75.000– Rp. 38.500
= Rp. 36.500,-/ tiap kali produksi

 ANALISIS RISIKO BISNIS


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut:
a.Strength (Kekuatan) Kemampuan yang dimiliki adalah:
1) Bahan baku mudah diperoleh
2) Produk yang ditawarkan unik dan beraneka ragam
3) Proses pembuatannya cukup mudah
b. Weakness (Kelemahan) Kekurangan yang dimiliki adalah kurangnya kemampuan manajerial
c. Opportunities (Peluang) Faktor eksternal yang mendukung kelancaran bisnis antara lain:
1) Masyarakat di lingkungan sekitar yang cenderung konsumtif
2) Daya beli masyarakat yang relatif tinggi
3) Belum banyak pesaing
d.Threat (Hambatan) : Faktor eksternal yang harus diatasi adalah kepercayaan masyarakat
tentang kelayakan konsumsi masih kurang.
Dokumentasi

Perebusan kulit singkong Penjemuran

Penggorengan Kripik Kulit Singkong

design Label Kemasan


GEATER CHIPS “STIK KENCUR” YANG ENAK BERGIZI DAN BERKHASIAT

DI SUSUN OLEH:
1. GEBBY ELVIRA OKTARINA

2. ADEN MUJIONO PUTRO

3. PUTRI LESTARI

PEMBIMBING:
FADLILATUL ANNISA, S.TP

SMA DIPONEGORO TUMPANG


2016
JUDUL : GEATER CHIPS “STIK KENCUR” YANG ENAK BERGIZI DAN BERKHASIAT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rampah berkualitas dan sehat
tentunya. Salah satunya yaitu Kencur. Kencur adalah salah satu rempah-rempah yang sering
digunakan untuk jamu, bumbu masakan, dan minuman tradisional lainnya. Namun kami satu
tim membuat produk terbaru yaitu GRATER CHIPS. GRATER CHIPS adalah stik yang
enak, bergizi dan banyak kasiatnya, dengan mengkonsumsi kencur kita bisa membuat bau
badan kita tidak bau asem lagi, dari pada beli dodoran produksi luar negeri, bila kita bisa
kenapa tidak!!.
Kencur juga bisa mengobati batuk dan cocok untuk anda yang pekerja keras, rasanya
yang khas dan pahit-pahit gimana gitu, berpadu dengan rasa enak. Salah satu alasan kita
membuat produksi berbahan dasar kencur adalah kencur mudah dijumpai, murah harganya.
Membuat produksi kencur ini juga dapat membantu meningkatkan nilai tambah produk, baik
dari segi ekonomi maupun dari segi nutrisi makanan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pembuatan stik kencur ini ?
2. Apa saja bahan yang diperlukan ?
3. Mengapa memilih kencur sebagai bahan dasar stik kencur ?

1.3. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Memanfaatkan kekayaan alam yang banyak kita temui di Indonesia.
2. Menambah nilai jual dari kencur.
3. Menghasilkan produk dari rempah-rempah yang jarang ditemukan di pasaran
4. Merupakan inovasi baru dari kencur yang biasa digunakan untuk tambahan bumbu
masakan, minuman tradisional, sekarang kami mengeluarkan produk inovasi baru yaitu
stik kencur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kencur
Nama lain ilmiah adalah Kaemferia Galanga, kadungan kencur analisa laboratorium
menghasilkan bahwa serimpang kencur terkadung zat lebih dari 23 jenis. Berikut beberapa
diantaranya : Zat Pati Mineral, Kamphane Borneol, Asam Metakonil, Asam Cinamic, Eteiyl
Aster, Paraeomarin, Alkolid, Gom dan sebagainya.
Kadungan Methanol pada kencur juga dapat digunakan untuk melawan sejenis cacing
parasit yang menyebabkan penyakit Tuksokariasit , ini efektif melawan sejenis spesies
penyebab penyakit sistem syaraf pusat dan juga melawan bakteri penyebab infeksi mata
(Mayasari, 2011).

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu),
fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran
saus rokok pada industri rokok kretek, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida. Secara
empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, ekspektoran, obat batuk, disentri,
tonikum, infeksi bakteri, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur
mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam industri
kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur
memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan
dengan produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif didalam rimpang
kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara budidaya dan lingkungan tempat tumbuhnya.
Oleh sebab itu dukungan teknologi sangat diperlukan agar pengembangan usaha kencur dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan petani tanaman obat (Siti, 2003).
Tanaman ini sudah berkembang di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Sumatera Barat,
Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan. Sampai saat ini karakteristik utama yang dapat dijadikan
sebagai pembeda kencur adalah daun dan rimpang. Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya,
dikenal 2 tipe kencur, yaitu kencur berdaun lebar dengan ukuran rimpang besar dan kencur berdaun
sempit dengan ukuran rimpang lebih kecil. Biasanya kencur berdaun lebar dengan bentuk bulat atau
membulat, mempunyai rimpang dengan ukuran besar pula, tetapi kandungan minyak atsirinya lebih
rendah daripada kencur yang berdaun kecil berbentuk jorong dengan ukuran rimpang lebih kecil.
Salah satu klon unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah calon varietas unggul asal
Bogor (Balittro-V2) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda dengan klon dari daerah lain
yaitu warna kulit rimpang cokelat terang dan daging rimpang berwarna kuning, berdaun membulat,
ujung daun meruncing dengan warna daun hijau gelap (Hafid, A.F. 1998).
Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
(jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan
campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai
penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin,
dan sakit perut. Minyak atsiri di dalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-
metoksi sinamat yang banyak digunakan di dalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai
obat asma dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan budidayanya
secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan. Produksi, mutu, dan
kandungan bahan aktif di dalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara
budidaya, dan lingkungan tempat tumbuhnya. Selain itu, karena mutu simplisia bahan baku industri
ditentukan oleh proses budidaya dan pascapanennya, maka GAP (Good Agricultural Practices) dan
GMP (Good Manufacture Practices) perlu disosialisasikan melalui penerapan standar prosedur
operasional (SPO) budidaya tanaman (Miranti, 2009).
2.2 Manfaat Kencur Bagi Kesehatan
Dalam dunia pengobatan manfaat kencur telah terbukti dapat mengobati berbagai
macam penyakit, berikut diantaranya :
1. Obat untuk masuk angin
2. Menghilangkan darah kotor
3. Mengobati radang lambung
4. Mengobati kesleo
5. Mengobati mulas pada perut
6. Sebagai obat batuk
7. Mengobati diare

2.3 PENGANEKARAGAMAN PRODUK


Selain berupa rimpang segar atau simplisia kering untuk bahan baku obat dan saus rokok
serta kebutuhan rumah tangga, kencur bisa dijual dalam bentuk minyak atsiri, ekstrak kering untuk
industri obat, atau kristal yang biasa digunakan di dalam industri kosmetika. Selain itu bisa diolah
dalam bentuk oleoresin. Sedangkan bentuk olahan instant, sirup, bubuk, pati dan beras kencur bisa
digunakan untuk industri rumah tangga. Berikut adalah diagram alur pembuatan ekstrak kering dan
pemisahan pati yang antara lain biasa digunakan untuk campuran beras kencur.

2.4 PERSYARATAN TUMBUH


Untuk pertumbuhan yang optimal, kencur memerlukan lahan dengan agroklimat yang
sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan C (Schmidt &
Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 - 30O C, jumlah
bulan basah 5 - 9 bulan per tahun dan bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan 2.500 - 4.000 mm/th,
intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 - 30% hingga tanaman berumur
6 bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir, kemiringan lahan.
BAB III
METODE
3.1. Metode Pembuatan Stik Kencur
Metode pembuatan stik kencur adalah :
1. Kencur
2. Tepung terigu
3. Garam
4. Gula
5. Mentega
6. Bawang putih
7. Penyedap rasa
8. Minyak goreng
9. Seledri

3.2. Alat-Alat
Alat yang digunakan untuk membuat stik kencur adalah :
1. Blender
2. Baskom
3. Kompor
4. Pisau
5. Penggilingan
6. Penggorangan

3.3. Tahap Pembuatan


Pembuatan stik kencur dilakukan tahap-tahap sebagai berikut ini :
1. Ambil kencur yang sudah tua dan bersihkan.
2. Haluskan dengan blender.
3. Buat adonan, campur mentega, tepung terigu, gula, garam, penyedap rasa, bawang putih
yang sudah dihaluskan, lalu campurkan sampai rata.
4. Tuangkan kencur yang telah diblender ke dalam adonan. Campur hingga rata.
5. Setelah semuanya tercampur, bentuk adonan tersebut menjadi panjang atau sesuai den-
gan selera.
6. Kemudian goreng hingga berwarna agak kecoklatan, lalu tiriskan.
7. Stik telah jadi, siap dipasarkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dari Penelitian
Stik kencur merupakan inovasi baru yang belum ada di masyarakat dan pasaran,
meskipun begitu stik kencur ini merupakan alternatif usaha yang menguntungkan karena
bahanya mudah ditemui dan khasiatnya yang banyak bagi kesehatan. Proses pembuatanya pun
sangat mudah, selain itu bahanya pun tanpa perlu bahan-bahan pengawet dan pewarna. Jadi,
kencur-kencur alami hanya menggunakan penyedap rasa dan itu pun aman bagi kesehatan,
tentunya aman dan bebas dikonsumsi untuk segala usia.

4.2 Pemasaran
Sasaran utama untuk produk “Geater Chips” adalah sekitar lingkungan tempat produksi,
outlet-outlet disekitar sekolah serta toko oleh-oleh khas Malang. Sedangkan metode
pemasarannya melalui media cetak seperti penyebaran selembaran tentang produk di tempat
umum/ pasar, pameran serta media elektronika seperti lewat internet, radio, dan lain-lain.

4.3 Analisis Resiko Bisnis


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut :
A. Strength (Kekuatan) Kemauan Yang Dimiliki
1. Bahan ymudah diperoleh
2. Produk yang ditawarkan unik
3. Proses pembuatanya cukup mudah
B. Weakness (Kelemahan) Kekurangan Yang Dimiliki
- Kekurangan kemampuan manajerial
C. Opportunities (Peluang)
Faktor Eksternal
1. Masyarakat dilingkungan sekitar yang cenderung konsumtif
2. Daya beli masyarakat tinggi
3. Belum banyak pesaing
D. Faktor eksternal yang harus ditaati adalah :
Kepercayaan masyarakat tentang kelayakan konsumsi masih kurang
4.4 Keuangan Dan Asumsi Yang Mendasari Proyek Keuangan
 Biaya Produksi
Jenis Hari Bulan Biaya Satuan
Kencur 3 Kg 90 Kg Rp. 24.000/ Kg
Tepung terigu 10 Kg 300 Kg Rp. 7.000/ Kg
Mentega 3 Kg 90 Kg Rp. 42.000/ Kg
Garam 1 bks 30 bks Rp. 1.000/ bks
Gula 1 Kg 30 Kg Rp. 10.000/ Kg
Bawang putih ½ Kg 15 Kg Rp. 8.000/ Kg
Penyedap rasa 10 bks 300 bks Rp. 5.000/ bks
Minyak goreng 5L 150 L Rp. 60.000/ L
Seledri 1 Kg 30 Kg Rp. 5.000/ Kg
JUMLAH Rp. 162.000

 Perhitungan Biaya Perhari


3 Kg = 150 Kemasan = @ 200 Gram
 Komponen Bahan Habis
Kencur 3 Kg Rp. 24.000
Tepung 10 Kg Rp. 7.000
Mentega 3 Kg Rp. 42.000
Garam 1 Bks Rp. 1.000
Gula 1 Kg Rp. 10.000
Bawang Putih ½ Kg Rp. 8.000
Penyedap rasa 10 Bks Rp. 5.000
Minyak goreng 5L Rp. 60.000
Seledri 1 Kg Rp. 5.000 +
Rp. 162.000
Transportasi Rp. 15.000
Pengadaan BB Rp. 5.000 +
Pemasaran Rp. 182.000
150 Kemasan = @ 3.000 = 450.000
450.000 – 182.00 = 268.000/ tiap produksi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam percobaan ini ternyata kencur salah satu rempah-rempah yang jarang kita gunakan,
ternyata bisa menjadi stik yang enak, gurih, bergizi, dan sehat serta proses pembuatanya
mudah, bahanya pun mudah kita jumpai. Dapat meningkatkan nilai jual kencur dan
meningkatkan kebugaran tubuh kita

5.2 Saran
1. Mencari pemasok untuk mendapatkan lebih banyak bahan baku.
2. Meningkatkan proses produksi sehingga dapat meningkatkan laba usaha
DAFTAR PUSTAKA

- Erlina, R., A. Indah, dan Yanwirasti. 2007, Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
domestica Val.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, J. Sains dan Teknologi Farmasi, 12:2, 112-
115.

- Miranti, L., 2009, Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan
Basis Salep Larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Daya Hambat Bakteri Staphylococcus au-
reus secara In vitro. Skripsi. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

- Hafid, A.F. 1998. Pemanfaatan Fraksi Minyak Atsiri dari Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga L.) Untuk Produksi Asam Sinamat Secara Hidrólisis. Research Centre of
Tradisional Medicine Airlangga University

- Rostiana, O., S. M. Rosita, H. Wawan, Supriadi, dan A. Siti, 2003, Status Pemuliaan Tanaman
Kencur. Perkembangan Teknologi TRO, 15, 2, 25-38.

- Mayasari D. 2011. “Analisis EPMS dari rimpang kencur”. Skripsi. UGM. Jogjakarta.
PROSES PRODUKSI

Bahan-bahan pembuatan Gheater chips Dihaluskan


kencur untuk menghasilkan sari kencur

Ditambahkan dengan semua bahan tambahan

Ditambahkan dengan tepung terigu siapkan penggorengan

Digiling dan digoreng


Dikemas
LABEL PRODUK
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH 2016

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

PRODUK BARU OLAHAN DAUN BAMBU MENJADI “STIMBO” STIK DAUN BAMBU
YANG ENAK DAN KAYA AKAN MANFAATNYA

Oleh :
Fifi Ratna Wati
Ira Novita Sari
Zahrotul Ayuningsih

SMA DIPONEGORO TUMPANG


2016
Judul : PRODUK BARU OLAHAN DAUN BAMBU MENJADI “STIMBO” STIK DAUN
BAMBU YANG ENAK DAN KAYA AKAN MANFAATNYA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daun bambu ini sudah dikenal masyarakat sejak lama akan tetapi belum banyak yang tau
akan manfaatnya . Bahkan mereka menganggap daun bambu hanya sebagai sampah yang tidak
berguna karena mereka tidak tau cara mengolahnya .

Manfaat daun bambu adalah untuk mengobati asam urat , mengobati luka pada kulit ,
melancarkan haid , dan mengatasi cacing usus . Daun bambu juga mengandung banyak zat aktif
yakni flavonoid , polisakarida , klorofil , asam amino , vitamin , mikroelemen , dan sebagainya yang
bisa menurunkan lemak darah dan kolesterol . Daun bambu juga bisa menurunkan oksidasi ,
antioksidan , atau radikal bebas sebagai bahan anti penuaan serta mampu menjaga stamina ,
mencegah penyakit dan dapat meluruhkan dahak serta meredahkan batuk dan susah nafas .

Selama ini banyak produk kudapan yang sangat diminati anak-anak namun jarang yang
mengandung banyak manfaat seperti daun bambu ini. Daun bambu dengan aroma yang khas
menjadi pilihan utama produsen untuk menciptakan produk makanan baru jenis stik ini. Alasan
produsen menjadikan daun bambu sebagai bahan utama karena daun bambu sangat banyak di
daerah kami dan jarang juga yang mengolahnya.

Selain itu pengolahan daun bambu ini juga dapat menambah nilai guna produk baik dari segi
ekonomi maupun variasi makanan. Bahan-bahan yang dapat dijadikan stik daun bambu antara lain:
Tepung terigu, bawang putih, garam, merica, minyak goreng dan air. Stik yang diproduksi harus
memiliki rasa yang memuaskan agar dapat bertahan dan berkembang di pasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses pembuatan stik daun bambu ?


2. Apa saja bahan yang diperlukan dalam pembuatan stik daun bambu ?
3. Mengapa memilih daun bambu sebagai bahan utama dalam pembuatan stik ini ?

1.3 Tujuan

Tujuan dilakukannya penilitian ini adalah :


1. Memanfaatkan daun bambu yang ada disekitar lingkungan yang kurang
dimanfaatkan
2. Menambah nilai jual dari daun bambu
3. Menghasilkan produk yang memiliki nilai gizi
4. Menambah minat masyarakat untuk mengkonsumsi daun bambu
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Bambu

Klasifikasi tanaman bambu (Bambusa maculata)

Taksonomi dari bambu yaitu :

Divisi : Spermatophyita

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotiledonae

Suku : Arundinarieae

Ordo : Graminales

Famili : Gramineae

Subfamili : Bambusoidae

Genus : Gigantochloa

2.2 Morfologi dan Habitat Tanaman Bambu

Morfologi Tanaman Bambu Deskripsi tanaman Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan
1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria,
Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys,
Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan)
disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang
tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun.
Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga, berdinding keras, pada
setiap buku terdapat mata tunas atau cabang (Otjo dan Atmadja, 2006). Salah satu jenis bambu yang
sudah banyak dikenal dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat adalah bambu tali atau bambu apus.
Bambu ini termasuk dalam genus Gigantochloa.

Tanaman bambu yang sering kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Padahal dapat pula
bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu yang tumbuh subur di Indonesia
merupakan tanaman bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul
didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus dkk.
2006).
Akar Rimpang Akar rimpangnya yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem
percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat membedakan asal dari
kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar ripangnya lebih sempit dari pada bagian ujungnya
dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang
menjadi rebung yang kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh (Widjaja, 2001).

Batang Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai.
Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga,berbetuk silinder memanjang dan
terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya
0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm. Pada bagian tanaman terdapat organ-organ
daun yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang yang
sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang terdapat perpanjangan
tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut subang yang biasanya gugur lebih dulu (Widjaja,
2001).

Rebung Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar
rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang didalam tanah atau
dari pangkal buluh yang tua. Rebung dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena
menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pepepahnya. Bulu
pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkreh
(Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup
oleh bulu coklat (Widjaja, 2001).

Helai Daun dan Pelepah Daun Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang sejajar
seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Daunnya biasanya
lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan
bambu siam (Thyrsostachys siamensis). Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun
yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan juga
ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil atau tidak tampak. Pada
beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga
yang gundul (Widjaja, 2001).

Pemanfaatan Tanaman Bambu Bambu, merupakan hasil hutan non kayu yang potensial
untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Di bidang kehutanan tanaman bambu
dapat meningkatkan kualitas hutan yang selama ini menjadi bahan baku industri perkayuan nasional
melalui substitusi atau keanekaragaman bahan baku, mengingat potensi hutan kayu semakin langka
sedangkan industri sudah telanjur ada dengan kapasitas besar, maka tuntutan pemenuhan bahan
baku industri kehutanan menjadi agenda prioritas penyelamat aset kehutanan nasional (Otjo dan
Atmadja, 2006).

Bambu merupakan tanaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat.
Sampai saat ini bambu sudah dimanfaatkan sangat luas, mulai dari penggunaan teknologi yang
paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Pemanfaatan di
masyarakat umumnya untuk kebutuhan rumah tangga dan dengan teknologi sederhana, sedangkan
untuk industri biasanya ditujukan untuk orientasi ekspor. Pada umumnya seluruh bagian dari bambu
dapat kita manfaatkan yakni mulai dari akar, daun, rebung sampai pada batang. Adapun
pemanfaatan bambu yang dilakukan dengan mengunakan teknologi paling sederhana hingga
teknologi tinggi diantaranya adalah: bambu lapis, bambu lamina, papan semen, arang bambu, pulp,
kerajinan dan handicraft, supit, furniture dan perkakas rumah tangga, komponen bangunan dan
rumah, sayuran dan bahan alat musik tradisional (Batubara, 2002).

2.3 Kandungan Kimia Daun Bambu

Senyawa Kimia Daun Bambu Penelitian menunjukkan daun bambu mengandung banyak zat
aktif, yakni flavonoid, polisakarida, klorofil, asam amino, vitamin, mikroelemen, dan
sebagainya, sehingga baik untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol. Juga dipercaya bisa
menurunkan oksidasi atau radikal bebas, sebagai bahan antipenuaan,serta mampu menjaga
stamina dan mencegah penyakit kardiovaskular ( Purwo,2010). Daun bambu juga mengandung
asam fenolat, antrasikuinin, amilosa, lakton kumarin, mangan, dan besi. Jenis asam fenolat
dalam daun bambu antara lain asam sinamat, asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat.
Senyawa-senyawa itu bersatu memerangi kolesterol. Yu Zhang periset Departemen Ilmu Gizi
dan Nutrisi, Universitas Zhejiang, China, menemukan 4 senyawa aktif flavonoid glikosida
terutama jenis karboglikosida. Jenisnya berupa poligonum oriental glukosida, iso-poligonum
oriental glukosida, viteksin, dan iso- viteksin.( Zhang,2010)  Kandungan Kimia Buah, daun,
dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak
mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti minyak
atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
vitamin. Kandungan buah jambu biji (dalam 100 gr), yaitu Kalori 49 kal; Vitamin A 25 SI;
Vitamin B1 0,02 mg; Vitamin C 87 mg; Kalsium 14 mg; Hidrat Arang 12,2 gram; Fosfor 28
mg; Besi 1,1 mg; Protein 0,9 mg; Lemak 0,3 gram; dan Air 86 gram.
(http://www.slideshare.net/prizkapanjaitan/daun-bambu)
III. METODE PENELITIAN

Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan satu metode dalam pengumpulan dan
pengolahan data. Data-data yang terkumpul, penulis dapatkan melalui studi pustaka dan dianalisis
menggunakan metode kuantitatif. Data tersebut penulis susun dari berbagai sumber. Berikut penulis
sajikan perincian metode dalam karya tulis ilmiah ini.

3.1. Metode Penelitian

Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus
ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat
sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan, Sutedi (2011:53).
Ada beberapa jenis metode yang biasanya digunakan dalam penelitian, diantaranya metode
penelitian eksperimental, analisis kontarstif dan lain-lain. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur
ilmiah untuk menjawab secara aktual, (Sutedi, 2011:58). Nyoman (2011:53) menyebutkan bahwa
Metode Deskriptik Analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan faktafakta yang kemudian
disusul dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman
dan penjelasan secukupnya. Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena pada dasarnya
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Selain itu, metode ini juga dianggap cukup tepat
untuk melakukan pendekatan terhadap masalah yang akan diteliti.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
cara melakukan studi kepustakaan. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan, (Nazir,1988:111). Studi
kepustakaan yang dilakukan oleh penulis adalah mengumpulkan data dari buku-buku sumber yang
sudah ditentukan.
IV. PEMBAHASAN

Daun bambu sekarang bukan hanya menjadi sampah, seringkali orang menganggap remeh.
Kandugan yang dimiliki daun bambu sangat banyak. Contohnya bisa dijadikan kerupuk, bukan
hanya itu saja, banyak manfaat dari daun bambu, jika saja kita lebih kreatif dalam mengolah daun
bambu. Maka banyak keuntungan yang kita dapat karena cara memperoleh daun bambu mudah dan
tidak mengeluarkan biaya, Selain itu daun bambu juga kaya manfaatnya seperti mengobati asam
urat, mengobati lika pada kulit, melancarkan haid, dan mengatasi cacing usus.

Stik daun bambu merupakan stik inovasi yang belum dikenal masyarakat dan produk ini
belum tersedia dipasaran. Meskipun demikian, stik ini merupakan alternatif usaha yang
menguntungkan, karena cara pembuatanya mudah dan sederhana biayanya pun tidak terlalu banyak,
penampilan produk cukup menarik serta memiliki rasa yang khas. Selain itu stik daun bambu juga
dibuat tanpa penambahan bahan pengawet apapun sehingga aman untuk dikonsumsi.

4.1 CARA PEMBUATAN STIK DAUN BAMBU “STIMBO” ADALAH :

Bahan-bahan yang digunakan adalah :

1. Daun Bambu

Sedangkan bahan tambahannya adalah :

1. Tepung terigu
2. Telur
3. Mentega
4. Garam
5. Bawang putih
6. Merica
7. Minyak goreng
8. Air

Alat

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan stik daun bambu adalah:

1. Blender
2. Panci
3. Kompor
4. Baskom
5. Wajan
6. Gilingan stik

Tahap pembuatan

1. Ambil daun bambu yang masih hijau muda dan menggulung.


2. Cucu hingga bersih menggunakan air garam untuk menghilangkan bulu yang ada di daun
3. Rebus dengan sedikit air hingga mendidih
4. Tunggu hingga agak dingin lalu haluskan dengan blender
5. Campurkan semua bahan hingga menjadi adonan yang kalis
6. Giling adonan menjadi bentuk stik panjang
7. Goreng stik dengan api sedang lalu tiriskan
8. Dikemas stimbo dengan plastik dan beri label agar menarik
9. Stik daun bambu siap dipasarkan
PROSES PEMBUATAN STIMBO

Pilih daun yang masi hijau menggulung Cuci bersih Tiriskan

Rebus dengan air garam Haluskan Campur dengan bahan yang lain

Bentuk menjadi adonan yang kalis Giling membentuk stik panjang Goreng hingga kuning
kecoklatan
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam percobaan ini bahwa daun bambu dapat diolah menjadi stik dengan rasa
dan aroma yang khas serta memiliki kandungan manfaat yang tinggi. Proses pembuatan stik daun
bambu sangatlah mudah.

5.2 Saran

1. Mencari link pemasok untuk mendapatkan lebih banyak bahan baku


2. Meningkatkan proses produksi sehingga dapat meningkatkan laba usaha
DAFTAR PUSTAKA

Achmed YS. 1957. Bamboo. Trop. Silv II: 298-303.

Adiratma R, Sudjanadi, Herman S. 2005. Tataniaga Pertanian. Biro Penataran. Institut Pertanian
Bogor.

Anonim. 2006. Hutan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Rumpin. Kerjasama Antara Balai
Pendidikan Dan Pelatihan Kehutanan Bogor Dengan Fakultas Kehutanan – Institut Pertanian Bogor.

Berliana VAN, Rahayu E. 1995. Bambu, Budidaya dan Prospek Bisnis Bambu. Jakarta: Penabar
Swadaya.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik


Indonesia.

Erizal. 1997. Karakteristik Pertumbuhan Keanekaragaman Jenis Bambu Di Arboretum IPB.


[skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Gardner FP, Pearce RB, Roger LM. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press. 247-248
hal.

Gunarwan FS. 2002. Panduan Penelitian Multidisiplin. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Huberman. 1959. Bamboo Silviculture. Italy: FAO Rome.

Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian Pengembangan Kehutanan.


Departemen kehutanan.
PENGEMBANGAN PRODUK DAUN SINGKONG MENJADI ”KLEPSI”
YANG ENAK DAN BERGIZI

OLEH :
IRA WULANDARI
NUR AZIZATUL KHASANAH
TRI DINA MEILIA ISNAINI

SMA DIPONEGORO TUMPANG


2016

Judul: PENGEMBANGAN PRODUK KLEPON DAUN SINGKONG “KLEPSI” YANG ENAK


DAN BERGIZI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daun singkong banyak ditemukan berada di sekitar lingkungan pedesaan seperti daerah
Tumpang, apalagi kebanyakan dari masyarakat kurang memanfaatkan daun singkong ini dan
hanya di olah untuk sayur- sayuran saja padahal banyak sekali manfaat yang terkandung di
dalamnya,oleh sebab itu kami mengkombinasikannya dengan jajanan tradisional masyarakat
indonesia dan juga pemilihan menggunakan daun singkong yang sering dijumpai dan harganya
yang relatif murah.
Dari daun singkong ini banyak manfaat yang dapat kita peroleh yaitu kandungan isoflavon
yang terdapat pada daun singkong dapat membantu penyembuhan penyakit stroke,Vitamin C juga
banyak terdapat pada daun singkong untuk meningkatkan daya tahan tubuh,serta terkandung fosfor
dan kalsium untuk pencegahan anti osteoporosis,serta kandugan yang lainnya.
Dapat kita ketahui bahwa daun singkong banyak sekali manfaatnya,sehingga harus
dimanfaatkan dengan lebih kreatif serta inovatif dan juga dimanfaatkan sebagai produk olahan baru
akan dapat meningkatkan konsumsi makanan yang tentunya sehat dan bergizi.Apalagi kebanyakan
dari masyarakat indonesia kurang dalam mengkonsumsi sayuran terutama pada anak kecil.
Dan juga sekarang ini jajanan tradisional kurang diminati masyarakat, oleh karena itu pembuatan
klepon dengan daun singkong ini agar menarik minat pembeli yang bahan bakunya yaitu,dengan
membuat daun singkong yang diambil sarinya sebagai bahan pewarna alami yang sehat lalu
dicampur pada bahan untuk membuat klepon yaitu :tepung ketan,kentang,tepung terigu,garam
secukupnya,air kapur sirih,air hangat,sisiran gula merah sebagai isi.
Pengolahan daun singkong dapat menambah nilai jual dilingkungan masyarakat supaya dapat
memuaskan para konsumen yaitu dari harganya yang relatif murah pada produk ini serta
ditambahkan juga kemasan yang menarik supaya banyak peminatnya.sebagai masyarakat kita juga
harus bisa menegembangkan berbagai produk yang berasal dari alam yang sehat dan tidak
menimbulkan efek samping serta tanpa bahan pengawet yang berbahaya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan klepon daun singkong?
2. Apa saja bahan yang diperlukan dalam pembuatan klepon daun singkong?
3. Mengapa memilih daun singkong sebagai bahan utama dalam pembuatan klepon daun
singkong?

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Memanfaatkan daun singkong disekitar lingkungan yang kurang dimanfaatkan.
2. Mengenalkan produk baru yang berasal dari jajanan tradisional.
3. Menambah nilai jual daun singkong.
4. Menghasilkan produk yang inovatif dan bergizi.
5. Menambah minat masyarakat untuk mengkonsumsi daun singkong.
II.TINJAUAN PUSTAKA

Daun singkong juga dikenal dengan nama daun ubi kayu atau daun ketela pohon. Daun singkong
pun dikenal diberbagai daerah diantaranya dengan nama daun sampeu (Sunda), godong bodin
(Jawa), daun keutila (Aceh). Daun singkong memiliki nama latin yaitu Manihot utilissima Pohl.;
Manihot esculenta Crantz sin., dalam bahasa inggris dikenal dengan nama cassava leaves. Daun
singkong termasuk dalam klasifikasi:

Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Daun singkong memiliki ciri-ciri berdaun besar, menjari dengan lima hingga sembilan belahan
lembar daun, bertangkai panjang. Daunnya menjari dengan beberapa variasi bentuk yaitu panjang,
elips dan melebar yang bergantung pada jenis varietasnya. Daun muda untuk semua varietas
berwarna hijau kemerahan sedangkan warna daun tua berwarna hijau.
Daun singkong biasa dibuat sebagai masakan sayur dengan kuah santan atau dimakan setelah
direbus. Daun singkong memiliki dua varietas, yaitu varietas manis dan pahit. Varietas manis
mengandung asam sianida lebih sedikit dari varietas pahit sehingga daun singkong muda dari
varietas manis umum digunakan.
Komposisi kimia daun singkong/100 g bagian yang dapat dimakan mengandung beragam zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya:
Komposisi Jumlah
Karbohidrat 7.1 g
Protein 6.2 g
Lemak 1.1 g
Serat 2.4 g
Abu 1.2 g
Kalsium 166 mg
Fosfor 99 mg
Besi 1.3 g
Karoten total 7052 pg
Vitamin A 0 SI
Vitamin B1 004 mg
Vitamin C 130.0 mg
Air 84.4 g

Daun singkong kaya akan protein dengan daya cerna 70-80% (tergantung varietas). Selain
kandungan metionin, lisin dan mungkin isoleusin yang rendah, kualitas protein daun singkong tidak
kalah dengan susu, keju, kedelai, ikan dan telur. Selain itu daun singkong juga kaya protein,
karoten, vitamins B1, B2, dan C, serta mineral.
Senyawa antinutrisi yang membatasi penggunaan daun singkong adalah kandungan hidrogen
sianida (HCN), tannin dan asam fitat. HCN dalam jumlah lebih dari 1 mg/kg bb per hari dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. HCN terbentuk dari senyawa glikosida sianogenik singkong
yaitu linamarin dan lotaustralin. Tetapi proses pengolahan dapat mengurangi kadar HCN yang
terbentuk, seperti kombinasi pemotongan dan pengeringan dapat mengurangi tingkat HCN hingga
level yang tidak berbahaya. Oleh karena itu proses pengolahan sangat penting untuk mengurangi
bahaya HCN.
Klorofil pada daun singkong memiliki efek hipokolesterolemia pada percobaan dengan tikus. Daun
singkong memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah
nafsu makan. Isolat protein pada daun singkong memiliki kemampuan mencegah antiagregasi
platelet sehingga berpotensi mencegah penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan
penyakit jantung.

III.METODE
METODE PEMBUATAN KLEPON DAUN SINGKONG ADALAH :
3.1 Bahan-bahan yang digunakan adalah:
1. Daun singkong
Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan klepon daun singkong adalah sebagai
berikut :
1. Tepung ketan
2. Kentang
3. Tepung terigu
4. Garam secukupnya
5. Air hangat
6. Gula merah
7. Air kapur sirih
8. Kelapa
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan klepon daun singkong adalah:
1. Blender
2. Baskom
3. Panci
4. Kompor
5. Pisau
6. Parutan
3.3 Tahap pembuatan
Pembuatan klepon daun singkong dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.Ambil daun singkong yang agak muda.
2.Pisahkan daun singkong dengan batangnya,lalu cuci dengan air bersih.
3.Haluskan daun singkong dengan menggunakan blender serta beri sedikit air.
4.Rebus hasil daun singkong yang telah halus hingga mendidih.
5.Campur semua bahan hingga menjadi adonan yang kalis.
6.Setelah itu sisir gula merah dengan pisau.
7.Bentuk adonan menjadi bulat,lalu pipihkan isi dengan gula merah dan bentuk menjadi
bulat lagi.
8.Rebus adonan dalam air mendidih,bila telah mengambang,angkat dan tiriskan.
9.Kukus parutan kelapa selama 15 menit.
10.Setelah parutan kelapa matang,klepon siap di taburi.
11.Bungkus klepon dengan plastik dan beri label agar penampilan lebih menarik.

3.4 Teknik pembuatan


Jika Anda sebagai pemula untuk membuat klepon,yang harus di perhatikan adalah
takaran air yang di tuangkan,bila terlalu banyak air maka klepon tidak bisa di bentuk,dan
juga saat mengisi klepon dengan gula merah jangan sampai kulitnya tipis,karena akan
membuat klepon pecah.Jika anda mengalami kesulitan memperoleh daun singkong,carilah
bahan dasar lain yang sesuai dengan selera anda.
IV.PEMBAHASAN
Daun singkong merupakan daun yang mempunyai bentuk seperti 5 jari,dan daun ini juga banyak
ditemukan di sekitar lingkungan kita.Apalagi di daerah pedesaan banyak sekali daun singkong ini
berada,karena cara penananamannnya cukup mudah yaitu dengan memotong batang-batang daun
singkong menjadi seperti stick yang tinggal ditancapkan pada tanah.
Saat ini,orang-orang dimasyarakat kurang menyadari makanan yang lebih menyehatkan yaitu
dengan cara memanfaatkan sayuran-sayuran yang ada disekitar kita.Seperti daun singkong ini.
Dengan memanfaatkan daun singkong kita akan lebih banyak menghemat pengeluaran, apa bila kita
sering membeli makanan instan yang jelas banyak kandungan bahan kimia yang membahayakan
bagi tubuh. Dengan daun singkong kita bisa mudah mendapatkannya dan harganya yang murah.
Oleh karena itu produk ini dikembangkan dengan mencampurnya kedalam jajanan tradisional yang
sering kita jumpai yaitu klepon. Menggunakan daun singkong sebagai alternatif bahan untuk
membuat klepon sebagai pewarna merupakan ide yang bagus. Klepon juga merupakan makanan
atau jajanan atau cemilan khas indonesia, yaitu bentuknya yang bulat serta berwarna hijau dan di
baluri dengan parutan kelapa. Biasanya kita ketahui jarang sekali orang di zaman modern ini
menyukai makanan-makanan tradisional, apalagi membuatnya karena banyak makanan yang lebih
instant untuk langsung di makan.
Dengan adanya variasi klepon yang terbuat dari daun singkong dikembangkan dengan tujuan
untuk menarik minat masyarakat agar lebih sadar akan makanan yang menyehatkan dan juga
menyukai sayur-sayuran yang ada di lingkungan sendiri, dan tidak cenderung memakan makanan
cepat saji, yang mengandung bahan pengawet berbahaya bagi tubuh.

4.1 Kelebihan “klepsi”

Klepon daun singkong ini terdapat kelebihan-kelebihan, yaitu:


1. Makanan yang enak dan bergizi.
2. Sesuai dengan lidah orang indonesia.
3. Banyak manfaat yang terkandung .
4. Dapat meningkatkan nilai jual dari daun singkong itu sendiri maupun klepon.
5. Mudah cara pembuatannya.
6. Bahan-bahan yang di butuhkan, mudah untuk di cari.
Kekurangan “klepsi”

Namun dalam produk “klepsi” ini terdapat kekurangan, yaitu:


1. Kurang tahan lama.
2. Kurang begitu hijau warna kleponnya.
3. Kurang menarik bentuknya.
4. Daun singkong tidak mempunyai cita rasa yang khas.
Efek setelah memakan “klepsi”
1. Karena terdapat gizi dari daun singkong yang ada dalam klepon, bila memakannya akan mu-
dah kenyang karena kandungan karbohidrat yang ada pada daun singkong.
2. Jika terlalu banyak mengonsumsi daun singkong maka dapat menyebabkan pusing atau
hipertensi.
Cara menikmati
Bila memakan “krepsi” biasanya paling cocok pada waktu yaitu :
1. Menonton tv.
2. Berkumpul bersama keluarga.
3. Sebagai cemilan pada waktu sore hari dengan meminum teh.

V. PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan dalam percobaan ini bahwa daun singkong dapat di kembangkan atau di olah
menjadi klepon maupun aneka cemilan lain yang enak dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Proses
pembuatan klepon sangatlah muda apalagi bahan-bahanya mudah di jumpai di pasaran.
SARAN
1. Lebih mengembang lagi dan memperkenalkan kepada masyarakat sekitar.
2. Meningkatkan proses produk, dan juga dikembangkan lebih inofatif dan kreatif.
3. Bisa dicoba untuk dipasarkan, agar dapat memberikan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
de Almeida Siqueira, E.M., S. F. Arruda, R.M. de Vargas, E.M. T. de Souza. 2007. β-Carotene from
cassava (Manihot esculenta Crantz) leaves improves vitamin A status in rats. Journal of
Comparative Biochemistry and Physiology:235-240.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Eggum, BO. 1970. Protein quality of cassava leaves. Br, J. Nutr. 24, 761.
Ernawaty, E. 2001. Potensi Aktivitas Antiagregasi Platelet Lalap: Buah Tomat, Daun Singkong, Kol
Serta Pemanfaatannya Pada Jeli Agar. Skripsi Fateta, IPB.
Fasuyi, AO. 2005. Nutrient composition and processing effects on cassava leaf (Manihot esculenta
Crantz) antinutrient. Pakistan Journal of Nutrition (4) 1:37-42.
Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.
Prawat, H., C. Mahidol, S. Ruchirawat, U. Prawat, P. Tuntiwachwuttikul, U. Tooptakong, W. C.
Taylor, C. Pakawatchai, B. W. Skelton, A. H. White. 1995. Cyanogenic and non-cyanogenic
glycosides from Manihot esculenta. Journal of Phytochemistry, Pp 1167-1173
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1995. World Vegetable Principles, Production and Nutritive
Value. Diterjemahkan oleh Herison, C. ITB, Bandung.
Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM. 2010. Racun Alami pada tanaman.
www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/racunalamitanaman.pdf [2 Maret 2010]
Tutik, W dan E. Prangdimurti. 2006. Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida
dismutase (sod) pada jaringan kelinci hiperkolesterolemia yang diberi pakan klorofil daun singkong.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6316 [diakses 4 Maret 2011].

Penting Untuk Anda Baca http://www.gagaspertanian.com/2012/10/kandungan-dan-manfaat-daun-


singkong.html#ixzz45DRFkP1F
ss
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH 2016

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

DIVERSIFIKASI BUAH APEL MENJADI PRODUK “GETT APP” NUGGET APEL


YANG LEZAT DAN BERGIZI

Oleh :
Chamidatul Masruroh
Eva Nur Aulia Oktavinda
Firdaus Noer Khabiba

SMA DIPONEGORO TUMPANG


2016
Judul: DIVERSIFIKASI BUAH APEL MENJADI PRODUK “GETT APP” NUGGET APEL
YANG LEZAT DAN BERGIZI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan setelah dicerna serta diserap tubuh
yang akan berguna bagi kesehatan dan kelangsungan hidup. Di era globalisasi ini makanan
merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya karena mengandung
bahan kimia yang tidak baik untuk dikonsumsi. Sekarang ini kebanyakan anak kecil bahkan juga
orang dewasa hanya tertarik pada penampilan makanan tanpa memperhatikan kandungan gizi serta
bahaya dari mengkonsumsi makanan tersebut. Hal itulah yang dimanfaatkan oleh produsen-
produsen yang tidak bertanggung jawab untuk meraup untung banyak dengan membahayakan para
konsumennya. Adapun makanan bergizi diantaranya macam-macam buah dan kudapan. Contoh
buah yang bergizi adalah apel yang kaya serat, apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong ,
bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang,
tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kekuning-kuningan, hijau
berbintik-bintik,merah tua, dan sebagainya sesuai dengan varietasnya. Kandungan gizinya antara
lain : energy , karbohidrat, gula , lemak , protein , fosfor , kalsium , zat besi , zinc , dan berbagai
macam vitamin.
Adapun kudapan yang bergizi adalah nugget. Nuget merupakan salah satu jenis produk beku
siap saji yaitu produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked),
kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini hanya memerlukan waktu penggorengan selama satu
menit pada suhu 150 derajat Celcius. Ketika digoreng nugget beku setengah matang akan berubah
menjadi kekuning-kuningan dan kering. Tekstur nugget tergantung dari bahan dasarnya.
Dengan demikian muncullah inovasi produk pangan berupa Nugget Appel (GETT APP)
yaitu kombinasi antara nugget yang berbahan dasar buah apel. Dengan buah appel , tepung terigu,
minyak goreng , telur dan rempah-rempah produsen dapat membuat kudapan yang lezat dan bergizi.
Modal yang digunakan dapat bersumber dari modal sendiri dan pihak lain (modal asing). Nugget
yang diproduksi harus dapat memenuhi kepuasan konsumen agar dapat bertahan dan berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan nugget apel?
2. Apa saja bahan yang diperlukan dalam pembuatan nugget apel?
3. Mengapa memilih buah apel sebagai bahan utama dalam pembuatan nugget ini?
4. Kemanakah tujuan pemasaran produk nugget appel ini?
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Memanfaatkan buah apel yang ada di sekitar lingkungan yang memiliki kualitas rendah.
2. Menambah nilai jual dari buah apel.
3. Menghasilkan produk yang memiliki nilai gizi.
4. Menambah minat masyarakat untuk mengkonsumsi aneka olahan buah menjadi nugget
buah atau diversivikasi dari buah apel.
II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apel (Malus Domestica)
2.1.1 Sejarah Apel di Indonesia
Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas di wilayah yang
lebih dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah Malus domestica yang menurut
sejarahnya merupakan keturunan dari Malussieversii dengan sebagian genom dari Malus sylvestris
(apel hutan/apel liar) yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah, di
Kazakhstan,Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina.Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun
1930-an dibawa oleh orang Belanda bernama Kreben kemudian menanamnya di daerah
Nongkojajar (KabupatenPasuruan).Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan Rakyat (sekarang bernama
Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk
Rome Beauty dan Princes Noble (Onny. 2001).
Selanjutnya, sejak tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di Batu, Malang untuk
mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit. Batu, Poncokusumo (Malang) dan
Nongkojajar (Pasuruan) dan masa kejayaannya pada sekitar tahun 1970. Sekarang apel telah
tersebar luas di seluruh Indonesia, disukai banyak orang, dan harganya relatif terjangkau. Adanya
globalisasi perdagangan menyebabkan kita di Indonesia dapat mengkonsumsi apel dari Amerika
Autralia, Cina, ataupun Taiwan disamping apel lokal dari Malang. Ketersediaannya melimpah di
pasaran dan nyaris tidak tergantung musim. Jadi,setiap saat kita dapat mengkonsumsi apel
(Muchtadi D. 2007).

2.1.2 Sistematika Buah Apel


Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus Sylvestris Mill
(Prihatman, K. 2000)
Kandungan gizi buah apel per 100g tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Apel
Gizi Nilai Per 100 gr

Energi 52 kkal
Karbohidrat 13,81 gr
Gula 10,39 gr
Serat Pangan 2,4 gr
Lemak 0,17 gr
Protein 0,26 gr
Air 85,56 %
Vitamin A 3 mg
Vitamin B1 (Thiamine) 0,017 mg
Vitamin B2 (Reboflavin) 0,026 mg
Vitamin B3 (Niachin) 0,091 mg
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) 0,061 mg
Vitamin B6 0,5 mg
Vitamin B9 (Asam Folat) 3 mg
Vitamin C 4,6 mg
Vitamin E 0,5 mg
Kalsium 6 mg
Zat Besi 0,12 mg
Magnesium 5 mg
Fosfor 11 mg
Iron 0,12 mg
Kalium 107 mg
Pottasium 107 mg
Zinc 0,04 mg

(Kementrian Riset dan Teknologi. 2010)


2.1.4 Manfaat Buah Apel Bagi Kesehatan
Apel mengandung serat, flavonoids,dan fruktosa. Dalam 100 g apel terdapat 2,1 g serat.
Apabila kulitnya dikupas, maka kandungan serat apel masih tetap tinggi yakni 1,9 g. Serat apel
mampu menurunkan kadar kolesterol darah dan resiko penyakit jantung koroner. Serat tak larut
dalam apel berfungsi untuk mengikat kolesterol LDL dalam saluran cerna dan kemudian
menyingkirkannya dari tubuh. Sementara itu, serat larutnya (pektin) akan mengurangi produksi
kolesterol LDL di hati, menurunkan kolesterol, dan bermanfaat untuk mengatasi diare karena
kemampuannya membentuk agar tetap lunak serta tidak cair.Kulit apel mengandung flavonoid yang
disebut quercitin.Quercitin ini mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah
mencegah serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan serangan
kanker (Dahrul Syah, et.al. 2005).
Adapun manfaatnya yang lain sebagai berikut :
a. Mengeluarkan toksin yang ada di dalam tubuh.
b. Menjaga kestabilan hormon dan sistim imunitas (daya tahan tubuh).
c.Mengurangi stres, meningkatkan konsentrasi dan produktivitas.
d. Memperbaiki kualitas tidur.
e. Mengurangi manifestasi alergi (misalnya: gatal, asma, sinusitis).
f. Melancarkan peredaran darah dan sistim saraf.
(Ichda, L. 2014).

2.2 Nugget
Nuget merupakan salah satu jenis produk beku siap saji yaitu produk yang telah mengalami
pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian dibekukan. Produk beku siap saji ini
hanya memerlukan waktu penggorengan selama satu menit pada suhu 150 derajat Celcius. Ketika
digoreng nugget beku setengah matang akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan kering.
Tekstur nugget tergantung dari bahan dasarnya (Anjarsari, B. 2010).
Nugget pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat dan cocok sekali dengan kondisi
masyarakat yang sangat sibuk, sehingga jenis makanan ini banyak diminati Produk nugget yang
telah dimasak (digoreng) dan dibekukan sebelum dikemas dan di distribusikan dalam kondisi beku.
Proses distribusi dalam keadaan beku membuat kerusakan produk karena pertumbuhan mikroba
biasanya tidak terjadi. Kerusakan kerena pertumbuhan mikroba tidak menjadi faktor pembatas umur
simpan produk, dan produk tidak memerlukan pengawet yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan mikroba (Bintoro, P. 2008).
III. METODE

METODE PEMBUATAN NUGGET APPEL “GETT APP” ADALAH:


3.1 Bahan-bahan yang digunakan adalah:
Bahan utama : Buah Apel
Bahan tambahan :
1. Tepung terigu
2. Tepung panir
3. Garam, gula, dan merica secukupnya
4. Bawang bombay dan bawang putih yang sudah dihaluskan
5. Daging ayam yang sudah dihaluskan
6. Minyak goreng
7. Roti tawar yang sudah dihaluskan
8. Telur
3.2 Alat - alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan nugget appel adalah :
1. Blender
2. Baskom
3. Panci kukusan
4. Kompor
5. Timbangan
6. Pisau
7. Loyang
8. Alat penggorengan
3.3 Tahap pembuatan.
Pembuatan nugget appel dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kupas apel dan cuci hingga bersih, lalu blender.
2. Campurkan tepung terigu, bumbu yang sudah dihaluskan, garam, gula dan merica
dengan ayam dan roti tawar yang sudah dihaluskan .
3. Tambahkan telur lalu aduk hingga kalis.
4. Masukkan kedalam cetakan atau loyang lalu kukus hingga matang.
5. Setelah dingin iris sesuai selera.
6. Lalu masukkan irisan tersebut kedalam telur yang sudah dikocok kemudian masukkan
kedalam tepung panir sambil di remas-remas.
7. Panaskan minyak , goreng hingga golden brown.
8. Angkat dan tiriskan.
9. Bungkus nugget dengan mikka dan beri label agar penampilan lebih menarik.
10. Nugget appel telah siap dipasarkan.

3.4 Teknik pembuatan.


Jika anda sebagai pemula untuk membuat nugget appel, janganlah ragu untuk membuatnya,
karena pembuatan nugget aple sama dengan pembuatan nugget daging pada umumnya yang
membedakan adalah bahan utamanya. Dan menggunakan jenis buah apel yang telah di sortasi tetapi
dengan kualitas yang masih layak konsumsi.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil dari Penelitian
Gett App (Nugget Appel) merupakan nugget inovasi baru yang belum dikenal masyarakat dan
produk ini belum tersedia di pasaran. Meskipun demikian, nugget appel merupakan alternatif usaha
yang menguntungkan karena cara pembuatannya sederhana, biaya tidak mahal, penampilan produk
cukup menarik, serta memiliki rasa yang khas . Selain itu, nugget appel juga dibuat tanpa
penambahan bahan pengawet dan penyedap rasa agar lebih sehat dan aman dikonsumsi oleh segala
usia.
Maka dari itu, kami membuat inovasi produk pangan berupa NUGGET APPEL (GETT APP).
Nugget itu sendiri adalah salah satu jenis kudapan yang berbahan dasar daging sapi , daging ayam
dan ikan. Tetapi kali ini kami membuat inovasi nugget baru yang terbuat dari buah appel. Nugget
ini bisa menjadi salah satu pilihan bagi orang-orang yang tidak suka mengkonsumsi daging dan
ikan, supaya mereka bisa merasakan makanan yang biasanya terbuat dari daging ataupun ikan.
Kami memilih appel sebagai bahan utama pembuatan nugget karena appel merupakan buah
yang diminati banyak kalangan. Selain itu appel juga mempunyai kandungan gizi yang sangat di
butuhkan oleh tubuh seperti: kalium, gula, sernyakat, lemak, protein, air, kalsium, magnesium dan
berbagai macam vitamin. Apabila sedang musim panen appel banyak sekali apel di daerah kami
yang terbuang, tidak semua appel tersebut bisa masuk di pasaran atau di swalayan. Biasanya hanya
appel yang berukuran besar saja yang bisa masuk ke pasaran dan swalayan, sedangkan appel yang
kecil terbuang. Oleh karena itu kami memanfaatkannya sebgai bahan dasar nugget. Walaupun
ukurannya kecil tapi nilai gizi dan rasanya tetap berkualitas.

4.2 PEMASARAN
Sasaran utama untuk produk “GETT APP” adalah sekitar lingkungan tempat produksi, outlet-
outlet di sekitar sekolah, serta toko oleh-oleh khas Malang.Selain dipasarkan diwilayah
Malang,serta daerah-daerah lainnya. Sedangkan metode pemasarannya melalui media cetak seperti
pemberian selebaran tentang produk di tempat umum atau keramaian seperti pasar,
perkantoran ,pameran , serta media elektronik seperti lewat internet , radio dll.

4.3 ANALISIS RESIKO BISNIS


Adapun analisis SWOT dari usaha kami sebagai berikut:
a.Strength (Kekuatan) : kemampuan yang dimiliki adalah:
1) Bahan baku mudah diperoleh
2) Produk yang ditawarkan unik dan beraneka ragam
3) Proses pembuatannya cukup mudah
b. Weakness (Kelemahan): kekurangan yang dimiliki adalah:
1) Kurangnya kemampuan manajerial masa kadaluarsa
c.Opportunities (Peluang) : faktor eksternal yang mendukung kelancaran bisnis
antara lain:
1) Masyarakat di lingkungan sekitar yang cenderung konsumtif
2) Daya beli masyarakat yang relatif tinggi
3) Belum banyak pesaing
4) Semua kalangan usia
d.Threat (Hambatan) : Faktor eksternal yang harus diatasi adalah:
1) Kepercayaan masyarakat tentang kelayakan konsumsi masih kurang.
2) Distribusi
3)Kurangnya pengetahuan masyarakat akan makanan yang sehat

4.4 KEUANGAN DAN ASUMSI YANG MENDASARI PROYEK KEUANGAN


Rancangan biaya untuk pelaksanaan program adalah
- Biaya Produksi
Jenis Produksi per Biaya satuan Jumlah

Hari

Buah apel 2 kg Rp. 3.500,00/1kg Rp. 7.000,00

Tepung Terigu 1 kg Rp. 3.000,00/1kg Rp. 3.000,00

Tepung panir 0,25 kg Rp. 24.000,00/1kg Rp. 6.000,00

Garam 0,5 ons Rp. 2.000/bks Rp. 100,00

Bawang putih 0,25 kg Rp. 10.000,00/kg Rp. 2.500,00

Bawang 1,5 ons Rp. 20.000,00/kg Rp. 3.000,00


bombay
Merica 2 sdm Rp. 500,00/bks Rp. 500,00

Gula 1 sdm Rp. 12.000,00/kg Rp. 400,00

Telur 6 telur Rp. 2.000,00/butir Rp. 12.000,00

Roti tawar 1 bungkus Rp. 6.000,00/bks Rp. 6.000,00

Minyak goreng 0,5 liter Rp. 12.000,00/liter Rp. 6.000,00

Daging ayam 0,25kg Rp. 30.000,00/kg Rp. 7.500,00


Total Rp. 54.000,00

Perhitungan Biaya Produksi Per Hari


2kg appel + 1kg tepung terigu + 0,25kg ayam = 4kg nugget
4kg nugget = 200 biji
200 biji = 50 kemasan @4 biji / kemasan
50 kemasan @4 biji / kemasan = Rp. 2.000,00
1. Komponen Bahan Habis
 Buah appel 2kg Rp. 7.000,00
 Tepung terigu 1kg Rp. 3.000,00
 Tepung panir 0,25kg Rp. 6.000,00
 Daging ayam 0,25kg Rp. 7.500,00
 Roti tawar 1 bungkus Rp. 6.000,00
 Minyak goreng 0,5 liter Rp. 6.000,00
 Telur 6 butir Rp. 12.000,00
 Bawang merah 0,25kg Rp. 3.000,00
 Bawang putih 0,25kg Rp. 2.500,00
 Garam, gula dan merica Rp. 1.000,00
 Kemasan + label @kemasan Rp. 5.000,00
2. Transportasi
 Pengadaan bahan baku Rp. 10.000,00
3. Pemasaran dan Promosi Rp. 5.000,00 +
Total Rp. 69.000,00
50 kemasan = @Rp. 2000,00 = Rp. 100.000,00
Laba = Total Produksi – Harga Jual Produksi
= Rp. 100.000,00 – Rp. 69.000,00
= Rp. 31.000,00/tiap produksi
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Kesimpulan dalam percobaan ini bahwa buah apel yang disortir karena tidak masuk dalam
pasaran dan swalayan dapat diolah menjadi kudapan berupa nugget appel dengan rasa dan aroma
yang khas serta memiliki nilai gizi yang tinggi.Proses pembuatan nugget sangatlah mudah dan
bahan-bahannya mudah di jumpai di pasaran.

5.2 Saran
1. Mencari link pemasok untuk mendapatkan lebih banyak bahan baku.
2. Meningkatkan proses produksi, sehingga dapat meningkatkan laba usaha.
3. Meningkatkan nilai guna buah apel yang terbuang atau yang telah disortir.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2005. Rahasia Apel. www.budison.blogspot.com. Tanggal akses 25/12/ 2013 6.


Untung, Onny. 2001. Jenis dan Budi Daya Apel. Jakarta. Penebar Swadaya.
Anjarsari, B. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Nugget Ayam. SNI 01-6683-2002. Jakarta : Badan
Standardisasi.
Muchtadi D. 2007. Pengetahuan dan Pengolahan Bahan Nabati. Departemen Teknologi Hasil
Pertanian IPB. Bogor.
Prihatman, K. 2000. Tentang Budidaya Tanaman: Apel. http://bebas.vlsm.org/v13/Data/
budidaya%20pertanian/BUAH/APEL.pdf. Tanggal akses 20/03/2016.
Nasional. Bintoro, P. 2008. Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Dahrul Syah, et.al. 2005.Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Himpunan Alumni
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Ichda, L. 2014. Evaluasi Karakteristik Minuman Sari Apel Produksi Industri Pengolahan Apel
Skala Mikro dan Kecil di Kota Batu. Teknologi Hasil Pertanian: Universitas Brawijaya.
Malang.
[Kemenristek] Kementrian Riset dan Teknologi. 2010. Teknologi Pangan Agroindustri
dan .www.warintek-ristek.go.id. Tanggal akses 25/03/2016.
[BPOM] Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2006. KeputusanKepala Badan POM No.
HK. 00.05.52.4040. Tentang Kategori Pangan. Jakarta.
LAMPIRAN

Buah apel di kupas. Buah apel di cuci

Buah apel di parut Cincang daging ayam

Haluskan bumbu Campur semua bahan

Aduk adonan Kukus hingga matang


Potong adonan Lumuri dengan telur dan tepung panir

Goreng hingga golden brown Tiriskan nugget

Kemasan adonan yang belum digoreng Kemasan yang sudah digoreng


DOKUMENTASI PEMASARAN NUGGET APEL “GET APP”
DESAIGN KEMASAN
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA SEDERAJAT
SE-JAWA TIMUR

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN KERING PISANG (KLARAS) DAN JANTUNG PISANG


MENJADI MAKANAN ALA RESTO (BURGER) YANG ENAK
OLEH : GEBBY ELVIRA O
PIPIT

SMA DIPONEGORO TUMPANG


MALANG
2016
ABSTRAK
Indonesia adalah Negara yang kaya,kaya sumberdaya alamnya kaya pendudukannya dan
juga kaya akan limbah-limbah.baik limbah industri maupun limbah alam.sehingga
mengakibatkankan pencemaran.jika kita manusia yang bisa memanfaatkan limbah tersebut maka
tidak akan terjadi pencemaran alam yang kita alami sekarang..Di indonesia juga banyak daun-daun
yang kurang dimanfaatkan baik yang masih segar maupun yang sudah berupa sampah kebun dan
termasuk di daerah kami juga kurang dimanfaatkan.biasanya daun pisang yang sudah kering
dibuang atau ditimbun tetapi kali ini saya akan mengubah ‘’ sampah ‘’ itu menjadi burger dan
jantung pisang yang biasanya dibuat sayur santan akan saya olah menjadi pengganti stik daging
dalam burger tersebut.alasan saya menggunakan klaras dan jantung pisang untuk bahan pembuatan
burger saya adalah saya ingin membuat makanan fast food yang sehat dan bebas dari
kolestrol.karena kebanyakn burger yang beredar dipasaran banyak kolestrol dan menggunakan
daging.tetapi kali ini saya menggunakan stik yang terbuat dari bahan organik yaitu jantung
pisang.yang alami sehat dan berkhasiat.
Dari 3 percobaan yang telah dilakukan panelis lebih memilih konsentrasi penambaha
jantung pisang dan tepung terigu 1:2, dikarenakan memiliki warna yang khas, aroma yang khas, dan
rasa yang enak dan tekstur yang padat.
Dalam percobaan ini ternyata klaras(daun pisan yang sudah kering) dan jantung pisang yan
sering kita jumpai ternyata bias menjadi burger genderuwo yang mempunyai nilai jual serta sehat
berkhasiat.proses pembuatannya cukup udah dan bahannya mudah kita jumpai pula.serta dapat
menambah nilai jual dari jantung pisan dan klaras dan dapat menambahkan kebugaran tubuh kita.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang kaya,kaya sumberdaya alamnya kaya pendudukannya dan
juga kaya akan limbah-limbah.baik limbah industri maupun limbah alam.sehingga
mengakibatkankan pencemaran.jika kita manusia yang bisa memanfaatkan limbah tersebut maka
tidak akan terjadi pencemaran alam yang kita alami sekarang..Di indonesia juga banyak daun-daun
yang kurang dimanfaatkan baik yang masih segar maupun yang sudah berupa sampah kebun dan
termasuk di daerah kami juga kurang dimanfaatkan.biasanya daun pisang yang sudah kering
dibuang atau ditimbun tetapi kali ini saya akan mengubah ‘’ sampah ‘’ itu menjadi burger dan
janttung pisang yang biasanya dibuat sayur santan akan saya olah menjadi pengganti stik daging
dalam burger tersebut.alasan saya menggunakan klaras dan jantung pisang untuk bahan pembuatan
burger saya adalah saya ingin membuat makanan fast food yang sehat dan bebas dari
kolestrol.karena kebanyakn burger yang beredar dipasaran banyak kolestrol dan menggunakan
daging.tetapi kali ini saya menggunakan stik yang terbuat dari bahan organik yaitu jantung
pisang.yang alami sehat dan berkhasiat.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rurmusan masalah pada penelitian ini:
1. Bagaimana proses pembuatan burger ini?
2. Apa saja bahan yang diperlukan?
3. Mengapa memilih klaras dan ontong sebagai bahan pembuatan dasar burger?

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
 Memanfaatkan kekayaan alam yang banyuak kita temui di indonesia terutama di daerah
pedesaan karena disitu masih banyak pohon-pohon yang menghasilkan daun kering yang
bisa di mnfaatkan seperti klaras yaitu daun oisang yang telah kering.
 Menambah nilai jua dari klaras yang biasanya dibakar atu ditimbun sekarang bisa
dimanfaatkan menjadi makanan.
 Menghasilkan produk baru yang unik dari klaras dan ontong yang bisa dijadikan burger
yang selama ini belum ada dan yang terbuat dari bahan alami.
 Merupakan inovasi baru dari klaras dan ontong yang mengembangkan burger biasa menjadi
burger genderuwo yang kaya akan manfaat bagi kesehatan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 jantung pisang
Jantung pisang dalam bahasa jawa disebut onthong,merupakan bunga pisang yang berwarna
merah keunguan.setelah tidak menjadi buah,jantungpisang dipotong agar berkembang buah menjadi
lebih optimal.Bagi sebagaian orang jantung pisang dianggap tidak berharga dan mereka
membiarknnya membusuk ditanah.padahal jantung pisang bisa diolah menjadi aneka hidangan lezat
dan mengandung manfaat yng luar biasa bagi keshatan.jenis pisang yang enak dikomsumsi
danmengandung manfaat antara lain: pisang klutuk,pisang kapok,raja siam,dan raja bulu.
Beragam nutrisi jantung pisang;
Sebagaimana pisang,jantung oisang juga kaya akan nutrisi penting antara
lain:karbohidrat,protein,vit A,vit B1,yodium,serat,mineral,tak hanya itu saja , jantung pisang juga
mengandung flavonoida yang berfungsi sebagai antioksidan,antikanker dan anti penuaan.
Manfaat luar biasa jantung pisang untuk kesehatan:
Dibandingkan buahnya,jantung pisang memiliki harga lebih murah.meski begitu,jangan
pernah memandang sebelah mata ada jantung pisang,karena ternyata mengandung manfaat yang
luar biasa untuk kesehatan diantaranya adalah:
1.Menurunkan berat badan
Kandungan serat alami dalam jantung pisang membuatnya bagus untuk membantu program diet
anda.mengomsumsi olahan jantung pisan akan membuat anda merasa kenyang lebih lama,sehingga
berat badan ideal akan mudah anda dapatkan.
2.Mencegah kanker
Kandungan flavonoid dalam jantung pisang membantu menangkal radikal bebas pemicu kanker
3.Mencegah dan menurunkan kolestrol
Kandungan dalam jantung pisang ampuhmembantu mengikat lemak jahat dan kolestrol yang
membahayakan kesehatan.
4.melancarkan ASI
Kandungan protein yang tinggi dalam jantung pisang membuatnya ampuh membantu meningkatkan
produksi ASI.jadi jantung pisang termasuk salah satu makanan alternative untuk ibu menyusui.
5.Menyehatkan system pencernaan
Kandungan serat alami dalam jantung pisang sangat bagus untuk mengatasi berbagai masalah
pencernaan.
6.Mengatasi anemia
Kandungan zatt besi dalam jantung pisang sangat bagus untuk membantu memproduksi sel darah
merah sehingga anemia bias teratasi dengan baik.
7.Mengobati malaria
Terdapat peneliyian yang menyebutkan jika ekstrak jantung pisang berkhasiat menghalangi
perkembangbiakan parasit malaria.
8.Mengatasi diare
Kandungan nutrisi dalam jantung pisang dapat membantu menormalkan fungsi kolon pada usus
besar dan menyerap cairan dalam usus sehingga berfungsi dengan normal.
9.Mencegah penyakit gondok
Kandungan yodium dalam jantung pisang dipercaya ampuh mencegah penyakit gondok.
2.2 DAUN PISANG KERING
Daun pisang adalah salah satu daun yang banyak manfaatnya.baik yang masih hijau atau
yang sudah kering.maka dari itu banyak pemanfaatan daun pisang pada kehidupan sehari-hari.kali
ini saya akan membahas tentang daun pisang yang telah mengering.yang biasanya di sebut klaras
oleh orang jawa.daun pisang yang kering atau klaras banyak sekali manfaatnya untuk
kesehatan.salah satunya untuk pewarna alami hitam.klaras juga sering di manfaatkan untuk
obat,berikut ulasan manfaat-manfaat dri klaras.
Manfaat daun pisang untuk kesehatan
1.Mengatasi mimisan
Daun pisang tidak hanya bermanfaat untuk mengobati buang air besar berdarah dan berlendir
saja,namun juga efektif untuk membntu mengatasi mimisan maupun perdarahan lainnya.Mimisan
biasa terjadi karena berbagai factor,baik karena terlalu dingin yang mana tidak bias diterim oleh
tubuh dengan baik.biasanya mimisan dilakukan dengan menggunakan daun menggunakan daun
sirih,namun aapabila anda tidak memiliki daun sirih dan hanya memiliki daun pisan pisang,maka
gunakan saja daun pisang yang tersedia untuk membantu mengatasi mimisan tersebut.daun pisang
secara akan membantu menghentikan pendarahan.
2.Mengatasi radang pada tenggorokan
Manfaat daun pisang kering diantaranya membantu mengatasi radang yang terjadi pada
tenggorokan tentunya memberikan rasa tidak nyaman,terutama disaat anda berbicara dan menelan
makanan karena ketika anda melakukan kedua kegiatan tersebut secara otomatis,tenggorkan akan
tersa sakit.atasi radang tenggorokan yang tidak menyenangkan dengan air daun pisang yang drebus
dengan air panas lalu diminum secra teratr.
3.Meredakan batuk dan sakit dada.
Manfaat daun pisang bagi kesehatan yang harus anda ketahui adalahmampu meredakan sakit pada
dada dan meredakan batuk.batuk dan sakit dada disebabkan pleh berbagai factor,mulai dari
kebiasaan merokok,kebiasaan mengkonsumsi minuman alcohol hingga factor alergi.
4.Mengatasi keputihan dan keluhan rambut tpis
Keputihan merukan gangguan kesehatan yang biasanya dialami oleh wanita,keputihan biasa
disebabkan oleh jamur.mengatasi keputihan dengan daun pisang bias dilakukan dengan merbus
daun pisang terlebih dahulu,air rebusan daun pisang yang sudah dingin bias dijdikan untuk
membersihkan organ reproduksi wanita.sedangkan keluhan rambut tipis bias diatasi dengan cara
menambahkan halusan daun pisang ke dalam masker rambut yang akan anda pakai,lakukan setiap
hari untuk hasil terbaik.
III. METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian SMA Diponegoro
Tumpang Malang mulai bulan oktoober 2016.

3.2 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian merupakan suatu serangkaian alur atau tahapan yang dilakukan pada
setiap alur penelitian. Dimulai dari perumusan masalah sampai menghasilkan tujuan penelitian yang
diinginkan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Studi
Perumusan

Tahap persiapan

Menyusun rancangan percobaan

Pelaksanaan
Penelitian
Analisis

Pengolahan data

Perlakuan Terbaik

Penarikan
kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Studi Literatur


Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapang yang dimulai dari
survei awal untuk mengetahui gambaran umum tentang ketersediaan jantung pisang dan daun
kering pisang (klaras) di daerah Tumpang. Dari data awal yang diperoleh, kemudian dilakukan
identifikasi masalah. Hasil dari studi lapang digunakan sebagai acuan dalam studi literatur.
Langkah selanjutnya adalah studi literatur untuk mencari landasan teori yang mendukung
pemecahan permasalahan. Studi literatur merupakan upaya untuk mencari pendukung pelaksanaan
penelitian baik secara teoritis maupun praktek. Hasil dari studi literatur dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan penelitian.

3.2.2 Perumusan Masalah


Referensi yang diperoleh melalui studi literatur digunakan untuk menentukan merumuskan
masalah yang akan dilakukan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
kombinasi komposisi jantung pisang dan tepung terigu terhadap organoleptik pada burger jantung
pisang.

3.2.3 Persiapan Penelitian


Persiapan penelitian dalam penelitian ini adalah menyiapkan semua bahan-bahan, baik
bahan utama ataupun bahan tambahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan burger
jantung pisang dan analisis. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Alat
Peralatan yang diperlukan dalam penelitian adalah: wadah, oven, pengaduk, penggorengan,
pisau, timbangan.

b. Bahan
Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah jantung pisang dan bahan
tambahan (bumbu). Bahan tambahan diantaranya adalah bumbu-bumbu seperti bawang putih,
garam, tepung terigu, telur,Sp, tomat, mentimun, saos, selada.
3.2.4 Rancangan Percobaan
Pada tahap ini dilakukan penentuan metode penelitian yang tepat sesuai dengan kondisi
penelitian yang akan dilakukan. Setiap produk burger jantung pisang yang sudah jadi akan diujikan
secara organoleptik. Dimana setiap produk memiliki variasi kombinasi perlakuan yang berbeda-
beda, berdasarkan penambahan jantung pisang dan tepung terigu dengan tingkatan level yang
berbeda-beda. Karena pengujian dilakukan secara organoleptik maka diperlukan panelis yang
dianggap sebagai ulangan.
Panelis tersusun atas 9 variasi kombnasi perlakuan dan 20 orang panelis, yang dianggap
sebagai ulangan. Konsentrasi perlakuan sebagai berikut:
X = Jantung Pisang : Tepung terigu = 1:1
Y = Jantung Pisang : Tepung terigu = 1:2
Z = Jantung Pisang : Tepung terigu = 1:3

3.2.5 Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan 3 tahap yaitu: (1) pembuatan beef burger dari jantung pisang,
pembuatan roti burger, (2) penentuan komposisi dan pembuatan burger jantung pisang, dan (3)
analisa organoleptik jantung pisang.
A. METODE PEMBUATAN BURGER GENDERUWO ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
- ROTI BURGER
1. Campurkan telur,baking soda, dan sp lalu aduk dengan mixer.Lalu masukan air hasil dari
rebusan klaras dan campurkan dengan tepung terigu serta mentega aduk hingga rata
sampai warna menghitam.
2. Masukan ke dalam cetakan lalu oven hingga matang.

- ISI BURGER
3. Potong Jntung pisang hingga halus,campur dengan terigu dan telur serta penyedp rasa
seperti MSG dan garam serta gula.
4. Goreng dalam teflon sampai matang.
5. Setelah itu iris roti jadi 2 lesi dengan saos tomat kemudian selaa,tomat,timun, tumpuk
Menjadi 1 lalu letakan stik jantung pisang yang sudah matang lalu selada dan tutup den-
gan roti yang kedua.
6. Sajikan.
IV. ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Karakteristik burger genderuwo
Kulit semangka biasanya dalam bentuk semi solid, dengan kandungan air yang cukup tinggi.
Ampas tahu adalah hasil samping dari kripik semangka Berdasarkan SNI kadarair pada biskuit
adalah 1%.

4.2 Analisa Organoleptik Biskuit Kulit Semangka


4.2.1 Warna
Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan
penting terhadap tingkat penerimaan produk secara visual.
Hal ini disebabkan proses pengeringan pada pengovenan sangat berpengaruh dan gula halus yang di
tambahkan juga berpengaruh pada warna.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan, panelis lebih memilih konsentrasi
penambahan jantung pisang dan tepung terigu 1:2 di karenakan warna yang dihasilkan pasa
konsentrasi tersebut memili warna kecoklatan.

2.2 Aroma
Aroma suatu produk dapat dinilai dengan cara mencium bau yang dihasilkan dari produk
tersebut. Pembauan merupakan penilaian mutu produk pangan dalam jarak jauh atau disebut juga
penciuman jarak jauh karena manusia dapat mengetahui enak atau tidaknya suatu produk pangan
yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari jarak jauh (Soekarto, 1985).
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan , panelis lebih memilih konsentrasi
penambahan jantung pisang dan tepung terigu 1:2 di karenakan aroma yang dihasilkan pasa
konsentrasi tersebut memili aroma yang khas.
4.2.3 Rasa
Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keputusan akhir konsumen
untuk menerima atau menolak suatu produk pangan. Rasa akan timbul setelah difermentasi dalam
larutan garam dengan waktu yang ditentukan.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan panelis lebih memilih konsentrasi
penambahan jantung pisang dan tepung terigu 1:2 di karenakan rasa yang dihasilkan pasa
konsentrasi tersebut memili formula yang pas/sesuai dan enak.
4.2.4 Tekstur
Dalam percobaan kali ini dan berdasarkan perbandingan yang sudah kami lakukan bief atau
stik dengan takaran tepung terigu lebih banyak mengakibatkan teksturnya bertambah keras dan
rasanya terasa hambar.
Perbandingan 1:1 = imbang dan enak.karena terigu dan ontong sama banyak.
Perbandingan 1;2 = testurnya lebih agak keras dan rsa ontongnya tidak begitu terasa.
Perbandingan 1:3 = testurnya lebih keras dan “bentet”karena takaran terigu lebih banyak
dibandingkan ontongnya.

4.2 SINTESIS
Produk kami adalah BURGER GENDERUWO.Burger genderuwo merupakan inovasi
terbaru yang belum ada di masyarakat dan pasaran.meskipu begitu burgergenderuwo merupakan
alternatif usaha yang menguntungkan karena bahannya mudah selain itu bahannya pun tanpa perlu
bahan pengawet dan pewarna.jadi klaras alami dan hanya menggunakan menyedap rasa dan itupun
aman bagi kesehatan tentunya dan aman dikonsumsi untuk segala kalangan.satu alasan kami
menggunakan burger yang berkaloborasi dengan klaras dan ontong taitu salah satu makanan yang
ada di restaurant,cafetaria maupun tempat nongkrong lainya.
V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Dalam percobaan ini ternyata klaras(daun pisan yang sudah kering) dan jantung pisang yan
sering kita jumpai ternyata bias menjadi burger genderuwo yang mempunyai nilai jual serta
sehat berkhasiat.proses pembuatannya cukup udah dan bahannya mudah kita jumpai pula.serta
dapat menambah nilai jual dari jantung pisan dan klaras dan dapat menambahkan kebugaran
tubuh kita.KESIMPULAN PENELITIAN
5.2 Saran
1.mencari pemasok untuk mendapatkan lebih banyak bahan baku atau mnanam sendiri
tumbuhan pisang.
2.Meningkatkan proses produksi sehingga dapat meningkatkan laba usaha.
3.Menambahakan berbagai varian rasa dan campuran atau bahan dasar alami untuk roti
serta stiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Suprapti, M. Lies. 2005. Aneka OlahanPisang. Yogyakarta: Kanisius

Yulianingsih.2011. Begini Cara PengolahanJantungPisang. Yogyakarta


http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/riset/11/01/14/158379-begini-cara-pengolahan-
jantung-pisang-ala-mahasiwa-unydiaksespadahariAhad, 24 Maret 2013 pukul 12.00 WIB

Supriyadi, Ahmad. 2007. Pisang Budi DayaPengolahan&ProspekPasar. Jakarta: PenebarSwadaya.


DOKUMENTASI
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA SEDERAJAT
SE-JAWA TIMUR

PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH AMPAS TAHU MENJADI PRODUK


INOVASI WINGKO AMPAS TAHU
“LE TOFU MIGNON”
YANG BERPROTEIN TINGGI DAN MEMILIKI NILAI JUAL

Oleh :
Ketua kelompok : Dwiki Septian Armadanu ( 155630 )
Anggota kelompok :Amanda Reha Zahran ( 16.5782 )
Rofiataul Hidayah ( 16.5904 )

SMA DIPONEGORO TUMPANG


KABUPATEN MALANG
2016
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dewasa ini telah meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama
produk hasil samping suatu olahan pangan menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Ampas tahu merupakan hasil samping dalam proses pembuatan tahu. Produsen tahu umumnya
menganggap ampas tahu sebagai limbah hasil pertanian yang bernilai ekonomis rendah.
Pemanfaatan ampas tahu sebagai bahan pangan masih rendah, hanya dijadikan sebagai bahan
pembuat tempe gembus, kerupuk, dan biasanya ampas tahu ini dijadikan sebagai bahan pakan
ternak.
Ampas tahu masih mempunyai kandungan gizi yang tinggi, terutama karbohidrat dan protein,
oleh karena itu masih memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar suatu produk
pangan. Ampas tahu memiliki kadar air yang tinggi sehingga apabila dibiarkan ampas tahu akan
menjadi busuk setelah 2-3 hari. Salah satu cara untuk meningkatkan keawetan dan daya guna ampas
tahu yaitu ampas tahu diolah menjadi wingko(Setiawan, 2011).
Menurut Rahmawati (2010) dalam 100 gram ampas tahu mengandung karbohidrat 66,24%,
protein 17,72%, serat kasar 3,23%, lemak 2,62%, dan kandungan tersebut lebih tinggi dari ampas
tahu dalam berat yang sama. Kelebihan lain dari ampas tahu adalah adanya kandungan serat kasar
lebih besar dari ampas tahu biasanya, sehingga kandungan serat pada ampas tahu ini dapat
membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan serat pada tubuh, karena sekarang ini
masyarakat lebih suka mengkonsumsi produk siap saji yang pada umumnya rendah serat.
Pemanfaatan ampas tahu menjadi wingko selain untuk meningkatkan keawetan ampas tahu
juga untuk mempermudah aplikasi ampas tahu pada produk pangan. Aplikasi wingko ampas tahu
pada produk pangan sebagai bahan substitusi diantaranya sugar pastryampas tahu, tortila ampas
tahu dan cookies ampas tahu (Noor, 2012). Selama ini produk wingko ampas tahu masih belum ada
dipasaran.
Ampas tahu mudah diaplikasikan pada produk pangan sehingga dapat digunakan sebagai
bahan substitusi produk pangan yaitu untuk meningkatkan nilai gizi dari produk pangan dan
meningkatkan nilai ekonomis ampas tahu.
Produk wingko dipilih karena wingko merupakan produk siap santap yang
dapat memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan kalori dalam waktu yang relatif singkat
serta tanpa perlu repot memasak.
Produk wingko merupakan produk pangan yang mengandung karbohidrat
tinggi. Wingko ampas tahu selain memiliki karbohidrat yang tinggi juga masih mengandung
kandungan protein dan serat yang tinggi sehingga ampas tahu cocok dipergunakan sebagai bahan
tambahan untuk menggantikan jumlah tepung ketan yang biasanya dipergunakan sebagai bahan
dasar pembuatan wingko.
Konsumen terbesar produk wingko rata-rata di pasaran adalah semua jenis kalangan mulai
dari anak-anak sampai orang tua. Pengembangan produk wingko dengan bahan ampas tahu
diharapkan dapat melengkapi dan menambah nilai gizi pada wingko ampas tahu. Selain itu inovasi
dari ampas tahu diharapkan dapat menghasilkan wingko yang bermanfaat bagi kesehatan dan dapat
diterima di kalangan masyarakatserta lebih meningkatkan nilai guna ampas tahu.

1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.Bagaimana cara pembuatan Wingko dari Ampas Tahu?
2.Bahan apa saja yang di gunakan untuk membuat wingko dari Ampas Tahu?
3.Mengapa memilih ampas tahu dalam pembuatan Wingko?

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

Adapun tujuan yang dilakukannya pada penelitian ini adalah:


1. Mengurangi limbah yang ada disekitar kita.
2. Memanfaatkan limbah menjadi produk yang memiliki nilai jual dimasyarakat.
3. Memperkenalkan produk yang menyehatkan berasal dari limbah dan menghasilkan pro-
duk yang inovatif

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembuatan Tahu


Proses pembuatan tahu melalui beberapa tahap pengolahan yaitu perendaman, penggilingan,
ekstraksi, protein, penggumpalan dan pencetakan. Banyaknya air yang digunakan untuk ekstraksi
protein menentukan banyaknya yang terekstrak, ditandai dengan banyaknya rendaman yang
dihasilkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan sejumlah air tertentu dan pada suhu
pendidihan bubur kedelai selanjutnya dilakukan penyaringan dan penggumaplan serta pencetakan.
Sehingga pembuatan tahu ini didapatkan dua macam limbah yaitu limbah cairan dan limbah padat
(ampas tahu).

2.2 Limbah Tahu


Selain menghasilkan produk utama berupa tahu, pabrik pengolahan tahu juga menghasilkan
bahan ikutan berupa limbah. Limbah industri tahu pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) bentuk
limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran
hasil pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain yang menempel pada
kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang
berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai. Limbah padat yang berupa
ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya
berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan (Kawinarni, 2007).
Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah
gangguan terhadap kehidupan biotik. Turunnya kualitas air perairan akibat meningkatnya
kandungan bahan organik. Aktivitas organisme dapat memecah molekul organik yang kompleks
menjadi molekul organik yang sederhana. Kedua jenis limbah tahu perlu segera ditangani agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan (Rusdi, 2011).
Ampas Tahu merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan tahu dari kedelai .
Sedangkan yang dibuat tahu adalah cairan atau susu kedelai yang lolos dari kain saring.Ditinjau dari
komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. kandungan protein dan
lemak pada ampas tahu yang cukup tinggi namun kandungan tersebut berbeda tiap tempat dan cara
pemprosesannya.Terdapat laporan bahwa kandungan ampas tahu yaitu protein 8,66%; lemak
3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%, maka sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi
bahan makanan ternak (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, 2011)
Ampas tahu yang merupakan limbah industri tahu memiliki kelebihan, yaitu kandungan protein
yang cukup tinggi. Ampas tahu memiliki kelemahan sebagai bahan pakan yaitu kandungan serat
kasar dan air yang tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi menyulitkan bahan pakan tersebut
untuk dicerna itik dan kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan daya simpannya menjadi lebih
pendek ((Masturi et al., 1992 dan Mahfudz et al., 2000).
Ampas Tahu adalah sisa barang yang telah diambil sarinya atau patinya atau limbah industri
pangan yang telah diambil sarinya melalui proses pengolahan secara basah seperti ampas
kecap,ampas tahu, ampas bir, dan ampas ubi kayu. Masyarakat kita umumnya ampas tahu tersebut
digunakan sebagai pakan ternak dan sebagian dipakai sebagai bahan dasar pembuataan tempe
gembus.

2.3 Limbah Padat Tahu


Limbah padat tahu atau biasa dikenal dengan ampas tahu merupakan produk sampingan dari
proses pembuatan tahu (Rahmawati dan Kurnia, 2009). Sebagai akibat proses pembuatan tahu,
protein yang semula terkandung dalam biji kedelai terbagi-bagi. Sebagian protein terbawa/menjadi
produk tahu, sementara sisanya terbagi menjadi dua, yaitu terbawa dalam limbah padat (ampas
tahu) dari limbah cair (whey). Ampas tahu masih mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga
masih dapat dimanfaatkan kembali (Kawinarni, 2007).
Ampas tahu biasanya dalam bentuk semi solid, dengan kandungan air yang cukup tinggi. Hal
ini merupakan kendala, bila harus diangkut ke tempat yang jauh. Tingginya kandungan air yang
terdapat dalam ampas tahu juga menyebabkan produk tersebut cepat menjadi busuk. Kadar protein
kasar ampas tahu cukup tinggi yaitu 23 – 29 % (Mathius dan Sinurat, 2001).
Ampas ini mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera ditangani dengan
cepat. Ampas tahu akan mulai menimbulkan bau yang tidak sedap 12 jam setelah dihasilkan
(Suprapti, 2005).
Ampas tahu segar mempunyai tekstur yang kokoh walaupun kadar airnya tinggi (±87%).
Ampas tahu masih mengandung protein 27 gr, karbohidrat 41,3 gr, maka dimungkinkan untuk
dimanfaatkan kembali menjadi kecap, taoco, tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan
berbagai makanan (kue kering, cake, lauk pauk, kerupuk,dll) (Kawinarni, 2007). Adapun tabel
kandungan gizi tiap 100 gram limbah padat tahu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 gram Limbah Padat Tahu
Zat gizi Jumlah
Energy (kal) 414
Protein (g) 26,6
Lemak (g) 18,3
Karbohidrat (g) 41,3
Kalsium (mg) 19
Fosfor (mg) 29
Besi (mg) 4
Vitamin A (SI) 0
Vitamin B1 (mg) 0,2
Vitamin C (mg) 0
Sumber: Hidayat dan Suhartini (2005)

2.4 Wingko

Wingko atau sering disebut juga Wingko babat adalah makanan tradisional khas Indonesia.
Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Wingko
sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, stasiun bus
atau juga di toko-toko kue untuk oleh-oleh keluarga.

Wingko biasanya berbentuk bundar biasa disajikan dalam keadaan hangat dan dipotong
kecil-kecil. Wingko dapat dijual dalam bentuk bundar yang besar atau juga berupa kue-kue kecil
yang dibungkus kertas. Kombinasi gula dan kelapa menjadikan kue ini nikmat.

Wingko yang paling terkenal dibuat di Semarang. Ini menyebabkan banyak orang yang
mengira bahwa wingko juga berasal dari kota ini. Meskipun demikian, wingko babat sebenarnya
berasal dari Babat. Ini adalah daerah kecil di Lamongan, Jawa Timur. Babat adalah titik
persimpangan Bojonegoro, Jombang, Tuban, dan Surabaya.

Di Babat, yang merupakan kota kecil dibandingkan dengan Semarang, Wingko memiliki
peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah ini. Ada banyak perusahaan penghasil wingko
yang memperkerjakan banyak orang. Kelapa yang digunakan untuk bahan wingko ini diambil dari
daerah-daerah sekitar tempat ini.

Saat ini wingko adalah makanan yang terkenal di Babat dan Semarang dengan berbeda merek
dan besar yang dijual. Banyak Wingko yang saat ini masih menggunakan nama Tionghoa.
III. METODE PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian di SMA Diponegoro
Tumpang mulai bulan Oktober 2016.

3.2 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian merupakan suatu serangkaian alur atau tahapan yang dilakukan pada
setiap alur penelitian. Dimulai dari perumusan masalah sampai menghasilkan tujuan penelitian yang
diinginkan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Studi

Perumusan masalah

Tahap persiapan

Menyusun rancangan percobaan

Pelaksanaan
Penelitian

Analisis

Pengolahan data

Perlakuan Terbaik

Penarikan
kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian


3.2.1 Studi Literatur
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapang yang dimulai dari
survei awal untuk mengetahui gambaran umum tentang ketersediaan limbah ampas tahu,
pengolahan limbah tahu yang ada disekitar pengrajin tahu. Dari data awal yang diperoleh, kemudian
dilakukan identifikasi masalah. Hasil dari studi lapang digunakan sebagai acuan dalam studi
literatur.
Langkah selanjutnya adalah studi literatur untuk mencari landasan teori yang mendukung
pemecahan permasalahan. Studi literatur merupakan upaya untuk mencari pendukung pelaksanaan
penelitian baik secara teoritis maupun praktek. Hasil dari studi literatur dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan penelitian.

3.2.2 Perumusan Masalah


Referensi yang diperoleh melalui studi literatur digunakan untuk menentukan merumuskan
masalah yang akan dilakukan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
kombinasi komposisi ampas tahu dan tepung ketan terhadap organoleptik pada wingko ampas tahu.

3.2.3 Persiapan Penelitian


Persiapan penelitian dalam penelitian ini adalah menyiapkan semua bahan-bahan, baik
bahan utama ataupun bahan tambahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan kecap bubuk
ampas tahu dan analisis. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Alat
Peralatan yang diperlukan dalam penelitian adalah: wadah, teflon, pengaduk kayu,
timbangan, sendok, parutan kelapa.

b. Bahan
Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas tahu diperoleh dari
pabrik tahu dari daerah Tumpang, buah nanas, dan bahan tambahan (bumbu) diperoleh dari Pasar
Tumpang Kabupaten Malang. Bahan tambahan diantaranya adalah tepung ketan, gula, kelapa parut,
santan, garam.
3.2.4 Rancangan Percobaan
Pada tahap ini dilakukan penentuan metode penelitian yang tepat sesuai dengan kondisi
penelitian yang akan dilakukan. Setiap produk wingko ampas tahu yang sudah jadi akan diujikan
secara organoleptik. Dimana setiap produk memiliki variasi kombinasi perlakuan yang berbeda-
beda, berdasarkan penambahan bubur nanas dan maltodekstrin dengan tingkatan level yang
berbeda-beda. Karena pengujian dilakukan secara organoleptik maka diperlukan panelis yang
dianggap sebagai ulangan.
Panelis tersusun atas 3 variasi kombnasi perlakuan dan 20 orang panelis, yang dianggap
sebagai ulangan. Konsentrasi perlakuan sebagai berikut:
A1B1 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:1)
A1B2 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:2)
A1B3 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:3)
3.2.5 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 tahap yaitu: (1) pembuatan wingko ampas tahu , dan
(2) analisa organoleptik wingko ampas tahu.
1. Pembuatan wingko ampas tahu
1. Di siapkan semua bahan dan di timbang
2. Di campurkan semua bahan (ampas tahu, beras ketan, gula, kelapa parut, santan, garam)
3. Di aduk sampai merata
4. Di siapkan teflon da diolesi mentega
5. Di masukkan bahan dalam telfon sambil di bolak-balik
6. Wingko ampas tahu matang di beri aneka selai
7. Wingko ampas tahu di kemas

2. Tahap Kedua Penentuan Konsentrasi ampas tahu dan tepung ketan pada wingko am-
pas tahu
Tahap penentuan formulasi yang tepat dalam membuat produk wingko ampas tahu

3.1 Formulasi Ampas Tahu dan Bubur Nanas

Perlakuan Penambahan Bubur Nanas


Bahan Baku Formula 1 Formula 2 Formula 3
1:1 1:2 1:3
Ampas Tahu 250 gram 500 gram 750 gram
Tepung ketan 250 gram 250 gram 250 gram
Gula halus 100 gram 100gram 100 gram
Garam 2 sdm 2 sdm 2 sdm
150 gram 150 gram
Kelapa parut 150 gram
Santan 50 ml 50 ml 50 ml
IV. ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Karakteristik Wingko ampas tahu


Kulit semangka biasanya dalam bentuk semi solid, dengan kandungan air yang cukup tinggi.
Ampas tahu adalah hasil samping dari kripik semangka Berdasarkan SNI kadar air pada biskuit
adalah 1%.

4.2 Analisa Organoleptik wingko ampas tahu


4.2.1 Warna
Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan
penting terhadap tingkat penerimaan produk secara visual. Penentuan mutu suatu bahan pangan
pada umumnya tergantung pada warna, karena warna tampil terlebih dahulu (Winarno, 2004).
Penelitian panelis terhadap warna wingko ampas tahu dengan perlakuan konsentrasi penambahan
ampas tahu dan beras ketan.
Untuk warna yang dihasilkan dari ke 3 kosentrasi wingko ampas tahu tidak terlalu terlihat
perbedaannya. Hal ini di karena pada saat pemanasan menggunakan teflon. Warna yang di hasilkan
pada ke 3 konsentrasi adalah coklat keputihan sampai coklat gelap.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan, panelis lebih memilih konsentrasi 1:2 di
karenakan warna yang di hasilkan pada konsentrasi 1:2 dengan warna coklat keemasan .

2.2 Aroma
Aroma suatu produk dapat dinilai dengan cara mencium bau yang dihasilkan dari produk
tersebut. Pembauan merupakan penilaian mutu produk pangan dalam jarak jauh atau disebut juga
penciuman jarak jauh karena manusia dapat mengetahui enak atau tidaknya suatu produk pangan
yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari jarak jauh (Soekarto, 1985).
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan, panelis banyak berpendapat bahwa dari 3 penelitian
memiliki aroma khas ampas tahu. Dari 20 panelis yang telah di sebarkan 15 panelis lebih
suka/memilih aroma pada konsentrasi 1:2.
4.2.3 Rasa
Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keputusan akhir konsumen
untuk menerima atau menolak suatu produk pangan. Rasa akan timbul setelah difermentasi dalam
larutan garam dengan waktu yang ditentukan.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan, panelis banyak berpendapat bahwa dari 3
penelitian memiliki rasa khas ampas tahu. Dari 20 panelis yang telah di sebarkan 17 panelis lebih
suka/memilih aroma pada konsentrasi 1:2.

4.2.4 Tekstur
Tekstur wingko ampas tahu yang dihasilkan dari 3 konsentrasi yang berbeda
menghasilkan tekstur yang berbeda.
1:1 = tekstur pada konsentrasi tersebut menghasilkan tekstur pada adonan yang kalis
1:2 = tekstur pada konsentrasi tersebut menghasilkan tekstur pada adonan yang padat
1:3 = tekstur pada konsentrasi tersebut menghasilkan tekstur pada adonan yang lumer/lunak
(masih banyak kandungan air)
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan, panelis banyak berpendapat bahwa dari 3
penelitian memiliki tekstur padat seperti wingko pada umumnya. Dari 20 panelis yang telah di
sebarkan 14 panelis lebih suka/memilih tekstur pada konsentrasi 1:2.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan wingko yang memiliki cita rasa lezat dan
bernilai ekonomis tinggi.
2. Ampas tahu dapat diolah menjadi bahan wingko dengan cara menghilangkan kandungan air
ampas tahu, mengukus kemudian menyangrai dengan menambah gulapasir, vanili, dan cok-
lat bubuk agar didapatkan hasil olahan yang menarik dan memiliki nilai rasa yang lebih enak
.
3. Kandungan gizi pada ampas tahu sebelum dan sesudah diolah menjadi bahan wingko adalah
sama, sehingga dapat dipastikan bahwa bahan wingko mengandung zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh.
4. Biaya produksi wingko ampas tahu lebih kecil daripada biaya produksi wingko dengan
harga jual yang sama dapat diperoleh laba yang lebih besar.l
5. Berdasarkan 3 penelitian yang dilakukan, tester lebih memilih kuesioner 1:2 karena tek-
sturnya lebih padat, rasa, dan aromanya lebih enak.

5.2 Saran

1. Dengan semakin bertambahnya penduduk di Indonesia, kebutuhan akan bahan makanan di


Indonesia semakin meningkat, karena itu diharapkan setiap penduduk dapat mengopti-
malkan Sumber Daya Alam yang berada di lingkungan sekitar.
2. Industri kecil dan menengah di Indonesia saat ini juga semakin marak, karena itu diperlukan
tindakan nyata untuk mengelola limbah industri agar bermanfaat bagi kehidupan manusia
dan tidak merusak lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010.Wingko ampas tahu.


http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01ee/4e4e8fc9.dir/doc.pdf

(Online), diakses 31 Oktober 2016

Anonim, 2010. Proses pembuatan tahu. http://www.harianhaluan.com/index.php?


option=com_content&view=article&id=183:tahu-dan-cara pembuatannya=11:opini&Itemid=83

(Online), diakses 31 Oktober 2016

Anonim, 2011. Manfaat ampas tahu. http://wongkentir.blogdetik.com/2011/03/11/historical-tour-


at-trowulan

(Online), diakses 31 Oktober 2016

Susantoso, Purbsyu Budi. 2010. Pembuatan wingko ampas tahu http://eprints.undip.ac.id

(Online), diakses 31 Oktober 2016

Anonim, 2008. Kuliner Nusantara. http://id.wikipedia.org/wiki/kuliner_nusantara

(Online), diakses 31 Oktober 2016

Anonim. 2002. Manajement Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jawa Barat: PT. Pena Mas
Lampiran. 2 Dokumentasi Produksi Wingko Ampas Tahu
1. Persiapan semua bahan

Penimbangan Penimbangan
ampas tahu tepung ketan

Penimbangan
gula
Santan Kelapa

Kelapa parut
pencampuran ampas tahu dan Pencampuran dengan santan
parutan kelapa kelapa

PRODUK WINGKO AMPAS TAHU


PRODUK WINGKO AMPAS TAHU DENGAN 3 KONSENTRASI PENAMBAHAN
AMPAS TAHU DAN TEPUNG KETAN

1:1 1:2 1:3


LAMPIRAN 1. Tabel penerimaan panelis
- Lembar Uji Penerimaan Panelis analisis organoleptik

- Nama Panelis :
- Tanggal pengujian :
- Jenis Produk : Wingko Ampas Tahu

- Anda diharapkan memberikan penilaian pada parameter berikut ini berdasarkan tingkat
kesukaan pada produk tersebut. Pemberian nilai berkisar antara 1-5. Atas bantuan dalam
pengujian produk ini saya sampaikan terima kasih.
- 1. Sangat tidak menyukai
- 2. Tidak menyukai
- 3. Netral
- 4. Menyukai
- 5. Sangat menyukai

No. Kode Sampel Warna Aroma Rasa Kenampakan


(Ampas tahu : tepung
ketan)
1 A1B1 (1:1)
2 A1B2 (1:2)
3 A1B3 (1:3)
-
- Keterangan :
- Warna : coklat , coklat kehitaman
- Aroma : kuat, tidak kuat (khas ampas tahu)
- Rasa : terasa ampas tahu , tidak terasa ampas tahu
- Kenampakan : padat , tidak padat
- Saran dan Komentar : ...............
ABSTRAK
PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH AMPAS TAHU MENJADI PRODUK
INOVASI WINGKO AMPAS TAHU
“LE TOFU MIGNON”
YANG BERPROTEIN TINGGI DAN MEMILIKI NILAI JUAL

Perkembangan teknologi dewasa ini telah meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama
produk hasil samping suatu olahan pangan menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Ampas tahu merupakan hasil samping dalam proses pembuatan tahu. Produsen tahu umumnya
menganggap ampas tahu sebagai limbah hasil pertanian yang bernilai ekonomis rendah.
Pemanfaatan ampas tahu sebagai bahan pangan masih rendah, hanya dijadikan sebagai bahan
pembuat tempe gembus, kerupuk, dan biasanya ampas tahu ini dijadikan sebagai bahan pakan
ternak.
Dalam 100 gram ampas tahu mengandung karbohidrat 66,24%, protein 17,72%, serat kasar
3,23%, lemak 2,62%, dan kandungan tersebut lebih tinggi dari ampas tahu dalam berat yang sama.
Kelebihan lain dari ampas tahu adalah adanya kandungan serat kasar lebih besar dari ampas tahu
biasanya, sehingga kandungan serat pada ampas tahu ini dapat membantu masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan serat pada tubuh, karena sekarang ini masyarakat lebih suka mengkonsumsi
produk siap saji yang pada umumnya rendah serat.
Produk wingko dipilih karena wingko merupakan produk siap santap yang
dapat memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan kalori dalam waktu yang relatif singkat
serta tanpa perlu repot memasak. Produk wingko merupakan produk pangan yang mengandung
karbohidrat tinggi. Wingko ampas tahu selain memiliki karbohidrat yang tinggi juga masih
mengandung kandungan protein dan serat yang tinggi sehingga ampas tahu cocok dipergunakan
sebagai bahan tambahan untuk menggantikan jumlah tepung ketan yang biasanya dipergunakan
sebagai bahan dasar pembuatan wingko.
Pada penelitian wingko ampas tahu ini menggunakan uji organoleptic untuk mengetahui
kualitas wingko ampas tahu, dengan menyebarkan 20 kueisioner terhadap panelis. Hasil yang
diperoleh dari 20 panelis dan dari 3 konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan dengan
perbandingan sebagai berikut :
A1B1 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:1)
A1B2 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:2)
A1B3 = Konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan (1:3)
Berdasarkan 3 penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
panelis lebi lebih memilih pada konsentrasi penambahan ampas tahu dan tepung ketan adalah 1:2
karena teksturnya lebih padat, rasa, dan aromanya lebih enak.
Ampas tahu bias di aplikasikan dalam pembuatan wingko, dan menambahkan nilai protein
dan gizi pada wingko, yang berbeda dengan wingko yang berada di pasaran/pada umumnya yang
hanya menggunakan tepung ketan saja.
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA SEDERAJAT
SE-JAWA TIMUR

INOVASI PRODUK OLAHAN LIMBAH KULIT SEMANGKA MENJADI BISKUIT


SEMANGKA “SISA” YANG ENAK DAN BERGIZI

Oleh : IRA WULANDARI ( )

SMA DIPONEGORO TUMPANG


MALANG
2016
ABSTRAK
Limbah merupakan hasil sisa pengolahan yang dilakukan oleh pabrik maupun industri-
industri kecil lainnya.Dan limbah yang dihasilkan tersebut dapat menumpuk sehingga menimbulkan
bau busuk yang nantinya dapat mengganggu orang disekitarnya.Agar limbah tersebut tidak
menumpuk terus tanpa ada penanganan selanjutnya,lebih baik dimanfaatkan dengan
menginovasinya menjadi suatu produk baru yang dapat diterima oleh masyarakat dan memiliki nilai
jual yang cukup tinggi.
Hasil limbah-limbah pabrik yang memproduksi pangan dari buah-buahan itu bisa
dimanfaatkan ,seperti limbah kulit semangka.Dan pada limbah kulit semangka ini memiliki
kandungan-kandungan yang dapat menyehatkan bagi tubuh yang mengonsumsinya ,dari pada
terbuang sia-sia kita bisa menginovasikannya menjadi suatu produk yaitu produk biskuit.
Biskuit merupakan camilan ringan yang banyak disukai oleh para konsumen dari berbagai
kalangan karena camilan ini merupakan camilan yang enak dan renyah sehingga tidak salah bila
kita kombinasikan dengan kulit semangka yang memiliki kandungan-kandungan baik bagi tubuh
sehingga menjadi produk trobosan baru yang enak,menyehatkan dan menarik.
Pembuatan biskuit kulit semangka dengan proses pengovenan yang memerlukan waktu
kurang lebih 30 menit dan juga memerlukan perbandingan antara tepung dan bubur kulit semangka
yang tepat agar rasa cocok serta dapat diterima lidah para peminatnya.Dari pengujian organoleptik
biskuit kulit semangka yang dihasilkan diketahui konsentrasi biskuit kulit semangka A 1B2 dimana
bubur semangka : tepung terigu (1:2) pada perlakuan merupakan nilai yang terbaik. Hasil dari
analisa organoleptik yang dilakukan maka banyak para panelis tersebut menyukai produk ini
dengan percobaan yang ke A2 .Dan oleh sebab itu produk ini dapat dikembangkan lagi agar lebih
sempurna sehingga bisa mengungguli produk biskuit-biskuit lainnya karena memanfaatkan limbah
kulit semangka.
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah hasil pengolahan baik dari pabrik maupun rumah tangga banyak yang terbuang sia-
sia,sehingga menumpuk dan menjadi sampah yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.Hal
tersebut merupakan akibat dari pola kehidupan masyarakat Indonesia yang konsumtif,maka dari
itu kami disini akan memanfaatkan limbah menjadi produk yang dapat di terima masyarakat
serta menarik.
Di samping mengurangi sampah yang ada disekitar ,kita juga bisa menjadikannya sebagai
peluang usaha yang dapat menghasilkan keuntungan bagi kita.Caranya agar bisa bermanfaat
yaitu dengan menginovasikannya menjadi kue kering seperti biskuit dan lain-lain,dan disini
kami memanfaatkan limbah kulit semangka menjadi biskut yang enak dan tentuya
bergizi.Ternyata kulit semangka yang biasanya kita buang tersebut memiliki kandungan yang
baik bagi tubuh kita.
Kandungan yang terdapat pada kulit semangka adalah adanya kandungan kalium yang
dapat membantu mengurangi penyakit jantung,kandungan senyawa asam amino sutrulin dan
arginin yang membatu proses detoksifikasi,dapat menurunkan tekanan darah tinggi atau
hipertensi,dan kandungan yang lainnya pada kulit semangka.Nah dari yang disebutkan tadi
produk olahan dari kulit semangka ini tentunya akan menyehatkan bagi tubuh sehingga cocok
untuk semua kalangan.
Apalagi bahan yang dibutuhkan sangat mudah dicari tanpa harus mengeluarkan uang untuk
mendapatkan yaitu kulit semangka.Adapun bahan yang diperlukan untuk membuat biskut dari
kulit semangka yaitu :tepung terigu,gula halus,margarine,telur,dan vanili.Saat ini banyak sekali
produk makanan yang dapat membahayakan tubuh pengonsumsinya,dan oleh itu kami membuat
trobosan baru yaitu produk olahan dari limbah yang bergizi,enak,dan tidak menimbulkan efek
samping yang buruk pastinya sehingga semua kalangan dapat mengonsumsinya.Disamping itu
kita juga bisa memanfaatkan bahan baku yang mungkin orang lain tidak terfikirkan untuk
mengolahnya dan produk olahan kami ini produk yang alami tanpa menggunakan bahan
pengawet apapun.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana proses pembuatan biskuit dari kulit semangka?
2. Apa saja bahan yang diperlukan dalam pembuatan biskuit dari kulit semangka?
3. Mengapa memilih kulit semangka sebagai bahan utama dalam pembuatan biskuit dari
kulit semangka?

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:


4. Mengurangi limbah yang ada disekitar kita.
5. Memanfaatkan limbah menjadi produk yang memiliki nilai jual dimasyarakat.
6. Memperkenalkan produk yang menyehatkan berasal dari limbah.
7. Menghasilkan produk yang inovatif.
II. TELAAN PUSTAKA
2.1 Semangka
Semangka berasal dari daerah tropik dan subtropik Afrika. Tumbuh liar di tepi jalan, padang
belukar, pantai laut, atau ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman buah. Buah berbentuk
bola sampai bulat memanjang, besar bervariasi dengan panjang 20-30 cm, diameter 15-20 cm,
dengan berat mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Kulit buahnya tebal dan berdaging, licin, warnanya
bermacam-macam seperti hijau tua, kuning agak putihdan disangrai juga dapat dimakan isinya
(kotiledon) sebagai kuaci (Wikipedia, 2011).
Semangka (Citrullus lanatus) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah
gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae),
melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk
dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan Semangka, atau hijau muda
bergaris-garis putih. Daging buah warnanya merah, merah muda (pink), jingga (oranye), kuning,
bahkan ada yang putih. Biji bentuk memanjang, pipih, warnanya hitam, putih, kuning, atau cokelat
kemerahan (Iptek, 2011).
Tanaman semangka (Citrullus lanatus) dapat diklasifikasikan menurut botaninya sebagai
berikut.
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae Universitas Sumatera Utara
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus lanatus.
(Wikipedia, 2011).
Tanaman ini berasal dari Afrika, dan saat ini telah menyebar ke seluruh dunia baik didaerah
subtropis maupun tropis. Tanaman ini merupakan salah satu dari tanaman hortikultura, dan telah
lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman buah (Barus dan syukri, 2008).
Tanaman semangka bersifat tanaman semusim dan tergolong cepat berproduksi yaitu sekitar
2-4 bulan. Di Indonesia ini banyak dikembangkan di sekitar kota besar secara komersial,
diantaranya Indramayu, Cirebon, Madiun, Madura, Lombok, Sumatera Utara, dan sebagainya
(Barus dan Syukri, 2008).
Buah semangka tua atau matang dikonsumsi sebagai buah segar dan buah meja, sedangkan
buah muda dapat dijadikan sayur atau bahan rujak. Biji dijadikan sebagai kuaci dengan cara
merendam dalam air garam, kemudian digoreng (Barus dan Syukri, 2008).
Standar atau kelas buah biasanya ditentukan oleh wujud dan penampilan buah, serta
kualitas, dan kondisinya. Buah semangka harus menunjukkan atau menampakkan ciri khas dari
varietasnya. Ciri-ciri tersebut antara lain bentuknya, Universitas Sumatera Utara keseragaman,
ukuran, warna kulit, bersih, dan sebagainya (Barus dan syukri, 2008).
2.2 Kulit Semangka
Semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-
sel kanker. Semangka, pisang, dan rumput laut mengandung zat seperti kalium yang mampu
menghidupkan aktivitas fungsi sel darah putih yang mampu meningkatkan sistem kekebalan. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa semangka, pisang, dan rumput laut mengandung zat-zat yang dapat
menstimulir phagocyte. Phagocyte adalah suatu sel darah yang mampu melindungi sistem darah
dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab kanker (Prajnanta,
1996). Komposisi kimia buah semangka disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 1. Komposisi kimia buah kulit semangka tiap 100 gram bahan
KOMPOSISI KIMIA JUMLAH

Kalori(kal) 129,9

Protein(g) 2,51

Lemak(g) 0,15

Karbohidrat(g) 23,79

Abu(g) 0,41

Air(g) 67,75

Vitamin C( mg/100 g bahan) 7,63

Sumber : Fila, et al (2013)


Kulit semangka mengandung asam sitrulin, yang mampu meningkatkan kadar oksidan nitrit
di dalam tubuh. Selain meningkatkan sirkulasi darah, efeknya bisa membuat tubuh menjadi lebih
relaks. Semangka memiliki kandungan sitrulin yang bermanfaat membuat pembuluh darah menjadi
relaks dan memperlancar aliran darah (Vivanews, 2011).
Beberapa ilmuan dari Amerika pada tahun 2005 telah menelaah kandungan kulit semangka.
Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa kulit semangka kaya akan sitrulin. Sitrulin adalah
asam amino. Namanya berasal dari Citrullus, bahasa Latin untuk semangka, dari yang pertama kali
diisolasi pada tahun 1930. Sehingga jelas bahwa sitrulin juga ada dalam buah semangka. Akan
tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan sitrulin pada kulit semangka lebih banyak dari
pada dalam buahnya. Berikut adalah hasil penelitian Agnes M. Rimandoa dan Penelope M. Perkins-
Veazie : Kandungan sitrulin berkisar 3,9-28,5 mg/g berat kering (bk) dan adalah serupa di antara
jenis berbiji dan jenis tanpa biji (16,6 dan 20,3 mg/bk g, masing-masing). Kulit buah mengandung
sitrulin lebih dari daging atas dasar berat kering (24,7 dan 16,7 mg / bk g, masing-masing), tetapi
sedikit kurang pada berat segar (bb) dasar (1,3 dan 1,9 mg / bb g, masing-masing)
(http://forum.banjarmasinpost.co.id, 2011).
Kulit/pulp buah semangka juga kaya akan vitamin, mineral, enzim, dan klorofil. Vitamin-
vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka meliputi vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, dan
vitamin C. Kandungan vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak pada kulit buah
semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut, dan membuat rambut tampak
berkilau (http://forum.banjarmasinpost.co.id, 2011)
Cara memanfaatkan kulit/pulp semangka dapat dikatakan tidak sulit. Di beberapa negara
seperti Amerika Selatan, Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria, dan Arab, kulit buah semangka sering
dibuat acar atau dimakan sebagai sayuran. (http://forum.banjarmasinpost.co.id, 2011).

2.3 Biskuit
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari
tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan.
Biskuit diproses dengan pemanggangan sampai kadar air tidak lebih dari 5%. Biskuit sifatnya
mudah dibawa karena volume dan beratnya yang kecil dan umur simpannya yang relatif lama.
Biskuit dapat dikarakterisasi dari tingginya kandungan gula dan shorteningserta rendahnya
kandungan air di dalam adonan (Faridi dan Faubion 1990).
Biskuit yang baik harus memenuhi syarat mutu yang ditetapkan SNI 01-2973-1992 seperti
yang terdapat pada tabel 8. Selain itu biskuit umumnya berwarna cokelat keemasan, permukaan
agak licin, bentuk dan kuran seragam, kering, renyah dan ringan serta aroma yang menyenangkan
(Matz dan Matz 1978)

Tabel 2. Syarat mutu biskuit


Komponen Syarat Mutu

Air Maksimum 5%

Protein Minimum 9%

Lemak Minimum 9,5 %

Karbohidrat Minimum 70 %

Abu Maksimal 1,5%

Logam Berbahaya Negatif

Serat Kasar Maksimum 0,5 %

Kalori(per 100 gr) Minimum 400

Jenis Tepung Terigu

Bau dan Rasa Normal,tidak tengik

Warna Normal

Sumber: Standar Nasional Indonesia 1992


Menurut Manley (1983), biskuit diklasifikasikan berdasarkan beberapa sifat, yaitu: (1)
tekstur dan kekerasan; (2) perubahan bentuk akibat pemanggangan; (3) ekstensibilitas adonan; dan
(4) pembentukan produk. Biskuit digolongkan juga menurut sifat adonannya, yaitu adonan pendek
atau lunak, adonan keras, dan adonan fermentasi. Pada adonan lunak, gluten tidak sampai
mengembang akibat shortening efek dari lemak dan efek pelunakan dari gula ataukristal sukrosa.
Pada adonan keras gluten mengembang sampai batas tertentu dengan penambahan air. Pada adonan
fermentasi gluten mengembang penuh karena air yang ditambahkan, sehingga memungkinkan
kondisi tersebut
yang berakibat pada perubahan bentuk akhirdengan penyusutan panjang setelah pencetakan dan
pembakaran (Sunaryo 1985).
Bahan baku utama untuk pembuatan biskuit adalah terigu, gula, minyak dan lemak,
sedangkan bahan bahan pembantu yang digunakan adalah garam, susu, flavor, pewarna,
pengembang, ragi, air, dan pengemulsi. Bahan pembentuk biskuit dapat dikelompokan menjadi dua
jenis, yaitu bahan pengikat dan bahan perapuh. Bahan pengikat berfungsi membentuk adonan yang
kompak. Sedangkan bahan perapuh terdiri dari gula, shortening, bahan pengembang dan kuning
telur (Matz dan Matz 1978).
III.METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian di SMA Diponegoro
Tumpang di mulai bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai.

3.2 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian merupakan suatu serangkaian alur atau tahapan yang dilakukan pada
setiap alur penelitian. Dimulai dari perumusan masalah sampai menghasilkan tujuan penelitian yang
diinginkan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Studi literatur Studi lapang

Perumusan
masalah

Tahap persiapan penelitian

Menyusun rancangan
percobaan

Pelaksanaan Penelitian

Analisis

Pengolahan data dan


analisis data

Perlakuan Terbaik

Penarikan kesimpulan

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian


3.2.1 Studi Lapang dan Studi Literatur
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapang yang dimulai dari
survei awal untuk mengetahui gambaran umum tentang ketersediaan limbah kulit semangka. Dari
data awal yang diperoleh, kemudian dilakukan identifikasi masalah. Hasil dari studi lapang
digunakan sebagai acuan dalam studi literatur.
Langkah selanjutnya adalah studi literatur untuk mencari landasan teori yang mendukung
pemecahan permasalahan. Studi literatur merupakan upaya untuk mencari pendukung pelaksanaan
penelitian baik secara teoritis maupun praktek. Hasil dari studi literatur dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan penelitian.

3.2.2 Perumusan Masalah


Referensi yang diperoleh melalui studi literatur digunakan untuk menentukan merumuskan
masalah yang akan dilakukan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
kombinasi komposisi bubur kulit semangka dan tepung terigu yang di tambahkan terhadap kualitas
fisik, kimia, dan organoleptik pada biskuit kulit semangka.

3.2.3 Persiapan Penelitian


Persiapan penelitian dalam penelitian ini adalah menyiapkan semua bahan-bahan, baik
bahan utama ataupun bahan tambahan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan biskuit kulit
semangka dan analisis. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Alat
Peralatan yang diperlukan dalam penelitian adalah: baskom kecil, pengaduk, oven, baskom
besar, blender, timbangan.
Alat yang digunakan dalam analisa antara lain: neraca analitik, gelas ukur, pengaduk, beaker glass,
pipet, labu Kjedahl, oven, refraktometer, erlenmeyer.
b. Bahan
Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit semangka yang
diperoleh dari pabrik kripik buah dari daerah Tumpang dan bahan tambahan diperoleh dari Pasar
Tumpang Kabupaten Malang. Bahan tambahan diantaranya adalah bumbu-bumbu seperti tepung
terigu, gula halus, margarine, vanilli.

3.2.4 Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok dengan dua faktorial, faktor pertama yaitu kombinasi komposisi penambahan bubur kulit
semangka dan penambahan tepung terigu, sehingga menghasilkan puoduk biskuit kulit semangka
yang memiliki rasa yang sesuai. Adapun kombinasi dua faktorial adalah sebagai berikut:
X1= bubur kulit semangka
Y= tepung terigu
A. X1Y1 = Bubur kulit semangka : tepung terigu (1:1)
B. X1Y2 = Bubur kulit semangka : tepung terigu (1:2)
C. X1Y3 = Bubur kulit semangka : tepung terigu (1:3)
3.2.5 Proses Pembuatan Biskuit kulit semangka
Pembuatan biskuit dari kulit semangka dilakukan dengan tahapan-tahapansebagai
berikut:
1. Cuci kulit semangka hingga bersih.
2. Potong dadu dan blender hingga halus.
3. Buat adonan biskuit,dengan mixer margarine dan gula halus hingga tercampur rata.
4. Masukkan kuning telur satu per satu kocok,aduk hingga tercampur rata.
5. Tambah tepung terigu yang sudah diayak masukkan sedikit demi sedikit.
6. Lalu masukkan juga vanili dan kulit semangka yang sudah halus.
7. Aduk hingga semua tecampur rata.
8. Bentuk adonan sesuai selera,masukkan kedalam Loyang.
9. Oven adonan selama 30 menit.
10. Angkat dan diamkan sebentar.
11. Bungkus biskuit agar lebih menarik.

3.2.6 Analisa Organoleptik


Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga formulasi tersebut maka menghasilkan biskuit
kulit semangka yang berbeda. Dari ketiga formulasi tersebut dilakukan analisa organoleptik biskuit
kulit semangka untuk menghasilkan perlakuan terbaik.

a. Analisis Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan terhadap produk meliputi warna, aroma, rasa dan
kenampakan secara panel test menggunakan uji sensoris kesukaan. Daftar pertanyaan dilakukan
menurut Hedonic Scale Scoring yang ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka
mulai dari angka terendah hingga angka tertinggi, sangat tidak menyukai sampai dengan sangat
menyukai. Hasilnya dinyatakan dalam angka yaitu : 5 (sangat menyukai), 4 (menyukai), 3
(netral), 2 (tidak menyukai), 1 (sangat tidak menyukai). Data diambil dari 20 orang panelis
dengan jumlah sampel yang diuji sebanyak 9 sampel. Pada uji ini, panelis diminta untuk
mengungkapkan tanggapannya terhadap suatu produk, yaitu biskuit kulit semangka
3.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1 Bahan yang digunakan untuk biskuit kulit semangka adalah kulit semangka, tepung terigu,
vanilli, gula halus
2 Pada penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari penambahan bubur kulit semangka
dan tepung terigu.
3 Analisis pada pembuatan biskuit kulit semangka yaitu meliputi analisa organoleptik (warna,
aroma, rasa, dan tekstur).
4 Proses pembuatan biskuit kulit semangka dalam skala laboratorium.
IV.ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Karakteristik Biskuit Kulit Semangka
Kulit semangka biasanya dalam bentuk semi solid, dengan kandungan air yang cukup tinggi.
Kulit semangka adalah hasil samping dari produksi kripik semangka. Berdasarkan SNI kadar air
pada biskuit adalah 1%.
4.2 Analisa Organoleptik Biskuit Kulit Semangka
4.2.1 Warna
Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan
penting terhadap tingkat penerimaan produk secara visual.
Hal ini disebabkan proses pengeringan pada pengovenan sangat berpengaruh dan gula halus yang di
tambahkan juga berpengaruh pada warna.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan pada sejumlah 20 panelis telah dilakukan
percobaan biskuit limbah kulit semangka ini yang dimulai dari perbandingan A1,A2,A3, setelah
disajikan biskuit dengan perbandingan-perbandingan tersebut para panelis lebih memilih biskuit
dengan perbandingan A2.
2.2 Aroma
Aroma suatu produk dapat dinilai dengan cara mencium bau yang dihasilkan dari produk
tersebut. Pembauan merupakan penilaian mutu produk pangan dalam jarak jauh atau disebut juga
penciuman jarak jauh karena manusia dapat mengetahui enak atau tidaknya suatu produk pangan
yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari jarak jauh (Soekarto, 1985).
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan pada sejumlah 20 panelis yaitu percobaan
mulai A1-A3 mereka lebih menyukai pada percobaan yang ke A2 karena pada perbandingan A2
masih tercium aroma-aroma dari buah-buahan yang wangi sehingga hal tersebut bisa membuat
tertarik para konsumen.

4.2.3 Rasa
Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keputusan akhir konsumen
untuk menerima atau menolak suatu produk pangan. Rasa akan timbul setelah difermentasi dalam
larutan garam dengan waktu yang ditentukan.
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan pada sejumlah 20 panelis yaitu dilakukan
percobaan untuk mengetahui rasa dari biskuit yang memanfaatkan limbah kulit semangka.Dimulai
melakukan percobaan rasa dari perbandingan A1,A2,A3 dan para panelis lebih memilih
perbandingan A2 rasa pada perbandingan A1 dan A3 masih terasa kurang pas mulai terasa keras
karena terlalu banyak tepung dan pada perbandingan yang A3 rasa sedikit pahit karena terlalu
banyak perbandingan bubur semangkanya.Sehingga rasa yang paling pas berada pada perbandingan
A2 dengan rasa yang pas dan cocok untuk lidah para konsumen.

1. Tekstur
Berdasarkan kueisioner yang telah di sebarkan pada sejumlah 20 panelis yang ada,dilakukan
percobaan untuk menguji pada tekstur dari biskuit ini. yaitu melakukan percobaan mulai A1-A3
dengan merasakan bagaimana tekstur biskuit saat digigit mulai dari perbandingan
A1,A2,A3.Menurut mereka tekstur yang paling pas untuk sebuah produk biskuit terdapat pada
perbandingan A2 jadi mereka lebih menyukai pada percobaan yang ke A2 dan menurut mereka
komposisi pada percobaan tersebut rasa lebih pas dan cocok untuk lidah mereka.

4.3 SINTESIS
Kita ketahui di awal bahwa di Negara Indonesia ini banyak limbah yang terbuang dan
menimbulkan kerugian dibeberapa tempat yang terdapat tumpukan limbah itu.Hal tersebut pastinya
mengganggu bagi warga disekitarnya karena tidak ada tindakan lebih lanjut akan tumpukan limbah
yang tidak termanfaatkan.Oleh karena itu ,kami disini akan memanfaatkan limbah tersebut yang
mungkin orang lain tidak memikirkan untuk memanfaatkannya menjadi suatu produk yang nantinya
bisa memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Limbah yang akan dimanfaatkan adalah limbah kulit semangka,yaitu limbah yang bisa didapatkan
dengan mudah disekeliling kita.Bisa mengambil pada penjual jus,atau penjual es campur biasanya
kulit semangka tersebut terbuang sia-sia, agar lebih memiliki nilai jual yang bisa
menguntungkan.Maka di kreasikan menjadi biskuit kulit semangka,dengan memanfaatkan limbah
maka harga jualnya pun akan murah karena bahan yang dibutuhkan tidak harus mengeluarkan
uang.Sehingga produk ini dapat dijangkau semua kalangan dan pastinya dengan rasa enak serta
menyehatkan bagi tubuh.
Dan biasanya untuk produk seperti biskuit ini kurang adanya variasi,dengan mevariasikan bahan
dasar produk biskuit maka akan menarik minat masyarakat.Apalagi produk-produk makanan di
sekitar kita ada yang membahayakan karena dicampur dengan bahan-bahan kimia.
Kelebihan Biskuit dari kulit semangka ini adalah :
1.Unik,masih belum ada produk sejenis
2.Bergizi bagi kesehatan tubuh
3.Tanpa menggunakan bahan kimia/pengawet
4.proses pembuatan cukup mudah
5.Camilan yang mengenyangkan,sehingga dapat menunda rasa lapar
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pembuatan biskuit kulit semangka dengan proses pengovenan yang memerlukan waktu
kurang lebih 30 menit dan juga memerlukan perbandingan antara tepung dan bubur kulit
semangka yang tepat agar rasa cocok serta dapat diterima lidah para peminatnya.Dari pengujian
organoleptik biskuit kulit semangka yang dihasilkan diketahui konsentrasi biskuit kulit
semangka A1B2 dimana bubur semangka : tepung terigu (1:2) pada perlakuan merupakan nilai
yang terbaik. Hasil dari analisa organoleptik yang dilakukan maka banyak para panelis tersebut
menyukai produk ini dengan percobaan yang ke A2 .Dan oleh sebab itu produk ini dapat
dikembangkan lagi agar lebih sempurna sehingga bisa mengungguli produk biskuit-biskuit
lainnya karena memanfaatkan limbah kulit semangka.

5.1 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu menambahkan pengaruh
waktu pada proses pembuatan adonan yang dapat mempengaruhi bentuk akhir ataupun hasilnya.
pada proses pembuatan dan pengujian harus diperhitungkan juga daya tahan simpannya
sehingga mengetahui seberapa lama daya tahan produk biskuit ini bila memanfaatkan limbah
kulit semangka sebagai tambahan bahan bakunya. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan
mampu menghasilkan produk yang dapat menyaingi produk-produk unggulan dipasaran.
DAFTAR PUSTAKA
- Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
- Antarlina SS. 1998. Teknolohi Pengolahan Tepung Komposit Terigu-Ubi Jalar sebagai Ba-
han Baku Industri Pangan. Di dalam: Winarno FG, W Lukito,Abdurrahman, MM Ardana
dan B Wijaya. 2003. Kumpulan Hasil Peneliti Terbaik Bogasari Nugraha 1998-2001.
Jakarta: Bogasari Flour Mills. Apriantono A, D Fardiaz & N Puspitasari, S Budiyanto. 1989.
Analisis Pangan. Bogor: IPB Press.
- Faridah DN et al. 2008. Penuntun Praktikum Analisis Pangan. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
- Faridi H & JM Faubion. 1990. Dough Reology and Baked Product Texture. Nostrand
Reinhold, USA. Fennema. 1996. Food Chemistry. 3th Edition. New York: Marcel Dekker,
Inc.
- Fernando ER. 2008. Formulasi susu kacang tanah instan sebagai alternatif makanan
pendamping ASI. [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
- Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Hasil Perikanan. Yogyakarta: Liberty. Ilyas S. 1993.
Kemungkinan Membuat Makanan dengan Kadar Protein Ikan Tinggi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.
- Inayati I. 1991. Biskuit berprotein tinggi dari campuran tepung terigu, singkong dan tempe
kedelai. [skripsi]. Program Studi Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
- Khomsan A. 2004. Peran Pangan dan Gizi untuk Kuaitas Hidup. Jakarta: PT Grasindo.
- Khumaidi M. 1987. Angka kecukupan energi dan protein, nilai dan penggunaanya. Media
Gizi dan Keluarga. XI (1-2):16-21. Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai
Menjadi Makanan Bermutu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
- Lehninger. 1992. Dasar Dasar Biokimia. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

LAMPIRAN 1. Tabel penerimaan panelis


- Lembar Uji Penerimaan Panelis analisis organoleptik

- Nama Panelis :
- Tanggal pengujian :
- Jenis Produk : Biskuit Kulit Semangka
- Anda diharapkan memberikan penilaian pada parameter berikut ini berdasarkan tingkat
kesukaan pada produk tersebut. Pemberian nilai berkisar antara 1-5. Atas bantuan dalam
pengujian produk ini saya sampaikan terima kasih.
- 1. Sangat tidak menyukai
- 2. Tidak menyukai
- 3. Netral
- 4. Menyukai
- 5. Sangat menyukai
-
No. Kode Sampel Warna Aroma Rasa Kenampakan
(Bubur kulit semangka :
tepung terigu)
1 A (1:1)
2 B (1:2)
3 C (1:3)
-
- Keterangan :
- Warna : coklat , coklat kehitaman
- Aroma : kuat, tidak kuat
- Rasa : biskuit
- Kenampakan : padat , tidak padat
- Saran dan Komentar : ...............
LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai