2.0a Skripsi Full Fawaid
2.0a Skripsi Full Fawaid
2.0a Skripsi Full Fawaid
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Muhamad Fawaid
NIM: 20190212041
ii
iii
PENGESAHAN
Kabupaten Purbalingga)
Syariah, Telah disajikan dalam sidang Skripsi Fakultas Sosial, Ekonomi Dan
TIM PENGUJI
iv
PERNYATAAN
Muhamad Fawaid
20190212041
v
MOTTO
َأنُف ِس ُك ْم َأْز َو اجًا ِّلَتْس ُك ُنوا ِإَلْيَه ا َو َجَع َبْيَنُك م َّم َّدًة َو َر َمْحًة ِإَّن يِف ِم ِتِه
َو ْن آَيا َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن
َو َل
﴾٢١﴿ َذِلَك آَل َياٍت ِّلَق ْو ٍم َيَتَف َّك ُر وَن
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua penulis yang telah sepenuhnya memberikan dukungan dan
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
I. Konsonan Tunggal
c. Bila ta’ marbûtah hidup maupun dengan harakat, fathah, kasrah, dan
dammah ditulis t
Fathah Ditulis A
Kasrah Ditulis I
Dammah Ditulis U
V. Vokal Panjang
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
aposrof
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “MEMBENTUK
KELUARGA SAKĪNAH DALAM PERNIKAHAN POLIGAMI (Studi Kasus
di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga)”.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi sakah satu syarat dalam
mencapai delar Sarjana pada Program Studi Hukum Syariah Universitas Nahdatul
Ulama (UNU) Purwokerto.
Penulis juga menyadari bahwa tannpa bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyususnan skripsi ini, sangatlah sulit untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya akan mempersembahkan kepada:
1. Dekan Fakultas Sosial, Ekonomi dan Humaniora Sugeng Riyadi, S.H., M.H,
dan Wakil Dekan Fakultas Sosial, Ekonomi dan Humaniora Meilina
Haris Mayekti, S.Pd.,M.Pd., Universitas Nahdatul Ulama Purwokerto.
2. Agus Salim, S.Sy., M.H. selaku Pembimbing I.
3. Masdar, S.Th.I., M.H. selaku Pembimbing II.
4. Kedua orang tuapenulis yang telah sepenuhnya memberikan dukungan dan
tak henti-hentinya berdo’a kepada tuhan demi keberhasilan serta semangat
dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih kurang sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.
Muhamad Fawaid
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................... v
HALAMAN MOTTO........................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................... xi
ABSTRAK.............................................................................................. xv
ABSTRACT........................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN
A. Keluarga Sakīnah......................................................................... 14
1. Pengertian Keluarga Sakīnah............................................... 14
2. Tujuan Keluarga Sakīnah..................................................... 15
xiii
3. Ciri-ciri Keluarga Sakīnah.................................................... 17
4. Upaya Membentuk Keluarga Sakīnah.................................. 22
B. Poligami....................................................................................... 23
1. Pengertian Poligami............................................................. 23
2. Poligami Dalam Perspektif Hukum Islam............................ 25
3. Poligami Dalam Perspektif Hukum Positif di Indonesia...... 28
4. Prosedur Perkawinan Poligami............................................ 31
5. Hikmah Poligami.................................................................. 39
xiv
B. Analisis Membentuk Keluarga Sakīnah dalam Pernikahan
Poligami Menurut Hukum Islam ................................................ 77
1. Saling Memposisikan Diri Masing-Masing......................... 81
2. Mendidik Keluarga............................................................... 84
3. Menerapkan Prinsip 4 M (Saling Menerima, Menghargai,
Mempercayai dan Melengkapi)............................................ 88
4. Hubungan Akrab: Menjalin Ikatan Cinta Antara Anak dan
Orang Tua............................................................................. 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 92
B. Saran ........................................................................................... 93
xv
ABSTRAK
Muhamad Fawaid
NIM: 20190212041
xvi
ABSTRACT
Muhamad Fawaid
NIM: 20190212041
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa bentuk perkawinan dalam Islam, salah satu bentuk yang
adalah ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami menikahi lebih dari satu
orang istri dalam waktu yang bersamaan. 1 Dalam sejarah, praktik poligami
bukanlah hukum baru yang dibawa oleh Islam karena ia sudah ada sebelum
datangnya agama Islam.2 Islam datang lalu memberikan syarat-syarat dan batasan
َو ِإْن ِخ ْف ُتْم َأَّال ُتْق ِس ُطوْا يِف اْلَيَت اَم ى َف انِكُح وْا َم ا َط اَب َلُك م ِّم َن الِّنَس اء َم ْثىَن َو ُثَالَث َو ُرَب اَع َف ِإْن
﴾٣﴿ ِخ ْف ُتْم َأَّال َتْع ِد ُلوْا َفَو اِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَك ْت َأَمْياُنُك ْم َذِلَك َأْد ىَن َأَّال َتُعوُلوْا
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak
akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
(QS. An-Nisaa’ (4): 3)3
Ayat tersebut memberikan batasan serta syarat yang ketat, yaitu batasan
maksimal empat istri dengan ketentuan harus berlaku adil. Artinya tidak boleh ada
1
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama
dan Gender, 1999), hlm. 2.
2
Titik Triwulan Tutik, Poligami Perspektif Perikatan Nikah, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Raya, 2007), hlm. 22.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, (Bogor: Departemen Agama RI. 2007),
hlm.
1
anggapan bahwa Al-Qur’an mendorong poligami, tetapi justru memberikan jalan
keluar apabila dalam suatu keadaan terpaksa seorang harus memilih antara
perzinahan dan poligami, atau antara membiarkan wanita terlantar dan sengsara
Sejatinya, poligami memiliki dasar hukum yang cukup jelas, namun dari sisi
praktiknya, isu poligami sering memicu reaksi keras dan menjadi isu meresahkan
terutama di kalangan kaum hawa termasuk kaum muslimah sendiri merasa gerah
perundang-undangan.5
penghinaan terhadap perempuan. Sebab, tidak ada satupun perempuan yang rela
dimadu, sebagaimana halnya laki-laki, tidak ada yang rela dan bersedia untuk
kemudian merasa puas dan berbahagia dengan poligami adalah laki-laki yang
4
Abu Umar Basyir, Poligami Anugrah yang Terdzalimi, (Solo: Rumah Dzikir, 2010), hlm.
41.
5
Agus Salim, Risalah Nikah Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1989),
hlm. 82.
6
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, ... hlm. 50.
7
Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, ... hlm. 55.
2
Hukum Islam mengatur kehadiran poligami sebagai hal yang mubah, namun
terhadap para isteri dan penuh dengan tanggung jawab. Apabila tidak dibarengi
dengan rasa keadilan tidak menutup kemungkinan akan membawa dampak negatif
syarat: pertama, adil, dan kedua mampu memberikan nafkah. Adil adalah
memberi sama rata di antara isteri-isteri dalam hak-hak perkawinan yang wajib
terhadap wanita, yaitu sama dalam membagi waktu bermalam, pemberian dan
nafkah lahiriah, sedangkan cinta di dalam hati, hal itu tidak mungkin dibagi rata di
antara mereka, dan tidak mudah bagi seorang laki-laki untuk membagi
seorang isteri.9 Selain itu Allah mengajarkan bahwa dalam keluarga haruslah
terdapat pergaulan yang baik antara suami istri, sehingga keduanya berlaku adil.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat An-Nisaa’: 19.
َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َال ِحَي ُّل َلُك ْم َأن َتِر ُثوْا الِّنَس اء َك ْر ه ًا َو َال َتْع ُض ُلوُه َّن ِلَت ْذ َه ُبوْا ِبَبْع ِض َم ا آَتْيُتُم وُه َّن
ِف ِإ ِر ِب ِت ِب ِح ٍة ٍة ِش ِإ
َّال َأن َيْأ َني َف ا َش ُّم َبِّيَن َو َعا ُر وُه َّن اْلَم ْع ُر و َف ن َك ْهُتُم وُه َّن َفَعَس ى َأن َتْك َر ُه وْا َش ْيئًا َو ْجَيَع َل
﴾١٩﴿ الّلُه ِفيِه َخرْي ًا َك ِثريًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai
wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena
hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan
kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan
8
Huzaimah Tahido Yanggo, Pandangan Islam tentang Gender, Dalam Membincang
Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam, hlm. 2.
9
Karam Hilmi Farhat, Poligami dalam Pandangan Islam, Nasrani, dan Yahudi, (Jakarta:
Darul Haq, 2007, Cet. Pertama), hlm. 45-46.
3
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’ (4):
19)10
Ketika seseorang memutuskan untuk berstatus mempunyai isteri lebih dari
satu, pada saat itu sebenarnya ia telah membuat sebuah keputusan besar dalam
hidupnya. Keputusan itu sendiri semestinya didasari oleh kesadaran bahwa akan
banyak konsekuensi yang mesti dihadapi. Lagi pula, tak jarangstatus berpoligami
mendapat cemooh dari masyarakat. Meski tak sedikit yang sudah dapat menerima
isteri lebih dari satu, memiliki resiko dan beban yang lebih berat dibanding
perkawinan monogami. Karena pada umumnya rumah tangga dijalani oleh dua
orang, yaitu suami dan satu orang isteri, ketika dalam berumah tangga dijalani
oleh suami dan dua orang isteri tentunya beban dan tanggung jawab semakin
besar pula serta bagaimana kehidupan berkeluarga itu tercipta keluarga yang
antara suami dan isteri, memiliki prinsip saling membantu dan melengkapi dalam
pembagian tugas antara suami dan isteri dalam urusan keluarga maupun urusan
publik sesuai kesepakatan bersama. Dalam Islam, setiap manusia diakui sebagai
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, (Bogor: Departemen Agama RI.
2007), hlm.
11
Fuaduddin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, (Jakarta: LKA&J, 1999), hlm. 9.
4
Keluarga yang baik menurut pandangan Islam biasa disebut dengan istilah
keluarga sakīnah. Ciri utama keluarga ini adalah adanya cinta kasih yang
permanen antara suami dan isteri. Hal ini bertolak dari prinsip perkawinan yang
Mitsaqan Ghalizha (QS. An-Nisa/4: 21), yaitu perjanjian yang teguh untuk saling
memenuhi kebutuhan satu sama lain. Ciri ini juga dibangun atas dasar prinsip
menjalankannya sesuai dengan ajaran Allah SWT. Selain itu keluarga sakīnah
dalam pembagian tugas antara suami dan isteri dalam urusan keluarga maupun
urusan publik sesuai kesepakatan bersama. Dalam Islam, setiap manusia diakui
kebahagiaan dalam upaya mengantisipasi pengaruh budaya dari luar yang negatif.
sakīnah di Indonesia yang bisa dilihat oleh semua orang adalah keluarga ustad
12
Fuaduddin, Pengasuhan Anak dalam Keluaga Islam, ... hlm. 8.
5
keluarganya di media masa dan media sosial. Kedua isterinya pun tampak akrab.
menjadi suatu kewajaran bagi suami yang memang mampu untuk melakukan
hidup sakīnah, tetap bahagia dan hidup tentram. Tiga (3) keluarga tersebut
mempunyai dua (2) istri dan keturuanan dari keduanya. Istri dan anak mereka
hidup berdampingan dalam satu lingkungan. Kedua isterinya pun tampak akrab,
saling membantu dan saling melengkapi satu sama lain. Sedangkan anak-anak dari
isteri pertama ataupun isteri kedua terlihat rukun dan bahagia, tidak ada perbedaan
antara mereka.14
13
https://m.detik.com/hot/celeb/d-3487947/potret-akur-poligami-ustad-arifin-ilham-sebut-
2-istrinya-bidadari. Diakses Pada, 12 Mei 2023. Pukul, 20:44 WIB.
14
Hasil wawancara dengan keluarga Bapak PS, Bapak SR, dan Bapak DR, di Desa
Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 20 Mei 2023.
6
KELUARGA SAKĪNAH DALAM PERNIKAHAN POLIGAMI (Studi Kasus
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
hukum Islam?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
7
2. Manfaat Teoritis
zaman.
E. Telaah Pustaka
perdebatan. Memang dalam Islam, poligami merupakan fakta sejarah dan budaya
kaum terdahulu, itu semua dipaparkan dalam Al-Qur’an dan Hadits, namun
mengkajinya dan mengartikan istilah poligami agar sesuai dengan isi teks aslinya
yaitu Al-Quran, dan tidak mempunyai pengertian bahwa poligami adalah warisan
dalam review skripsi penulis meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan konsep
Skripsi karya Ade Irma Imamah, dengan judul “Konsep Keluarga Sakīnah
Perkawinan Poligami (Studi Kasus : Keluarga Kyai Uhi Sholahi Ketua PCNU
dengan berbagai macam faktor, salah satunya adalah penerimaan dari kedua isteri
dan berlaku adil dalam segala hal. Kedua isterinyapun tampak akrab, saling
membantu dan saling melengkapi satu sama lain. Anak-anak Kyai Uhi Solahi,
baik dari isteri pertama ataupun isteri kedua terlihat rukun dan bahagia. Dalam
isteri pertama dan isteri kedua. Kedua isterinya memiliki peranan masing-masing
dalam rumah tangga, dan keduanya bisa saling melengkapi satu sama lain. Begitu
pula dengan anak-anaknya, baik dari isteri pertama maupun isteri kedua, Kyai Uhi
Solahi tidak memberikan perlakuan yang khusus kepada salah satu anaknya.
Menurut Pandangan Santri Pondok Pesantren Ki Ageng Giring Dilihat Dari Segi
keluarga sakῑnah mawaddah dan rahmah dapat tercapai baik dalam perkawinan
peran seorang suami sangat besar untuk dapat mewujudkan keluarga sakῑnah
“Status Poligami lebih dari Empat (Studi Kasus Terhadap Kustoro Rahardjo di
mempunyai isteri lebih dari empat bertentangan dengan hukum Negara, tetapi
isterinya.18
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sufiyan dengan judul “Adil sebagai
Syarat Permohonan Izin Poligami (Studi atas Persepsi Hakim Pengadilan Agama
Jakarta Timur)”. Dalam skripsinya menjelaskan bahawa adil adalah salah satu
Penelitian dari Ahmad Nafi’i dengan judul “Konsep Adil dalam Izin
18
Fathurrohman, “Status Poligami lebih dari Empat (Studi Kasus Terhadap Kustoro
Rahardjo di Pemalang)", Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010).
19
Ahmad Sufiyan, “Adil sebagai Syarat Permohonan Izin Poligami (Studi atas Persepsi
Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur)”, Skripsi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011).
20
Ahmad Nafi’i, “Konsep Adil dalam Izin Poligami (Analisis Yurispudensi Putusan
Pengadilan Agama Bekasi Perkara No. 205/pdt.G/2008 PA.Bks)’, Skripsi, (Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
10
Tafsirnya)”.21 Hasil penelitian ini menunjukkan konsep sakīnah, dalam QS. al-
Rum ayat 21, dalam al-Qur’an dan Tafsirnya Departemen Agama ditafsirkan
dengan cenderung dan tenteram. Penafsiran ini tidak jauh berbeda dengan
Agama merujuk kepada berbagai pendapat para ulama, sehingga apa yang
mawaddah adalah sebagai ganti dari kata “nikah” (bersetubuh), sedangkan kata
rahmah sebagai kata ganti “anak”. Ada yang berpendapat bahwa mawaddah
tertuju bagi anak muda, dan rahmah bagi orang tua. Ada pula yang menafsirkan
bahwa mawaddah ialah rasa kasih sayang yang makin lama terasa makin kuat
Jurnal karya Abdul Qodir Zaelani, Issusanto, dan Abdul Hanif, dengan judul
konsep keluarga sakīnah dalam Alquran. Setelah ditelusuri, dalam Alquran secara
Alquran, agar terbentuk keluarga sakīnah, diperlukan etika yang baik oleh anak
21
A. M. Ismatullah, “Konsep Sakīnah, Mawaddah dan Rahmah dalam Al-Qur’an
(Presfektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an dan Tafsirnya)”, Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam,
Vol. XIV, No. 1, Juni 2015, hlm. 53-64, https://doi.org/10.21093/mj.v14i1.335.
11
kepada orang tua, menerapkan prinsip saling menerima, menghargai,
dan sosial, akidah dan akhlak), serta menjalin hubungan akrab: menjalin ikatan
Dari telaah pustaka yang penulis lakukan jelas sekali perbedaanya dengan
skripsi yang penulis tulis. Yang menarik dalam skripsi penulis adalah mencari
yang melakukan poligami yang penuh pro dan kontra dengan para isteri mereka.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini disusun dalam lima bab, yaitu pendahuluan, landasan
teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan serta penutup. Rinciannya adalah
sebaga berikut:
Bab satu yang merupakan pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, telaah pustaka, dan
sistematika penulisan.
Bab dua berupa landasan teori yang terdiri dari teori keluarga sakīnah
dengan sub judul: Pengertian Keluarga Sakīnah, Tujuan Keluarga Sakīnah, Ciri-
ciri Keluarga Sakīnah, dan Upaya membentuk Keluarga Sakīnah. Kemudian teori
22
Abdul Qodir Zaelani, Issusanto, dan Abdul Hanif, “Konsep Keluarga Sakīnah Dalam Al-
Qur'an”, El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law, Vol. 2, No.2, 2021, hlm.
36-60, https://doi.org/10.24042/el-izdiwaj.v2i2.10897.
12
poligami dengan sub judul : Pengertian Poligami, Poligami menurut Hukum Islam
Bab tiga merupakan metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian,
Bab empat yang merupakan hasil dan pembahasan analisis, terdiri dari
Bab lima berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dari jawaban
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keluarga Sakīnah
Keluarga sakīnah terdiri dari dua kata, yaitu kata keluarga dan sakīnah.
Keluarga dalam istilah fiqh disebut Usrah atau Qirabah yang telah menjadi
keluarga adalah sanak saudara.2 Sedangkan kata sakīnah dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah damai, tempat yang aman dan damai. Sakīnah
berasal dari kata “Sakana, Yaskunu, Sakinatan” yang berarti rasa tentram,
aman dan damai.3 Menurut Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata sakīnah
berarti diam atau tenangnya sesuatu yang bergejolak. Jadi keluarga sakīnah
َو ِم ْن آَياِتِه َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن َأنُف ِس ُك ْم َأْز َو اجًا ِّلَتْس ُك ُنوا ِإَلْيَه ا َو َجَع َبْيَنُك م َّم َّدًة َو َر َمْحًة ِإَّن يِف
َو َل
﴾٢١﴿ َذِلَك آَل َياٍت ِّلَق ْو ٍم َيَتَف َّك ُر وَن
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.”
1
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fiqh, (Jakarta:
Departemen Agama, 1984/1985), Jilid II, Cet. Ke-2, hlm. 156.
2
Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Modern, (Jakarta: Pustaka Amani, 1980), hlm. 175.
3
Poewadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm.
851.
4
Asrofi dan M. Thohir, Keluarga Sakinah Dalam Tradisi Islam Jawa, (Yogyakarta: Arindo
Nusa Media, 2006), hlm. 3.
14
Ayat tersebut menjelaskan bahwa keluarga sakīnah merupakan impian
luar yang negatif. Inilah ciri khas keluarga sakīnah yang Islami. Mereka
sebagai keluarga yang dibina atas ikatan perkawinan yang sah, mampu
mencintai antar sesama anggota keluarga adalah menjadi idaman setiap orang
yang menikah. Dimana hal itu akan tercapai jika masing-masing pihak suami
maupun isteri dapat melaksanakan kewajiban dan hak secara seimbang, serasi
5
Cahyadi Takariawan, Pernik-pernik Rumah Tangga Islami, (Surakarta: Intermedia, 2001),
Cet. III, hlm. 37.
6
Asrofi dan M. Thohir, Keluarga Sakinah Dalam Tradisi Islam Jawa, hlm. 11.
15
dan selaras. Selain menjalani kehidupan rumah tangga dilandasi nilai-nilai
yakni untuk mendapatkan rahmat dan ridha Allah SWT sehingga dapat hidup
ridho Allah swt, maka rumah tangga atau keluarga tersebut setidaknya
b. Yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda;
e. Cepat mohon ampun dan bertaubat bila ada kesalahan dan kehilafan serta
Rumah tangga yang Islami adalah rumah tangga yang laksana surga
Rumah tangga yang sakīnah, baik secara lahir maupun batin dapat
terpenuhi secara seimbang, serasi dan selaras. Kebutuhan batin yaitu dengan
karimah oleh setiap anggota keluarga, komunikasi yang baik antara suami,
16
isteri, dan anak-anak. Kebutuhan lahir terpenuhi juga materi sandang, pangan,
panggilan fitrah dan sunnah, menjalin persahabatan dan kasih sayang, serta
dan tolak-ukur Islam lebih menitik beratkan pada sisi keimanan dan
ketakwaan.
c. Lingkungan
7
Hasan Basri, Membina Keluarga Sakinah, (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), Cet. Ke-4,
hlm. 16.
8
Ali Qaimi, Single Parent Peran Ganda Ibu dalam Mendidik Anak, (Bogor: Cahaya, 2003),
hlm. 15-18.
17
d. Hubungan Antara Kedua Pasangan
f. Duduk Bersama
aman dan bangga. Mereka percaya bahwa keberadaan ayah dan ibu adalah
perbantahan.
dirinya adalah baik bagi yang lain. Persahabatan antara mereka adalah
persahabatan yang murni, tanpa pamrih, sangat kuat dan erat. Aktivitas
18
dan tindakan mereka masing-masing bertujuan untuk kerelaan dan
lain:
19
b. Keluarga mampu memahami hajat hidup baik secara materil maupun
c. Keluarga mampu menciptakan suasana cinta kasih dan kasih sayang antara
sesama anggota.
1) Tidak ada penyimpang pada peraturan syariat dan UUP No. 1 Tahun
1974.
6) Memiliki al-Qur’an.
9
Danuri,PertambahanPendudukdanKehidupanKeluarga,
(Yogyakarta:LPPKIKIP,1976),hlm. 19.
20
9) Memiliki dua pasang pakaian yang pantas.
keluarga.
kemasyarakatan.
21
4) Makin meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memahami ajaran
Agama.
dan tawa, tetapi sesekali terdapat perselisihan antara suami dan isteri. Karena
jodoh yang baik (sholeh atau sholehah), hal ini tidak lain hanya untuk
Untuk itu, dalam upaya membina keluarga yang sakīnah perlu diperhatikan
suami dan isteri, baik yang individual maupun yang dimiliki bersama.11
sakīnah, yaitu:
a. Saling pengertian.
b. Saling sabar.
c. Saling terbuka.
10
Ahmad Sutarmadi, Memberdayakan Keluarga Sakinah Menuju Indonesia 2020,
(Surabaya: BP4, 1997), hlm. 25-26.
11
Dedi Junaedi, Perkawinan Membina Keluarga Sakinah Menurut al-Qur’an dan as-
Sunnah, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2003), edisi pertama, hlm. 220.
22
d. Toleransi.
e. Kasih sayang.
f. Komunikasi.
g. Adanya kerjasama.12
B. Poligami
1. Pengertian Poligami
Kata poligami berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “poly” atau
“polus” yang berarti banyak, dan dari kata “gamei” yang artinya kawin atau
beristeri lebih dari satu orang wanita dalam suatu ikatan perkawinan.13
Kata poligami berasal dari bahasa Yunani pecahan dari kata “poly”
yang artinya banyak, dan “gamein” yang berarti pasangan, kawin atau
banyak” atau dengan kata lain adalah suatu perkawinan yang lebih dari
seorang, seorang laki-laki memiliki isteri lebih dari satu pada wakru yang
bersamaan.14
12
Ali Qaimi, Single Parent Peran Ganda Ibu dalam Mendidik Anak, ..., hlm. 187.
13
Sufyan Raji Abdullah, Poligami dan Eksitensinya, (Jakarta: CV. Cahaya Esa, 2004), hlm.
49.
14
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet. Ke-7,
hlm. 799.
23
memiliki atau mengawini beberapa lawan jenis dalam waktu yang
bersamaan.15
memiliki dua orang isteri atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Adapun
Dalam Islam poligami mempunyai arti memilki isteri lebih dari satu,
empat untuk jumlah isteri meskipun ada yang mengatakan lebih dari itu.
jumlah laki-laki yang ada, tersebutkan dalam rasio perbandingan 1:3. Dengan
alasan tersebut para ulama berpendapat bahwa tujuan ideal dalam Islam
tertulis dalam ayat al-Qur’an itu, menurut sebagian mereka adalah hak karena
tuntutan zaman ketika masa nabi, yang ketika itu banyak anak yatim atau
janda yang ditinggal bapak atau suaminya. Sedangkan sebagian pendapat lain
15
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ..., hlm. 18.
16
Bibit Suprapto, Liku-liku Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999), Cet. Ke-1,
hlm. 71.
17
Hartono Ahmad Jaiz, Wanita Antara Jodoh, Poligami dan Perselingkuhan, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2007), cet. Ke-1, hlm. 119.
24
bagi pemeluknya. Sebaliknya, agama mencegah adanya darurat atau
proses sejarah poligami dan juga hal-hal yang berkaitan dengan konsep tujuan
berpoligami. Bangsa Arab dan non Arab sebelum Islam datang sudah terbiasa
berpoligami. Ketika Islam datang, Islam membatasi jumlah isteri yang boleh
dengan syarat berlaku adil kepada mereka. Adapun adil dalam melayani
isteri, seperti urusan nafkah, tempat tinggal, pakaian, giliran dan segala hal
yang bersifat lahiriah. Jika tidak bisa berlaku adil maka cukup satu orang
isteri saja.20 Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 3
yang berbunyi:
َلُك م ِّم َن الِّنَس اء َم ْثىَن َو ُثَالَث َو ُرَباَع َفِإْن ِك ِس ِخ
َو ِإْن ْف ُتْم َأَّال ُتْق ُطوْا يِف اْلَيَتاَم ى َفان ُح وْا َم ا َطاَب
ِل ِد
﴾٣﴿ َأْد ىَن َأَّال َتُعوُلوْا ِخ ْف ُتْم َأَّال َتْع ُلوْا َفَو اِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَك ْت َأَمْياُنُك ْم َذ َك
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya”.(QS. An-Nisa/4: 3)
18
Hartono Ahmad Jaiz, Waniata Antara Jodoh, Poligami dan Perselingkuhan, ..., hlm. 117.
19
Hartono Ahmad Jaiz, Waniata Antara Jodoh, Poligami dan Perselingkuhan, ..., hlm. 119.
20
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. Ke-1, hlm.
129-130.
25
Apabila seorang laki-laki merasa tidak mampu berlaku adil, atau tidak
halnya melihat masa subur laki-laki yang berlangsung hingga umur 70 tahun
mencapai umur 50 tahun atau sekitarnya. Maka dari itu, terdapat jarak waktu
bersabda:
عن محيضة بنت، عن ابن أىب ليلى، ح ّد ثنا هش يم: ح ّد ثنا أمحد بن إبراهيم الّد ورقي ق ال
ف أتيت النبىّي صّلى اهلل، أسلمت وعندي مثان نسوة: ق ال، عن قيس بن احلارث،الّش مردل
23
. اخرت منهّن أربعا: فقال، فقلت ذلك له،عليه وسّلم
21
Abu Usamah Muhyidin dan Abu Hamid, Legalitas Poligami menurut Sudut Pandang
Ajaran Islam, (Yogyakarta: Sketsa, 2006), cet. Ke-1, hlm. 28.
22
Ali bin Umar Daruquthni, Sunan al-Daaruquthni, Transliterasi, (Beirut: Daar al-Fikr,
1994), jil.2, hlm. 166.
23
Ali bin Umar Daruquthni, Sunan al-Daaruquthni, Transliterasi, ..., hlm. 166.
26
“Ahmad ibn Ibrahim al-Dauraqī telah meriwayatkan hadis kepada kami, ia
berkata: Husyaim telah meriwayatkan hadis kepada kami dari Ibn Abī Laylā,
dari Ḥumaydhah bint al-Syamardal, dari Qais ibn al-Ḥārits, ia berkata: aku
telah masuk Islam dan aku memiliki delapan istri. Lalu, aku mendatangi Nabi
saw. dan menyampaikan perihal itu, Nabi pun menjawab, pilihlah empat
orang saja di antara mereka.”(HR. Daruquthni).
Mempunyai isteri lebih dari satu orang sangatlah penting bagi seorang
suami dan isteri-isterinya serta anak-anaknya dapat hidup rukun, damai dan
َأنُف ِس ُك ْم َأْز َو اجًا ِّلَتْس ُك ُنوا ِإَلْيَه ا َو َجَع َبْيَنُك م َّم َّدًة َو َر َمْحًة ِإَّن يِف ِم ِتِه
َو ْن آَيا َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن
َو َل
﴾٢١﴿ َذِلَك آَل َياٍت ِّلَق ْو ٍم َيَتَف َّك ُر وَن
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum/30: 21).
ُت َفَال ِمَتيُل وْا ُك َّل اْل ِل َت َذ و ا َك اْل َّلَق ِة ِد ِط
َم ْي َف ُر َه ُم َع َو َلن َتْس َت يُعوْا َأن َتْع ُلوْا َبَنْي الِّنَس اء َو َل ْو َح َر ْص ْم
﴾١٢٩﴿ َو ِإن ُتْص ِلُح وْا َو َتَّتُقوْا َفِإَّن الّلَه َك اَن َغُفورًا َّر ِح يمًا
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri
(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah
kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan
yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan
memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa/4: 129).
Kalau dilihat pada surat an-Nisa ayat 3 dan 129 yang telah disebutkan
di atas, dengan jelas menunjukkan bahwa pada saat perkawinan yang dianut
27
dalam Islam pun adalah monogami. Namun, kebolehan poligami apabila
watak cemburu, iri hati dan suka mengeluh. Watak-watak tersebut akan
mudah timbul dengan kadar tinggi, jika hidup dalam kehidupan keluarga yang
poligamis. Dengan demikian, poligami itu bisa menjadi sumber konflik dalam
kehidupan keluarga, baik konflik antara suami dengan isteri dan anak-
karena itu asas perkawinan dalam Islam adalah menganut asas monogami.
surat an-Nisa ayat 3 mengenai kebolehan poligami, juga didasari oleh aspek-
undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi: “Pada dasarnya
dengan persyaratan yang sangat ketat, dan hanya orang-orang yang tertentu
kebolehan beristeri lebih dari seorang terdapat dalam pasal 3, 4 dan 5 yang
berisikan alasan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk beristeri lebih
memberikan izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang
26
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 156.
27
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia, ....,
hlm. 156.
29
sebagai seorang isteri; 2. Isteri mendapat cacat badan/penyakit yang tidak
Alasan di atas bernuansa fisik kecuali alasan yang ketiga. Alasan yang
c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri dan anak-
perjanjiannya, tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, tidak ada kabar
artinya salah satu harus ada untuk dapat melakukan poligami. Sedangkan
dengan ketentuan sebagai berikut: “ Dalam hal suami akan beristeri lebih dari
tinggalnya. Aturan dalam pasal 3 ayat (2) adalah persetujuan dari isteri dan
“Pengajuan permohonan izin di maksud pada ayat (1) dilakukan menurut tata
cara sebagaimana di atur dalam BAB VIII Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun
1975”.
“Apabila seorang suami bermaksud untuk beristeri lebih dari seorang maka
wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan”.
berikut:Pasal 56 KHI
1. Suami yang hendak beristeri dari satu orang harus mendapat izin dari
Pengadilan Agama.
2. Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat (1) dilakukan menurut
tata cara sebagaimana yang diatur dalam Bab VIII Peraturan Pemerintah
No. 9 Tahun 1975.
3. Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua, ketiga atau keempat tanpa
izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pengadilan agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang
akan beristeri lebih dari seorang apabila:
a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri.
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan.
c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
31
Disamping syarat-syarat tersebut di atas, maka untuk memperoleh izin
pasal ini juga dijelaskan bahwa pengadilan diberi waktu selama30 hari untuk
dengan persyaratannya.
32
Mengenai hukum poligami Allah membolehkan berpoligami sampai
empat orang isteri dengan syarat berlaku adil kepada mereka. Yaitu adil
dalam melayani isteri, seperti urusan nafkah, tempat tinggal, pakaian, giliran
dan segala hal yang bersifat lahiriah jika tidak bisa berlaku adil maka cukup
darurat, misalnya isteri ternyata mandul, sebab menurut Islam, anak itu
merupakan salah satu dari tiga human investment yang sangat berguna bagi
berkah adanya keturunan yang sholeh yang selalu berdoa untuknya. Maka
dalam keadaan isteri mandul dan suami tidak mandul berdasarkan keterangan
benar mampu mencukupi nafkah untuk semua keluarga dan harus bersikap
Jika suami khawatir berbuat zhalim dan tidak mampu memenuhi semua
memenuhi hak-hak isterinya hanya tiga orang, maka ia haram menikahi isteri
dua orang, maka ia haram menikahi isteri yang ketiganya, dan begitu
seterusnya.
sayang, Abu Bakar bin Araby mengatakan bahwa hal ini berada diluar
kesanggupan manusia, sebab cinta itu adanya dalam genggaman Allah SWT
33
yang mampu membolak-balikannya menurut kehendaknya. Begitu pula
dengan hubungan seksual, terkadang suami bergairah dengan isteri yang satu,
tetapi tidak bergairah dengan isteri yang lainnya. Dalam hal ini, apabila tidak
5. Hikmah Poligami
untuk kesejahteraan umat Islam itu sendiri. Adapun hikmah dari poligami itu
sendiri :30
30
Sufyan Raji Abdullah, Poligami dan Eksitensinya, (Jakarta: CV. Cahaya Esa, 2004), hlm.
82.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh pelaku suatu
langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara
apa data tersebut diperoleh dan diolah atau dianalisis. Metode penelitian ini
A. Jenis Penelitian
proses dan makna suatu tindakan yang dilihat secara menyeluruh. Menurut
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 0 Pada dasarnya
0
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Edisi 1, (Jakarta: Granit, 2004), hlm.
70.
0
Joko Subagyo, Metodologi Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1994), hlm. 2.
35
B. Pendekatan Penelitian
D. Subjek Penelitian
diteliti. Subjek dari penelitian ini disebut juga responden, yaitu orang yang
0
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1998), hlm. 52.
36
penelitian. Responden dari penelitian ini adalah 7 keluarga poligami yang
sakīnah, yaitu berinisial Bapak PS, Bapak SR, Bapak DR, Bapak WR Bapak
Kabupaten Purbalingga.
E. Objek Penelitian
kualitatif disebut situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat,
pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. 0 Adapun objek dari
wa rahmah.
F. Sumber Data
a. Sumber Data Primer, adalah data yang langsung diperoleh dari sumber
ini data primer berasal dari hasil wawancara dengan 3 (tiga) keluarga
0
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metode Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan
Studi Kasus, (Surabaya: CV Jejak, 2018), hlm. 156.
0
Winarno, Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metodedan Teknik, (Bandung:
Tarsito, 1990), hlm. 163.
37
yang melakukan poligami di Desa Sanguwatang, Kecamatan
b. Sumber Data Sekunder, merupakan sumber data atau informasi data yang
Hilmi Farhat, buku “Poligami Pro & Kontra” karya Saiful Islam
data.0 Maka maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabetta, 2010),
hlm. 194.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ... hlm. 224.
38
a. Observasi
b. Dokumentasi
sebagainya.
c. Wawancara
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
0
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 138.
0
Djaman Satori, Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm. 148.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ... hlm. 224.
39
berikut: berinisial Bapak PS, Bapak SR, Bapak DR, Bapak WR Bapak
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
a. Reduksi data
b. Penyajian data
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hlm. 246.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hlm. 247.
40
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
c. Penarikan Kesimpulan
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ... hlm. 249.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ... hlm. 252-253.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan di
dan wilayah timur, dan terdiri dari beberapa daerah lainnya. Wilayah Desa
wilayah Desa Sanguwatang saat ini bernama dukuh gombong dihuni sekitar 3
tidak terlepas dari sejarah sesuai buku babad tanah jawa yaitu diambil dari
0
Hasil Wawancara dengan Bapak Karyono selaku Kepala Desa Sanguwatang Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
42
petilasan Syekh Jambu Karang yang terletak di Dusun III (bandingan dan
sebelum tahun 1883 dijabat oleh Lurah Singadilaga, Lurah Macan Kawak dan
Sanguwatang dijabat lurah Djangen yang pada saat itu hanya menjabat 6
bulan kemudian digantikan oleh Lurah Dingkol Cono yang menjabat pada
tahun 1883 s/d 1905, salanjutnya pada tahun 1905 s/d 1926 dijabat oleh
selanjutnya digantikan oleh lurah Yasir yaitu menjabat pada tahun 1926 s/d
1946, dan pada saat itu juga Lurah Yasir termasuk lurah yang menjabat pada
lama beliau juga lurah pertama yang menerbitkan Buku leter C Desa, serta
Lalu pada tahun berikutnya dipimpin oleh Lurah Suwito (alm) 1991 S/d
wilayah671,97 Ha.0
No Geografis Kondisi
1. Ketinggian tanah dari permukaan laut 262 m
2. Banyaknya curah hujan 74 Mm/thr
3. Tofografi Dataran Tinggi
4. Suhu udara rata-rata 22 s/d 32 celcius
*Sumber data Monografi desa Sanguwatang
NO Orbitrasi KM
0
Data Kantor Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada
tanggal 10 Juli 2023.
0
Data Kantor Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada
tanggal 10 Juli 2023.
44
1. Jarak dari Desa ke Kecamatan 1,2 Km
2. Jarak dari Desa ke Kabupaten Purbalingga 18 Km
3. Jarak dari Desa ke Provinsi Jawa Barat 181 Km
4. Jarak dari Desa ke Ibu Kota 360 Km
*Sumber data Monografi desa Sanguwatang
memegang teguh pada adat istiadat daerah dengan ciri-ciri budaya jawa yang
budaya-budaya luhur jawa lainnya walau sudah hampir banyak suku adat
jawa dan suku lainnya yang menetap di desa Sanguwatang tetapi nilai-nilai
45
suku jawa di desa Sanguwatang tidak pernah hilang dan tercampur oleh suku
budaya lain. Kondisi sosial inilah yang selalu dijadikan dasar dan modal
a. Keadaan Ekonomi
masyarakat yang masih belum sejahtera.Selain itu pada bidang lain seperti
musim hujan saja, sedangkan pada musim kemarau ada sebagian petani
c. Sarana Pendidikan
masyarakat yang tidak sekolah, karena salah satu faktor utama lemahnya
untuk mendapatkan ijazah setara dengan SD, SMP dan SMA yang biasa
d. Sarana Ibadah
kegiatan Agama seperti Maulid Nabi dan Rajaban yang biasanya di bentuk
0
Hasil Wawancara dengan Bapak Karyono selaku Kepala Desa Sanguwatang Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
47
oleh Karang Taruna Pemuda desa Sanguwatang yang biasa di namakan
Tabligh Akbar, setiap acara itu selalu dihadiri oleh banyak masyarakat.
di desa Sanguwatang.
modern di desa Sanguwatang ini, jadi tidak tertinggal antara Agama dan
adat-istiadat.0
e. Mata Pencaharian
0
Hasil Wawancara dengan Bapak Karyono selaku Kepala Desa Sanguwatang Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
48
Sebagian besar warga desa Sanguwatang adalah petani, buruh dan
f. Bidang Hukum
bawah ini:
49
tersosialisasikannya peraturan pemerintah tentang Undang-undang
untuk dikerjakan karena telah menyakiti hati wanita, akan tetapi dalam Al-
Qur’an poligami hukumnya dibolehkan, asal bisa berlaku adil dan memenuhi
Sanguwatang ini tanpa melalui pencatatan di KUA dan izin dari Pengadilan
Agama, dengan kata lain hanya sah menurut ajaran Agama Islam saja, dan
Suami yang berpoligami sebagian ada yang mendapat izin dari isteri
pertama dan ada juga yang tidak mendapat izin dari isterinya, karena pihak
isteri merasa dirinya telah melakukan hak dan kewajiban terhadap suaminya,
tetapi mengapa suaminya berpaling kepada wanita lain, inilah salah satu
lagi.
tidak dapat memberikan keturunan, memiliki cacat badan atau suatu penyakit
mungkin hal ini bisa meredam kemarahan pihak isteri mengingat kekurangan
50
yang ada pada dirinya. Tetapi kebanyakan yang terjadi adalah suami menikah
hatinya maka saat itu ia memutuskan untuk menikah lagi tanpa perduli
dengan perasaan isteri pertama. Hal inipun tidak sesuai dengan Undang-
Pasal 4
1. Dalam hal suami akan beristeri lebih dari seorang sebagaimana tersebut
dalam pasal 3 ayat (2) undang-undang ini, maka ia wajib mengajukan
permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
2. Pengadilan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin
kepada seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:
a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan/penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
Pasal 5
1. Untuk dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 4 ayat (1) ini, harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Adanya persetujuan dari isteri/ isteri-isteri.
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin kebutuhan-
kebutuhan hidup para isteri dan anak-anak mereka.
c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap para isteri dan
anak-anak mereka.
2. Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak diperlukan
bagi seorang suami apabila isteri/para isterinya tidak mungkin dimintai
persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau
apabila tidak ada kabar selama sekurang-kurangnya dua tahun atau karena
sebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari hakim
pengadilan.0
0
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam di Indonesia studi
kritis perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No 1/1974 sampai KHI, (Jakarta: Kencana,
2004), hlm. 39.
51
Walaupun perkawinan yang pertama tidak ditemukan halangan atau
tanpa alasan yang jelas atau mungkin sudah jenuh dengan perkawinan yang
menarik pandangannya. Jelas saja ini menimbulkan reaksi isteri pertama yang
ikrar setia terhadap isteri. Namun hal ini hanya berlangsung beberapa bulan
jalani sampai saat ini baik-baik saja dan sehingga tercipta keluarga yang
poligami, karena satu hal yaitu dengan menjaga komitmen serta kepercayaan
terhadap masing- masing pasangan, serta saling mengerti satu sama lain.
Pada sub bab ini, penulis akan menguraikan hasil wawancara dan
52
a. Keluarga bapak PS
perkawinan yang saya lakukan tidak melibatkan pihak KUA dan izin dari
besar yang sangat saya banggakan, tidak ada cekcok yang berkepanjangan
beliau tetap bahagia dan sakīnah, mawaddah, warahmah,” ujar bapak PS.0
lagi dengan seorang wanita (perawan) dengan alasan bapak untuk ibadah,
0
Hasil wawancara dengan Bapak PS selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Bapak PS selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
53
lagi pula perempuan itu adalah perempuan baik dan dia butuh nafkah dari
seorang suami. Pada saat itu hati beliau hancur dan bingung, dan setelah
beliau meminta petunjuk kepada Allah, beliau rela dan ridho apabila suami
nya menikah lagi, dan kami isteri pertama dan kedua di buatkan rumah
perkawinan yang bahagia, baik itu perkawinan poligami atau bukan yaitu
apabila satu sama lain merasa diperhatikan, saling mengerti dan kebutuhan
lahir dan batin tidak diabaikan itu sudah termasuk bahagia, begitu pula
Tidak jauh berbeda dengan ibu AI, sebagai isteri kedua. Tak sampai
mempunyai isteri, tetapi karena rasa cinta dan kebutuhan ekonomi yang
mendesak maka dia menerima perkawinan itu dengan resiko, dia harus
pertama. “ibu AItetap merasa di perlakukan dengan baik sampai saat ini
masyarakat keluarga kami keluarga yang baik dan harmonis, itu semua kan
0
Hasil wawancara dengan Ibu SS isteri pertama Bapak PS selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
54
bagaimana kita yang menjalani sehingga masyarakat berpandangan
b. Keluarga bapak SR
pada saat itu bapak SR memang sedang jaya dan bisa dapat mempunyai
isteri lebih dari satu dan yang terpenting kebutuhan hidup mereka
terpenuhi. Dan bagi mereka hidup bersama-sama tidak masalah asal semua
berpandangan baik dengan perkawinan kami. Jadi, baik isteri pertama dan
kedua merasa tidak ada yang dirugikan, sampai saat ini kami hidup baik-
meminta izin menikah lagi, ya rasanya seperti mimpi yang buruk buat ibu
RN, tetapi ibu RNmemikirkannya lebih matang karena pada saat itu
finansial suami sedang naik jadi suami berpikir menambah isteri adalah
pahala dan ibu RN pun menerima keputusan bapak asalkan dapur dan
0
Hasil wawancara dengan Ibu AI selaku isteri kedua Bapak PS selaku keluarga poligami,
di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Bapak SR selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
55
anak-anak terpenuhi. Alhamdulillah, sampai saat ini keluarga kami baik-
baik saja, dan dampak yang negative atau yang merugikan untuk ibu RN
Begitu juga dengan ibu NN selaku isteri kedua dari bapak SR, ia
menuturkan bahwa pada saat bapak menikahi ibu NN, beliau sudah
dan waktu itu isteri pertama juga setuju, yang terpenting kami isteri
dan anak-anak terpenuhi dalam segi kebutuhan sehari-hari, lagi pula isteri
merasa saling menghargai sehingga sampai saat ini tidak ada hal-hal yang
c. Keluarga bapak DR
adalah ibadah, karena isteri keduanya adalah seorang janda dan memiliki
satu orang anak yang masih kecil dan membutuhkan biaya hidup.
“Poligami adalah ibadah, karena isteri keduanya adalah seorang janda dan
memiliki satu orang anak yang masih kecil dan membutuhkan biaya hidup.
Jadi, bapak DR berpedoman pada surat an-Nisa ayat 3 yang intinya adil.
pengadilan, karena menurut hukum Islam menikah yang sah adalah adanya
0
Hasil wawancara dengan Ibu RN isteri pertama Bapak SR selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Ibu NN isteri kedua Bapak SR selaku keluarga poligami, di Desa
Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
56
dua orang saksi dan wali. Apabila hubungan bapak DR dengan isteri-isteri
bahagia dan dari segi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan lahir dan batin
terpenuhi, dan tidak ada yang tersakiti itu sudah cukup membahagiakan
warahmah.”0
menurut saja dengan apa keputusan bapak dan tindakan bapak adalah pasti
baik untuk keluarga karena bapak tahu betul ilmu Agama.“Ibu IS menurut
saja dengan apa keputusan bapak dan tindakan bapak adalah pasti baik
untuk keluarga karena bapak tahu betul ilmu Agama dan dan pasti itu
pilihan terbaik apabila bapak menikah lagi dan sampai sekarang kami
hidup rukun dan bahagia. Dampak yang ibu IS rasakan sampai saat ini,
dan sudah ada yang menikah pula. Jadi, beban hidup terasa ringan dan
Alhamdulillah.”0
sangat menghormati bapak dan isteri pertamanya, ketika ada izin dari isteri
0
Hasil wawancara dengan Bapak DR selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Ibu IS isteri pertama Bapak DR selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
57
dengan keluarga ibu WT, sehingga hubungan di antara keluarga kami
menjadi lebih erat saja dalam hal apapun. Dan Alhamdulillah, keluarga
d. Keluarga bapak WR
isteri serta dukungannya dalam hal apapun. Poligami dapat dilakukan oleh
karena baik bapak maupun ibu RH tidak mengerti yang namanya Undang-
sekarang, tidak ada kendala atau dampak negatif yang kami rasakan.
0
Hasil wawancara dengan Ibu WT isteri kedua Bapak DR selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Bapak WR selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
58
bapak banyak menjelaskan tujuannya menikah lagi dan sayapun
menerimanya.”0
yang ia lakukan tidak melalui izin pengadilan dan apa yang diatur dalam
itu, ia menikah menurut hukum Islam saja. “Yang ibu NL tahu ketika
suami dapat berlaku adil untuk berpoligami yaa silahkan saja. Lagi pula
hubungannya dan keluarga besar isteri pertama baik-baik saja, tidak ada
hal yang membuat kami merasa tidak bahagia begitu, juga dengan
e. Keluarga bapak SN
kebolehan. Lagi pula ini adalah salah satu jalan darurat untuk beribadah
lagi dan isteri pun setuju dengan keputusan bapak SN dan alhamdulillah,
0
Hasil wawancara dengan Ibu RH isteri pertama Bapak WR selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Ibu NL isteri kedua Bapak WR selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
59
hidupnya terasa lengkap dan bahagia karena Allah mengijabah do’anya,
para isteri pertama lainnya, ketika mengetahui suami ingin menikah lagi
rasanya sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. “Ketika mengetahui suami
ingin menikah lagi rasanya sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Lagi
pula ibu MW tidak mempunyai anak laki-laki dari suami saya, jadi ibu
Hidup keluarga kami terasa semakin lengkap dengan kehadiran anak laki-
laki dari isteri kedua, ibu MW merasa tidak memberikan hak untuk suami,
jadi tidak ada alasan bagiibu MW tidak menerima ini semua, dengan
keluarga kami, salah satunya bertambah rezeki dan rasa kasih sayang
Negara dan tidak mengetahui juga apabila seorang suami yang ingin
menikah lagi harus mendapat izin dari pengadilan karena perkawinan yang
bapak lakukan dengan saya (isteri kedua) terbilang sah, kan menikah
0
Hasil wawancara dengan Bapak SN selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Ibu MW isteri pertama Bapak SN selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
60
dengan kehadiran anak-anak, suami dan isteri pertama sangat perduli dan
f. Keluarga bapak YN
secara lahir batin, sehingga bapak YNmeminta izin untuk berpoligami dan
menikah lagi, sikap dan sifat isteri pertama berubah total menjadi lebih
harmonis dan bahagia, tidak ada hal-hal yang tidak enak dirasakan yang
perkawinan bapak ya, karena Ibu SM merasa bersalah, selama ini kurang
memperhatikan suami dari segi kebutuhan lahir dan batin, sebabnya itu
0
Hasil wawancara dengan Ibu SU isteri kedua Bapak SN selaku keluarga poligami, di Desa
Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Bapak YN selaku keluarga poligami, di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 13 Juli 2023.
61
salah. Ibu SM menyetujui perkawinan suami yang kedua, dan
sedangkan suaminya sudah memiliki isteri dan suami juga bilang bahwa
isteri pertama menyetujui dengan alasan sikap dan sifatnya yang demikian.
Ya, ibu MA menerima saja perkawinan itu asal tidak ada cekcok nantinya,
dan hubungan kami baik-baik saja sampai sekarang tidak ada yang merasa
di perlakukan tidak adil oleh suami. Kami menikah secara biasa saja
keluarga menurut pandangan anak. Pertama yaitu saudara ega (anak dari
dilakukan oleh orang tuanya, karena pada saat itu ia hanya menerima saja dan
“Ya mengikuti saja yang terpenting keluarga dan kebutuhan serta biaya hidup
tercukupi, sangat marah memang pada saat mendengar bapak ingin menikah
lagi, sempat berfikir bapak tidak mempunyai perasaan, tetapi itu semua tidak
demikian, hubungan kami dengan bapak serta ibu-ibu kami sangat baik.”0
0
Hasil wawancara dengan Ibu SM isteri pertama Bapak YN selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 13 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Ibu MA isteri kedua Bapak YN selaku keluarga poligami, di
Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 13 Juli 2023.
0
Hasil Wawancara dengan saudara Ega anak Bapak PS, pada 10 Juli 2023.
62
Selanjutnya wawancara dengan saudara Abdillah (anak dari bapak SR),
ia menuturkan sama dengan saudara ega, sebagai seorang anak tidak dapat
“Ya pada saat itu kami hanya bisa menerima saja atas keputusan orang tua
kami, dan berfikir positif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan”.0
Berbeda dengan Baehaki (anak dari bapak DR), menurutnya pada saat
“Mana ada sih anak yang mau punya ibu dua apalagi kasih sayang orang tua
terbagi untuk anak yang lain, itu hal dan pemikiran yang wajar terjadi pada
setiap anak tetapi keadaan yang memaksa saya untuk menerima ini semua,
karena saya sebagai anak tidak dapat berbuat apa-apa selain menurut dan
berbakti kepada oarag tua, saya berfikir positif saja bahwa apa yang di
lakukan bapak itu yang terbaik, toh bapak adalah sosok kepala keluarga yang
baik ko.”0
0
Hasil Wawancara dengan saudara Abdillah anak Bapak SR, pada 11 Juli 2023.
0
Hasil Wawancara dengan saudara Baehaki anak dari Bapak DR, pada 11 Juli 2023.
0
Hasil Wawancara dengan saudara Suhaebah anak Bapak WR, pada 12 Juli 2023.
63
tak menerima, tetapi ibu kami banyak menasehati untuk selalu belajar
menerima. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa menerima keadaan ini dan
ternyata hubungan kami menjadi erat satu sama lain.0
menuturkan
“Pada saat itu saya tidak setuju dengan keputusan bapak, ya karena ia
mempunyai hubungan dengan perempuan lain dan ibu juga menyetujui,
setelah orang tua menjelaskan maksud dan tujuan bapak menikah lagi
akhirnya saya mengerti bahwa tujuannya sebenarnya baik dari pada
mempunyai hubungan terlarang, lebih baik ya dengan menikah. Tetapi saya
bersyukur, walaupun bapak mempunyai isteri lagi kebutuhan hidup kami
tercukupi dan tidak terabaikan olehnya, mungkin beliau juga tahu betul
tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.0
65
Menurut Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 57, laki-laki yang
ingin berpoligami harus mendapat izin dari Pengadilan Agama, dalam hal
kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
sebagai istri. Lain halnya dengan istri yang tidak dapat menjalankan
“kurang normal” atautidak sesuai dengan harapan sang suami. 0 Akan tetapi
0
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,
2010), hlm. 126-127.
0
Beni Ahmad Saebani dan Syamsul Falah, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Bandung:
Cv Pustaka Setia, 2011), hlm. 121.
66
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisaa’: 3)
dengan syarat dapat berlaku adil, yaitu adil dalam melayani istri, seperti
urusan nafkah, tempat tinggal, pakaian, giliran, dan segala hal yang
bersifat lahiriah. Jika tidak dapat berlaku adil maka cukup satu istri saja
orang.
anjuran tetapi salah satu solusi yang diberikan kepada mereka yang
Nabi SAW. Anggapan seperti ini tidak dibenarkan, karena tidak semua
Islam, dimana saat itu jumlah laki-laki lebih sedikit dari pada perempuan
sebagai syuhada. Jumlah itu cukup besar untuk ukuran umat yang
67
berjumlah 700 orang, apalagi kondisi tanah Arab saat itu, bahkan sampai
dapat masuk Islam, selain untuk menghindari konflik antar suku dan
meringankan janda dan anak yatim yang saat itu banyak terjadi.0
NO NAMA RESPON
1. Ibu SS Bapak meminta izin untuk menikah lagi
dengan seorang wanita (perawan) dengan
alasan bapak untuk ibadah, lagi pula
perempuan itu adalah perempuan baik dan dia
butuh nafkah dari seorang suami. Pada saat
itu hati saya hancur dan bingung, dan setelah
saya meminta petunjuk kepada Allah saya
rela dan ridho apabila suami saya menikah
lagi, dan kami (isteri pertama dan kedua) di
buatkan rumah masing-masing.
2. Ibu AI Tak sampai hati untuk menerima kenyataan
bahwa suaminya sudah mempunyai isteri,
tetapi karena rasa cinta dan kebutuhan
ekonomi yang mendesak maka dia menerima
perkawinan itu dengan resiko, dia harus
mengalah dalam pembagian waktu
berkunjung suaminya dengan isteri pertama.
3. Ibu RN Setelah mengetahui bapak untuk meminta
izin menikah lagi, ya rasanya seperti mimpi
yang buruk buat saya, tetapi saya
memikirkannya lebih matang karena pada
saat itu finansial suami sedang naik jadi
suami berpikir menambah isteri adalah pahala
dan saya pun menerima keputusan bapak
asalkan dapur dan anak-anak terpenuhi.
4. Ibu NN Ya mau bagaimana lagi saya mencintai bapak
dan waktu itu isteri pertama juga setuju, yang
0
Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan Dalam Berbagai Persfektif, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2012), hlm. 284.
68
terpenting kami isteri pertama dan kedua
saling pengertian, sampai sekarang hidup
keluarga saya dan anak-anak terpenuhi dalam
segi kebutuhan sehari-hari, lagi pula isteri
pertama juga sudah menganggap saya sebagai
saudara.
5. Ibu IS Saya menurut saja dengan apa keputusan
bapak dan tindakan bapak adalah pasti baik
untuk keluarga karena bapak tahu betul ilmu
Agama dan pasti itu pilihan terbaik apabila
bapak menikah lagi dan sampai sekarang
kami hidup rukun dan bahagia.
6. Ibu WT Saya sangat menghormati bapak dan isteri
pertamanya, ketika ada izin dari isteri
pertama, ya saya bersyukur karena saya dan
anak saya sangat membutuhkan sosok kepala
keluarga, apalagi isteri pertama bersikap
sangat hangat dengan keluarga saya, sehingga
hubungan di antara keluarga kami menjadi
lebih erat saja dalam hal apapun.
7. Ibu RH Poligami yang dilakukan bapak tidak diputus
di Pengadilan karena baik bapak maupun
saya tidak mengerti yang namanya Undang-
undang perkawinan. Jadi, bapak menikah
menurut hukum Islam saja. Walaupun
demikian, hubungan perkawinan kami baik-
baik saja sampai sekarang.
8. Ibu NL Yang saya tahu ketika suami dapat berlaku
adil untuk berpoligami ya silahkan saja. Lagi
pula hubungan saya dan keluarga besar isteri
pertama baik-baik saja, tidak ada hal yang
membuat kami merasa tidak bahagia.
9. Ibu MW Ketika mengetahui suami ingin menikah lagi
rasanya sudah tidak dapat berkata apa-apa
lagi. Lagi pula saya tidak mempunyai anak
laki-laki dari suami saya, jadi saya harus
menerima dengan ikhlas demi kebahagiaan
saya dan bapak.
10. Ibu SU Saya tidak mengetahui tentang Undang-
undang perkawinan yang sudah diatur oleh
Negara dan tidak mengetahui juga apabila
seorang suami yang ingin menikah lagi harus
mendapat izin dari pengadilan karena
perkawinan yang bapak lakukan dengan saya
(isteri kedua) terbilang sah, kan menikah
dengan hukum Islam yang berlaku.
69
11. Ibu SM Saya menyetujui perkawinan bapak ya,
karena saya merasa bersalah, selama ini saya
kurang memperhatikan suami dari segi
kebutuhan lahir dan batin, dan pada akhirnya
saya menyadari bahwa kelakuan saya itu
salah.
12. Ibu MA Saya merasa bingung dengan permintaan
suami untuk menikahi saya, sedangkan suami
saya sudah memiliki isteri dan suami juga
bilang bahwa isteri pertama menyetujui
dengan alasan sikap dan sifatnya yang
demikian. Ya, saya menerima saja
perkawinan itu asal tidak ada cekcok nantinya
Berdasarkan tabel diatas suami yang berpoligami telah mendapatkan
kedua dengan alasan anak-anak dari istri kedua masih kecil dan butuh
syarat:
Tahun 1974 dapat dipahami bahwa suami harus meminta izin dari istri,
70
dan istri memiliki hak untuk memberi atau tidak memberi izin kepada
persetujuan istri dan mampu berlaku adil, meskipun terkadang ada cekcok.
NO NAMA RESPON
1. Ega Ya mengikuti saja yang terpenting keluarga
dan kebutuhan serta biaya hidup tercukupi,
sangat marah memang pada saat mendengar
bapak ingin menikah lagi, sempat berfikir
bapak tidak mempunyai perasaan, tetapi itu
semua tidak demikian, hubungan kami dengan
bapak serta ibu-ibu kami sangat baik.
2. Abdillah Ya pada saat itu kami hanya bisa menerima
saja atas keputusan orang tua kami, dan
berfikir positif agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
3. Baehaki Kami (anak-anak) sangat tidak setuju dengan
perkawinan bapak, sempat terjadi kesenjangan
di antara keluarga, kami sangat kasihan melihat
ibu di permainkan saat itu beranggapan
demikian, tetapi semua itu kami kembalikan
lagi kepada ibu kami apakah menerima atau
tidak, ya dengan segala resiko dan kebahagiaan
di masa depan ibu menerima, pada akhirnya
kami pun menerima walaupun dengan berat
hati.
4. Suhaebah Mana ada sih anak yang mau punya ibu dua
apalagi kasih sayang orang tua terbagi untuk
71
anak yang lain, itu hal dan pemikiran yang
wajar terjadi pada setiap anak tetapi keadaan
yang memaksa saya untuk menerima ini
semua, karena saya sebagai anak tidak dapat
berbuat apa-apa selain menurut dan berbakti
kepada oarag tua.
5. Kurniawan Saya sangat tidak setuju dengan perkawinan
poligami, apa jadinya kehidupan masa depan
ketika orang tua seperti itu, karena masyarakat
berpandangan berbeda dengan hal ini, tetapi
hati saya memberontak kepada ibu juga kenapa
mau menerima juga bapak menikah lagi, ya
karena alasan bapak ingin membantu
kehidupan istri kedua. Walaupun dari segi
ekonomi dan biaya kami sebagai seorang anak
tercukupi.
6. Jubaedah Pada saat itu saya tidak setuju dengan
keputusan bapak, ya karena ia mempunyai
hubungan dengan perempuan lain dan ibu juga
menyetujui, setelah orang tua menjelaskan
maksud dan tujuan bapak menikah lagi
akhirnya saya mengerti bahwa tujuannya
sebenarnya baik dari pada mempunyai
hubungan terlarang, lebih baik ya dengan
menikah. Tetapi saya bersyukur, walaupun
bapak mempunyai isteri lagi kebutuhan hidup
kami tercukupi dan tidak terabaikan olehnya,
mungkin beliau juga tahu betul tanggung
jawabnya sebagai seorang ayah.
Berdasarkan tabel diatas anak-anak yang bapaknya berpoligami tidak
tidak dapat berlaku adil dan lebih cenderung dengan istri kedua dan anak-
anak dari istri kedua, sehingga timbul kebencian dalam diri anak terhadap
72
Sudah menjadi keharusan bagi orang tua untuk membimbing dan
kedua istri dan anak-anaknya, harus sama dan tidak boleh ada
0
Baiq Ety Astriana, “Dampak Poligami Terhadap Keberlangsungan Pendidikan Anak Di
Desa Montong Terep Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah”, Mataram: El-Hikmah,
Volume 6, Nomor 2, Desember 2012, h. 41-43.
73
Dari sinilah dapat terlihat bahwasanya tidak nampak sebuah
keharmonisan dalam keluarga namun jika tidak adanya perhatian dan kasih
tetap membutuhkan sebuah perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah
pernah adanya sosialisasi dari instansi yang bersangkutan. Tetapi yang saya
baik-baik saja, sepertinya tidak ada hal-hal yang membuat mereka harus
bertengkar atau hal yang negatif lainya, dilihatnya adem-adem saja begitu0.
0
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Yogyakarta: UIN
MalangPress,2008), hlm. 73
0
Hasil wawancara dengan Bapak Karyono selaku Kepala Desa Sanguwatang Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
74
Agama), perkawinan sekarang dengan dahulu sudah berbeda. Orang-orang
yang menikah dahulu kebanyakan dari mereka belum mengetahui sama sekali
penting perkawinannya itu tercatat dan diakui atau tidak, yang penting
tokoh Agama, kantor KUA dan begitupun aparatur desa yang seharusnya
berlaku adil. Dengan adanya Islam, syarat dan batasan diterapkan dalam
isteri, maka Nabi bersabda kepadanya “pilihlah empat diantara mereka dan
tinggalkan (ceraikan) yang lainnya.”Hal yang sama terjadi bagi orang yang
0
Hasil wawancara dengan Bapak Khoirul Umam selaku Amil di Desa Sanguwatang
Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 13 Juli 2023.
0
Hasil wawancara dengan Bapak H. Nasrulloh selaku Tokoh Masyarakat di desa
Sanguwatang, Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 14 Juli 2023.
75
Begitu juga dengan bapak Warto selaku ketua RT, menurutnya
pengantar dari desa bahwa ia ingin menikah lagi dan jarang dari mereka
mengatur poligami.0
rasa aman dan damai dalam kehidupan rumah tangga yang di jalani, rasa
saling percaya dan menjaga komitmen antara pasangan baik itu isteri pertama
sebagai anak tidak dapat membantah ataupun menghakimi orang tua. Oleh
karena itu menurut mereka, keluarga sakīnah yaitu apabila orang tua
mengerti akan maksud dan tujuan dari perkawinan poligami itu, mereka
0
Hasil wawancara dengan Bapak Warto selaku Ketua RT di desa Sanguwatang, Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 15 Juli 2023.
76
kriteria poligami harus di penuhi yaitu apabila sudah mampu dari segi
untuk dibahas sampai saat ini, begitu banyak faktor dan alasan yang
yang kuat untuk mempertahankan nilai-nilai religi yang menjadi dasar semua
ketentraman rumah tangga tersebut. Niat yang tulus dan kemauan yang tidak
kenal lelah sangat menentukan, karena pada dasarnya poligami bagi seorang
suami adalah medan jihad yang panjang dan bagi isteri kadang dapat diartikan
lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan
0
Hasil wawancara dengan para pelaku poligami di desa Sanguwatang Kecamatan
Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 10-14 Juli 2023.
77
pada masyarakat bangsa tersebut.0 Itulah antara lain yang menjadi sebab sehingga
individu serta kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Terkait hal ini, bisa
ditemukan dalam puluhan ayat al-Qur’an dan ratusan hadis Nabi Muhammad
insan dan hendaknya darinya dapat ditarik pelajaran berharga. 0 Terkait hal ini al-
ِل
َو ِم ْن آَياِتِه َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن َأنُفِس ُك ْم َأْز َو اجًا ِّلَتْس ُك ُنوا ِإَلْيَه ا َو َجَعَل َبْيَنُك م َّم َو َّدًة َو َر َمْحًة ِإَّن يِف َذ َك
﴾٢١﴿ آَل َياٍت ِّلَق ْو ٍم َيَتَف َّك ُر وَن
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”
Islam sebagai agama yang tujuan utamanya adalah kebahagiaan di dunia dan
0
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat), (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 253.
0
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat), ..., hlm. 253.
78
yang baik akan melahirkan keluarga yang baik, sebaliknya pribadi yang rusak
baik, maka akan melahirkan negara yang baik. Manusia diberi mandat atau
yang baik. Dengan kata lain, ia harus mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan
mampu pula melestarikan alam ini. Karena alam yang diciptakan Allah ini
bukanlah alam yang siap pakai, tetapi ia harus diolah dan dibangun oleh manusia
menjadi suatu alam yang baik. Adanya anggapan alam ini sebagai suatu tempat
yang siap pakai, merupakan suatu kekeliruan. Anggapan yang menyesatkan ini
mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-
Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan, rahmat, dan
yang dijalankan dengan bermusyawarah antara suami, istri, dan anak-anak. Semua
0
Sirajuddin Zar, Konsep Keluarga Dalam Agama Islam, dalam,
http://www.academia.edu, diakses 18 Juli 2023.
79
mengedepankan perasaan dan akal yang terbuka. Apabila terjadi perselisihan
dalam hal apa saja, tempat kembalinya berdasarkan Allah (Al-Qur’an) dan Rasul
mengutamakan pembinaan individu dan keluarga. Hal ini wajar karena keluarga
merupakan prasyarat baiknya suatu bangsa dan negara. Apabila semua keluarga
Keluarga sakīnah tidak terlepas dengan etika yang mesti dijalankan bersama
prinsip moralitas. Prinsip moralitas inilah yang disebut dengan akhlak. Akhlak
manusia.0 Sehingga bila akhlak tidak dipatuhi, tentulah masyarakat akan berubah
oleh keluarga adalah a) selalu menjaga dan memperhatikan cara pandang individu
menanamkan kebiasaan yang baik dan benar untuk mencapai cita-cita tersebut. d)
Sebagai modal dalam masyarakat yang menjadi acuan baik untuk ditiru dan
ditemukan beberapa hal yang mesti dilakukan agar keluarga poligami menjadi
dengan yang lain.0 Hal ini sesuai dengan firman Allah surat al-Baqarah [2]
ayat 228 yang artinya: “…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami,
yang sama dengan suami. Meskipun, suami memiliki setinggat lebih tinggi,
0
Darmansyah M, Ilmu Sosial Dasar, Usaha Nasional, (Surabaya Indonesia, 1986), hlm. 79.
0
Abu Qurroh, Pandangan Islam Terhadap Pernikahan Melalui Internet, (Jakarta: PT
Golden Terayon Press, 1997), hlm. 30.
81
yakni menjadi kepala rumah tangga. 0 Dengan demikian, suami mempunyai
rumah tangga. Allah SWT dalam hal ini berfirman surat an-Nisa [4]: 34 yang
berbunyi:
ِهِل ِم
الِّر َج اُل َقَّو اُم وَن َعَلى الِّنَس اء َمِبا َفَّض َل الّل ُه َبْع َض ُه ْم َعَلى َبْع ٍض َو َمِبا َأنَفُق وْا ْن َأْم َو ا ْم
َفالَّص اَحِلاُت َقاِنَت اٌت َح اِفَظ اٌت ِّلْلَغْيِب َمِبا َح ِف َظ الّل ُه َو الَّاليِت َخَتاُفوَن ُنُش وَز ُه َّن َفِعُظ وُه َّن
َو اْه ُج ُر وُه َّن يِف اْلَم َض اِج ِع َو اْض ِر ُبوُه َّن َف ِإْن َأَطْع َنُك ْم َفَال َتْبُغ وْا َعَلْيِه َّن َس ِبيًال ِإَّن الّل َه َك اَن َعِلّي ًا
﴾٣٤﴿ َك ِبريًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka
janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa saja hak suami dan istri?.
Hak dan kewajiban suami istri bisa kita lihat di dalam pasal 32 sampai pasal
sebagai berikut:
ِإَّنا َعَر ْض َنا اَأْلَم اَنَة َعَلى الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اِجْلَب اِل َف َأَبَنْي َأن ْحَيِم ْلَنَه ا َو َأْش َفْق َن ِم ْنَه ا َو َمَحَلَه ا
﴾٧٢﴿ اِإْل نَس اُن ِإَّنُه َك اَن َظُلومًا َجُه وًال
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”
sosok yang paling baik untuk mendidik anak agar anak menjadi anak yang
0
Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqih Wanita Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1991),
hlm. 105.
83
2. Mendidik Keluarga
َو َو َّص ْيَنا اِإْل نَس اَن ِبَو اِلَد ْيِه ُحْس نًا َو ِإن َج اَه َد اَك ِلُتْش ِر َك يِب َم ا َلْيَس َلَك ِبِه ِعْلٌم َفاَل ُتِط ْع ُه َم ا ِإَّيَل
﴾٨﴿ َمْر ِج ُعُك ْم َفُأَنِّبُئُك م َمِبا ُك نُتْم َتْع َم ُلوَن
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Rasa kasih sayang, rasa aman dan bahagia serta perhatian yang
berbagai persoalan hidupnya. Sebab, ibu bapak adalah orang pertama yang
membalikkan telapak tangan. Maka peran orang tua sangat dinantikan dalam
mendidik masa depan anak-anaknya. Orang tua tidak boleh lalai dalam
0
M. Nipan Abdul Halim, Mendidik Kesalehan Anak (Akikah, Pemberian Nama, Khitan dan
Maknanya), (Jakarta: Putaka Amani, 2001), hlm. 142.
84
mendidik anak-anaknya, bila lalai akan berakibat fatal terhadap
transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil
kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Hal ini didasarkan pengalaman dan penelitian para pakar, yang
kanak. Pada masa-masa ini anak tidak akan tunduk pada pengaruh komunitas
lain selain keluarganya. Lagi pula, pada masa tersebut anak sangat mudah
pada masa tersebut pula minim pengalaman dan lemah keinginan sehingga
kebutuhan fisik dan mentalnya. Alasan lain, karena proses pengajaran pada
kecerdasan buah hatinya. Hal ini karena kualitas keluarga atau kehidupan
0
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, 26 Dosa Istri Yang Meresahkan Hati Suami, (Solo:
Kiswah Press, 2010), hlm. 94.
0
Mahmud Muhammad al-Jauhari dan Muhammad Abdul Hakim Khayyal, Membangun
Keluarga Qur’ani: Panduan Untuk Wanita Muslimah, (Jakarta: Amzah, 2000), hlm. 20.
85
keluarga jelas memainkan peranan paling besar, sehingga anak-anak tidak
tumbuh menjadi anak yang liar, nakal dan tidak mudah diatur. Anak-anak
faktor, diantaranya:
orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing-
c. Anak-anak tidak pernah mendapatkan latiha fisik dan mental yang sangat
benci, dendam, sehingga mereka mencari jalan keluar dengan mencari teman-
orang tua akan selalu merasa tidak nyaman, merasa kehilangan tempat
86
berbohong dan mencuri untuk menarik perhatian dan mengganggu orang
lain.0
Sebab itulah, Islam memberikan arahan kepada orang tua, untuk selalu
rentetan seperti tulah manusia berprilaku, baik perilaku yang positif maupun
tingkat yang lebih tinggi. Namun intelegensi saja tidaklah cukup, melainkan
harus diikuti dengan nurani yang tajam dan bersih. Nurani (mata batin, akal
bukanlah melepaskan diri dari kendali rohani dan akal sehat, melainkan upaya
untuk menenangkan diri sendiri atas dorongan naluriah yang negative dan
destruktif.0
0
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2010), hlm. 59-60.
0
Fuad Hassan, Manusia dan Citranya, (Surabaya: Express, t.t.), hlm. 37.
0
Umar Shihab, Kontekstualisasi Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam
Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), hlm. 110.
87
3. Menerapkan Prinsip 4 M (Saling Menerima, Menghargai, Mempercayai dan
Melengkapi)
Suami istri harus saling menerima satu sama lain. Suami istri laksana
satu tubuh dua nyawa. Satu sama lain saling membutuhkan dan melengkapi.
akan menjadi dinamis sehingga rasa rasa sayang, cinta dan kasih akan tumbuh
dan mekar bersemi. Sehingga tujuan dari pernikahan, yakni memenuhi fitrah
begitu pula dengan suami terhadap istrinya ketika ia sedang berada di luar
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Akan tetapi jika suami istri saling
mempercayai, maka kemerdekaan dan kemajuan akan meningkat, serta hal ini
Tidak ada manusia yang sempurna (no body perpect), inilah slogan
yang pas untuk pasangan suami istri. Bahwa semua manusia yang ada di
0
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-Undang
No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 27.
88
kelebihan masing-masing bisa dijadikan sebagai kekuatan untuk saling
melengkapi. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS al-Baqarah [2]: 187
yang berfungsi untuk menutup aurat, melindungi diri dari panas dan dingin,
menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika istri mempunyai suatu
sebaliknya. Jika istri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke
suami, suami juga harus tampil membanggakan istri, jangan terbalik di luaran
tampil menarik orang banyak, di rumah “tak menggairahkan, jorok dan tak
4. Hubungan Akrab: Menjalin Ikatan Cinta Antara Anak dan Orang Tua
Hak dan kewajiban antara orang tua dengan anak diatur dalam pasal 45
sampai dengan pasal 49 UU Nomor 1 Tahun 1974. Hak dan kewajiban orang
a. Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak anak mereka sebaik-
baiknya. Kewajiban orang tua berlaku sampai anak itu kawin atau dapat
berdiri sendiri (pasal 45 ayat (1) dan ayat(2) UU Nomor 1 Tahun 1974).
b. Anak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang
baik (pasal 46 ayat(1) UU Nomor 1 Tahun 1974).
c. Anak wajib memelihara dan membantu orang tuanya, manakala sudah tua
(pasal 46 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974).
d. Anak yang belum dewasa, belum pernah melangsungkan perkawinan, ada
di bawah kekuasaan orang tua (pasal 47 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun
1974).
89
e. Orang tua mewakili anak di bawah umur dan belum pernah kawin
mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan (pasal
47 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974).0
tua dan anak menjalin komunikasi dan mengikat batin antar mereka. Dengan
pola komunikasi yang baik, membentuk anak akan lebih mudah. Sebab
diibaratkan bahan baku untuk membuat kue, bila bahan bakunya sudah
lengkap, adonannya bagus sesuai dengan resep, maka hasilnya pun akan
sesuai dengan resepnya, namun bila yang diadon tidak sesuai dengan serep,
maka hasilnya pun tidak karuan dan acak-acakan. 0 Untuk bisa membuat
adonan yang sesuai harapan, komunikasi efektif menjadi salah satu cara yang
perlu dilakukan.
Dalam Al-Qur’an, pola komunikasi efektif antara orang tua dan anak,
Shaffat ayat 100-102,) menjelaskan bahwa komukasi antara Nabi Ibrahim dan
orang tua dan anak, mengajarkan cara menjalin komunikasi yang baik, yakni
sikap mendukung.0
0
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-Undang
No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, ..., hlm. 27.
0
Abdul Qodir Zaelani, “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Yuridis dan Psikologi
Pendidikan”, Asas, Vol. 6, No. 2 (2014), hlm. 36.
0
Siti Zainab, “Komunikasi Orang Tua-Anak dalam Al-Quran (Studi Terhadap QS. Ash-
Shaffat ayat 100- 102)”, Jurnal NALAR, Vol 1, No 1, (2017), hlm. 52-54.
90
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tangga dengan saling pengertian dan saling menghargai satu sama lain, serta
tercukupi kebutuhan lahir dan batin. Para pelaku poligami hanya mengetahui
akan kebolehan dalam berpoligami, yang mana hanya memandang dari segi
Agama dan kemudian tidak dicatatkan di KUA yang mana hal tersebut
bukan hanya pemenuhan kebutuhan fisiologi, psikologi dan lainnya, tapi juga
harus jelas visi dan misi dalam berkeluarga. Konsep keluarga sakīnahbagi
membumikan etika yang baik oleh anak kepada orang tua. Bila kesemua ini
B. Saran
1974, sehingga tidak terjadi praktik poligami yang kurang sesuai dengan
2. Kepada pihak desa, akademisi dan Kantor Urusan Agama dan Pengadilan
poligami baik dari segi prosedur, materi ataupun proses administerasi kepada
93
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adi, Rianto.Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Edisi 1. Jakarta: Granit, 2004.
al-Hamd, Muhammad bin Ibrahim.26 Dosa Istri Yang Meresahkan Hati Suami.
Solo: Kiswah Press, 2010.
Basyir, Abu Umar Poligami Anugrah yang Terdzalimi. Solo: Rumah Dzikir,
2010.
Danuri.PertambahanPendudukdanKehidupanKeluarga.Yogyakarta:LPPKIKIP,19
76.
94
Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Tarjamah. Bogor: Departemen Agama RI.
2007.
95
Nuruddin, Amiur. dan Azhari Akmal Tarigan.Hukum Perdata Islam di Indonesia.
Jakarta: Kencana, 2006.
Qaimi, Ali.Single Parent Peran Ganda Ibu dalam Mendidik Anak. Bogor:
Cahaya, 2003.
96
Syahrur.Nahw Ushul Jadidah lli al-Fiqh al-Islami. Damaskus: al-Ahali li ath-
Thiba’ah wa an-Nasyr wa at-Tawzi’, 2000.
Jurnal
Zaelani, Abdul Qodir. “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Yuridis dan Psikologi
Pendidikan”.Asas. Vol. 6, No. 2 2014.
Zaelani, Abdul Qodir.dan Issusanto, dan Abdul Hanif. “Konsep Keluarga Sakīnah
Dalam Al-Qur'an”.El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic
Family Law. Vol. 2, No. 2, 2021. https://doi.org/10.24042/el-
izdiwaj.v2i2.10897.
Zainab, Siti. “Komunikasi Orang Tua-Anak dalam Al-Quran (Studi Terhadap QS.
Ash-Shaffat ayat 100- 102)”.Jurnal NALAR. Vol 1, No 1, 2017.
Karya Ilmiah
Fathurrohman. “Status Poligami lebih dari Empat (Studi Kasus Terhadap Kustoro
Rahardjo di Pemalang)”.Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
97
Imamah, Ade Irma. “Konsep Keluarga Sakīnah Bagi Perkawinan Poligami (Studi
Kasus di Desa Sanguwatang Kecamatan Parung Kabupaten Bogor)”.Skripsi.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Sufiyan, Ahmad. “Adil sebagai Syarat Permohonan Izin Poligami (Studi atas
Persepsi Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur)”.Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
98
Hasil wawancara dengan Bapak SN selaku keluarga poligami, di Desa
Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga, pada 12
Juli 2023.
Hasil wawancara dengan Ibu AI selaku isteri kedua Bapak PS selaku keluarga
poligami, di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten
Purbalingga, pada 10 Juli 2023.
Hasil wawancara dengan Ibu NN isteri kedua Bapak SR selaku keluarga poligami,
di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga,
pada 11 Juli 2023.
99
Hasil wawancara dengan Ibu RN isteri pertama Bapak SR selaku keluarga
poligami, di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten
Purbalingga, pada 11 Juli 2023.
Hasil wawancara dengan Ibu SU isteri kedua Bapak SN selaku keluarga poligami,
di Desa Sanguwatang Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga,
pada 12 Juli 2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Abdillah anak Bapak SR, pada 11 Juli 2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Baehaki anak dari Bapak DR, pada 11 Juli
2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Ega anak Bapak PS, pada 10 Juli 2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Jubaedah anak Bapak YN, pada 13 Juli 2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Kurniawan anak Bapak SN, pada 12 Juli 2023.
Hasil Wawancara dengan saudara Suhaebah anak Bapak WR, pada 12 Juli 2023.
Lain-lain
http://qultummedia.com/55-kabar-qultum/review/701-konsep-membangun-
keluarga- sakinah-dan-sejahtera, diakses 18 Juli 2023.
https://m.detik.com/hot/celeb/d-3487947/potret-akur-poligami-ustad-arifin-ilham-
sebut-2-istrinya-bidadari. Diakses Pada, 12 Mei 2023. Pukul, 20:44 WIB.
100
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara Kepala Desa Sanguwatang
1. Kapan Desa Sanguwatang berdiri?
2. Bagaimana pendapat bapak mengenai perkawinan poligami?
3. Menurut bapak bagaimana perkawinan poligami itu, sah atau tidak?
4. Bagaimana kedudukan Perkawinan poligami tersebut dari sudut pandang
hukum Islam dan hukum positif?
5. Mengapa masih banyak orang yang melakukan perkawinan poligami, faktor-
faktor apa yang melatarbelakangi mereka sehingga melakukan perkawinan
poligami?
6. Apakah masyarakat tahu undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1974
tentang kebolehan berpoligami ?
7. Pernahkah dari pihak desa mensosialisasikan tentang pentingnya perkawinan
yang sesuai dengan Undang-undang No 1 Tahun 1974?
8. Apakah keluarga poligami ini melakukan perkawinanya mendapatkan izin
dari Pengadilan Agama?
9. Bagaimana pandangan bapak tentang keluarga yang melakukan perkawinan
poligami?
Wawancara Masyarakat dan Tokoh Masyarakat
1. Bagaimana pendapat bapak mengenai perkawinan poligami?
2. Menurut bapak bagaimana perkawinan poligami itu, sah atau tidak?
3. Bagaimana kedudukan Perkawinan poligami tersebut dari sudut pandang
hukum Islam dan hukum positif?
4. Mengapa masih banyak orang yang melakukan perkawinan poligami, faktor-
faktor apa yang melatarbelakangi mereka sehingga melakukan perkawinan
poligami?
5. Apakah masyarakat tahu undang-undang Perkawinan No 1 Tahun 1974
tentang kebolehan berpoligami?
6. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap perkawinan poligami ini?
Wawancara Pelaku Perkawinan Poligami (Suami)
1. Apakah bapak setuju dengan poligami?
2. Bentuk perkawinan yang paling baik monogami atau poligami? Mengapa?
3. Apakah poligami itu seperti “jalan darurat” untuk keadaan tertentu?
4. Apa alasan bapak berpoligami?
5. Apakah tujuan bapak berpoligami itu untuk menghindari zina, dakwah
islamiyah, tujuan politik, dan mendapatkan keberkahan dari Allah?
6. Apakah bapak setuju bahwa poligami bisa memberikan keberkahan dalam
rizki karena memotivasi untuk bekerja lebih keras? Mengapa?
7. Apakah isteri bapak Setuju untuk di poligami? Mengapa?
8. Apakah menurut bapak bahwa wanita yang dapat di poligami adalah wanita
yang mengerti ilmu agama?
9. Apakah bapak Setuju bahwa keluarga poligami itu adalah keluarga yang tidak
baik dan tidak harmonis? Mengapa?
10. Apakah bapak Setuju bahwa poligami itu adalah tindakan yang tidak adil
terhadap kaum perempuan? Mengapa?
11. Bagaimana cara bapak membentuk rumah tangga ini menjadi keluarga
sakinah dalam poligami?
12. Apakah bapak Setuju bahwa orang yang berkeinginan poligami itu harus
mengerti betul ilmu agama? Mengapa?
13. Apakah bapak Setuju bahwa poligami itu lebih banyak negatifnya ketimbang
positifnya? Mengapa?
14. Bagaimana tanggapan bapak bahwa poligami itu di haramkan menurut
pendapat sebagian orang?
15. Apakah bapak setuju apabila pemerintah mengharamkan poligami?Mengapa?
Wawancara Pelaku Perkawinan Poligami (Isteri)
1. Apakah ibu setuju dengan poligami?
2. Bentuk perkawinan yang paling baik monogami atau poligami? Mengapa?
3. Apakah poligami itu seperti “jalan darurat” untuk keadaan tertentu?
4. Alasan ibu mau di poligami?
5. Menurut ibu apa alasan isteri kedua/ketiga/keempat suami ibu mau menikah
dengan seorang suami ibu/yang sudah mempunyai isteri?
6. Dampak poligami terhadap rumah tangga ibu.
a. Apakah keuntungan keluarga ibu?
b. Kesulitan dan tantangan apa yang dihadapi keluarga ibu?
7. Apakah ibu Setuju bahwa poligami itu berpengaruh negative bagi keluarga
ibu dalam kehidupan bermasyarakat? Mengapa?
8. Apakah ibu Setuju bahwa keluarga poligami itu adalah keluarga yang tidak
baik dan tidak harmonis? Mengapa?
9. Apakah ibu Setuju bahwa poligami itu adalah tindakan yang tidak adil
terhadap kaum perempuan? Mengapa?
10. Apakah ibu Setuju bahwa orang yang berkeinginan poligami itu harus
mengerti betul ilmu agama? Mengapa?
11. Apakah ibu Setuju bahwa poligami itu lebih banyak negatifnya ketimbang
positifnya? Mengapa?
12. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan terdapat
aturan yang harus dipenuhi sebelum seseorang melakukanpoligami. Apakah
syarat-syarat itu telah dipenuhi sebelum suami andaberpoligami?seperti:
a. Haruskah ada persetujuan dari isteri-isteri?
b. Haruskah adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-
isteri dan anak-anaknya?
c. Haruskah adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-
keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anaknya?
d. Haruskah seorang isteri mempunyai kekurangan? Misalnya, tidak mampu
menjalankan kewajibannya sebagai seorang isteri, isteri mendapat cacat
badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; atau isteri tidak dapat
melahirkan keturunan?