ANAK
ANAK
ANAK
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebutkan bahwa 3,9 juta orang yang meninggal setiap tahun disebabkan
oleh ISPA (WHO, 2013a), +1,4 juta anak diantaranya meninggal karena
(Kemkes RI, 2009) dan salah satu penyebab utama kematian anak-anak di
Episode penyakit batuk pilek pada anak usia dibawah lima tahun
(Kemkes RI, 2012). Pada banyak negara berkembang, lebih dari 50%
pernafasan akut, yakni infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru. Salah
satu yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk
1
2
banyak masalah kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi dan kurang gizi masih
bahwa ISPA menempati peringkat pertama 10 penyakit utama pasien rawat jalan di
Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut
menunjukkan penurunan yang lambat dibandingkan AKB pada tahun 2007, yaitu 34
per 1000 kelahiran hidup (Kemkes RI, 2013). AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun
sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2012). Hal ini
berlawanan dengan tujuan MDGs yang seharusnya turun, namun angka ini sudah
memenuhi angka target MDGs ke-4, dimana tahun 2015 yaitu AKB sebesar
banyaknya balita terkena ISPA, imunisasi DPT yakni imunisasi yang diberikan
agar balita tidak rentan terkena Infeksi Saluran Pernafasan. Diperkirakan kasus
pertusis sejumlah 51 juta dengan kematian lebih dari 600.000 orang, namun
hanya 1,1 juta penderita dilaporkan dari 163 negara dalam tahun 1983. Hampir
prevalensi nasional ISPA 25,5%, dan khusus untuk Jawa Tengah memiliki angka
prevalensi lebih tinggi dari angka nasional yaitu 29,1%. Prevalensi di atas Provinsi
Sragen yaitu 32,5% (Kemkes, 2009). Hasil riset terbaru menunjukkan penurunan
prevalensi nasional dari 25,5% menjadi 25,0% dan prevalensi provinsi Jawa Tengah
Jabung Plupuh Sragendidapatkan data dari rekam medik selama tahun 2014,
pada bulan Januari 2014 sampai September 2014 terdapat jumlah kasus balita
sakit sebanyak 350 balita dengan 145balita dengan febris (41,43 %), balita
dengan ISPA sebanyak 148 balita (42,29%), balita dengan diare sebanyak 33
balita dengan ISPA diketahui balita dengan ISPA ringan 105 balita, balita
dengan judul “Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. Aumur 3 tahun dengan
B. Perumusan Masalah
balita sakit pada An. umur dengan ISPA Ringan di RSU AL-FATAH
Varney?”
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan balita sakit pada An. A dengan ISPA
2. Tujuan Khusus
a. Penulis Mampu
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA ringan dalam situasi yang
nyata.
2. Bagi Profesi
kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
a. Definisi
jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
b. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri dan
(Wijayaningsih, 2013).
mudah terjangkiti ISPA. Rendahnya asupan gizi, status gizi kurang dan
c. Patofisiologi
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
1) ISPA ringan.
c) Telinga berair
d) Tenggorokan merah
15
2) ISPA sedang
3) ISPA berat
lebih.
cepat.
klasifikasi penyakityaitu :
untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan
kesadaran menurun.
antara lain:
1) Usia
(Wijayaningsih, 2013).
3) Imunisasi
kurang baik dan tata letak rumah yang kurang sesuai. Selain itu asap
rokok yang terdapat pada udara rumah juga dapat menjadi salah satu
waktunya di rumah.
dan oksigen.
nipis atau kencur atau obat batuk lain yang tidak mengandung
antihistamin.
atau asetosal.
21
2012).
1) Data Subyektif
a) Identitas
(9) Pekerjaan
(10)Alamat
b) Keluhan datang
c) Keluhan utama
ISPA
d) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Imunisasi
(2) Riwayat kesehatan keluarga
26
2) Data Obyektif
1) Kulit
2) Kepala
3) Muka
31
4) Mata
(Priharjo, 2007).
5) Telinga
6) Hidung
7) Mulut
(Matondang, 2013).
8) Leher
9) Dada
10) Perut
kembung.(Matondang, 2013).
11) Ekstremitas
2013).
1) Diagnosa kebidanan
2) Masalah
terjadi pada ISPA ringan adalah anak rewel dan susah tidur
(Wijayaningsih, 2013).
3) Kebutuhan
d. Langkah IV : Antisipasi
tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau
f. Langkah VI : Pelaksanaan
3. Data perkembangan
digunakan dalam asuhan kebidanan pada balita dengan ISPA ringan adalah
S : Subjektif
O : Objektif
(Rismalinda, 2014).
38
A : Assesment
P : Planning
Planning adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang
(Rismalinda, 2014).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembahasan pada asuhan kebidanan pada An. A umur 1 tahun dengan ISPA
ringan di BPS Ngudi Waras Jabung Plupuh Sragen maka penulis mengambil
kesimpulan :
1. Pengkajian pasien ISPA ringan dengan melibatkan ibu dan keluarga serta
dan kebutuhan diperlukan data yang cukup mendukung yaitu data dasar
yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Sehingga diagnosa
anak menjadi rewel dan susah tidur, dan kebutuhan pada kasus ini adalah
3. Diagnosa potensial pada kasus balita sakit dengan ISPA ringan yaitu
potensial terjadi kekambuhan ISPA sedang atau berat, tetapi pada kasus ini
74
75
sakit dengan ISPA ringan adalah dengan memberikan terapi amox syrup3x1
sehari 1 sendok teh dan peacedine syrup 3x1 sehari 1 sendok teh.
keluarga.
7. Evaluasi dilakukan selama satu minggu dari 7-15 Mei 2015 sehingga
8. Ada kesenjangan antara teori dan praktek, namun tidak terlalu signifikan
B. Saran
1. Bagi Profesi
sakit dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) agar balita dapat
Ibu dan keluarga diharapkan dapat mengenali tanda – tanda gejala ISPA
3. Bagi Institusi
a. BPS
(ISPA) Ringan.
b. Pendidikan / Institusi