Ringkasan Skripsi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, SANKSI

PERPAJAKAN, DAN PATRIOTISME TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK


UMKM DI SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Disusun oleh:

Iqbal Wahyu Permana

111729522

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA

2022
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Latar Belakang

Bidang perpajakan merupakan sumber penerimaan yang terbesar bagi negara Indonesia. Pajak
yaitu sumbangsih yang harus diberikan kepada Negara yang mana terutang tiap individu atau
badan yang sifatnya memaksa dengan dasar Undang-Undang di mana tidak mendapatkan umpan
balik langsung dan dipakai demi kebutuhan Negara untuk kesejahteraan rakyat. Pajak yakni
muara utama dalam pendapatan negara (Sudirman dan Amiruddin : 2015). Pajak untuk negara ini
didapatkan dari warga negara yang menjadi objek pajak yang mana seperti PPh atau pajak atas
penghasilan, PPN atau pajak atas pertambahan nilai serta PPnBM atau pajak atas penjualan
barang mewah, bea cukai materai, pajak bumi dan bangunan, bea pendapatan hak atas tanah serta
bangunan. Berkembangnya dunia dalam perpajakan ini dapat dicermati dari reformasi pajak dan
dibuktikkan juga dari meningkatnya pendapatan dari segi perpajakan yang dapat dicermati ke
dalam APBN dan juga APBD.

Jika melihat UU Nomor 7 Tahun 1983 di mana sudah beberapa kali diamandemen terakhir
dengan UU.Nomor 36 Tahun 2008 PPh yakni pajak yang dibebankan diambil dari penghasilan
atas wajib pajak. Individu subjek pajak di dalam negeri yang berbentuk gaji, upah, honor dan lain
dengan suatu nama dan dalam bentuk apa saja berkaitan dengan suatu pekerjaan atau dapat juga
jabatan, sebuah jasa dan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau orang pribadi subjek
pajak di dalam negeri, sebagaimana yang dimaksud ke dalam pasal 21 UU Pajak Penghasilan.
Jika melihat Peraturan Direktur Jenderal Pajak atau DJP Nomor PER-16/PJ/2016 PPh Pasal 21
yakni pajak atas suatu penghasilan berbentuk gaji, upah, honor dan lain dengan suatu nama dan
dalam bentuk apa saja berkaitan dengan suatu pekerjaan atau dapat jabatan, sebuah jasa, dan
aktivitas yang dilaksanakan oleh individu atau orang pribadi subyek pajak yang ada di dalam
negeri. Subjek pajak dari PPh pasal 21 ini diantaranya karyawan baik tetap maupun tidak tetap
dan ASN. PKPP atau Penghasilan tidak kena pajak tertulis dimulai tanggal 1 januari 2016 sudah
ditetapkan ke dalam PerMenKeu Nomor 101/PMK.101/2016 Tentang berapa besaran
penghasilan yang tidak terkena pajak. Dengan adanya suatu perubahan UU pajak ini maka berarti
wajib pajak harus dapat bertanggung jawab atas kewajiban pajaknya mulai pada saat pendaftaran
sebagaimana subjek pajak untuk mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok.Wajib Pajak (NPWP)
dalam menghitung, menyetorkan pajak dan melaporkannya.ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
atas biaya yang terhutang, dengan hal ini bagi wajib pajak diharapkan dapat memenuhi
kewajiban pajaknya sesuai yang sudah tertulis.

Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara dalam bidang pajak ini salah satunya dapat

dilakukan dengan ekstensifikasi yakni usaha menumbuhkan pendapatan pajak, caranya yakni

menambah total wajib pajak Wajib Pajak yang tidak pernah mendaftar atau menambah jenis-jenis

pajak yang belum ada atau baru (Simanjuntak, dkk, 2012). Metode ini dinilai efisien untuk dapat

menumbuhkan kepatuhan akan pajak pada masyarakat, perbaikan atas pelayanan pada pajak, dan

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya. Farouq (2018: 3) menjelaskan yaitu kepatuhan akan wajib pajak atau WP adalah kunci

utama keberhasilan dari pemerintah dalam mengumpulkan pendapatan di sektor pajak, bukan

sekedar menampilkan suatu aspek pemungutan pada pajak yang sifatnya memaksa, tetapi juga

wajib disertakan dengan rangkaian peraturan, prosedur dan juga pelayanan administrasi yang

elegan. Menurut Miladia (2010) supaya wajib pajak yang menjadi target dapat tercapai,

dibutuhkan suatu kesadaran serta kepatuhan dari WP untuk dapat memenuhi suatu kewajiban pajak

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Perihal ini yakni sebuah faktor yang dapat dibilang

penting untuk meningkatkan pendapatan pajak, sehingga butuh diadakan dengan rutin dalam

mengkaji tentang faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh akan. kepatuhan WP.

Peneliti menemukan fenomena yang bersumber dari situs online Kompas yaitu Menkop UKM

(Menteri Koperasi dan UKM) Teten Masduki menyatakan bahwa kontribusi pajak UMKM ini

masih rendah terhadap penerimaan pajak nasional. Maka dari itu, ia mulai mendorong para pelaku

UMKM untuk dapat patuh membayar pajak sebab Pajak Penghasilan (PPh) Final UMKM hanya

berkisar 0,5 persen dari omzet, Kamis (16/9/2021). Dilanjutkan dengan temuan fenomena lain

Pendapatan pajak di Kanwil DJP Jawa Tengah 2 meraih angka 53,35 persen atau sekitar

Rp6.654.000.000.000 dari jumlah target yang jumlahnya senilai Rp12.474.000.000.000 hingga

31/08/2021. Perwujudan ini mengalami suatu peningkatan netto sekitar 0,95 persen. Dengan

melihat hal lain, di lingkup yang sama pendapatan pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya

Surakarta relatif rendah 37,77%. Sementara KPP Pratama Surakarta ada di tingkatan ke delapan

dari total 11 KPP Pratama dan 1 KPP Madya di lingkup yang sama. Perolehan pendapatan pajak

KPP Pratama Surakarta ini senilai 56,18 persen atau sebesar Rp6.570.000.000 dari total target

yang jumlahnya sebesar Rp1.171.000.000.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumusan Masalah

Pajak merupakan penerimaan terbesar bagi negara Indonesia. Pendapatan pajak negara ini

didapatkan dari pajak di mana dibebankan kepada Wajib Pajak, yang mana salah satu objeknya

yakni Wajib Pajak individu atau Orang Pribadi. WP Orang Pribadi memliki kontribusi yang begitu

besar untuk meningkatkan pendapatan pajak suatu negara yakni WP OP yang melaksanakan suatu

usaha, baik itu usaha mikro, usaha kecil, ataupun usaha menengah. Wajib Pajak wajib patuh dalam

kegiatan pemenuhan kewajiban dan melakukan hak pajaknya. Banyak faktor dapat memengaruhi

kepatuhan akan wajib pajak yaitu kualitas dalam layanan petugas pajak, sanksi dalam pajak serta

patriotisme.

Didasarkan latar belakang yang sudah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ialah:

1. Apakah kualitas pelayanan petugas pajak berpengaruh pada kepatuhan akan wajib pajak

pelaku usaha seperti UMKM?

2. Apakah sebuah sanksi dalam pajak ini memiliki pengaruh pada kepatuhan akan wajib pajak

pelaku usaha seperti UMKM?

3. Apakah patriotisme memiliki pengaruh terhadap kepatuhan akan wajib pajak pelaku usaha

seperti UMKM?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak terhadap kepatuhan subjek

pajak pelaku UMKM

2. Untuk dapat mengetahui pengaruh sanksi pajak pada kepatuhan subjek pajak pelaku UMKM

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk dapat mengetahui pengaruh patriotisme pajak terhadap ketaatan wajib pajak pelaku UMKM

Kontribusi Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya dalam variabel yang

ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini menggunakan variabel kualitas pelayanan pajak,

sanksi pajak dan patriotisme. Penelitian ini mengkolaborasikan beberapa hasil penelitian terdahulu

dengan menambahkan karakteristik individual berupa sikap patriotisme, yang masih jarang diteliti

oleh peneliti lain dalam kaitannya dengan kebutuhan wajib pajak dalam bidang perpajakan.

Peneliti menambahkan variabel patriotisme sebagai variabel independen dan menjadikan wajib

pajak pelaku UMKM sebagai subjek dalam penelitian ini. Penggunaan variabel patriotisme belum

banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Kontribusi Praktis

1. Hasil dari penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti diharapkan dapat menjadi saran atau

masukan dan bahan untuk pertimbangan untuk Pemerintah Surakarta dalam mengambil

keputusan agar peraturan perpajakan dalam berjalan lebih baik sehingga mampu

meningkatkan kepatuhan akan wajib pajak UMKM.

2. Hasil dari penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti diharapkan dapat memberikan

informasi yng berkaitan dengan kepatuhan membayar pajak bagi pelaku UMKM sehingga

dapat digunakan sebagai evaluasi dan informasi tentang taat dan patuh membayar pajak di

masa yang akan datang.

3. Hasil dari penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan sumber

referensi untuk penelitian selanjutnya sebagai informasi tambahan dan dapat mendorong

peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih luas mengenai kepatuhan wajib pajak UMKM.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tinjauan Teori Dan Pengembangan Hipotesis

1. Theory of Planned Behavior

Menurut Ajzen (1991) menjelaskan bahwa Theory of Planned Behavior atau TPB yakni teori yang

harus dirancang untuk memperkirakan serta menerangkan tingkah laku manusia pada hal yang

khusus. Teori ini adalah penyempurnaan dari teori lain yakni Theory of Reasoned Action atau biasa

disingkat menjadi TRA. Hal utama yang menjadi fokus dalam Teori ini sendiri yakni intention dari

seseorang untuk melaksanakan suatu perilaku. Dijelaskan oleh Ajzen (2002) menjelaskan tentang

definisi dari Theory of Planned Behavior ialah tindakan individu yang berdasarkan niat hanya

apabila ia mempunyai kendali terhadap tingkah lakunya. Faktor-faktor Theory Planned

Behaviour (TPB)

2. Teori Atribusi (Atribution Theory)

Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh Frizt Heider (1958). Menurut Heider, setiap

individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuwan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk

mengerti tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan

informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang sebab-sebab orang lain

bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab

mengapa seseorang berbuat dengan cara-cara tertentu. Teori atribusi merupakan proses

menyimpulkan motif, maksud, karakteristik, orang lain dengan melihat pada perilaku yang

tampak. Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu berperilaku tertentu.

Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia

untuk menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain. attribution

theory merupakan posisi tanpa perlu disadari pada saat melakukan sesuatu menyebabkan orang-

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang yang sedang menjalani sejumlah tes bisa memastikan apakah perkataan-perkataan dan

perbuatan-perbuatan orang lain dapat merefleksikan sifat-sifat karakteristik yang tersembunyi

dalam dirinya, atau hanya berupa reaksi-reaksi yang dipaksakan terhadap situasi tertentu. Atribusi

mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri.

3. Pajak

Pajak merupakan sumbangsih kepada suatu negara di mana masih terhutang dari wajib pajak OP

ataupun badan yang sifatnya ini pemaksaan didasari oleh UU, dengan tak memperoleh umpan

balik langsung sertadipakai untuk kebutuhan negara yang tinggi demi kesejahteraan rakyat, hal ini

tertulis (UU Nomor 28 2007). Pembayaran pajak ini ialah upaya dari kewajiban menjadi warga

negara dan kegunaan dari Wajib Pajak langsung serta bersama-sama melakukan kewajiban pajak

supaya dapat membiayai negara beserta pembangunan berskala luas. Sama apa yang ada di UU

pajak, memenuhi kewajiban pajak ini tidak cuma sebagai keharusan, akan tetapi ialah hak tiap

masyarakat untuk turut serta aktif atau berfungsi terhadap membiayai negara dan juga

pembangunan berskala luas.

4. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

UMKM ialah pengertia umum di dunia ekonomi yang menujuk kepada usaha ekonomi produktif

yang dipunyai seseorang ataupun badan usaha sesuai dengan jenis yang ditentukan oleh undang-

undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, usaha Kecil dan usaha Menengah. Penjelasan

dari Maharani (2015) memaparkan bisnis Mikro Kecil serta Menengah (UMKM) ialah bagian

penting bagi segi ekonomi di sebuah daerah ataupun negara. Dalam Usaha mikro kecil dan

menengah cukup berguna dalam segi ekonomi Indonesia, sebagai contoh yaitu UMKM cukup

memiliki peranan ketika terjadi peristiwa darurat moneter pada 1998 dan dianggap sebagai sebuah

penyelamat di dalam proses membangkitkan ekonomi negara, dapat menumbuhkan ekonomi

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atupun penyerapan atas tenaga kerja. Klasifikasi UMKM ini lazimnya dilaksanakan dengan

batasan pendapatan per tahun, total kekayaan dan jumlah dari karyawan.

5. Kepatuhan Wajib Pajak

WP ialah OP dan suatu lembaga, mencakup membayar pajak, memotong pajak, serta memungut

pajak, di mana memiliki hak serta kewajiban perpajakan yang sesuai dengan aturan peraturan UU

pajak yang berlaku. Thomas (2017:9) menerangkan bahwa wajib pajak yaitu orang pribadi atau

badan, mencakup pembayaran total pajak, pemotongan total pajak, dan pemungutan total pajak

yang memiliki hak serta kewajiban pajak yang sama dengan ketentuan peraturan UU pajak.

Kepatuhan wajib pajak yakni tingkat di mana wajib pajak OP atupun lembaga harus mematuhi UU

dan administrasi pajak yang berlaku tetapi tidak adanya otoritas hukum. Kepatuhan ini adalah

kepatuhan akan otoritas pajak juga regulasinya, sementara kepatuhan di dalam pajak ini ialah

tingkat sampai seberapa jauh WP dapat memenuhi sifat kepatuhan UU pajak (Nasucha, 2004).

6. Kualitas Pelayanan Petugas Pajak

Menurut Masinambow (2013) layanan dari fiskus yakni metode atau sebuah proses otoritas pajak

untuk melayani serta membantu dan mengurus, serta mempersiapkan segala keperluan yang mana

diperlukan WP. Pihak otoritas pajak diharapkan memberikan pelayanan terbaik kepada WP guna

meningkatkan kepatuhan WP dalam pemenuhan kewajiban pajaknya. Menurut Supadmi (2009)

untuk dapat menumbuhkan kepatuhan WP untuk pemenuhan kewajiban pajaknya, kualitas

pelayanan pajak harus dapat ditingkatkan oleh aparat pajak. kualitas pelayanan ini juga harus

dianggap sebagai perbandingan antara harapan yang diekspektasikan oleh klien dengan anggapan

dari mereka atas hasil kinerja nyata dari sebuah layanan. Niat dari wajib pajak demi dapat

membayarkan pajak didominasi oleh kualitas pelayanan yang mana diberikan pemerintah.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Sanksi Perpajakan

Sanksi atas perpajakan adalah putusan bahwa suatu peraturan UU pajak akan terjamin dipatuhi.

Sanksi dalam perpajakan ini ialah alat untuk mencegah supaya WP tak dapat melanggar peraturan.

WP diharapkan dapat memenuhi peraturan UU pajak jika ada sanksi pajak yang cukup tegas untuk

para kliennya. Ketidaselarasan akan wajib pajak ini dalam memberlakukan sistem self assessment

dapat meluas jika tidak disediakannya sebuah aturan yang tegas dari lembaga perpajakan

(Afriyanti, 2012). Resmi (2014) memaparkan bahwa alasan adanya sanksi suatu pajak yaitu

adanya pelanggaran terhadap aturan UU pada pajak, terus membesar kekeliruan yang dilaksanakan

oleh wajib sehingga sanksi yang dibebankan ini juga akan menjadi berat. Dalam undang-undang

dari perpajakan disebut dua sanksi yaitu sanksi administrasi serta sanksi pidana.

8. Patriotisme

Patriotisme ini diawali dari suku kata ‘patriot’ serta ‘isme’ yang mempunyai pengertian sifat dari

jiwa pahlawan, dapat diartikan sebagai heroisme dan patriotisme dalam bahasa asing. Sikap

berkorban ini dapat berbentuk materi atau jiwa serta raga dari seseorang. Dalam KBBI atau kamus

besar bahasa indonesia, didefinisikan patriotisme ialah sikap dari seseorang yang sedia untuk

mengorbankan semuanya demi mendapatkan kejayaan serta kemakmuran dari bangsanya, rasa

cinta tanah air. Seperti yang dijelaskan Davidov (2009) menerangkan kekuatan individu bagian

dari suatu negara ditampilkam dengan sikap mempunyai, cinta, loyalitas, bangga, dan melindungi

atas komunitas di bangsanya.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengembangan Hipotesis

Hipotesesis adalah kutipan mengenai sesuatu hal yang wajib diuji kebenarannya. Hal ini supaya

penelitian ini ada arah serta sesuai dengan yang diekspektasikan maka peneliti menentukan

hipotesisnya yakni :

1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Menurut Masinambow (2013) pelayanan fiskus ialah cara atau proses petugas pajak untuk

melayani atau membantu, mengurus, serta menyiapkan segala keperluan yang diperlukan wajib

pajak. Hasil penelitian ini dilakukan oleh Kadek Juniati dan Putu Ery (2017) Desi Permata, dkk

(2019) mengatakan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh secara positif secara signifikan

terhadap kepatuhan akan wajib pajak. Sementara penelitian yang dilaksanakan oleh Stefani

Siahaan & Halimatusyadiah (2018), dan Listyowati, dkk (2021) menyatakan menyatakan bahwa

kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh sama sekali terhadap kepatuhan WP.

H1 : Kualitas Pelayanan Petugas Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

2. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Sanksi akan pajak adalah ketegasan atas ketentuan UU pajak untuk dituruti. Sanksi pajak ini alat

untuk mencegah supaya WP tak dapat melanggar suatu aturan pajak. Hasil Penelitian yang

dilaksanakan oleh Kadek Juniati dan Putu Ery (2017), I Putu Indra dan Ni Ketut (2016), Stefani

Siahaan & Halimatusyadiah (2018) ini mengatakan bahwa sanksi pajak dapat berpengaruh positif

dan signifikan atas kepatuhan akan WP.

H2 : Sanksi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengaruh Patriotisme terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Di dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme ialah suatu sikap

individu yang bersedia berkoban seluruhnya demi sebuah glory dan kemakmuran akan bangsanya,

semangat tanah air. Bersikap patriotism ini akan mendorong seseorang dapat patuh atas semua

aturan dan memenuhi suatu kewajiban akan pajaknya sebab dirasa dapat membantu bangsa serta

negaranya atas pajak yang dibayar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rachmatika dan

Zulaikha (2016) serta Rio Johan (2017) menyatakan bahwa patriotisme memiliki pengaruh positif

dan signifikan atas kepatuhan WP.

H3 : Patriotisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Model Penelitian

Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran penelitian yang lebih jelas, maka gambar sebuah

model penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Kualitas Pelayanan
Petugas Pajak (X1)

Sanksi Perpajakan (X2) Kepatuhan Wajib Pajak


(Y)

Patriotisme (X3)

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif yang pendekatannya memakai pendekatan

survey. Dengan demikian model penelitian ini memakai model-model statistika yang alat

pengumpulan data utamanya menggunakan kuisoner. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis

pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak, sanksi perpajakan dan patriotesme terhadapkepatuhan

wajib pajak pelaku UMKM di Kota Surakarta.

Populasi dan Sample Penelitian

Populasi yakni keseluruhan suatu objek atau subjek penelitian (Arikunto, 2013). yang ada di

penelitian ini research berkaitan dengan populasi di mana dipakai yakni semua pegiat usaha usaha

di mana bertempat di Surakarta. Metode yang.digunakan untuk pengambilan sampel adalah

Convenience Sampling.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini diambil secara langsung dengan cara survei dan menggunakan jenis data primer.

Metode survey tersebut adalah media angket (kuesioner) yang digunakan untuk pengumpulan data

primer dengan cara.memberikan beberapa pertanyaan kepada responden lalu peneliti meminta

kepada respoden untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut sesuai pendapat mereka atau

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Definisi Operasional Variable

1. Kepatuhan Akan Wajib Pajak

Kepatuhan WP diartikan yakni wajib pajak memiliki ketersediaan dalam pemenuhan

kewajiban pajak yang sesuai dengan regulasi yang berlaku tanpa harus mengadakan suatu

penyidikan, investigasi, ancaman dan pengaplikasian sanksi di mana baik hukum ataupun

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
administrasi seperti yang dijelaskan oleh Gunadi (2013:94). Berikut ini pengukuran kepatuhan

wajib pajak menurut Agustiningsih (2016) terdapat 4 (empat) indikator, yaitu :

a. Kepatuhan untuk menuliskan nama diri sendiri.

b. Kepatuhan melaporkan ulang laporan Surat Pemberitahuan (SPT)

c. Kepatuhan atas hitungan serta pembayaran pajak yang terhutang

d. Kepatuhan untuk membayar sisa pajak terutang beserta sanksinya

2. Kualitas Pelayanan Petugas Pajak

Kualitas pelayanan Petugas Pajak merupakan tingkat.layanan yang diberikan oleh petugas

pajak yang berkaitan.dengan harapan dan kebutuhan pelanggan yang sedang melakukan

pengurusan pajak. Berikut ini indikator pengukuran kualitas pelayanan petugas pajak menurut

Listiyowati, dkk (2021), yaitu :

a. Pelayanan.

b. Kualitas sumber daya manusia.

c. Pengetahuan atas suatu regulasi perpajakan.

d. Sistem informasi yang berlaku di dalam pajak.

e. Kualitas lingkungan dari kantor pajak.

3. Sanksi Perpajakan

Sanksi atas perpajakan adalah sebuah kendali dari pemerintah demi terwujudnya taat pada

peraturan-peraturan kepada masyarakat supaya tidak terdapat pelanggaran saat memenuhi

kewajiban pajak oleh WP, Siti Kurnia Rahayu (2017:170). Berikut ini indikator pengukuran

sanksi pajak menurut Rochmat (2010) yaitu :

a. Sanksi diberikan kepada wajib pajak diharuskan tegas.

b. Sanksi pajak diharuskan tidak ada kompromi dan tak ada toleransi.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Sanksi diberikan harusnya adil.

d. Harusnya sanksi diberikan dapat membuat jera.

4. Patriotisme

Patriotisme yakni rasa yang tumbuh cinta pada bangsanya sendiri di manarela berkorban

semuanya untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya, sepertu yabg diijelaskan oleh

Suprapto .(2007:38). Berikut indikator pengukuran patriotisme menurut Budiyono (2007:215-

216) yakni:

a. Jiwa nasionalisme tinggi, yakni kesadaran untuk melindungi tanah airnya di mana

mengeluarkan semua yang ia dapat.

b. Nasionalisme ini sudah diturunkan oleh pejuang zaman dulu, bahkan dari pemimpin di

masa kepemimpinannya seperti Soekarno.

c. Keyakinannya akan perjuangannya ini benar, jika dilihat dari segi agama, rasio ataupun

pesan dari bangsa untuk tetap memperjuangkan kemerdekaan dengan semua metode..

d. Kesadaran demi dapat berbuat terbaik untuk mengharumkan negara serta bangsa

a. Metode Pengukuran

Metode pengukuran data pada penelitian ini dengan cara menyebarluaskan kuiesioner sehingga

untuk pengambilan datanya dibagi menjadi dua kategori pengisian yaitu kategori pertama berisi

sembilan pertanyaan yaitu nama pengisi kuesioner, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,

kepemilikan NPWP, nama usaha, jenis usaha, lama usaha, dan.tingkat penghasilan per bulan. Lalu,

kategori berikutnya berisi pertanyaan yang berkaitan dengan variabel pada penelitian ini yang

metode pengukurannya menggunakan metode pengukuran skala likert lima poin, dengan

klasifikasi sebagai berikut:

a) SS (Sangat Setuju) mendapatkan angka 5

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Jawaban S (Setuju) mendapatkan angka 4

c) Jawaban N (Netral) mendapatkan angka 3

d) Jawaban TS (Tidak Setuju) mendapatkan angka 2

e) STS (Sangat Tidak Setuju) mendapatkan angka 1

Uji Validitas

Uji validitas dipakai untuk menguji apakah valid atau tidaknya kuesioner. Validity ini sebuah tolak

ukur di mana menampilkan level kevalidan pada sebuah instrumen, sebagaimana yang dijelaskan

oleh (Arikunto, 2013: 211). Uji validitas ini memakai software bernama SPSS. Kriteria dalam uji

ini merupakan sebuah item yang mana dapat dikatakan valid jika kemungkinan ditunjukkan < 0,05

atau kebalikannya apabila kemungkinan ≥ 0,05 itu berarti item tersebut dikatakan tak valid seperti

yang dijelaskan oleh (Ghozali, 2011: 45).

Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dipakai untuk mengukur sebuah kuesioner di mana indicator dari suatu variabel.

Apabila jawaban dari pengisi atas pertanyaan stabil dari periode tertentu maka angket tersebut

dipakai dapat dinyatakan reliabel (Ghozali, 2011:42). Penelitian ini research melaksanakan uji

reliabilitas memakai aplikasi SPSS dengan uji statistik menggunakan Cronbach Alpha (𝛼). Varibel

dapat dinyatakan reliabel apabila nilai tersebut besarnya sebagai berikut Cronbach Alpha > 0,60

hal ini dijelaskan oleh (Ghozali, 2011:42).

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dipakai untuk mengukur tentang adanya suatu hubungan

antar variabel independen di dalam suatu model regresi. Pengujian dihitung menggunakan

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perhitungan tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria uji multikolineritas adalah

apabila nilai tolerance > 0,10 serta nilai VIF < 10 maka tak akan terjadi hubungan multikolinearitas

dalam penelitian, sebaliknya apabila angka tolerance < 0,10 dan VIF > 10 dapat dikatakan ada

hubungan multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas berarti tidak lolos uji tersebut (Ghozali,

2011).

Uji Autokorelasi

Pengujian statistik untuk dipakai dalam melihat autokorelasi yaitu menggunakan metode Runs

Test. Jika p value di atas 0,05 itu berarti tak terjadi adanya autokorelasi, sebaliknya bila p value di

bawah 0,05 maka hal ini membuktikan terjadi adanya autokorelasi (Ghozali, 2011: 119).

Uji Heterokedastisitas

. Apabila varian residual 1 pengamat lain. Maka tetap disebut homokedastisitas dan apabila

berbeda maka dikatakan heterokedatisitas. Model pada regresi yang baik yakni tidak terjadi

heteroskedastisitas atau dapat terjadi homokesatisitas. Kriteria pengujian hetoreskedastisitas

adalah jika p-value 0,05 itu berarti tak terjadi heteroskedastisitas, jika dibalik yaitu p-value < 0,05

itu berarti menujukkan heteroskedastisitas, seperti yang sudah dijelaskan di atas (Ghozali, 2011).

Uji Normalitas

Pengujian normalitas pada penelitian ini research memakai pengujian Kolmogorov Smirnov

dengan aplikasi SPSS. Kriteria putusan jika p value di atas 0,05, itu berarti sebaran data residual

tersebut distribusi normal. Apabila kebalikan jika p value < 0,05 itu berarti sebaran data residual

dinyatakan tak dekat dengan distribusi normal (Ghozali, 2011: 165).

Uji Analisis Regresi Berganda

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisa ini dipakai untuk memahami langkah suatu korelasi antara variabel bebas dengan variabel

yang terikat apakah tiap-tiap variabel bebas berkaitan positif atau negative dan untuk

memperkirakan nilai variabel independen mengalami kenaikan atau.penurunan. Model regresi

dalam penelitian ini adalah:

Y= a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + e (Sugiyono, 2010)

Uji t

Pengujian t ini bertujuan untuk membuktikkan suatu signifikansi pengaruh dari variabel bebas atas

suatu variabel dependen. Jika melihat suatu p value, itu dapat dipilih atas suatu hipotesa nihil (Ho)

didukung atau ditolak. Jika p value di atas 0,05 itu berarti Ho ini akan didukung dan Ha akan

ditolak, dalam artian tak adanya pengaruh signifikan variabel bebas atas variabel dependen,

kebalikannya jika p value di bawah 0,05 maka Ha didukung dan Ho akan ditolak, dalam artian ada

s pengaruh cukup signifikan atas variabel indenpenden terhadap variabel dependen.

Uji F

Uji F ini dipakai untuk menguji apakah semua variabel bebas memiliki pengaruh secara sama

terhadap variabel terikat. Apabila nilai (F-statistik) < 5% maka model ini layak atau fit dimana

variabel independen atau bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (Ghozali, 2011).

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen

atau bebas terhadap suatu variabel dependen. Nilai pada koefisien determinasi ini antara nihil dan

satu. Besaran nilai R2 yang kecil itu tandanya kemampuan variabel-variabel bebas di dalam

menerangkan variasi variabel dependen cukup terbatas. Angka atau nilai yang dekat satu itu

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tandanya variabel - variabel bebas mendominasi sebagian besar seluruh informasi di mana

diperlukan untuk memperkirakan variasi dari variabel dependen (Ghozali, 2011).

Kesimpulan

Penelitian ini mengukur pengaruh quality kualitas pelayanan otoritas pajak, sanksi pajak serta

patriotisme atas kepatuhan akan wajib pajak. Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dan hasil

pengujian yang sudah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Kualitas pelayanan petugas pajak tidak memiliki pengaruh atas kepatuhan akan wajib pajak.

2. Sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh atas kepatuhan akan wajib pajak.

3. Patriotisme memiliki pengaruh atas kepatuhan akan wajib pajak.

Keterbatasan Penelitian

Dalam proses menulis dan menyelesaikan penelitian, tak lepas dari suatu hambatan, yang mana

tak peneliti sendiri harapkan terjadi pada penelitian berikutnya. Berikut ini adalah hambatan saat

pembuatan penelitian di mana ditemukan oleh peneliti, yakni:

1. Total pengisi akhir yang cuma 56 orang, di mana masih jauh untuk keadaan yang sebenarnya.

Jumlah tersebut tidak dapat mencerminkan keseluruhan jumlah Wajib Pajak UMKM yang

ada di Surakarta yang tidak peneliti ketahui.

2. Penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga dikhawatirkan adanya respon bias dari

jawaban responden yang disebabkan ketidakeriusan, ketidakjujuran dalam menjawab

kuesioner.

Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Didasarkan dengan keterbatasan dari penelitian yang telah diterangkan, sehingga peneliti dapat

membuat rekomendasi untuk penelitian selanjutnya supaya penelitian yang dilaksanakan lebih

memiliki kualitas dari penelitian ini.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Peneliti berikutnya lebih dapat mengatur jadwal penyebaran kuesioner supaya memperoleh

hasil sesuai dan menggunakan metode wawancara untuk mengurangi respon bias dari

responden.

2. Peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel. lain untuk memperkuat hasil dari

penelitian.

3. Penelitian yang akan datang dapat memakai obyek lain dengan variabel sama. Obyek

tersebut dapat berbentuk pekerjaan bebas seperti contohnya pengacara.

Daftar Pusaka

Adiningtyas, S dan Zulaikha. 2016. Pengaruh Kompetensi Pembukuan, Risiko Pemeriksaan, Dan

Patriotisme Ekonomi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Diponegoro Journal Of

Accounting. Vol. 5, No. 2, Tahun 2016, Halaman 1-15. ISSN (Online): 2337-3806.

Davidov, Eldad. 2009. Measurement Equivalence of Nationalism and Constructive Patriotism in

the ISSP: 34 Countries in a Comparative Perspective, Political Analysis: 64-82.

Farouq, M. 2018. Hukum Pajak di Indonesia. Edisi Pertama. Perpustakaan Nasional: Katalog

Dalam Terbitan (KDT). Penerbit Kencana.

Hasan M, Ma’ruf dan Supatminingsih, Sri. 2020. The Effect Of Pajak Rate Perception, Pajak

Understanding, And Pajak Sanctions On Pajak Compliance With Small And Medium

Enterprises (Msme) In Sukoharjo. International Journal of Economics, Business and

Accounting Research (IJEBAR). Vol. 04, Issue. 04, 2020. E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN

2622-4771.

James, Simon, Clinton Alley. 2004. Pajak Compliance, Self Assessment and Pajak

Administration. Journal of Finance and Management in Public Service. Vol.2 No. 2,

page: 27-42.

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Johan, Rio, P. 2017. Pengaruh Patriotisme, Commitment, dan Caputilation Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Dalam Penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi.

Juniati, K, Putri dan Ery P, Setiawan. 2017. Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman

Perpajakan, Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 18, No. 2, Februari 2017. ISSN:

1112-1140.

Listyowati, dkk. 2021. Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal

Akuntansi Indonesia. Vol. 10, No. 1, Januari 2021, Hal. 41 – 59. ISSN: 0216-6747 ; E-

ISSN: 2655-9552.

Maxuel, Afeni dan Primastiwi, Anita. 2021. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Sanksi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm E-Commerce. JRMB. Vol. 16, No.

1, Juni 2021.

Nazaruddin, Ietje. 2019. The Role of Religiosity and Patriotism in Improving Pajakpayer

Compliance. Journal of Accounting and Investment. Vol. 20, No. 1, January 2019. 115-

129.

Nurmantu, S. 2000. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta. Ind-Hil-Co.

Permata, Desi, dkk. 2019. Pengaruh Pemahaman Pajak, Pelayanan Aparat Pajak, Sanksi

Perpajakan Dan Preferensi Risiko Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak( Studi

Kasus Umkm Toko Elektronik Di Kecamatan Sitiung Dharmasraya). Jurnal Teknologi

Dan Sistem Informasi Bisnis. Vol. 01, No. 02, Juli, 2019. ISSN : 2655-8238.

Paramartha, I Putu dan Rasmini, Ketut N. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Dan

Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. Vol.15, No.1, April, 2016. ISSN: 641-666

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siahaan, Stefani dan Halimatusyadiah. 2018. Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sosialisasi

Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi. Vol. 8, No. 1. ISSN : 2303-0356.

Simanjuntak, dkk. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta:

Penerbit Raih asa Sukses (Penebar Swadaya Grup).

repository.stieykpn.ac.id

Anda mungkin juga menyukai